Penetapan kadar phlorotannin dalam fraksi etil asetat alga coklat sargassum cymosum C. Agardh dengan metode kolorimetri folin ciocalteau - USD Repository

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

PENETAPAN KADAR PHLOROTANNIN DALAM FRAKSI ETIL
ASETAT ALGA COKLAT Sargassum cymosum C. Agardh
DENGAN METODE KOLORIMETRI FOLIN CIOCALTEAU

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi

Diajukan oleh :
Andriani Noerlita Ningrum
NIM :048114063

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

PENETAPAN KADAR PHLOROTANNIN DALAM FRAKSI ETIL
ASETAT ALGA COKLAT Sargassum cymosum C. Agardh
DENGAN METODE KOLORIMETRI FOLIN CIOCALTEAU

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi


Diajukan oleh :
Andriani Noerlita Ningrum
NIM :048114063

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008

ii

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

iii


PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

iv

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama


: Andriani Noerlita Ningrum

Nomor Mahasiswa

: 048114063

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“Penetapan Kadar Phlorotannin dalam Fraksi Etil Asetat Alga Coklat Sargassum cymosum C. Agardh dengan Metode Kolorimetri Folin Ciocalteau”
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 27 Juni 2008


Yang menyatakan

Andriani Noerlita Ningrum

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Siapapun yang bermaksud menjadi seorang guru bagi manusia, biarlah dia
mengawali dengan mengajari dirinya sendiri sebelum mengajari orang lain, dan
mengajar dengan teladan sebelum mengajar dengan kata-kata. Selama dia
mengajar dirinya sendiri dan memperbaiki perilakunya sendiri, ia lebih patut
dihargai dan dihormati, daripada dia yang mengajari dan mencoba
memperbaiki perilaku orang lain (Kahlil Gibran).


Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Keluarga, ayah, ibu, adik-adikku tercinta,
Teman-teman dan penyemangat hidupku,
Almamaterku.

v

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya penelitian untuk skripsi yang berjudul ”Penetapan Kadar
Phlorotannin dalam Fraksi Etil Asetat Alga Coklat Sargassum cymosum C.

Agardh dengan Metode Kolorimetri Folin Ciocalteau”. Penelitian ini merupakan
bagian dari program hibah penelitian, dan menjadi tahap awal penelitian selanjutnya
yaitu aplikasi phlorotannin yang terkandung dalam alga di bidang kosmetik
khususnya sebagai sunscreen yang memiliki efek fotoprotektif.
Selama pelaksanaan penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi, penulis
menerima banyak bantuan, dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.

Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, yang selalu
memberi petunjuk dalam setiap langkah.

2.

Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.

3.

Ibu Dra. A. Nora Iska Harnita, M.Si., Apt., selaku Ketua peneliti dalam salah

satu penelitian program hibah.

Terima kasih telah menjadikan penulis

sebagai bagian dari proyek ini, memberikan semangat dan kritik yang
membangun.

vi

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

4.

Bapak Ign. Kristio Budiasmoro, M.Si., selaku dosen pembimbing dan penguji
yang telah banyak meluangkan waktu, memberi saran, kritik, serta dorongan

sehingga proses penyusunan skripsi ini dapat berjalan lancar.

5.

Ibu Christine Patramurti, M.Si., Apt., selaku dosen penguji yang telah banyak
memberi masukan dan arahan untuk perbaikan skripsi ini.

6.

Ibu Erna Tri Wulandari, M.Si., Apt., selaku dosen penguji yang telah banyak
memberi masukan yang bermanfaat bagi skripsi ini.

7.

Semua dosen yang telah menjadikan penulis ada dan berguna. Terima kasih
atas bimbingannya.

8.

Semua laboran khususnya laboran lantai 4 (Mas Kunto, Mas Parlan, Mas

Wagiran, Pak Prapto) untuk kerja sama dan bantuannya selama penelitian.

9.

Keluarga tercinta, Bapak, Ibu, Dek Ari, Dek Rio yang tak bosan-bosannya
memberikan kasih sayang dan semangat untuk terus melangkah.

10. Wisnu, yang mengajariku untuk terus berusaha dan bertahan sampai akhir.
Terima kasih untuk perhatian, support, dan harapan yang membuatku terus
terjaga. Terima kasih untuk tiap detik yang terasa semakin singkat.
11. Teman-teman satu proyek, Hendry, Angel, Dewi, Fani, Elsa, Dipta, temanteman proyek ”teh” (esp. Dona), terima kasih atas support dan bantuannya
selama penelitian sampai penyusunan skripsi.
12. The big family of ”kontrakan kartun”, felic, ndk, pakdhe, gogon, bela, tedy,
tembi, edo, anna, cicil, tery, ina, chacha, ririn. Thanks for the amazing life.

vii

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN

TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

13. Teman-teman Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan semua yang
berperan dalam penelitian sampai penyusunan skripsi, yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyelesaian
skripsi ini, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membantu
menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi banyak orang.
Terima kasih.

Yogyakarta, 19 April 2008
Penulis

Andriani Noerlita Ningrum

viii

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 19 April 2008
Penulis

Andriani Noerlita Ningrum

ix

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

INTISARI

Alga coklat adalah alga laut yang terbesar ukurannya dan bentuknya sangat
beragam. Salah satunya adalah Sargassum cymosum C. Agardh yang banyak tumbuh
di perairan Indonesia.
Tumbuhan alga, khususnya alga coklat mengandung
phlorotannin yang memiliki beberapa aktivitas biologik. Namun pemanfaatan
sumber bahan bioaktif dari alga di bidang industri farmasi, kosmetik, dan makanan
belum banyak dilakukan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan phlorotannin dan
menetapkan kadar phlorotannin dalam fraksi etil asetat alga coklat Sargassum
cymosum C. Agardh menggunakan metode kolorimetri Folin Ciocalteau. Metode
penelitiannya adalah non eksperimental. Ektraksi menggunakan metode soxhletasi
dengan cairan penyari metanol. Ekstrak kental kemudian difraksinasi dengan
kloroform, akuades, dan etil asetat untuk mendapatkan phlorotannin.
Kadar phlorotannin dalam fraksi etil asetat ditetapkan dengan metode
kolorimetri Folin Ciocalteau. Menggunakan larutan standar phloroglucinol yang
dibuat seri konsentrasi baku 1,0; 2,0; 3,0; 4,0; 5,0; dan 6,0 ppm dengan pelarut aseton
75%. Konsentrasi phlorotannin dihitung equivalen dengan phloroglucinol (mg
PGE/g fraksi). Kadar phlorotannin dalam fraksi etil asetat alga coklat Sargassum
cymosum C. Agardh yang didapat adalah 6,36 ± 0,04 mg PGE/ g fraksi yang diukur
menggunakan spektrofotometri, dibaca pada panjang gelombang 750,1 nm.

Kata kunci :

phlorotannin, alga coklat Sargassum cymosum C. Agardh, Folin
Ciocalteau.

x

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

Brown alga is kind of seaweeds whose the biggest size and vary in its kind.
One of them is Sargassum cymosum C. Agardh which grows in Indonesian sea.
Algae, particularly brown algae contains of phlorotannin which has some biologic
activity whereas, rarely pharmacy industries, cosmetics, and food used the algae’s
bioactive source.
The goals of this study is for getting phlorotannin and determining
phlorotannin concentration in ethyl acetate fractional of brown alga Sargassum
cymosum C. Agardh by colorimetric Folin Ciocalteau method. The method of this
study is non experimental. Extraction have been done by soxhletation method with
methanol solvent. The viscous extract than was fractionated with methanol,
chloroform, aquadest and ethyl acetate to gain phlorotannin.
Concentration of phlorotannin in ethyl acetate fractional was determined by
colorimetric Folin Ciocalteau method. Using phloroglucinol standard that was made
in calibration series 1,0 ; 2,0 ; 3,0 ; 4,0 ; 5,0 ; 6,0 ppm with acetone 75 % solvent.
Phlorotannin concentration was equivalently calculated with phloroglucinol (mg
PGE/g fractional). Concentration of phlorotannin in ethyl acetate fractional of brown
alga Sargassum cymosum C. Agardh has been investigated was 6,36 ± 0,04 mg PGE
/g fractional was scanned using spectrophotometric at 750,1 nm the maxima
wavelength.
Keyword :

phlorotannin, polifenol, brown alga Sargassum cymosum C. Agardh,
Folin Ciocalteau.

xi

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................

iii

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................................

v

PRAKATA............................................................................................................

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...............................................................

ix

INTISARI..............................................................................................................

x

ABSTRACT............................................................................................................

xi

DAFTAR ISI.. ......................................................................................................

xii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................

xvi

DAFTAR TABEL.................................................................................................

xvii

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xviii
BAB I. PENGANTAR...........................................................................................

1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 3
C. Keaslian Penelitian........................................................................................ 3
D. Manfaat ......................................................................................................... 3
1. Manfaat teoritis ........................................................................................ 3
2. Manfaat metodologis ............................................................................... 4

xii

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

3. Manfaat praktis......................................................................................... 4
E. Tujuan .......................................................................................................... 4
1. Tujuan umum........................................................................................... 4
2. Tujuan khusus .......................................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 5
A. Alga Coklat Sargassum C. Agardh............................................................... 5
B. Polifenol Alga (Phlorotannin)...................................................................... 6
C. Soxhletasi ..................................................................................................... 7
D. Spektrofotometri........................................................................................... 9
E. Kolorimetri.................................................................................................... 11
F. Metode Folin Ciocalteau................................................................................ 12
G. Keterangan Empiris....................................................................................... 14
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 16
A. Jenis Rancangan Penelitian .......................................................................... 16
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................................... 16
1. Variabel Penelitian .................................................................................. 16
2. Definisi Operasional ............................................................................... 16
C. Bahan dan Alat.............................................................................................. 17
1. Bahan ...................................................................................................... 17
2. Alat.......................................................................................................... 18
D. Tata Cara Penelitian ..................................................................................... 18
1. Preparasi sampel alga coklat Sargassum cymosum C. Agardh................ 18

xiii

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

2. Uji kualitatif senyawa fenolik.................................................................. 19
a. Preparasi ekstrak ................................................................................ 19
b. Uji tannin dan polifenol .................................................................... 19
3. Isolasi crude phlorotannin....................................................................... 20
4. Optimasi metode kolorimetri dengan Folin Ciocalteau .......................... 21
a. Pembuatan larutan standar ................................................................. 21
b. Penentuan operating time (OT)......................................................... 21
c. Penentuan panjang gelombang maksimum (?

maks)............................

21

5. Penetapan kurva baku phloroglucinol ................................................... 22
6. Estimasi kadar polifenol total pada fraksi etil asetat alga coklat
Sargassum cymosum C. Agardh.............................................................. 22
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 24
A. Preparasi sampel alga coklat Sargassum cymosum C. Agardh..................... 24
B. Uji kualitatif senyawa fenolik....................................................................... 28
C. Isolasi crude phlorotannin............................................................................ 29
D. Optimasi metode kolorimetri dengan reagen Folin Ciocalteau..................... 31
1. Pembuatan larutan standar phloroglucinol.............................................. 31
2. Penentuan operating time (OT)............................................................... 32
3. Penentuan panjang gelombang maksimum (?

maks).................................

E. Penetapan kurva baku phloroglucinol ........................................................

33
35

F. Penetapan kadar phlorotannin fraksi etil asetat alga coklat Sargassum cymosum
C. Agardh..................................................................................................... 37

xiv

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 43
A. Kesimpulan ................................................................................................... 43
B. Saran............................................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 44
LAMPIRAN............................................................................................................ 48
BIOGRAFI PENULIS ..........................................................................................

xv

61

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur phloroglucinol......................................................................... 7
Gambar 2. Struktur fucofuroeckol .......................................................................... 8
Gambar 3. Diagram sederhana spektrofotometer.................................................... 9
Gambar 4. Proses oksidasi fenol oleh enzim PPO................................................... 26
Gambar 5. Reaksi penetapan kadar air dengan Karl Fischer.................................... 27
Gambar 6. Reaksi pembentukan kompleks gugus fenolik dan FeCl3 ................. .... 29
Gambar 7. Kurva baku vs serapan hasil penetapan operating time.......................... 33
Gambar 8. Hasil pembacaan ?

maks

phloroglucinol (0,1; 0,3; dan 0,6 ppm) setelah

direaksikan dengan Folin Ciocalteau....................................................... 34
Gambar 9. Kurva baku hubungan kadar dan absorbansi phloroglucinol................ 37
Gambar 10. Kesetimbangan reaksi phloroglucinol dalam suasana basa.................. 38
Gambar 11. Reaksi phloroglucinol dengan reagen Folin Ciocalteau....................... 39

xvi

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Hasil uji kandungan senyawa polifenol serbuk alga.................................. 28
Tabel II. Data untuk persamaan kurva baku............................................................ 36
Tabel III. Hasil pembacaan absorbansi fraksi etil asetat alga coklat Sargassum
cymosum C. Agardh.................................................................................. 40
Tabel IV.Hasil penetapan kadar phlorotannin dalam fraksi etil asetat alga coklat
Sargassum cymosum C. Agardh................................................................ 41

xvii

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi spesies alga coklat............... ...

48

Lampiran 2. Data perhitungan kadar air dengan Karl Fischer.............................

50

Lampiran 3. Data penimbangan replikasi seri baku phloroglucinol..................... 51
Lampiran 4. Contoh perhitungan seri kadar baku phloroglucinol......................... 52
Lampiran 5. Hasil scanning operating time (OT).................................................. 52
Lampiran 6. Hasil scanning ?

maks kadar

phloroglucinol 1,0 ppm setelah

direaksikan dengan Folin Ciocalteau.............................................. 53
Lampiran 7. Hasil scanning ?

maks kadar

phloroglucinol 3,0 ppm setelah

direaksikan dengan Folin Ciocalteau.............................................. 54
Lampiran 8. Hasil scanning ?

maks kadar

phloroglucinol 6,0 ppm setelah

direaksikan dengan Folin Ciocalteau.............................................. 55
Lampiran 9. Hasil pembacaan absorbansi seri baku phloroglucinol pada
ketiga ?

maks.....................................................................................

55

Lampiran 10. Kurva baku phloroglucinol............................................................

56

Lampiran 11. Data penimbangan sampel.............................................................. 56
Lampiran 12. Data absorbansi sampel fraksi etil asetat Sargassum cymosum C.
Agardh............................................................................................. 57
Lampiran 13. Contoh perhitungan kadar sampel .................................................. 57
Lampiran 14. Foto hasil uji kualitatif alga coklat Sargassum cymosum C.
Agardh.............................................................................................. 58

xviii

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Lampiran 15. Foto instrumen spektrofotometer UV-VIS Perkin Elmer
Lambda-20....................................................................................... 59
Lampiran 16. Foto autoklaf................................................................................... 59
Lampiran 17. Foto vacuum rotary evaporator....................................................... 60

xix

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENGANTAR

A. Latar Belakang
Alga coklat adalah alga laut yang terbesar ukurannya, bentuknya sangat
beragam dan tersebar hampir di seluruh perairan pantai. Salah satu genus alga
coklat adalah Sargassum yang merupakan spesies yang kompleks baik morfologi
maupun susunan anatominya. Sargassum merupakan salah satu genus yang paling
menonjol dari kelas Phaeophyceae yang diperkirakan ada 400 spesies yang
tersebar di daerah tropis dan subtropis.
Salah satu kandungan dari tumbuhan alga adalah polifenol yang dikenal
sebagai phlorotannin dan merupakan senyawa polifenol yang hanya ditemukan
pada tumbuhan alga khususnya jenis-jenis alga coklat (Burtin, 2003). Beberapa
aktivitas biologik phlorotannin yang telah diteliti adalah antiproliferasi dan
antioksidan (Athukorala et al., 2006; Yuan dan Walsh, 2006; Kang et al., 2005a),
antiinflamasi (Shin et al., 2006), efek protektif terhadap ionizing radiation (Kang
et al., 2006), inhibitor matriks metalloroteinase (Kim et al., 2006), kemampuan
untuk mengabsorbsi sinar UV (Roleda et al., 2006; Swanson dan Druchl, 2002),
sitoprotektif terhadap stres oksidatif (Kang et al., 2005b), dan inhibitor HIV-1
reverse transcriptase dan protease (Ahn et al., 2004).
Eksplorasi senyawa polifenol terus dilakukan, akan tetapi eksplorasi
tersebut masih mengandalkan tumbuhan-tumbuhan terestrial. Tumbuhan alga
merupakan salah satu kekayaan laut Indonesia yang sangat potensial, namun

1

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

pemanfaatannya sebagai agen biomedis belum cukup maksimal.

2

Fokus

pengembangan produk alam dari terestrial menjadi pengembangan berbasis
kelautan sangat diperlukan, mengingat wilayah laut Indonesia sebagai ”the largest
marine-mega biodiversity” (Dahuri, 2003).
Penelitian yang dilakukan terbatas pada phlorotannin dalam fraksi etil
asetat alga coklat Sargassum cymosum C. Agardh. Phlorotannin dalam fraksi etil
asetat merupakan phlorotannin dengan polimer intermediet yang memiliki
aktifitas mengabsorbsi radiasi sinar ultraviolet secara maksimum sehingga dapat
dikembangkan menjadi produk sediaan sunscreen. Phlorotannin dengan polimer
intermediet akan memberikan serapan pada panjang gelombang UV A (400-320
nm) dan UV B (320 – 280 nm), sedangkan pada polimer panjang phlorotannin
akan memberikan serapan pada daerah visibel (400 – 800 nm) sehingga tidak
dapat dikembangkan menjadi sediaan sunscreen.
Zhang et al. (2006) telah melakukan penelitian tentang metode sederhana
untuk estimasi kandungan polifenol total pada rumput laut dan ekstraknya
berdasarkan reaksi kolorimetri Folin Ciocalteau.

Metode Folin Ciocalteau

merupakan metode pilihan untuk mengestimasi kadar fenol total dalam tanaman
tanpa interferensi dari senyawa lain.

Kelebihan metode Folin Ciocalteau

diantaranya adalah memiliki prosedur yang sederhana dan hanya membutuhkan
satu jenis reagen.
Penetapan kadar phlorotannin dalam fraksi etil asetat alga coklat
Sargassum cymosum C. Agardh dihitung ekivalen dengan phloroglucinol.
Digunakan standar phloroglucinol karena merupakan salah satu monomer dari

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

3

phlorotannin, memiliki gugus pereduksi yang dapat dikembangkan sebagai
produk sediaan sunscreen, strukturnya mirip dengan polifenol alga, dan mudah
diperoleh dalam bentuk murni.

B. Perumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini difokuskan pada phlorotannin dalam
fraksi etil asetat yang diisolasi dari alga coklat Sargassum cymosum C. Agardh
yang hidup tersebar di pantai selatan Yogyakarta. Rumusan masalah sebagai
berikut:
a.

Apakah phlorotannin dapat diisolasi dari alga coklat Sargassum cymosum C.
Agardh?

b.

Berapakah kadar phlorotannin dalam fraksi etil asetat alga coklat Sargassum
cymosum C. Agardh yang diukur dengan metode Folin Ciocalteau?

C. Keaslian Penelitian
Sepengetahuan peneliti belum pernah dilakukan penelitian tentang
penetapan kadar phlorotannin dalam fraksi etil asetat alga coklat Sargassum
cymosum C. Agardh dengan metode Folin Ciocalteau.

D.
1.

Manfaat

Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kandungan phlorotannin
hasil isolasi dari alga coklat Sargassum cymosum C. Agardh.

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

2.

4

Manfaat metodologis
Penelitian ini dapat menjadi acuan tentang penggunaan metode Folin
Ciocalteau dalam penetapan kadar phlorotannin.

3.

Manfaat praktis
Memberi informasi kepada masyarakat kandungan polifenol alga coklat
Sargassum cymosum C. Agardh yang bermanfaat di bidang industri
farmasi,kosmetik, dan makanan.

E.
1.

Tujua n Penelitian

Tujuan umum :
Tujuan umum penelitian ini adalah menetapkan kadar phlorotannin alga
coklat Sargassum cymosum C. Agardh.

2.

Tujuan khusus :
a. Melakukan isolasi phlorotannin berupa phlorotannin kasar pada fraksi
etil asetat alga coklat Sargassum cymosum C. Agardh.
b. Mengetahui kadar phlorotannin dalam alga coklat Sargassum cymosum
C. Agardh yang diukur dengan metode Folin Ciocalteau.

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA

A. Alga coklat Sargassum C. Agardh
Alga coklat marga Sargassum termasuk dalam kelas Phaeophyceae
tumbuh subur di daerah tropis, pada kedalaman laut 0,5 – 10 m, suhu perairan
27,25 – 29,30ºC, salinitas 32 – 33,5%, dan intensitas cahaya matahari berkisar
6500-7500 lux (Kadi, 2007). Alga Sargassum tumbuh berumpun dengan untaian
bercabang-cabang dengan panjang thalli utama mencapai 1-3 m dan tiap
percabangan terdapat gelembung udara berbentuk bulat (Boney, 1965).
Tempat tumbuh alga Sargassum paling banyak di daerah perairan jernih
yang mempunyai substrat dasar batu karang, karang mati, batuan vulkanik dan
benda-benda yang bersifat massive yang berada di dasar perairan.

Jenis alga

Sargassum yang banyak tersebar di pantai selatan Pulau Jawa di antaranya adalah
Sargassum binderi, Sargassum crassifolium, Sargassum duplicatum, Sargassum
hystrix, dan Sargassum sp. (Kadi, 2007)
Reproduksi marga Sargassum yang termasuk bangsa Fucales, marga
Sargassaceae dikenal dua cara yaitu; reproduksi asexual (vegetatif) dan sexual
(generatif). Reproduksi vegetatif dilakukan melalui fragmentasi yaitu potongan
thallus berkembang melakukan pertumbuhannya.

Reproduksi generatif yaitu

perkembangan individu melalui organ jantan (antheridia) dan organ betina
(oogenia).

Organ-organ tersebut terjadi dan berada dalam satu lubang yang

disebut koseptakel (Kadi, 2007).

5

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

6

Kandungan bahan kimia utama Sargassum sebagai sumber alginat yaitu
senyawa makronutrien heteropolisakarida. Kandungan makronutrien yang lain
berupa mineral yang tinggi (yodium dan kalsium), protein dan asam amino, lipid
dan asam lemak (asam linolenat, asam eikosapentoat dan asam arakidonat).
Selain itu juga terdapat kandungan mikronutrien antara lain vitamin C, vitamin E,
polifenol, dan karotenoid (Kadi, 2007).

B. Polifenol Alga (Phlorotannin)
Polifenol merupakan suatu senyawa aromatik yang mengandung
substituen gugus –OH. Diantara banyak polifenol tumbuhan, flavonoid seperti
kuersetin adalah bentuk yang paling banyak ditemukan. Akan tetapi, senyawa
fenolik seperti kuinon, lignan, xantin, kumarin, dan lain- lain masih ditemukan
dalam jumlah tertentu.

Dengan penambaha n struktur monomer dan dimer,

terdapat tiga bentuk penting polimer fenolik yaitu, lignin yang merupakan dinding
sel, melanin sebagai pigmen warna tanaman, dan tannin yang terdapat pada kulit
tanaman (Harborne, 1989).
Polifenol alga atau dikenal sebagai phlorotannin berasal dari unit
phloroglucinol (1,3,5-trihydroxybenzine)(Burtin, 2003). Phlorotannin terdiri dari
molekul dengan struktur dan tingkat polimerisasi yang heterogen yaitu
phloroglucinol

(2%)

dan

oligomernya

seperti

eckol

(trimer,

3%),

phlorofucofuroeckol A (pentamer, 28%), dieckol (hexamer, 7%), 8,8’-bieckol
(hexamer, 7%) dan lainnya (30%).

Struktur dan tingkat polimerisasi yang

heterogen memungkinkan phlorotannin memiliki aktivitas biologik yang luas.

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

7

Kandungan phlorotannin yang paling tinggi ditemukan pada alga coklat, yaitu
antara 5-15% berat kering (Nagayama et al., 2002).
Menurut Glombitza dan Gerstberger (1985), Phlorotannin telah diisolasi
dari spesies pada beberapa genus alga coklat (Eisenia, Fucus, Cystophora,
Chorda, Cystoseria, Laminaria, Bifurcaria) dimana phlorotannin terdiri dari unit
phloroglucinol dengan berpasangan secara oksidatif C – C atau C – O (cit.,
Harborne, 1989).

Grosse-Dambues et al. (1983) melaporkan adanya cincin

aromatik yang terhalogenasi dan molekul yang mengandung phloroglucinol
sampai 8 unit. Salah satu bentuk strukturnya adalah fucofuroeckol dari Eisenia
arborea (cit., Harborne, 1989).

Dari alga coklat yang lain yaitu Bifurcaria

bifurcata, diisolasi sebuah difenil eter dan dikarakterisasikan sebagai paracetate.
Senyawa ini dinamakan bifuhalol yang diduga sebagai prekursor tannin
Phaeophyta.
OH

HO

OH

Gambar 1. Struktur Phloroglucinol

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

8

OH
O

O

O

OH
O

HO

OH

Gambar 2. Struktur Fucofuroeckol

C. Soxhletasi
Soxhletasi merupakan salah satu metode ekstraksi kontinyu yang sering
digunakan jika perbandingan distribusi relatif kecil sehingga untuk pemisahan
yang kuantitatif diperlukan beberapa tahap ekstraksi. Efisiensi pada ekstraksi
jenis ini tergantung pada viskositas fase organik (Khopkar, 1990).
Penyarian berkesinambungan menggunakan alat soxhlet merupakan
penyarian yang menghasilkan ekstrak cair dan dilanjutkan dengan proses
penguapan. Cairan penyari dipanaskan hingga mendidih, kemudian uap penyari
akan naik ke atas kemudia n akan mengembun karena didinginkan oleh pendingin
balik. Embun akan turun melalui serbuk simplisia sambil melarutkan kandungan
serbuk simplisia (Anonim, 1986).

Pada soxhletasi larutan berkumpul di dalam

wadah gelas dan setelah mencapai tinggi maksimal secara otomatis ditarik ke
dalam labu, dengan demikian zat yang terekstraksi tertimbun melalui penguapan
kontinyu dari bahan pelarut murni (Voigt, 1994).
Metode soxhletasi lebih menguntungkan karena uap panas tidak melalui
serbuk simplisia tetapi melalui pipa samping, cairan penyari yang dibutuhkan

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

9

lebih sedikit, dan penyarian dapat langsung diteruskan tanpa menambah volume
cairan penyari (Anomim, 1986).

D. Spektrofotometri
Spektrofotometri adalah metode analisis yang mengamati interaksi radiasi
elektromagnetik dengan materi. Spektrofotometri memiliki ciri-ciri, yaitu dapat
digunakan pada sistem organik dan anorganik, memiliki selektivitas sedang
sampai tinggi, akurasinya baik, dan mudah dilakukan (Skoog et al., 1998).
Spektrofotometer adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur
transmitan atau serapan suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang,
pengukuran terhadap sederetan sampel pada suatu panjang gelombang tunggal
dapat pula dilakukan (Day dan Underwood, 2002).

Sastrohamidjojo (1991)

menyatakan komponen-komponen pokok dari spektrofotometer meliputi: (1)
sumber tenaga radiasi yang stabil, (2) sistem yang terdiri atas lensa- lensa, cermin,
celah-celah, dan lain- lain, (3) monokromator untuk mengubah radiasi menjadi
komponen-komponen panjang gelombang tunggal, (4) tempat cuplikan yang
transparan, dan (5) detektor radiasi yang dihubungkan dengan sistem meter atau
pencatat.

sumber

monokromator

sel
penyerap

detektor

meter
atau
pencatat

Gambar 3. Diagram sederhana spektrofotometer (Sastrohamidjojo, 1991)

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

10

Spektrofotometri visibel adalah bagian dari analisis spektroskopik yang
menggunakan sumber radiasi elektromagnetik sinar tampak (380-780 nm) dengan
instrumen spektrofotometer (Mulja dan Suharman, 1995).
Spektrofotometri dapat digunakan untuk analisis kuantitatif, oleh karena
banyaknya cahaya yang diserap di frekuensi atau panjang gelombang tertentu
sesuai transisi elektron yang terjadi, sehingga akan menentukan intensitas serapan
(Willard et al., 1988).
Absorbsi radiasi visibel oleh kompleks logam disebabkan satu atau lebih
transisi berikut, yaitu eksitasi ion logam, eksitasi ligan, atau transisi charge
transfer. Eksitasi ion logam dalam kompleks biasanya memiliki daya serap molar
yang kecil (e), 1-100 dan ini tidak berguna dalam analisis kuantitatif (Christian,
2004), akan tetapi transisi kompleks logam menunjukkan serapan yang sangat
intens (e = 103 -105 ) dalam visibel (Ohannesian dan Streeter, 2002).
Kompleks charge transfer terdiri dari gugus elektron donor yang berikatan
dengan elektron aseptor.

Ketika mengabsorpsi radiasi, elektron dari donor

berpindah ke orbital aseptor (Skoog et.al., 1993).
Pada absorbsi senyawa anorganik, terjadi transisi antara orbital d yang
terisi dengan tak terisi dengan energi yang bergantung dari ikatan ligan ke ion
pusat (Skoog et.al., 1993). Pada kompleks ion logam dan ligan terjadi transisi
orbital elektron d dari ion logam ke orbital p* dari ligan atau dari orbital elektron
p ligan ke orbital d dari ion logam (Ohannesian dan Streeter, 2002).

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

11

Intensitas suatu serapan dapat dinyatakan sebagai transmitans (T) yang
didefinisikan sebagai berikut :

T=

I
Io

....1

Rumusan yang lebih tepat untuk intensitas serapan diturunkan dari hukum
Lambert-Beer. Hukum ini menyatakan hubungan antara serapan dengan tebalnya
cuplikan dan konsentrasi bahan penyerap.
Hubungan tersebut dinyatakan sebagai berikut :

A = log

Io
=ebc
I

....2

Keterangan :
T
Io
I
e
c
b
A

=
=
=
=
=
=
=

persen transmitan
intensitas radiasi yang datang
intensitas radiasi yang diteruskan
daya serap molar (L.mol-1 .cm-1 )
konsentrasi larutan (mol.L-1 )
panjang sel (cm)
serapan

(Silverstein et al., 1991)

E. Kolorimetri
Kolorimetri adalah suatu teknik pengukuran cahaya yang diabsorbsi oleh
zat berwarna, baik yang terbent uk dari asalnya maupun yang bereaksi dengan zat
lain (Khopkar, 1990). Metode kolorimetri didasarkan pada gugus amin aromatik,
amin alifatik, atau gugus yang bereaksi membentuk kompleks serta memiliki
rantai panjang. Metode ini lebih banyak digunakan karena lebih sederhana dan
lebih sensitif.

Yang ditentukan pada kolorimetri adalah serapan cahaya oleh

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

12

larutan yang berwarna. Kadar larutan dibuat dengan konsentrasi menaik dan
membandingkan dengan senyawa yang dianalisis. Kolorimetri juga mencakup
pengubahan senyawa tidak berwarna menjadi berwarna dan penentuan
fotometrinya dilakukan dalam daerah sinar tampak (Roth dan Blaschke, 1994).
Kriteria analisis kolorimetri yang baik adalah :
a. menghasilkan reaksi warna yang khusus dan intensif
Untuk mendapatkan hasil yang akurat maka warna yang dihasilkan harus sama
dan waktu untuk mencapai warna yang maksimal harus cukup lama.
b. keterulangan
Kolorimetri harus memberikan hasil reprodusibel pada kondisi spesifik.
c. kejernihan larutan
larutan harus bebas dari pengo tor jika pembanding yang dibuat dengan
standar. Kekeruhan akan menyerap cahaya.
d. kepekaan yang tinggi
hal ini baik bila waktunya sudah ditentukan, maka reaksi warnanya memiliki
kepekaan yang tinggi. Hal ini juga akan menarik bila hasil reaksi menyerap
secara kuat dalam visibel daripada dalam UV (Vogel,1978)

F. Metode Folin Ciocalteau
Menurut Van Alstyne (1995), total senyawa fenolik dapat ditentukan
dengan metode Folin Ciocalteau yang dimodifikasi (cit., Hammerstrom, Dethier,
dan Duggins, 1998) dan diband ingkan dengan standar phloroglucinol. Metode
Folin Ciocalteau direkomendasikan karena lebih memberikan warna pada sampel

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

13

dan sedikit kecenderungan untuk berinterferensi dengan komponen non-fenolik
daripada metode yang lain (Waterman dan Mole, 1994).
Reagen Folin Ciocalteau merupakan larutan kompleks ion polimerik dari
asam fosfomolibdat dan asam heteropolifosfotungstat (Jansoon, 2005). Reagen
ini dibuat dengan mencampur sodium tungstat dan asam fosfomolibdat dalam
asam fosfat, dididihkan selama 2 jam, kemudian didinginkan, dipekatkan, dan
disaring. Modifikasi dari metode ini terdiri dari penambahan lithium sulfat dan
bromin ke dalam reagen fosfotungstat–fosfomolibdat pada akhir fase pendidihan,
dilanjutkan dengan pendinginan dan pemekatan. Penambahan lithium mencegah
pembentukan endapan yang dapat berinterferensi dengan pembentukan intensitas
warna (Folin dan Ciocalteau, 1944).
Reaksi ini berdasar pada reduksi campuran dari reagen fosfotungstat
(WO 4 -) – fosfomolibdat (MoO4 2-) oleh gugus hidroksil fenolik (Box, 1983).
Reagen Folin Ciocalteau merupakan rangkaian polimerik yang memiliki bentukan
umum dengan pusat unit tetrahedral fosfat (PO43-) yang dikelilingi beberapa unit
oktahedral asam-oksi molibdenum.

Sehingga kompleks oktahedral yang

terbentuk merupakan kompleks MoO3 -fosfat dengan fosfor (P) sebagai pusatnya.
Molibdat pada kompleks tersebut dapat disubstitusi oleh tungsten (W). Reaksi
tersebut menghasilkan warna biru ungu yang dapat diukur absorbansinya dengan
spektrofotometer (Jansoon, 2005).

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

14

G. Keterangan empiris
Tumbuhan alga mengandung phlorotannin yang merupakan senyawa
polifenol yang hanya ditemukan pada tumbuhan alga khususnya spesies alga
coklat.
Phlorotannin dalam fraksi etil asetat alga coklat Sargassum cymosum C.
Agardh merupakan phlorotannin dengan polimer intermediet yang memiliki
aktifitas mengabsorbsi radiasi sinar ultraviolet secara maksimum sehingga dapat
dikembangkan menjadi produk sediaan sunscreen.
Crude phlorotannin dapat diperoleh dengan mengekstraksi tanaman
menggunakan metode soxhletasi dengan penyari metanol.

Dipilih metode

soxhletasi untuk efisiensi penyari dan phlorotannin masih dapat dipertahankan
hingga

suhu

170°C

dilihat

dari

sifat

fisika-kimia

monomernya

yaitu

phloroglucinol. Ekstrak kental kemudian difraksinasi dengan kloroform, akuades,
dan etil asetat sehingga didapatkan fraksi etil asetat alga coklat.

Digunakan

penyari metanol, dimana dari hasil orientasi diperoleh rendemen lebih banyak
dibandingkan dengan penyari etanol.
Dalam pengukuran kadar digunakan me tode kolorimetri dengan pereaksi
Folin Ciocalteau sebagai senyawa pengkompleks membentuk senyawa berwarna
biru yang dapat diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer visibel.
Metode ini digunakan karena merupakan metode pilihan untuk mengestimasi
kandungan fenol total dalam tanaman. Metode Folin Ciocalteau berdasar atas
kemampuan mereduksi gugus hidroksil pada fenol sehingga tidak spesifik namun

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

15

sangat sensitif untuk mendeteksi semua kandungan senyawa polifenol dalam
fraksi etil asetat alga coklat.

Keuntungan metode Folin Ciocalteau adalah

prosedurnya sederhana dan praktis karena hanya menggunakan satu jenis
pereaksi.
Kadar phlorotannin yang terukur adalah kadar phlorotannin ekivalen
dengan phloroglucinol (mg PGE/ g fraksi).

Digunakan standar phloroglucinol

karena merupakan monomer dari phlorotannin. Phloroglucinol memiliki gugus
pereduksi yang dapat dikembangkan sebagai produk sediaan sunscreen,
strukturnya sederhana, mirip dengan struktur polifenol alga dan mudah diperoleh
dalam bentuk murni.

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian non-eksperimental karena tidak
ada intervensi atau perlakuan terhadap fenomena yang diamati.

B. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
a. Variabel penelitian ini adalah kadar phlorotannin dalam fraksi etil asetat
alga coklat Sargassum cymosum C. Agardh.
b. Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah volume cairan
penyari untuk mengisolasi phlorotannin alga coklat Sargassum cymosum
C. Agardh, tempat panen alga coklat di pantai Drini, waktu panen pada
bulan Maret, komposisi reagen saat analisis.
c. Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah umur alga
coklat yang dipanen, suhu dan kelembaban ruangan saat percobaan.

2. Definisi Operasional
a. Simplisia alga coklat merupakan alga coklat Sargassum cymosum C.
Agardh yang diambil dari Pantai Drini, Gunung Kidul, Yogyakarta dengan
ciri thallus alga pendek berwarna coklat, daun panjang, dan bentuk
kantung udara bergerigi .

16

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

17

b. Ekstrak metanol alga coklat Sargassum cymosum C. Agardh adalah hasil
ekstraksi serbuk simplisia alga coklat Sargassum cymosum C. Agardh
dengan metode soxhletasi menggunakan pelarut metanol sampai jernih
selama 56 jam.
c. Fraksi etil asetat alga coklat Sargassum cymosum C. Agardh adalah fraksi
yang diperoleh dengan cara fraksinasi dengan pelarut etil asetat dari
ekstrak metanol simplisia alga coklat Sargassum cymosum C. Agardh.
d. Kadar phlorotannin adalah jumlah polifenol total yang terhitung ekivalen
dengan phloroglucinol dalam fraksi etil asetat alga coklat Sargassum
cymosum C. Agardh (mg PGE/g fraksi) yang ditetapkan secara
spektrofotometri dengan metode kolorimetri Folin Ciocalteau.

C. Bahan atau Materi Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1.

simplisia alga coklat (Sargassum cymosum C. Agardh) dari pantai Drini,
Gunung Kidul, Yogyakarta

2. metanol p.a (pro analisis) (Merck, Germany)
3. kloroform p.a. (Merck, Germany)
4. etil asetat p.a. (Merck, Germany)
5. aseton (Merck, Germany)
6. phloroglucinol (Merck, Germany)
7. Na-Karbonat (Merck, Germany)
8. reagen Folin Ciocalteau ( Sigma Chem, Co., USA.)

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

18

9. akuades (Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma)

D. Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. seperangkat spektrofotometer UV-VIS Perkin Elmer Lambda 20
2. timbangan elektrik BP 160 dan scaltec SBC 22 readability 0,01 mg
3. seperangkat alat titrasi Karl Fischer Mettler DL-18
3. vaccum rotary evaporator (Buchi)
4. waterbath (Abo-tech)
5. mikropipet 0,5-10 _l, 100-1000 _l. (Acura 825, Socorex)
6. tabung reaksi bertutup (Scott-Germany)
7. alat-alat untuk soxhletasi, yaitu soxhlet, kertas filter Schleicher & Schuell, labu
alas bulat (Schott Duran,
Germany), heating mantle
8. alat sentrifus, homogenizer (Vortex Genie)
9. corong pisah 500 mL
10. alat-alat gelas yang lazim digunakan untuk penelitian di laboratorium analisis
(PYREX-GERMANY)

E. Tata Cara Penelitian
1. Preparasi sampel alga coklat Sargassum cymosum C. Agardh.
Simplisia alga coklat Sargassum cymosum C. Agardh yang diperoleh dari
petani dikumpulkan dan dicuci dengan air mengalir, kemudian diuapi dengan air

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

19

mendidih. Selanjutnya dikeringkan dengan oven pada suhu 90º C dan diserbuk.
Penetapan kadar air serbuk alga dilakukan dengan menggunakan metode Karl
Fischer. Serbuk alga ditimbang 0,2 gram, kemudian tambahkan 10 mL metanol,
didiamkan selama 1 hari pada suhu kamar. Dilakukan pre-titrasi pada alat, lalu
dilakukan uji kebocoran alat, hingga didapat angka drift 10-50 pada alat.
Dilakukan standardisasi dengan cara menimbang spuit berisi air dan dimasukkan
1 tetes air ke dalam alat. Kemudian ditimbang kembali untuk menentukan berat
air yang dimasukkan. Dihitung kesetaraan air. Dimasukkan 1 mL metano l dan
dititrasi dengan alat (blanko).

Kemudian 1 mL sampel dimasukkan, dititrasi

dengan alat, dihitung kadar air dalam sampel dengan menggunakan rumus :
Kadar Air =

x − blanko(10)
x 100%
berat yang ditimbang

x = angka yang muncul pada alat(%) x 10.000 mg atau berat konversi.

2. Uji kualitatif senyawa fenolik
a. Preparasi eksktrak
Tiga puluh mL metanol 80 % ditambahkan pada 10 g serbuk alga. Lalu
diletakkan ke dalam wadah dan dipanaskan pada waterbath selama ± 1 jam.
Dinginkan pada suhu ruang. Kemudian disaring menggunakan corong Buchner
yang sesuai. Ditambahkan 5 mL metanol 80 % lagi dan disaring.

b. Uji polifenol dan tannin
Sejumlah volume yang setara dengan 10 g ekstrak metanol 80 % yang
telah

disiapkan

sebelumnya

pada

langkah

preparasi

ekstrak,

diuapkan

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

20

menggunakan waterbath. Ditambahkan 25 mL akuades panas, dicampur secara
merata. Dibiarkan hingga dingin pada suhu kamar. Ditambahkan 3-4 tetes larutan
NaCl 10 %. Kemudian ekstrak disaring dengan menggunakan vacuum. Filtrat
dibagi ke dalam 4 tabung masing- masing 3 mL. Pada tabung I ditambahkan 4-5
tetes larutan gelatin 1 %. Pada tabung II ditambahkan 4-5 tetes pereaksi garam
gelatin (gelatin 1% ditambahkan NaCl 10 %). Pada tabung III ditambahkan 3-4
tetes ferri klorida. Tabung IV dijadikan kontrol dan tidak ditambahkan pereaksi
apapun. Diamati warna yang terbentuk pada setiap tabung.

3. Isolasi crude phlorotannin
Serbuk alga ditimbang sebanyak 80 g. Kemudian serbuk dimasukkan ke
dalam kertas filter Schleicher & Schuell

dan dimasukkan dalam labu soxhlet.

Setelah itu diberi pelarut metanol sebanyak 2 kali sirkulasi. Proses soxhletasi
dilakukan sampai tetesan pelarut jernih dengan suhu ± 120º C. Hasil soxhletasi
diuapkan pelarutnya dengan menggunakan vacuum rotary evaporator sampai
volume yang kecil (1/10 dari volume mula-mula). Selanjutnya ditambahkan 60
mL metanol, 120 mL kloroform, dan 45 mL air kemudian digojog dan didiamkan
hingga membentuk dua lapisan.

Dipisahkan antara lapisan atas dan lapisan

bawah, selanjutnya lapisan atas diekstraksi dengan etil asetat dua kali masingmasing 75 mL.

Fraksi etil asetat dikumpulkan, selanjutnya diuapkan, dan

diperoleh ekstrak yang merupakan crude phlorotannin.

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

21

4. Optimasi metode kolorimetri dengan Folin Ciocalteau
a. Pembuatan larutan standar
Standar (phloroglucinol) ditimbang seksama lebih kurang 0,05 g, kemudian
dilarutkan dalam aseton 75% sampai volume 50,0 mL. Seri konsentrasi larutan
intermediet dipipet dari larutan induk sebanyak 0,5; 1,0; 2,0; 3,0; 4;0; 5,0; dan 6,0
mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 mL dilarutkan dengan aseton 75%,
sehingga konsentrasinya menjadi 0,5; 1,0; 2,0; 3,0; 4;0; 5,0; dan 6,0 ppm.

b. Penentuan operating time (OT)
Larutan intermediet 4,0 ppm dipipet sebanyak 0,5 mL dan dimasukkan ke
dalam labu ukur 50,0 mL yang mengandung 2,5 mL pereaksi fenol Folin
Ciocalteau yang telah diencerkan dengan akuades (1:1). Campuran didiamkan
selama 2 menit lalu ditambahkan 7,5 mL Na2 CO3 1,9 M, dan ditambah akuades
sampai volume 50,0 mL. Absorbansi diukur

setiap 2 menit pada panjang

gelombang teoritis phloroglucinol (750 nm) selama 90 menit.

c. Penentuan panjang gelombang maksimum (? maks )
Larutan intermediet phloroglucinol dengan konsentrasi 1,0; 3,0; dan 6,0
ppm dipipet sebanyak 0,5 mL dan dimasukkan ke dalam labu takar 50,0 mL yang
mengand ung 2,5 mL pereaksi fenol Folin Ciocalteau yang telah diencerkan
dengan akuades (1:1). Campuran didiamkan selama 2 menit, lalu ditambah 7,5
mL Na2 CO3 1,9 M, dan akuades sampai volume 50,0 mL. Campuran diinkubasi
pada suhu ruang selama OT. Pada 15 menit pertama dan 15 menit kedua,

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

22

campuran divortex selama 30 detik, kemudian campuran hasil reaksi disentrifus
dengan kecepatan 4000 rpm selama 5 menit. Supernatan diukur serapannya pada
operating time pada rentang panjang gelombang 400 – 900 nm.

Panjang

gelombang maksimum ditentukan dari spektrogram yang didapatkan.

5. Penetapan kurva baku phloroglucinol
Larutan intermediet dipipet masing-masing sebanyak 0,5 mL dan dimasukkan
ke dalam labu ukur 50,0 mL yang mengandung

Dokumen yang terkait

Penetapan kadar fenolik total dan uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak etanol daun adas (foeniculum vulgare mill.) menggunakan metode dpph.

0 5 88

Penetapan kadar florotanin dalam fraksi etil asetat alga hijau ulva sp. dengan metode kolorimetri folin ciocalteau.

1 26 104

Penetapan kadar florotanin dalam fraksi etil asetat alga merah Laurencia papillosa [Forskal] Graville] dengan metode kolorimetri folin ciocalteau.

0 7 95

Penetapan kadar phlorotannin dalam fraksi etil asetat alga coklat sargassum cymosum C. Agardh dengan metode kolorimetri folin ciocalteau.

0 3 83

Penetapan kadar phlorotannin dalam fraksi etil asetat alga coklat sargasum polyceratium montagne dengan metode folin-ciocalteau.

0 6 90

Penetapan kadar phlorotannin dalam fraksi etil asetat alga coklat [Sargassum polycystum C. Agardh] dengan metode folin-ciocaltea.

1 3 89

Penetapan kadar fenolik total dan uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak etanol daun adas (foeniculum vulgare mill.) menggunakan metode dpph

1 1 86

Uji antioksidan fraksi etil asetat dan fraksi air ekstrak etanol teh hijau melalui penangkapan radikal hidroksil dengan metode deoksiribosa - USD Repository

0 0 90

Penetapan kadar florotanin dalam fraksi etil asetat alga coklat Sargassum hystrix v. buxifolium (Chauvin) J. Agardh secara spektrofotometri metode flolin-ciocalteau - USD Repository

0 0 88

Penetapan kadar phlorotannin dalam fraksi etil asetat alga coklat [Sargassum polycystum C. Agardh] dengan metode folin-ciocaltea - USD Repository

0 0 87