GAYA KEPEMIMPINAN DAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN (Studi Kasus : Perusahaan Kusumatex Yogyakarta) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

  

HUBUNGAN ANTARA

GAYA KEPEMIMPINAN DAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN

(Studi Kasus : Perusahaan Kusumatex Yogyakarta)

Skripsi

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

  

Disusun oleh :

Na ma : Yosefin Yuniarianti N

  I M : 99 2214146

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2007

  SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DAN

SEMANGAT KERJA KARYAWAN Studi Kasus : Perusahaan Kusumatex Yogyakarta

  Oleh :

  YOSEFIN YUNIARIANTI NIM : 992214146 Telah disetujui oleh : Pembimbing I

  ( Drs. E. Sumardjono. M.B.A ) Tanggal : 17 Februari 2007

  Pembimbing II

  ( Dra. Y. Rini Hardanti, M.Si ) Tanggal : 4 April 2007

  SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DAN

SEMANGAT KERJA KARYAWAN Studi Kasus pada Karyawan Bagian Produksi PERUSAHAAN TEKSTIL KUSUMATEX YOGYAKARTA

  Dipersiapkan dan ditulis oleh :

  Yosefin Yuniarianti NIM : 992214146

  Telah di pertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal : 25 Mei 2007 Dan dinyatakan memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji

  Nama Lengkap Tanda Tangan 1. Ketua : A. Yudi Yuniarto, SE, MBA ........................................

  2. Sekretaris : Drs. Th. Sutadi, MBA ........................................

  3. Anggota : Drs. E. Sumardjono, MBA ........................................

  4. Anggota : Dra. Y. Rini Hardanti, M.Si. ........................................

  5. Anggota : Drs. Th. Sutadi, MBA ........................................

  Yogyakarta, ……………………... Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

  Dekan

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  

Sabar dan disiplin yang disertai dengan kemauan yang

keras dan itikad baik adalah kunci kesuksesan Skripsi ini kupersembahkan untuk :

  { Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan Rahmat-Nya. { Bapak dan Ibu tercinta yang dengan sabar menuntun dan memberikan kasih sayangnya serta doa.

  { Suami dan Anakku yang dengan setia memberikan cinta dan kebahagiaan. { Kakakku yang selalu memberikan dukungan dan semangat.

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 31 Mei 2007 Penulis ( Yosefin Yuniarianti )

  

ABSTRAK

  HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN Studi kasus pada Perusahaan Tekstil Kusumatex Yogyakarta

  Yosefin Yuniarianti UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang diterapkan menurut persepsi karyawan bagian produksi di Perusahaan Tekstil Kusumatex Yogyakarta dan untuk mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan menurut persepsi karyawan dan semangat kerja karyawan.

  Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan kuesioner dan wawancara. Kuesioner yang digunakan berupa angket tertutup tentang gaya kepemimpinan yang diterapkan pemimpin menurut persepsi karyawan dan semangat kerja karyawan. Angket dibagikan kepada 50 karyawan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis Korelasi Spearman.

  Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang dominan diterapkan oleh pemimpin adalah gaya kepemimpinan Laissez-Faire. Hal ini dibuktikan dengan sejumlah karyawan yang telah memberikan penilaian gaya kepemimpinan Laissez- Faire sebanyak 27 responden. Sedangkan karyawan yang memberikan penilaian gaya kepemimpinan otokratis adalah 0 dan gaya kepemimpinan demokratis sebanyak 23 responden.

  Hasil analisis Korelasi Spearman menunjukkan r sebesar 0,083 (p > 0,05) s yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan dengan semangat kerja karyawan.

  

ABSTRACT

  THE RELATIONSHIP BETWEEN LEADERSHIP STYLE AND EMPLOYEES WORK PERFORMANCE A case study at Kusumatex Textile Factory Yogyakarta

  Yosefin Yuniarianti SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA

  The aims of this research were to know the leadership style based on the perception of employees of the production division at Kusumatex Textile Factory Yogyakarta, and to know the relationship between the leadership style and the employees performance.

  Data were obtained through distributing questionnaires and interviews. The questionnaires were on how the employees perceived the implementation of leadership style as well as on their own work performance. The questionnaires were distributed to 50 respondents. The technique used for the data analysis was the Spearman Correlation Analysis.

  Results indicated that the leadership style applied by the management of Kusumatex Textile Factory Yogyakarta was Laissez- Faire. This was stated by 27 respondents, while none of the respondents stated “autocratic”, and 23 respondents stated “democratic”.

  Result of the Spearman Correlation Analysis showed that the r was 0,083 s (p>0.05), that is, there was no significant correlation between leadership style and work performance.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang maha pengasih dan maha penyayang, atas segala berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Skripsi ini merupakan salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Berdasarkan persyaratan tersebut, maka penulis menyusun skripsi dengan judul “ Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Dan Semangat Kerja Karyawan “, studi kasus pada Perusahaan Tekstil Kusumatex Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi yang telah selesai disusun ini masih jauh dari sempurna, karena begitu banyak keterbatasan yang penulis miliki.

  Untuk itu pada kesempatan ini, penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan mendalam kepada :

  1. Bapak Drs. E. Sumardjono, M.B.A selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

  2. Ibu Dra. Y. Rini Hardanti, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk bimbingan dan pengarahaan demi terselesaikannya skripsi ini.

  3. Bapak Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  4. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.

  5. Para Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama penulis menempuh kuliah.

  6. Bapak Mudjijono M.H selaku pimpinan Perusahaan Tekstil Kusumatex Yogyakarta yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian, dan mbak Heny yang telah membantu penulis memberikan data dan informasi yang diperlukan untuk menunjang penelitian ini.

  7. Para karyawan bagian produksi Perusahaan Tekstil Kusumatex Yogyakarta yang berkenan meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner.

  8. Bapak ( A. Tugiman ) dan Ibu ( V. Widiyarti ) tercinta yang selalu memberikan kasih sayangnya dan dorongan serta selalu mendoakan sehingga skripsi ini dapat selesai.

  9. Suamiku ( Mas Suko ) dan anakku ( Dani dan Desi ) tercinta yang telah memberikan cinta dan kasih sayangnya dalam menjalani hidup bersama baik suka maupun duka.

  10. Kakakku ( Mas Ari, Mas Fembri, Mas Sugi ) yang telah memberiku dorongan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

  11. Saudaraku ( Mbak Tutik, Mbak Yayuk, Mas Agus, Mbak Ita ) yang selalu memberiku dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini.

  12. Bapak dan Ibu mertua yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil.

  13. Keponakanku ( Dian, Yudha, Galih , Devi, Ajeng )yang selalu memberikan keceriaan dan semangat untuk maju.

  14. Teman-teman Manajemen C angkatan 1999 yang telah terlebih dulu lulus, Elce dan Iken ayo kita berjuang bersama.

  15. Semua pihak yang telah memberikan sumbangan pemikiran untuk skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mohon kerelaan pemmbaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi terciptanya kesempurnaan skripsi ini. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

  Yogyakarta, 31 Mei 2007 Penulis

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... v ABSTRAK ..................................................................................................... vi ABSTRACT ................................................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................................. x DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................

  1 B. Batasan Masalah .......................................................................

  2 C. Rumusan Masalah .....................................................................

  3 D. Tujuan Penelitian ......................................................................

  4 E. Manfaat Penelitian ....................................................................

  4 F. Sistematika Penulisan ................................................................

  4 BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................

  6 A. Manajemen ...............................................................................

  6 B. Manajemen Sumber Daya Manusia ...........................................

  7 C. Kepemimpinan ..........................................................................

  8 D. Gaya Kepemimpinan .................................................................

  17 E. Semangat Kerja .........................................................................

  28 F. Hipotesis ...................................................................................

  36

  BAB III METODE PENELITIAN ................................................................

  48 C. Lokasi Perusahaan .....................................................................

  97 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

  97 C. Keterbatasan Penelitian .............................................................

  96 B. Saran .........................................................................................

  92 BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN A. Kesimpulan ...............................................................................

  74 C. Pembahasan ..............................................................................

  69 B. Analisis Data .............................................................................

  69 A. Metode Pengujian Istrumen .......................................................

  67 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .....................................

  61 G. Pemasaran .................................................................................

  50 E. Personalia.................................................................................. 55 F. Produksi ....................................................................................

  49 D. Struktur Organisasi....................................................................

  47 B. Tujuan Perusahaan ....................................................................

  37 A. Jenis Penelitian..........................................................................

  47 A. Sejarah Berdirinya Perusahaan ..................................................

  42 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .........................................

  40 J. Teknik Analisis Data .................................................................

  39 I. Teknik Pengujian Kuesioner......................................................

  39 H. Teknik Pengumpulan Data ........................................................

  38 G. Teknik Pengambilan Sampel .....................................................

  38 F. Sumber Data .............................................................................

  38 E. Definisi Operasional ..................................................................

  37 D. Variabel Penelitian ....................................................................

  37 C. Subjek dan Objek Penelitian ......................................................

  37 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .....................................................

  99

  LAMPIRAN

  1. Kuesioner………………………………………………………… 101

  2. Pedoman Wawancara…………………………………………….. 110

  3. Data Gaya Kepemimpinan………………………………………. 112

  4. Data Semangat Kerja Karyawan………………………………… 113

  5. Uji Validitas dan Reliabilitas Gaya Kepemimpinan..................... 114

  6. Uji Validitas dan Reliabilitas Semangat Kerja.............................. 117

  7. Tabel Distrisbusi t......................................................................... 125

  8. Tabel r............................................................................................ 126

  9. Surat Ijin Penelitian........................................................................ 127

  DAFTAR GAMBAR

  Gambar II.1 Top Down Authority

  11 Gambar II.2 Bottom-up Authority

  12 Gambar IV.1 Struktur Organisasi Perusahaan Tekstil Kusumatex Yogyakarta

  50 Gambar IV.2 Proses Produksi Perusahaan Tekstil Kusumatex Yogyakarta

  65

  

DAFTAR TABEL

  Tabel V.1 Rangkuman Uji Validitas Instrumen Gaya Kepemimpinan 68 Tabel V.2 Rangkuman Uji Validitas Instrumen Kedisiplinan Kerja 69 Tabel V.3 Rangkuman Uji Validitas Instrumen Kerajinan Kerja 70 Tabel V.4 Rangkuman Uji Validitas Instrumen Ketelitian Kerja 70 Tabel V.5 Rangkuman Uji Validitas Instrumen Kegairahan Kerja 71 Tabel V.6 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas 72 Tabel V.7 Responden Penelitian Karyawan Perusahaan Tekstil Kusumatex

  Yogyakarta Berdasarkan Jenis Kelamin 73 Tabel V.8 Responden Penelitian Karyawan perusahaan Tekstil Kusumatex

  Yogyakarta Berdasarkan Umur 74 Tabel V.9 Responden Penelitian Karyawan Perusahaan Tekstil Kusumatex

  Yogyakarta Berdasarkan Tingkat Pendidikan 74 Tabel

  V.10 Responden Penelitian karyawan Perusahaan Tekstil Kusumatex Yogyakarta Berdasarkan Lama Bekerja 75

  Tabel V.11 Penilaian Terhadap Gaya Kepemimpinan menurut Persepsi Karyawan 77 Tabel V.12 Penilaian Terhadap Semangat Kerja Karyawan 79 Tabel V.13 Perhitungan dengan Menggunakan Rumus Spearman 80

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu organisasi, terdapat bermacam-macam fungsi manajemen,

  yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Keempat fungsi manajemen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, sebab apabila salah satu dari fungsi manajemen tersebut tidak berfungsi dengan baik akan menimbulkan ketimpangan-ketimpangan dan akan mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi.

  Pengarahan sangat penting peranannya dalam suatu organisasi karena kegiatan pengarahan langsung menyangkut orang-orang dalam organisasi. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi dan disiplin. (T.H.Handoko, 1993:20) Maka tidaklah berlebihan jika dikatakan kepemimpinan merupakan faktor penting dalam manajemen. Karena di dalam kepemimpinan, seorang pemimpin harus dapat mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk dapat mempengaruhi dan menggerakkan orang lain dalam hal ini bawahan, seorang pemimpin harus mempunyai ketrampilan memahami sikap dan perilaku yang ditunjukkan oleh bawahannya. Karena keberhasilan dalam proses kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat dipengaruhi oleh suasana yang ditimbulkan oleh

  2 sikap para anggota organisasi yang sering disebut dengan semangat kerja (Kossen, dalam Agus Sudjatmika, 1998: 2)

  Dengan adanya semangat kerja karyawan, diharapkan tugas pekerjaan yang diberikan pada mereka akan dilakukan dengan baik. Pemimpin bertanggung jawab untuk memperhatikan semangat kerja karyawannya dalam melaksanakan tugas-tugas, sebab tingkat semangat kerja yang rendah yang dimiliki karyawan akan menghambat tercapainnya tujuan organisasi. Sebaliknya semangat kerja yang tinggi akan memperlancar dalam mencapai tujuan organisasi. Maka sebagai seorang pemimpin yang memiliki ketrampilan mempengaruhi orang lain sudah selayaknya menciptakan suasana yang mendukung dalam organisasinya.

  Masalah semangat kerja ini timbul tidak dengan sendirinya, tetapi banyak faktor yang mempengaruhinya diantaranya gaji yang cukup, fasilitas yang memadai, penghargaan yang dirasakan, serta gaya kepemimpinan yang ditetapkan. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN”, Studi Kasus : Perusahaan Kusumatex Yogyakarta.

B. Batasan Masalah

  Mengingat luasnya ruang lingkup penelitian mengenai bidang manajemen kepemimpinan dan semangat kerja, maka penulis membatasi penelitian ini hanya pada hal-hal sebagai berikut :

  3

  1. Gaya kepemimpinan yang diteliti meliputi :

  a. Gaya Kepemimpinan Otokratis

  b. Gaya Kepemimpinan Demokratis

  c. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire

  2. Semangat kerja yang diteliti meliputi :

  a. Kedisiplinan Kerja

  b. Ketelitian Kerja

  c. Kegairahan Kerja

  d. Kerajinan Kerja

  3. Karyawan bagian produksi

C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

  1. Gaya kepemimpinan apa yang diterapkan pada bagian produksi perusahaan Kusumatex Yogyakarta?

  2. Adakah hubungan antara gaya kepemimpinan dan semangat kerja karyawan pada bagian produksi di perusahaan Kusumatex Yogyakarta?

  4

  D. Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang diterapkan pada bagian produksi perusahaan Kusumatex Yogyakarta.

  2. Untuk mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan dan semangat kerja karyawan pada bagian produksi di perusahaan Kusumatex Yogyakarta.

  E. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang tepat untuk meningkatkan semangat kerja karyawan.

  2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi bagi perpustakaan serta dapat memberikan manfaat bagi Universitas Sanata Dharma.

  3. Bagi Penulis Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama kuliah dan untuk menambah pengetahuan sejauh mana teori ini diterapkan dalam perusahaan.

  F. Sistematika Penulisan

  Keseluruhan penulisan skripsi ini terdiri dari enam bab yaitu pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, gambaran umum perusahaan, analisis data dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran.

  5 BAB I. PENDAHULUAN

  Bab ini berisi latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II. LANDASAN TEORI Bab ini berisi teori-teori pendukung yang akan menjadi acuan dalam penulisan skripsi ini. BAB III. METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan tentang jenis penelitian, variabel penelitian, variabel penelitian, subyek dan obyek penelitian, tempat penelitian, jenis data, waktu penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sampling serta teknik analisis data.

  BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Pada bab ini akan diuraikan secara rinci tentang sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, serta sistem manajemennya. BAB V. ANALISIS DATA Pada bab ini akan dilakukan analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan dan pembahasannya. BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini dijelaskan tentang kesimpulan yang diambil oleh penulis dari hasil analisis dan pembahasan, serta saran yang diharapkan dapat berguna bagi perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Pengertian Manajemen Manajemen dibutuhkan untuk mengelola sumber daya- sumber daya

  yang ada dalam organisasi agar dapat memberikan hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Adapun pengertian manajemen menurut pendapat beberapa para ahli adalah sebagai berikut :

  a. Menurut A. F. Stoner ( Handoko, 1993: 8), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya- sumber daya organisasi lainnya agar tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

  b. Menurut Oey Liang Lee ( Manullang, 1996 : 15 ), manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen sebagai seni berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata mendatangkan hasil atau manfaat, sedangkan manajemen sebagai ilmu berfungsi menerangkan gejala-gejala, kejadian-kejadian dan memberikan penjelasan-penjelasan.

  7 Fungsi-fungsi Manajemen Menurut Handoko ( 1993: 9), fungsi-fungsi manajemen sebagai proses adalah sebagai berikut : a. Perencanaan adalah upaya para manajer dalam memikirkan kegiatan- kegiatan mereka sebelum dilaksanakan.

  b. Pengorganisasian berarti bahwa para manajer mengkoordinasikan sumber daya manusia dan material organisasi.

  c. Pengarahan adalah aktivitas yang dilakukan para manjer dalam mengarahkan, memimpin dan mempengaruhi para bawahan. Berusaha menciptakan iklim yang dapat membantu para bawahan melakukan pekerjaan secara baik.

  d. Pengawasan adalah upaya para manajer untuk menjamin bahwa organisasi bergerak ke arah tujuannya.

B. Manajemen Sumber Daya Manusia

1. Pengertian Sumber Daya Manusia

  Manajemen sumber daya manusia menjadi sangat penting dalam organisasi karena individu-indvidu yang terlibat di dalamnya berperan merencanakan,melaksanakan dan mengendalikan aktivitas organisasi. Pengertian sumber daya manusia adalah seni dan ilmu pengadaan, pengembangan dan pemanfaatan sumber daya manusia sehingga tujuan organisasi direalisasiakan secara daya guna dan adanya kegairahan kerja dari semua tenaga kerja.

  8

2. Aspek – aspek Manajemen Sumber Daya Manusia

  Tiga aspek utama manajemen sumber daya manusia menurut Manullang (1996 : 146), adalah :

  a. Pengadaan sumber daya manusia Pengadaan sumber daya manusia adalah menyediakan tenaga kerja yang di butuhkan secara kualitatif dan kuantitatif.

  b. Pengembangan sumber daya manusia Pengembangan sumber daya manusia adalah program yang khusus dirancang oleh organisasi dengan tujuan membentuk karyawan dalam meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan memperbaiki sikapnya melalui berbagi macam aktivitas.

  c. Pemanfaatan sumber daya manusia Pemanfaatan sumber daya manusia adalah proses kegiatan pimpinan yang bermaksud mempekerjakan pegawai yang memberi prestasi cukup dan tidak mempekerjakan pegawai yang tidak bermanfaat.

C. Kepemimpinan Pengertian Kepemimpinan 1.

  Kepemimpinan dalam suatu organisasi merupakan salah satu faktor yang menentukan berhasil atau tidak suatu organisasi dalam mencapai tujuannya, sebab kepemimpinan yang sukses akan menunjukkan bahwa pengelolaan suatu organisasi berhasil dilaksanakan dengan sukses pula dan sebaliknya jika kepemimpinan tidak berjalan dengan baik maka tujuan yang ingin dicapai tidak akan berhasil serta akan membuat semangat kerja para karyawan akan menurun.

  Hal ini berarti bahwa pemimpin mampu mengantisipasi perubahaan yang tiba-tiba dalam proses pengelolaan organisasi..

  Berikut ini adalah pengertian kepemimpinan menurut beberapa para ahli :

  a. Menurut Abi Sujak ( 1990: 1) kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan, dan mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.

  b. Menurut Stephen P. Robbins (1996 : 3), kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan.

  upaya penggunaan jenis pengaruh bukan paksaan untuk memotivasi orang-orang melalui komunikasi gaya mencapai tujuan tertentu.

  Menurut Drs. Sondang Siagian (1995: 158) mengemukakan sejumlah persyaratan untuk menjadi seorang pemimpin yang baik sekaligus merupakan ciri-ciri kepemimpinan, yaitu : a. Pendidikan umum yang luas.

  b. Kemampuan berkembang secara mental.

  9

c. Menurut Gibson ( Suwarto, 1999: 179 ) kepemimpinan adalah suatu

2. Ciri-ciri Kepemimpinan

  10 c. Memiliki daya ingat yang kuat.

  d. Memiliki ketrampilan berkomunikasi.

  e. Memiliki ketrampilan mendidik.

  f. Rasional dan objektif.

  g. Ingin tahu h. Berani bertanggung jawab. i. Memiliki kemampuan mendengarkan pendapat orang lain. j. Sederhana. k. Bersifat tegas.

3. Tanggung jawab dan Wewenang Kepemimpinan

  a. Tanggung jawab kepemimpinan Kepemimpinan merupakaan suatu seni dalam mempengaruhi orang lain agar mau bekerja sama mencapai suatu tujuan memerlukan tanggung jawab orang lain yang berfungsi sebagai pemimpin.

  Menurut Robert C. Miljuis (Heidjrachman, 1990 : 206-207 ) tanggung jawab seorang pemimpin antara lain : 1) Menentukan tujuan pelaksanaan kerja kerja dalam artian kuantitas, kualitas,keamanan dan sebagainya.

  2) Melengkapi para karyawan dengan sumber dana yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya.

  3) Mengkomunikasikan para karyawan tentang apa yang diharapkan dari mereka.

  4) Memberikan hadiah yang sepadan untuk mendorong semangat kerja. 5) Menghilangkan hambatan untuk pelaksanaan kerja yang efektif. 6) Mendelegasikan wewenang apabila diperlukan dan mengundang partisipasi apabila memungkinkan.

  7) Menunjukkan perhatian kepada para karyawan. 8) Menilai pelaksanaan pekerjaan dan mengkomunikasikan hasilnya.

  b. Wewenang kepemimpinan Apabila seorang pemimpin mau mencapai tujuan yang efektif, maka seorang pemimpin harus mempunyai wewenang untuk memimpin para bawahannya dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Wewenang kepemimpinan merupakan hak untuk bertindak atau mempengaruhi tingkah laku orang yang dipimpinnya..

  Ada dua pendapat tentang sumber wewenang menurut Heidjrachman ( 1990 : 208-209 ) yaitu :

  Wewenang berasal dari atasan dan seorang pemimpin diberi wewenang untuk memerintah bawahannya.

  11

1) Top Down Authority

  12 Manajer Puncak Manajer Bawah

  Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Gambar II.1 Top Down Authority

  2. Bottom-Up Authority Seorang pemimpin dipilih oleh mereka yang akan menjadi bawahannya. Jadi wewenang berada ditangan bawahannya.

  Gambar Bottom-up Authority Manajer

  Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Gambar II.2. Bottom-up Authority

  13

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan

  Menurut Tannenbaum dan Schmidt ( Sutarto,1989 : 120 ) ada tiga faktor yang mempengaruhi kepemimpinan, yaitu : a. Pemimpin

  Untuk mencapai kepemimpinan yang efektif seorang pemimpin merupakan sumber utama, oleh karena itu tingkat kualitas kepemimpinan harus didukung persyaratan sebagai berikut : 1) Untuk memiliki nilai-nilai kepribadian yang baik, seorang pemimpin harus benar-benar memahami dan memiliki berbagai sifat positif kepemimpinan. 2) Harus memiliki kemampuan untuk berperilaku yang mencerminkan nilai-nilai yang berkepribadian kuat.

  b. Bawahan atau kelompok yang dipimpin Dalam hal ini suatu organisasi memerlukan kekompakan kerja untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Namun semua ini tidak lepas dari cara pemimpin dalam mendelegasikan sistem kerja pada karyawannya. Maka keserasian hubungan sangat diperlukan, sehingga apa yang menjadi keinginan atasan dapat dimengerti dan dipahami oleh bawahan begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain kekompakan kelompok kerja memerlukan unsur keterbukaan satu sama lain untuk bersama-sama mencapai satu tujuan.Untuk mendukung efektifitas

  14 pemimpin diperlukan tingkat kedewasaan yang tinggi dari seorang pemimpin.

  c. Situasi Situasi kerja secara langsung atau tidak langsung akan sangat berpengaruh pada hasil kerja. Oleh karena itu diperlukan variasi dalam mengantisipasi suatu rasa kebosanan karyawan. Situasi yang baik hendaknya diciptakan secara bersama-sama oleh semua anggota organisasi baik pimpinan atau karyawan untuk pencapaian tujuan organisasi.

5. Peranan Pemimpin

  Menurut Stoner (Wahjosumidjo 1994 ; 34) terdapat tujuh macam peranan seorang pemimpin , yaitu : a. Seorang pemimpin dalam memikul tanggung jawab

  Keberhasilan atau kegagalan organisasi dalam mencapai tujuannya adalah mutlak merupakan tanggung jawab manajer, termasuk : 1) Keberhasilan dalam menyelesaikan masalah-masalah khusus. 2) Mengadakan evaluasi terhadap tugas-tugas yang dilaksanakan. 3) Seorang pemimpin wajib bekerja sama dengan bawahan dan sekaligus bertanggung jawab atas segala aktivitas bawahan.

  b. Seorang manajer harus mampu menciptakan keseimbangan dalam rangka mencapai berbagai tujuan yang saling bersaing :

  15 1) Seorang manajer harus mampu menentukan mana yang perlu diprioritaskan dan mana yang tidak.

  2) Seorang manajer harus bertindak adil terhadap bawahannya. 3) Seorang manajer harus mampu melihat dengan tepat para bawahaan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan yang khusus.

  c. Seorang manajer adalah analisis dan merupakan seorang pemikir yang konseptual 1) Seorang manajer adalah analisis, artinya manajer harus mampu berfikir tentang hal-hal yang positif mengenai berbagai masalah dan cara pemecahannya secara tepat dan fleksibel. 2) Seorang manajer harus mampu berfikir secara menyeluruh dan abstrak.

  d. Seorang manajer bekerja melalui orang lain 1) Seorang manajer harus mampu bekerja bukan hanya sebagai saluran komunikasi dalam organisasi.

  2) Seorang manajer bekerja sama untuk mencapai tujuan jangka panjang.

  e. Seorang manajer adalah sebagai seorang penengah ‘Dalam kehidupan suatu organisasi sering terjadi perselisihan serta pertentangan pendapat yang berdampak pada semangat kerja karyawan, bahakan menyebabkan hilangnya kepercayaan para karyawan dalam organisasi, sehingga dalam situasi tersebut seorang manajer harus berperan sebagai penengah.

  16

  f. Seorang manajer adalah politisi Seorang manajer harus mampu bertindak persuatif demi pengembangantujuan organisasi dan perlu penyebaran jaringan kerja yang lebih luas dengan para manajer yang lainnya.

  g. Seorang manajer adalah pengambil keputusan yang rumit Sebagai pengambil keputusan yang bertanggung jawab seorang manajer dihadapkan pada berbagai macam pendapat tentang kebijaksanaan organisasi dan seorang manajer harus bias menentukan pendapat mana yang terbaik bagi organisasi.

6. Keterampilan Kepemimpinan

  Seorang pemimpin berasal dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda-beda. Menurut R.E. Byrd dan Block (Abi Sujak, 1990 : 1 - 2) keterampilan dalam kepemimpinan itu terdiri dari 5 macam, yaitu :

  a. Empowerment (pemberian kuasa) Merupakan pembagian kuasa oleh pemimpin terhadap bawahannya.

  Sebagai contoh seorang manajer melibatkan bawahannya dalam penetaapn tujuan dan pembuatan rencana organisasi.

  b. Intuition (intuisi )

  Keterlibatan manajer dalam menetapkan situasi, mengantisipasi perubahan, mengambil resiko dan membangun kejujuran.

  17

  c. Self Understanding ( pemahaman diri )

  Kemampuan untuk mengenali kekuatan-kekuatan atau hal-hal yang positif yang ada pada dirinya dan kemampuan dalam menetapkan upaya mengatasi kelemahan yang ada pada dirinya.

  d. Vision (pandangan)

  Keterlibatan dirinya dalam mengimajinasi kondisi lingkungan yang berbeda-beda, serta dalam mengimajinasikan suatu kondisi untuk memperbaiki lingkungan organisasi.

  e. Congruence Value (nilai keselarasan)

  Kemampuannya dalam mengetahui dan memahami nilai-nilaiyang berkembang dalam organisasi, nilai-nilai yang dimiliki bawahan serta memadukan dua nilai tersebut menuju organisasi yang efektif.

D. Gaya Kepemimpinan

1. Pengertian Gaya Kepemimpinan

  Beberapa pengertian gaya kepemimpinan menurut para ahli, yaitu :

  a. Menurut Edwin B. Flippo (1984 : 27 ) gaya kepemimpinan didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang dirancang untuk memadukan kepentingan- kepentingan organisasi dan personalia demi mengejar beberapa sasaran.

  b. Menurut Abi Sujak (1990; 18) gaya kepemimpinan dapat diartikan sebagai pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan individu untuk mencapai tujuan tertentu.

  18 c. Menurut Thoha (1993;52) gaya kepemimpinan diartikan pola tingkah laku dari seorang pemimpin untuk mempengaruhi orang lain atau bawahannya untuk berbuat sesuatu agar dapat mencapai tujuan tertentu. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku seorang pemimpin dalam mempengaruhi orang lain demi tercapainya tujuan organisasi.

2. Macam-macam Gaya Kepemimpinan

  a. Menurut Edwin B. Flippo ( 1989 : 122 ) ada 5 gaya kepemimpinan, yaitu : 1) Otokratis Pemaksaan

  Seorang pemimpin menggangap bahwa semua kewajiban untuk mengambil keputusan, menjalankan tindakan, mengarahkan, memberi semangat dan mengarahkan terpusat pada dirinya. Seorang pemimpin dengan gaya ini memutuskan bahwa ia yang berkompeten untuk memutuskan dan mempunyai anggapan bahwa bawahannya tidak mampu untuk mengarahkan diri mereka sendiri. Pemimpin dengan cara ini mengawasi pelaksanaan pekerjaan dengan maksud untuk meminimalkan penyimpangan dari arah yang diberikan.

  2) Otokratis Kebaikan Pemimpin dengan gaya ini hampir mirip dengan tipe pertama, tetapi ada sedikit perbedaan yaitu meskipun perhatian terhadap tugas masih sangat tinggi tetapi perhatiannya karyawan sudah mulai tampak.

  19 Hal ini ditandai dengan bersedianya pemimpin memberikan penjelasanterhadap perintah yang diberikan dan memberikan reaksi positif kepada bawahan yang mau bertindak sesuai dengan rencana organisasi. Pada gaya ini komunikasi antara pemimpin dengan bawahan sudah mulai terjalin, meskipun masih sangat terbatas yang berakibat bawahan sangat berhati-hati jika mau berkomunikasi dengan pemimpin. 3) Otokratis Manipulatif

  Pemimpin dengan gaya ini sangat pandai mengatur dan mengarahkan para bawannya, meskipun pemberian perintah masih secara instruktif, tetapi bawahan masih mau bekerja secara antusias tanpa merasa tertekan. Pada gaya ini hubungan antara atasan dengan bawahan berlangsung lebih leluasa dan baik. 4) Konsultatif

  Seorang pemimpin dengan gaya konsultatif akan memberikan berbagai pendapat dan pemikiran pada bawahan mengenai keputusan yang akan diambil. Pemimpin akan mendengarkan pendapat bawahannya dan akan menerima apabila bermanfaat. Pemimpin akan bersikap suportif dalam kontak dengan bawahannya meskipun wewenang terakhir dalam pengambilan keputusan terletak pada pemimpin.

  20 5) Kebebasan (Laissez Faire)

  Dalam gaya ini pemimpin mendelegasikan wewenang untuk mengambil keputusan pada bawahan Pemimpin akan memberitahukan tugas yang akan diberikan, sedangkan metodenya tergantung pada bawahan. Pemimpin menyerahkan tanggung jawab pelaksanaannya pada bawahan. Bawahan dituntut untuk bias mengendalikan diri mereka sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan dan dituntut memiliki kemampuan yang tinggi.

  b. Menurut studi Kepemimpinan Universitas Iowa Menurut Ronald Lippit dan Ralph K. White berpendapat ada tiga macam gaya kepemimpinan ( Sutarto, 1989:73-79 ), yaitu :

  1) Autocratic (otokratis) Dalam gaya kepemimpinan otokratis ini pemimpin bersikap sebagai penguasa dan yang dipimpin sebagai yang dikuasai, sehingga pemimpin memegang kekuasaan mutlak. Hal ini mengakibatkan kreativitas karyawan terkunci dan segala kegiatan tergantung pemimpin. Adapun ciri-ciri gaya kepemimpinan otokratis antara lain sebagai berikut : 2) Wewenang mutlak terpusat pada pemimpin. 3) Keputusan selalu dibuat oleh pemimpin. 4) Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pemimpin.. 5) Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan.

  21 6) Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahannya dilakukan secara ketat.

  7) Prakarsa harus selalu datang dari pimpinan. 8) Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberi saran, petimbangan atau pendapat.

  9) Tugas-tugas bagi bawahan diberikan secara instruktif. 10) Lebih banyak kritik daripada pujian. 11) Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat. 12) Pimpinan menuntut kesetiaan mutlak tanpa syarat . 13) Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman. 14) Bertindak kasar. 15) Kaku dalam bersikap. 16) Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan.

  Penerapan kepemimpinan gaya otokratis dapat mendatangkan keuntungan antara lain berupa kecepatan serta ketegasan dalam pembuatan keputusan dan bertindak sehingga untuk sementara produktivitas dapat naik. Tetapi kepemimpinan gaya otokratis dapat menimbulkan kerugian antara lain berupa suasana kaku, tegang, mencekam, menakutkan sehingga dapat berakibat lebih lanjut timbulnya ketidakpuasan. Dalam hal ini Agarwal ( Sutarto,1989 : 75 ) berpendapai bahwa “penerapan kepemimpinan gaya otokratis ternyata

  22 mengakibatkan rusaknya moral, meniadakan inisiatif, menimbulkan permusuhan, agresivitas, keluhan, absent, pindah dan tidak puas”.

  Kepemimpinan gaya otokratis hanya tepat diterapkan dalam organisasi yang sedang menghadapi keadaan darurat karena kelangsungan hidup organisasi terancam, apabila keadaan darurat telah selesai gaya ini sebaiknya segera ditinggalkan, karena tidak akan mengembangkan karyawannya. 2) Democratic (demokratis)

  Kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagi kegiatan yang akan dilakukan, ditetapkan bersama antara pimpinan dan bawahan.

  Adapun ciri-ciri dari gaya demokratis adalah : 1. Wewenang pimpinan tidak mutlak.

  2. Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan.

  3. Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan.

  4. Kebijaksanaan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan.

  5. Komunikasi berlangsung timbal balik, baik yang terjadi antara pimpinan dan bawahan maupun antara sesama bawahan.

  6. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahan dilakukan secara wajar.

  7. Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan.

  23

  8. Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran, pertimbangan dan pendapatan.

  9. Tugas-tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan daripada instruktif.

  10. Pujian dan kritik seimbang.

  11. Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas kemampuan masing-masing.

  12. Pimpinan meminta kesetiaan para bawahan secara wajar.

  13. Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak.

  14. Terdapat suasana saling percaya, saling hormat-menghormati dan saling harga-menghargai.

  15. Tanggung jawab keberhasialan organisasi dipikul secara bersama baik pimpinan maupun bawahan.

  Penerapan kepemimpinan gaya demokratis dapat memberikan keuntungan antara lain berupa keputusan serta tindakan yang lebih objektif, tumbuhnya rasa ikut memiliki, serta terbinanya moral yang tinggi. Sedangkan kelemahannya adalah keputusan serta tindakan kadang-kadang lamban, rasa tanggung jawab kurang, keputusan yang dibuat bukan merupakan keputusan terbaik.

  3) Laissez-faire (kebebasan) Kepemimpinan gaya kebebasan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai

  24 tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan lebih banyak diserahkan kepada bawahan.

  Pimpinan kebebasan ini berpandangan bahwa pada umumnya perusahaan akan berjalan dengan sendirinya, karena para karyawan terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa, yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisai, sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus dikerjakan oleh masing-masing karyawan dan seorang pimpinan tidak perlu sering melakukan intervensi dalam organisasi.

  Adapun ciri-ciri dari kepemimpinan gaya kebebasan ini antara lain sebagai berikut :

  1. Pimpinan melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan.

  2. Keputusan lebih banyak dibuat oleh para bawahan.

  3. Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan.

  4. Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahannya.

  5. Hampir tidak ada pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan, atau kegiatan yang dilakukan para bawahan.

  6. Prakarsa selalu datang dari bawahan.

  7. Hampir tidak ada pengarahan dari pemimpin.

  8. Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok.

  9. Kepentingan pribadi lebih utama daripada kepentingan kelompok.

  10. Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh orang per orang.

  25 Para anggota menentukan tujuan dan kebanyakan membiarkan sendiri untuk memutuskan bagaimana cara mencapainnya. Fungsi pimpinan sebagian besar sebagai anggota kelompok, hanya memberikan nasehat atau penghargaan sejauh diminta.

  Penerapan pemimpin gaya liberal dapat mendatangkan keuntungan antara lain para anggota atau bawahan akan dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Tetapi kepemimpinan jenis ini membawa kerugian bagi organisasi antara lain berupa kekacauan karena tiap pejabat bekerja menurut selera masing-masing.

  c. Menurut studi Universitas Michigan ( Sutarto, 1989 : 85 ) gaya kepemimpinan ada 2 yaitu : 1) Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas (a task oriented

  style) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  • Pemimpin memberikan petunjuk kepada bawahan
  • Mengadakan pengawasan terhadap bawahan
  • Lebih menekankan pada tugas daripada pengembangan karyawan
  • Pemimpin yakin bahwa tugas-tugasnya dilaksanakan sesuai dengan keinginannya.

  2) Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan (an employee

  oriented style) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :