Bab VIII - DOCRPIJM 1503386853BAB 8 ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL

Bab VIII Analisis Aspek Lingkungan Dan Sosial

8.1 ASPEK LINGKUNGAN

8.1.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

  Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,

Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis

yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan

berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah

dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. KLHS perlu diterapkan di dalam RPI2-JM

antara lain karena:

1. RPI2-JM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam perencanaan pembangunan infrastruktur.

  2. KLHS dijadikan sebagai alat kajian lingkungan dalam RPI2-JM adalah karena RPI2-JM bidang Cipta Karya berada pada tataran Kebijakan/Rencana/Program. Dalam hal ini, KLHS menerapkan prinsip-prinsip kehati-hatian, dimana kebijakan, rencana dan/atau program menjadi garda depan dalam menyaring kegiatan pembangunan yang berpotensi mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup.

  KLHS disusun oleh Tim Satgas RPI2-JM Kabupaten/Kota dengan dibantu oleh Badan

Pengelola Lingkungan Hidup Daerah sebagai instansi yang memiliki tugas dan fungsi terkait

langsung dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di KABUPATEN

LAMONGAN. Koordinasi penyusunan KLHS antar instansi diharapkan dapat mendorong

terjadinya transfer pemahaman mengenai pentingnya penerapan prinsip perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup untuk mendorong terjadinya pembangunan berkelanjutan.

  

Tabel 8. 1

Kriteria Penapisan Usulan Program/Kegiatan

Bidang Cipta Karya

No Kriteria Penapisan

  4 Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam

  Menyediakan dan menyebarluaskan informasi dan menciptakan suasana kondusif untuk mendukung upaya peningkatan kesehatan

  7 Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia

  Signifikan

  Mengurangi berbagai faktor penyebab kemiskinan tidak mudah dan tidak jelas harus mulai dari titik mana. Keterbatasan lapangan kerja, misalnya, seharusnya bisa diatasi dengan penciptaan lapangan kerja.

  6 Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat

  Signifikan

  5 Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan, konservasi kawasan hutan guna mewujudkan pelestarian dan perlindungan sumberdaya alam hutan, daripada mengalih fungsikan kawasan hutan

  Signifikan

  Sadar akan peranan masyarakat dalam menata dan meningkatkan mutu lingkungan maupun kelimpahan SDA, dapat berpartisipasi dengan cukup layak untuk terwujudnya pembangunan.

  Signifikan

  Penilaian Uraian Pertimbangan* Kesimpulan: (Signifikan/Tidak)

  dan/atau program dalam hal peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana.

  evaluasi kebijakan, rencana

  Penyusunan dan evaluasi kebijakan, rencana dan/atau program dapat mengetahui dan Memahami pentingnya menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam setiap penyusunan dan

  3 Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan,

  Signifikan

  Partisipasi masyarakat yang sadar dan peduli maupun Kelestarian keanekaragaman hayati akan memberikan efek kelestarian dan peningkatan produktivitas lahan-lahan pertanian di suatu wilayah secara langsung maupun tidak langsung.

  2 Kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati

  Signifikan

  1 Perubahan Iklim Memberikan insentif untuk melindungi eksosistem tersebut. Selain itu, perlu mengembangkan kebijakan lokal, nasional dan internasional dan kerangka kerja lainnya yang diperlukan untuk beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim

  Signifikan

  

Tabel 8. 2

Proses Identifikasi Pemangku Kepentingan dan

Masyarakat dalam penyusunan KLHS Bidang Cipta Karya

Masyarakat dan Pemangku Contoh

  Kepentingan Lembaga

  Pembuat keputusan

  a. Bupati/Walikota

  b. DPRD Penyusun kebijakan, rencana Dinas PU-Cipta Karya dan/atau program Instansi

  a. Dinas PU-Cipta Karya

  b. BPLHD a.

  Perguruan tinggi atau lembaga penelitian lainnya Masyarakat yang memiliki

  b. Asosiasi profesi informasi dan/atau keahlian c.

  Forum-forum pembangunan berkelanjutan dan (perorangan/tokoh/ kelompok) lingkungan hidup d.

  LSM/Pemerhati Lingkungan hidup e. Perorangan/tokoh f. kelompok yang memiliki data dan informasi berkaitan dengan SDA

  Masyarakat terkena Dampak

  a. Lembaga Adat

  b. Asosiasi Pengusaha

  c. Tokoh masyarakat

  d. Organisasi masyarakat

  e. Kelompok masyarakat tertentu (nelayan, petani dll)

  

Tabel 8. 3

Proses Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan

Bidang Cipta Karya

Pengelompokan Isu-isu Pembangunan

  Penjelasan Singkat Berkelanjutan Bidang Cipta Karya Lingkungan Hidup Permukiman

  Isu 1: kecukupan air baku untuk air minum Kabupaten Lamongan mempunyai sumber Contoh: Kekeringan, menurunnya kualitas air baku dari sungai-sungai yang ada dan bahkan air yang sudah tercemar dari berbagai aspek.

  Isu 2: Pencemaran lingkungan oleh Peningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan infrastruktur yang tidak berfungsi maksimal prasarana pengelolaan air limbah rumah tangga Contoh: pencemaran tanah oleh septictank Memanfaatkan Teknologi Tepat Guna yang Berbasis yang bocor, pencemaran badan air oleh air Masyarakat yang berwawasan lingkungan serta limbah permukiman memanfaatkan badan air maupun limbah permukiman yang baik bagi masyarakat Isu 3: dampak kawasan kumuh terhadap Lokasi kawasan tidak terletak pada fungsi strategis kualitas lingkungan kawasan/ wilayah maupun kualitas dari lingkungan Contoh: kawasan kumuh menyebabkan tersebut penurunan kualitas lingkungan

  Ekonomi

  Isu 4: kemiskinan berkorelasi dengan Pemerintah Kabupaten Lamongan sendiri yang kerusakan lingkungan belum sepenuhnya merealisasikan program Contoh: pencemaran air mengurangi perbaikan lingkungan sehingga pencemaran kesejahteraan nelayan di pesisir maupun kesejahteraan nelayan dipesisir masih

  Pengelompokan Isu-isu Pembangunan Penjelasan Singkat Berkelanjutan Bidang Cipta Karya

  sangat kurang

  Sosial

  Isu 5: Pencemaran menyebabkan Lokasi tidak memiliki potensi sosial ekonomi tinggi berkembangnya wabah penyakit yang potensial dikembangkan dan dukungan Contoh: menyebarnya penyakit diare di masyarakat terhadap proses penanganan permukiman kumuh kekumuhan tinggi masih sangat minim

  Tabel 8. 4 Tabel Identifikasi KRP Komponen kebijakan / Lokasi (Kecamatan / Kelurahan No Kegiatan rencana / program (jika ada)

  1 Pengembangan Permukiman Pembangunan Infrastuktur Kecamatan Glagah dan di Kawasan Rawan Kecamatan Laren Bencana

  2 Penataan Bangunan dan Dukungan Prasarana dan Kws. Wisata Religi Sendang Lingkungan Sarana Kws. Tradisional, Duwur Kec. Paciran

  Penataan dan Revitalisasi kawasan makam

  3 Pengembangan Air Minum Penyediaan SPAM di Kecamatan Paciran, Kecamatan Kawasan RSH Deket dan Kecamatan Tikung 4 Pengembangan Penyehatan Pembangunan PS Air Kec. Babat, Kec. Paciran, Kec.

  Lingkungan Permukiman Limbah Komunal Karangbinangun, Kec. Brondong

  Tabel 8. 5 Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Suatu Wilayah Pengaruh pada Isu-Isu Strategis Berdasarkan Aspek- Komponen kebijakan, Aspek Pembangunan Berkelanjutan**

NO rencana Bobot Lingkungan Hidup Bobot Total

Bobot Sosial dan/atau Permukiman Ekonomi Bobot program* Isu 1:… Isu 2:… Isu 1:… Isu 2:… Isu 1:… Isu 2:… ***

  1 Pengembangan Menurunnya Tertinggalnya Kurang Minimnya - Lemahnya Permukiman kualitas pembangunan nya cakupan dan keterpaduan permukiman di kawasan kapasita kualitas pembangun pada kawasan perbatasan, s infrastruktur an kumuh pulau terluar, masyar permukiman infrastruktur di perkotaan dan daerah akat dalam permukiman tertinggal dalam mendukung , baik dalam pemanf pengembangan Skala kota aatan ekonomi di Maupun infrastr perdesaan kawasan uktur permuki man

  2 Penataan

  • Kebutuhan
  • Masih Bangun- rendahnya Peningkatan an & penegakan Kualitas Lingkungan aturan Lingkungan keselamatan Permukiman

  Pengaruh pada Isu-Isu Strategis Berdasarkan Aspek- Komponen kebijakan, Aspek Pembangunan Berkelanjutan**

NO rencana Bobot Lingkungan Hidup Bobot Total

Bobot Sosial dan/atau Permukiman Ekonomi Bobot program* Isu 1:… Isu 2:… Isu 1:… Isu 2:… Isu 1:… Isu 2:… ***

  bangunan, Kumuh serta masih diperlukannnya pembinaan teknis dalam pembangunan gedung

  3 Pengembangan - - - - Kualitas yang Kebijakan Yang

  • Air diterima Memihak minum pelanggan dari Kepada PDAM masih Masyarakat berkualitas air Miskin Masih bersih, belum Belum memenuhi Berkembang syarat kualitas air minum

  4 Pengembangan

  • Masih Institusi/kelem - - - Penyehatan rendahnya bagaan masih Lingkungan pemanfaatan lemah sehingga Permukiman

  IPLT yang telah peran dibangun operator/regula tor yang tidak jelas

  Tabel 8. 6 Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP Komponen kebijakan, rencana Alternatif No dan/atau program Penyempurnaan KRP

  1 Pengembangan Permukiman Membina dan mengembangkan maupun merevitalisasikan Pengembangan Permukiman yang ada di Kabupaten Lamongan dalam periode yang berkelanjutan

  2 Penataan Bangunan dan Membina dan mengembangkan maupun merevitalisasikan Lingkungan Penataan Bangunan dan Lingkungan yang ada di Kabupaten

  Lamongan dalam periode yang berkelanjutan

  3 Pengembangan Air minum Membina dan mengembangkan maupun merevitalisasikan Pengembangan Air minum yang ada di Kabupaten Lamongan dalam periode yang berkelanjutan

  4 Pengembangan Penyehatan Membina dan mengembangkan maupun merevitalisasikan Lingkungan Permukiman Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman yang ada di Kabupaten Lamongan dalam periode yang berkelanjutan

  

Tabel 8. 7

Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS

No Komponen Kebijakan, Rencana dan/atau Program Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS

  1 Pengembangan Permukiman Untuk Pengembangan Permukiman perlu adanya penelitian dan kajian yang terus-menerus dalam melakukan perubahan hingga terjadi sesuai keinginan atau target yang ingin di capai.

  2 Penataan Bangunan dan Lingkungan

  Untuk Penataan Bangunan dan Lingkungan perlu adanya penelitian dan kajian yang terus-menerus dalam melakukan perubahan hingga terjadi sesuai keinginan atau target yang ingin di capai.

  3 Pengembangan Air minum Untuk Pengembangan Air minum perlu adanya penelitian dan kajian yang terus-menerus dalam melakukan perubahan hingga terjadi sesuai keinginan atau target yang ingin di capai.

  4 Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

  Untuk Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman perlu adanya penelitian dan kajian yang terus-menerus dalam melakukan perubahan hingga terjadi sesuai keinginan atau target yang ingin di capai.

8.1.2 Amdal, UKL-UPL, dan SPPLH

  

Program Pencegahan dan Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan

Hidup 1.

  Dari analisis lingkungan dan evaluasi kebijakan ada beberapa hal yang harus dilakukan

dalam upaya menanggulangi peningkatan pencemaran dan kerusakan lingkungan di

Kabupaten Lamongan. Sementara itu adanya beberapa bencana alam seperti tanah longsor

dan bencana banjir beberapa waktu yang lalu serta dalam rangka menanggulangi kompleksitas

masalah lingkungan hidup, baik yang bersifat preventif maupun kuratif guna terwujudnya

pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan di tahun yang akan datang maka

harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 

  2. Sosialisasi AMDAL, UKL/ UPL dan perijinan pemanfaatan ruang 3.

  Sosialisasi pelaksanaan RKL/RPL dan UKL/UPL 4.

  Evaluasi dan monitoring penerapan RKL/ RPLdan UKL/ UPL.

  5. Pengembangan kawasan industri dan pariwisata yang berwawasan lingkungan. 

Program Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam

dan Lingkungan Hidup 1.

  Penyuluhan tentang perlindungan keanekaragaman hayati dan pengembangan flora fauna identitas daerah.

  2. Pengembangan kemampuan masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana dan lestari.

  3. Pemasyarakatan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

  Melaksanakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup bagi semua kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan.

  4. Sosialisasi pelestarian fungsi lingkungan hidup melalui Forum-forum desa dan Pemberdayaan Keluarga Sejahtera. 

Program Penataan/Pengembangan Kelembagaan dan Penegakan Hukum dalam

  Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup 1.

  Menjalankan kerja sama lintas sektoral dengan Dinas/Instansi terkait dengan masalah lingkungan hidup serta mengintegrasikan perencanaan pengelolaan lingkungan hidup ke dalam perencanaan pembangunan yang lebih luas dalam rangka mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

  2. Melaksanakan koordinasi dalam rangka pencegahan dan pengendalian pencemaran/kerusakan lingkungan hidup serta pemulihan kualitas lingkungan hidup.

  3. Meningkatkan kinerja Tim Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang.

  4. Pemberdayaan dan revitalisasi kegiatan penghijauan dan reboisasi 5.

  Menjalin kemitraan baik dengan Pemerintah Propinsi Jawa Timur maupun Perguruan Tinggi dan LSM bidang LH.

  6. Meningkatkan koordinasi lintas sektoral dalam pelaksanaan Program Bangun Praja, khususnya kebersihan dan keindahan perkotaan.

  7. Penegakan hukum lingkungan melalui peningkatan kapasitas dan intensitas koordinasi lintas sektoral dengan melibatkan seluruh instansi, baik horisontal maupun vertikal serta kelompok-kelompok masyarakat.  Program Pengembangan Sumber Daya Manusia

  1. Mempersiapkan Aparatur yang mempunyai latar belakang dan kecakapan di bidang lingkungan hidup serta mengikutsertakan aparatur dalam pelatihan teknis di bidang lingkungan hidup dan kursus AMDAL 2. Mengikutsertakan dan memberdayakan siswa dan pendidik dalam pelatihan maupun pembinaan bidang lingkungan hidup.

  3. Penyampaian pesan pelestarian lingkungan hidup dalam setiap kegiatan masyarakat serta pembentukan masyarakat peduli lingkungan

  

Tabel 8. 8

Perbedaan Instrumen KLHS dan AMDAL

Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

  a) Rujukan Peraturan Perundangan I.

  UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup II. Permen LH 09/2011 tentang Pedoman umum KLHS

  1) UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan

  Pengelolaan Lingkungan Hidup 2)

  Permen PPU 10/PRT/M/2008 tentang jenis kegiatan bidang PU wajib UKL UPL 3)

  Permen LH 5/2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan Wajib AMDAL b) Pengertian Umum

  Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

  Kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yan g diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Usaha dan/atau Kegiatan adalah segala bentuk aktivitas yang dapat menimbulkan perubahan terhadap rona lingkungan hidup serta menyebabkan dampak terhadap lingkungan.

  c) Kewajiban pelaksanaan Pemerintah dan Pemerintah Daerah Pemrakarsa rencana usaha dan/atau kegiatan yang masuk kriteria sebagai wajib AMDAL (Pemerintah/swasta) d) Keterkaitan studi lingkungan dengan:

I. Penyusunan atau evaluasi RTRW, RPJP dan RPJM II.

  e) Mekanisme pelaksanaan

  g) Output Dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan dalam suatu wilayah.

  3) Jasa penilaian KA, ANDAL dan RKL-RPL oleh komisi AMDAL dan tim teknis dibiayai oleh pemrakarsa.

  Kegiatan Komisi Penilai AMDAL, Tim Teknis dan sekretariat Penilai AMDAL dibebankan pada APBN/APBD

  Kegiatan penyusunan AMDAL (KA, ANDAL, RKL-RPL) didanai oleh pemrakarsa, 2)

  1) Dasar pertimbangan penetapan kelayakan atau ketidak layakan lingkungan 2) Jumlah dan jenis izin perlindungan hidup yang diwajibkan 3) Persyaratan dan kewajiban pemrakarsa sesuai yang tercantum dalam RKL RPL. i) Pendanaan APBD Kabupaten/Kota 1)

  II. Segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup sesuai hasil KLHS tidak diperbolehkan lagi.

  Rekomendasi KLHS digunakan sebagai alat untuk melakukan perbaikan kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan yang melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan.

  h) Outcome I.

  Keputusan Menteri, gubernur dan bupati/walikota sesuai kewenangan tentang kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan.

  Andal dan RKL-RPL. Kerangka acuan wajib sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan/atau rencana tata ruang kawasan.

  I. Pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/ atau program terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah; II. Perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program; dan

  Alternatif rekomendasi untuk rencana/program 1) Kerangka acuan; 2) Andal; dan 3) RKL-RPL.Kerangka acuan menjadi dasar penyusunan

  III.

  Kajian pengaruh rencana/program dengan isu-isu strategis terkait pembangunan berkelanjutan

  Isu Strategis terkait Pembangunan Berkelanjutan II.

  Menteri, gubernur, dan bupati/walikota berdasarkan rekomendasi komisi penilai AMDAL menerbitkan Keputusan Kelayakan atau Ketidaklayakan lingkungan f) Muatan Studi Lingkungan I.

  Kebijakan, rencana dan/atau program yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau resiko lingkungan Tahap perencanaan suatu usaha dan atau kegiatan

  1) Pemrakarsa dibantu oleh pihak lain yang berkompeten sebagai penyusun AMDAL 2) Dokumen AMDAL dinilai oleh komisi penilai AMDAL yang dibentuk oleh Menteri, Gubernur, atau

  Rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan, rencana, dan/atau program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan.

  III.

  Bupati/Walikota sesuai kewenangannya dan dibantu oleh Tim Teknis. 3) Komisi penilai AMDAL menyampaikan rekomendasi berupa kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan kepada Menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya. 4) b. Kota besar, luas > 50 ha

  a. Kota metropolitan, luas > 25 ha

  > 500 ton/hari

  No Jenis Kegiatan Skala/Besaran

  A Persampahan:

  a. Pembangunan TPA Sampah Domestik dengan sistem Control landfill/sanitary landfill:

  > 10 ha > 100.000 ton

  b. TPA di daerah pasang surut:

  semua kapasitas/ besaran c. Pembangunan transfer station:

  d. Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah terpadu:

  Tidak diperlukan institusi yang berwenang memberikan penilaian dan persetujuan KLHS Diperlukan institusi yang berwenang memberikan penilaian dan persetujuan AMDAL

  > 500 ton/hari

  e. Pengolahan dengan insinerator:

  semua kapasitas

  f. Composting Plant:

  > 500 ton/hari

  g. Transportasi sampah dengan kereta api:

  > 500 ton/hari B Pembangunan Perumahan/Permukiman:

  Sumber: - hasil analisa

Tabel 8. 9

Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL

  Fokus pada agenda pembangunan berkelanjutan Menangani gejala kerusakan lingkungan j. Institusi Penilai

  

Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

  Pendekatan Cenderung pro aktif Cenderung bersifat reaktif

  4) Dana pembinaan dan pengawasan dibebankan pada anggaran instansi lingkungan hidup pusat, provinsi dan kabupaten/kota j) Partisipasi

  Masyarakat Masyarakat adalah salah satu komponen dalam kabupaten/kota yang dapat mengakses dokumen pelaksanaan KLHS

  Masyarakat yang dilibatkan adalah: 1)

  Yang terkena dampak; 2)

  Pemerhati lingkungan hidup; dan/atau 3)

  Yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL k) Atribut Lainnya:

  a. Posisi Hulu siklus pengambilan keputusan Akhir sklus pengambilan keputusan b.

  c. Fokus analisis Evaluasi implikasi lingkungan dan pembangunan berkelanjutan

  Proses dideskripsikan dengan jelas, mempunyai awal dan akhir i. Fokus pengendalia n dampak

  Identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak lingkungan

  d. Dampak kumulatif Peringatan dini atas adanya dampak komulatif Amat terbatas

  e. Titik berat telaahan Memelihara keseimbangan alam, pembangunan berkelanjutan

  Mengendalikan dan meminimalkan dampak negative

  f. Alternatif Banyak alternatif Alternatif terbatas jumlahnya

  g. Kedalaman Luas dan tidak rinci sebagai landasan untuk mengarahkan visi dan kerangka umum Sempit, dalam dan rinci

  h. Deskripsi proses Proses multi pihak, tumpang tindih komponen, KRP merupakan proses iteratif dan kontinu

  • luas kawasan TPA, atau
  • Kapasitas Total
  • luas landfill, atau
  • Kapasitas Total
  • Kapasitas
  • Kapasitas
  • Kapasitas
  • Kapasitas
  • Kapasitas

  No Jenis Kegiatan Skala/Besaran

  c. Kota sedang dan kecil, luas > 100 ha

  d. keperluan settlement transmigrasi > 2.000 ha C Air Limbah Domestik

  a. Pembangunan IPLT, termasuk fasilitas penunjang:

  • Luas, atau

  > 2 ha

  • Kapasitasnya

  > 11 m3 /hari

  b. Pembangunan IPAL limbah domestik, termasuk fasilitas penunjangnya:

  • Luas, atau

  > 3 ha

  • Kapasitasnya

  > 2,4 ton/hari

  c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah:

  • Luas layanan, atau

  > 500 ha

  • Debit air limbah

  > 16.000 m3 /hari

  D Pembangunan Saluran Drainase (Primer dan/atau sekunder) di permukiman a. Kota besar/metropolitan, panjang: > 5 km

  b. Kota sedang, panjang: > 10 km E Jaringan Air Bersih Di Kota Besar/Metropolitan

  a. Pembangunan jaringan distribusi

  • Luas layanan

  > 500 ha

  b. Pembangunan jaringan transmisi

  • panjang

  > 10 km

  Sumber: Permen LH 5/2012 Tabel 8. 10 Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib AMDAL tapi Wajib UKL-UPL

Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya

  a. Persampahan i. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan sistem controlled landfill atau sanitary landfill termasuk instansi penunjang: ii. TPA daerah pasang surut iii. Pembangunan Transfer Station iv. Pembangunan Instalasi/Pengolahan Sampah Terpadu v. Pembangunan Incenerator vi. Pembangunan Instansi Pembuatan Kompos b. Air Limbah Domestik/ i. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) termasuk fasilitas

  Permukiman penunjang ii. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah iii.Pembangunan sistem perpipaan air limbah (sewerage/off-site sanitation system) diperkotaan/permukiman c. Drainase Permukaan Perkotaan i. Pembangunan saluran primer dan sekunder ii. Pembangunan kolam retensi/polder di area/kawasan pemukiman

  • – 5) ha

  d. Air Minum i. Pembangunan jaringan distribusi: ii. Pembangunan jaringan pipa transmisi

  Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya

  esar, Panjang: 5 s.d <10 km

  • iii. Pengambilan air baku dari sungai, danau sumber air permukaan lainnya (debit) iv. Pembangunan Instalasi Pengolahan air lengkap v. Pengambilan air tanah dalam untuk kebutuhan:
  • < 50
  • < 50 lps

  e. Pembangunan Gedung i. Pembangunan bangunan gedung di atas/bawah tanah: 1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2

  2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2

  3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, keudayaan, laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2

  4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL ii. Pembangunan bangunan gedung di bawah tanah yang melintasi prasarana dan atau sarana umum:

  1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2

  2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2

  3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung p elayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, keudayaan, laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2

  4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL iii. Pembangunan bangunan gedung di bawah atau di atas air:

  1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2

  2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2

  3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2

  4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL

  f. Pengembangan kawasan i. Kawasan Permukiman Sederhana untuk masyarakat berpenghasilan rendah permukiman (MBR), misalnya PNS, TNI/POLRI, buruh/pekerja; baru ii. Pengembangan kawasan permukiman baru sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi lokal pedesaan (Kota Terpadu Mandiri eks transmigrasi,fasilitas

  Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya

  pelintas batas PPLB di perbatasan); iii.Pengembangan kawasan permukiman baru dengan pendekatan Kasiba/Lisiba (Kawasan Siap Bangun/ Lingkungan Siap Bangun)

  g. Peningkatan Kualitas i. Penanganan kawasan kumuh di perkotaan dengan pendekatan pemenuhan Permukiman kebutuhan dasar (basic need) pelayanan infrastruktur, tanpa pemindahan penduduk; ii. Pembangunan kawasan tertinggal, terpencil, kawasan perbatasan, dan pulau-pulau kecil; iii. Pengembangan kawasan perdesaan untuk meningkatkan ekonomi lokal

  (penanganan kawasan agropolitan, kawasan terpilih pusat pertumbuhan desa KTP2D, desa pusat pertumbuhan DPP) h. Penanganan Kawasan Kumuh i. Penanganan menyeluruh terhadap kawasan kumuh berat di perkotaan Perkotaan metropolitan yangdilakukan dengan pendekatan peremajaan kota (urban renewal), disertai dengan pemindahan penduduk, dan dapat dikombinasikan dengan penyediaan bangunan rumah susun

  Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008

  

Tabel 8. 11

Checklist Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan

pada Program Cipta Karya

No Komponen Kegiatan Lokasi Amdal UKL/UPL SPPLH

  1 Pengembangan Kecamatan Paciran, Brondong, Babat, Sukodadi,    Permukiman Lamongan, Deket, Gelagah, Karangbinangun dan

  Kecamatan Turi, Kecamatan Kalitengah, Kecamatan Sukorame, Buluk, Ngimbang, Sambeng, Mantup, Karangbahu, Sugio, Modo dan Kecamatan Rawen

    

  2 Penataan Bangunan Kecamatan Paciran, Kecamatan Babat, Kecamatan dan Lingkungan Brondong, Kecamatan Deket, Kecamatan Tikung dan Kecamatan Ngimbang

    

  3 Pengembangan Air Kecamatan Deket, Kembangbahu, Lamongan, Turi, minum Tikung, Pucuk, Paciran serta Desa Balun dan Desa Glugu

    

  4 Pengembangan Kecamatan Lamongan, Karangbinangun, Penyehatan Brondong, Paciran, Babat, Glagah, Pucuk dan Lingkungan Kecamatan Karanggeneng Permukiman

8.2 ASPEK SOSIAL

8.2.1 Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya Kemiskinan

  Dari analisis lingkungan dan evaluasi kebijakan ada beberapa hal yang harus dilakukan

dalam upaya menanggulangi peningkatan pencemaran dan kerusakan lingkungan di

Kabupaten Lamongan. Sementara itu adanya beberapa bencana alam seperti tanah longsor

dan bencana banjir beberapa waktu yang lalu serta dalam rangka menanggulangi kompleksitas

masalah lingkungan hidup, baik yang bersifat preventif maupun kuratif guna terwujudnya

  

pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan di tahun yang akan datang maka

harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: A.

  

Program Pencegahan dan Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan

Hidup

  1. Melaksanakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup bagi semua kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan.

  2. Sosialisasi AMDAL, UKL/ UPL dan perijinan pemanfaatan ruang 3.

  Sosialisasi pelaksanaan RKL/RPL dan UKL/UPL 4.

  Evaluasi dan monitoring penerapan RKL/ RPLdan UKL/ UPL.

  5. Pengembangan kawasan industri dan pariwisata yang berwawasan lingkungan.

  B.

  

Program Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam

dan Lingkungan Hidup

  1. Penyuluhan tentang perlindungan keanekaragaman hayati dan pengembangan flora fauna identitas daerah.

  2. Pengembangan kemampuan masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana dan lestari.

  3. Pemasyarakatan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

  4. Sosialisasi pelestarian fungsi lingkungan hidup melalui Forum-forum desa dan Pemberdayaan Keluarga Sejahtera.

  C.

  

Program Penataan/Pengembangan Kelembagaan dan Penegakan Hukum dalam

Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

  1. Menjalankan kerja sama lintas sektoral dengan Dinas/Instansi terkait dengan masalah lingkungan hidup serta mengintegrasikan perencanaan pengelolaan lingkungan hidup ke dalam perencanaan pembangunan yang lebih luas dalam rangka mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

  2. Melaksanakan koordinasi dalam rangka pencegahan dan pengendalian pencemaran/kerusakan lingkungan hidup serta pemulihan kualitas lingkungan hidup.

  3. Meningkatkan kinerja Tim Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang.

  4. Pemberdayaan dan revitalisasi kegiatan penghijauan dan reboisasi 5.

  Menjalin kemitraan baik dengan Pemerintah Propinsi Jawa Timur maupun Perguruan Tinggi dan LSM bidang LH.

  6. Meningkatkan koordinasi lintas sektoral dalam pelaksanaan Program Bangun Praja, khususnya kebersihan dan keindahan perkotaan.

  7. Penegakan hukum lingkungan melalui peningkatan kapasitas dan intensitas koordinasi lintas sektoral dengan melibatkan seluruh instansi, baik horisontal maupun vertikal serta kelompok-kelompok masyarakat.

D. Program Pengembangan Sumber Daya Manusia 1.

  Mempersiapkan Aparatur yang mempunyai latar belakang dan kecakapan di bidang

  

lingkungan hidup serta mengikutsertakan aparatur dalam pelatihan teknis di bidang

lingkungan hidup dan kursus AMDAL

2. Mengikutsertakan dan memberdayakan siswa dan pendidik dalam pelatihan maupun pembinaan bidang lingkungan hidup.

  1 Plaosan Kecamatan Babat

  Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar 201 - 499 Jiwa/Ha

  Butuh Kejelasan status tanah, baik

  Sedang Lokasi tidak terletak pada fungsi strategis Komitmen Penanganan

  Kepadatan Penduduk pada

  6 Waru Wetan Kecamatan Pucuk

  Butuh Kejelasan status tanah, baik dalam dalam hal kepemilikan maupun izin pemanfataan tanah dari pemilik tanah

  Komitmen Penanganan Oleh Pemda Tinggi

  Sedang Lokasi tidak terletak pada fungsi strategis kawasan/ wilayah dan Lokasi tidak memiliki potensi sosial ekonomi tinggi yang potensial dikembangkan

  Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar 201 - 499 Jiwa/Ha

  5 Weru Kecamatan Paciran

  Butuh Kejelasan status tanah, baik dalam dalam hal kepemilikan maupun izin pemanfataan tanah dari pemilik tanah

  Komitmen Penanganan Oleh Pemda Tinggi

  Sedang Lokasi tidak terletak pada fungsi strategis kawasan/ wilayah dan Lokasi tidak memiliki potensi sosial ekonomi tinggi yang potensial dikembangkan

  4 Walor Kelurahan Warulor Kecamatan Paciran

  Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar 201 - 499 Jiwa/Ha

  Penyampaian pesan pelestarian lingkungan hidup dalam setiap kegiatan masyarakat serta pembentukan masyarakat peduli lingkungan Tabel 8. 12 Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Miskin Kabupaten Lamongan No Lokasi Jumlah Penduduk Miskin Kondisi Umum Permasalahan Bentuk Penanganan yang Sudah Dilakukan Kebutuhan Penanganan

  Komitmen Penanganan Oleh Pemda Tinggi

  Berat Lokasi tidak terletak pada fungsi strategis kawasan/ wilayah dan Lokasi tidak memiliki potensi sosial ekonomi tinggi yang potensial dikembangkan

  Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar >500 Jiwa/Ha

  3 Sidokumpul Kecamatan Paciran

  Butuh Kejelasan status tanah, baik dalam dalam hal kepemilikan maupun izin pemanfataan tanah dari pemilik tanah

  Komitmen Penanganan Oleh Pemda Tinggi

  Berat Lokasi tidak terletak pada fungsi strategis kawasan/ wilayah dan Lokasi tidak memiliki potensi sosial ekonomi tinggi yang potensial dikembangkan

  Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar 201 - 499 Jiwa/Ha

  2 Paloh Kecamatan Paciran

  Butuh Kejelasan status tanah, baik dalam dalam hal kepemilikan maupun izin pemanfataan tanah dari pemilik tanah

  Komitmen Penanganan Oleh Pemda Tinggi

  Sedang Lokasi tidak terletak pada fungsi strategis kawasan/ wilayah dan Lokasi tidak memiliki potensi sosial ekonomi tinggi yang potensial dikembangkan

  Butuh Kejelasan status tanah, baik dalam dalam hal kepemilikan maupun izin pemanfataan tanah dari pemilik tanah

  No Lokasi Jumlah Penduduk Miskin Kondisi Umum Permasalahan Bentuk Penanganan yang Sudah Dilakukan Kebutuhan Penanganan

  2 Sogo Kelurahan Sogo Kecamatan Sogo

  Butuh Kejelasan status tanah, baik dalam dalam hal kepemilikan maupun izin pemanfataan tanah dari pemilik tanah

  11 Kauman RW V dan RW VI Kelurahan Babat Kecamatan Babat

  Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar 250 -650 Jiwa/Ha

  Sedang Lokasi tidak terletak pada fungsi strategis kawasan/ wilayah dan Lokasi tidak memiliki potensi sosial ekonomi tinggi yang potensial dikembangkan

  Komitmen Penanganan Oleh Pemda Tinggi

  Butuh Kejelasan status tanah, baik dalam dalam hal kepemilikan maupun izin pemanfataan tanah dari pemilik tanah

  12 RW 2 RT 2 dan RW 1 RT

  Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar 250 -650 Jiwa/Ha

  Sedang Lokasi tidak terletak pada fungsi strategis kawasan/ wilayah dan Lokasi tidak memiliki potensi sosial ekonomi tinggi yang potensial dikembangkan

  Sedang Lokasi tidak terletak pada fungsi strategis kawasan/ wilayah dan Lokasi tidak memiliki potensi sosial ekonomi tinggi yang potensial dikembangkan

  Komitmen Penanganan Oleh Pemda Tinggi

  Butuh Kejelasan status tanah, baik dalam dalam hal kepemilikan maupun izin pemanfataan tanah dari pemilik tanah

  13 RT 1 RW 4 Banaran Kecamatan Babat

  Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar

  Sedang Lokasi tidak terletak pada fungsi strategis kawasan/ wilayah dan

  Komitmen Penanganan Oleh Pemda

  Komitmen Penanganan Oleh Pemda Tinggi

  Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar 201 - 499 Jiwa/Ha

  Lokasi sebesar 201 - 499 Jiwa/Ha kawasan/ wilayah dan

  8 Rw.07 dan Rw.08 Gg.Kurma Kelurahan Sukorejo Kecamatan Lamongan

  Lokasi tidak memiliki potensi sosial ekonomi tinggi yang potensial dikembangkan

  Oleh Pemda Tinggi dalam dalam hal kepemilikan maupun izin pemanfataan tanah dari pemilik tanah

  7 Dusun Kucur, Kelurahan Sidomukto Kecamatan Lamongan

  Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar 201 - 499 Jiwa/Ha

  Sedang Lokasi tidak terletak pada fungsi strategis kawasan/ wilayah dan Lokasi tidak memiliki potensi sosial ekonomi tinggi yang potensial dikembangkan

  Komitmen Penanganan Oleh Pemda Tinggi

  Butuh Kejelasan status tanah, baik dalam dalam hal kepemilikan maupun izin pemanfataan tanah dari pemilik tanah

  Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar 201 - 499 Jiwa/Ha

  10 Rw.04 Kaliotik Kelurahan Tumenggungan Kecamatan Lamongan

  Sedang Lokasi tidak terletak pada fungsi strategis kawasan/ wilayah dan Lokasi tidak memiliki potensi sosial ekonomi tinggi yang potensial dikembangkan

  Komitmen Penanganan Oleh Pemda Tinggi

  Butuh Kejelasan status tanah, baik dalam dalam hal kepemilikan maupun izin pemanfataan tanah dari pemilik tanah

  9 Gg. Kalisari, Kelurahan Tumenggungan Kecamatan Lamongan

  Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar 201 - 499 Jiwa/Ha

  Sedang Lokasi tidak terletak pada fungsi strategis kawasan/ wilayah dan Lokasi tidak memiliki potensi sosial ekonomi tinggi yang potensial dikembangkan

  Komitmen Penanganan Oleh Pemda Tinggi

  Butuh Kejelasan status tanah, baik dalam dalam hal kepemilikan maupun izin pemanfataan tanah dari pemilik tanah

  Butuh Kejelasan status tanah, baik dalam dalam hal

  Bentuk Jumlah Kondisi Penanganan Kebutuhan No Lokasi Penduduk Permasalahan Umum yang Sudah Penanganan Miskin Dilakukan

  150-200 Lokasi tidak memiliki Tinggi kepemilikan Jiwa/Ha potensi sosial ekonomi maupun izin tinggi yang potensial pemanfataan dikembangkan tanah dari pemilik tanah

8.2.2 Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

  Output kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya seharusnya memberi manfaat bagi masyarakat. Manfaat tersebut diharapkan minimal dapat terlihat secara kasat mata dan secara sederhana dapat terukur, seperti kemudahan mencapai lokasi pelayanan infrastruktur, waktu tempuh yang menjadi lebih singkat, hingga pengurangan biaya yang harus dikeluarkan oleh penduduk untuk mendapatkan akses pelayanan tersebut.

  Tabel 8. 13 Kegiatan Pembangunan Cipta Karya yang membutuhkan Konsultasi, Pemindahan Penduduk dan Pemberian Kompensasi serta Permukiman Kembali Tahap I Tahap II Komponen Pemindahan No Program dan

  Penduduk / Permukiman Konsultasi Kegiatan Pemberian Kembali Kompensasi

  1 Pengembangan Penyusunan DED Kawasan Wisata Sendang Kawasan Pengembangan Permukiman Dhuwur, Penyusunan DED Kawasan Pelabuhan Strategis Permukiman

  Perikanan Nusantara Brondong, Penanganan Ekonomi Kawasan Permukiman Kumuh, Penyediaan Infrastruktur Permukiman di Kawasan RSH, Penyediaan Infrastruktur Pemukiman Kawasan Pedesaan Minapolitan, Dukungan Prasarana dan Sarana Kws. Tradisional, Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan

  2 Penataan Dukungan Prasarana dan Sarana Ruang Terbuka Kawasan Penataan Bangunan dan Hijau Strategis Bangunan Lingkungan

  Ekonomi Lingkungan

  3 Pengembangan Penyediaan SPAM Di Kawasan RSH, Pembangunan Kawasan Pengembangan Air minum SPAM IKK, Pembangunan SPAM IKK Tanggul Strategis Air minum

  Mode, pangkat rejo,pucuk, Pembangunan SPAM Ekonomi

  IKK Ds Balun, Pembangunan SPAM IKK Kec Paciran Ds Blimbing, Penambahan kapasitas IPA Plosowahyu

  4 Pengembangan Pembangunan Drainase Terpadu Perkotaan, Kawasan Pengembangan Penyehatan Pengadaan Peralatan, Peningkatan Prasarana dan Strategis Penyehatan Lingkungan Sarana TPA Sampah, Peningkatan TPA Sampah Ekonomi Lingkungan Permukiman Kabupaten Lamongan, Peningkatan/pembangunan Permukiman

  TPA, Pembangunan PS Sampah Terpadu 3R, Infrastruktur Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu / 3R

  

Tabel 8. 14

Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca

Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Jumlah

  Program/

No Sektor Lokasi Tahun Penduduk yang

Kegiatan memanfaatkan

  • 1 Pengembangan Pembangunan Infrastuktur di Kecamatan Glagah 2014-2019

  Permukiman Kawasan Rawan Bencana dan Kecamatan Laren

  • 2 Penataan Dukungan Prasarana dan Sarana Kws. Wisata Religi 2014-2019 Bangunan dan Kws. Tradisional, Penataan dan Sendang Duwur Kec. Lingkungan Revitalisasi kawasan makam Paciran

  3 Pengembangan

  • Penyediaan SPAM di Kawasan Kecamatan Paciran, 2014-2019 Air Minum RSH Kecamatan Deket dan Kecamatan Tikung

  4 Penyehatan

  • Pembangunan PS Air Limbah Kec. Babat, Kec. 2014-2019 Lingkungan Komunal serta Program Paciran, Kec. Permukiman Pencegahan dan Pengendalian Karangbinangun,