Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta

PERNIKAHAN DAN
KONTEKSTUALISASINYA
DALAM ISLAM

Pernikahan dalam Islam



Pengertian dan Dasar Hukum.
 Alquran ( Q.S. Ar-Ruum, 30 :21, AnNisa’,4 : 3, An-Nuur, 24 : 32)
 Hadis
 UU No 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan ( pasal 1 ).
 Kompilasi Hukum Islam ( KHI ),pasal 2

Tujuan dan Fungsi Pernikahan
Menciptakan keluarga sakinah
berlandaskan mawaddah wa rahmah
( Q.S. Ar-Ruum, 30 : 21)
Menjaga pandangan mata dan
menjaga kehormatan

( H.R.Bukhori)
Memperoleh keturunan
( H.R. Ahmad )

Prinsip pernikahan Islam
Kebebasan memilih
Mawaddah
Rahmah
Amanah
Mu’asyarah bil ma’ruf

Praktek Perkawinan Sebelum
Datangnya Islam
 Pernikahan dengan ibu tirinya.

( Q.S. An-Nisa,4 : 22-24 )
 Pernikahan saling bertukar isteri
 Suami mengijinkan isteri bersetubuh dengan pria
lain untuk mendapatkan keturunan yang baik.
 Pernikahan dengan tawanan perempuan tanpa

mahar.
 Poligami tanpa batas
 Pernikahan muth’ah

Perbedaan konsep wali dan mahar,
sebelum dan sesudah Islam
• Konsep Wali
Sebelum Islam wali dianggap
sebagai bentuk kuasa dan
wewenang laki-laki atas
perempuan, atau peniadaan hak
atas perempuan.
 Sesudah Islam, wali sebagai
pemandu dan pembimbing
perempuan Arab yang pada waktu
itu relatif masih terbelakang.

*************
• Konsep Mahar
Sebelum Islam, Mahar dianggap

sebagai bentuk harga dari seorang
pengantin perempuan
Sesudah Islam, mahar adalah
bentuk kesungguhan cinta kasih
yang diwujudkan dalam shaduqat
(pemberian).

Kontroversi dalam
Praktek Pernikahan
Poligami
Pernikahan Siri
Nikah Mut’ah
Nikah Beda Agama

Poligami
 Dasar Hukum, Q.S. An-Nisa,4 : 3 dan 129.
 Latar belakang turunnya ayat :
 Pasca perang Uhud, banyak janda dan anak
yatim yang harta bendanya tidak terurus.
 Penekanan pada konsep keadilan, bukan pada

bilangan isteri.
Pembatasan jumlah isteri, dari yang tanpa
batas, menjadi maksimal empat dengan tetap
mengedepankan asas monogami.

….. Lanjutan ….
 Praktek poligami Rasulullah  pendekatan

sosial dan pendekatan dakwah, bukan
pendekatan seksual. Selama 28 tahun
Rasulullah menerapkan monogami hanya
dengan Siti Khadijah.
 Praktek poligami saat ini  lebih banyak
madlarat daripada maslahahnya.

==== lanjutan……..
 Surat An-Nisa’,4 : 3  bukan merupakan

anjuran untuk berpoligami apalagi disunahkan.
Tetapi merupakan respon atas kondisi dan

situasi yang terjadi pada waktu itu.
 Dampak negatif : kecemburuan, persaingan
tidak sehat, saling iri, anak-anak terlantar,
kekerasan dalam rumah tangga, dan lain-lain.

Pernikahan Siri
 Pengertian

– Perbedaan dengan Nikah

resmi
 Hukumnya dalam Islam dan UU Negara
 Faktor Penyebab dilangsungkannya
 Dampak-dampak positif dan negatif
 Solusi

********
 Pengertian

: Pernikahan yang meskipun telah

memenuhi rukun dan syarat pernikahan sesuai
ketentuan syar’i, namun tidak dicatatkan di KUA/
Pegawai Pencatat Nikah.
 Perbedaan :
Nikah Resmi  mempunyai akta nikah,
sah secara agama dan secara hukum
Nikah Siri  Tidak ada akta nikah,
sah secara agama, tidak sah secara
hukum.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Status Hukumnya
Secara Hukum Islam, nikah siri adalah
sah dimata Allah selama pelaksanaannya
memenuhi ketentuan-ketentuan syar’i,
seperti adanya calon mempelai, wali,dua
orang saksi, mahar, ijab dan qabul.


~~~~~~
Secara Hukum Nasional, nikah siri tidak sah
secara hukum, karena merupakan
pelanggaran terhadap UU no.1 Tahun
1974 tentang perkawinan pasal 2:
(1)

(2)

Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut
hukum masing-masing agamanya dan
kepercayaannya itu
Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku

****************
 Faktor

Penyebab dilangsungkannya :
 Menghindari zina

 Belum ada kesiapan moril dan materiil
 Menghindari prosedur yang berbelit
 Tidak ada biaya untuk administrasi
pernikahan
 Alasan untuk bisa berpoligami
 Dan lain-lain.

-------------- Dampak

Positif
 sah secara agama
 terhindar dari pergaulan bebas dan
dosa
 ada ketenangan batin

……..
 Dampak

Negatif
 tidak ada kepastian hukum

 status anak tidak jelas, karena tidak ada bukti
autentik dari pernikahan orang tuanya.
 bila terjadi perceraian,isteri dan anak tidak
akan
mendapatkan hak-hak yang
seharusnya didapatkan
misalnya, hak
waris, hak asuh,hak pendidikan
anak dan
sebagainya.
 memunculkan imej negatif di kalangan masyarakat
 memicu terjadinya kekerasan dalam rumah
tangga.

======
 Solusi

 Segera lakukan Itsbat Nikah
Pengajuan ke Pengadilan Agama agar
memperoleh penetapan pernikahan

dengan akta nikah sebagai buktinya.
 Walimatul Ursy jika dimungkinkan.
Menghindari pandangan negatif
masyarakat, pernikahan perlu di I’lankan

Pernikahan Mut’ah
• Pengertian :
Pernikahan yang didasarkan pada jangka waktu
tertentu sesuai dengan kesepakatan kedua belah
pihak.
• Hukumnya:
Pernikahan tersebut pernah terjadi pada masa
Rasulullah, namun kemudian Rasul melarangnya :
“ Saya pernah membolehkanmu melakukan nikah
mut’ah, namun Allah telah melarangmu sampai hari
akhir Pengadilan”.

```````
• Kalangan Syiah Isna Asyariyah sepakat bahwa nikah
mut,ah diperbolehkan atas dasar Q.S. An-Nisa’,4 :

24.
• Jumhur ulama melarang praktek nikah tersebut,
karena hanya didasarkan pada kesenangan semata
dan dalam jangka waktu tertentu.
• Hal tersebut menyalahi tujuan, fungsi dan prinsipprinsip pernikahan dalam Islam, yaitu mewujudkan
konsep keluarga sakinah yang dilandaskan pada
rasa kasih sayang yang harus dibina dan dipupuk
secara berkelanjutan.

Penutup
 Perkawinan

merupakan penyatuan dua
manusia pada bentuk asal yang paling
hakiki ( nafsun wahidah – Q.S. Al-A’raf,7:
189), juga merupakan bentuk
keterkaitannya dalam satu kesatuan
(min anfusikum- Q.S. Ar-Ruum, 30 : 21),
yang akan dijadikan landasan dalam
mewujudkan rasa cinta kasih, saling
menyayangi, saling menghargai dan
saling memotivasi menuju terciptanya
rumah tangga yang bermartabat di
hadapan Allah swt.