Laporan keuangan PT. SMR Utama Tbk (30 Sept 2016)
PT. SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
Laporan Keuangan Konsolidasian
Pada tangal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode
sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2016 dan 2015
Daftar Isi
Halaman
1. Laporan posisi keuangan konsolidasian
1 -2
2. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian
3
3. Laporan perubahan ekuitas konsolidasian
4
4. Laporan arus kas konsolidasian
5
5. Catatan atas laporan keuangan konsolidasian
6 - 41
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
30 September 2016 dan 31 Desember 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2046
(30 September)
2045
(34 Desember)
ASET
ASET LANCAR
Kas dan bank
Investasi jangka pendek
Piutang usaha - pihak ketiga - neto
Piutang lain-lain
Pihak ketiga
Pihak berelasi
Persediaan - bersih
Pajak dibayar di muka
Biaya dibayar di muka
Uang muka
2e,2g,2h,5
2g,2h,6
2e,2g,2h,7
1.060.007
1.561.102
17.410.349
1.679.988
1.470.910
19.448.787
2g,2h,8
2f,2g,2h,8
2i,2o,9
2u,19a
2j,11
2f,10,30
52.555
17.598.464
3.859.239
5.253.761
553.671
4.043.774
13.918
18.022.098
2.628.137
6.475.709
978.819
7.319.471
54.392.922
58.037.837
12.601.939
2.756.063
-
37.204
35.055
63.507.985
32.111.220
29.720.912
57.717
250.983
66.012.497
35.425.602
29.520.483
54.383
304.118
Jumlah Aset Tidak Lancar
438.287.960
434.408.204
JUMLAH ASET
489.680.882
492.446.038
Jumlah Aset Lancar
ASET TIDAK LANCAR
Kas yang dibatasi penggunaanya
Piutang lain-lain
Pihak ketiga
Aset pajak tangguhan
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan
sebesar US$ 102.500.288 dan US$ 91.071.906
pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015
Aset tak berwujud
Aset eksplorasi dan evaluasi
Uang jaminan
Aset tidak lancar lainnya
2e,2g,2h,12
2g,2h,8
2u,19e
2k,2o,13
2d,2l,2o,14
2d,2o,2p,15
2g
2h
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
1
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN - LANJUTAN
INTERIM
30 September 2016 dan 31 Desember 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2046
(30 September)
2045
(34 Desember)
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Hutang bank jangka pendek
Hutang usaha - pihak ketiga
Hutang lain-lain
Pihak ketiga
Pihak berelasi
Hutang pajak
Beban masih harus dibayar
Bagian liabilitas jangka panjang yang jatuh
tempo dalam waktu satu tahun
Hutang bank jangka panjang
Hutang sewa pembiayaan
2e,2g,2h,16
2e,2g,2h,17
2h
15.370.813
7.225.239
7.902.380
582.493
79.000
696.782
307.972
233.793
61.000
3.155.983
1.237.911
9.637.203
54.600.000
12.552.751
27.604.202
86.039.448
2u,19e
9.499.055
10.398.134
2e,2g,2h,20
2e,2g,2h,2n,21
2q,22
68.022.483
1.516.336
1.172.715
4.928.818
1.227.333
80.240.589
46.554.285
407.844.794
402.593.403
110.469.517
25.093.533
(8.797.979)
(44.892.649)
110.469.517
25.074.870
(10.116.139)
(35.866.677)
81.872.422
89.561.571
2u,19b
2g,2t,18
2e,2g,2h,20
2e,2g,2h,2n,21
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas pajak tangguhan - bersih
Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Hutang bank jangka panjang
Hutang sewa pembiayaan
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
JUMLAH LIABILITAS
EKUITAS
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk
Modal saham - nilai nominal Rp. 100 per saham
Modal dasar 48.000.000.000 saham
pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015,
Modal ditempatkan dan disetor penuh masing-masing
12.499.385.782 dan 12.000.000.000 saham
pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015
Tambahan modal disetor - bersih
Selisih kurs penjabaran laporan keuangan
Defisit
23
1b,2s,24
2e
Ekuitas neto yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali
2b
JUMLAH EKUITAS
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
(6.331)
(8.936)
84.866.094
89.552.635
489.680.882
492.446.038
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
2
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2046
(Sembilan bulan)
2045
(Sembilan bulan)
PENDAPATAN
2t,25
28.820.436
28.465.873
BEBAN POKOK PENJUALAN
2t,26
(29.933.556)
(27.297.787)
(4.443.420)
4.468.086
(7.338.642)
7.574
(7.154.714)
(1.843.619)
(8.444.488)
(7.830.247)
(1.478.376)
(1.662.337)
(9.922.565)
(9.492.584)
LABA (RUGI) BRUTO
Beban umum dan administrasi
Pendapatan (beban) usaha lainnya - neto
2t,27
2t,28
RUGI USAHA
Beban keuangan
2t
RUGI SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
MANFAAT PAJAK PENGHASILAN
2u,19c
RUGI BERSIH PERIODE BERJALAN
899.077
1.527.154
(9.023.488)
(7.965.430)
1.318.280
(3.659.647)
(7.705.207)
(44.625.077)
(9.025.971)
2.484
(7.957.147)
(8.283)
JUMLAH
(9.023.488)
(7.965.430)
Rugi komprehensih periode yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali
(7.707.812)
2.605
(11.617.125)
(7.952)
JUMLAH
(7.705.207)
(44.625.077)
(0,0007)
(0,0007)
PENDAPATAN (RUGI) KOMPREHENSIF LAIN
JUMLAH RUGI KOMPREHENSIF
PERIODE BERJALAN
Rugi yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali
2b
Rugi per saham dasar yang dapat diatribusikan
kepada pemilik Entitas Induk
2v,29
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
3
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
INTERIM
Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Entitas Induk
Modal saham
ditempatkan
dan disetor
penuh
Saldo tanggal 31 Desember 2014
Tambahan
modal disetorneto
Selisih
Penjabaran
Laporan
Keuangan
106.551.809
23.116.016
Penambahan modal yang berasal dari
excercise waran
3.911.446
1.955.723
Pendapatan (rugi) komprehensif lain
periode berjalan
-
-
Total rugi komprehensif periode berjalan
-
-
Saldo tanggal 30 September 2015
110.463.255
25.071.739
Saldo tanggal 31 Desember 2015
110.469.517
25.074.870
-
-
Pendapatan komprehensif lain
periode berjalan
Tambahan modal disetor lainnya
Total rugi komprehensif periode berjalan
Saldo tanggal 30 September 2016
(7.793.850)
(3.659.977)
-
Defisit
Jumlah
(16.494.831)
105.379.144
-
5.867.169
-
(3.659.977)
-
110.469.517
25.093.533
Total
ekuitas Bersih
(3.024)
331
105.376.120
5.867.169
(3.659.647)
(7.957.147)
(7.957.147)
(8.282)
(7.965.429)
(11.453.827)
(24.451.978)
99.629.189
(10.976)
99.618.213
(10.116.138)
(35.866.678)
89.561.571
(8.936)
89.552.635
1.318.159
-
1.318.159
121
1.318.280
18.663
-
18.663
18.663
-
Kepentingan
Non
Pengendali
(8.797.979)
(9.025.971)
(9.025.971)
2.484
(9.023.488)
(44.892.649)
81.872.422
(6.331)
81.866.091
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
4
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
INTERIM
Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2016
(Sembilan bulan)
2015
(Sembilan bulan)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan
Pembayaran kas kepada pemasok
Pembayaran kas kepada karyawan
Pengembalian uang muka mangan
Pembayaran beban operasional lainnya
30.858.874
(4.985.574)
(7.554.164)
(1.229.390)
28.056.313
(8.376.233)
(7.731.469)
217.042
(6.115.312)
Kas diperoleh dari operasi
Penerimaan taksiran tagihan pajak
17.089.747
3.607.310
6.050.341
1.148.296
20.697.057
7.198.637
140.880
(12.538.362)
3.402.252
(12.601.939)
(5.936)
(83.072)
189.841
26.802
(6.129.811)
246.722
(40.936)
9.276.279
220.079
(17.120.316)
(21.496.336)
(13.521.181)
(1.491.578)
(6.328.030)
9.086.157
(3.574.864)
18.663
2.756.063
(2.198.214)
(3.342.046)
4.098.861
(133.336)
3.917.708
1.958.854
-
Kas bersih diperoleh dari
aktivitas operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Aset tetap
Penerimaan hasil penjualan
Perolehan
Investasi jangka pendek
Investasi pada entitas asosiasi
Uang muka investasi
Piutang lain-lain - pihak ketiga
Aset eksplorasi dan evaluasi
Aset tidak lancar lainnya
Penerimaan dari (pembayaran kepada) pihak berelasi
2k,2o,13
2g,2h,6
2f,10,30
2g,2h,8
Kas bersih digunakan untuk
aktivitas investasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Pembayaran bunga
Pembayaran utang sewa pembiayaan
Penerimaan hutang bank
Pembayaran hutang bank
Penambahan modal dari penebusan waran
Penambahan modal disetor lainnya
Kas yang dibatas penggunaannya
2d,2f,21
2e,2g,2h,20
2e,2g,2h,20
23
1b,2s,24
2e,2g,2h,12
Kas bersih diperoleh dari
aktivitas pendanaan
Penurunan bersih kas dan bank
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE
466.411
4.301.827
(332.868)
(2.020.717)
1.679.988
DAMPAK PERUBAHAN SELISIH
KURS MATA UANG ASING
(287.113)
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE
1.060.007
2.946.546
(4.218)
921.611
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
5
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Pada tangal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode sembilan bulan
yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM
a.
Pendirian Perusahaan
PT SMR Utama Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Dwi Satria Jaya berdasarkan Akta Notaris F. Eka Sumarningsih, S.H., M.H.,
No. 31 tanggal 11 November 2003. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-28091HT.01.01.TH.2003 tanggal 21 November 2003 serta telah diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 43, Tambahan No. 5091 tanggal 28 Mei 2004. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa
kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta Pernyatan Keputusan Rapat No. 15 tanggal 14 Juli 2015 oleh Notaris Rini Yulianti, S.H, Notaris
di Jakarta, tentang perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi. Akta tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-3539869.AH.01.11.TH 2015 tanggal 10 Agustus 2015.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Perusahaan antara lain bergerak dalam bidang perdagangan, jasa, industri,
pengangkutan, perbengkelan dan pembangunan. Saat ini, selain menjalankan fungsi sebagai perusahaan induk (holding company ),
Perusahaan tidak aktif terlibat dalam bisnis apapun. Perusahaan berkedudukan di Menara Citicon Lantai 9 Jl. Letjen S. Parman kav. 72,
Jakarta, Indonesia.
Pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015, PT Lautan Rizki Abadi (LRA) dan PT Tandikek Asri Lestari (TAL) masingmasing adalah entitas induk dan entitas induk terakhir dari Perusahaan.
b.
Penawaran Umum Saham Perusahaan
Pada tanggal 30 September 2011, Perusahaan telah memperoleh Surat Pernyataan Efektif No. S-107/0/BL/2011 dari Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) untuk melakukan penawaran umum perdana saham sejumlah
500.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham kepada masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham tersebut
ditawarkan pada harga sebesar Rp 600 per saham.
Tindakan Perusahaan (corporate action ) yang mempengaruhi efek yang diterbitkan sejak penawaran umum perdana sampai dengan laporan
akhir tahun terbaru adalah Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Pada tanggal 26 Juni 2014, Perusahaan telah memperoleh Surat Pernyataan Efektif No. S-307/D.04/2014
dari Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan PUT I sejumlah 10.500.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham
dan sebanyak 500.000.000 Waran Seri I (WS I). Sebagai insentif kepada para pemegang saham, melekat satu WS I pada setiap 21 saham
baru hasil HMETD. Masing-masing WS I berhak untuk membeli saham baru Perusahaan dengan harga pelaksanaan Rp 150 per saham,
dengan jumlah nilai pelaksanaan WS I adalah sebanyak-banyaknya Rp 75.000.000.000. Periode pelaksanaan WS I adalah 14 Januari hingga
13 Juli 2015.
Pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015, saham Perusahaan yang telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia berjumlah
12.499.385.782 saham
c.
Entitas Anak
Entitas Anak yang dikonsolidasikan dan persentase kepemilikan Perusahaan pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015
adalah sebagai berikut:
Jumlah Aset Sebelum Konsolidasi
Jenis
usaha
Persentase
Kepemilikan
Mulai
Beroperasi
2016
30 September
2015
31 Desember
Entitas Anak
Domisili
PT. Adikarsa Alam
Resources (AKAR)
Jakarta
Perdagangan
99,99%
*)
27.256.739
25.281.361
PT. Ricobana
(RB)
Jakarta
Pertambangan
99,99%
*)
80.606.355
75.872.484
PT. Synergi Metal
Raya (SMR)
Jakarta
Perdagangan
99,60%
*)
20.819
18.123
PT. Ricobana
Abadi (RBA)
- (melalui RB)
Jakarta
Kontraktor
Batubara
99,99%
1981
168.255.481
174.880.386
PT. Troposfir
Pancar Sejati
(TPS) - (melalui RBA)
Jakarta
Investasi
98,31%
*)
3.427.296
2.955.858
PT. Troposfir
Mega Raya (TMR)
- (melalui TPS)
Jakarta
Investasi
98,14%
*)
3.402.263
2.533.013
6
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Pada tangal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode sembilan bulan
yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM - LANJUTAN
c.
Entitas Anak - lanjutan
Jumlah Aset Sebelum Konsolidasi
Entitas Anak
Domisili
PT. Delta
Samudra (DS)
- (melalui TMR)
Jakarta
Jenis
usaha
Pertambangan
Persentase
Kepemilikan
Mulai
Beroperasi
97,35%
*)
2016
30 September
3.403.389
2015
31 Desember
3.259.212
*) Belum beroperasi secara komersial
Pendirian Entitas Anak
PT. Synergi Metal Raya (SMR)
SMR didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 7 tanggal 4 Maret 2015 oleh Harra Mieltuani Lubis, S.H. Akta pendirian tersebut telah
mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-0027233.AH.01.11.TH 2015 tanggal
6 Maret 2015.
Akuisisi Entitas Anak
Pada bulan Agustus 2014, Perusahaan telah mengakuisisi atas 99,99% saham PT Ricobana (RB) dengan nilai pembelian total sebesar
$AS 87.801.639 (atau setara Rp 1.017.708.800.000). Atas transaksi ini Perusahan mengakui goodwill sebesar $AS 20.283.060 (Lihat
Catatan No. 4) .
RB memiliki kepemilikan langsung 99,99% atas PT Ricobana Abadi (RBA). RB memiliki kepemilikan tidak langsung masing-masing
sebesar 98,29%, 98,14% dan 97,35% atas PT Troposfir Pancar Sejati (TPS), PT Troposfir Mega Raya (TMR) dan PT Delta Samudra (DS).
d.
Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2016 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris Independen
: Wijaya Mulia
: Supandi Widi Siswanto
Dewan Direksi
Direktur Utama (tidak terafiliasi)
Direktur
: Jokky Wahyoedi Hidayat
: Rinatri Prahastiwi
Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 30 September 2016 adalah sebagai berikut:
Komite Audit
Ketua
Anggota
Anggota
: Supandi W.S
: Chandy Williem
: Agnes Lew Darmawan
Sekretaris Perusahaan
: Ricky Kosasih
Personil manajemen kunci Perusahaan memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan
aktivitas Perusahaan. Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi (selain Komisaris Independen) merupakan manajemen kunci
Perusahaan.
e.
Area eksplorasi dan eksploitasi/ pengembangan
DS, Entitas Anak memiliki wilayah eksplorasi dan eksploitasi berdasarkan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP) No.
545/K.835/2009 tanggal 16 Oktober 2009 atas nama DS, yang berlaku selama 22 tahun. Luas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP)
adalah sebesar 9.384 hektar di mana 7.489 hektar yang berada dalam kawasan Hutan Produksi (HP) dan hutan Produksi Terbatas (HPT).
Berdasarkan rencana kerja tambang, pertimbangan teknis Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Timur dan rekomendasi
yang diberikan oleh Gubernur Kalimantan Timur yang dapat digunakan untuk pinjam pakai adalah 7.377,7 hektar. Sampai dengan tanggal
penyelesaian laporan keuangan konsolidasian interim, DS sedang dalam proses permohonan IPPKH di daerah Kalimantan. Area tersebut
terletak di Desa Lingau, Kecamatan Nyuatan, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur.
Berdasarkan Laporan Eksekutif Review dan Verifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara oleh ahli yang independen dan kompeten
melalui nomor laporan 001/DE_PTDS/VI/2014 tanggal 13 Juni 2014, estimasi jumlah cadangan terbukti dan terkira yang dimiliki DS
adalah sebesar 43.473.546 ton.
7
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Pada tangal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode sembilan bulan
yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
a.
Kepatuhan terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Laporan keuangan konsolidasian interim atas Perusahaan dan entitas anaknya (bersama-sama sebagai “Kelompok Usaha”) telah disusun
dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia, yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK), yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Indonesia dari Ikatan Akuntan Indonesia
(DSAK -IAI) dan peraturan terkait yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), khususnya Peraturan No. VIII.G.7, Lampiran
Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. Kep 347/BL/2012 tentang "Pedoman Pelaporan dan Pengungkapan Laporan Keuangan untuk
Perusahaan Publik ".
b.
Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian Interim
Laporan keuangan konsolidasian interim disusun sesuai PSAK No. 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”. Dasar pengukuran
yang digunakan adalah berdasarkan biaya historis, kecuali untuk akun tertentu yang diukur berdasarkan pengukuran lain sebagaimana
diuraikan dalam kebijakan akuntansi terkait.
Laporan keuangan konsolidasian interim, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian interim, disusun dengan dasar akrual. Laporan arus
kas konsolidasian interim disusun berdasarkan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas atas dasar aktivitas operasi, investasi
dan pendanaan.
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat
pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset, liabilitas, pendapatan dan beban
yang dilaporkan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik dan pertimbangan atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil
yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi. Hal-hal yang melibatkan pertimbangan atau kompleksitas yang lebih tinggi
atau hal-hal di mana asumsi dan estimasi adalah signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian interim diungkapkan dalam Catatan 3
atas laporan keuangan konsolidasian interim.
Penerapan PSAK dan ISAK Baru dan Revisi
Kelompok Usaha telah menerapkan pertama kali atas PSAK dan ISAK, baik baru ataupun revisi, yang berlaku efektif 1 Januari 2015.
Perubahan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha telah dibuat seperti yang disyaratkan sesuai dengan ketentuan transisi dalam standar dan
interpretasi masing-masing.
Perusahaan telah menerapkan perubahan PSAK No. 1 (Revisi 2013), "Penyajian Laporan Keuangan". PSAK No. 1 (Revisi 2013)
memperkenalkan pengelompokan item yang disajikan dalam penghasilan komprehensif lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi
di masa depan harus disajikan secara terpisah dari item yang tidak akan direklasifikasi. Perubahan-perubahan ini hanya mempengaruhi
penyajian dan tidak memiliki dampak pada posisi keuangan atau kinerja Kelompok Usaha.
Di antaranya PSAK baru dan revisi dan ISAK, PSAK No. 24 (Revisi 2013), "Imbalan Kerja" memiliki dampak yang signifikan terhadap
laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha terkait dengan pengakuan, pengukuran,penyajian dan pengungkapan imbalan pasca
kerja. Perubahan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha adalah sebagai berikut:
1)
2)
3)
Semua keuntungan dan kerugian aktuaria segera diakui langsung melalui penghasilan komprehensif lain, maka mengeliminasi
pendekatan koridor yang diizinkan versi PSAK No. 24 sebelumnya.
Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laba rugi.
Biaya bunga dan pengembalian yang diharapkan dari aset program diganti dengan jumlah bunga neto yang dihitung dengan
menggunakan tarif diskon pada liabilitas/aset imbalan pasti.
PSAK No. 65, “Laporan Keuangan Konsolidasian” menggantikan PSAK No.4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian
danLaporan Keuangan Tersendiri” dan ISAK No. 7, “Konsolidasian Entitas Bertujuan Khusus”. PSAK No. 65 merubah definisi
pengendalian tersebut sehingga investor memiliki kontrol atas investee, (a) kekuasaan atas investee, (b) eksposur atau hak atas imbal hasil
variabel dari keterlibatannya dengan investee, dan (c) kemampuan untuk menggunakan kekuasannya atas investee untuk mempengaruhi
jumlah imbal hasil investor. Panduan tambahan telah dimasukkan dalam PSAK No. 65 menjelaskan ketika seorang investor memiliki
kontrol atas investee. Perubahan tersebut mempengaruhi kebijakan akuntansi Kelompok Usaha dalam kaitannya dengan definisi kontrol dan
tidak memiliki dampak pada posisi keuangan konsolidasian Kelompok Usaha atau kinerja.
Selain itu, penerapan standar dan interpretasi baru dan revisi berikut tidak menimbulkan perubahan yang mendasar terhadap kebijakan
akuntansi Kelompok Usaha dan tidak memiliki efek material terhadap jumlah yang dilaporkan untuk keuangan tahun berjalan atau
sebelumnya.
8
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Pada tangal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode sembilan bulan
yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN
b.
Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian Interim (lanjutan)
Penerapan PSAK dan ISAK Baru dan Revisi (lanjutan)
-
c.
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama
Pajak Penghasilan
Penurunan Nilai Aset
Instrumen Keuangan : Penyajian
Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran
Instrumen Keuangan : Pengungkapan
Pengaturan Bersama
Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain
Pengukuran Nilai Wajar
Pengukuran Kembali : Derivatif Melekat
PSAK No. 15 (Revisi 2013)
PSAK No. 46 (Revisi 2014)
PSAK No. 48 (Revisi 2014)
PSAK No. 50 (Revisi 2014)
PSAK No. 55 (Revisi 2014)
PSAK No. 60 (Revisi 2014)
PSAK No. 66
PSAK No. 67
PSAK No. 68
ISAK 26
Dasar Konsolidasian
Entitas anak adalah seluruh entitas (termasuk entitas bertujuan khusus) di mana Kelompok Usaha memiliki kekuasaan untuk mengatur
kebijakan keuangan dan operasional atasnya, biasanya melalui kepemilikan lebih dari setengah hak suara. Keberadaan dan dampak dari hak
suara potensial yang saat ini dapat dilaksanakan atau dikonversi, dipertimbangkan ketika menilai apakah Kelompok Usaha mengendalikan
entitas lain. Entitas anak dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal di mana pengendalian dialihkan kepada Perusahaan. Entitas anak
tidak dikonsolidasikan lagi sejak tanggal Entitas Induk kehilangan pengendalian.
Konsolidasi atas Entitas Anak dimulai sejak tanggal Kelompok Usaha memperoleh pengendalian atas Entitas Anak dan berakhir ketika
Kelompok usaha kehilangan pengendalian atas Entitas Anak. Penghasilan dan beban Entitas Anak dimasukkan atau dilepaskan selama
tahun berjalan dalam laba rugi dari tanggal diperolehnya pengendalian sampai dengan tanggal ketika Kelompok usaha kehilangan
pengendalian atas entitas anak.
Laba rugi dan setiap komponen dari penghasilan komprehensif lain diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk dan kepentingan
nonpengendali, meskipun hal tersebut kepentingan nonpengendali memiliki saldo mengakibatkan defisit. Jika diperlukan, dilakukan
penyesuaian atas laporan keuangan entitas anak guna memastikan keseragaman dengan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha.
Mengeliminasi secara penuh aset dan liabilitas, penghasilan, beban, dan arus kas dalam intra Kelompok Usaha terkait dengan transaksi
antar entitas dalam Kelompok Usaha.
Perubahan dalam bagian kepemilikan atas entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian pada entitas anak dicatat sebagai
transaksi ekuitas. Setiap perbedaan antara jumlah tercatat kepentingan nonpengendali yang disesuaikan dan nilai wajar imbalan yang
dibayar atau diterima diakui secara langsung di ekuitas dan mengatribusikannya kepada pemilik Entitas Induk.
Jika Kelompok usaha kehilangan pengendalian atas Entitas Anak, keuntungan atau kerugian diakui dalam laba rugi dan dihitung sebagai
selisih antara (i) jumlah nilai wajar pembayaran yang diterima dan nilai wajar sisa investasi dan (ii) Jumlah tercatat aset, termasuk goodwill,
dan liabilitas Entitas Anak dan setiap kepentingan nonpengendali sebelumnya. Seluruh jumlah yang sebelumnya diakui dalam penghasilan
komprehensif lain terkait dengan Entitas Anak tersebut dicatat dengan dasar yang sama yang disyaratkan jika Entitas Induk telah
melepaskan secara langsung aset dan liabilitas terkait. Ini berarti bahwa jumlah yang sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif
lain akan direklasifikasi ke laba rugi atau dialihkan ke kategori lain di ekuitas sebagaimana dipersyaratkan oleh standar terkait.
9
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Pada tangal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode sembilan bulan
yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN
d.
Akuntansi Untuk Kombinasi Bisnis
Kelompok Usaha menerapkan metode akuisisi untuk mencatat kombinasi bisnis. Imbalan yang dialihkan untuk akuisisi suatu entitas anak
adalah sebesar nilai wajar aset yang dialihkan, liabilitas yang diakui terhadap pemilik pihak yang diakusisi sebelumnya dan kepentingan
ekuitas yang diterbitkan oleh Kelompok Usaha. Imbalan yang dialihkan termasuk nilai wajar aset atau liabilitas yang timbul dari
kesepakatan imbalan kontinjensi. Aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas serta liabilitas kontinjensi yang diambil alih dalam suatu
kombinasi bisnis diukur pada awalnya sebesar nilai wajar pada tanggal akuisisi.
Kelompok Usaha mengakui kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi baik sebesar nilai wajar atau sebesar bagian
proporsional kepentingan nonpengendali atas aset neto pihak yang diakuisisi. Kepentingan nonpengendali disajikan di ekuitas dalam
laporan posisi keuangan konsolidasian interim, terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk.
Biaya yang terkait dengan akuisisi dibebankan pada saat terjadinya.
Selisih imbalan yang dialihkan, jumlah kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi dan nilai wajar pada tanggal akuisisi dari
kepentingan ekuitas sebelumnya pada pihak yang diakuisisi yang melebihi nilai wajar bagian Kelompok Usaha atas aset neto yang dapat
diidentifikasi yang diakuisisi dicatat sebagai goodwill . Jika jumlah ini lebih rendah dari nilai wajar aset neto entitas yang diakuisisi dalam
kasus pembelian dengan diskon, selisihnya diakui langsung dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim.
e
Transaksi dan Saldo Mata Uang Asing
(a). Mata Uang Fungsional dan Penyajian
Mata uang fungsional Perusahaan adalah Rupiah Indonesia. Entitas anak menentukan mata uang fungsional mereka sendiri dan akunakun yang termasuk dalam laporan keuangan masing-masing entitas anak diukur dengan menggunakan mata uang fungsional.
Mata uang penyajian yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian interim adalah Dolar Amerika Serikat
($AS). Pada setiap akhir periode pelaporan, aset dan liabilitas Perusahaan dan entitas anak dijabarkan ke dalam mata uang penyajian
dengan spot rate yang merupakan kurs yang berlaku pada akhir periode pelaporan dan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
interim dijabarkan dengan kurs rata-rata selama periode tersebut. Selisih yang timbul dari penjabaran laporan keuangan Perusahaan
dan entitas anak termasuk dalam pendapatan komprehensif lain dan disajikan sebagai bagian dari "Selisih Kurs atas Penjabaran
Laporan Keuangan" dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasian interim.
(b). Transaksi dan Saldo
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang fungsional masing-masing Perusahaan dan entitas anak dengan
menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi.
Aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan
konsolidasian interim. Bagian non-moneter yang diukur dalam nilai historis dalam mata uang asing tidak ditranslasi kembali.
Selisih kurs yang timbul dari penyelesaian akun moneter dan penjabaran kembali akun moneter termasuk ke dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian interim.
Pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015, nilai tukar yang digunakan berdasarkan kurs tengah yang diterbitkan Bank
Indonesia adalah masing-masing Rp 12.998 dan Rp 13.795.
f.
Transaksi-Transaksi dengan Pihak yang Berelasi
Sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010) tentang “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”, Kelompok Usaha menganggap pihak yang
dianggap berelasi jika salah satu pihak memiliki kemampuan untuk mengendalikan (dengan cara kepemilikan langsung maupun tidak
langsung) atau mempunyai pengaruh signifikan (dengan cara partisipasi dalam kebijakan keuangan dan operasional) selama pihak lain
berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional.
Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi telah diungkapkan dalam Catatan 30 atas laporan keuangan konsolidasian
interim.
10
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Pada tangal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode sembilan bulan
yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN
g.
Instrumen keuangan
Aset keuangan
Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan
berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh pasar yang bersangkutan.
Kelompok Usaha mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori berikut: (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi dimiliki hingga jatuh tempo dan (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual.
Pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015, Kelompok Usaha hanya memiliki aset keuangan diklasifikasikan sebagai
pinjaman yang diberikan dan piutang. Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap
atau telah ditentukan yang tidak diperoleh di pasar aktif. Hal tersebut termasuk dalam aset lancar yang jatuh tempo kurang dari dua belas
bulan, jika tidak, mereka diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar. Pinjaman yang diberikan dan piutang Kelompok Usaha terdiri dari kas
dan bank, investasi jangka pendek, piutang usaha, piutang lain-lain, kas yang dibatasi penggunaannya dan uang jaminan di dalam laporan
posisi keuangan konsolidasian interim.
Pinjaman yang diberikan dan piutang pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada
biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Aset keuangan dihentikan pengakuannya
ketika hak untuk menerima arus kas dari aset tidak lagi ada atau telah ditransfer dan Kelompok Usaha telah secara substansial mentransfer
seluruh risiko dan manfaat kepemilikan.
Liabilitas keuangan
Kelompok Usaha mengklasifikasikan liabilitas keuangannya dalam dua kategori (i) pada nilai wajar melalui laba rugi dan (ii) liabilitas
keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015, Kelompok Usaha hanya memiliki liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi yang terdiri dari hutang usaha, hutang lain-lain, beban masih harus dibayar, hutang bank (jangka pendek dan jangka
panjang), hutang pihak berelasi dan hutang sewa pembiayaan. Setelah pengakuan awal yang sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi,
Kelompok Usaha mengukur liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Liabilitas
keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas tersebut dihentikan atau dibatalkan atau telah kadaluarsa.
Saling hapus aset dan liabilitas keuangan
Aset dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian interim, jika dan hanya
jika, Kelompok Usaha 1) saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah
diakui dan 2) berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
h.
Penurunan nilai aset keuangan
Pada setiap periode pelaporan, manajemen menilai apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan
mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi,
jika dan hanya jika, terdapat bukti objektif penurunan nilai.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, kerugian diukur sebagai selisih antara jumlah tercatat aset dengan nilai
kini estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Jumlah tercatat aset tersebut
dikurangi baik secara langsung maupun melalui penggunaan akun penyisihan. Jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian interim.
Manajemen awalnya menentukan apakah terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang
signifikan secara individual. Jika Kelompok Usaha menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan
yang dinilai secara individual apakah signifikan atau tidak, itu termasuk dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko
kredit yang sejenis dan menilai secara kolektif penurunan nilai.
11
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Pada tangal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode sembilan bulan
yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN
i.
Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto. Biaya perolehan persediaan meliputi
seluruh biaya pembelian dan biaya lainnya yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini di mana ditentukan
dengan metode rata-rata tertimbang. Nilai realisasi neto adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi
biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan.
Ketika persediaan dijual, jumlah tercatat persediaan tersebut diakui sebagai beban pada tahun di mana pendapatan terkait diakui.
Penyisihan penurunan nilai persediaan karena keusangan, kerusakan, kehilangan dan lambatnya perputaran ditentukan berdasarkan hasil
penelaahan terhadap keadaan masing-masing persediaan untuk mencerminkan nilai realisasi neto pada akhir periode pelaporan. Penyisihan
penurunan nilai persediaan ke nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode penurunan nilai atau
kerugian terjadi.
Jumlah setiap pemulihan penyisihan penurunan nilai persediaan karena kenaikan nilai realisasi neto, diakui sebagai pengurangan terhadap
jumlah persediaan yang diakui sebagai beban pada periode terjadinya pemulihan tersebut.
j.
Biaya dibayar di muka
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus.
k.
Aset tetap
Pada saat pengakuan awal, aset tetap diukur pada biaya perolehan yang meliputi harga pembelian dan biaya lainnya yang dapat
diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diperlukan. Setelah pengakuan awal, Kelompok Usaha
menggunakan model biaya di mana seluruh aset tetap diukur sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi
kerugian penurunan nilai (jika ada).
Biaya setelah perolehan awal termasuk dalam jumlah tercatat aset atau diakui sebagai aset yang terpisah, mana yang lebih tepat, ketika
terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke Kelompok Usaha dan biaya
tersebut dapat diukur secara andal. Jumlah tercatat komponen yang diganti dihentikan pengakuannya pada periode di mana pada saat
penggantian tersebut terjadi. Seluruh biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
interim.
Penyusutan dihitung menggunakan metode garis lurus untuk mencatat jumlah penyusutan selama estimasi manfaat ekonomi sebagai
berikut:
Tahun
Bangunan
20
Kendaraan dan alat berat
4-8
Prasarana
4-6
Peralatan dan inventaris kantor
4-8
Masa manfaat ekonomi, nilai residu dan metode penyusutan aset tetap ditelaah setiap periode pelaporan dan pengaruh dari setiap perubahan
estimasi akuntansi tersebut berlaku prospektif.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai. Aset dalam penyelesaian akan
direklasifikasi ke aset tetap yang bersangkutan pada aset tersebut saat selesai dan siap untuk digunakan. Penyusutan mulai dibebankan pada
tanggal aset tersebut siap digunakan.
Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan
atau pelepasannya.
Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah
tercatat dari aset tetap) diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim pada periode aset tersebut itu dihentikan
pengakuannya.
12
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Pada tangal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode sembilan bulan
yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN
l.
Aset tak berwujud
a.
Goodwill
Pengakuan awal goodwill dijabarkan pada Catatan 2d. Goodwill yang muncul atas akuisisi entitas anak disertakan dalam aset tak
berwujud.
Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai.
b.
Hubungan terkait pelanggan
Hubungan terkait pelanggan yang diperoleh secara terpisah disajikan sebesar harga perolehan. Hubungan terkait pelanggan yang
diperoleh sebagai bagian dari kombinasi bisnis diakui nilai wajar pada tanggal perolehannya. Hubungan terkait pelanggan memiliki
masa manfaat yang terbatas dan dicatat sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi amortisasi.
Amortisasi dihitung dengan menggunakan metode garis lurus untuk mengalokasikan harga perolehan hubungan terkait pelanggan
selama estimasi masa manfaatnya 5 tahun.
c.
Piranti lunak komputer
Biaya perolehan perangkat lunak komputer untuk penggunaan internal dikapitalisasi dan dicatat sebagai aset takberwujud jika biaya
bukan merupakan bagian integral dari piranti keras yang terkait. Akumulasi biaya tersebut diamortisasi menggunakan metode garis
lurus selama estimasi masa manfaat 4 tahun yang diharapkan ketika perangkat lunak komputer secara substantif siap untuk digunakan.
Taksiran masa manfaat dan metode amortisasi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan pengaruh dari setiap perubahan
estimasi tersebut berlaku secara prospektif.
m. Beban ditangguhkan
Pengeluaran signifikan yang terjadi yang dianggap memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, ditangguhkan dan diamortisasi dengan
menggunakan metode garis lurus selama periode yang diharapkan dapat memberikan manfaat dari pengeluaran tersebut.
n.
Sewa
Suatu perjanjian, yang meliputi suatu transaksi atau serangkaian transaksi, merupakan perjanjian sewa atau mengandung sewa jika
Kelompok Usaha menentukan bahwa perjanjian tersebut memberikan hak untuk menggunakan suatu aset atau sekelompok aset selama
periode tertentu dengan imbalan suatu atau serangkaian pembayaran. Pertimbangan tersebut dibuat berdasarkan hasil evaluasi terhadap
substansi perjanjian terlepas dari bentuk formal dari perjanjian sewa tersebut.
a.
Sewa operasi
Sewa di mana secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan secara efektif tetap dimiliki oleh lessor diklasifikasikan
sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa operasi (dikurangi insentif yang diterima dari lessor ) diakui sebagai beban dengan dasar
garis lurus selama periode manfaat yang diharapkan.
b.
Sewa pembiayaan
Sewa atas aset tetap di mana Kelompok Usaha, sebagai lessee , menanggung seluruh risiko, dan manfaat dari kepemilikan aset secara
substansial diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal sewa, sewa pembiayaan dicatat sebesar nilai yang terendah antara
nilai wajar aset sewaan atau nilai kini dari pembayaran sewa minimum.
Sesuai kewajiban sewa, dikurangi beban keuangan, disajikan sebagai hutang jangka pendek dan jangka panjang. Setiap pembayaran
sewa dialokasikan sebagai hutang dan biaya keuangan. Biaya keuangan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian interim selama masa sewa sehingga dapat menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo
hutang setiap periode.
Aset sewa guna usaha disusutkan dengan kebijakan yang sama dengan yang diterapkan untuk aset tetap pemilikan langsung. Namun,
ketika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Kelompok Usaha akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka
aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara umur manfaat aset atau masa sewa.
c.
Transaksi jual dan sewa kembali
Transaksi jual dan sewa kembali melibatkan penjualan suatu aset dan penyewaan kembali aset yang sama. Dalam transaksi jual dan
sewa kembali yang menghasilkan sewa pembiayaan, Kelompok Usaha telah menangguhkan dan mengamortisasi selama masa sewa
keuntungan dari hasil penjualan dari jumlah tercatat aset sewaan.
13
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Pada tangal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode sembilan bulan
yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN
o.
Penurunan nilai aset non-keuangan
Pada setiap akhir periode pelaporan, Kelompok Usaha menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat
indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset (yaitu goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis) diperlukan,
maka Kelompok Usaha membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut.
Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas
(UPK) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar
independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika jumlah tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut
dipertimbangkan mengalami penurunan nilai dan jumlah tercatat aset diturunkan nilai menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Kerugian
penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan, jika ada, diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim sesuai dengan
kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang mengalami penurunan nilai.
Untuk tujuan pengujian penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan pada
setiap UPK dari Kelompok Usaha yang diharapkan dapat memberikan manfaat dari sinergi kombinasi bisnis tersebut, terlepas dari apakah
aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut.
Peninjauan atas penurunan nilai pada goodwill dilakukan setahun sekali atau dapat lebih sering apabila terdapat peristiwa atau perubahan
keadaan yang mengindikasikan adanya potensi penurunan nilai. Nilai tercatat dari goodwill dibandingkan dengan jumlah yang terpulihkan,
yaitu jumlah yang lebih tinggi antara nilai pakai dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. Rugi penurunan nilai segera diakui dalam
laba rugi dan selanjutnya tidak dibalik kembali.
p.
Properti pertambangan dan aset eksplorasi dan evaluasi
Kegiatan eksplorasi dan evaluasi melibatkan pencarian mineral, penentuan kelayakan teknis dan penilaian kelayakan komersial dari sebuah
sumber daya teridentifikasi. Kegiatan tersebut meliputi:
(i).
pengumpulan data eksplorasi melalui topografi, studi geokimia dan geofisika;
(ii). pengeboran, penggalian dan sampel;
(iii). menentukan dan memeriksa volume dan kualitas sumber daya; dan
(iv). meneliti persyaratan transportasi dan infrastruktur.
Biaya administrasi yang tidak langsung dapat diatribusikan dengan suatu daerah eksplorasi khusus dibebankan pada laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian interim. Biaya lisensi yang dibayar sehubungan dengan hak untuk mengeksplorasi di daerah eksplorasi yang
ada dikapitalisasi dan diamortisasi selama jangka waktu lisensi atau izin.
Biaya eksplorasi dan evaluasi (termasuk amortisasi atas biaya lisensi yang dikapitalisasi) dikapitalisasi pada saat terjadinya, kecuali dalam
keadaan berikut:
(i).
sebelum memperoleh hak hukum untuk mengeksplorasi suatu wilayah tertentu;
(ii). setelah dapat dibuktikan dengan kelayakan teknis dan komersial atas penambangan sumber daya mineral atau ditemukannya cadangan
terbukti.
Kapitalisasi biaya eksplorasi dan evaluasi dicatat dalam akun "Aset Eksplorasi dan Evaluasi" dan selanjutnya diukur sebesar biaya
perolehan dikurangi penyisihan penurunan nilai. Aset tersebut tidak disusutkan karena belum tersedia untuk digunakan tetapi ditelaah untuk
indikasi penurunan nilai. Apabila suatu penurunan potensial terindikasi, penilaian dilakukan untuk setiap area of interest dalam kaitannya
dengan kelompok aset operasi terkait (yang merupakan unit penghasil kas) terhadap eksplorasi yang terkait tersebut. Sejauh biaya
eksplorasi dan evaluasi tidak diharapkan untuk dipulihkan, biaya tersebut dibebankan ke laba rugi komprehensif konsolidasian interim.
Arus kas terkait dengan kapitalisasi biaya eksplorasi dan evaluasi diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivitas investasi dalam laporan
arus kas konsolidasian interim, sedangkan arus kas terkait dengan biaya eksplorasi dan evaluasi yang dibiayakan diklasifikasikan sebagai
aktivititas operasi.
Ketika cadangan terbukti ditentukan, aset eksplorasi dan evaluasi diklasifikasikan ke “Tambang dalam pembangunan” yang merupakan
bagian dari “Properti Pertambangan”. Semua biaya pengembangan setelah perolehan awal yang berkaitan dengan pembangunan
infrastruktur yang dibutuhkan untuk mengoperasikan tambang dikapitalisasi dan diklasifikasikan sebagai “Tambang dalam pembangunan”.
Biaya pengembangan dicatat bersih setelah dikurangi hasil penjualan atas mineral yang diekstraksi selama tahap pengembangan.
Pada saat pengembangan telah selesai, semua aset yang termasuk dalam “Tambang dalam pembangunan” direklasifikasikan ke “Tambang
berproduksi” dalam properti pertambangan atau ke dalam komponen lain dalam aset tetap. Tambang berproduksi dicatat sebesar biaya
perolehan, dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan rugi penurunan nilai, jika ada.
14
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Pada tangal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode sembilan bulan
yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN
p.
Properti pertambangan dan aset eksplorasi dan evaluasi - lanjutan
Properti pertambangan mencakup aset dalam tahap produksi dan pengembangan, serta aset yang ditransfer dari aset eksplorasi dan evaluasi.
Properti pertambangan dalam tahap pengembangan tidak diamortisasi sampai tahapan produksi dimulai.
Pada saat proyek konstruksi tambang bergerak ke tahap produksi, kapitalisasi atas konstruksi tambang tertentu dihentikan dan biaya-biaya
dapat diakui sebagai bagian dari nilai persediaan atau dibebankan, kecuali untuk biaya yang memenuhi persyaratan untuk kapitalisasi yang
berkaitan dengan penambahan dan pengembangan cadangan yang dapat ditambang.
Akumulasi biaya dari tambang yang telah berproduksi diamortisasi dengan menggunakan metode unit produksi sepanjang cadangan
tambang tersebut dapat dipulihkan secara ekonomis.
q.
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang
Kelompok Usaha menyediakan imbalan pascakerja pasti kepada karyawannya sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan Indonesia
No. 13/2003.
Liabilit
Laporan Keuangan Konsolidasian
Pada tangal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode
sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2016 dan 2015
Daftar Isi
Halaman
1. Laporan posisi keuangan konsolidasian
1 -2
2. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian
3
3. Laporan perubahan ekuitas konsolidasian
4
4. Laporan arus kas konsolidasian
5
5. Catatan atas laporan keuangan konsolidasian
6 - 41
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
30 September 2016 dan 31 Desember 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2046
(30 September)
2045
(34 Desember)
ASET
ASET LANCAR
Kas dan bank
Investasi jangka pendek
Piutang usaha - pihak ketiga - neto
Piutang lain-lain
Pihak ketiga
Pihak berelasi
Persediaan - bersih
Pajak dibayar di muka
Biaya dibayar di muka
Uang muka
2e,2g,2h,5
2g,2h,6
2e,2g,2h,7
1.060.007
1.561.102
17.410.349
1.679.988
1.470.910
19.448.787
2g,2h,8
2f,2g,2h,8
2i,2o,9
2u,19a
2j,11
2f,10,30
52.555
17.598.464
3.859.239
5.253.761
553.671
4.043.774
13.918
18.022.098
2.628.137
6.475.709
978.819
7.319.471
54.392.922
58.037.837
12.601.939
2.756.063
-
37.204
35.055
63.507.985
32.111.220
29.720.912
57.717
250.983
66.012.497
35.425.602
29.520.483
54.383
304.118
Jumlah Aset Tidak Lancar
438.287.960
434.408.204
JUMLAH ASET
489.680.882
492.446.038
Jumlah Aset Lancar
ASET TIDAK LANCAR
Kas yang dibatasi penggunaanya
Piutang lain-lain
Pihak ketiga
Aset pajak tangguhan
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan
sebesar US$ 102.500.288 dan US$ 91.071.906
pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015
Aset tak berwujud
Aset eksplorasi dan evaluasi
Uang jaminan
Aset tidak lancar lainnya
2e,2g,2h,12
2g,2h,8
2u,19e
2k,2o,13
2d,2l,2o,14
2d,2o,2p,15
2g
2h
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
1
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN - LANJUTAN
INTERIM
30 September 2016 dan 31 Desember 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2046
(30 September)
2045
(34 Desember)
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Hutang bank jangka pendek
Hutang usaha - pihak ketiga
Hutang lain-lain
Pihak ketiga
Pihak berelasi
Hutang pajak
Beban masih harus dibayar
Bagian liabilitas jangka panjang yang jatuh
tempo dalam waktu satu tahun
Hutang bank jangka panjang
Hutang sewa pembiayaan
2e,2g,2h,16
2e,2g,2h,17
2h
15.370.813
7.225.239
7.902.380
582.493
79.000
696.782
307.972
233.793
61.000
3.155.983
1.237.911
9.637.203
54.600.000
12.552.751
27.604.202
86.039.448
2u,19e
9.499.055
10.398.134
2e,2g,2h,20
2e,2g,2h,2n,21
2q,22
68.022.483
1.516.336
1.172.715
4.928.818
1.227.333
80.240.589
46.554.285
407.844.794
402.593.403
110.469.517
25.093.533
(8.797.979)
(44.892.649)
110.469.517
25.074.870
(10.116.139)
(35.866.677)
81.872.422
89.561.571
2u,19b
2g,2t,18
2e,2g,2h,20
2e,2g,2h,2n,21
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas pajak tangguhan - bersih
Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Hutang bank jangka panjang
Hutang sewa pembiayaan
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
JUMLAH LIABILITAS
EKUITAS
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk
Modal saham - nilai nominal Rp. 100 per saham
Modal dasar 48.000.000.000 saham
pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015,
Modal ditempatkan dan disetor penuh masing-masing
12.499.385.782 dan 12.000.000.000 saham
pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015
Tambahan modal disetor - bersih
Selisih kurs penjabaran laporan keuangan
Defisit
23
1b,2s,24
2e
Ekuitas neto yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali
2b
JUMLAH EKUITAS
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
(6.331)
(8.936)
84.866.094
89.552.635
489.680.882
492.446.038
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
2
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2046
(Sembilan bulan)
2045
(Sembilan bulan)
PENDAPATAN
2t,25
28.820.436
28.465.873
BEBAN POKOK PENJUALAN
2t,26
(29.933.556)
(27.297.787)
(4.443.420)
4.468.086
(7.338.642)
7.574
(7.154.714)
(1.843.619)
(8.444.488)
(7.830.247)
(1.478.376)
(1.662.337)
(9.922.565)
(9.492.584)
LABA (RUGI) BRUTO
Beban umum dan administrasi
Pendapatan (beban) usaha lainnya - neto
2t,27
2t,28
RUGI USAHA
Beban keuangan
2t
RUGI SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
MANFAAT PAJAK PENGHASILAN
2u,19c
RUGI BERSIH PERIODE BERJALAN
899.077
1.527.154
(9.023.488)
(7.965.430)
1.318.280
(3.659.647)
(7.705.207)
(44.625.077)
(9.025.971)
2.484
(7.957.147)
(8.283)
JUMLAH
(9.023.488)
(7.965.430)
Rugi komprehensih periode yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali
(7.707.812)
2.605
(11.617.125)
(7.952)
JUMLAH
(7.705.207)
(44.625.077)
(0,0007)
(0,0007)
PENDAPATAN (RUGI) KOMPREHENSIF LAIN
JUMLAH RUGI KOMPREHENSIF
PERIODE BERJALAN
Rugi yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali
2b
Rugi per saham dasar yang dapat diatribusikan
kepada pemilik Entitas Induk
2v,29
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
3
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
INTERIM
Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Entitas Induk
Modal saham
ditempatkan
dan disetor
penuh
Saldo tanggal 31 Desember 2014
Tambahan
modal disetorneto
Selisih
Penjabaran
Laporan
Keuangan
106.551.809
23.116.016
Penambahan modal yang berasal dari
excercise waran
3.911.446
1.955.723
Pendapatan (rugi) komprehensif lain
periode berjalan
-
-
Total rugi komprehensif periode berjalan
-
-
Saldo tanggal 30 September 2015
110.463.255
25.071.739
Saldo tanggal 31 Desember 2015
110.469.517
25.074.870
-
-
Pendapatan komprehensif lain
periode berjalan
Tambahan modal disetor lainnya
Total rugi komprehensif periode berjalan
Saldo tanggal 30 September 2016
(7.793.850)
(3.659.977)
-
Defisit
Jumlah
(16.494.831)
105.379.144
-
5.867.169
-
(3.659.977)
-
110.469.517
25.093.533
Total
ekuitas Bersih
(3.024)
331
105.376.120
5.867.169
(3.659.647)
(7.957.147)
(7.957.147)
(8.282)
(7.965.429)
(11.453.827)
(24.451.978)
99.629.189
(10.976)
99.618.213
(10.116.138)
(35.866.678)
89.561.571
(8.936)
89.552.635
1.318.159
-
1.318.159
121
1.318.280
18.663
-
18.663
18.663
-
Kepentingan
Non
Pengendali
(8.797.979)
(9.025.971)
(9.025.971)
2.484
(9.023.488)
(44.892.649)
81.872.422
(6.331)
81.866.091
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
4
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
INTERIM
Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2016
(Sembilan bulan)
2015
(Sembilan bulan)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan
Pembayaran kas kepada pemasok
Pembayaran kas kepada karyawan
Pengembalian uang muka mangan
Pembayaran beban operasional lainnya
30.858.874
(4.985.574)
(7.554.164)
(1.229.390)
28.056.313
(8.376.233)
(7.731.469)
217.042
(6.115.312)
Kas diperoleh dari operasi
Penerimaan taksiran tagihan pajak
17.089.747
3.607.310
6.050.341
1.148.296
20.697.057
7.198.637
140.880
(12.538.362)
3.402.252
(12.601.939)
(5.936)
(83.072)
189.841
26.802
(6.129.811)
246.722
(40.936)
9.276.279
220.079
(17.120.316)
(21.496.336)
(13.521.181)
(1.491.578)
(6.328.030)
9.086.157
(3.574.864)
18.663
2.756.063
(2.198.214)
(3.342.046)
4.098.861
(133.336)
3.917.708
1.958.854
-
Kas bersih diperoleh dari
aktivitas operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Aset tetap
Penerimaan hasil penjualan
Perolehan
Investasi jangka pendek
Investasi pada entitas asosiasi
Uang muka investasi
Piutang lain-lain - pihak ketiga
Aset eksplorasi dan evaluasi
Aset tidak lancar lainnya
Penerimaan dari (pembayaran kepada) pihak berelasi
2k,2o,13
2g,2h,6
2f,10,30
2g,2h,8
Kas bersih digunakan untuk
aktivitas investasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Pembayaran bunga
Pembayaran utang sewa pembiayaan
Penerimaan hutang bank
Pembayaran hutang bank
Penambahan modal dari penebusan waran
Penambahan modal disetor lainnya
Kas yang dibatas penggunaannya
2d,2f,21
2e,2g,2h,20
2e,2g,2h,20
23
1b,2s,24
2e,2g,2h,12
Kas bersih diperoleh dari
aktivitas pendanaan
Penurunan bersih kas dan bank
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE
466.411
4.301.827
(332.868)
(2.020.717)
1.679.988
DAMPAK PERUBAHAN SELISIH
KURS MATA UANG ASING
(287.113)
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE
1.060.007
2.946.546
(4.218)
921.611
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
5
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Pada tangal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode sembilan bulan
yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM
a.
Pendirian Perusahaan
PT SMR Utama Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Dwi Satria Jaya berdasarkan Akta Notaris F. Eka Sumarningsih, S.H., M.H.,
No. 31 tanggal 11 November 2003. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-28091HT.01.01.TH.2003 tanggal 21 November 2003 serta telah diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 43, Tambahan No. 5091 tanggal 28 Mei 2004. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa
kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta Pernyatan Keputusan Rapat No. 15 tanggal 14 Juli 2015 oleh Notaris Rini Yulianti, S.H, Notaris
di Jakarta, tentang perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi. Akta tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-3539869.AH.01.11.TH 2015 tanggal 10 Agustus 2015.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Perusahaan antara lain bergerak dalam bidang perdagangan, jasa, industri,
pengangkutan, perbengkelan dan pembangunan. Saat ini, selain menjalankan fungsi sebagai perusahaan induk (holding company ),
Perusahaan tidak aktif terlibat dalam bisnis apapun. Perusahaan berkedudukan di Menara Citicon Lantai 9 Jl. Letjen S. Parman kav. 72,
Jakarta, Indonesia.
Pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015, PT Lautan Rizki Abadi (LRA) dan PT Tandikek Asri Lestari (TAL) masingmasing adalah entitas induk dan entitas induk terakhir dari Perusahaan.
b.
Penawaran Umum Saham Perusahaan
Pada tanggal 30 September 2011, Perusahaan telah memperoleh Surat Pernyataan Efektif No. S-107/0/BL/2011 dari Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) untuk melakukan penawaran umum perdana saham sejumlah
500.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham kepada masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham tersebut
ditawarkan pada harga sebesar Rp 600 per saham.
Tindakan Perusahaan (corporate action ) yang mempengaruhi efek yang diterbitkan sejak penawaran umum perdana sampai dengan laporan
akhir tahun terbaru adalah Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Pada tanggal 26 Juni 2014, Perusahaan telah memperoleh Surat Pernyataan Efektif No. S-307/D.04/2014
dari Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan PUT I sejumlah 10.500.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham
dan sebanyak 500.000.000 Waran Seri I (WS I). Sebagai insentif kepada para pemegang saham, melekat satu WS I pada setiap 21 saham
baru hasil HMETD. Masing-masing WS I berhak untuk membeli saham baru Perusahaan dengan harga pelaksanaan Rp 150 per saham,
dengan jumlah nilai pelaksanaan WS I adalah sebanyak-banyaknya Rp 75.000.000.000. Periode pelaksanaan WS I adalah 14 Januari hingga
13 Juli 2015.
Pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015, saham Perusahaan yang telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia berjumlah
12.499.385.782 saham
c.
Entitas Anak
Entitas Anak yang dikonsolidasikan dan persentase kepemilikan Perusahaan pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015
adalah sebagai berikut:
Jumlah Aset Sebelum Konsolidasi
Jenis
usaha
Persentase
Kepemilikan
Mulai
Beroperasi
2016
30 September
2015
31 Desember
Entitas Anak
Domisili
PT. Adikarsa Alam
Resources (AKAR)
Jakarta
Perdagangan
99,99%
*)
27.256.739
25.281.361
PT. Ricobana
(RB)
Jakarta
Pertambangan
99,99%
*)
80.606.355
75.872.484
PT. Synergi Metal
Raya (SMR)
Jakarta
Perdagangan
99,60%
*)
20.819
18.123
PT. Ricobana
Abadi (RBA)
- (melalui RB)
Jakarta
Kontraktor
Batubara
99,99%
1981
168.255.481
174.880.386
PT. Troposfir
Pancar Sejati
(TPS) - (melalui RBA)
Jakarta
Investasi
98,31%
*)
3.427.296
2.955.858
PT. Troposfir
Mega Raya (TMR)
- (melalui TPS)
Jakarta
Investasi
98,14%
*)
3.402.263
2.533.013
6
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Pada tangal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode sembilan bulan
yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM - LANJUTAN
c.
Entitas Anak - lanjutan
Jumlah Aset Sebelum Konsolidasi
Entitas Anak
Domisili
PT. Delta
Samudra (DS)
- (melalui TMR)
Jakarta
Jenis
usaha
Pertambangan
Persentase
Kepemilikan
Mulai
Beroperasi
97,35%
*)
2016
30 September
3.403.389
2015
31 Desember
3.259.212
*) Belum beroperasi secara komersial
Pendirian Entitas Anak
PT. Synergi Metal Raya (SMR)
SMR didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 7 tanggal 4 Maret 2015 oleh Harra Mieltuani Lubis, S.H. Akta pendirian tersebut telah
mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-0027233.AH.01.11.TH 2015 tanggal
6 Maret 2015.
Akuisisi Entitas Anak
Pada bulan Agustus 2014, Perusahaan telah mengakuisisi atas 99,99% saham PT Ricobana (RB) dengan nilai pembelian total sebesar
$AS 87.801.639 (atau setara Rp 1.017.708.800.000). Atas transaksi ini Perusahan mengakui goodwill sebesar $AS 20.283.060 (Lihat
Catatan No. 4) .
RB memiliki kepemilikan langsung 99,99% atas PT Ricobana Abadi (RBA). RB memiliki kepemilikan tidak langsung masing-masing
sebesar 98,29%, 98,14% dan 97,35% atas PT Troposfir Pancar Sejati (TPS), PT Troposfir Mega Raya (TMR) dan PT Delta Samudra (DS).
d.
Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2016 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris Independen
: Wijaya Mulia
: Supandi Widi Siswanto
Dewan Direksi
Direktur Utama (tidak terafiliasi)
Direktur
: Jokky Wahyoedi Hidayat
: Rinatri Prahastiwi
Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 30 September 2016 adalah sebagai berikut:
Komite Audit
Ketua
Anggota
Anggota
: Supandi W.S
: Chandy Williem
: Agnes Lew Darmawan
Sekretaris Perusahaan
: Ricky Kosasih
Personil manajemen kunci Perusahaan memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan
aktivitas Perusahaan. Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi (selain Komisaris Independen) merupakan manajemen kunci
Perusahaan.
e.
Area eksplorasi dan eksploitasi/ pengembangan
DS, Entitas Anak memiliki wilayah eksplorasi dan eksploitasi berdasarkan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP) No.
545/K.835/2009 tanggal 16 Oktober 2009 atas nama DS, yang berlaku selama 22 tahun. Luas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP)
adalah sebesar 9.384 hektar di mana 7.489 hektar yang berada dalam kawasan Hutan Produksi (HP) dan hutan Produksi Terbatas (HPT).
Berdasarkan rencana kerja tambang, pertimbangan teknis Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Timur dan rekomendasi
yang diberikan oleh Gubernur Kalimantan Timur yang dapat digunakan untuk pinjam pakai adalah 7.377,7 hektar. Sampai dengan tanggal
penyelesaian laporan keuangan konsolidasian interim, DS sedang dalam proses permohonan IPPKH di daerah Kalimantan. Area tersebut
terletak di Desa Lingau, Kecamatan Nyuatan, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur.
Berdasarkan Laporan Eksekutif Review dan Verifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara oleh ahli yang independen dan kompeten
melalui nomor laporan 001/DE_PTDS/VI/2014 tanggal 13 Juni 2014, estimasi jumlah cadangan terbukti dan terkira yang dimiliki DS
adalah sebesar 43.473.546 ton.
7
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Pada tangal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode sembilan bulan
yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
a.
Kepatuhan terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Laporan keuangan konsolidasian interim atas Perusahaan dan entitas anaknya (bersama-sama sebagai “Kelompok Usaha”) telah disusun
dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia, yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK), yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Indonesia dari Ikatan Akuntan Indonesia
(DSAK -IAI) dan peraturan terkait yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), khususnya Peraturan No. VIII.G.7, Lampiran
Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. Kep 347/BL/2012 tentang "Pedoman Pelaporan dan Pengungkapan Laporan Keuangan untuk
Perusahaan Publik ".
b.
Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian Interim
Laporan keuangan konsolidasian interim disusun sesuai PSAK No. 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”. Dasar pengukuran
yang digunakan adalah berdasarkan biaya historis, kecuali untuk akun tertentu yang diukur berdasarkan pengukuran lain sebagaimana
diuraikan dalam kebijakan akuntansi terkait.
Laporan keuangan konsolidasian interim, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian interim, disusun dengan dasar akrual. Laporan arus
kas konsolidasian interim disusun berdasarkan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas atas dasar aktivitas operasi, investasi
dan pendanaan.
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat
pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset, liabilitas, pendapatan dan beban
yang dilaporkan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik dan pertimbangan atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil
yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi. Hal-hal yang melibatkan pertimbangan atau kompleksitas yang lebih tinggi
atau hal-hal di mana asumsi dan estimasi adalah signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian interim diungkapkan dalam Catatan 3
atas laporan keuangan konsolidasian interim.
Penerapan PSAK dan ISAK Baru dan Revisi
Kelompok Usaha telah menerapkan pertama kali atas PSAK dan ISAK, baik baru ataupun revisi, yang berlaku efektif 1 Januari 2015.
Perubahan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha telah dibuat seperti yang disyaratkan sesuai dengan ketentuan transisi dalam standar dan
interpretasi masing-masing.
Perusahaan telah menerapkan perubahan PSAK No. 1 (Revisi 2013), "Penyajian Laporan Keuangan". PSAK No. 1 (Revisi 2013)
memperkenalkan pengelompokan item yang disajikan dalam penghasilan komprehensif lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi
di masa depan harus disajikan secara terpisah dari item yang tidak akan direklasifikasi. Perubahan-perubahan ini hanya mempengaruhi
penyajian dan tidak memiliki dampak pada posisi keuangan atau kinerja Kelompok Usaha.
Di antaranya PSAK baru dan revisi dan ISAK, PSAK No. 24 (Revisi 2013), "Imbalan Kerja" memiliki dampak yang signifikan terhadap
laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha terkait dengan pengakuan, pengukuran,penyajian dan pengungkapan imbalan pasca
kerja. Perubahan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha adalah sebagai berikut:
1)
2)
3)
Semua keuntungan dan kerugian aktuaria segera diakui langsung melalui penghasilan komprehensif lain, maka mengeliminasi
pendekatan koridor yang diizinkan versi PSAK No. 24 sebelumnya.
Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laba rugi.
Biaya bunga dan pengembalian yang diharapkan dari aset program diganti dengan jumlah bunga neto yang dihitung dengan
menggunakan tarif diskon pada liabilitas/aset imbalan pasti.
PSAK No. 65, “Laporan Keuangan Konsolidasian” menggantikan PSAK No.4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian
danLaporan Keuangan Tersendiri” dan ISAK No. 7, “Konsolidasian Entitas Bertujuan Khusus”. PSAK No. 65 merubah definisi
pengendalian tersebut sehingga investor memiliki kontrol atas investee, (a) kekuasaan atas investee, (b) eksposur atau hak atas imbal hasil
variabel dari keterlibatannya dengan investee, dan (c) kemampuan untuk menggunakan kekuasannya atas investee untuk mempengaruhi
jumlah imbal hasil investor. Panduan tambahan telah dimasukkan dalam PSAK No. 65 menjelaskan ketika seorang investor memiliki
kontrol atas investee. Perubahan tersebut mempengaruhi kebijakan akuntansi Kelompok Usaha dalam kaitannya dengan definisi kontrol dan
tidak memiliki dampak pada posisi keuangan konsolidasian Kelompok Usaha atau kinerja.
Selain itu, penerapan standar dan interpretasi baru dan revisi berikut tidak menimbulkan perubahan yang mendasar terhadap kebijakan
akuntansi Kelompok Usaha dan tidak memiliki efek material terhadap jumlah yang dilaporkan untuk keuangan tahun berjalan atau
sebelumnya.
8
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Pada tangal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode sembilan bulan
yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN
b.
Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian Interim (lanjutan)
Penerapan PSAK dan ISAK Baru dan Revisi (lanjutan)
-
c.
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama
Pajak Penghasilan
Penurunan Nilai Aset
Instrumen Keuangan : Penyajian
Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran
Instrumen Keuangan : Pengungkapan
Pengaturan Bersama
Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain
Pengukuran Nilai Wajar
Pengukuran Kembali : Derivatif Melekat
PSAK No. 15 (Revisi 2013)
PSAK No. 46 (Revisi 2014)
PSAK No. 48 (Revisi 2014)
PSAK No. 50 (Revisi 2014)
PSAK No. 55 (Revisi 2014)
PSAK No. 60 (Revisi 2014)
PSAK No. 66
PSAK No. 67
PSAK No. 68
ISAK 26
Dasar Konsolidasian
Entitas anak adalah seluruh entitas (termasuk entitas bertujuan khusus) di mana Kelompok Usaha memiliki kekuasaan untuk mengatur
kebijakan keuangan dan operasional atasnya, biasanya melalui kepemilikan lebih dari setengah hak suara. Keberadaan dan dampak dari hak
suara potensial yang saat ini dapat dilaksanakan atau dikonversi, dipertimbangkan ketika menilai apakah Kelompok Usaha mengendalikan
entitas lain. Entitas anak dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal di mana pengendalian dialihkan kepada Perusahaan. Entitas anak
tidak dikonsolidasikan lagi sejak tanggal Entitas Induk kehilangan pengendalian.
Konsolidasi atas Entitas Anak dimulai sejak tanggal Kelompok Usaha memperoleh pengendalian atas Entitas Anak dan berakhir ketika
Kelompok usaha kehilangan pengendalian atas Entitas Anak. Penghasilan dan beban Entitas Anak dimasukkan atau dilepaskan selama
tahun berjalan dalam laba rugi dari tanggal diperolehnya pengendalian sampai dengan tanggal ketika Kelompok usaha kehilangan
pengendalian atas entitas anak.
Laba rugi dan setiap komponen dari penghasilan komprehensif lain diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk dan kepentingan
nonpengendali, meskipun hal tersebut kepentingan nonpengendali memiliki saldo mengakibatkan defisit. Jika diperlukan, dilakukan
penyesuaian atas laporan keuangan entitas anak guna memastikan keseragaman dengan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha.
Mengeliminasi secara penuh aset dan liabilitas, penghasilan, beban, dan arus kas dalam intra Kelompok Usaha terkait dengan transaksi
antar entitas dalam Kelompok Usaha.
Perubahan dalam bagian kepemilikan atas entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian pada entitas anak dicatat sebagai
transaksi ekuitas. Setiap perbedaan antara jumlah tercatat kepentingan nonpengendali yang disesuaikan dan nilai wajar imbalan yang
dibayar atau diterima diakui secara langsung di ekuitas dan mengatribusikannya kepada pemilik Entitas Induk.
Jika Kelompok usaha kehilangan pengendalian atas Entitas Anak, keuntungan atau kerugian diakui dalam laba rugi dan dihitung sebagai
selisih antara (i) jumlah nilai wajar pembayaran yang diterima dan nilai wajar sisa investasi dan (ii) Jumlah tercatat aset, termasuk goodwill,
dan liabilitas Entitas Anak dan setiap kepentingan nonpengendali sebelumnya. Seluruh jumlah yang sebelumnya diakui dalam penghasilan
komprehensif lain terkait dengan Entitas Anak tersebut dicatat dengan dasar yang sama yang disyaratkan jika Entitas Induk telah
melepaskan secara langsung aset dan liabilitas terkait. Ini berarti bahwa jumlah yang sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif
lain akan direklasifikasi ke laba rugi atau dialihkan ke kategori lain di ekuitas sebagaimana dipersyaratkan oleh standar terkait.
9
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Pada tangal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode sembilan bulan
yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN
d.
Akuntansi Untuk Kombinasi Bisnis
Kelompok Usaha menerapkan metode akuisisi untuk mencatat kombinasi bisnis. Imbalan yang dialihkan untuk akuisisi suatu entitas anak
adalah sebesar nilai wajar aset yang dialihkan, liabilitas yang diakui terhadap pemilik pihak yang diakusisi sebelumnya dan kepentingan
ekuitas yang diterbitkan oleh Kelompok Usaha. Imbalan yang dialihkan termasuk nilai wajar aset atau liabilitas yang timbul dari
kesepakatan imbalan kontinjensi. Aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas serta liabilitas kontinjensi yang diambil alih dalam suatu
kombinasi bisnis diukur pada awalnya sebesar nilai wajar pada tanggal akuisisi.
Kelompok Usaha mengakui kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi baik sebesar nilai wajar atau sebesar bagian
proporsional kepentingan nonpengendali atas aset neto pihak yang diakuisisi. Kepentingan nonpengendali disajikan di ekuitas dalam
laporan posisi keuangan konsolidasian interim, terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk.
Biaya yang terkait dengan akuisisi dibebankan pada saat terjadinya.
Selisih imbalan yang dialihkan, jumlah kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi dan nilai wajar pada tanggal akuisisi dari
kepentingan ekuitas sebelumnya pada pihak yang diakuisisi yang melebihi nilai wajar bagian Kelompok Usaha atas aset neto yang dapat
diidentifikasi yang diakuisisi dicatat sebagai goodwill . Jika jumlah ini lebih rendah dari nilai wajar aset neto entitas yang diakuisisi dalam
kasus pembelian dengan diskon, selisihnya diakui langsung dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim.
e
Transaksi dan Saldo Mata Uang Asing
(a). Mata Uang Fungsional dan Penyajian
Mata uang fungsional Perusahaan adalah Rupiah Indonesia. Entitas anak menentukan mata uang fungsional mereka sendiri dan akunakun yang termasuk dalam laporan keuangan masing-masing entitas anak diukur dengan menggunakan mata uang fungsional.
Mata uang penyajian yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian interim adalah Dolar Amerika Serikat
($AS). Pada setiap akhir periode pelaporan, aset dan liabilitas Perusahaan dan entitas anak dijabarkan ke dalam mata uang penyajian
dengan spot rate yang merupakan kurs yang berlaku pada akhir periode pelaporan dan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
interim dijabarkan dengan kurs rata-rata selama periode tersebut. Selisih yang timbul dari penjabaran laporan keuangan Perusahaan
dan entitas anak termasuk dalam pendapatan komprehensif lain dan disajikan sebagai bagian dari "Selisih Kurs atas Penjabaran
Laporan Keuangan" dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasian interim.
(b). Transaksi dan Saldo
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang fungsional masing-masing Perusahaan dan entitas anak dengan
menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi.
Aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan
konsolidasian interim. Bagian non-moneter yang diukur dalam nilai historis dalam mata uang asing tidak ditranslasi kembali.
Selisih kurs yang timbul dari penyelesaian akun moneter dan penjabaran kembali akun moneter termasuk ke dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian interim.
Pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015, nilai tukar yang digunakan berdasarkan kurs tengah yang diterbitkan Bank
Indonesia adalah masing-masing Rp 12.998 dan Rp 13.795.
f.
Transaksi-Transaksi dengan Pihak yang Berelasi
Sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010) tentang “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”, Kelompok Usaha menganggap pihak yang
dianggap berelasi jika salah satu pihak memiliki kemampuan untuk mengendalikan (dengan cara kepemilikan langsung maupun tidak
langsung) atau mempunyai pengaruh signifikan (dengan cara partisipasi dalam kebijakan keuangan dan operasional) selama pihak lain
berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional.
Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi telah diungkapkan dalam Catatan 30 atas laporan keuangan konsolidasian
interim.
10
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Pada tangal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode sembilan bulan
yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN
g.
Instrumen keuangan
Aset keuangan
Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan
berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh pasar yang bersangkutan.
Kelompok Usaha mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori berikut: (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi dimiliki hingga jatuh tempo dan (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual.
Pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015, Kelompok Usaha hanya memiliki aset keuangan diklasifikasikan sebagai
pinjaman yang diberikan dan piutang. Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap
atau telah ditentukan yang tidak diperoleh di pasar aktif. Hal tersebut termasuk dalam aset lancar yang jatuh tempo kurang dari dua belas
bulan, jika tidak, mereka diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar. Pinjaman yang diberikan dan piutang Kelompok Usaha terdiri dari kas
dan bank, investasi jangka pendek, piutang usaha, piutang lain-lain, kas yang dibatasi penggunaannya dan uang jaminan di dalam laporan
posisi keuangan konsolidasian interim.
Pinjaman yang diberikan dan piutang pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada
biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Aset keuangan dihentikan pengakuannya
ketika hak untuk menerima arus kas dari aset tidak lagi ada atau telah ditransfer dan Kelompok Usaha telah secara substansial mentransfer
seluruh risiko dan manfaat kepemilikan.
Liabilitas keuangan
Kelompok Usaha mengklasifikasikan liabilitas keuangannya dalam dua kategori (i) pada nilai wajar melalui laba rugi dan (ii) liabilitas
keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Pada tanggal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015, Kelompok Usaha hanya memiliki liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi yang terdiri dari hutang usaha, hutang lain-lain, beban masih harus dibayar, hutang bank (jangka pendek dan jangka
panjang), hutang pihak berelasi dan hutang sewa pembiayaan. Setelah pengakuan awal yang sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi,
Kelompok Usaha mengukur liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Liabilitas
keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas tersebut dihentikan atau dibatalkan atau telah kadaluarsa.
Saling hapus aset dan liabilitas keuangan
Aset dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian interim, jika dan hanya
jika, Kelompok Usaha 1) saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah
diakui dan 2) berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
h.
Penurunan nilai aset keuangan
Pada setiap periode pelaporan, manajemen menilai apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan
mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi,
jika dan hanya jika, terdapat bukti objektif penurunan nilai.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, kerugian diukur sebagai selisih antara jumlah tercatat aset dengan nilai
kini estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Jumlah tercatat aset tersebut
dikurangi baik secara langsung maupun melalui penggunaan akun penyisihan. Jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian interim.
Manajemen awalnya menentukan apakah terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang
signifikan secara individual. Jika Kelompok Usaha menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan
yang dinilai secara individual apakah signifikan atau tidak, itu termasuk dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko
kredit yang sejenis dan menilai secara kolektif penurunan nilai.
11
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Pada tangal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode sembilan bulan
yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN
i.
Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto. Biaya perolehan persediaan meliputi
seluruh biaya pembelian dan biaya lainnya yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini di mana ditentukan
dengan metode rata-rata tertimbang. Nilai realisasi neto adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi
biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan.
Ketika persediaan dijual, jumlah tercatat persediaan tersebut diakui sebagai beban pada tahun di mana pendapatan terkait diakui.
Penyisihan penurunan nilai persediaan karena keusangan, kerusakan, kehilangan dan lambatnya perputaran ditentukan berdasarkan hasil
penelaahan terhadap keadaan masing-masing persediaan untuk mencerminkan nilai realisasi neto pada akhir periode pelaporan. Penyisihan
penurunan nilai persediaan ke nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode penurunan nilai atau
kerugian terjadi.
Jumlah setiap pemulihan penyisihan penurunan nilai persediaan karena kenaikan nilai realisasi neto, diakui sebagai pengurangan terhadap
jumlah persediaan yang diakui sebagai beban pada periode terjadinya pemulihan tersebut.
j.
Biaya dibayar di muka
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus.
k.
Aset tetap
Pada saat pengakuan awal, aset tetap diukur pada biaya perolehan yang meliputi harga pembelian dan biaya lainnya yang dapat
diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diperlukan. Setelah pengakuan awal, Kelompok Usaha
menggunakan model biaya di mana seluruh aset tetap diukur sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi
kerugian penurunan nilai (jika ada).
Biaya setelah perolehan awal termasuk dalam jumlah tercatat aset atau diakui sebagai aset yang terpisah, mana yang lebih tepat, ketika
terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke Kelompok Usaha dan biaya
tersebut dapat diukur secara andal. Jumlah tercatat komponen yang diganti dihentikan pengakuannya pada periode di mana pada saat
penggantian tersebut terjadi. Seluruh biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
interim.
Penyusutan dihitung menggunakan metode garis lurus untuk mencatat jumlah penyusutan selama estimasi manfaat ekonomi sebagai
berikut:
Tahun
Bangunan
20
Kendaraan dan alat berat
4-8
Prasarana
4-6
Peralatan dan inventaris kantor
4-8
Masa manfaat ekonomi, nilai residu dan metode penyusutan aset tetap ditelaah setiap periode pelaporan dan pengaruh dari setiap perubahan
estimasi akuntansi tersebut berlaku prospektif.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai. Aset dalam penyelesaian akan
direklasifikasi ke aset tetap yang bersangkutan pada aset tersebut saat selesai dan siap untuk digunakan. Penyusutan mulai dibebankan pada
tanggal aset tersebut siap digunakan.
Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan
atau pelepasannya.
Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah
tercatat dari aset tetap) diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim pada periode aset tersebut itu dihentikan
pengakuannya.
12
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Pada tangal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode sembilan bulan
yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN
l.
Aset tak berwujud
a.
Goodwill
Pengakuan awal goodwill dijabarkan pada Catatan 2d. Goodwill yang muncul atas akuisisi entitas anak disertakan dalam aset tak
berwujud.
Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai.
b.
Hubungan terkait pelanggan
Hubungan terkait pelanggan yang diperoleh secara terpisah disajikan sebesar harga perolehan. Hubungan terkait pelanggan yang
diperoleh sebagai bagian dari kombinasi bisnis diakui nilai wajar pada tanggal perolehannya. Hubungan terkait pelanggan memiliki
masa manfaat yang terbatas dan dicatat sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi amortisasi.
Amortisasi dihitung dengan menggunakan metode garis lurus untuk mengalokasikan harga perolehan hubungan terkait pelanggan
selama estimasi masa manfaatnya 5 tahun.
c.
Piranti lunak komputer
Biaya perolehan perangkat lunak komputer untuk penggunaan internal dikapitalisasi dan dicatat sebagai aset takberwujud jika biaya
bukan merupakan bagian integral dari piranti keras yang terkait. Akumulasi biaya tersebut diamortisasi menggunakan metode garis
lurus selama estimasi masa manfaat 4 tahun yang diharapkan ketika perangkat lunak komputer secara substantif siap untuk digunakan.
Taksiran masa manfaat dan metode amortisasi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan pengaruh dari setiap perubahan
estimasi tersebut berlaku secara prospektif.
m. Beban ditangguhkan
Pengeluaran signifikan yang terjadi yang dianggap memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, ditangguhkan dan diamortisasi dengan
menggunakan metode garis lurus selama periode yang diharapkan dapat memberikan manfaat dari pengeluaran tersebut.
n.
Sewa
Suatu perjanjian, yang meliputi suatu transaksi atau serangkaian transaksi, merupakan perjanjian sewa atau mengandung sewa jika
Kelompok Usaha menentukan bahwa perjanjian tersebut memberikan hak untuk menggunakan suatu aset atau sekelompok aset selama
periode tertentu dengan imbalan suatu atau serangkaian pembayaran. Pertimbangan tersebut dibuat berdasarkan hasil evaluasi terhadap
substansi perjanjian terlepas dari bentuk formal dari perjanjian sewa tersebut.
a.
Sewa operasi
Sewa di mana secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan secara efektif tetap dimiliki oleh lessor diklasifikasikan
sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa operasi (dikurangi insentif yang diterima dari lessor ) diakui sebagai beban dengan dasar
garis lurus selama periode manfaat yang diharapkan.
b.
Sewa pembiayaan
Sewa atas aset tetap di mana Kelompok Usaha, sebagai lessee , menanggung seluruh risiko, dan manfaat dari kepemilikan aset secara
substansial diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal sewa, sewa pembiayaan dicatat sebesar nilai yang terendah antara
nilai wajar aset sewaan atau nilai kini dari pembayaran sewa minimum.
Sesuai kewajiban sewa, dikurangi beban keuangan, disajikan sebagai hutang jangka pendek dan jangka panjang. Setiap pembayaran
sewa dialokasikan sebagai hutang dan biaya keuangan. Biaya keuangan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian interim selama masa sewa sehingga dapat menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo
hutang setiap periode.
Aset sewa guna usaha disusutkan dengan kebijakan yang sama dengan yang diterapkan untuk aset tetap pemilikan langsung. Namun,
ketika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Kelompok Usaha akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka
aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara umur manfaat aset atau masa sewa.
c.
Transaksi jual dan sewa kembali
Transaksi jual dan sewa kembali melibatkan penjualan suatu aset dan penyewaan kembali aset yang sama. Dalam transaksi jual dan
sewa kembali yang menghasilkan sewa pembiayaan, Kelompok Usaha telah menangguhkan dan mengamortisasi selama masa sewa
keuntungan dari hasil penjualan dari jumlah tercatat aset sewaan.
13
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Pada tangal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode sembilan bulan
yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN
o.
Penurunan nilai aset non-keuangan
Pada setiap akhir periode pelaporan, Kelompok Usaha menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat
indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset (yaitu goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis) diperlukan,
maka Kelompok Usaha membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut.
Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas
(UPK) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar
independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika jumlah tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut
dipertimbangkan mengalami penurunan nilai dan jumlah tercatat aset diturunkan nilai menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Kerugian
penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan, jika ada, diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim sesuai dengan
kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang mengalami penurunan nilai.
Untuk tujuan pengujian penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan pada
setiap UPK dari Kelompok Usaha yang diharapkan dapat memberikan manfaat dari sinergi kombinasi bisnis tersebut, terlepas dari apakah
aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut.
Peninjauan atas penurunan nilai pada goodwill dilakukan setahun sekali atau dapat lebih sering apabila terdapat peristiwa atau perubahan
keadaan yang mengindikasikan adanya potensi penurunan nilai. Nilai tercatat dari goodwill dibandingkan dengan jumlah yang terpulihkan,
yaitu jumlah yang lebih tinggi antara nilai pakai dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. Rugi penurunan nilai segera diakui dalam
laba rugi dan selanjutnya tidak dibalik kembali.
p.
Properti pertambangan dan aset eksplorasi dan evaluasi
Kegiatan eksplorasi dan evaluasi melibatkan pencarian mineral, penentuan kelayakan teknis dan penilaian kelayakan komersial dari sebuah
sumber daya teridentifikasi. Kegiatan tersebut meliputi:
(i).
pengumpulan data eksplorasi melalui topografi, studi geokimia dan geofisika;
(ii). pengeboran, penggalian dan sampel;
(iii). menentukan dan memeriksa volume dan kualitas sumber daya; dan
(iv). meneliti persyaratan transportasi dan infrastruktur.
Biaya administrasi yang tidak langsung dapat diatribusikan dengan suatu daerah eksplorasi khusus dibebankan pada laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian interim. Biaya lisensi yang dibayar sehubungan dengan hak untuk mengeksplorasi di daerah eksplorasi yang
ada dikapitalisasi dan diamortisasi selama jangka waktu lisensi atau izin.
Biaya eksplorasi dan evaluasi (termasuk amortisasi atas biaya lisensi yang dikapitalisasi) dikapitalisasi pada saat terjadinya, kecuali dalam
keadaan berikut:
(i).
sebelum memperoleh hak hukum untuk mengeksplorasi suatu wilayah tertentu;
(ii). setelah dapat dibuktikan dengan kelayakan teknis dan komersial atas penambangan sumber daya mineral atau ditemukannya cadangan
terbukti.
Kapitalisasi biaya eksplorasi dan evaluasi dicatat dalam akun "Aset Eksplorasi dan Evaluasi" dan selanjutnya diukur sebesar biaya
perolehan dikurangi penyisihan penurunan nilai. Aset tersebut tidak disusutkan karena belum tersedia untuk digunakan tetapi ditelaah untuk
indikasi penurunan nilai. Apabila suatu penurunan potensial terindikasi, penilaian dilakukan untuk setiap area of interest dalam kaitannya
dengan kelompok aset operasi terkait (yang merupakan unit penghasil kas) terhadap eksplorasi yang terkait tersebut. Sejauh biaya
eksplorasi dan evaluasi tidak diharapkan untuk dipulihkan, biaya tersebut dibebankan ke laba rugi komprehensif konsolidasian interim.
Arus kas terkait dengan kapitalisasi biaya eksplorasi dan evaluasi diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivitas investasi dalam laporan
arus kas konsolidasian interim, sedangkan arus kas terkait dengan biaya eksplorasi dan evaluasi yang dibiayakan diklasifikasikan sebagai
aktivititas operasi.
Ketika cadangan terbukti ditentukan, aset eksplorasi dan evaluasi diklasifikasikan ke “Tambang dalam pembangunan” yang merupakan
bagian dari “Properti Pertambangan”. Semua biaya pengembangan setelah perolehan awal yang berkaitan dengan pembangunan
infrastruktur yang dibutuhkan untuk mengoperasikan tambang dikapitalisasi dan diklasifikasikan sebagai “Tambang dalam pembangunan”.
Biaya pengembangan dicatat bersih setelah dikurangi hasil penjualan atas mineral yang diekstraksi selama tahap pengembangan.
Pada saat pengembangan telah selesai, semua aset yang termasuk dalam “Tambang dalam pembangunan” direklasifikasikan ke “Tambang
berproduksi” dalam properti pertambangan atau ke dalam komponen lain dalam aset tetap. Tambang berproduksi dicatat sebesar biaya
perolehan, dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan rugi penurunan nilai, jika ada.
14
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
INTERIM
Pada tangal 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 dan untuk periode sembilan bulan
yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2016 dan 2015
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN
p.
Properti pertambangan dan aset eksplorasi dan evaluasi - lanjutan
Properti pertambangan mencakup aset dalam tahap produksi dan pengembangan, serta aset yang ditransfer dari aset eksplorasi dan evaluasi.
Properti pertambangan dalam tahap pengembangan tidak diamortisasi sampai tahapan produksi dimulai.
Pada saat proyek konstruksi tambang bergerak ke tahap produksi, kapitalisasi atas konstruksi tambang tertentu dihentikan dan biaya-biaya
dapat diakui sebagai bagian dari nilai persediaan atau dibebankan, kecuali untuk biaya yang memenuhi persyaratan untuk kapitalisasi yang
berkaitan dengan penambahan dan pengembangan cadangan yang dapat ditambang.
Akumulasi biaya dari tambang yang telah berproduksi diamortisasi dengan menggunakan metode unit produksi sepanjang cadangan
tambang tersebut dapat dipulihkan secara ekonomis.
q.
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang
Kelompok Usaha menyediakan imbalan pascakerja pasti kepada karyawannya sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan Indonesia
No. 13/2003.
Liabilit