Pengaruh Penerapan Metode The Power of Two terhadap Prestasi Belajar Siswa Fiqih di MA Bahauddin Sepanjang.

(1)

PENGARUH PENERAPAN METODE

THE POWER OF TWO

TERHADAP PRESTASI

BELAJAR FIQIH SISWA MA BAHAUDDIN SEPANJANG

SKRIPSI

Oleh:

LUTHFIYATUL MURSYIDAH

NIM. D31213064

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Judul: Pengaruh Penerapan Metode The Power of Two terhadap Prestasi Belajar Siswa Fiqih di MA Bahauddin Sepanjang.

Nama: Luthfiyatul Mursyidah

The Power of Two adalah taktik pembelajaran atau trik yang harus dikuasai dan diterapkan oleh pendidik untuk menentukan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan agar dapat dicapai dengan menggabungkan Kekuatan Dua orang dalam proses pembelajaran.

Pengaruh Metode The Power of Two terhadap Fiqih siswa di MA Bahauddin Sepanjang dianggap baik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan pengamatan kemampuan guru untuk mengelola pembelajaran untuk setiap kegiatan pembelajaran seperti pada tahap awal, kegiatan inti, dan tahap kegiatan akhir yang termasuk dalam kedua kategori, sedangkan kemampuan guru untuk mengelola pembelajaran pada aspek suasana kelas termasuk dalam kategori sangat baik. Jadi, kemampuan guru dalam kategori keaktifan dapat dilihat bahwa kemampuan guru untuk mengelola pembelajaran tergolong aktif dengan nilai rata-rata di atas 3,00, disamping tanggapan siswa terhadap penerapan Metode The Power of Two di MA Bahauddin Sepanjang. Terbukti dari hasil analisis tersebut menyatakan bahwa persentase hasil penerapan metode The Power of Two terhadap Fiqih siswa MA Bahauddin Sepanjang pada 82,2% tergolong baik.

Pengaruh Penerapan Metode The Power of Two terhadap Prestasi Belajar Fiqih Siswa menunjukkan hal yang baik. Hal ini berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis prestasi belajar siswa. Dari hasil pre-test yang dicetak rata-rata 75,3, dan hasil post test didapat nilai rata-rata 93,1. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Pengaruh Metode The Power Of Two tergolong sangat baik.

Pengaruh Penerapan Metode The Power of Two terhadap Prestasi Belajar Fiqih Siswa di MA Bahauddin Sepanjang menunjukkan hal yang baik. Hal ini terbukti pada Hipotesis (Ha) dan ditolak (Ho) dengan nilai rxy 0,88. Sedangkan untuk Pengaruh Penerapan Metode The Power of Two terhadap Prestasi Belajar Fiqih Siswa MA Bahauddin Sepanjang menunjukkan korelasi yang kuat atau tinggi, karena nilai rxy adalah antara 0,70 - 0,90.


(7)

DAFTAR ISI

Sampul Dalam ……….. i

Pernyataan Keaslian Tulisan ……… ii

Persetujuan Pembimbing Skripsi ... iii

Pengesahan Tim Penguji Skripsi ... iv

Motto ... ... v

Persembahan ... vi

Abtraks ... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Transliterasi ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 01

A. Latar Belakang Masalah ... 01

B. Rumusan Masalah ... 05

C. Tujuan Penelitian ... 05

D. Manfaat Penelitian ... 06

E. Penelitian Terdahulu …... 06

F. Definisi Operasional ... 08

G. Sistematika Pembahasan ... 11

BAB II LANDASAN TEORI ... 13


(8)

1. Pengertian Metode The Power of Two ………... 13

2. Langkah – Langkah Pelaksanaan Metode The Power Of Two ... 17

3. Tujuan Metode The Power of Two ... 20

4. Kelemahan dan keunggulan The Power of Two ……….. 21

B. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar ... 22

1. Pengertian Belajar ... 22

2. Pengertian Prestasi Balajar ... 23

3. Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar ... 26

4. Batas Minimal Prestasi Belajar ………... 33

C. Tinjauan Tentang Mata Pelajaran Fiqih ... 34

1. Pengertian Fiqih ... 34

2. Tujuan Dan Fungsi Mata Pelajaran Fiqih ... 35

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih ... 36

4. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Fiqih ... 37

5. Tinjauan tentang Pengaruh Metode The Power of Two terhadap Prestasi Belajar Fiqih ……… 37

D. Hipotesis Penelitian ... 39

1. Hipotesis Alternatif (Ha) ... 39

2. Hipotesis Nihil (Ho) ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 40


(9)

B. Jenis Penelitian ... 43

C. Populasi dan Sampel ... 44

D. Sumber Data ... 45

1. Sumber data primer ... 45

2. Sumber data sekunder ... 45

E. Jenis Data ... 45

1. Data Kuantitatif ... 45

2. Data Kualitatif ... 45

F. Instrumen Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data ... 47

G. Analisis Data ... 48

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN ... 53

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 53

1. Sejarah Singkat ………... 53

2. Tugas dan Fungsi Humas ………... 54

3. Letak Geografis ………... 55

4. Visi dan Misi ... 57

5. Struktur Organisasi ... 59

6. Keadaan Guru dan Karyawan ... 61

7. Keadaan Siswa ... 63

8. Sarana Dan Prasarana ... 64

B. Penyajian Dan Analisis Data ... 65

BAB V PENUTUP ... 107


(10)

B. Saran-Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA ………. 111

Tabel

Isi Tabel

Halaman

I Struktur Organisasi MA ………. 59

II Keadaan Guru MA ……… 61

III Keadaan Karyawan MA ……… 62

IV Keadaan Siswa MA ……… 63

V Keadaan Sarana dan Prasarana MA ……… 64

VI Pengamatan Guru ……… 65

VII Nama-nama Responden Siswa MA ……… 68

VIII Data Hasil Angket Penerapan The Power of Two ………… 69

IX Guru melakukan motivasi ………. 71

X Guru memberikan apersepsi ………. 71

XI Guru menyampaikan tema pembelajaran ……….. 72

XII Guru menyampaikan tujuan pembelajaran ……… 72

XIII Peserta didik diberi satu pertanyaan atau lebih ………… 73

pertanyaan yang membutuhkan refleksi dan pikiran XIV Peserta didik menjawab pertanyaan secara individu …….. 73

XV Peserta didik membentuk pasangan ……….. 74


(11)

XVII Peserta didik membuat jawaban baru dengan dengan memperbaiki masing – masing respon individu …………. 75

XVIII Guru membandingkan hasil jawaban baru dari

masing – masing pasangan ……… 75 XIX Meningkatkan belajar lebih aktif dengan pemberian tugas

belajar yang dilakukan dalam kelompok kecil siswa ….. 76 XX Dukungan sesama siswa dan keragaman pendapat,

pengetahuan, serta keterampilan mereka akan membantu menjadikan belajar sebagai bagian berharga dari iklim di kelas ……… 76 XXI Belajar dalam kelompok kecil dengan menumbuhkan

kerja sama secara maksimal melalui kegiatan pembelajaran oleh teman sendiri dengan anggota dua orang didalamnya untuk mencapai kompetensi dasar ……….. 77 XXII Memaksimalkan belajar kolaboratif (bersama) dan meminimalkan

kesenjangan antara siswa yang satu

dengan yang lainnya ……….. 78 XXIII Peserta didik lebih menarik dalam belajar karena

mereka melakukannya dengan teman – teman

sekelas mereka ……….. 79 XXIV Peserta didik akan mudah menguasai dan memahami


(12)

yang berbentuk konsep – konsep atau prinsip – prinsip dalam mata pelajaran Fiqih ……… 79 XXV Membiasakan belajar aktif secara individu dan

kelompok (belajar belajar hasilnya lebih berkesan) ……… 80 XXVI Peserta didik memiliki keterampilan memecahkan

masalah terkait dengan materi pokok ……… 81 XXVII Meminimalkan kesenjangan antara siswa yang satu

dengan siswa yang lain ……….. 81 XXVIII Peserta didik tidak terlalu menggantungkan guru,

dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber

dan belajar dari siswa lain ……….. 82

XXIX Peserta didik mampu mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata – kata

secara verbal dan dengan membandingkan ide – ide

atau gagasan – gagasan orang lain ………. 83 XXX Membantu peserta didik agar dapat bekerja sama

dengan orang lain, dan menyadari segala keterbatasannya serta menerima segala kekurangannya ……….. 84 XXXI Membantu peserta didik untuk lebih bertanggung jawab

dalam melaksanakan tugasnya ……… 84 XXXII Meningkatkan minat dan memberikan rangasangan


(13)

untuk berfikir ……….. 85

XXXIII Peserta didik terjadi adanya pandangan dari berbagai sudut bagi masalah yang dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan menjadi menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang ………. 86

XXXIV Pembagian kelompok secara berpasangan dan sharing membuat pembelajaran kurang kondusif ……….. 86

XXXV Dengan adanya kelompok, siswa yang kurang bertanggung jawab dalam tugas, membuat mereka lebih mengandalkan pasangannya sehingga mereka bermain – main sendiri tanpa mau mengerjakan tugas ……….. 87

XXXVI Guru dan peserta didik menyimpulkan materi ………….. 88

XXXVII Guru melakukan evaluasi ………. 88

XXXVIII Hasil Nilai Angket ……….. 89

XXXIX Prosentase Hasil Penilaian ………. 91

XL Hasil Nilai Pre Test ……….. 92

XLI Daftar Nilai Post Test ……….. 94

XLII Analisis Korelasi Antara Variabel X (Metode The Power of Two) dengan Variabel Y (Prestasi Belajar Fiqih) ………. 98


(14)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Suatu pendidikan dipandang bermutu diukur dari kedudukannya untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kebudayaan nasional adalah pendidikan yang berhasil membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter, bermoral dan berkepribadian. Untuk itu perlu dirancang suatu sistem pendidikan yang mampu menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang menyenangkan, merangsang dan menantang peserta didik untuk mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan bakat dan kemampuannya.

Agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, seseorang guru harus mengetahui berbagai metode. Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai metode, maka seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi.

Penggunaan metode mengajar sangat bergantung pada tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan


(15)

2

pelajaran, baik secara individual atau secara kelompok.1 Salah satu tugas guru adalah mengajar. Hal ini menyebabkan adanya tuntutan kepada setiap guru untuk dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana seharusnya mengajar. Dengan kata lain, setiap guru dituntut untuk memiliki kompetensi mengajar. Guru akan memiliki kompetensi mengajar jika, guru paling tidak memiliki pemahaman dan penerapan secara taktis berbagai model dan metode belajar mengajar serta hubungannya dengan belajar disamping kemampuan - kemampuan lain yang menunjang.

Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atau dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasia edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.2 Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan seorang guru.

Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi ,agar siswa dapat belajar secara aktif dan efesien, mengena pada tujuan yang diharapkan.

1

Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Jakarta : Quantum teaching, 2005, 52-53.

2


(16)

3

Salah satu langkah-langkah untuk memiliki strategi ialah harus memiliki teknik-teknik dan penyajian atau biasa disebut metode mengajar.3

Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain ialah sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat di tangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. Di dalam kenyataan cara atau metode mengajar atau teknik penyajian yang digunakan guru untuk menyampaikan informasi atau massage lisan kepada siswa berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, keterampilan atau sikap. Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik, karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi perubahan dan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidupnya.4

Metodologi mengajar banyak ragamnya, kita sebagai pendidik tentu harus memiliki metode mengajar yang beraneka ragam, agar dalam proses belajar mengajar tidak menggunakan hanya satu metode saja, tetapi harus divariasikan, yaitu disesuaikan dengan tipe belajar siswa dan kondisi serta

3

Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar,(Cet.V:Jakarta: PT.Rineka Cipta,1998), 1.

4


(17)

4

situasi yang ada pada saat itu, sehingga tujuan pengajaran yang telah dirumuskan oleh pendidik dapat terwujud/tercapai.

Selanjutnya yang dimaksud dengan metode mengajar adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa.5 Performance Assesment yaitu bagian atau tahapan evaluasi untuk mengetahui apakah proses belajar mengajar tercapai.6

Guru atau pendidik adalah seorang yang bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan secara sadar terhadap perkembangan kepribadian dan kemampuan peserta didik baik itu dari aspek jasmani dan rohaniahnya agar ia mampu hidup mandiri dan dapat memenuhi tugasnya sebagai makhluk Tuhan sebagai individu dan juga makhluk sosial.7

Pada prinsipnya,tidak satupun metode mengajar yang dapat dipandang sempurna dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada dalam setiap bidang studi. Karena, setiap metode pasti memiliki keunggulan keunggulan dan kelemahan-kelemahan yang khas. Namun kenyataan ini tidak bisa dijadikan argument mengapa seorang guru gagal dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar. Sebaliknya guru yang profesional dan kreatif justru hanya akan memilih metode mengajar yang lebih tepat setelah menetapkan topik

5

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran , ( Cet, IV ; Jakarta: Kencana Penada Media Grup,2008), 128.

6

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, ( Cet,IV; Jakarta: Kalam Mulia), 151-152

7


(18)

5

pembahasan materi dan tujuan pelajaran serta jenis kegiatan belajar siswa yang dibutuhkan.

Upaya guru untuk memilih metode yang tepat dalam mendidik peserta didiknya adalah disesuaikan pula dengan tuntunan berhadapan dengan peserta didiknya, ia harus mengusahakan agar pelajaran yang diberikan kepada peserta didiknya itu supaya mudah diterima. Tidaklah cukup dengan bersikap lemah lembut saja. Ia harus memikirkan metode-metode yang akan digunakannya,seperti memilih waktu yang tepat, materi yang cocok, pendekatan yang baik, efektivitas penggunaaan metode dan sebagainya.8

Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana,bukan sembarang yang bisa merugikan anak didik. Pandangan guru terhadap anak didik. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran.

Guru merupakan salah satu faktor penting dalam proses pembelajaran. Bagaimana pun idealnya suatu kurikulum tanpa ditunjang oleh kemampuan guru untuk mengimplementasikannya,maka kurikulum itu sebagai suatu alat pendidikan.9 Guru yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik yang lainnya akan berbeda dengan guru yang memandang

8

Ramayulis, Metodologi, 5

9

Abd.Rahman Getteng, Menuju Guru Profesional dan Beretika , (Cet,II;Yogyakarta:Graha Guru,2009), 8.


(19)

6

anak didik sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka adalah penting meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai anak didik. Sebaiknya guru memandang anak didik sebagai individu dengan segala perbedaan,sehingga mudah melakukan pendekatan dalam pengajaran.

Untuk melakukan perubahan dalam proses pendidikan, maka dibutuhkan model dan metode yang sesuai dengan tingkat kemampuan anak didik. Hal ini penting sebab ada pengaruh model dan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar anak didik. Pengaruh model dan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar dapat dilihat secara berkesinambungan sebab pendidikan adalah proses. Tidak heran jika di dalam proses pendidikan dan pembelajaran, model dan metode harus dikuasai oleh guru. Semakin menguasai model dan metode mengajar, semakin jelas pengaruh pembelajaran terhadap prestasi belajar anak didik. Tetapi kita harus pula memperhatikan kondisi anak didik.

Guru harus mampu untuk memilih dan memilah model dan metode yang sesuai dengan kondisi anak didiknya. Pengaruh model dan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa menunjukkan keberhasilan guru dalam proses pembelajaran. Model dan metode yang tepat akan menyebabkan anak didik merasa nyaman dan berkonsentrasi pada saat proses belajar. Mereka merasa ada kesinergisan antara proses di luar dan di dalam dirinya. Hal ini menyebabkan anak didik lebih konsen mengikuti proses pendidikan


(20)

7

dan pembelajaran. 10 Proses belajar akan lebih efektif jika guru mengkondisikan agar setiap siswa terlibat secara aktif dan terjadi hubungan yang dinamis dan saling mendukung antara siswa satu dengan siswa yang lain. Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai macam metode. Dari beberapa jenis metode kelompok tersebut, penulis mefokuskan pada metode kekuatan berdua (the power of two ). Metode belajar kekuatan berdua (the power of two ) termasuk bagian dari belajar kooperatif adalah belajar dalam kelompok kecil dengan menumbuhkan kerja sama secara maksimal melalui kegiatan pembelajaran oleh teman sendiri dengan anggota dua orang di dalamnya untuk mencapai kompentensi dasar atau suatu tujuan pendidikan.

The power of two artinya menggabung kekuatan dua orang. Menggabung kekuatan dua orang dalam hal ini adalah membentuk kelompok kecil, masing-masing kelompok terdiri dari dua atau lima orang (siswa). Kegiatan ini dilakukan agar munculnya sinergi itu yaitu dua orang atau lebih tentu lebih baik dari pada satu.

Metode pembelajaran the power of two ini adalah termasuk bagian dari active learning yang merupakan salah satu cara terbaik untuk meningkatkan belajar lebih aktif dengan pemberian tugas belajar yang dilakukan dalam dalam kelompok kecil siswa. Dukungan sesama siswa dan keragaman pendapat, pengetahuan, serta keterampilan mereka akan membantu menjadikan belajar sebagai bagian berharga dari iklim di kelas. Namun

10


(21)

8

demikian, belajar bersama tidaklah selalu efektif. Boleh jadi terdapat partisipasi yang tidak seimbang, komunikasi yang buruk dan kebingungan. 11

Peneliti memilih pelaksanaan penelitian di MA Bahauddin Sepanjang karena pembelajaran Fiqih disana agar adanya sebuah perubahan yang baru, mengingat sekarang sudah adanya pergantian kurikulum yang bersifat aktif, dan agar adanya penerapan metode pembelajaran yang bervariasi. Penggunaan metode ini dapat membantu siswa untuk lebih mudah mencapai tujuan belajar, sehingga siswa lebih mudah mendapatkan hasil belajar yang baik, dan dengan hasil belajar yang baik, siswa akan mencapai prestasi belajar yang tinggi.

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian sebagai awal pijakan peneliti dalam menulis skripsi yaitu proposal skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Metode The Power of Two terhadap Prestasi Belajar Fiqih Siswa di MA

Bahauddin Sepanjang Sidoarjo” B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah tersebut sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh penerapan metode the power of two di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo?

2. Bagaimana prestasi belajar fiqih siswa dengan menggunakan metode the power of two di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo?

11

Suhardjono, Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Kegiatan Pengembangan Profesi Guru , (Jakarta : Bina Aksara, 2006).


(22)

9

3. Apakah ada peningkatan prestasi belajar fiqih siswa MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo setelah diterapkannya metode the power of two?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam .penelitian yang akan dilaksanakan yaitu :

1. Menerapkan metode the power of two pada bidang studi Fiqih di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo

2. Mengetahui prestasi belajar Fiqih siswa dengan menggunakan metode pembelajaran The Power of Two di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo 3. Meningkatkan prestasi belajar fiqih siswa MA Bahauddin Sepanjang

Sidoarjo setelah diterapkannya model pembelajaran The Power of Two.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas siswa.

2. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk hasil evaluasi dan dapat digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran di kelas.

3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai wahana dalam memperoleh informasi serta menambah wawasan tentang penggunaan


(23)

10

model pembelajaran, dan sebagai bekal dalam perjalanan hidup selanjutnya agar menjadi guru yang profesional di bidangnya.

E. Penelitian terdahulu.

Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan oleh peneliti, ada beberapan yang membahas topik karya ilmiah yang membahas tentang Pengaruh Penerapan Metode The Power of Two terhadap Prestasi Belajar Fiqih Siswa di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo. Hanya saja beda dalam jenis penilitiannya. Ini adalah sebuah skripsi ptk.

Pada penelitian 2009 penulis menggunakan strategi the power of two agar keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran lebih meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan strategi belajar the power of two dalam meningkatkan keberhasilan pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs Darussalam Sukodadi Lamongan pada siswa kelas VII MTs Darussalam Sukodadi Lamongan. Hasil analisis yang diperoleh setelah dilakukan pengujian hipotesis adalah : (1) Strategi the power of two efektif dalam meningkatkan keberhasilan pembelajaran mata pelajaran aqidah akhlaq khususnya pokok bahasan akhlaq tercela. hal ini dapat dilihat dari kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan strategi the power of two secara keseluruhan mendapatkan nilai 3, 3 dengan mendapakan kriteria nilai baik. (2) Dari hasil observasi ketrampilan siswa strategi ini tepat digunakan pada pokok bahasan akhlaq tercela karena siswa sangat antusias


(24)

11

sehingga ketrampilan siswa secara keseluruhan mendapatkan nilai 3,1 dengan kriteria nilai baik. (3) Strategi belajar the power of two lebih efektif digunakan pada pokok bahasan akhlaq tercela.. Sehingga Implementasi startegi the power of two pada bidang studi Aqidah Akhlaq sangat tepat sekali, anak akan mudah menguasai dan memahami apa yang disampaikan oleh seorang guru baik ajaran yang berbentuk konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam mata pelajaran aqidah akhlaq.

Pada penelitian 2015 penulis menggunakan strategi the power of two agar mengetahui kecakapan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam. Penelitian ini bertujuan untuk ; 1. Untuk mengetahui penerapan metode the power of two pada mata pelajaran pendidikan agama islam di SMK TARUNA Balen. 2. Untuk mengetahui kecakapan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam di SMK TARUNA Balen. 3. Untuk mengetahui pengaruh penerapan metode the power of two terhadap kecakapan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam di SMK TARUNA Balen. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan populasi siswa kelas X (Sepuluh) sebagai responden. Sedangkan metode pengumpulan data diperoleh dari hasil kepustakaan, wawancara, dokumentasi, observasi dan angket. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ; 1. Penerapan metode the power of two pada mata pelajaran pendidikan agama islam, berjalan dengan lancar baik, dan ini


(25)

12

berdasarkan data dan hasil wawancara dari guru PAI. 2. Kecakapan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam cukup tinggi ini di buktikan dari hasil angket yang diberikan kepada siswa dan hasil wawancara kepada guru mata pelajaran PAI 3. Pengaruh penerapan metode The power of two terhadap kecakapan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran PAI di SMK TARUNA Balen, cukup berpengaruh. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan Uji “t“ yaitu sebesar 5,2. Kemudian dapat dilihat pada taraf 1% = 2,81 dan pada taraf 5% = 2,07. Maka diketahui ada pengaruh penerapan metode The power of two terhadap kecakapan berpikir kritis siswa di SMK TARUNA Balen.

F. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran The Power of Two dan prestasi belajar fiqih siswa. Peneliti menjadikan masalah di atas sebagai sasaran penelitian dan lokasi yang diambil peneliti adalah di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo.

Agar jelas dan tidak luas pembahasan dalam karya ilmiah ini, maka kiranya peneliti untuk memberikan batasan masalah, batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penerapan metode pembelajaran The Power of Two.

2. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa MA Bahauddin Sepanjang. 3. Dalam bidang studi fiqih semester ganjil di MA Bahauddin Sepanjang.


(26)

13

G. Definisi Istilah atau Definisi Operasional.

Pada bagian ini diberikan definisi-definisi istilah untuk menghindari salah penafsiran dan agar tidak menimbulkan adanya perbedaan dalam pengertiannya, maka penulis menjelaskan istilah-istilah sebgai berikut :

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda, dan lain sebagainya) yang berkekuatan (ghaib dan lain sebagainya)12 Dali Gulo berpenddapat bahwa kata pengaruh mempunyai arti yang dapat menghasilkan perubahan yang tidak di sadari atau disengaja dalam pendirian, keyakina-keyakinan pandangan atau kebiasaan seorang individu atau masyarakat13.

2. The Power of Two

Metode belajar kekuatan berdua (the power of two ) termasuk bagian dari belajar kooperatif adalah belajar dalam kelompok kecil dengan menumbuhkan kerja sama secara maksimal melalui kegiatan pembelajaran oleh teman sendiri dengan anggota dua orang di dalamnya untuk mencapai kompentensi dasar atau suatu tujuan pendidikan.

The power of two artinya menggabung kekuatan dua orang. Menggabung kekuatan dua orang dalam hal ini adalah membentuk

12

W.J.S. Purwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka,1982), 731 13


(27)

14

kelompok kecil, masing-masing kelompok terdiri dari dua atau lima orang (siswa). Kegiatan ini dilakukan agar munculnya sinergi itu yaitu dua orang atau lebih tentu lebih baik dari pada satu.

3. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar, sedangkan belajar pada hakekatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memnuhi kebutuhannya. Setiap kegiatan belajar yang dilakukan siswa akan menghasilkan prestasi belajar. Bloom dan kawan-kawannya mengelompokkan prestasi belajar dalam kawasan kognitif, afektif, dan psikomotorik.14

4. Fiqih

Salah satu materi Pendidikan Agama Islam adalah Fiqih, yaitu ilmu yang membahas tentang hukum-hukum syari’at yang menyangkut praktek

keagamaan (amaliyah), ubudiyah, mu’amalah, siyasah, dan lain-lain.Yang

jelas semua materi pokok kehidupan manusia seluruhnya di bahas di dalam pelajaran ini. Sehingga peran pelajaran ini sangat penting sekali untuk di fahami semua umat islam, dan secara otomatis sejak dini harus di ajarkan dan diterapkan.15

14

Mulyasa, Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2015), 189.

15

Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Studi Hukum Islam, (Surabaya: IAIN SA Press, 2011), 39.


(28)

15

5. MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo

MA Bahauddin Sepanjang adalah lokasi Madrasah Aliyah yang berada di Desa Ngelom Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo

H. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan keguanaan.16

Metode penelitian berasal dari kata “metode” yang artinya cara yang tepat

untuk melakukan sesuatu, dan “penelitian” adalah suatu langkah sistematis untuk mendapatkan suatu jawaban dari pertanyaan.17

Dalam setiap penelitian pasti mempunyai tujuan tertentu, adapun penelitian ini mengambil penelitian yang bersifat pembuktian. Yaitu peneliti ingin membuktikan apakah dengan menerapkan metode pembelajaran The Power of Two dapat meningkatkan prestasi belajar fiqih siswa MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo

1. Jenis penelitian dan Rancangan Penelitian

Dilihat dari judul penelitian, yakni “Pengaruh Penerapan Metode

The Power of Two terhadap Prestasi Belajar Fiqih Siswa di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo” jenis penelitian yang di gunakan

16

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Badung: Alfabeta, cv, 2014), 3

17

Zaenal Arifin, Metodologi Penelitian Pendidikan Filosofi, Teori, dan Aplikasinya,


(29)

16

penulis disini tergolong penelitian kuantitatif, karena ini merupakan sebuah pembuktian atau konfirmasi dan penelitian ini berupa angka-angka serta menggunakan analisis statistik. 18 Selain itu penelitian yang dilaksanakan peneliti juga merupakan penelitian yang bersifat deskriptif korelasional, karena penelitian ini menggambarkan adanya korelasi atau sebab-akibat dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Skripsi ini meruapakan jenis penelitian kuantitatif dengan analisis statistik korelasional, yaitu sebuah penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya suatu hubungan antara sebuah variable satu dengan yang lain. Dan apabila hubungan tersebut ada.Untuk menemukan besarnya korelasi, peneliti menggunakan statistik sehingga kesimpulan yang diperolehnya dapat dirumuskan dalam data yang berupa angka. a. Variabel Penelitian

Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari.19, ada dua macam variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). dan didalam penelitian ini menggunakan 2 variabel tersebut.

1. Variabel Independen: variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecendent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan

18

Sugiyono, Metode, 11

19


(30)

17

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). 20 Adapun indikator dalam variabel X dalam penelitian ini adalah Langkah-langkah pelaksanaan metode The Power of Two.

2. Variabel Dependen: sering disebut sebagai variabel output criteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebgai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.21 Adapun indikator dalam variabel Y dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fiqih.

2. Jenis Data

Data yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data menurut jenisnya dibagi menjadi 2 (dua):

a. Data Kualitatif

Yaitu data yang dinyatakan dalam kata-kata atau simbol.22Data kualitatif digunakan untuk mengetahui sejarah berdiriya objek penelitian, letak geografis objek penelitian, struktur organisasi objek penelitian dan pelaksanaan belajar fiqih kelas X di MA Bahauddin Sepanjang.

20

Ibid, 64

21

Sugiyono, Metode, 64

22

Zaenal Arifin, Metodologi Penelitian Pendidikan Filosofi, Teori, dan Aplikasinya,


(31)

18

b. Data Kuantitatif

Yaitu data yang berbentuk angka-angka23. Data ini digunakan untuk mengetahui tentang adanya hubungan metode The Power of Two dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam hal ini, data kuantitatif dapat diperoleh dari hasil observasi pelaksanaan dan dari hasil angket.

3. Sumber Data

Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh berdasarkan jenis-jenis data yang diperlukan.24 adapun sumber data yang akan digunakan peneliti adalah:

a. Sumber primer, yaitu sumber yang didapat secara langsung dari guru fiqih dan wali kelas.

b. Sumber sekunder, yaitu sumber yang didapat dari referensi buku-buku yang mendukung penelitian tersebut.

4. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemuadian ditarik

23

Ibid, 115

24

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendeketan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D


(32)

19

kesimpulan.25 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi. Menurut suharsimi Arikunto, sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.26

Adapun teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai tehnik sampling yang digunakan.

Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini penulis mempergunakan tehnik random sampling. Dimana setiap individu dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel. Teknik random sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah random kelas.Dan sampel pada penelitian ini adalah kelas X dan XI.

5. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian merupakan informasi tentang sesuatu kenyataan atau fenomena empiris yang berupa angka atau kenyataan.27

Adapun teknik yang peneliti pergunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Teknik Observasi

25

Ibid, 117

26

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,( Jakarta: Rineka Cipta, 1992), 9

27


(33)

20

Observasi adalah kegiatan pengumpulan data melalui pengamatan atas segala, fenomena dan fakta empiris yang terkait dengan masalah penelitian.28

Teknik ini penulis gunakan untuk mendapatkan data tentang pelaksanaan metode The Power of Two di kelas X MA Bahauddin Sepanjang, apakah pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya di dalam RPP.

2. Teknik Interview (wawancara)

Pengumpulan data menggunakan tehnik wawancara dilakukan untuk mencari data tentang pemikiran, konsep atau pengalaman mendalam dari informan.Peneliti melakukan komunikasi ineraktif dengan sumber informasi untuk mendapatkan data sesuai masalah penelitian.29

Wawancara atau interview digunakan peneliti untuk memperoleh data tentang gambaran obyek penelitian yang meliputi sejarah berdirinya MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo serta untuk memperoleh data tentang proses pembelajaran dengan menggunakan metode The Power of Two di sekolah tersebut.

3. Teknik Dokumentasi

28

Ibid, 120

29


(34)

21

Dokumen adalah kumpulan fakta dan data yang tersimpan dalam bentuk teks atau artefak.30

Teknik ini diguanakan untuk mencari data berupa keterangan-keterangan yang terdapat dalam dokumen-dokumen, diantaranya yaitu: dokumen sekolah, keadaan guru, siswa dan karyawan sekolah.

4. Teknik Kuesioner (angket)

Kuesioner adalah seperangkat pertanyaan yang disusun secara logis, sistematis, dan objektif untuk menerangkan variabel yang diteliti (Iskandar, 2008: 77).31 Instrumen ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar korelasi antara penerapan metode The Power of Two dalam meningkatkan prestasi belajar fiqih siswa.

6. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang telah terkumpul dalam rangka menguji hipotesis dan sekaligus memperoleh suatu kesimpulan yang tepat maka diperlukan teknik analisis data. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah:

a. Analisis Pendahuluan

Analisis pendahuluan merupakan tahap pertama dengan menyusun tabel distribusi frekuensi sederhana sesuai dengan

30

Ibid, 131

31


(35)

22

variabel yang ada yaitu data tentang metode the power of two dengan prestasi belajar fiqih siswa.

b. Analisis Uji Hipotesis

Data pada analisis ini yang berupa kuantitatif dan khususnya untuk menguji kebenaran hipotesis. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh metode the power of two terhadap prestasi belajar fiqih siswa di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo, maka

penulis menggunakan rumus “regresi”. Analisis regresi digunakan

untuk memprediksikan seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variable independen di manipulasi/dirubah-rubah atau dinaik-naikan.32 Manfaat dari dari hasil analisis regresi adalah untuk membuat keputusan apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui peningkatan variabel independen atau tidak. Untuk mencari dengan regresi ini menggunakan rumus:

Y’= a + bx

K eterangan :

Y : subjek dalam variable bebas (dependen variable) yang diprekdisikan.

a: harga Y bila X = 0 ( harga konstan)

32


(36)

23

b: angka arah atau nilai koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variable tergantung (dependent variable). Bila b positif (+) maka naik, dan bila negative (-) maka terjadi penurunan.

x : subjek pada variable bebas (independent variable) yang mempunyai nilai tertentu.

Nilai a maupun nilai b dapat dihitung melalui rumus yang sederhana. Untuk memperoleh nilai a dapat digunakan rumus:

Sedangkan nilai b dapat dihitung dengan rumus:

Untuk membuktikan pengaruh metode the power of two terhadap prestai belajar fiqih siswa di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo

I. Sistematika Pembahasan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang tata urutan penelitian ini, maka peneliti mencantumkan sistematika laporan penulisan sebagai berikut:


(37)

24

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis penelitian, ruang lingkup dan pembatasan masalah, definisi operasional, sistematika pembahasan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tinjauan tentang Metode The Power of Two yang meliputi: pengertian metode, fungsi metode, dan langkah – langkah metode. Prestasi belajar yang meliputi: Pengertian belajar, beberapa aktifitas belajar, hasil belajar, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dan beberapa sifat murid dalam belajar. BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, variabel, indikator, dan instrumen penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis data. BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi tentang:

A. Profil MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo, meliputi: sejarah berdirinya MA Bahauddin, letak geografis MA Bahauddin, visi-misi dan susunan pengurus MA Bahauddin, program kegiatan MA Bahauddin, keadaan sarana dan prasarana MA Bahauddin, keadaan para


(38)

25

guru serta keadaan siswa MA Bahauddin tahun 2015 - 2016.

B. Penyajian data, meliputi data tentang metode The Power of Two dan prestasi belajar.

BAB V : PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN Bab ini berisi tentang pembahasan dan diskusi hasil penelitian

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang berkenaan dengan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan daftar pustaka, dan lampiran-lampiran.


(39)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan tentang Metode The Power of Two 1. Pengertian Metode The Power of Two

Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode lebih bersifat prosedural dan sistematik karena tujuannya untuk mempermudah pengerjaan suatu pekerjaan . Menurut J.R David dalam Teaching Strategis for College Class Room menyebutkan bahwa method is a way in achieving something (cara untuk mencapai sesuatu). Artinya, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan implementasi metode pembelajaran sangat tergantung pada acara guru menggunakan metode pembelajaran karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.33

Penggunaan metode mengajar sangat bergantung pada tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat

33


(40)

14

menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau secara kelompok.34

Selanjutnya yang dimaksud dengan metode mengajar adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa.35 Performance Assesment yaitu bagian atau tahapan evaluasi untuk mengetahui apakah proses belajar mengajar tercapai.36 Sedangkan The Power of Two menurut istilah power (pauwe/kekuatan) two (tu/dua), dua kekuatan. 37

Menggabung kekuatan dua orang dalam hal ini adalah membentuk kelompok kecil, masing-masing kelompok terdiri dari dua. Kegiatan ini dilakukan agar munculnya sinergi itu yaitu dua orang lebih baik dari pada satu.38

The Power of Two ini adalah termasuk bagian dari active learning yang merupakan salah satu cara terbaik untuk meningkatkan belajar lebih aktif dengan pemberian tugas belajar yang dilakukan dalam dalam kelompok kecil siswa. Dukungan sesama siswa dan keragaman pendapat, pengetahuan, serta keterampilan mereka akan membantu

34

Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching,( Jakarta : Quantum teaching,

2005), h. 52-53

35

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran , ( Cet, IV ; Jakarta: Kencana Penada Media

Grup,2008), h. 128

36

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, ( Cet,IV; Jakarta: Kalam Mulia),h.

151-152

37

Eko Purnomo, Kamus Lengkap, (Surabaya : Karya Ilmu, 1993), h. 289

38


(41)

15

menjadikan belajar sebagai bagian berharga dari iklim di kelas. Namun demikian, belajar bersama tidaklah selalu efektif. Boleh jadi terdapat partisipasi yang tidak seimbang, komunikasi yang buruk dan kebingungan.39

Dalam pelaksanaan metode pembelajaran ini menggunakan beberapa sistem pengajaran dengan menggunakan beberapa metode yang sesuai dengan langkah - langkah strategi pembelajaran The Power of Two yang mendukung untuk mendapatkan kemudahan dalam pembelajaran siswa adalah menggunakan metode ceramah, diskusi, kerja kelompok, dan lain-lain.

Aktivitas belajar kolaboratif membantu mengarahkan belajar aktif. Meskipun belajar independen dan kelas penuh instruksi juga mendorong belajar aktif, kemampuan untuk mengajar melalui aktivitas kerja kolaboratif dalam kelompok kecil akan memungkinkan anda untuk mempromosikan belajar dengan belajar aktif.40

The Power of Two merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong kepentingan dan keuntungan sinergi, itu karenanya 2 kepala tentu lebih baik daripada 1 kepala.41

39

Mel Siberman, ACTIVE LEARNING: 101 Strategi Pembelajaran Aktif,

(Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2002),h. 151

40

Mel Siberman, ACTIVE ,h. 10

41


(42)

16

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran The Power of Two adalah suatu taktik atau trik yang harus dikuasai dan diterapkan oleh pendidik agar tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan menggabung kekuatan dua orang dalam proses belajar mengajar.

Seperti metode pembelajaran kooperatif lainnya, praktik pembelajaran dengan metode The Power of Two diawali dengan mengajukan pertanyaan. Diharapkan pertanyaan yang dikembangkan adalah pertanyaan yang dikembangkan adalah pertanyaan yang membutuhkan pemikiran kritis.42

2. Langkah – Langkah Pelaksanaan The Power of Two

Implementasi metode The Power of Two pada bidang studi fiqih sangat tepat sekali, anak akan mudah menguasai dan memahami apa yang disampaikan oleh seorang guru baik ajaran yang berbentuk konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam mata pelajaran fiqih. Adapun prosedur pengajaran dalam implementasi metode belajar The Power of Two ditentukan pada kegiatan siswa, bukan pada kegiatan guru. Hal ini merupakan penerapan konsep dasar dan metode belajar The Power of Two itu sendiri yaitu mengoptimalkan aktivitas siswa, langkah awal

42

Agus Suprijono, Cooperative Learning; Teori & Aplikasi PAIKEM, Cet. XIV,


(43)

17

adalah memilih bahan pelajaran, bahan pengajaran tersebut akan mengisi proses pembelajaran.

Dalam implementasi The Power of Two terdapat prosedur untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal dan seorang pendidikpun harus dapat menggunakan metode belajar The Power of Two dengan tepat, efektif, dan efisien melalui langkah-langkah The Power of Two dalam proses belajar mengajar berlangsung. Adapun langkah-langkah strategi The Power of Two adalah:

a) Berilah peserta didik satu atau lebih pertanyaan yang membutuhkan refleksi dan pikiran. Pertanyaannya:

(1) Orang – orang Barat Non Islam selalu menuduh dan menganggap bahwa hokum qishash dan rajam itu tidak berperikemanusiaan. Bagaimana menanggapai hal ini?

(2) Kasus pembunuhan saat ini sangat marak, nyawa manusia begitu murah, tidak ada harganya, untuk mencegah banyaknya pembunuhan ini bagaimana sebaiknya? Hokum apa yang harus ditegakkan? Jelaskan berikut alasannya!

(3) Bagaimanakah menurut pendapat kalian tentang pelaksanaan hukuman bagi orang yang membunuh di Indonesia? Apakah sudah dianggap adil atau belum? Jelaskan dan berikan alasannya! b) Mintalah peserta didik untuk menjawab pertanyaaan sendiri-sendiri.


(44)

18

c) Setelah semua melengkapi jawabannya. Bentuklah siswa secara berpasangan dan mintalah mereka untuk berbagi jawaban dengan yang lain.

d) Mintahlah pasangan tersebut membuat jawaban baru untuk masing-masing pertanyaan dengan memperbaiki masing-masing-masing-masing respon individu.

e) Ketika semua pasangan selesai menulis jawaban baru, bandingkan jawaban dari masing-masing pasangan ke pasangan yang lain.

Menurut Muqowin, prosedur metode belajar kekuatan berdua (The Power of Two) ini sebagai berikut:

1) Guru memberi peserta didik satu atau lebih pertanyaan yang membutuhkan refleksi dan pikiran. Sebagai contoh Sebutkan syarat dan rukun akad

2) Guru meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan sendiri-sendiri.

3) Setelah semua melengkapi jawabannya, guru membentuk siswa ke dalam pasangan dan meminta mereka untuk berbagi (sharing) jawabannya dengan jawaban yang dibuat teman yang lain.

4) Guru meminta pasangan tadi untuk membuat jawaban baru untuk masing pertanyaan dengan memperbaiki respons masing-masing individu.


(45)

19

5) Ketika semua pasangan selesai menulis jawaban baru, guru membandingkan jawaban dari masing-masing pasangan ke pasangan yang lain. 43

3. Tujuan Metode The Power of Two

Metode yang dipilih oleh pendidik tidak boleh bertentangan dengan tujuan pembelajaran. Metode harus mendukung kemana kegiatan interaksi edukatif berproses guna mencapai tujuan. Tujuan pokok pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan anak secara individu agar bisa menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapinya.

Dalam pelaksanaan metode pembelajaran The Power of Two ada beberapa tujuan yang harus dicapai diantaranya adalah:

1. Membiasakan belajar aktif secara individu dan kelompok (belajar bersama hasilnya lebih berkesan).

2. Untuk meningkatkan belajar kolaboratif.

3. Agar peserta didik memiliki ketrampilan memecahkan masalah terkait dengan materi pokok

4. Meminimalkan kegagalan.

5. Meminimalkan kesenjangan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain.

43


(46)

20

4. Kelemahan dan keunggulan Metode The Power of Two 1) Keunggulan Metode Pembelajaran The Power of Two

Sebagai suatu metode pembelajaran, metode pembelajaran The Power of Two mempunyai beberapa keunggulan diantaranya: a. Siswa tidak terlalu menggantungkan guru, akan tetapi dapat

menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber dan belajar dari siswa lain.

b. Mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan katakata secara verbal dan dengan membandingkan ide-ide atau gagasan-gagasan orang lain.

c. Membantu anak agar dapat bekerja sama dengan orang lain, dan menyadari segala keterbatasannya serta menerima segala kekurangannya.

d. Membantu siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tuganya.

e. Meningkatkan minat dan memberikan rangsangan untuk berfikir.

f. Meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial. 2) Kelemahan Metode Pembelajaran The Power of Two

Di samping memiliki keunggulan, metode pembelajaran The Power of Two juga memiliki kelemahan diantaranya:


(47)

21

a. Kadang-kadang bisa terjadi adanya pandangan dari berbagai sudut bagi masalah yang dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan menjadi menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang.

b. Dengan adanya pembagian kelompok secara berpasang-pasangan dan shering antar berpasang-pasangan membuat pembelajaran kurang kondusif. 44

Dengan adanya kelompok, siswa yang kurang bertanggung jawab dalam tugas, membuat mereka lebih mengandalkan pasangannya sehingga mereka bermain - main sendiri tanpa mau mengerjakan tugas.

B. Tinjauan Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar

Menurut James O. Whittaker, belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

Learning may be defined as the process by which behaviour originates or is altered through training or experience

Dengan demikian perubahan – perubahan tingkah laku akibat pertumbuhan fisik atau kematangan, kelelahan, penyakit, atau pengaruh obat – obatan adalah tidak termasuk sebagai belajar.

44


(48)

22

Definisi yang tidak jauh berbeda dengan definisi tersebut dikemukakan oleh Cronbach dalam bukunya yang berjudul Educational Psychology sebagai berikut.

Learning is shown by change in behaviour as a result of

experience”

Dengan demikian belajar yang efektif adalah melalui pengalaman. Dalam proses belajar, seseorang berinteraksi langsung dengan objek belajar dengan menggunakan semua alat inderanya.45

Gagne mengemukakan bahwa “Learning is change in human

disposition or capacity, which persist over a period time, and which is not simply ascribable to process a growth.” Artinya, belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus – menerus, bukan hanya disebabkan proses pertumbuhan saja. Gagne mengemukakan bahwa belajar dipengaruhi oleh factor dari luar dan dari dalam diri dan keduanya saling berinteraksi.46

2. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan.

45

Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,

2004),h. 127

46

Asis Saefudin, Ika Berdiati, Pembelajaran Efektif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,


(49)

23

W.J.S Purwadarminta berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Qohar dalam Jamarah mengatakan bahwa prestasi sebagai hasil yang telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan.

Harahap memberikan batasan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai – nilai yang terdapat dalam kurikulum. Winkel mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Dengan demikian, prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha – usaha belajar.

Arif Gunarso mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha – usaha belajar. Jadi, prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. 47

47

Syaiful Bahi Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya : Usaha


(50)

24

Setelah menelusuri uraian di atas, dapat dipahami mengenai makna prestasi dan belajar. Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Adapun belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu, yaitu perubahan tingkah laku. Dengan demikian, prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan – kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi – informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.

Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tinggi – rendahnya prestasi belajar siswa.

3. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Pada dasarnya, faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern).


(51)

25

a. Faktor Internal

Faktor intern adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor ini antara lain sebagai berikut.

1) Kecerdasan (intelegensi)

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi – rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya.

Muhibbin berpendapat bahwa intelegensi adalah semakin tinggi kemampuan intelegensi siswa, semakin besar peluangnyauntuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seorang siswa, semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.

Dari pendapat diatas, jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi anak dalam usaha belajar. Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko – fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi,


(52)

26

intelegensi sebenarnya bukan hanya persoalan kualitas otak, melainkan juga kualitas organ – organ tubuh lainnya.48

Tingkat inteligensi sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Semakin tinggi inteligensi siswa, semakin tinggi pula peluang untuk meraih prestasi yang tinggi.

2) Faktor Jasmaniah atau Faktor Fisiologis

Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Uzer dan Lilis mengatakan bahwa faktor jasmaniah, yaitu panca indera yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar yang membawa kelainan tingkah laku.49

3) Sikap

Sikap, yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan.50

48

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Raja Grasindo Persada, 2002), h. 133

49

Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar,

(Bandung : Remaja Rosda Karya, 1993), h. 10

50


(53)

27

4) Minat

Minat menurut para ahli psikologi adalah suatu kecenderunga untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasaan, terutama perasaan senang. Dapat dikatakan minat itu terjadi karena perasaan senang kepada sesuatu.

Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap pembelajaran. Jika menyukai suatu mata pelajaran, siswa akan belajar dengan senang hati tanpa rasa beban.

Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar atau kegiatan. Pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menmbah minat seseorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah, siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri.

Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu, akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai.

5) Bakat

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan dating. Setiap orang


(54)

28

memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing – masing.51

Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya. Bakat mempengaruhi tinggi – rendahnya prestasi belajar bidang – bidang studi tertentu. Dalam proses belajar, terutama belajar keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik.

6) Motivasi

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.52 Motivasi dapat menentukan baik – tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya.

Kuat lemahnya motivasi belajar turut memengaruhi keberhasilan belajar. Oleh karena itu, motivasi belajar perlu diusahakan, terutama yang bersala dari dalam diri dengan cara memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita – cita.

Dalam perkembangannya, motivasi dapat dibadakan menjadi dua macam, yaitu : (a) motivasi intrinsik; (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan suatu pekerjaan

51

Muhibbin, Psikologi, h. 135

52


(55)

29

belajar. Adapun motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang dating dari luar diri siswa, yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.

Dalam memberikan motivasi, guru harus berusaha untuk mengarahkan perhatian siswa pada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan dalam diri siswa, akan timbul insiatif dengan alasan menagapa ia menekuni pelajaran.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal terdir atas dua macam, yaitu lingkungan social dan lingkungan nonsosial.

Yang termasuk dalam lingkungan social adalah guru, kepala sekolah, staf administrasi, teman – teman sekelas, rumah tempat tinggal siswa, alat – alat belajar, dan lain – lain. Adapun yang termasuk dalam lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah, tempat tinggal, dan waktu belajar.53

Pengaruh lingkungan pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto , faktor ekstern yang dapat memengaruhi belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolaha, dan keadaan masyarakat.

1) Keadaan Keluarga

53


(56)

30

Keadaan keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan Slameto, bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar, yaitu pendidikan bangsa, negara, dan dunia. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang terdorong untuk belajar secara aktif karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.

Oleh karena itu, orangtua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Perhatian orangtua dapat memberikan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Hal ini karena anak memerlukan waktu, tempat, dan keadaan yang baik untuk belajar. 2) Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat – alat pelajaran, dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik akan memengaruhi hasil – hasil belajarnya.


(57)

31

3) Lingkungan Masyarakat

Disamping orangtua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Lingkungan alam sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak sebab dalam kehidupan sehari – hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat ia berada.

Pembelajaran yang dilakukan dengan mata pelajaran terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berpikur holistic dan membuat kesulitan bagi siswa mengaitkan konsep dengan kehidupan nyata mereka sehari – hari. Akibatnya, para siswa tidak mengerti manfaat dari materi yang dipelajarinya untuk kehidupan nyata.

4. Batas Minimal Prestasi Belajar

Menerapkan batas minimal keberhasilan belajar siswa berkaitan denagn upaya peningkatan hasil belajar. Ada beberapa alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar, yaitu :

a. Norma skala angka dari 0 – 10; b. Norma skala angka dari 0 – 100.54

54


(58)

32

Angka terendah menyatakan kelulusan atau keberhasilan belajar (Passing Grade) skala 0 – 10 adalah 5,5, sedangkan untuk skala 0 – 100 adalah 55 atau 60. Pada prinsipnya, jika seorang siswa dapat menyelesaikan lebih dari separuh tugas atau dapat menjawab lebih dari setengah instrument evaluasi dengan benar, ia dianggap telah memenuhi target minimal keberhasilan belajar.55

C. Tinjauan Tentang Mata Pelajaran Fiqih 1. Pengertian Fiqih

Amat banyak keterangan yang menunjukan bahwa pada masa hidup nabi Muhammad SAW. Belum ada suatu ilmu yang secara spesifik membahas tentang fiqih dengan segala permasalahannya. Nabi sendiri tidak mengatagorikan ajaran-ajaran Islam pada kelompok-kelompok tertentu, seperti wajib, mandub, haram, makruh dan mubah. Klasifikasi itu merupakan hasil kerja ulama fuqaha yang secara sungguh-sungguh mempelajari ayat-ayat Al Qur'an, Sunnah Nabi Muhammad SAW. Praktek para sahabat dan kaum muslimin pada preode-priode awal56

Al Amudi, seorang ulama' Syafiyah tekemuka dalam bukunya Al Ihkam Fi Ushul Al Ahkam, mendefinisikan fiqih sebagai ilmu tentang

55

Ibid., h. 220

56


(59)

33

hukum-hukum syariyah amaliyah dari dalil-dalil yang terinci57 sedangkan menurut fuqaha Malikiyah, fiqih adalah ilmu tentang perintah-perintah sar'iyah dalam masalah husus yang diproleh dari aplikasi teori istidlal atau pencarian hukum dengan dalil.

Dari uraian di atas, berdasarkan penelitian para ulama' telah menetapkan bahwa dalil yang dapat diambil sebagai hukum syari'ah yang berkaitan dengan amaliyah ada empat, satu Al Qur'an, Al Hadits, Al Qiyas dan Al Ijma'58

2. Tujuan Dan Fungsi Mata Pelajaran Fiqih

Abdul Wahhab Kholaf mengatakan bahwa maksut akhir yang hendak di capai dari fiqih adalah penerapan hukum syari'at kepada amal perbuatan manusia, baik tindakan maupun perkataannya59.

Dengan uraian Abdul Waha Kholaf tentang tujuan dan fungsi fiqih memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada seseorang sehingga mampu mengetahui mana yang perintah dan mana yang dilarang, mana yang sah dan mana yang batal, mana yang hala dan mana yang haram, dan lain sebagainya.

Jadi fiqih bertujuan untuk memberikan pelajaran, pengetahuan atau petunjuk tentang hukum, apa atau mana yang disuruh dan mana

57

Al Amudi, Al Ihkam Fi Ushul Al Ahkam, jilid 1, h 5 58

Abdul Wahhab Khallaf, Ilmu Usul Fikih ( Jakarta, Pustaka Amani 1977), h 1 59


(60)

34

yang dilarang, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, serta menunjukan cara melaksanakan suatu perintah dan lainnya.

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih

Ruang lingkup fiqih kalau di sadari aka ada persamaan dengan syaria'at dalam hal penulis mencoba menjelaskan letak perbedaan dan kesamaan antara fiqih dan syari'at. Syariat mempunyai ruang lingkup yang luas, sedangkan fiqih lebih sempit dan hanya menyangkut hal-hal yang pada umumnya dipahami sebagai aturan-aturan hukum,Syariat senantiasa mrngingatkan kita (bahwa ia bersumber) pada wahyu,'ilm (pengetahuan) tentang wahyu itu tidak akan dapat kita peroleh kecuali dari atau dengan perantara Al-Qur'an dan Hadis, dalam fiqh kemampuan penalaran ditekankan sekali dan kesimpulan-kesimpulan (hukum) yang didasarkan pada 'ilm itu senantiasa dilakukan dengan cara yang meyakinkan. Dalam fiqh suatu pekerjaan bisa sah atau haram,boleh atau tidak. Sedangkan dalam Syariat banyak terdapat tingkatan-tingkatan yang dibolehkan atau tidak. Dengan demikian, fiqh merupakan terminologi tentang hukum sebagai suatu ilmu, sementara Syariat lebih merupakan perintah Ilahi yang harus diikuti.60

Pada bagian ibadah tercakup segala persoalan yang pada pokoknya berkaitan dengan urusan akhirat. Artinya, segala pebuatan

60


(61)

35

yang dikerjakan dengan maksut mendekatkan diri kepada Allah, seperti sholat, puasa, zakat, haji dan lain sebagainya.

Bagian muamalah mencakup hal-hal yang berhubungan dengan harta, seperti jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam, amanah, dan harta peninggalan serta munakahat dan siyasah

Bagian uqubah mencakup segala persoalan yang menyangkut tindak pidana, seperti pembunuhan, pencurian, perampokan, pemberontakan, dan lain-lain. Bagian ini juga membicarakan hukuman-hukuman seperti qisas, had, diat, dan ta'zir.61

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa ruang lingkup pelajaran fiqih yang merupakan ibadah, mumalah dan uqubah adalah searah dengan tujuan nasional yaitu: .Tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yakni manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.62

4. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Fiqih

Kompetensi mata pelajaran fiqih berisi sekumpulan kemampuan minimal yang harus dikuasai peserta didik selama menempuh pendidikan di Mu'adalah atau setara dengan Aliyah.

61

Alaiddin Koto, Ilmu Fiqih dan Usul Fiqih, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada 2004), h. 5 62

Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Bandung: Sinar Baru, 1989), h. 21


(62)

36

Mata pelajaran fiqih kelas X di Madrasah Aliyah Bahauddin Ngelom Sepanjang adalah sebagai berikut :

a. Memahami konsep fikih dalamIslam

b. Menganalisis tata cara pengurusanjenazah dan hikmahnya

c. Menelaah ketentuan Islam tentangzakat dan hikmahnya

d. Mengidentifikasi undang –undangpengelolaan zakat

e. Menelaah ketentuan Islam tentang haji dan umrah beserta

hikmahnya

f. Menelaah Undang-undangpenyelenggaraan haji dan umrah

g. Menganalisis tata cara pelaksanaan kurban dan akikahserta

hikmahnya.

Mata pelajaran fiqih kelas XI di Madrasah Aliyah Bahauddin Ngelom Sepanjang adalah sebagai berikut :

a. Menelaah ketentuan Allah tentang jinayat dan hikmahnya

b. Menganalisis ketentuan Allah tentang hudud dan hikmahnya

c. Memahami hukum Islam tentang bughat dan hikmahnya

d. Menganalisis ketentuan Islam tentang peradilan dan hikmahnya.


(63)

37

5. Tinjauan tentang Pengaruh Metode The Power of Two terhadap Prestasi Belajar Fiqh Siswa.

The Power of Two ini adalah termasuk bagian dari active learning yang merupakan salah satu cara terbaik untuk meningkatkan belajar lebih aktif dengan pemberian tugas belajar yang dilakukan dalam dalam kelompok kecil siswa. Dukungan sesama siswa dan keragaman pendapat, pengetahuan, serta keterampilan mereka akan membantu menjadikan belajar sebagai bagian berharga dari iklim di kelas. Namun demikian, belajar bersama tidaklah selalu efektif. Boleh jadi terdapat partisipasi yang tidak seimbang, komunikasi yang buruk dan kebingungan.63

Metode The Power of Two ini dirancang untuk memaksimalkan belajar kolaboratif (bersama) dan meminimalkan kesenjangan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Belajar kolaboratif menjadi populer di lingkungan pendidikan sekarang. Dengan menempatkan peserta didik dalam kelompok dan memberinya tugas dimana mereka saling tergantung satu dengan yang lain untuk menyelesaikan pekerjaan adalah cara yang mengagumkan dengan memberi kemampuan pada keperluan siswa dalam masyarakat. Mereka condong lebik menarik dalam belajar karena mereka melakukannya dengan teman-teman sekelas mereka.

63

Mel Siberman, ACTIVE LEARNING: 101 Strategi Pembelajaran Aktif,


(64)

38

The Power of Two merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong kepentingan dan keuntungan sinergi, itu karenanya 2 kepala tentu lebih baik daripada 1 kepala.64

Dalam pelaksanaan metode pembelajaran The Power of Two ada beberapa tujuan yang harus dicapai diantaranya adalah:

1) Membiasakan belajar aktif secara individu dan kelompok (belajar bersama hasilnya lebih berkesan).

2) Untuk meningkatkan belajar kolaboratif.

3) Agar peserta didik memiliki ketrampilan memecahkan masalah terkait dengan materi pokok

4) Meminimalkan kegagalan.

5) Meminimalkan kesenjangan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain.

Dari uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam Pengaruh Penerapan Metode The Power of Two dapat membantu siswa lebih aktif dan lebih kreatif saat proses belajar mengajar, sehingga proses belajar mengajar lebih efektif dan guru tidak hanya satu – satunya sumber belajar. Siswa dapat belajar dari media pembelajaran apapun seperti yang sudah dipaparkan diatas. Sehingga Penerapan Metode The Power of Two dipastikan dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

64


(65)

39

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis ialah penyataan atau jawaban sementara terhadap rumusan penelitian yang dikemukakan65. Adapun hipotesis yang penulis ajukan adalah :

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

Yaitu hipotesis yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara variabel X dan Y atau yang menyatakan adanya perbedaan antara dua kelompok.66 Dalam penelitian ini hipotesis yang diperoleh adalah " metode The Power of Two dalam meningkatkan prestasi belajar fiqih siswa di MA Bahauddin Sepanjang“

2. Hipotesis Nihil (Ho)

Yaitu hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan antara sampel yang satu degan sampel yang lain atau prosedur satu dengan yang lain atau ukuran yang satu dengan yang lain. Dalam penelitian ini hipotesis nihil yang diperoleh adalah metode The Power of Two tidak efektif dalam Meningkatkan Prestasi Belajar fiqih di MA Bahauddin Sepanjang.

65

Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Social (jakarta : Bumi aksara, 1996), h. 38

66


(66)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III LANDASAN TEORI

A. Identifikasi Variabel

Bertolak dari masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas maka dengan mudah dapat dikenali variabel – variabel penelitiannya. Bahwa dalam penelitian masalah yang penulis bahas ini mempunyai dua variabel, yaitu:

1. Independent Variabel atau varibel bebas disebut dengan variabel (X) yaitu metode the power of two disebut demikian karena kemunculannya atau keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Adapun indikator dari variabel X (metode belajar the power of two) adalah :

1) Guru melakukan motivasi 2) Guru memberikan apersepsi

3) Guru menyampaikan tema pembelajaran 4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

5) Peserta didik diberi satu pertanyaan atau lebih pertanyaan yang membutuhkan refleksi dan pikiran

6) Peserta didik menjawab pertanyaan secara individu 7) Peserta didik membentuk pasangan

8) Peserta didik berbagi jawaban dengan pasangan

9) Peserta didik membuat jawaban baru dengan dengan memperbaiki masing – masing respon individu

10) Guru membandingkan hasil jawaban baru dari masing – masing pasangan


(1)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

127 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah penulis teliti tentang Pengaruh Penerapan Metode The Power of Two terhadap Prestasi Belajar Fiqih siswa MA Bahauddin Sepanjang dapat penulis simpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan Penerapan Metode The Power of Two terhadap Prestasi

Belajar Fiqih siswa MA Bahauddin Sepanjang dikategorikan baik. Hal ini dapat dilihat dari data hasil observasi kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran untuk setiap langkah pembelajaran yang diamati yaitu pada tahap pendahuluan, kegiatan inti, dan tahap kegiatan akhir termasuk dalam kategori baik, sedangkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada aspek suasana kelas termasuk dalam kategori sangat baik. Sehingga kategori keaktifan kemampuan guru dapat diketahui bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran tergolong aktif dengan rata-rata nilai di atas 3,00, selain itu respon siswa terhadap penerapan Metode The Power of Two siswa MA Bahauddin Sepanjang, hal ini terbukti dari hasil analisis yang menyatakan bahwa prosentase hasil angket tentang

penerapan Metode The Power of Two siswa MA Bahauddin Sepanjang

sebanyak 82,2% adalah tergolong baik juga.

2. Prestasi belajar siswa MA Bahauddin pada mata pelajaran Fiqih di MA Bahauddin Sepanjang adalah baik. Hal ini berdasarkan analisa data yang diperoleh dari prestasi belajar siswa. Dari hasil pre test


(2)

128

memperoleh nilai rata-rata 75,3, dan hasil post test memperoleh nilai rata-rata 93,1. Dari hal ini dapat penulis simpulkan bahwa prestasi belajar siswa MA Bahauddin Sepanjang pada mata pelajaran Fiqih meningkat setelah diterapkannya metode The Power of Two.

3. Adanya Penerapan Metode The Power of Two terhadap Prestasi Belajar Fiqih siswa MA Bahauddin Sepanjang dapat dikatakan baik. Hal ini terbukti diterimanya Hipotesis Kerja (Ha) dan ditolak (Ho) dengan nilai rxy sebesar 0,88. Sedangkan untuk tingkat Penerapan Metode The Power of Two terhadap Prestasi Belajar Fiqih siswa MA Bahauddin Sepanjang dapat dikatakan mempunyai korelasi yang kuat atau tinggi, karena nilai rxy berada diantara 0,70-0,90.

A. Saran

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan penulis di MA Bahauddin Sepanjang dengan judul Pengaruh Penerapan Metode The Power of Two

terhadap Prestasi Belajar Fiqih siswa MA Bahauddin Sepanjang, Penulis mendapatkan hasil yang sangat baik yaitu adanya pengaruh Metode The

Power of Two terhadap Prestasi Belajar Fiqih siswa MA Bahauddin

Sepanjang.

Dari uraian diatas penulis menyimpulkan pentingnya penerapan Metode The Power of Two terhadap Prestasi Belajar Fiqih siswa MA Bahauddin Sepanjang, maka dari itu penulis memberikan saran dan masukan dengan tujuan supaya proses pembelajaran Fiqih di MA Bahauddin Sepanjang bisa berjalan dengan baik, yaitu:


(3)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

129

1. Bagi para pendidik, hendaknya selalu memperhatikan perkembangan prestasi siswa. Sehingga dalam pelaksanaannya para pendidik dapat membagi kelompok dengan adil dan dapat membagi tugas kepada para siswa dengan tepat.

2. Bagi peserta didik, hendaknya selalu memperhatikan arahan dari para pendidik, sehingga dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan maksimal.

3. Bagi pihak sekolah, hendaknya juga memperhatikan srana dan

prasarana yang dibutuhkan para pendidik, sehingga para pendidik dapat lebih maksimal dalam proses pembelajaran.

4. Bagi pihak keluarga, hendaknya selalu mengevaluasi materi putra putrinya yang didapatkan di sekolah, dan juga memberikan suasana baik di rumah yang dapat mendukung proses pembelajaran siswa.


(4)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

A. Sirry Mun’im, 1996, Sejarah Fiqih Islam, Surabaya, Risalah Gusti, cetakan II. Ahmadi Abdul, Widodo Supriyono, 2004, Psikologi Belajar, Jakarta : PT. Rineka

Cipta.

Amudi Al, Al Ihkam Fi Ushul Al Ahkam, jilid 1.

Arifin Zaenal, 2010, Metodologi Penelitian Pendidikan Filosofi, Teori, dan

Aplikasinya, Surabaya: Lentera Cendikia.

Arikunto Suharsimi Arikunto, 1992, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto Suharsimi, 1995, Managemen Penelitian, Jakarta, Renika Cipta.

Arikunto Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta : Rineka Cipta.

Bahi Djamarah Syaiful, 1994, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya : Usaha Nasional.

Ekosusilo Madyo, 1998, Dasar-dasar Pendidikan , Semarang:Effhar Offset. Fyzee Asaf, 1961, Outlines of Muhammedan, London.

Gulo Dali, 1982, Kamus Psikologi, Bandung : Tanis. Hadi Sutrisno, 1996, Statistik 2, Yogyakarta: Andi Offset.

Hamdani, 2011, Strategi Belajar Mengajar, Bandung : CV Pustaka Setia. Hamid, Staf TU MA Bahauddin, Wawawancara Pribadi, Sidoarjo, Tanggal 10

Januari 2017, Pukul 10.00 WIB

Koto Alaiddin, 2004 Ilmu Fiqih dan Usul Fiqih, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.

Majid Abdul, 2013, Strategi Pembelajaran, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa, 2015, Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung : PT

Remaja Rosdakarya.

Musfiqon, 2012, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : PT Prestasi Pustakaraya.


(5)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

112

Purnomo Eko, 1993, Kamus Lengkap, Surabaya : Karya Ilmu.

Purwadarminto, 1982, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka. Purwanto Ngalim, 1998, Psiokologi Pendidikan, Bandung : Remaja Karya.

Rahman Getteng Abdul, 2009, Menuju Guru Profesional dan Beretika

Cet,II;Yogyakarta:Graha Guru.

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Cet,IV; Jakarta: Kalam Mulia. Republika, 1999, 2 Maret.

Roestiyah, 1998, Strategi Belajar Mengajar, Cet.V:Jakarta: PT.Rineka Cipta. Rusman , 2011, Model-model Pembelajaran ,Cet, IV;Jakarta:Grafindo Persada. Sabri Ahmad, 2005, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Jakarta :

Quantum teaching.

Sabri Alisuf, 1996, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996. Saefudin Asiz, Ika Berdiati, 2014, Pembelajaran Efektif, Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (yogyakarta: Pustaka pelajar, 2004) 91 Sanjaya Wina, 2008 Strategi Pembelajaran , Cet, IV ; Jakarta: Kencana Penada

Media Grup.

Siberman Mel, 2002, ACTIVE LEARNING: 101 Strategi Pembelajaran Aktif,

Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Sudjana Nana, 1989, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sekolah,

Bandung: Sinar Baru.

Sugiono, 2010, Statistik untuk Peneltiian, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Pendidikan Pendeketan Kuantitatif,

Kualitatif, Dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Kombinasi, Badung: Alfabeta, CV.

Suhardjono, 2006, Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Kegiatan Pengembangan

Profesi Guru , Jakarta : Bina Aksara.

Suprijono Agus, 2014, Cooperative Learning; Teori & Aplikasi PAIKEM, Cet. XIV, Yogyakarta:Pustaka Pelajar.


(6)

113

Syah Muhibbin, 2002, Psikologi Belajar, Jakarta : Raja Grasindo Persada. Syaodih Sukmadinata Nana, 2005, Metode Penelitian Pendidikan Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2011, Studi Hukum Islam,

Surabaya: IAIN SA Press.

Usman Husaini dkk, 1996, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara. Usman Husaini, Purnomo Setiadi Akbar, 1996, Metodologi Penelitian Social

Jakarta : Bumi Aksara.

Usman Uzer, Lilis Setiawati, 1993, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar

Mengajar, Bandung : Remaja Rosda Karya.

Wahhab Khallaf Abdul, 1977, Ilmu Usul Fikih Jakarta, Pustaka Amani.

Walgito Bimi, 1995, Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah, Yogyakarta: Andi


Dokumen yang terkait

Penerapan strategi pembelajaran aktif the power of two untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

1 5 212

Pengaruh strategi pembelajarn aktif teknik the power of two terhadap hasil belajar matematika siswa

1 6 85

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI ALJABAR DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA ALGEBRA

2 7 17

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE POWER OF TWO DAN JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA.

0 0 8

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO DENGAN MENGOPTIMALKAN LEMBAR KERJA SISWA SEBAGAI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO DENGAN MENGOPTIMALKAN LEMBAR KERJA SISWA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PA

0 0 16

PENGARUH PENERAPAN METODE THE POWER OF TWO TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V Pengaruh Penerapan Metode The Power Of Twoterhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas V Sd Negeri 1 Jeporo, Jatipurno, Wonogiri Tahun 2

0 4 14

PENGARUH PENERAPAN METODE THE POWER OF TWO TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V Pengaruh Penerapan Metode The Power Of Twoterhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas V Sd Negeri 1 Jeporo, Jatipurno, Wonogiri Tahun 2

0 2 13

STRATEGI GURU DALAM MENGEMBANGKAN RANAH PSIKOMOTORIK PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MA BAHAUDDIN SEPANJANG SIDOARJO.

0 0 91

Pengaruh penerapan metode the power of two terhadap kecakapan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran PAI di SMK Taruna Balen.

0 0 91

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE POWER OF TWO (KEKUATAN BERDUA) TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR - repository perpustakaan

0 0 16