GERAKAN PEREMPUAN PARTAI POLITIK : STUDI TENTANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN OLEH PEREMPUAN BANGSA DI KABUPATEN SIDOARJO.

(1)

GERAKAN PEREMPUAN PARTAI POLITIK

( Studi tentang Pemberdayaan Perempuan oleh Perempuan Bangsa

di Kabupaten Sidoarjo)

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) dalam Filsafat Politik Islam

Oleh : Nur Komariyah NIM : E04212005

PROGRAM STUDI FILSAFAT POLITIK ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

GERAKAN PEREMPUAN PARTAI POLITIK( STUDI TENTANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN OLEH PEREMPUAN BANGSA DI

KABUPATEN SIDOARJO)

Oleh : Nur Komariyah

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul tentang Gerakan Perempuan Partai Politik ( Studi tentang Pemberdayaan Perempuan oleh Perempuan Bangsa di Kabupaten Sidoarjo). Fokus penelitian ini adalah, yakni: Bagaimana model pemberdayaan perempuan di Kabupaten Sidoarjo dan bagaimana Perempuan Bangsa meningkatkan kualitas perempuan di legislatif. Tujuannya untuk mendeskripsikan model Pemberdayaan Perempuan di Kabupaten Sidoarjo dan menganalisa Perempuan Bangsa meningkatkan kualitas perempuan di legislatif.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif dengan jenis deskriptif analisis yang menggunakan analisis kualitatif. Penentuan informan peneliti menggunakan teknik purposive sampling dengan teknik wawancara indept interview. Teknis analisis data menggunakan Reduksi Data, Pengumpulan Data, Display Data dan Verifikasi dan penegasan kesimpulan. Teknik keabsahan data peneliti melakukan dengan melihat reliabilitas dan validasi data yang diperoleh.

Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil, pertama model pemberdayaan perempuan bahwa kegiatan dalam Perempuan Bangsa di politik untuk kemajuan bangsa dalam pendekatan pelatihan seperti program yang dibuat oleh Perempuan Bangsa diadakan ketrampilan, pelatihan entrepreneur, workshop tentang perempuan dan anak maupun sekolah gender sehingga perempuan memiliki kemampuan berpolitik.keduaPerempuan Bangsa meningkatkan kualitas perempuan di legislatif dengan cara melakukan pelatihan- pelatihan seperti PKP dan PKM yang sudah dibuat , namun Perempuan Bangsa tidak punya program secara spesifik untuk meningkatkan kualitas kadernya di legislatif. Sehingga kader Perempuan Bangsa di legislatif meningkatkan kemampuannya secara autodidak.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

PENGESAHAN SKRIPSI... iv

MOTTO... v

KATA PENGANTAR... vi

ABSTRAK... vii

DAFTAR ISI... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN... x

BAB I : PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian ... 9

C. Manfaat Penelitian ... 10

D. Definisi Konseptual ... 11

E. Telaah Pustaka ... 13

F. Metode Penelitian ... 14

1. Pendekatan dan jenis penelitian ... 14

2. Lokasi Penelitian ... 15

3. Sumber Data ... 15

4. Teknik Pemilihan Informan ... 17

5. Teknik Pengumpulan Data ... 18

6. Teknik Analisis Data ... 20

7. Teknik Keabsahan Data ... 22

G. Sistematika Pembahasan ... 24

BAB II : KERANGKA TEORI... 25

A. Perempuan dan Politik ... 28

1. Kebijakan kuota 30% untuk perempuan... 28

B. Konsep Pemberdayaan Perempuan ... 30

1. Pengertian Pemberdayaan Perempuan... 30


(8)

3. Kemitraan Perempuan dan Laki-laki sejajar ... 34

C. Konsep Model Pemberdayaan Perempuan ... 36

BAB III : Setting Penelitian ... 39

A. Deskripsi umum ... 39

1. Sejarah Kabupaten Sidoarjo... 39

2. Letak Geografis dan Demografi Sidoarjo... 41

B. Kondisi Sosial Keagamaan ... 43

C. Kondisi Ekonomi ... 44

D. Kondisi Sosial Politik ... 45

E. Profil Perempuan Bangsa ... 47

BAB IV : Penyajian Data dan Analisis ... 50

A. Model Pemberdayaan Perempuan ... 51

B. PB meningkatkan kualitas perempuan di legislatif ... 61

BAB V : PENUTUP... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 72


(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

Perempuan dan politik merupakan rangkaian dua kata yang tidak bisa dipisahkan. Perempuan sering kali digunakan alat strategi oleh partai politik. Perempuan sering dijadikan slogan untuk mencari suara akan tetapi setelah pemilu berlangsung partai politik akan lupa pada janjinya. Slogan tersebut dimaksudkan sebagai kampanye agar perempuan tertarik menyumbangkan suaranya pada partai politik. Perempuan sering dijanjikan setelah pemilu berakhir dan mencapai kemenangan akan dijadikan sebagai agenda politik. Akan tetapi janji kampanye itu tidak direalisasikan, bahkan proses penjaringan calon anggota legislatif dilakukan perempuan tidak diajak. Kalaupun diajak perempuan ditempatkan di nomer bawah atau yang lebih dikenal dengan nomer sepatu. Dengan begitu jumlah keterwakilan perempuan dilembaga legislatif menurun.1

Di Indonesia kaum perempuan dapat menikmati hak-hak politiknya sejak sebelum kemerdekaan. Hal itu terbukti dengan adanya pengakuan terhadap kepemimpinan perempuan baik di dalam organisasi maupun dimedan pertempuran pada masa penjajahan. Setelah kemerdekaan aktualisasi perempuan dalam kehidupan politik mulai lebih baik. Lembaga legislatif merupakan cikal bakal DPR atau MPR sudah memiliki legislator perempuan. Bahkan mereka termasuk anggota-anggota yang vokal memberi sumbangan pemikiran kepada 1

Siti Musdah Mulia& Anik Farida. Perempuan dan Politik. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2005. Hlm 16


(10)

2

bangsa dan negara. Saat ini jumlah wanita dalam dunia politik mengalami kenaikan cukup tajam baik yang aktif di lembaga legislatif pemerintah maupun di organisasi politik. Anggota DPR atau MPR periode 1987-1992 terdapat 50 orang perempuan anggota DPR dan 104 orang Perempuan anggota MPR. Padahal pada periode sebelumnya jumlah mereka relatif kecil. Jumlah wanita yang terjun dalam bidang pemerintahan juga semakin bertambah.2 Pada saat itu anggota DPR periode 2009-2014 terdapat 103 orang perempuan sedangkan pada periode 2014-2019 relatif menurun yang jumlahnya 97 orang perempuan setara dengan 17,32 persen.

Di Indonesia ketentuan kuota telah dimasukkan ke dalam UU Pemilu tahun 2003. Hal itu adalah suatu keberhasilan dari perjuangan kaum perempuan. Dengan kebijakan kuota 30% telah memberi semangat kepada perempuan untuk terjun ke politik. Kuota 30% yang cukup dilakukan organisasi perempuan untuk berpolitik telah mampu mengubah persepsi perempuan tentang politik dengan tidak lagi memandang politik sebagai kegiatan yang kotor dan hanya untuk laki-laki. Munculnya kesadaran bahwa politik adalah sarana untuk melakukan perubahan terutama melalui undang undang yang mempunyai legalitas negara. Mengenai keberhasilan kuota diperlukan upaya dan perjuangan yang terus menerus agar semangat melakukan perubahan tetap hidup dengan terus memelihara kontinuitas aktivitas politik sehingga politik membawa manfaat bagi kehidupan perempuan.

2

Liza Hadiz. Perempuan Dalam Wacana Politik Orde Baru. Jakarta. Penerbit Pustaka LP3ES Indonesia. 2004. Hal. 406


(11)

3

Sejumlah tokoh muncul dengan gagasan untuk mendorong kaum perempuan memiliki posisi lebih tinggi, bahkan terlibat dalam peran-peran di luar dunia tradisional mereka sebagai ibu rumah tangga. Pendiri organisasi perempuan dalam organisasi pergerakan seperti Muhammadiyah, Nahdatul Ulama dan lainnya sebagaimana semua itu merupakan wujud dari gerakan perempuan di Indonesia. Kemajuan yang menjadi dasar pergerakan Indonesia secara umum menjadi isu utama pergerakan mereka yang diterjemahkan dalam rumusan emansipasi.3

Gerakan Perempuan memperjuangkan keterwakilan perempuan 30 persen di parlemen merupakan gerakan memperjuangkan kehidupan politik yang demokratis bagi seluruh perempuan bukan hanya di Indonesia tetapi dunia. Partai politik umumnya telah memiliki divisi dan organisasi sayap perempuan dalam struktur partai. Melalui struktur partai tersebut partai politik memiliki banyak peluang untuk memperluas jaringan kader perempuan dan mengoptimalkan kader perempuan untuk kegiatan partai termasuk dalam pemilu Penyusunan daftar calon legislatif yang mempersyaratkan adanya 30% kuota perempuan merupakan kemajuan yang harus diwujudkan oleh semua partai politik. Tekanan penetapan caleg perempuan telah dilakukan oleh banyak pihak. Komisi pemilihan umum berjanji akan mempublikasikan dan menekan partai politik agar memperhatikan calon perempuan. Bahkan para pimpinan partai mengumbar janji bahwa mereka akan mengontrol keterlibatan perempuan dalam calon legislatif, mulai dari daerah hingga pusat sejumlah 30% dengan nomor urut jadi. Urutan calon perempuan di legislatif memang tidak mudah. Kepentingan 3

Jajat Burhanudin dan Oman Fathurahman. Tentang Perempuan Islam: Wacana dan Gerakan. Jakarta. PT Gramedia Pustaka.Utama. 2004. Hal. 41


(12)

4

laki-laki yang mendominasi perebutan kekuasaan masih enggan memberikan kesempatan pada perempuan. Hal tersebut tampak pada benturan sosial budaya dan ekonomi yang mempersepsikan perempuan tidak pantas masuk ke wilayah publik.

Sedikitnya perolehan kursi untuk perempuan dalam anggota legislatif di DPR. Padahal terdapat quota 30% kursi anggota dewan perempuan. Kurangnya keterwakilan perempuan itu tidak terlepas dari kinerja anggota dewan perempuan sebelumnya. Bukan perempuannya yang tidak cerdas atau tidak melek politik tetapi tidak terlepas juga dari kinerja anggota dewan perempuan sebelumnya. Masalah ini harus dilihat secara objektif dan dievaluasi secara menyeluruh. Ketidakyakinan perempuan terhadap calon legislatif perempuan dilihat dari kemampuan kualitas. Akibatnya mereka sendiri pun tidak yakin jika calon legislatif perempuan bisa memperjuangkan aspirasi masyarakat secara keseluruhan. Penyebabnya dari rekrutmen calon legislatif yang lebih mengutamakan calon legislatif bermodal dari pada calon legislatif yang berkualitas. Dampaknya kinerja dewan tidak ada karena fokus mengembalikan modal dan mengurus proyek. Pada akhirnya masyarakat dan daerah yang menjadi korban. Di sisi lain berharap agar ke depannya kesadaran, partisipasi, pendidikan, dan akses kaum perempuan dalam berpolitik dapat dikuatkan.

Implikasinya perempuan kurang mendapatkan akses dalam keseluruhan tahap pembangunan. Dengan demikian yang dibutuhkan kini bukan sekedar memenuhi kuota tersebut melainkan mempersiapkan landasan kerja yang dapat memfasilitasi


(13)

5

perempuan untuk masuk ke arena politik. Dengan begitu di masa depan tidak lagi ditemukan wakil- wakil perempuan di parlemen yang hanya menjadi hiasan belaka. Yang lebih dipentingkan juga adalah perempuan yang memiliki komitmen pada upaya pemberdayaan perempuan. Yakni yang dapat mengartikulasikan kepentingan strategis perempuan menuju terciptanya kesetaraan dan keadilan gender dalam seluruh aspek kehidupan baik dalam ruang lingkup keluarga, masyarakat dan negara.4

Penelitian ini mengambil gerakan perempuan PKB di Sidoarjo. Kabupaten Sidoarjo adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur Indonesia. Kabupaten ini berbatasan dengan kota Surabaya dan Kabupaten Gresik di Utara, Selat Madura di timur, Kabupaten Pasuruan di selatan serta Kabupaten Mojokerto di barat. Bersama dengan Gresik, Sidoarjo merupakan penyangga utama Kota Surabaya dan termasuk dalam kawasan Gerbang kertosusila.

Menurut Perempuan Bangsa sendiri pemberdayaan perempuan dalam ranah politik adalah peningkatan dan partisipasi perempuan. Perempuan Bangsa bekerjasama dengan mitra seperti IRI, FNST, NDI, IRCOS dan lembaga lainya. Selanjutnya ketertarikan penyusun dalam penelitian di Perempuan Bangsa adalah terkait dengan status Perempuan Bangsa yang merupakan banom dari PKB yakni secara organisatoris dan ideologis PKB masih berada di lingkungan NU.5

4

Siti Musdah Mulia. Muslimah Reformis Perempuan Pembaru Keagamaan. Bandung. PT Mizan Pustaka. 2004. Hal. 275

5


(14)

6

Hubungan antara Partai PKB dengan Perempuan Bangsa sangat kondusif. Partai PKB dengan perempuan saling bekerjasama untuk mensukseskan visi dan misinya. Pada setiap event partai seperti pilkada pilihan legislatif Perempuan Bangsa menjadi tim dan ikut mensukseskan. Dalam setiap kebijakan partai pasti melibatkan perempuan. Kepengurusan partai sekitar 30% itu melibatkan perempuan.

Di dalam anggota Perempuan Bangsa ada beberapa orang yang berada di legislatif. Adapun kader Perempuan Bangsa yang menjadi anggota DPRD Sidoarjo yaitu Dra. Hj. Ainun Jariyah sebagai Anggota Komisi .Perempuan yang menduduki kursi legislatif sebenarnya memiliki sejumlah tujuan selain agar hak-hak perempuan diperhatikan terutama hak-hak perempuan dalam bidang politik sebagai warga negara juga punya hak yang sama dengan kaum pria. Isu pemberdayaan perempuan menjadi garis besar landasan pikir tentang keterwakilan perempuan dalam politik agar kebijakan dan undang-undang yang disusun memiliki sudut pandang gender. Perempuan Bangsa yang dilegislatif Sidoarjo hanya diwakili 1 orang karena selama ini perempuan kurang percaya diri dan kurangnya kesempatan untuk mencalonkan di legislatif.

Sedangkan anggota Perempuan Bangsa provinsi yaitu Dra. Hj. Anik Maslachah, M.Si sebagai sekretaris DPR Jawa Timur. Kepemimpinan masih dikuasai oleh laki-laki. Pemberi peluang kepada perempuan masih minimal sehingga gerak perempuan kurang bebas. Untuk saat ini hampir semua partai politik dipimpin oleh laki-laki karena perempuan masih dinilai rendah. Akan


(15)

7

tetapi Perempuan Bangsa juga ikut berperan aktif di Partai ikut membantu melaksanakan kebijakan yang ada di partai. Perempuan Bangsa juga membantu atas suksesnya partai apabila ada kegiatan seperti pemilihan legislatif, perempuan berjuang untuk mensukseskan partai mencari suara rakyat dengan terjun langsung ke acara rutinan seperti fatayat, muslimat. Dengan begitu Perempuan Bangsa memiliki ruang untuk mensosialisasikan tujuan-tujuan yang dimiliki sehingga lebih mudah mencari suara rakyat.

Keterlibatan perempuan dalam proses politik di Indonesia masih sangat minimal. Minimnya keterwakilan perempuan dalam politik disebabkan oleh kondisi struktural dan kultural bangsa Indonesia. Tingginya budaya patriarki yang melekat dalam budaya Indonesia menjadi penghalang keterwakilan perempuan dalam legislatif. Budaya ini memandang perempuan lemah dan lebih memposisikan perempuan sebagai ibu rumah tangga. Menghadapi hal demikian pemerintah sebagai pemegang kebijakan telah menetapkan sejumlah undang-undang untuk mendorong keterwakilan perempuan dalam legislatif. UU Nomor 2 Tahun 2008 dan UU Nomor 10 Tahun 2008, merupakan UU yang ditetapkan pemerintah untuk mendorong keterwakilan perempuan dalam legislatif. Dalam kedua undang-undang tersebut perempuan memiliki kuota sebesar 30% untuk turut serta dalam legislatif. Partai Politik berperan dalam mengakomodir keterwakilan perempuan dalam legislatif. Melalui ketetapan tersebut perempuan dapat turut serta berpartisipasi dalam legislatif sejajar dengan laki-laki.


(16)

8

Keterwakilan perempuan di legislatif dengan adanya partisipasi politik. Dapat dikatakan partisipasi politik karena kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik antara lain dengan jalan memilih pemimpin. Partai PKB sudah menerapkan kebijakan kuota 30% . Perempuan Bangsa memperjuangkan kuota 30% dalam setiap proponsinya. Akan tetapi perempuan itu kecukupan finansial masih minim tidak sebanyak laki-laki. Sistem kuota dianggap menjadi pilihan yang tepat untuk mempercepat kesetaraan antara laki-laki dan perempuan di bidang politik khususnya dalam keterwakilan perempuan di DPR. Keterwakilan perempuan dalam politik secara nyata tidak saja didasarkan pada keikutsertaannya dalam pengambilan keputusan tetapi juga kontribusinya untuk memperjuangkan hak-hak kaum perempuan. Keterlibatan perempuan dalam politik merupakan bukan hal yang baru karena mereka telah turut serta secara aktif dalam pergerakan kebangsaan. Perempuan Bangsa aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat di acara kumpulan ibu-ibu seperti yasinan, PKK, muslimat dan fatayat untuk mensosialisasikan pentingnya berpartisipasi politik.

B. Rumusan masalah

Rumusan masalah tersebut disusun kedalam pertanyaan-pertanyaan sebagai batasan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana model pemberdayaan Perempuan Bangsa di Kabupaten Sidoarjo ? 2. Bagaimana Perempuan Bangsa meningkatkan kualitas perempuan di legislatif ?


(17)

9

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah di atas, maka penulis mempuyai tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini. Adapun tujuan penulisan ini agar memperoleh gambaran yang jelas dan tepat serta terhindar dari adanya interpretasi dan meluasya masalah dalam memahami isi penulisan. Tujuan penulisan ini adalah :

1. Mendeskripsikan program Perempuan Bangsa untuk memperluas akses perempuan di dunia politik ?

2. Menganalisa Perempuan Bangsa meningkatkan kualitas perempuan di legislatif ?

D. Manfaat penelitian

Berhubungan dengan tujuan penulisan di atas maka penulis paparkan bahwa manfaat dari penulisan ini adalah :

1. Manfaat teoritis

Dari segi teoritis penulisan ini merupakan kegiatan dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya wacana politik dalam gerakan perempuan di partai politik. Secara akademis penulisan ini diharapkan mampu memberi sumbangan kepada UIN Sunan Ampel Surabaya khususnya kepada mahasiswa Prodi Politik Islam Fakultas Ushuluddin sebagai bahan bacaan yang bersifat ilmiah.


(18)

10

Sedangkan dalam segi praktis penulisan ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman mengenai model pemberdayaan Perempuan Bangsa di Kabupaten Sidoarjo. Manfaat lain riset ini bagi masyarakat adalah memberikan landasan berpikir standarisasi dan implementasi dalam hal pentingnya pemahaman Perempuan Bangsa meningkatkan kualitas perempuan di legislatif. Bagi pengamat sosial dan politik, penulisan ini diharapkan bisa digunakan sebagai bahan analisa dan wacana kedepan mengenai Pemberdayaan Perempuan oleh Perempuan Bangsa di Kabupaten Sidoarjo.

E. Definisi konseptual

Untuk mendapatkan kejelasan tentang judul penulisan ini agar terhindar dari kesalah pahaman, maka perlu untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap judul penulisan ini yaitu Gerakan Perempuan Partai Politik ( studi tentang pemberdayaan perempuan oleh Perempuan Bangsa kabupaten sidoarjo). kiranya sangat diperlukan adanya penegasan yang terdapat dalam judul tersebut antara lain:

1. Gerakan Perempuan yang ada di partai politik sangat berperan dalam menjalankan kebijakan. Posisi perempuan memiliki peranan penting di dalam partai politik. Partai PKB medorong seluruh kader perempuan sebagai elemen vital partai. Perempuan Bangsa merupakan subyek politik. Organisasi perempuan sayap dari partai politik, melalui organisasi sayap itu akan memperjuangkan tegaknya ideologi partai yang berbasis kerakyatan, pancasila. Perempuan Bangsa akan selalu setia pada perjuangan partai, pengabdian pada


(19)

11

Allah, menjunjung tinggi kebenaran, menegakkan persatuan, sesuai dengan nilai Islam Ahlussunnah wal jamaah.

Keterlibatan perempuan dalam aktivitas politik khususnya dalam kepengurusan partai sangat penting sebagai proses pembelajaran perempuan yang selama ini dianggap tidak memiliki kemampuan, kurang percaya diri dan kurang berpengalaman. Bergabung dalam partai politik akan memberikan pengalaman yang baik bagi perempuan. Berdasarkan kondisi tersebut maka tidak ada alasan bagi perempuan untuk tidak melakukan aktivitas politik.

2. Pemberdayaan perempuan realita yang berkembang di masyarakat dimana adanya sikap dan tindakan dikriminatif terhadap perempuan sebagai jenis kelamin yang lebih rendah dibandingkan laki-laki sehingga mengakibatkan kaum perempuan harus mengalami hambatan perkembangan dalam berbagai bidang kehidupan bahkan terancam kehidupannya. Pemberdayaan Perempuan adalah usaha sistematis dan terencana untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Pemberdayaan perempuan sebagai sumber daya manusia potensi yang dimiliki perempuan dalam hal kuantitas maupun kualitas tidak dibawah laki-laki. Namun kenyataannya masih dijumpai bahwa status perempuan dan peranan perempuan dalam masyarakat masih bersifat subordinatif dan belum sebagai mitra sejajar dengan laki-laki. Tujuan Pembangunan Pemberdayaan Perempuan Untuk meningkatkan status,


(20)

12

posisi dan kondisi perempuan agar dapat mencapai kemajuan yang setara dengan laki-laki.6

3. Perempuan Bangsa (PB) adalah barisan perempuan kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang merupakan salah satu organisasi sayap PKB yang fokus terhadap perempuan baik dalam bidang politik, sosial, budaya dan agama. Kehadiran organisasi sayap perempuan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat secara luas terutama kalangan perempuan. Sebagai makhluk feminis perempuan kerap menjadi salah satu objek dari ketidakadilan gender di berbagai hal dalam kehidupan nyata. Perempuan Indonesia hingga saat ini masih jauh mendapatkan perlakuan adil terhadap gender. Oleh karenanya Perempuan Bangsa berupaya menjadi salah satu organisasi yang akan memperjuangkan hak-hak perempuan di segala bidang. Perempuan yang dipandang lemah (feminis) kerap dipandang sebelah mata padahal dengan sifat feminis dan keibuan tersebut justru perempuan dapat masuk ke ruang publik yang ada dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Telah banyak prestasi yang diukir oleh perempuan Indonesia hal itu merupakan sebagai bukti nyata perempuan Indonesia juga sebagai bagian dari penentu arah perubahan Bangsa Indonesia.

F. Telaah Pustaka

1) Peran Politik Perempuan Dalam Partai Kebangkitan Bangsa. Skripsi dari Yulita, Mahasiswa program studi S1 jurusan Pemikiran Politik Islam,

6

Bayoedarkochan’s blog,


(21)

13

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta 2008. Skripsi Yulita menjelaskan tentang Perempuan memiliki peluang untuk terjun di beberapa kepengurusan partai politik salah satunya perempuan juga menjadi wakil di lembaga legislatif dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), keseriusan PKB dalam meningkatkan representasi politik perempuan dapat dilihat dalam nominasi caleg perempuan PKB pada pemilu 2004 dimana jumlah total caleg untuk DPR 29,7 % dengan komposisi 140. PKB juga memandang tentang perlunya meningkatkan keterlibatan perempuan dari sebuah partai politik karena sumber utama dari perekrutan anggota parlemen.7

2) Peran dan Partisipasi Politik Pergerakan Perempuan Kebangkitan Bangsa (PPKB). Skripsi dari Mohammad Mushoffa, Mahasiswa program strudi S1 jurusan Ilmu Hukum Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2011. Skripsi Muhammad Mushoffa menjelaskan tentang partisipasi kader PKB. Salah satu diantaranya berpartisipasi dalam upaya membebaskan kekerasan terhadap perempuan dengan kampanye anti kekerasan terhadap perempuan melalui media cetak. Dengan cara begitu sangat efektif untuk mengurangi tindak kekerasan terhadap perempuan.8

Perbedaan antara penelitian sebelumnya dengan peneliti yang akan dilakukan adalah dari kedua penelitian sebelumnya membahas mengenai

7

Yulita. Peran Politik Perempuan Dalam Partai Kebangkitan Bangsa. http://www.google.co.id/search?q=peran+politik+perempuan+dalam+partai+pkb (Minggu.6 November 2016 pukul 19.00)

8 Mohammad Mushofa. Peran dan Partisipasi Politik Pergerakan Perempuan

Kebangkitan Bangsa.

http://digilib.uin-suka.ac.id/6665/1/BAB%20I.%20V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.( Selasa, 17 Mei 2016. Pukul 16.20)


(22)

14

Peran Politik Perempuan dalam Partai Kebangkitan Bangsa. Sedangkan yang kedua membahas Peran dan Partisipasi Politik Pergerakan Perempuan Kebangkitan Bangsa (PPKB). Dari penelitian sebelumnya belum ada yang membahas Gerakan Perempuan Partai Politik ( studi tentang Pemberdayaan Perempuan oleh Perempuan Bangsa di Kabupaten Sidoarjo) yang menjelaskan penguatan program Perempuan Bangsa dan strategi yang mendorong peningkatan kualitas untuk kebijakan kuota 30%.

G. Metode penelitian

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Melalui pendekatan ini peneliti mencoba memahami Pemberdayaan Perempuan oleh Perempuan Bangsa di Kabupaten Sidoarjo. Dengan cara melakukan penafsiran data yang telah digali dari lapangan. Metode yang diterapkan adalah metode deskriptif analitik.9

Jenis penelitian ini dipilih dengan pertimbangan pertama untuk memperoleh data berupa deskripsi informasi secara holistic (utuh) dari suatu kegiatan atau program diperlukan ketetapan penelitian yang mempertimbangkan aspek tempat

(place), pelaku (actor) dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis. Kedua dibutuhkan wawancara mendalam untuk menemukan gejala lambang yang dapat membuka pemahaman tentang perspektif organisasi secara umum atau aktor

9


(23)

15

secara khusus. Ketiga pembatasan penelitian kualitatif lebih didasarkan pada tingkat kepentingan urgensi danfeasebilitas(keterbatasan) masalah.10

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur pada Gerakan Perempuan Partai Politik, studi tentang Pemberdayaan Perempuan oleh Perempuan Bangsa di kabupaten Sidoarjo.

Alasan Pemilihan Subyek Penelitian Gerakan Perempuan di Partai PKB yang disebut Perempuan Bangsa dipilih sebagai subyek dalam penelitian ini dikarenakan pertimbangan bahwa :

a) Sidoarjo adalah basis Partai PKB

b) Basis massa Perempuan Bangsa berjumlah besar yang berasal dari kelompok muslimat dan fatayat.

3. Sumber Data

Data untuk suatu penelitian dapat dikumpulkan dari berbagai sumber. Sumber data dibedakan atas sumber data primer dan sekunder. Mampu memahami dan mengidentifikasi sumber data akan dapat membedakan peneliti untuk memilih metode pengumpulan data yang tepat guna memudahkan melakukan pengumpulan data.

10


(24)

16

a) Primer

Sumber data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya. Data primer dalam penelitian ini berasal dari informan di lapangan. Melalui wawancara pemilihan informan ditentukan dengan

menggunakan teknik “purposive sampling” informan diasumsikan memahami

topik.

Yakni pengambilan sampel berdasarkan penilaian bahwa para informan termasuk dalam klasifikasi sebagai berikut:

1) Pengurus dan anggota Perempuan Bangsa di Sidoarjo 2) Pengurus PKB cabang Sidoarjo

3) Kelompok Fatayat dan Muslimat

b) Sekunder

Data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti sebagai penunjang sumber pertamanya. Dapat juga dikatakan data yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen. Data yang diambil dan diperoleh dari bahan pustaka yaitu mencari data atau informasi yang berupa benda-benda tertulis seperti buku, internet dan karya tulis ilmiah. Data sekunder dalam penelitian ini berupa dokumen kegiatan Perempuan Bangsa mengenai Pemberdayaan Perempuan oleh Perempuan Bangsa di Kabupaten Sidoarjo.


(25)

17

4. Teknik Pemilihan Informan

Pemilihan informan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah berdasarkan pada asas subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data dan bersedia memberikan informasi lengkap dan akurat. Informan yang bertindak sebagai sumber data dan informasi harus memenuhi syarat yang akan menjadi informan narasumber dalam penelitian ini adalah ketua dari Perempuan Bangsa terkait dari strategi Perempuan Bangsa untuk memperluas akses perempuan di dunia politik dan Perempuan Bangsa meningkatkan kualitas perempuan di legislatif.

Dalam hal ini peneliti langsung terjun ke lapangan untuk menanyakan terhadap informan terkait Perempuan Bangsa di Kabupaten Sidoarjo. Data diperoleh secara langsung dari informan melalui wawancara. Dalam penelitian kualitatif ini menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiono11 purposive sampling adalah teknik pengambilan purposive sampling sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan atau mungkin sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti.

11

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2012) hal 219.


(26)

18

Adapun informannya adalah sebagai berikut:

1. Ibu Anik Maslachah selaku Pembina Perempuan Bangsa Sidoarjo. Informan ini berguna untuk pemenuhan data tentang Perempuan Bangsa di Kabupaten Sidoarjo.

2. Ibu Ainun Jariyah selaku anggota Perempuan Bangsa yang menjadi dewan di Kabupaten Sidoarjo. Informan ini berguna untuk pemenuhan data tentang Perempuan Bangsa Kabupaten Sidoarjo.

3. Ibu Mahmudah selaku Ketua Perempuan Bangsa Sidoarjo.Informan ini berguna untuk pemenuhan data tentang Perempuan Bangsa di Kabupaten Sidoarjo.

4. Ibu Nur Ambariyah selaku sekretaris Perempuan Bangsa. Informan ini berguna untuk melengkapi data tentang Perempuan Bangsa di Kabupaten Sidoarjo. 5. Bapak Nasich selaku DPC PKB. Informan ini berguna untuk melengkapi data

terkait tentang Perempuan Bangsa di Kabupaten Sodoarjo.

Dalam teknik pengumpulan data dengan metode wawancara ini menggunakan wawancara tidak terstruktur dalam hal ini maksudnya adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis- garis besar permasalahan yang ditanyakan.


(27)

19

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mempermudah dalam memperoleh data dalam pembahasan ini, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi yaitu sebagai alat pengumpulan data, observasi langsung akan memberikan sumbangan yang sangat penting dalam penelitian deskriptif. Observer harus tahu pasti apa yang ingin dia cari. Harus mampu membuat perbedaan antara situasi yang benar-benar bermakna dengan faktor yang hanya sedikit nilai pentingnya bagi penelitian.12 Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti dalam melihat situasi penelitian. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan kejadian untuk menjawab pertanyaan. Peneliti melakukan observasi guna untuk mengetahui strategi Perempuan Bangsa untuk memperluas akses perempuan di dunia politik dan Perempuan Bangsa meningkatkan kualitas perempuan di legislatif.

Observasi ini menggunakan teknik Nonpartisipan. Observasi Nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai mengamati upaya Perempuan Bangsa untuk memperluas akses perempuan di dunia politik dan strategi Perempuan Bangsa untuk meningkatkan kualitas perempuan perempuan di legislatif.13

b. Wawancara, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan menggunakan

pertanyaan-12

John W. Best. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. PT Raja Grafindo. 1982. Hal .204

13


(28)

20

pertanyaan pada responden.14 Teknik wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan data dalam suatu penelitian. Karena menyangkut data maka wawancara merupakan salah satu elemen penting dalam proses penelitian.15

Wawancara ini menggunakan teknik Wawancara Mendalam (Indepth interview) merupakan metode pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Wawancara dilakukan berdasarkan pemilihan informan sebagai sumber data dalam penelitian berdasarkan pada asas subyek yang menguasai permasalahan. informan yang dapat memberikan informasi dan akurat yaitu Aniek Maslachah, Ibu Ainun Jariyah, Ibu Mahmudah, Ibu Nur Ambariyah dan bapak Nasich.

Tahapan wawancara dilakukan secara mendalam (in depth interview). Selain pertemuan tatap muka, wawancara juga dilakukan melalui telepon untuk kelancaran proses pengumpulan data serta menyesuaikan ketersediaan waktu subyek penelitian.

c . Dokumen merupakan salah satu cara pengumpulan data yang digunakan dalam suatu penelitian sosial.16Cara ini dilakukan guna memperoleh data dari sumber data sekunder, baik dari buku-buku maupun dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Proses dokumentasi dalam penelitian ini menghasilkan transkrip wawancara peneliti dengan informan dan foto-foto.

14

P. Joko Subagyo. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. 2003. Hal. 87

15

Bagong Suyanto. Metode Penelitian Sosial. Jakarta. Kencana. 2007. Hal. 69

16

Burhan Bungin..Metodologi Penelitian Sosial (Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif). Cet 1.Surabaya.Airlangga University Press. 2001. Hal. 152.


(29)

21

6. Teknik Analisis Data

Pada penelitian kualitatif analisis data dilakukan melalui pengaturan data secara logis dan sistematis. Pada penelitian kualitatif yang melakukan analisis data adalah peneliti yang sejak awal terjun kelapangan berinteraksi dengan latar dan orang ( subjek) dalam rangka pengumpulan data. Secara umum menurut Neuman analisis data merupakan suatu pencarian pola-pola dalam data yaitu perilaku yang muncul, objek-objek atau badan pengetahuan.17

Analisis data mencakup menguji, menyortir, mengategorikan, mengevaluasi, membandingkan, mensintesiskan dan merenungkan data yang direkam juga meninjau kembali data mentah dan terekam. Penelitian ini menggunakan analisis induktif yang berarti kategori tema dan pola berasal dari data. Kategori yang muncul dari catatan lapangan, dokumen dan wawancara tidak ditemukan sebelum pengumpulan data.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan lebih banyak bersifat uraian dari hasil wawancara dan studi dokumentasi. Data yang telah diperoleh akan dianalisis secara kualitatif serta diuraikan dalam bentuk deskriptif. Menurut patton analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan uraian dasar. Definisi tersebut memberikan gambaran tentang betapa pentingnya kedududukan analisis data dilihat dari segi tujuan penelitian. Prinsip pokok penelitian kualitatif adalah menemukan teori dan data.

17


(30)

22

Teknis analis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.18

1. Pengumpulan Data ( Data Collection)

Pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan analisis data. Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara dan studi dokumentasi.

2. Reduksi Data ( Data Reduction)

Reduksi data di artikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan- catatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus- gugus, menulis memo dan sebagainya dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang tidak relevan. 3. Display Data

Display data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian juga dapat berbentuk matrik, diagram, tabel dan bagan.

4. Verifikasi dan penegasan kesimpulan ( Conclution Drawing and Verification)

Merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan berupa kegiatan interpretasi yaitu menemukan makna data yang telah disajikan.

18


(31)

23

7. Teknik keabsahan data

Salah satu syarat bagi analisis data adalah dimilikinya data yang valid dan reliabel. Untuk itu dalam kegiatan penelitian kualitatif pun dilakukan upaya validasi data. Objektivitas dan keabsahan data penelitian dilakukan dengan melihat reliabilitas dan validasi data yang diperoleh. Dengan mengacu Moleong untuk pembuktian validasi data ditentukan oleh kredibilitas temuan dan interpretasi dengan mengupayakan temuan dan penafsiran yang dilakukan sesuai dengan kondisi yang senyatanya dan disetujui oleh subjek penelitian (perspektif emik).

Agar dapat terpenuhinya validitas data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan cara antara lain:

a) Memperpanjang observasi b) Pengamatan yang terus menerus c) Triangulasi

d) Membicarakan hasil temuan dengan orang lain e) Menggunakan bahan referensi

Adapun untuk reliabilitas dapat dilakukan dengan pengamatan sistematis, berulang-ulang dan dalam situasi yang berbeda. Dalam penelitian kualitatif dikenal istilah data jenuh. Data jenuh artinya kapan dan dimana pun dipertanyakan pada informan (triangulasi data) dan pada siapa pun pertanyaan yang sama diajukan (triangulasi subjek) hasil jawaban tetap konsisten sama. Pada


(32)

24

saat itulah cukup alasan bagi peneliti untuk menghentikan proses pengumpulan datanya.19

H. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam memahami penulisan skripsi maka dibuat sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab yang masing-masing terdiri dari subbab sebagai berikut :

Bab 1 pendahuluan ( latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Konseptual, Telaah Pustaka, Metode Penelitian).

Bab II Pembahasan Kerangka Teori ( Konsep Perempuan dan Politik ,Konsep Pemberdayaan Perempuan di bidang Politik, Konsep Model Pemberdayaan Perempuan ).

Bab III Setting Penelitian ( deskripsi umum, Kondisi Keagamaan, Kondisi Ekonomi, Kondisi Sosial Politik, Profil Perempuan Bangsa)

Bab IV Penyajian dan Analisa Data ( Penyajian Data, Analisis Data)

Bab V Penutup ( Kesimpulan, Saran).

19


(33)

BAB II KERANGKA TEORI A. Perempuan dan Politik

Perempuan dan politik merupakan rangkaian dua kata yang dijadikan slogan oleh partai politik. Tatanan kehidupan umat manusia yang di dominasi kaum laki-laki atas kaum perempuan sudah menjadi akar sejarah yang panjang. Di dalam tatanan itu perempuan ditempatkan sebagai the second human being (manusia kelas kedua) yang berada di bawah prioritas laki-laki yang membawa implikasi luas dalam kehidupan social di masyarakat. Perempuan selalu di anggap bukan makhluk penting melainkan sekedar pelengkap yang diciptakan dan untuk kepentingan laki-laki.

Sulit bagi perempuan untuk melangkah ke ranah kekuasaan selama gagasan tentang kekuasaan selalu diidentikkan dengan maskulinitas. Oleh karena itu agar perempuan merasa nyaman dan langgeng dalam dunia kekuasaan mereka tidak harus mengubah jati diri menjadi maskulin, yang harus berubah dan diubah adalah kekuasan itu sendiri. Sudah saatnya kekuasaan kita yang selama ini penuh dengan maskulin harus di rubah dengan yang feminim. Untuk itu kaum perempuan masih harus bekerja keras, mereka harus selalu disadarkan bahwa kekuasaan bukanlah sesuatu yang begitu saja turun. Kekuasaan bukan serta merta diberikan melainkan harus diperjuangkan bahkan sejarah mengajarkan tidak ada orang didunia ini yang menyerahkan kekuasaannya begitu saja. Karena itu jika perempuan menginginkan kekuasaan harus mencari dan bersungguh-sungguh mengelolanya. Sebab laki-laki


(34)

✂6

tidak mau menyerahkan kekuasaannya begitu saja baik kepada sesame laki-laki terlebih lagi kepada perempuan.

Suatu konsep mengenai kekuasaan perempuan yang berbeda dengan kekuasaan laki-laki yang selama ini menjadi acuan semua pihak. Kekuasaan dalam konsep feminisme adalah kekuasaan yang penuh dilimpahi kasih sayang. Kekuasaan semacam ini tidak berpusat pada diri sendiri melainkan lebih diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Selain itu kekuasaan perempuan juga mencakup gagasan memberdayakan orang lain.

Perempuan dan politik sering digunakan slogan untuk kampanye agar perempuan tertarik menyumbangkan suaranya pada partai politik. Akan tetapi itu hanya sebagai sebatas slogan karena saat pemilu berakhir partai politik lupa akan janjinya. Kepentingan perempuan saat kampanye dijanjikan akan dijadikan sebagai agenda politik tidak pernah di realisasikan. Kalaupun diajak namanya ditempatkan pada urutan bawah atau yang dikenal dengan nomer sepatu. Berbagai alasan dikemukakan oleh para pemimpin partai perihal penurunan keterwakilan perempuan di DPR. Pertama partai politik kesulitan dalam merekrut anggota legislatif perempuan. Persoalan mengadang tidak hanya pada kuantitas tetapi juga kualitas calon. Alasan minimnya kader perempuan terkait dengan sistem pengaderan partai yang memang tidak memberi tempat, perhatian serta peluang pada perempuan. Kedua, partai politik mengaku sulit mengajak perempuan terlibat dalam wacana politik, karena rendahnya kesadaran politik. Selain kendala-kendala tersebut perempuan juga terhambat karena modal. Karena untuk bisa


(35)

27

masuk ke lembaga-lembaga politik formal seseorang harus memiliki sumber daya ekonomi (modal).1

Perempuan pada setiap tingkat sosial- politik merasa dirinya kurang terwakili dalam parlemen dan jauh dari keterlibatan dalam pembuatan keputusan. Perempuan yang ingin masuk dalam dunia politik secara kenyataan bahwa publik dan budaya sering bermusuhan. Perempuan dan politik sering mengalami pasang surut yang berakhir pada penyempurnaan. Partisipasi perempuan dalam pembangunan terutama dalam pengambilan keputusan dan menduduki posisi strategis sangat rendah, baik di bidang eksekutif, legislative yudikatif maupun lembaga lainnya.2

Perempuan dan politik merupakan dua hal yang sulit dibayangkan terutama pada Negara- Negara berkembang. Hal ini disebabkan telah dibentuk oleh budayanya masing- masing yang menekankan bahwa kedudukan atau peranan wanita berkisar dalam lingkungan keluarga. Sedangkan politik yang digambarkan sebagai sesuatu yang berkenaan dengan kekuasaan. Akan tetapi kedudukan perempuan yang demikian ternyata tidak dapat dipertahankan karena dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedikit demi sedikit bermula dari dunia barat perempuan dapat menaikkan posisinya di berbagai bidang termasuk politik. Memang masih terdapat hambatan yang besar untuk menembus pandangan bahwa politik adalah hanya milik laki-laki, tetapi kini masyarakat

1

Siti Musdah Mulia & Anik Farida. Perempuan dan politik. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. 2005. Hlm 17

2


(36)

28

mulai menyadari bahwa baik di Timur maupun Barat perempuan dapat terjun dan terlibat dalam politik asalkan diberi kesempatan.

Sekarang ini hampir semua negara telah memberikan hak politiknya pada warga perempuannya. PBB telah berjasa besar bagi proses perkembangan kedudukan perempuan. Usaha PBB dalam mempebaiki kedudukan perempuan adalah membentuk badan The United Nations Committee on the Status of Women. Dalam sidangnya yang pertama pada tanggal 11 Desember 1948, PBB memperingati pada anggotanya agar membentuk undang- undang yang menjamin persamaan hak antara laki-laki dan perempuan. Keterlibatan perempuan Indonesia dalam politik sebenarnya bukan lagi merupakan hal yang baru, karena mereka telah turut serta secara aktif dalam pergerakan kebangsaan.3

A.1 Kebijakan kuota 30% untuk perempuan

Perjuangan perempuan untuk memperoleh kuota dalam pembahasan RUU pemilu telah membuahkan hasil dengan dimaksudkannya kuota pencalonan perempuan minimal 30% dalam pasal 65 Undang-Undang No 12 tahun 2003 tentang pemilu. Akan tetapi belum ada sanksi apabila ada partai politik yang tidak mematuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam UU. Upaya- upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi jumlah kandidat perempuan minimal 30% dan tercapainya jumlah keterwakilan perempuan yang signifikan dilembaga legislatif yaitu yang pertama meningkatkan pemahaman dan kesadaran politik kaum perempuan sehingga semakin bertambah minat mereka untuk terjun di politik.

3

T. O. Ihromi. Kajian Wanita dalam Pembangunan. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia. 1995. Hal 482


(37)

29

Kedua meyakinkan partai politik bahwa peran serta perempuan dalam pengambilan kebijakan publik sangat penting sehingga perlu meningkatkan rekrutmen calon perempuan dan menempatkan mereka dalam daftar calon tetap (DCT) partai politik. Ketiga meyakinkan masyarakat agar termasuk media massa agar mendukung keterwakilan perempuan pada lembaga legislatif khususnya lembaga lembaga legislatif daerah. Untuk memperjuangkan memenuhi kuota 30% ini memang bukan hal yang mudah terutama jika menyadari bahwa budaya patriarki sudah sedemikian merasuk dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Akan tetapi perlu dipikirkan juga sesungguhnya dibutuhkan bukan hanya sekadar memenuhi kuota tersebut melainkan bagaimana mempersiapkan landasan kerja yang dapat memfasilitasi perempuan untuk masuk ke arena politik sehingga yang dipersiapkan adalah kualitas. Dengan begitu di masa depan tidak lagi ditemukan wakil- wakil perempuan di parlemen yang menjadi hiasan belaka. Karena yang dibutuhkan bukan hanya perempuan dalam arti fisik jasmani melainkan perempuan yang memiliki komitmen pada upaya- upaya pemberdayaan perempuan dan perempuan yang dapat mengartikulasikan kepentingan strategi perempuan menuju terciptanya kesetaraan dan keadilan gender dalam seluruh aspek kehidupan baik dalam ruang lingkup keluarga, masyarakat dan Negara.4

4


(38)

30

B. Konsep Pemberdayaan Perempuan di bidang politik B.1 Pemberdayaan Perempuan

Pemberdayaan merupakan informasi hubungan kekuasaan antara laki-laki dan perempuan pada empat level yang berbeda yakni keluarga, masyarakat, pasar dan Negara. Konsep pemberdayaan dapat dipahami dengan kekuasaan dalam proses pembuatan keputusan dengan titik tekan pada pentingnya peran perempuan. Dalam upaya pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dalam 2 sisi yaitu : Pertama menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang ( enabling). Disini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Kedua, memperkuat potensi yang dimiliki masyarakat ( empowering).Dalam rangka ini diperlukan langkah- langkah positif.5

B.2 Pemberdayaan Perempuan Melalui organisasi

Pembangunan nasional selama dasawarsa terakhir dalam bentuk modernisasi di berbagai sector, harus diakui telah memberikan manfaat yang besar terhadap upaya pemberdayaan perempuan. GBHN 1999 mengarahkan Pemberdayaan perempuan dilaksanakan dengan dua penekanan. Pertama, meningkatkan kedudukan dan peran perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui kebijakan nasional oleh lembaga yang mampu memperjuangkan terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender. Kedua, meningkatkan kualitas peran dan kemandirian organisasi perempuan dengan tetap mempertahankan nilai

5

Zakiyah. Pemberdayaan Perempuan oleh Lajnah Wanita. Jurnal Pengkajian masalah sosial Keagamaan. XVII. 01 ( Januari- Juni 2010) hal 44


(39)

31

persatuan dan kesatuan, serta perjuangan kaum perempuan dalam melanjutkan usaha pemberdayaan perempuan serta kesjahteraan masyarakat.

Salah satu ikhtiar dan memberdayakan perempuan Indonesia melalui peningkatan peran organisasi perempuan adalah dengan melakukan pendampingan dan perjuangan menuju kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga keserasian dan keadilan gender dapat terwujud. Tugas untuk neningkatkan kedudukan dan peran perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta tugas untuk menciptakan keserasian dan keadilan gender di masyarakat merupakan amanat kehidupan yang harus dilaksanakan bersama. Karena itu pelbagai pihak perlu melakukan kerjasama baik antara Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan organisasi wanita maupun antarorganisasi wanita.

Untuk merealisasikan misi pemberdayaan perempuan yang diperlukan adalah peningkatan kualitas hidup perempuan di pelbagai bidang strategis, penggalakan sosialisasi keserasian dan keadilan gender, penghapusan segala bentuk tindak kekerasan terhadap perempuan, penegakan HAM bagi perempuan, kemampuan dan peningkatan kemandirian lembaga dan organisasi perempuan.

Tujuan dan sasaran pemberdayaan perempuan diarahkan untuk tetap mempertahankan nilai-nilai persatuan dan kesatuan serta nilai historis perjuangan kaum perempuan. Semua kita lakukan dalam rangka melanjutkan usaha pemberdayaan perempuan serta kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Rendahnya peran perempuan pada tingkat pengambilan keputusan di eksekutif, legislatif, yudikatif dan lembaga strategis lainnya menyebabkan kurang


(40)

32

terakomodasikannya aspirasi dan kepentingan perempuan dalam pembangunan bangsa secara keseluruhan. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa peran politik perempuan masih belum maksimal.

Pemberdayaan perempuan tidak saja menjadi amanah rakyat melalui GBHN 1999 tetapi juga merupakan amanah internasional dalam kerangka kerja Global Konferensi Dunia ke 4 tentang perempuan mewujudkan keserasian gender. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan perempuan harus menggunakan pendekatan dan strategi yang tepat. Pengaruh utama gender merupakan sebuah strategi untuk mencapai keserasian gender melalui kebijakan pembangunan masyarakat. Gender Mainstreaming merupakan suatu pendekatan untuk pengembangan kebijakan yang mengintegrasikan pengalaman dan masalah perempuan dan laki-laki ke dalam rancangan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan dan program baik dalam bidang politik, ekonomi, hokum dan sosial masyarakat. Tujuan pengaruh utama gender mainstreaming adalah memastikan bahwa baik perempuan danl aki-laki dapat menikmati keuntungan yang sama agar ketidaksetaraan dapat dihentikan.

Media massa mempunyai peranan yang sangat signifikas dalam proses pemberdayaan perempuan. Signifikasi peran terletak pada eksistensinya. Pertama sebagai media komunikasi dan sosialisasi gagasan baik melalui media cetak


(41)

33

maupun media elektronik. Karena perempuan sering mengikuti acara TV, mendengarkan siaran radio dan membaca Koran atau media lainnya.6

Undang-Undang Dasar 1945 yang dijabarkan dalam peraturan perundang-undangan yang lebih rendah pada asasnya mengandung prinsip persamaan hak dan kewajiban bagi laki-laki maupun perempuan tanpa ada perbedaan dalam segala bidang. Pasal 26 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa semua warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum. Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 bahwa tiap- tiap warga negara berhak atas pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan. Selain itu tertuang dalam Undang-Undang No. 7 tahun 1984 tentang Pergeseran Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita, dinyatakan bahwa tujuan untuk mencapai kedudukan setara (equal status) perempuan sebagai peserta, pengambil keputusan, dan penikmat di dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Dan dinyatakan untuk memberdayakan (empower) perempuan dan laki - laki perlu kerjasama sebagai mitra sejajar dan memberi inspirasi kepada generasi baru kaum perempuan dan laki-laki untuk bekerja sama demi kesetaraan, pembangunan berkelanjutan dan perdamaian.

Pendekatan pemberdayaan menekankan pada fakta bahwa perempuan mengalami penekanan yang berbeda menurut bangsa, kelas sosial sejarah penjajahan kolonial, dan kedudukannya dalam ekonomi internasional pada masa kini. Dengan demikian perempuan tetap harus pada tingkatan yang berbeda. Pendekatan ini juga menekankan pentingnya bagi wanita untuk meningkatkan

6

Khofifah Indar Parawansa. Mengukur Paradigma Menembus Tradisi. Jakarta. Pustaka LP3ES Indonesia. 2006. Hlm 43


(42)

34

keberadaannya dan mengartikan pemberdayaan bukan konteks mendominasi orang lain dengan makna apa yang diperoleh perempuan akan merupakan kehilangan bagi lelaki, melainkan menempatkan pemberdayaan dalam arti kecakapan atau kemampuan perempuan untuk meningkatkan kemandirian (self reliance) dan kekuatan dalam dirinya.

B.3 Kemitraan Perempuan dan Laki-Laki Sejajar

Strategi pemberdayaan perempuan sebagai mitra sejajar laki-laki menggunakan pendekatan dua arah antara perempuan dan laki-laki, saling menghormati sebagai manusia (human being), saling mendengar, dan menghargai keinginan serta pendapat orang lain. Upaya saling memberdayakan ini meliputi usaha menyadarkan, mendukung, mendorong, dan membantu mengembangkan potensi yang terdapat pada diri individu sehingga menjadi manusia mandiri tetapi tetap berkepribadian.Secara normatif, kedudukan perempuan dan laki-laki adalah sejajar. Akan tetapi dalam kehidupan nyata seringkali terdapat apa yang biasa

disebut dengan istilah “gender statification”, yang menempatkan status perempuan dalam tatanan hierarki pada posisi subordinat atau tidak persis sejajar dengan posisi kaum pria. Tatanan hierarki ini ditandai oleh kesenjangan ekonomi (perbedaan akses pada peran politik).

Kaum laki-laki memperoleh akses yang lebih besar dari kaum perempuan dalam sumber-sumber ekonomi dan politik. Secara politis laki-laki lebih banyak menempati posisi- posisi kunci dalam proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu perempuan untuk mencapai puncak strata sosial lebih berat dan berliku-liku. Konsep kesejajaran atau kemitrasejajaran perempuan dan laki-laki mengandung


(43)

35

makna tidak ada pihak yang menguasai dan yang dikuasai, tidak ada yang mengeksploitasi dan dieksploitasi. Akan tetapi ini mengandung arti bahwa kaum perempuan dan laki-laki saling memberdayakan sehingga mengakibatkan adanya dialog dan komunikasi. Sebaliknya jika salah satu pihak mempunyai keinginan untuk menguasai pihak lain hubungan komunikasi ini dapat menimbulkan debat antar keduanya karena terdapat kecenderungan usaha untuk menang. Pada hakekatnya perempuan dan laki- laki saling membutuhkan dalam usaha mencapai tujuan bersama yang tidak dapat dilakukan sendiri.

Kemitra sejajaran perempuan dan laki- laki menjadi masalah bagi pasangan yang cukup terdidik. Kesadaran akan pentingnya dan keharusan kemitra sejajaran antara suami istri merupakan aspirasi yang diasosiasikan dengan perempuan yang terdidik dan merasa mempunyai kemampuan untuk mengatur dan menguasai kehidupannya. Dengan demikian masalah kemitra sejajaran lebih merupakan masalah keluarga golongan menengah ke atas.

Pemberdayaan perempuan sebagai mitra sejajar laki- laki adalah kondisi dimana laki - laki dan perempuan memiliki kesamaan hak dan kewajiban yang terwujud dalam kesempatan kedudukan peranaan yang dilandasi sikap dan perilaku saling membantu dan mengisi di semua bidang kehidupan. Perwujudan kemitra sejajaran yang harmonis merupakan tanggungjawab bersama. Untuk mencapai kesetaraan laki-laki dan perempuan diperlukan transformasi nilai yang


(44)

36

berkenaan dengan perubahan hubungan jender dan keseimbangan kekuasaaan antara laki-laki dan perempuan.7

C. Konsep Model Pemberdayaan Perempuan

Tipologi pengembangan masyarakat ada empat model pendekatan yaitu model pendekatan penyuluhan, pendekatan pelatihan, pendekatan koperasi swadaya dan pendekatan pambangunan terpadu.

1. Pendekatan Penyuluhan a) Model konvensional

Dengan beberapa modifikasi pada tiap Negara, model ini mempunyai tujuan untuk mengikhtiarkan memperbaiki kesejahteraan keluarga penduduk pedesaan dengan memberi pendidikan kesejahteraan rumah tangga terhadap kaum perempuan.

Metodenya adalah kombinasi dari ilmu pendidikan,ilmu komunikasi, ilmu dakwah dan ilmu perniagaan. Sedangkan dalam penyuluhan ada 5 tahap yaitu memupuk kesadaran ( radio dianggap media yang tepat untuk tujuan ini), membangkitkan minat (motivasi) melalui rapat setempat, poster, pameran dan sebagainya, informasi dan persuasi, termasuk kunjungan kelompok binaan ke kebun peragaan.

2. Pendekatan pelatihan

Ada empat cirikhas isi program pelatihan ini yang pertama sedapat mungkin diusahakan menyesuaikan bahan pelatihan dengan pola budidaya dan

7

Wiwik Ambarsari, file:///C:/Users/Ara/Downloads/wiwik_fp_9.pdf “ Pemberdayaan Perempuan”( Minggu, 15 Januari2016, 20.11)


(45)

37

keadaan lingkungan. Kedua seluruh latihan (kursus) diselenggarakan menurut siklus sepenuhnya untuk budidaya bersangkutan dan setiap bagian pelatihan disesuaikan dengan tahap tertentu dalam siklus budidaya tersebut. Ketiga bagian terbanyak dari masa pelajaran disediakan untuk kerja praktik. Keempat pelajaran di ruang kelas lebih difokuskan pada diskusi dalam kelompok kecil daripada menggunakan metode ceramah. Disamping itu juga diselenggarakan kursus singkat atas dasar bahan pengajaran khusus.

Pelatihan lebih banyak bersifat praktik daripada teori dan jarang sekali diadakan ceramah. Para pelatih lebih banyak mengandalkan peragaan dan para peserta ditugaskan meniru dan menerapkan unjuk kerja (performance) yang dilakukan instruktur. Para instruktur sebanyak mungkin menggunakan alat-alat yang tersedia di daerah yang bersangkutan, agar para peserta dapat melanjutkan pendidikannya sehabis masa pelatihan.

3. Pendekatan Swadaya Kooperatif

Pendekatan ini menjelaskan bahwa sekalipun program-program yang menjunjung pendekatan swadaya ini bersumber pada filsafat pembangunan atau pengembangan masyarakat yang sama, tetapi dalam beberapa segi mereka saling berbeda. Pertama Model Community Development adalah pengembangan atau pembangunan, tujuannya membangkitkan semangat serta hasrat pembangunan di kalangan penduduk pedesaan dan untuk mencetuskas daya kerja agar dapat membantu mencapai tujuan dan kebijakan nasional dengan dibantu oleh jawatan teknik yang berwenang. Kedua Model Gerakan Pembangunan Pedesaan adalah


(46)

38

gerakan ini mencerminkan suatu pola baru dalam usaha mengantar kaum tradisional kedalam dunia modern khususnya melalui usaha pendidikan. Ketiga Sistem Pendidikan Koperasi adalah sistem pendidikan ini telah didirikan dan mempunyai kegiatan yang disetujui pemerintah pusat tetapi bukan merupakan bagian dari sistem pendidikan formal. Model ini telah mengadakan kegiatan untuk memperkuat gerakan koperasi di setiap tingkat, sistem ini dipandang sebagai suatu lembaga ekonomi dan sosial yang utama untuk merombak masyarakat agraris menuju sistem sosialisme.

4. Pendekatan Pembangunan Terpadu

Pendekatan ini pada lembaga-lembaga taraf internasional, bilateral dan nasional terjadilah semacam consensus yang lebih menyukai pendekatan yang komprehensif dan lebih terpadu penuju ke arah pengembangan.


(47)

BAB III

SETTING PENELITIAN A. Deskripsi Umum

1. Sejarah Kabupaten Sidoarjo

Sidoarjo dulu dikenal sebagai pusat Kerajaan Janggala. Pada masa kolonialisme Hindia Belanda, daerah Sidoarjo bernama Sidokare, yang merupakan bagian dari Kabupaten Surabaya. Daerah Sidokare dipimpin oleh seorang patih bernama R.Ng.Djojohardjo bertempat tinggal di kampung Pucang Anom yang dibantu oleh seorang wedana yaitu Bagus Ranuwiryo yang berdiam di kampung Pangabahan. Pada 1859 berdasarkan Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 9/1859 tanggal 31 Januari 1859 Staatsblad No. 6 daerah Kabupaten Surabaya dibagi menjadi dua bagian yaitu Kabupaten Surabaya dan Kabupaten Sidokari. Sidokare dipimpin R. Notopuro (kemudian bergelar R.T.P Tjokronegoro) yang berasal dari Kasepuhan. Ia adalah putra dari R.A.P. Tjokronegoro, Bupati Surabaya. Pada tanggal 28 Mei 1859, nama Kabupaten Sidokare yang memiliki konotasi kurang bagus diubah menjadi Kabupaten Sidoarjo.

Setelah R. Notopuro wafat tahun 1862, maka kakak almarhum 1863 diangkat sebagai bupati yaitu Bupati R.T.A.A Tjokronegoro II yang merupakan pindahan dari Lamongan. Pada tahun 1883 Bupati Tjokronegoro mendapat pensiun sebagai gantinya diangkat R.P. Sumodiredjo pindahan dari Tulungagung tetapi hanya 3


(48)

✆ ✝

bulan karena wafat pada tahun itu juga, dan R.A.A.T. Tjondronegoro I diangkat sebagai gantinya.

Di masa Pedudukan Jepang (8 Maret 1942 - 15 Agustus 1945), daerah delta Sungai Brantas termasuk Sidoarjo juga berada di bawah kekuasaan Pemerintahan Militer Jepang (yaitu oleh Kaigun,tentara Laut Jepang). Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah pada Sekutu. Permulaan bulan Maret 1946 Belanda mulai aktif dalam usaha-usahanya untuk menduduki kembali daerah ini. Ketika Belanda menduduki Gedangan pemerintah Indonesia memindahkan pusat pemerintahan Sidoarjo ke Porong. Daerah Dungus (Kecamatan Sukodono) menjadi daerah rebutan dengan Belanda.

Tanggal 24 Desember 1946 Belanda mulai menyerang kota Sidoarjo dengan serangan dari jurusan Tulangan. Sidoarjo jatuh ke tangan Belanda hari itu juga. Pusat pemerintahan Sidoarjo lalu dipindahkan lagi ke daerah Jombang. Pemerintahan pendudukan Belanda (dikenal dengan nama Recomba) berusaha membentuk kembali pemerintahan seperti pada masa kolonial dulu. Pada November 1948, dibentuklah Negara Jawa Timur salah satu negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat. Sidoarjo berada di bawah pemerintahan Recomba hingga tahun 1949. Tanggal 27 Desember 1949, sebagai hasil kesepakatan Konferensi Meja Bundar Belanda menyerahkan kembali Negara Jawa Timur kepada Republik Indonesia sehingga daerah delta Brantas dengan sendirinya menjadi daerah Republik Indonesia.


(49)

✞ ✟

2. Letak Geografis dan Demografi Sidoarjo

Kabupaten Sidoarjo ditinjau dari kondisi geografis wilayah terletak pada 112,5-112,9 derajat bujur Timur dan 7,3- 7,5 derajat Lintang Selatan. Luas wilayah laut Kabupaten Sidoarjo berdasarkan perhitungan GIS sampai dengan 4 mill ke arah laut adalah 201,6868 Km. Batas Administrasi wilayah kabupaten Sidoarjo adalah :

Table 3.1

Batas Wilayah Kabupaten Sidoarjo

Sebelah Utara Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik Sebelah Timur Selat Madura

Sebelah Selatan Kabupaten Pasuruan Sebelah Barat Kabupaten Mojokerto

Sumber: DDA Kabupaten Sidoarjo

Selain itu Sidoarjo dibatasi oleh dua sungai yang cukup besar yaitu Kalimas di Utara ( berbatasan dengan Kota Surabaya) dan Kali Porong di selatan ( berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan). Di sebelah timur yang berbatasan dengan Selat Madura terdapat kawasan pertanian tambak yang cukup luas membentang dari Surabaya sampai Pasuruan.

Luas wilayah Kabupaten Sidoarjo adalah 71.424,25 Ha. Sebagian besar wilayah Sidoarjo (40,81%) terletak diketinggian 3-10 meter yang berada di bagian tengah dan berair tawar. 29,99% wilayah Kabupaten Sidoarjo sebelah timur merupakan daerah pantai dan pertambakan yang ketinggian 0-3 meter dan sisa wilayahnya berketinggian 10-25 meter. Dengan struktur tanah Alluvial kelabu seluas 6.236,37 Ha. Assosiasi kelabu dan Alluvial Coklat seluas 4.970,23 Ha,


(50)

✠ ✡

Alluvial Hidromart seluas 29.346,95 Ha dan Grumosol Kelabu Tua seluas 870,70 Ha.

Topologi wilayah ini adalah daratan Delta dengan ketinggian antar 0- 25 m, ketinggian 0-3 m dengan luas 19.006 Ha, meliputi 29,99% merupakan daerah pertambakan yang berada di wilayah bagian timur. Di wilayah bagian tengan yang berair tawar dengan ketinggian 3-10 meter dari permukaan laut merupakan daerah pemukiman, perdagangan dan pemerintahan Meliputi 40,81%. Sedangkan diwilayah bagian barat dengan ketinggian 10-25 meter dari permukaan laut merupakan daerah pertanian meliputi 29,20%.

Kemudian berdasarkan dokumen rencana tata ruang wilayah Kabupaten Sidoarjo prosentase penggunaan tanah di Kabupaten Sidoarjo yaitu persawahan sebesar 36,87%, pemukiman (kampung, perumahan, lapangan oleh raga, kuburan,jasa) sebesar 22,70%, perairan darat sebesar 21,88%, industry sebesar 2,66%, hutan (sejenis bakau) sebesar 1,45%, tanah terbuka (tanah kosong) sebesar 1,23%, pertanian tanah kering sebesar 0,37%, pertambangan sebesar 0,04 dan lain-lain (jalan dan sungai) sebesar 10,79%.

Pada konteks hidrogeologis wilayah ini merupakan daerah air tanah, payau dan air asin mencapai luas 16.312.69 Ha. Kedalaman air tanah rata-rata 0-5m dari permukaan tanah. Wilayah ini juga terletak diantara dua aliran sungai yaitu Kali Surabaya dan Kali Porong yang merupakan cabang dar Kali Brantas yang berhulu di Kabupaten Malang.


(51)

☛ ☞

Seperti daerah lainnya yang berada di sekitar garis khatulistiwa Kabupaten Sidoarjo beriklim tropis dan mengenal 2 musim yaitu musim kemrau dan musim penghujan. Musim kemarau berkisar antara bulan Mei sampai September dan di bulan selebihnya yaitu Oktober sampai bulan April adalah musim hujan. Suhu udara berkisar 20-35 derajat Celcius. Kabupaten Sidoarjo secara administrasi terdiri dari 18 wilayah kecamatan yang terbagi atas 322 desa dan 31 kelurahan.1

B. Kondisi Sosial Keagamaan

Penduduk Kabupaten Sidoarjo terdiri dari beberapa agama sebagaima agama yang diakui oleh Negara. Keberagamaan masyarakat Kabupaten Sidoarjo yang tersebar di 18 kecamatan yang masing- masing agama itu memiliki penganut tersendiri. Beberapa agama yang terdapat di Kabupaten Sidoarjo dan jumlah pemeluknya terdiri dari Pertama, agama Islam dengan jumlah pemeluk 1.786.226 jiwa. Kedua, agama Kristen dengan jumlah pemeluk 36.092 jiwa. Ketiga, agama katolik dengan jumlah pemeluk 19.750 jiwa. Keempat, agama Hindu dengan jumlah pemeluk 3.958 jiwa. Kelima, agama Budha dengan jumlah pemeluk 3.775 jiwa. Keenam, agama konghucu dengan jumlah pemeluk 232 jiwa.

Beberapa kegiatan keagamaan yang ada dan dilaksanakan oleh penduduk Kabupaten Sidoarjo tergolong agamis, karena bahwasanya melakukan kegiatan keagamaan dalam masyarakat mengadakan pengajian rutin, jamiyah tahlil dan jamiyah diba’ serta pendidikan TPQ dan diniyah .2

✍ ✎✏✑✒ ✓✔✕✖✗✘✕✙✚ ✛✜✒ ✢✏✕ ✎✣✏ ✤


(52)

✥✥

C. Kondisi Ekonomi

Posisi geografis Kabupaten Sidoarjo yang sangat strategis membuat wilayah ini secara ekonomi sangat potensial. Beberapa infrastruktur penting ada dan terdapat akses langsung dengan wilayah Sidoarjo. Bandara Internasional Juanda dan terminal antarkota Purabaya terletak di wilayah Kabupaten Sidoarjo.

Terdapat jalan tol Surabaya Gempol yang menghubungkan antara wilayah Surabaya dan Kabupaten lainnya di sebelah selatan dan timur Jawa Timur. Jalan toldan jalan raya nasional ini sekaligus sebagai nadi utama perekonomian dimana berbagai macam komoditi dan barang di angkut dank e pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Letak geografis yang strategis dan ketersediaan infrastruktur pendukung ini membuat Sidoarjo menjadi kawasan industry dan perumahan. Berbagai pabrik besar dan kecil terdapat di wilayah Sidoarjo, khususnya kecamatan-kecamatan yang berbatasan langsung dengan Surabaya maupun di wilayah sepanjang, krian, waru.

Untuk kawasan perumahan bahkan 70 persen perusahaan property dan pengembang di Jawa Timur terletak di Sidoarjo. Hal ini dikarenakan kedekatan wilayah Sidoarjo dengan Surabaya sehingga aksesnya cepat. Karena semakin mahalnya harga tanah di wilayah Surabaya maka tempat tinggal bagi para pekerja di wilayah Sidoarjo adalah pilihan yang logis.

Kabupaten Sidoarjo juga mempunyai beberapa produk unggulan yang terkenal di berbagai daerah bahkan seluruh Indonesia. Produk makanan berbahan baku


(53)

✦ ✧

hasil laut dan tambak yang cukup berlimpah di Sidoarjo. Dari mulai krupuk, udang, bandeng dan sebagainya cukup terkenal dimana-mana. Demikian juga untuk produk tas dan koper serta berbagai produk kulit dari Tanggulangin yang bahkan sudah menembus ekspor.

Terdapat beberapa mata pencaharian di Kabupaten Sidoarjo yang menjadi pekerjaan pokok bagi penduduk diantaranya yaitu petani, pedagang, sopir, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dokter, perawat, bidan dan juga karyawan perusahaan swasta.3

D. Kondisi Sosial Politik

Realitas kehidupan sosial adalah bagian dari perilaku dan pola dari masyarakat. Di dalam kehidupan sosial yang menyangkut khalayak umum tentu tidak sedikit permasalahan yang lahir, sebagai konsekuensi dari banyaknya penduduk. Permasalahan sosial yang mudah dijumpai dan hampir di setiap tempat ada yakni masalah pengemis dan gelandangan. Seperti halnya di Kabupaten Sidoarjo. Berdasarkan data dinas sosial kabupaten Sidoarjo, pengemis dan gelandangan yang ada di Sidoarjo berjumlah 162orang, yang terdiri dari 100 orang laki-laki dan 62 orang lainnya perempuan. hal ini merupakan permasalahan yang perlu diperhatikan agar mereka memperoleh kesejahteraan yag lebih lanjut.

Rabu 9 Desember 2015 digelar pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) di Kabupaten Sidoarjo untuk memilih pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati periode lima tahun ke depan. Penghitungan suara manual oleh KPU

★ ✩ ✪✩ ✫


(54)

✬6

diawali pada tempat pemungutan suara (TPS). Perhitungan tersebut dilakukan oleh KPPS setelah pemilih selesai melakukan pencoblosan. Hasil hitung tersebut selanjutnya akan dilaporkan ke tingkat PPS di KPUD untuk dilakukan rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan suara.

Sidoarjo merupakan kota basis dari PKB karena penduduknya mayoritas Nahdatul Ulama. Setiap kegiatan pemilihan umum PKB dipercaya oleh masyarakat sekitarnya sehingga mendapatkan angka yang tinggi. Adapun hasil release Kabupaten Sidoarjo dari pemilihan umum sebelum- sebelumnya PKB masih mendapatkan nilai yang cukup tinggi.

Table 3.2

Perolehan suara Pemilihan Umum

Partai Politik Tahun 2004 Tahun 2009 Tahun 2014

PKB 332,344 150,941 11.298.957

PKS 39,775 40,109 8.480,204

PAN 69,741 99,123 9.481,621

Sumber : KPU Sidoarjo

Gubernur Jawa Timur H Soekarwo menyatakan saat ini partisipasi masyarakat dalam pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di 19 kabupaten di Jatim cukup bagus dan tinggi dibandingkan dengan pilkada sebelumnya di Jatim. Hal ini disampaikan oleh Gubernur Jatim. Partisipasi di wiliyah Sidoarjo juga mengalami peningkatan 60 persen.4

4


(55)

✭ ✮

E. Profil Perempuan Bangsa

Perempuan Bangsa (PB) adalah barisan perempuan kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang merupakan salah satu organisasi sayap PKB yang fokus terhadap perempuan baik dalam bidang politik, sosial, budaya dan agama. Kehadiran organisasi sayap perempuan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat secara luas terutama kalangan perempuan. Sebagai perempuan kerap menjadi salah satu objek dari ketidak adilan gender di berbagai hal dalam kehidupan nyata.

Perempuan Indonesia hingga saat ini masih jauh mendapatkan perlakuan adil terhadap gender. Oleh karenanya Perempuan Bangsa berupaya menjadi salah satu organisasi yang akan memperjuangkan hak-hak perempuan di segala bidang. Perempuan yang dipandang lemah kerap dipandang sebelah mata padahal dengan sifat feminis dan keibuan tersebut justru perempuan dapat masuk ke ruang -ruang publik yang ada dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Telah banyak prestasi yang diukir oleh perempuan Indonesia hal itu merupakan sebagai bukti nyata perempuan Indonesia juga sebagai bagian dari penentu arah perubahan Bangsa Indonesia.

Organisasi ini bernama Pergerakan Perempuan Kebangkitan Bangsa (PPKB) dan sekangang diganti menjadi Perempuan Bangsa (PB). Perempuan Bangsa dibentuk dalam forum musyawarah kerja Nasional 1 Partai Kebangkitan Bangsa yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 2 Maret 1999. Perempuan Bangsa didirikan untuk jangka waktu tidak terbatas.


(56)

✯8

Visi Perempuan Bangsa adalah merupakan terwujudnya peningkatan keterwakilan perempuan di struktur partai, parlemen dan eksekutif secara nasional untuk tercapainya kemaslahatan masyarakat khususnya perempuan melalui gender budgeting dan legislasi yang berperspektif perempuan dan penyebaran organisasi secara nasional baik diwilayah pedesaan maupun perkotaan.

Misi Perempuan Bangsa terdiri dari yang pertama memperjuangkan kesetaraan gender dan hak- hak perempuan, kedua memperkuat posisi PKB sebagai partai politik yang memiliki keberpihakan terhadap perempuan, ketiga memperkuat partisipasi politik perempuan dan mempromosikannya dalam struktur politik, parlemen pemerintahan dan jabatan publik lainnya.

Tujuan didirikan Perempuan Bangsa mewujudkan cita-cita kemerdekaan RI menuju masyarakat yang demokratis, adil dan makmur. Serta mewujudkan tatanan sosial dan politik nasional yang berkesetaraan gender. Untuk mencapai tujuan tersebut maka Perempuan Bangsa memiliki strateginya seperti meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia perempuan, mengembangkan dan memperkuat kelembagaan organisasi, melakukan kaderisasi dan memperkuat jaringan gerakan perempuan.5

Prinsip Perempuan Bangsa adalah pengabdian kepada Allah Subhanahu Wata’ala menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran, menegakkan kesetaraan dan

keadilan gender, menjaga persatuan, menumbuhkan persaudaraan dan kebersamaan sesuai dengan nilai-nilai islam Ahlussunnah Wal-jamaah.

5


(57)

✰ ✱

Program- Program dalam Perempuan Bangsa :

a) Pengkaderan dan penguatan kepengurusan(dimulai dari ranting sampai wilayah)

b) Pengembangan ekonomi ( pelatihan entrepreneur, simpan pinjam koperasi dan pendampingan pengelolaan ekonomi desa)

c) Sosial ke masyarakatan (Bencana banjir, Panti Asuhan, Panti Jompo, Baksos, Ibu yang melahirkan 17 Agustus, dll)

d) Bidang dakwah kegiatan rutin ( majlis ta’lim pecinta sholawat nariyah dari

mulai ranting- Kabupaten)

Hubungan PKB dengan Perempuan Bangsa sangat kondusif. PKB dengan Perempuan Bangsa bekerjasama untuk mensukseskan tujuan dan visi misinya. Pada setiap event partai politik seperti pilkada pilihan legislative Perempuan Bangsa menjadi tim dan ikut mensukseskan. Perempuan Bangsa berperan untuk pencarian suara. Kepengurusan struktur di partai politik sekitar 30% melibatkan perempuan.

Adapun struktur kepengurusan dalam tubuh organisasi Perempuan Bangsa Sidoarjo terdiri dari, 1. Ketua, 2. Wakil Ketua, 3. Sekretaris, 4. Bendahara, 5. Divisi Pendidikan dan Pengkaderan, 6. Divisi Ekonomi Koperasi dan UMKM, 7. Divisi Agama dan Politik, 8. Divisi Litbang dan Media, dan 8. Divisi Hukum, 9.divisi Sosial dan Budaya, 10. Buruh, Petani dan Nelayan.


(58)

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

Data- data yang diperoleh peneliti sesuai dengan hasil di lapangan, secara sistematis disusun untuk menjelaskan jawaban dari permasalahan yang ada dalam penelitian ini. Beberapa informan yang ditemui dimohon kesanggupan dan kesiapannya untuk di wawancarai oleh peneliti sehingga dapat menggali data dari anggota Perempuan Bangsa.

Dalam penelitian ini peneliti memandang permasalahan berdasarkan perempuan dan politik yang terkait strategi Perempuan Bangsa untuk memperluas akses perempuan di dunia politik.

Dunia politik sesungguhnya identik dengan dunia kepemimpinan. Saat berada dalam posisi sebagai pemimpin perempuan mengalami banyak hambatan. Karena perempuan harus percaya diri bahwa memang pantas dan bisa diandalkan. Perempuan harus mampu menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya dan harus menjadi pemimpin yang sesungguhnya.

Masalah keserasian dan keadilan gender di Indonesia dalam bidang politik masih menjadi kendala utama partisipasi politik perempuan. Ini dilihat dari terbatasnya partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan. Keserasian dan keadilan gender dapat dicapai oleh pemberdayaan politik perempuan. Pertama melakukan penguatan institusi seperti gerakan perempuan harus menunjukkan dapat memberikan bobot demokrasi dan agregasi politik perempuan. Kedua gerakan perempuan melakukan penguatan kapasitas dan kapabilitas politisi


(59)

✴ ✵

perempuan sehingga kader perempuan partai dapat secara aktif mengikuti proses rekrutmen kader baik dalam struktur kepengurusan partai maupun pada lembaga legislatif.1

Untuk mewujudkan keserasian dan keadilan gender harus dilakukan peningkatan peran perempuan dalam pengambilan keputusan di berbagai proses pembangunan, peningkatan kualitas kelembagaan, organisasi perempuan. Dalam Peningkatan kualitas perempuan akan menjadi dasar untuk menciptakan pembangunan berkelanjutan bagi suatu bangsa.

A. Model Pemberdayaan Perempuan di Kabupaten Sidoarjo

Perempuan Bangsa adalah merupakan sayap politik perempuan PKB yang dibentuk sebagai sebuah media untuk menggalang dukungan politik perempuan, mendorong peningkatan partisipasi politik serta meningkatkan kapasitas politik. Peran perempuan didunia politik sangat penting karena sebagai penguat di partai politik, tanpa adanya perempuan maka dalam kegiatan partai tidak bisa berjalan secara maksimal, perempuan merupakan sebagai penguatnya seperti dalam contoh kegiatan pemilu. Perempuan lebih aktif dalam pencarian suara di masyarakan.

Tujuan didirikan Perempuan Bangsa mewujudkan cita-cita kemerdekaan RI menuju masyarakat yang demokratis, adil dan makmur. Serta mewujudkan tatanan sosial dan politik nasional yang berkesetaraan gender. Untuk mencapai tujuan tersebut maka Perempuan Bangsa memiliki strateginya seperti meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia perempuan, mengembangkan dan memperkuat

1

Khofifah Indar Parawansa, Mengukur Paradigma Menembus Tradisi, Jakarta, Pustaka LP3ES Indonesia, 2006, hlm 21


(60)

✶ ✷

kelembagaan organisasi, melakukan kaderisasi dan memperkuat jaringan gerakan perempuan.

1. Pendekatan Penyuluhan

Dengan beberapa modifikasi pada tiap Negara, model ini mempunyai tujuan untuk mengikhtiarkan memperbaiki kesejahteraan keluarga penduduk pedesaan dengan memberi pendidikan kesejahteraan rumah tangga terhadap kaum perempuan.

Dalam pemerintahan suatu negara perempuan itu sangat dibutuhkan untuk program dalam pemerintah. Perempuan juga mempunyai kualitas untuk membantu mensukseskan dalam kebijakan pemerintahan. Akan tetapi masih banyak perempuan yang enggan masuk di dunia politik karena kurangnya percaya diri dan kurangnya diberi peluang. Perempuan menganggap bahwa politik sebagai suatu permainan “kotor” dan kurangnya rasa percaya diri perempuan atas kemampuannya untuk berhadapan dengan proses politik.

Perempuan harus memiliki rasa percaya diri dan mempunyai potensi yang sama seperti laki-laki karena perempuan sangat baik sebagai juru kampanye. Berkaitan dengan strategi Perempuan Bangsa untuk membuat perempuan sadar politik, seperti dari paparan informan yang bernama Mahmudah memberikan informasi bahwa:

“Dengan cara memberikan wawasan kepada perempuan bahwa kegiatan Perempuan Bangsa dipolitik itu untuk kemajuan bangsa. Dan diberi


(1)

69

Perempuan dan laki-laki sebenarnya sama karena perempuan mampu melaksanakan tugas-tugas dari pemerintah. Seperti contoh bahwa perempuan memiliki kemampuan buktinya di Indonesia pernah dipimpin oleh Megawati Soekarno Putri dan untuk saat ini banyak perempuan yang menjadi pemimpin atau menjadi wali Kota. Dengan begitu perempuan tidak hanya saja masuk di legislatif akan tetapi harus memiliki kualitas. Masuk di legislaif tidak hanya menjadi formalitas saja. Sebelum masuk di legislatif perempuan harus melaksanakan pelatihan- pelatihan dan autodidak sehingga pada waktu terpilih menjadi anggota legislatif sudah memiliki wawasan dan sudah terbekali.

Sebelum masuknya Perempuan Bangsa di legislatif harus melakukan pelatihan- pelatihan khusus. Perempuan Bangsa yang berada di legislatif mendapatkan pelatihan- pelatihan dari partai maupun dari organisasi sendiri. Sehingga pada masuk di parlemen sudah terbekali. Perempuan Bangsa harus selalu melihat perkembangan kadernya yang berada di parlemen agar bisa mengetahui kualitasnya. Apabila kualitasnya kurang seperti apayang diharapkan maka perlunya mengikuti pelatihan- pelatihan. Yang diaharapkan Perempuan Bangsa tidak lepas terhadap kader- kadernya meskipun sudah masuk di parlemen.


(2)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan judul Gerakan Perempuan Partai politik ( studi tentang Pemberdayaan Perempuan oleh Perempuan Bangsa) maka data yang didapatkan menunjukkan beberapa hal yang dapat disimpulkan antara lain yaitu :

1. Model Pemberdayaan Perempuan di Sidoarjo antara lain yaitu memberikan wawasan terlebih dahulu kepada perempuan bahwa kegiatan Perempuan Bangsa di politik itu untuk kemajuan bangsa. Pertama Pendekatan penyuluhan seperti Perempuan diberi wawasan bahwa politik itu bukanlah sesuatu yang selalu “kotor”

Kelompok sasaran Perempuan Bangsa adalah jamiyah- jamiyah seperti muslimat dan fatayat. Kedua Pendekatan pelatihan seperti dalam mensosialisasikan

program- program yang dibuat oleh Perempuan Bangsa juga diadakan

ketrampilan,workshop tentang perempuan dan anak dan sekolah gender sehingga perempuan diharapkan memiliki kemampuan berpolitik. Ketiga Pendekatan swadaya kooperatif bahwa melalui organisasi dan kegiatan jamiyah bentuk sosialisasinya seperti menjelaskan asal mula Perempuan Bangsa beserta kegiatannnya. Keempat Pendekatan Pembangunan terpadu bahwa perempuan di dunia politik merupakan kekuatan dalam partai politik. Strategi yang dilakukan


(3)

❦ ❧

legislatif masih dikategorikan rendah. Pentingnya meningkatkan keterlibatan perempuan dilegislatif untuk mensetarakan laki-laki dan perempuan.

2. Perempuan Bangsa meningkatkan kualitas perempuan di legislatif dengan cara

pertama pendekatan pelatihan seperti melakukan pelatihan- pelatihan wajib yang sudah dibuat seperti PKP ( pelatihan kader pertama) dan PKM ( pelatihan kader menengah) untuk membekali calon legislatif perempuan sehingga mampu di penguatan ideologi partai. Perempuan ikut melakukan pelatihan tentang peraturan Undang- Undang yang sebagai landasan pengambilan kebijakan. Perempuan Bangsa yang berada di legislatif mendapatkan pelatihan dari partai maupun organisasi. Pelatihan- pelatihan seperti PKP (pelatihan kader pertama) dan PKM (pelatihan kader menengah). Kedua Dalam pendekatan pembangunan terpadu bahwa Perempuan yang sudah masuk di anggota legislatif, Perempuan Bangsa harus melihat perkembangan kadernya untuk mengetahui kualitasnya. Apabila kualitasnya kurang apa yang diharapkan maka perlunya mengikuti pelatihan-pelatihan. Perempuan Bangsa diharapkan tidak lepas terhadap kader- kadernya meskipun sudah masuk di parlemen. Perempuan Bangsa diharapkan selalu mantau terhadap kader- kader yang di legislatif.


(4)

♠ ♥

B. Saran

Penulis menyadari bahwa penelitian yang berjudul Gerakan Perempuan Partai politik (studi tentang Pemberdayaan Perempuan oleh Perempuan Bangsa) perlu membutuhkan penelaah yang lebih mendalam dari penelitian berikutnya yaitu untuk mengungkapkan Gerakan Perempuan Partai Politik

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas maka saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah :

1. Perlu penelitian lanjutan untuk mengkaji Gerakan Perempuan Partai Politik 2. Perlunya dana dari partai untuk meningkatkan program- program.

3. Perlunya meningkatkan partisipasi masyarakat perempuan.

4. Meningkatkan sosialisasi- sosialisasi untuk perempuan sadar politik. 5. Meningkatkan keterlibatan perempuan di legislatif.

6. Kepada pembaca peneliti ini diharapkan bukan hanya untuk dibaca namun juga dipahami sebaik mungkin, semoga bisa menjadi inspirasi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Abu Syuqqah, Abdul Halim, 1997, Kebebasan Wanita, Jakarta; Gema Insani Press Budiarjo, Miriam, 2008, Dasar- Dasar Ilmu Politik, Jakarta; PT Gramedia Pustaka

Utama

Burhanudin, Jajat dan Oman Fathurahman, 2004,Tentang Perempuan Islam: Wacana dan Gerakan, Jakarta; PT Gramedia Pustaka Utama

Cangara, Hafied, 2009,Komunikasi Politik,Jakarta; PT Raja Grafindo Persada

Hadiz, Liza, 2004, Perempuan Dalam Wacana Politik Orde Baru, Jakarta; Pustaka LP3ES

Idrus, Muhammad, 2009,Metode Penelitian Ilmu Sosial,Yogyakarta; Erlangga

Mulia, Siti Musdah, 2004, “Muslimah Reformis” Perempuan Pembaru Keagamaan, Bandung; PT Mizan Pustaka

Mulia, Siti Musdah, 2005, Perempuan dan Politik, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama

J Moelang, Lexy, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung; Remaja Rosdakarya

Naqiyah, Najlah, 2005,Otonomi Perempuan, Malang; Bayumedia Publishing Soyomukti, Nurani, 2009,Perempuan Dimata Soekarno, Jogyakarta; Garasi S. Margono, 2007,Metodologi Penelitian Pendidikan,Jakarta; PT Rineka Cipta Suyanto, Bagong dan Sutinah, 2007, Metode Penelitian Sosial, Jakarta; Kencana Parawansa, Khofifah Indar, 2006, Mengukur Paradigma Menembus Tradisi,Jakarta,

Pustaka LP3ES Indonesia


(6)

Yulita. Peran Politik Perempuan Dalam Partai Kebangkitan

Bangsa.http://www.google.co.id/search?q=peran+politik+perempuan+dalam+partai+ pkb (Minggu. 6 November 2016 pukul 19.00)

Muhammad Mushofa. Peran dan Partisipasi Politik Pergerakan Perempuan KebangkitanBangsa♦http://digilib.uinsuka.ac.id/6665/1/BAB%20I.%20V,%20DAFT

AR%20PUSTAKA ( Selasa, 17 Mei 2016 pukul 16.20)

Bayoedarkochan’s blog, https://bayoedarkochan.wordpress.com/pendidikan-luar-sekolah/pemberdayaan-perempuan/ “ Pemberdayaan Perempuan” ( Rabu, 25 Januari 2016 pukul 21.20)