Penyelidikan Batubara Daerah Pronggo dan sekitarnya, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua
PENYELIDIKAN BATUBARA DAERAH PRONGGO DAN SEKITARNYA,
KABUPATEN MIMIKA, PROVINSI PAPUA.
Oleh:
Robert L. Tobing, Wawang S, Asep Suryana
KP Bnergi Fosil
SARI
Daerah penyelidikan secara administratif terletak di Kabupaten Mimika, Provinsi
Papua dan dibatasi dengan koordinat geografis 1350 30' 00" – 1350 45' 00" Bujur Timur dan
040 15' 00" – 040 30' 00" Lintang Selatan.
Batubara di daerah penyelidikan ditemukan di Formasi Buru (TQbu) yang berumur
Miosen Akhir hingga Kuarter dan sebagian besar terletak di daerah Prongo dan sekitarnya.
Kegiatan yang dilakukan berupa pemetaan geologi sebaran batubara dan selama kegiatan
tersebut berlangsung telah ditemukan sebanyak 2 singkapan batubara.
Berdasarkan hasil rekonstruksi dilapangan diperkirakan terdapat 1 lapisan (seam)
batubara yang memiliki ketebalan batubara sekitar 10 cm dan batubara yang tersingkap
mempunyai kenampakan megaskopis yaitu berwarna hitam kecoklatan, kusam, rapuh,
getas dan masih terdapat serat-serat kayu.
Dari hasil analisis kimia diketahui bahwa batubara daerah penyelidikan mempunyai
rata-rata nilai kalori 3.704 kal/gr, kandungan abu 23,51%, kandungan sulfur 3,04% dan
kandungan zat terbang 36,48%.
Berdasarkan kedua analisis tersebut maka dapat diketahui bahwa kualitas batubara
didaerah penyelidikan termasuk kategori lignit atau peringkat rendah.
PENDAHULUAN
Batubara
Secara administratif daerah Pronggo
merupakan
salah
satu
masuk dalam wilayah Kabupaten Mimika
sumber energi di Indonesia selain minyak
dan ibukota kabupaten berada di daerah
dan gas bumi, akan tetapi, cadangan
Timika. Kabupaten Mimika terletak antara
batubara tersebut semakin lama sudah
134º31’-138º31’BT
semakin menipis. Untuk mengatasi hal
dengan luas wilayah 19.592 km2 atau
tersebut, maka perlu dilakukan penelitian
4,75% dari luas wilayah Provinsi Papua.
dan penyelidikan tentang keberadaan
Kabupaten
endapan tersebut.
Distrik/Kecamatan, yaitu Mimika Barat,
ini
dan
4º59’-5º18’LS
memiliki
12
Formasi Buru merupakan salah satu
Mimika Barat Jauh, Mimika Barat Tengah,
formasi batuan di Cekungan Akimeugah
Mimika Timur, Mimika Timur Tengah,
yang
Mimika Timur Jauh, Mimika Baru, Kuala
diperkirakan
pembawa
diperkirakan
batubara.
berumur
sebagai
formasi
Formasi
akhir
ini
Kencana, Tembagapura, Agimuga, Jila
Miosen-
dan Jita. Daerah Pronggo merupakan
Kuarter (Panggabean dan Pigram, 1989).
salah satu desa di Distrik/Kecamatan
Mimika Barat Tengah dengan ibukota
penyelidikan
Distrik/Kecamatan berada di Kapiraya
13530-13545BT dan 0415-0430 LS
(Kabupaten Mimika Dalam Angka, BPS,
(Gambar 1).
2013).
Secara
geografis
berada
pada
koordinat
lokasi
Gambar 1. Peta geologi daerah penyelidikan (modifikasi dari Panggabean dan Pigram, 1989).
Maksud dari penyelidikan ini adalah untuk
Kementerian Energi dan Sumber Daya
memperoleh
Mineral.
informasi
tentang
yang
Metode penyelidikan yang dilakukan
arah jurus dan kemiringan,
adalah menganalisis, mengkompilasi, dan
ketebalan, serta lokasi singkapan. Tujuan
mengestimasi data-data pengukuran di
dari
untuk
lapangan
daya
laboratorium.
keberadaan
meliputi
endapan
penyelidikan
mengetahui
batubara,
potensi
menjaga
batubara
adalah
sumber
dan
dan
data
hasil
analisis
memelihara
pasokan energi dimasa mendatang, serta
GEOLOGI
memperbaharui data pada Bank Data
Berdasarkan tatanan tektonik geologi
Sumber Daya Mineral dan Batubara,
regional, daerah penyelidikan merupakan
Pusat
bagian dari Cekungan Akimeugah yang
Sumber
Daya
Geologi,
dibatasi oleh Pegunungan Tengah Papua
di bagian Utara, Cekungan Bintuni
di
batuan berumur Tersier dan Kuarter.
Stratigrafi
di
daerah penyelidikan
bagian Barat dan Laut Arafura di bagian
tersusun oleh batuan sedimen berumur
selatan.
Sebagian
Perem-Holosen. Urutan formasi dari yang
cekungan
adalah
berumur
Perem-Kapur,
batuan
batuan
dasar
pra-Tersier
tertua
adalah
Formasi
Aiduna
(Pa),
dari
Batupasir Ekmai (Kue), Batuangamping
Formasi Aiduna, Formasi Kopai, Formasi
Yawee (Temy), Formasi Buru (TQbu),
Waripi, Batugamping Yawee, Kelompok
dan Endapan Aluvium (Gambar 2).
terdiri
Paniai, kemudian di atasnya diendapkan
Gambar 2. Kolom stratigrafi daerah penyelidikan
(modifikasi dari Panggabean dan Pigram, 1989).
Formasi Aiduna berumur Perem, terdiri
glokonitan,
batulanau,
dari batupasir felsparan dan mika,
batulanau
batupasir greywake, serpih, batulanau,
batulumpur, dan serpih.
konglomerat aneka batuan.
Batupasir
Ekmai
berumur
Kapur-
Paleosen, terdiri dari batupasir kuarsa
sedikit
karbonan,
batupasir,
Batugamping Yawee berumur Eosen
Tengah-Miosen Atas,
kalkarenit,
terdiri dari
biokalkarenit,
mikrit,
biomikrit, kalsirudit, sedikit batukapur,
Formasi Buru berumur Miosen Atas-
kalkarenit oolit dan kalkarenit pasiran.
Morfologi
di
penyelidikan
morfologi
perbukitan
Kuarter, terdiri dari batulumpur, serpih,
terdiri
batupasir, konglomerat aneka batuan,
bergelombang dan pedataran. Morfologi
dan batubara.
perbukitan
Fanglomerat berumur Kuarter, terdiri
dari
konglomerat,
batupasir
dan
batulumpur.
Endapan Aluvium, berumur Kuarter
dari
daerah
bergelombang
menempati
bagian utara dan timurlaut (Gambar 3)
dengan ketinggian 50-700 meter dari
permukaan
laut
(dpl).
Sungai
yang
mengalir di daerah ini mempunyai pola
aliran subparalel dengan stadium muda.
terdiri dari kerikil, pasir, lumpur.
Struktur geologi yang berkembang di
daerah penyelidikan berdasarkan data
hasil pengamatan di lapangan adalah
lipatan dan sesar naik berarah relatif
barat-timur, serta sesar geser mengiri
berarah timurlaut-baratdaya.
Daerah pedataran menempati bagian
tengah-selatan dengan ketinggian
KABUPATEN MIMIKA, PROVINSI PAPUA.
Oleh:
Robert L. Tobing, Wawang S, Asep Suryana
KP Bnergi Fosil
SARI
Daerah penyelidikan secara administratif terletak di Kabupaten Mimika, Provinsi
Papua dan dibatasi dengan koordinat geografis 1350 30' 00" – 1350 45' 00" Bujur Timur dan
040 15' 00" – 040 30' 00" Lintang Selatan.
Batubara di daerah penyelidikan ditemukan di Formasi Buru (TQbu) yang berumur
Miosen Akhir hingga Kuarter dan sebagian besar terletak di daerah Prongo dan sekitarnya.
Kegiatan yang dilakukan berupa pemetaan geologi sebaran batubara dan selama kegiatan
tersebut berlangsung telah ditemukan sebanyak 2 singkapan batubara.
Berdasarkan hasil rekonstruksi dilapangan diperkirakan terdapat 1 lapisan (seam)
batubara yang memiliki ketebalan batubara sekitar 10 cm dan batubara yang tersingkap
mempunyai kenampakan megaskopis yaitu berwarna hitam kecoklatan, kusam, rapuh,
getas dan masih terdapat serat-serat kayu.
Dari hasil analisis kimia diketahui bahwa batubara daerah penyelidikan mempunyai
rata-rata nilai kalori 3.704 kal/gr, kandungan abu 23,51%, kandungan sulfur 3,04% dan
kandungan zat terbang 36,48%.
Berdasarkan kedua analisis tersebut maka dapat diketahui bahwa kualitas batubara
didaerah penyelidikan termasuk kategori lignit atau peringkat rendah.
PENDAHULUAN
Batubara
Secara administratif daerah Pronggo
merupakan
salah
satu
masuk dalam wilayah Kabupaten Mimika
sumber energi di Indonesia selain minyak
dan ibukota kabupaten berada di daerah
dan gas bumi, akan tetapi, cadangan
Timika. Kabupaten Mimika terletak antara
batubara tersebut semakin lama sudah
134º31’-138º31’BT
semakin menipis. Untuk mengatasi hal
dengan luas wilayah 19.592 km2 atau
tersebut, maka perlu dilakukan penelitian
4,75% dari luas wilayah Provinsi Papua.
dan penyelidikan tentang keberadaan
Kabupaten
endapan tersebut.
Distrik/Kecamatan, yaitu Mimika Barat,
ini
dan
4º59’-5º18’LS
memiliki
12
Formasi Buru merupakan salah satu
Mimika Barat Jauh, Mimika Barat Tengah,
formasi batuan di Cekungan Akimeugah
Mimika Timur, Mimika Timur Tengah,
yang
Mimika Timur Jauh, Mimika Baru, Kuala
diperkirakan
pembawa
diperkirakan
batubara.
berumur
sebagai
formasi
Formasi
akhir
ini
Kencana, Tembagapura, Agimuga, Jila
Miosen-
dan Jita. Daerah Pronggo merupakan
Kuarter (Panggabean dan Pigram, 1989).
salah satu desa di Distrik/Kecamatan
Mimika Barat Tengah dengan ibukota
penyelidikan
Distrik/Kecamatan berada di Kapiraya
13530-13545BT dan 0415-0430 LS
(Kabupaten Mimika Dalam Angka, BPS,
(Gambar 1).
2013).
Secara
geografis
berada
pada
koordinat
lokasi
Gambar 1. Peta geologi daerah penyelidikan (modifikasi dari Panggabean dan Pigram, 1989).
Maksud dari penyelidikan ini adalah untuk
Kementerian Energi dan Sumber Daya
memperoleh
Mineral.
informasi
tentang
yang
Metode penyelidikan yang dilakukan
arah jurus dan kemiringan,
adalah menganalisis, mengkompilasi, dan
ketebalan, serta lokasi singkapan. Tujuan
mengestimasi data-data pengukuran di
dari
untuk
lapangan
daya
laboratorium.
keberadaan
meliputi
endapan
penyelidikan
mengetahui
batubara,
potensi
menjaga
batubara
adalah
sumber
dan
dan
data
hasil
analisis
memelihara
pasokan energi dimasa mendatang, serta
GEOLOGI
memperbaharui data pada Bank Data
Berdasarkan tatanan tektonik geologi
Sumber Daya Mineral dan Batubara,
regional, daerah penyelidikan merupakan
Pusat
bagian dari Cekungan Akimeugah yang
Sumber
Daya
Geologi,
dibatasi oleh Pegunungan Tengah Papua
di bagian Utara, Cekungan Bintuni
di
batuan berumur Tersier dan Kuarter.
Stratigrafi
di
daerah penyelidikan
bagian Barat dan Laut Arafura di bagian
tersusun oleh batuan sedimen berumur
selatan.
Sebagian
Perem-Holosen. Urutan formasi dari yang
cekungan
adalah
berumur
Perem-Kapur,
batuan
batuan
dasar
pra-Tersier
tertua
adalah
Formasi
Aiduna
(Pa),
dari
Batupasir Ekmai (Kue), Batuangamping
Formasi Aiduna, Formasi Kopai, Formasi
Yawee (Temy), Formasi Buru (TQbu),
Waripi, Batugamping Yawee, Kelompok
dan Endapan Aluvium (Gambar 2).
terdiri
Paniai, kemudian di atasnya diendapkan
Gambar 2. Kolom stratigrafi daerah penyelidikan
(modifikasi dari Panggabean dan Pigram, 1989).
Formasi Aiduna berumur Perem, terdiri
glokonitan,
batulanau,
dari batupasir felsparan dan mika,
batulanau
batupasir greywake, serpih, batulanau,
batulumpur, dan serpih.
konglomerat aneka batuan.
Batupasir
Ekmai
berumur
Kapur-
Paleosen, terdiri dari batupasir kuarsa
sedikit
karbonan,
batupasir,
Batugamping Yawee berumur Eosen
Tengah-Miosen Atas,
kalkarenit,
terdiri dari
biokalkarenit,
mikrit,
biomikrit, kalsirudit, sedikit batukapur,
Formasi Buru berumur Miosen Atas-
kalkarenit oolit dan kalkarenit pasiran.
Morfologi
di
penyelidikan
morfologi
perbukitan
Kuarter, terdiri dari batulumpur, serpih,
terdiri
batupasir, konglomerat aneka batuan,
bergelombang dan pedataran. Morfologi
dan batubara.
perbukitan
Fanglomerat berumur Kuarter, terdiri
dari
konglomerat,
batupasir
dan
batulumpur.
Endapan Aluvium, berumur Kuarter
dari
daerah
bergelombang
menempati
bagian utara dan timurlaut (Gambar 3)
dengan ketinggian 50-700 meter dari
permukaan
laut
(dpl).
Sungai
yang
mengalir di daerah ini mempunyai pola
aliran subparalel dengan stadium muda.
terdiri dari kerikil, pasir, lumpur.
Struktur geologi yang berkembang di
daerah penyelidikan berdasarkan data
hasil pengamatan di lapangan adalah
lipatan dan sesar naik berarah relatif
barat-timur, serta sesar geser mengiri
berarah timurlaut-baratdaya.
Daerah pedataran menempati bagian
tengah-selatan dengan ketinggian