PENYELIDIKAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH HALMAHERA DAN SEKITARNYA KABUPATEN HALMAHERA SELATAN - PROVINSI MALUKU UTARA

I.25

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

PENYELIDIKAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH HALMAHERA DAN SEKITARNYA
KABUPATEN HALMAHERA SELATAN - PROVINSI MALUKU UTARA
Oleh

Agus Maryono, ST
(Kelompok Kerja Energi Fosil)

SARI

”Penyelidikan endapan batubara di daerah Halmahera, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku
Utara adalah untuk mengetahui aspek-aspek geologi umum yang menunjang kegiatan penyediaan data
potensi sumber daya batubara.
Geologi regional daerah penyelidikan terletak diantara Cekungan Obi dan Cekungan Halmahera, sebagian
besar tersusun oleh batuan volkanik berumur Oligosen sampai Holosen, yaitu dari tua ke muda Komplek
Metamorf Sibella, Formasi Bacan, Formasi Amasing, Formasi Obit, Breksi gunung api dan lava, Batu
gamping terumbu, Aluvial.
Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa lapisan batubara ditemukan pada Fm. Amasing dimana penyebaran endapan lapisan batubara bersifat setempat (melensa), penyebaran tidak begitu luas, ditemukan di

daerah yang tinggi sudah bergeser dari tempatnya, arah sebaran Baratlaut – tenggara, menempati + 25%
lokasi penyelidikan dengan ketebalan bervariasi antara 0,30 – 2.0 meter.
Hasil analisis kimia, kualitas batubara di daerah penyelidikan menunjukan Kandungan air bebas (FM,ar)
berkisar antara 9,54% - 21,38 %; Kandungan air total (TM, ar) berkisar antara 12,05% - 25, 12%; Kandungan air terikat (M, adb) antara 2,78 % - 6,22 %; Kandungan gas terbang (VM, adb) antara 26,01 %
- 44,20 %; Karbon tertambat (FC, adb) antara 24,63 % - 43,89 %; Kandungan abu (Ash, adb) antara 5,69
% - 45,86 %; Kadar sulfur total (St, adb) antara 2,62 % - 9,06 %; Berat jenis (SG, adb) antara 1,36 – 1,80
dan Nilai kalori (CV, adb) antara 3190 kal/gr – 6539 kal/gr.
Kualitas batubara batubara di daerah penyelidikan umumnya termasuk dalam jenis batubara kalori rendah - menengah.



Total sumber daya batubara hipotetik di daerah penyelidikan adalah 3.212.944,8 ton.

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Pendahuluan
Latar Belakang
Penyelidikan batubara di daerah Halmahera, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi

Maluku Utara adalah dalam rangka pelaksanaan program kegiatan Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2011, Pusat
Sumber Daya Geologi, Bandung.
Selama ini minyak bumi merupakan produk
andalan guna memenuhi kebutuhan energi
nasional, mengingat minyak bumi sangat terbatas dan merupakan bahan yang tidak dapat
diperbaharui maka pemerintah berupaya untuk
mencari energi alternatif pengganti minyak
bumi.

Maksud Dan Tujuan
Maksud dilakukannya kegiatan penyelidikan
batubara ini adalah untuk mengetahui aspekaspek geologi umum yang menunjang kegiatan
penyediaan data potensi sumberdaya batubara.
Kegiatan penyelidikan batubara di daerah
Halmahera dan sekitarnya tujuannya untuk
mengetahui kualitas dan kuantitas batubara
serta penyebaran dan pola penyebarannya,
hal ini sangat penting untuk dilakukan guna
melengkapi data base nasional dan data sumber daya pada Pusat Sumber Daya Geologi.


Lokasi Daerah Penyelidikan
Daerah penyelidikan secara administratif termasuk dalam wilayah Kabupaten Halmahera
Selatan, Provinsi Maluku Utara, dengan ibu-

I.25

kota Kabupaten di Labuha. Secara geografis
tercakup dalam lembar peta Bacan dengan
batas koordinat 117º25’00”–117º40’00” BT dan
0º30’00”– 0º45’00” LS. Daerah penyelidikan
tercakup dalam Peta Geologi Lembar Bacan
(Aswan Yasin,. dkk., 1980) Sekala 1 : 250.000
yang dipublikasikan oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi.

Penyelidik Terdahulu
Indikasi batubara di daerah penyelidikan ini
di tunjukkan oleh adanya suatu lapisan yang
mendukung pembentukan batubara, lapisan

tersebut mengisi formasi Amasing, dengan
melihat beberapa hasil penyelidikan terdahulu
salah satunya pada Peta Geologi Lembar Bacan
oleh aswan Yasin, 1980 hasil publikasi Puslitbang Geologi Bandung, menginformasikan
formasi pembawa batubara di daerah ini yaitu
Formasi Amasing yang berumur Miosen Awal.
Pada Formasi Amasing ini endapan batubara
telah ditemukan dan terangkum dalam “Stratigraphic Lexicon Of Indonesia” oleh Bakti dkk,
bahwa Formasi Amasing terisi oleh batupasir,
napal, batubara, napal pasiran dan batupasir gampingan. Dengan adanya informasi ini
diharapkan penyebaran lapisan batubaranya
dapat diketahui.

Geologi regional
Geologi daerah penyelidikan meliputi tektonik
dan fisiografi, struktur geologi dan stratigrafi
regional termasuk penamaan formasi mengacu
pada Peta Geologi Lembar Sangatta dengan

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011


BUKU 1 : BIDANG ENERGI

sekala 1 : 250.000 ( Sukardi,N. Sikumbang,I.
Umar dan R.Sunaryo, 1995 ), Publikasi Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi,
Fisiografi Lembar Sangatta secara umum termasuk dalam Cekungan Kutai yang dibatasi
oleh Cekungan Tarakan di bagian Utara, Cekungan Pasir di bagian Selatan Cekungan Barito di
bagian Barat dan di bagian Timur dibatasi oleh
Selat Makasar. Secara fisiografi dicirikan oleh
dataran dan kelompok perbukitan bergelombang sampai pegunungan.

Morfologi
Berdasarkan kenampakan bentuk bentang
alam daerah penyelidikan secara umum dapat
dibedakan atas tiga satuan morfologi yaitu ;
• Satuan morfologi pedataran
• Satuan morfologi perbukitan bergelombang
• Satuan morfologi perbukitan berlereng terjal
perbedaan ketinggian antara lembah dan puncak bukit berkisar antara 25 – 850 meter dpl

dengan kemiringan lereng 10º - 45º. Arah lembah dan punggungan umum nya berarah Barat
Laut – Tenggara.
Sungai dan anak sungai umumnya memperlihatkan pola paralel bentuk umum cenderung
sejajar, berlereng sedang-agak curam, dipengaruhi struktur geologi, terdapat pada
perbukitan yang memanjang dipengaruhi perlipatan, merupakan transisi pola dendritik dan
trelis.

Stratigrafi
Tataan stratigrafi yang terdapat di daerah
penyelidikan terdiri atas batuan yang mempunyai kisaran umur dari Tersier – Kuarter.
Dengan mengacu pada Peta Geologi Lembar
Bacan, maka di daerah penyelidikan terdapat 7
formasi batuan dimana urutannya dari tua ke
muda adalah sebagai berikut :
• Komplek Metamorf Sibela (Ks) ;
Tersusun oleh Sekis klorit, sekis epidot-klorit,
sekis hornblenda, sekis silimanit, sekis tremolit-aktinolit, sekis mika-yakut, dan genes
epidot-klorit, terdapat retas granodiorit, diorit
dan basal dalam satuan ini, mungkin retasretas ini yang menyebabkan pemineralan,
di lokasi tertentu terdapat batuan ultrabasa

dengan penyebaran tidak begitu luas, tetapi
Komplek Metamorf Sibela ini merupakan
lokasi terluas di lokasi penyelidikan menempati
bagian selatan lokasi penyelidikan.
• Formasi Bacan (Tomb) :
Merupakan batuan gunungapi terdiri dari breksi
dan lava, dengan sisipan tufa pasiran, batulempung dan batupasir; sebarannya sangat luas
di P. Bacan. Breksi berkomponen andesit yang
terpropilitkan, berukuran 10 - 50 cm, menyudut
tanggung sampai bersudut, kompak dengan
masa dasar tufa; setempat terdapat komponen
yang membundar, membentuk konglomerat.
Lava berupa andesit terpropilitkan, berwarna
kelabu tua sampai kehijauan; sering dijumpai
barik kalsit dan kuarsa; dibeberapa tempat
terdapat lava andesit bertekstur bantal. Sisipan tufapasiran, batulempung dan batupasir

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.25


BUKU 1 : BIDANG ENERGI

umumnya berlapis baik, menempati bagian
utara lokasi penyelidikan.
• Formasi Amasing (Tma) :
Terdiri dari batupasir tufaan berselingan
dengan batulempung dan napal, bersisipan
batugamping. Batupasir tufaan berwarna berwarna kelabu kehijauan, berpilahan sedang,
berkomponen terutama kuarsa, feldspar dan
sedikit mineral bijih, bermasa dasar tufa.

sebagian berongga ; berupa bongkah-bongkah
berukuran 3 – 8 m; Lava terdiri dari andesit
biotit, kelabu, jika lapuk berwarna kelabu kemerahan. Terdapat bongkah-bongkah andesit
amfibol, kelabu. Breksi gunungapi berkomponen andesit amfibol, sebagian berongga,
berukuran 2 – 20 cm, berwarna kelabu kemerahan, bermasa dasar tufa agak kompak.
Singkapan banyak ditemukan di Sungai Lemolemo.
• Batugamping Terumbu (Ql) :


Batu lempung dan napal berwarna kehijauan,
agak kompak, mengandung banyak fosil
foraminifera plankton. Tersingkap di Sungai
Mambiya.
• Formasi Obit (Tmpo) :
Merupakan batuan gunungapi terdiri dari breksi
dengan sisipan tufa pasiran dan batulempung
tufaan. Breksi berkomponen andesit piroksin
dan basal berwarna kelabu muda sampai kehitaman; berdiameter 10 - 50 cm, mmenyudut
sampai membundar tanggung; masa dasar
tufa pasiran agak mudah hancur. Sisipan tufa
pasiran dan batulempung tufaan ketebalannya10 -20 cm, berwarna kuning kecoklatan.
Singkapan tersebar di pulau obit dan sekitarnya. Hubungan dengan batuan yang lebih tua
(Tomb) tidak selaras. Formasi Obit ini terletak
di bagian kiri tengah likasi penyelidikan.


Batuan Gunungapi Holosen (Qhp) ;

Merupakan hasil vulkanik terdiri dari piroklastika dan lanau bersifat andesit membentuk

kerucut gunungapi. Lava umumnya berkomposisi andesit piroksen, berwarna kelabu tua,

I.25

Batugamping terumbu dan breksi batugamping, berwarna putih kekuningan sampai kuning
kecoklatan; setempat dijumpai cangkang
moluska. Di beberapa tempat terlihat undak
hasil pengangkatan. Tersingkap di dasar sungai
Lokasi BCN-12 dan tersingkap di daerah pantai.
• Aluvium (Qa) :
Endapan aluvium tersebar di bagian Tengah
- Selatan daerah penyelidikan, terutama didaerah dataran pantai dan dataran rendah lainnya.
Litologinya terdiri atas material lepas kerikil,
pasir, lanau, batugamping dan batupasir. Singkapan dapat dilihat di sungai amasing kali.

Struktur Geologi
Struktur yang berkembang di daerah penyelidikan berupa perlipatan. Struktur lipatan
tersebut membentuk sinklin berarah utara
- selatan. Adapun sesar-sesar ataupun kekarkekar yang ada disekelilingnya yang dimensinya
lebih kecil disimpulkan sebagai sesar lokal

yang terbentuk akibat adanya sesar yang utama

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

dan terbentuk kemudian.
Berdasarkan pengukuran di lapangan pada
singkapan batuan arah strike memperlihatkan
Barat Laut - Tenggara dengan kemiringan ke
arah Timur Laut berkisar antara 200 samapai
400.
Perubahan struktur di daerah penyelidikan ini
tidak lepas pula dari kegiatan-kegiatan vulkanik.

KEGIATAN PENYELIDIKAN
Penyelidikan Lapangan
Kegiatan penyelidikan diutamakan pada pemetaan geologi permukaan dengan cara mencari
singkapan-singkapan batuan, khususnya batubara. Kegiatan ini dilakukan dengan menyusuri
sungai, menyusuri jalan setapak, merintis serta
memanfaatkan akses jalan yang sudah ada bila
memang pencapaiannya dapat memperingan
pekerjaan. Semua temuan singkapan diukur
kedudukan lapisan nya dan diplot pada peta
dasar sekala 1 : 50.000.

Pengumpulan Data Primer
Penyelidikan batubara dilakukan melalui
pemetaan permukaan (surface mapping) yaitu
dengan mengamati ciri-ciri fisik batuan (batubara khususnya), Floating lokasi singkapan,
pengukuran kedudukan lapisan, ketebalan,
penyebaran, dan tebal tanah penutup overburden (OB), juga dilakukan penelitian roof,
floor, parting dan key bed untuk mengetahui

pelamparan batubara serta pengambilan conto
(sampling). Survei dilakukan dengan menyusuri
aliran-aliran sungai dan jalan untuk mencari
singkapan-singkapan batubara (outcrop), yang
kelak data-data ini akan digunakan dalam
penentuan seam dan korelasi singkapan batubara.

Analisis Laboratorium
Analisis laboratorium dilakukan guna mengetahui kualitas batubara. Metode Analisis
yang dilakukan adalah analisis kimia dan analisis fisika, Analisis Kimia meliputi : Analisis
Proksimat ini dilakukan untuk menentukan
kandungan air, zat terbang, karbon padat, dan
kadar abu, sedangkan Analisis Ultimat dilakukan untuk menentukan kandungan unsur kimia
pada batubara seperti : karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, unsur tambahan dan juga
unsur jarang.
Analisis Fisika yang dilakukan adalah Petrografi. Analisis petrografi ini dilakukan melalui
sayatan poles di bawah mikroskop sinar fluorescence. Hasil analisa ini digunakan untuk
mengetahui kelimpahan material organik dan
kelompok maseralnya. Berdasarkan analisa
ini dapat diketahui apakah batubara tersebut
memiliki kandungan organik yang banyak dan
apakah kandungan organiknya tersebut sesuai.
Selain itu analisa ini juga dapat digunakan
untuk mengetahui tingkat kematangan batuan
melalui reflektansi vitrinit.
Conto yang dianalisa adalah conto-conto yang
diambil dari daerah Menamang Kanan dan
sekitarnya, yang di anggap cukup mewakili
keberadaan conto batubara di daerah penye-

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.25

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

lidikan.

HASIL PENYELIDIKAN
Potensi Endapan Batubara
Indikasi batubara di daerah penyelidikan ini di
tunjukkan oleh adanya formasi pembawa batubara yaitu Formasi Amasing, berdasarkan data
yang ditemukan di lapangan, batubara terdapat
pada Formasi Amasing, terletak di bagian tengah lokasi penyelidikan, secara umum lapisan
batubara menempati + 25% lokasi penyelidikan
menampakan batubara secara megaskopis
berwarna hitam, getas, terang sampai kusam,
ringan sampai agak berat. Hal ini kemungkinan bahwa batubara yang terdapat di lokasi
penyelidikan mempunyai kualitas yang rendah
sampai menengah.

I.25

dianalisis kimia, batubara tersebut memiliki
nilai kalori berkisar antara 3190 - 6539 kal/gr
dengan nilai rata-rata 4172 kal/gr maka dapat
diklasifikasikan sebagai batubara ber-kalori
rendah. Parameter lain yang dapat diamati
adalah kandungan air total (TM) pada conto
batubara tersebut berkisar antara 12,05 – 25,12
% serta kadar belerang total (St) yang tinggi
berkisar 2,62 – 9,06 %.
Pada BCN-01 terlihat perbedaan yang cukup
tinggi pada unsur karbon, sedangkan unsur
lain seperti kadar abu, air, sulfur sangat rendah sehingga memiliki nilai kalori yang tinggi,
bila dibandingkan dengan conto-conto lain hal
ini adalah kebalikan nya, dengan kadar karbon yang rendah maka unsur lain nya seperti
kadar air, abu dan sulfur tinggi kandungan nya
sehingga mempunyai nilai kalori yang rendah.

Sebaran Batubara

Sumber Daya Batubara

Dari hasil pengolahan data singkapan batubara,
lapisan batuan serta aspek geologi lainnya yang ditemukan di lapangan diperkirakan
bahwa pada Formasi Amasing terdapat 3 (tiga)
lapisan batubara masing-masing diberi notasi
lapisan 01, 02, dan 03. Lapisan-lapisan tersebut memanjang berarah Barat Laut – Tenggara.
Keterdapatannya setempat-setempat dengan ketebalan 0,5 – 2 m berada pada puncak
gunung dan bukit-bukit, hal ini dimungkinkan
lapisan batubara tersebut bersifat spotting
tidak ada tanda-tanda perlapisan yang menerus
serta penyebaran batubara yang tidak luas.

Melihat hasil penyelidikan di atas dan mengacu
pada Klasifikasi Sumber daya dan Cadangan
Batubara Standar Nasional Indonesia (SNI)
amandemen 1–SNI 13–5014–1998 dari Badan
Standarisasi Nasional maka, sumber daya
batubara di daerah Halmahera dapat dikelompokan kedalam sumber daya hipotetik dengan
kriteria perhitungan adalah sebagai berikut :

Kualitas Batubara

• Tebal lapisan batubara yang dihitung adalah
tebal terukur dari lokasi batubara pada titik
koordinat singkapan dengan kriteria untuk
batubara energi rendah ketebalan minimal
1 m dan untuk batubara energi tinggi ketebalan minimal 0,4 m.

Dari hasil lima conto batubara yang telah

• Panjang sebaran ke arah jurus atau jarak

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

terjauh dari titik singkapan dibatasi sampai
1.000 m, sehingga total panjang sebaran
kedua arah yang berlawanan dari satu titik
informasi mencapai 2.000 m.

SD : Sumber Daya
P : Panjang strike penyebaran batubara (m)
T : Tebal Batubara

• Besar sudut kemiringan lapisan yang dipakai adalah besar sudut kemiringan yang
terukur pada masing-masing singkapan.
• Apabila besar sudut kemiringan pada lokasi
singkapan kurang jelas maka digunakan
sudut kemiringan dari titik informasi lain
yang terdekat.
• Lebar yang dihitung kearah kemiringan
dibatasi sampai kedalaman 100 m, rumus
yang digunakan untuk menghitung lebar
adalah L = 50, 100 atau 150/sina
( L = lebar; = batas kedalaman sampai 100 m;
a = besar sudut kemiringan lapisan batubara ).
• Berat jenis yang digunakan adalah berat
jenis dari hasil analisis, dengan catatan
apabila berat jenis di titik informasi tidak
diketahui, digunakan berat jenis dari titik
informasi lain yang terdekat.
• Rumus untuk menghitung sumber daya
adalah :

Bj : Berat jenis batubara (1,3)
Dd : Down dip / Lebar batubara kearah kemiringannya berdasarkan cross section
Berdasarkan rumus perhitungan di atas maka
sumber daya batubara daerah Halmahera dan
sekitarnya sebasar 3.212.944,8 ton. (Tabel 1)

Prospek Pemanfaatan Dan Pengembangan Bahan Galian
Dilihat dari segi kualitas batubara tersebut termasuk batubara yang mempunyai nilai kalori
rendah, dengan jumlah dan kualitas yang ada
batubara di daerah penyelidikan masih kurang
potensial untuk ditambang dan perlu di kaji
lebih lanjut guna mendapatkan hasil yang maksimal, hal itu kemungkinan dilakukan dengan
cara menindak lanjuti penyelidikan mengenai
batubara secara detail.

KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN :

Sumber Daya = Panjang (m) x Tebal (m) x Lebar
(m) x Berat Jenis ( ton/m3).
Atau dirumuskan sebagai berikut ;
SD = P x t x Dd x Bj
Keterangan :

• Secara geologi daerah penyelidikan berada
di tengah antara Cekungan Obi bagian Utara
dan Cekungan Halmahera bagian selatan.
• Formasi pembawa batubara yang potensial di daerah penyelidikan adalah Formasi
Amasing yang berumur Miosen Awal – Ten-

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.25

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

gah.
• Berdasarkan hasil penyelidikan terdapat
tiga lapisan batubara yang ada pada Formasi Amasing dengan arah penyebaran
Barat Laut – Tenggara dan arah kemiringan
ke Timur laut, berkisar 35º - 45º memotong
sinklin yang mempunyai sumbu berarah
hampir Utara – Selatan.
• Sumberdaya batubara daerah Halmahera
dan Sekitarnya secara keseluruhan adalah
sebesar 3.212.944,8 ton yang digolongkan
sebagai sumberdaya hipotetik yang terbagi
dalam tiga lapisan batubara.

hui potensi endapan batubara di seluruh
Indonesia, khusus nya di wilayah Indonesia bagian timur merupakan hal yang
wajib dilakukan guna melengkapi data
base nasional dan mendukung program
pemerintah untuk mengetahui potensi
sumberdaya batubara yang ada di wilayah
Timur Indonesia.
• Guna mengetahui batubara yang ada di
lokasi penyelidikan perlu adanya penyelidikan lanjut, mengingat di kedalaman
tertentu menurut penyelidik terdahulu terdapat batubara yang sangat tebal.

DAFTAR PUSTAKA
• Prospek dan pengembangan batubara di
wilayah penyelidikan masih harus dikaji
lebih dalam sebab kalau mengacu pada
hasil penyelidikan saat ini Prospek dan
pengembangan batubara masih kurang
menguntungkan, hal ini dilihat dari penyebaran yang tidak begitu luas dan secara
megaskopis batubara nya sendiri lebih terlihat pada kelas batubara berkalori rendah.
• Beberapa hal yang mempengaruhi perkembangan batubara di daerah Halmahera
adalah faktor pengendapan yang dipengaruhi oleh tingkat pengotor yang tinggi, hal
ini bisa dikarenakan gejala tektonik pada
masa pembentukan batubara tersebut,
hal ini juga yang menyebabkan mengapa
batubara di daerah penyelidikan kurang
berkembang.

Bemmelen, RW. van, 1949, “The Geology of
Indonesia”, volume I-A, I-B. Governmen Printing
Office, The Haque.
Aswan Yasin, 1980 Peta Geologi Lembar Bacan
Sekala 1 : 250.000, Maluku Utara – PPPG, Bandung.
Bakti dkk,2003, Stratigraphic Lexicon Of Indonesia.
Darman H., and Hasan Sidi F., 2000, An Outline
of The Geology Of Indonesia, Published by IAGI2000, pp 131-140.
Geoservice Report No.10.151, 1980; Recent
Development in Indonesia Coal Geology, (Unpublished).

SARAN :
• Penyelidikan-penyelidikan untuk mengeta-

I.25

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Gambar 1. Peta Lokasi Penyelidikan Daerah Halmahera Selatan dan Sekitarnya.
KORELASI SATUAN BATUAN

Lokasi Penyelidikan

Gambar 2. Peta Geologi Regional Daerah Halmahera dan Sekitarnya.
(diadopsi dari Peta geologi Lembar Bacan, Aswan Yasin 1980)

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.25

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Gambar 3. Peta Geologi dan Sebaran Batubara Daerah Halmahera.

I.25

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Gambar 4. Kolom Stratigrafi Daerah Penyelidikan.

Tabel 1. Perhitungan Sumber Daya Batubara Halmahera dan sekitarnya.

Lebar
(m)

BJ

SD (ton/m3)

1,7

175,44

1,3

775.444,8

4.000

2

156,25

1,3

1.625.000

2.000

2

156,25

1,3

812.500

Lap. Batubara

Panjang
(m)

Tebal
(m)

LAP –I

2.000

LAP – II
LAP – III

Total Sumber Daya Hipotetik

3.212.944,8

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.25

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Tabel 2. Hasil Analisis Kimia Pada Lima Conto Batubara.

Koreksi : Kode conto BCM = BCN (perbedaan pengetikan).

Tabel 3. Hasil Analisis Petrografi Pada Lima Conto Batubara.

I.25

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011