Prospeksi Unsur Tanah Jarang Rare Earth Elements (REE) Di Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah

PROSPEKSI UNSUR TANAH JARANG/RARE EARTH ELEMENTS (REE)
DI KABUPATEN BANGGAI PROVINSI SULAWESI TENGAH
Oleh : Kisman, KPP Mineral Logam
SARI
Unsur tanah jarang (UTJ) atau rare earth elements (REE) saat ini merupakan isu
yang lebih heboh karena sering dibicarakan orang. Pembicaraan UTJ tidak terlepas dari
manfaatnya yang hampir setiap orang mengenal bahkan menggunakan barang hasil industri
berteknologi tinggi dari sumber bahan baku UTJ. Sumber bahan baku untuk pasokan bagi
industri ini yang menjadi target agar Indonesia turut berperan sebagai subjek di era serba
teknologi canggih.
Berpijak pada keinginan berperan sebagai subjek dan mengingat institusi pemerintah
yang tugas dan fungsinya sebagai pusat penyedia informasi mineral bahan tambang, maka
pada tahun anggaran 2014 melakukan prospeksi salah satunya adalah UTJ. Prospeksi UTJ
dilakukan di daerah Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah. Tujuan prospeksi di
Kabupaten Banggai adalah untuk mengetahui indikasi keterdapatan UTJ dalam tanah laterit
batuan ultrabasa.
Prospeksi dilakukan di dua tempat berbeda yaitu Kecamatan Masama dan
Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai. Kedua daerah tersebut secara berurutan menjadi
daerah prospeksi Blok-1 dan Blok-2 yang sama-sama bekas tambang terbuka. Daerah Blok1 baru sebagian kecil yang dieksploitasi, sedangkan di Blok-2 merupakan pascatambang
yang sudah direklamasi. Daerah Blok-1 tanah laterit insitu masih luas adapun di Blok-2
sebagian besar berupa saprolit dan batuan dasar.

Pengambilan conto tanah dengan metoda channel sampling dan tanah horizon B
serta chip sampling untuk batuan. Keterdapatan UTJ dalam endapan laterit batuan ultrabasa
umumnya didominasi oleh unsur Ce, Pr dan Gd meskipun besarnya kadar masih dalam
kisaran angka dua digit dalam satuan ppm. Sebanyak 12 jenis UTJ seluruhnya dalam conto
tanah dengan kadar dibawah 10 ppm bahkan nol, kecuali Ce, Pr dan Gd sebagaimana
dikemukakan dimuka. Karakteristik khusus unsur Ce memiliki kecenderungan menurun
dalam channel dari permukaan sampai ke lapisan saprolit. Kadar Ce dibawah 10 ppm
bahkan nol jika conto berasal dari saprolit atau batuan dasar.
Kata kunci : nikel laterit, saprolit, ultrabasa, unsur tanah jarang
untuk keragaman dan pengembangan

PENDAHULUAN
Investasi

aplikasi teknologi tinggi (Keith R., 2010).

di bidang eksplorasi

Produk dari industri berteknologi tinggi


mineral untuk unsur tanah jarang (UTJ)

sudah dipakai oleh hampir sebagian besar

atau rare earth elements (REE) sudah

orang Indonesia di perkotaan sampai

lama dilakukan oleh negara-negara maju

pedesaan. Salah satu produk yang dipakai

karena kegunaannya sebagai bahan baku
industri

berteknologi

tinggi.

oleh kebanyakan orang adalah perangkat


Meskipun

alat komunikasi seluler yang sebagian

kebutuhan industri terhadap UTJ relative

komponennya berasal dari UTJ.

kecil dalam tonase, tetapi sangat penting

1

di

sampling dan tanah horizon B serta chip

Indonesia merupakan bagian dari tugas

sampling untuk batuan. Untuk mengetahui


Pusat Sumber

kandungan UTJ dilakukan analisis kimia

Pencarian

UTJ

pada

UTJ

Daya Geologi. Prospeksi
tahun

dilaksanakan
Masama

sumber


di

dan

anggaran

daerah

dengan metoda ICP MS.

2014

Kecamatan

Kecamatan

GEOLOGI DAERAH PENYELIDIKAN

Pagimana


Morfologi daerah prospeksi terbagi

Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi
Tengah

(Gambar

kecamatan

1).

tersebut

Wlayah

menjadi dua kategori yaitu perbukitan

kedua


sebagian

bergelombang

tempat

rendah

pedataran.

kedudukan tanah laterit batuan ultrabasa.

Bukit

Endapan tanah laterit hasil oksidasi pada

memanjang berarah timur-barat. Sebelah

batuan


ultrabasa

utara berbatasan dengan sesar normal

logam

nikel

kandungan

merupakan

diduga
UTJ.

sumber

terdapat

Untuk


daerah

dan

penyelidikan

Blok-1

yang memisahkan kepala burung. Daerah

juga

Blok-1

mengetahui

ditempati

oleh


satuan

batuan

keterdapatan UTJ dalam tanah laterit

ultrabasa, gamping dan gabro (Gambar 2).

dilakukan

Daerah

pengambilan

conto

dengan

penyelidikan Blok-2 merupakan


metoda channel sampling sampai lapisan

bukit yang berbatasan langsung dengan

saprolit pada diding tambang terbuka dan

dataran rendah di bagian utara sampai

tanah horizon B.

pantai utara. Daerah Blok-2 ditempati oleh
satuan batuan ultrabasa dan gamping

Tulisan ini dimaksudkan sebagai

(Gambar 3).

bahan masukan bagi pengambil kebijakan

Susunan

dalam pengelolaan sumberdaya mineral

stratigrafi

bahwa dalam penambangan laterit nikel

penyelidikan

masih terdapat kandungan UTJ untuk

termasuk dalam satuan batuan ultrabasa

dipertimbangkan dalam skala produksi.

secara homogen. Kemiringan lereng yang

Pertimbangan itu menjadi penting karena

mendukung untuk terjadinya pelapukan

merupakan bagian dari optimalisasi dalam

yang cukup intensif sehingga lapisan

pemanfaatan sumberdaya alam.

tanah lateritnya cukup tebal. Lapisan atas

yang

pengamatan

sekali

karena

sebagai tanah penutup adalah tanah

METODOLOGI
Metoda

sederhana

daerah

dilakukan
geologi

berwarna coklat tua kehitaman, umumnya

adalah

disebut sebagai iron cap atau limonitik

konvensional,

karena biasanya kadar besi (Fe) lebih

pengambilan conto tanah dengan channel

tinggi

2

dibandingkan

dengan

kadar

nikelnya. Lapisan laterit nikel atau bijih

conto batuan dari daerah Blok-1 terdapat

nikel laterit umumnya berwarna coklat

tiga unsur REE dari Blok-2 sebanyak tujuh

kemerahan atau coklat kekuningan. Pada

unsur

zona

pengujian

lapisan

meningkat

ini

biasanya

sedangkan

kadar

Fe

Ni

menurun,

daerah

geologi

penyelidikan

di

unsur

juga

lithium

dilakukan

dimaksudkan

batuan ultrabasa. Adapun unsur nikel,

setempat

baik

REE

untuk mengetahui kandungannya didalam

ketebalan lapisan sangat bervariasi.
Struktur

Selain

di

kromit dan kobal dimaksudkan untuk

Blok-1

mengetahui

seberapa

besar

maupun Blok-2 berupa sesar normal.

kandungannya di daerah Blok-1 dan Blok-

Beberapa

2 karena merupakan unsure yang umum

tempat

teramati

adanya

perlipatan dan pengangkatan sehingga

terdapat dalam laterit/batuan ultrabasa.

jejak perlapisan yang ada memiliki jurus
dan

kemiringan

N360oE/30o.

yang

Mineralisasi

sangat
di

Hasil analisis conto tanah daerah

jelas

Blok-1 dan Blok-2 selengkapnya dalam

daerah

bentuk

peta

sebaran

conto

disajikan

penyelidikan baik di Blok-1 maupun Blok-2

berturut-turut pada Gambar 4 dan Gambar

terjadi karena proses pelapukan residu

5. Adapun hasil analisis conto batuan dari

lateritisasi. Teramati pada bagian zona

Blok-1 dan Blok-2 dalam bentuk peta

saprolit bahwa terjadi rekahan/pecahan

sebaran masing-masing pada Gambar 6

yang terisi oleh mineral garnierit dan silikat

dan Gambar 7.

lainnya. Batuan peridotit terubah menjadi

PEMBAHASAN

serpentinit.

Hasil analisis kimia conto tanah

ANALISIS DAN HASIL

laterit sumuran disajikan dalam bentuk

Analisis kimia conto tanah dan

profil dengan nomor urut diawali dari

batuan untuk menguji kandungan UTJ dan

permukaan sampai lapisan saprolit. Nomor

unsur nikel, kromit, kobal dan lithium.

conto

Unsur nikel dan kromit pada conto tanah

kedalaman per meter dari permukaan.

dalam satuan persen (%), sedangkan

Beberapa lokasi conto dalam pembahasan

pada conto batuan seluruhnya dalam

salah

satuan ppm. Hasil uji laboratorium conto

prospeksi

tanah dari daerah Blok-1 terdapat 12

memudahkan

unsur REE dan dari Blok-2 sebanyak

membaca kandungan unsur yang tertera

sembilan unsur. Sedangkan hasil analisisi

dalam profil sumuran yanag berurutan dari

3

mencerminkan

satu

untuk

Blok-1

nomor

mewakili

(Gambar

cara

urut

daerah

8).

mengetahui

Untuk
dan

Gambar 8. Profil sumuran lokasi conto
LM14-01S1-9 dengan analisis kimia
berturut-turut
Co/Ni/Cr/Li/Ce/Dy/Gd/La/Lu/Nd/Pr/Sm/T
b/Tm/Y/Yb kadar dengan satuan ppm
kecuali Ni dan Cr dalam % (123.097, 0.80416)

atas ke bawah, maka dibantu dengan
grafik pada Gambar 9 – Gambar 13.
Dalam Gambar 9 kandungan unsur
Ce

cenderung

turun

sejalan

dengan

bertambahnya kedalaman tanah laterit dari
puncak 140 ppm. Ini menunjukkan bahwa
keterdapatan Ce lebih cenderung pada
lapisan laterit permukaan yang masih kaya
dengan

oksida

besinya.

Unsur

Gd

cenderung naik landai dan lebih ke bawah
fluktuasi secara drastis tidak homogen.
Gambar 10 menunjukkan kedua unsur La
dan

Lu

turun

selaras

dengan

bertambahnya kedalaman. Penurunan La

Gambar 9. Grafik kandungan Ce dan Gd

dari puncak 54 ppm lebih curam hingga ke

pada profil laterit LM14-01S1-9

lapisan saprolit tidak ada lagi karena
angka menunjukan nol, sedangkan Lu
meski kadar maksimal dibawah 10 ppm
ada kenaikan sangat landai dan pada
lapisan saprolit tidak ada.

Gambar 10. Grafik kandungan La dan
Lu pada profil laterit LM14-01S1-9
Gambaar 11 menunjukkan Nd dan Pr
kadarnya fluktuasi dari permukaan. Unsur
Nd dari puncak 54 ppm turun-naik dan
akhirnya

nol

di

lapisan

saprolit.

Sedangkan unsur Pr dari awal 82 ppm
membentuk gelombang pada kedalaman 5 m naik ke 88 ppm dan akhirnya pada
posisi 10 ppm di lapisan saprolit.

4

Gambar 11. Grafik kandungan Nd dan

Gambar 12. Grafik kandungan Sm dan

Pr pada profil laterit LM14-01S1-9

Tb pada profil laterit LM14-01S1-9

Pada Gambar 12 menunjukkan unsur Sm
dari puncak 22 ppm turun fluktuasi dan
berakhir pada kedalaman 7 meter. Unsur
Tb bergelombang rendah dari awal 6 ppm
dan berakhir pada kedalaman 7 meter.
Gambar 13 menunjukkan bahwa ketiga
unsur Dy, Tm dan Yb kadarnya dibawah
10 ppm, ketiganya memiliki kadar tertinggi

Gambar 13. Grafik kandungan Dy,Tm

pada kedalam antara 5-6 m.

dan Yb pada profil laterit LM14-01S1-9

Salah satu lokasi conto profil untuk
mewakili

daerah

prospeksi

Blok-2

(Gambar 14). Untuk memudahkan cara
mengetahui dan membaca kandungan
unsur yang tertera dalam profil sumuran
yanag berurutan dari atas ke bawah, maka
dibantu dengan grafik pada Gambar 15 –
Gambar 17.

Gambar 14. Profil sumuran lokasi conto
LP14-20S1-5 dengan analisis kimia
berturut-turut
Co/Ni/Cr/Li/Ce/Dy/Gd/La/Lu/Nd/Pr/Sm/T
b/Tm/Y/Yb kadar dengan satuan ppm
kecuali Ni dan Cr dalam % (122.616, 0.81333)
Dalam Gambar 15 menunjukkan
kandungan unsur Ce cenderung turun

5

selaras dengan bertambahnya kedalaman
tanah laterit dari puncak 44 ppm. Ini
menggambarkan

bahwa

Ce

lebih

cenderung terdapat pada lapisan laterit
permukaan yang masih kaya dengan
oksida

besinya.

Unsur

Gd

dan

Pr

cenderung naik bersama-sama hingga
lebih dari 60 ppm dan turun secara drastis

Gambar 16. Grafik kandungan unsur Li

hingga kedalaman lima meter.

dalam LP14-20S1-5

Gambar 16 menunjukkan kedua
unsur

Li

turun

selaras

Pada Gambar 17 di atas, kandungan Ni

dengan

dan Cr cenderung naik selaras dengan

bertambahnya kedalaman. Penurunan Li

bertambahnya kedalaman

dari puncak 38 ppm lebih curam hingga ke

perubahan dari jenis tanah mengandung

lapisan saprolit hingga menunjukan angka

magnesium silikat ke tanah laterit dan

3

saprolit. Kadar Ni naik sampai 2.26% pada

ppm.

Kadar

Li

cukup

tinggi

dan karena

dibandingkan pada titik-titik lokasi lainnya,

kedalaman

hal ini diduga karena keadan lapisan yang

kenaikannya sampai kurang dari 1.5%.

berkenaan
magnesium

dengan
silikat

jenis

5

m,

sedangkan

Cr

mineral

sebagaimana

hasil

analisis XRD yang sejenis dengan lapisan
ini di titik yang lain. Keadaan menurun
sejalan dengan bertambahnya kedalaman
dan perubahan jenis batuan.

Gambar 17. Grafik kandungan Ni, Cr
dalam LP14-20S1-5
KESIMPULAN
1.

Keterdapatan UTJ di dalam tanah
laterit pada batuan ultrabasa di daerah
prospeksi Blok-1 dan Blok-2 secara

Gambar 15. Grafik kandungan unsur

umum menunjukkan kandungan yang

Ce, Gd dan Pr dalam LP14-20S1-5

relatif rendah. Pada sejumlah lokasi

6

conto menunjukkan kandungan UTJ

memberikan

dalam tanah laterit kearah kedalaman

terhadap makalah ini sehingga dapat

menunjukkan

diterbitkan.

kadar

kecenderungan

menurun mendekati lapisan saprolit.
Dengan

demikian,

kandungan

Anonim, 2014, Prospeksi Unsur Tanah
Jarang/Rare Earth Elements (Ree)
di Kabupaten Banggai Provinsi
Sulawesi Tengah, Pusat Sumber
Daya Geologi, Bandung.

mengalami proses lateritisasi.
2. Berdasarkan keterdapatan jenis UTJ di

Castor, B. dan James B. Hedrick, 2006.
Rare Earth Elements, in Kogel, et al
eds., 2006, Industrial Minerals and
Rocks, 7th edition, Society for Mining,
Metallurgy, and Exploration, Inc., p.
769-792.

dalam conto batuan saprolit/ultrabasa
menunjukkan variasi jenis unsur yang
terbatas, tidak seperti di dalam tanah
laterit yang dapat mencapai 12 jenis

Keith R. Long, Bradley S. Van Gosen,
Nora K. Foley and Daniel Cordier,
2010, The Principal Rare Earth
Element Deposits of the United
States—A Summary of Domestic
Deposits
and
a
Global
Perspective,
U.S.
Geological
Survey, Reston, Virginia.

UTJ meskipun kadarnya rendah. Hal ini
ada

pertambahan jumlah jenis unsur UTJ
pada batuan yang mengalami proses
laterisasi.
3. Jenis UTJ yang selalu hadir terdapat

Rusmana E., Koswara A. dan Simanjuntak
T.O., 1993, Peta Geologi Lembar
Luwuk, Sulawesi, Sekala 1:
250.000, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung.

dalam tanah laterit maupun batuan di
semua

lapisan

channel

sampling

adalah Gd dan Pr sedangkan untuk Ce

Surono,T.O.Simanjuntak.R.L.Situmorang
dan Sukido., 1993, Peta Geologi
Lembar Batui, Sulawesi, Sekala 1:
250.000, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung.

dominan di dalam tanah laterit dan
trend menurun mendekati saprolit.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis ucapkan
terima kasih kepada editor

koreksinya

DAFTAR PUSTAKA

ada pengayaan UTJ pada batuan yang

bahwa

dan

UTJ

meningkat pada zona lateritisasi atau

mengindikasikan

saran

yang telah

7

Gambar 1. Peta lokasi daerah prospeksi di Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi
Tengah terdiri dari Blok-1 (Kecamatan Masama) dan Blok-2 (Kecamatan Pagimana)

8

Gambar 2. Peta geologi daerah prospeksi Blok-1

9

Gambar 2. Peta geologi daerah prospeksi Blok-2

10

Gambar 4. Peta lokasi conto tanah dan hasil analisis kimia unsur daerah prospeksi Blok-1

11

Gambar 5. Peta lokasi conto tanah dan hasil analisis kimia unsur daerah prospeksi Blok-2

12

Gambar 6. Peta lokasi conto batuan dan hasil analisis kimia unsur daerah prospeksi Blok-1

13

Gambar 7. Peta lokasi conto batuan dan hasil analisis kimia unsur daerah prospeksi Blok-2

14