Prospeksi Unsur Tanah Jarang Rare Earth Elements (REE) Di Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah
PROSPEKSI UNSUR TANAH JARANG/RARE EARTH ELEMENTS (REE)
DI KABUPATEN BANGGAI PROVINSI SULAWESI TENGAH
Oleh : Kisman, KPP Mineral Logam
SARI
Unsur tanah jarang (UTJ) atau rare earth elements (REE) saat ini merupakan isu
yang lebih heboh karena sering dibicarakan orang. Pembicaraan UTJ tidak terlepas dari
manfaatnya yang hampir setiap orang mengenal bahkan menggunakan barang hasil industri
berteknologi tinggi dari sumber bahan baku UTJ. Sumber bahan baku untuk pasokan bagi
industri ini yang menjadi target agar Indonesia turut berperan sebagai subjek di era serba
teknologi canggih.
Berpijak pada keinginan berperan sebagai subjek dan mengingat institusi pemerintah
yang tugas dan fungsinya sebagai pusat penyedia informasi mineral bahan tambang, maka
pada tahun anggaran 2014 melakukan prospeksi salah satunya adalah UTJ. Prospeksi UTJ
dilakukan di daerah Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah. Tujuan prospeksi di
Kabupaten Banggai adalah untuk mengetahui indikasi keterdapatan UTJ dalam tanah laterit
batuan ultrabasa.
Prospeksi dilakukan di dua tempat berbeda yaitu Kecamatan Masama dan
Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai. Kedua daerah tersebut secara berurutan menjadi
daerah prospeksi Blok-1 dan Blok-2 yang sama-sama bekas tambang terbuka. Daerah Blok1 baru sebagian kecil yang dieksploitasi, sedangkan di Blok-2 merupakan pascatambang
yang sudah direklamasi. Daerah Blok-1 tanah laterit insitu masih luas adapun di Blok-2
sebagian besar berupa saprolit dan batuan dasar.
Pengambilan conto tanah dengan metoda channel sampling dan tanah horizon B
serta chip sampling untuk batuan. Keterdapatan UTJ dalam endapan laterit batuan ultrabasa
umumnya didominasi oleh unsur Ce, Pr dan Gd meskipun besarnya kadar masih dalam
kisaran angka dua digit dalam satuan ppm. Sebanyak 12 jenis UTJ seluruhnya dalam conto
tanah dengan kadar dibawah 10 ppm bahkan nol, kecuali Ce, Pr dan Gd sebagaimana
dikemukakan dimuka. Karakteristik khusus unsur Ce memiliki kecenderungan menurun
dalam channel dari permukaan sampai ke lapisan saprolit. Kadar Ce dibawah 10 ppm
bahkan nol jika conto berasal dari saprolit atau batuan dasar.
Kata kunci : nikel laterit, saprolit, ultrabasa, unsur tanah jarang
untuk keragaman dan pengembangan
PENDAHULUAN
Investasi
aplikasi teknologi tinggi (Keith R., 2010).
di bidang eksplorasi
Produk dari industri berteknologi tinggi
mineral untuk unsur tanah jarang (UTJ)
sudah dipakai oleh hampir sebagian besar
atau rare earth elements (REE) sudah
orang Indonesia di perkotaan sampai
lama dilakukan oleh negara-negara maju
pedesaan. Salah satu produk yang dipakai
karena kegunaannya sebagai bahan baku
industri
berteknologi
tinggi.
oleh kebanyakan orang adalah perangkat
Meskipun
alat komunikasi seluler yang sebagian
kebutuhan industri terhadap UTJ relative
komponennya berasal dari UTJ.
kecil dalam tonase, tetapi sangat penting
1
di
sampling dan tanah horizon B serta chip
Indonesia merupakan bagian dari tugas
sampling untuk batuan. Untuk mengetahui
Pusat Sumber
kandungan UTJ dilakukan analisis kimia
Pencarian
UTJ
pada
UTJ
Daya Geologi. Prospeksi
tahun
dilaksanakan
Masama
sumber
di
dan
anggaran
daerah
dengan metoda ICP MS.
2014
Kecamatan
Kecamatan
GEOLOGI DAERAH PENYELIDIKAN
Pagimana
Morfologi daerah prospeksi terbagi
Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi
Tengah
(Gambar
kecamatan
1).
tersebut
Wlayah
menjadi dua kategori yaitu perbukitan
kedua
sebagian
bergelombang
tempat
rendah
pedataran.
kedudukan tanah laterit batuan ultrabasa.
Bukit
Endapan tanah laterit hasil oksidasi pada
memanjang berarah timur-barat. Sebelah
batuan
ultrabasa
utara berbatasan dengan sesar normal
logam
nikel
kandungan
merupakan
diduga
UTJ.
sumber
terdapat
Untuk
daerah
dan
penyelidikan
Blok-1
yang memisahkan kepala burung. Daerah
juga
Blok-1
mengetahui
ditempati
oleh
satuan
batuan
keterdapatan UTJ dalam tanah laterit
ultrabasa, gamping dan gabro (Gambar 2).
dilakukan
Daerah
pengambilan
conto
dengan
penyelidikan Blok-2 merupakan
metoda channel sampling sampai lapisan
bukit yang berbatasan langsung dengan
saprolit pada diding tambang terbuka dan
dataran rendah di bagian utara sampai
tanah horizon B.
pantai utara. Daerah Blok-2 ditempati oleh
satuan batuan ultrabasa dan gamping
Tulisan ini dimaksudkan sebagai
(Gambar 3).
bahan masukan bagi pengambil kebijakan
Susunan
dalam pengelolaan sumberdaya mineral
stratigrafi
bahwa dalam penambangan laterit nikel
penyelidikan
masih terdapat kandungan UTJ untuk
termasuk dalam satuan batuan ultrabasa
dipertimbangkan dalam skala produksi.
secara homogen. Kemiringan lereng yang
Pertimbangan itu menjadi penting karena
mendukung untuk terjadinya pelapukan
merupakan bagian dari optimalisasi dalam
yang cukup intensif sehingga lapisan
pemanfaatan sumberdaya alam.
tanah lateritnya cukup tebal. Lapisan atas
yang
pengamatan
sekali
karena
sebagai tanah penutup adalah tanah
METODOLOGI
Metoda
sederhana
daerah
dilakukan
geologi
berwarna coklat tua kehitaman, umumnya
adalah
disebut sebagai iron cap atau limonitik
konvensional,
karena biasanya kadar besi (Fe) lebih
pengambilan conto tanah dengan channel
tinggi
2
dibandingkan
dengan
kadar
nikelnya. Lapisan laterit nikel atau bijih
conto batuan dari daerah Blok-1 terdapat
nikel laterit umumnya berwarna coklat
tiga unsur REE dari Blok-2 sebanyak tujuh
kemerahan atau coklat kekuningan. Pada
unsur
zona
pengujian
lapisan
meningkat
ini
biasanya
sedangkan
kadar
Fe
Ni
menurun,
daerah
geologi
penyelidikan
di
unsur
juga
lithium
dilakukan
dimaksudkan
batuan ultrabasa. Adapun unsur nikel,
setempat
baik
REE
untuk mengetahui kandungannya didalam
ketebalan lapisan sangat bervariasi.
Struktur
Selain
di
kromit dan kobal dimaksudkan untuk
Blok-1
mengetahui
seberapa
besar
maupun Blok-2 berupa sesar normal.
kandungannya di daerah Blok-1 dan Blok-
Beberapa
2 karena merupakan unsure yang umum
tempat
teramati
adanya
perlipatan dan pengangkatan sehingga
terdapat dalam laterit/batuan ultrabasa.
jejak perlapisan yang ada memiliki jurus
dan
kemiringan
N360oE/30o.
yang
Mineralisasi
sangat
di
Hasil analisis conto tanah daerah
jelas
Blok-1 dan Blok-2 selengkapnya dalam
daerah
bentuk
peta
sebaran
conto
disajikan
penyelidikan baik di Blok-1 maupun Blok-2
berturut-turut pada Gambar 4 dan Gambar
terjadi karena proses pelapukan residu
5. Adapun hasil analisis conto batuan dari
lateritisasi. Teramati pada bagian zona
Blok-1 dan Blok-2 dalam bentuk peta
saprolit bahwa terjadi rekahan/pecahan
sebaran masing-masing pada Gambar 6
yang terisi oleh mineral garnierit dan silikat
dan Gambar 7.
lainnya. Batuan peridotit terubah menjadi
PEMBAHASAN
serpentinit.
Hasil analisis kimia conto tanah
ANALISIS DAN HASIL
laterit sumuran disajikan dalam bentuk
Analisis kimia conto tanah dan
profil dengan nomor urut diawali dari
batuan untuk menguji kandungan UTJ dan
permukaan sampai lapisan saprolit. Nomor
unsur nikel, kromit, kobal dan lithium.
conto
Unsur nikel dan kromit pada conto tanah
kedalaman per meter dari permukaan.
dalam satuan persen (%), sedangkan
Beberapa lokasi conto dalam pembahasan
pada conto batuan seluruhnya dalam
salah
satuan ppm. Hasil uji laboratorium conto
prospeksi
tanah dari daerah Blok-1 terdapat 12
memudahkan
unsur REE dan dari Blok-2 sebanyak
membaca kandungan unsur yang tertera
sembilan unsur. Sedangkan hasil analisisi
dalam profil sumuran yanag berurutan dari
3
mencerminkan
satu
untuk
Blok-1
nomor
mewakili
(Gambar
cara
urut
daerah
8).
mengetahui
Untuk
dan
Gambar 8. Profil sumuran lokasi conto
LM14-01S1-9 dengan analisis kimia
berturut-turut
Co/Ni/Cr/Li/Ce/Dy/Gd/La/Lu/Nd/Pr/Sm/T
b/Tm/Y/Yb kadar dengan satuan ppm
kecuali Ni dan Cr dalam % (123.097, 0.80416)
atas ke bawah, maka dibantu dengan
grafik pada Gambar 9 – Gambar 13.
Dalam Gambar 9 kandungan unsur
Ce
cenderung
turun
sejalan
dengan
bertambahnya kedalaman tanah laterit dari
puncak 140 ppm. Ini menunjukkan bahwa
keterdapatan Ce lebih cenderung pada
lapisan laterit permukaan yang masih kaya
dengan
oksida
besinya.
Unsur
Gd
cenderung naik landai dan lebih ke bawah
fluktuasi secara drastis tidak homogen.
Gambar 10 menunjukkan kedua unsur La
dan
Lu
turun
selaras
dengan
bertambahnya kedalaman. Penurunan La
Gambar 9. Grafik kandungan Ce dan Gd
dari puncak 54 ppm lebih curam hingga ke
pada profil laterit LM14-01S1-9
lapisan saprolit tidak ada lagi karena
angka menunjukan nol, sedangkan Lu
meski kadar maksimal dibawah 10 ppm
ada kenaikan sangat landai dan pada
lapisan saprolit tidak ada.
Gambar 10. Grafik kandungan La dan
Lu pada profil laterit LM14-01S1-9
Gambaar 11 menunjukkan Nd dan Pr
kadarnya fluktuasi dari permukaan. Unsur
Nd dari puncak 54 ppm turun-naik dan
akhirnya
nol
di
lapisan
saprolit.
Sedangkan unsur Pr dari awal 82 ppm
membentuk gelombang pada kedalaman 5 m naik ke 88 ppm dan akhirnya pada
posisi 10 ppm di lapisan saprolit.
4
Gambar 11. Grafik kandungan Nd dan
Gambar 12. Grafik kandungan Sm dan
Pr pada profil laterit LM14-01S1-9
Tb pada profil laterit LM14-01S1-9
Pada Gambar 12 menunjukkan unsur Sm
dari puncak 22 ppm turun fluktuasi dan
berakhir pada kedalaman 7 meter. Unsur
Tb bergelombang rendah dari awal 6 ppm
dan berakhir pada kedalaman 7 meter.
Gambar 13 menunjukkan bahwa ketiga
unsur Dy, Tm dan Yb kadarnya dibawah
10 ppm, ketiganya memiliki kadar tertinggi
Gambar 13. Grafik kandungan Dy,Tm
pada kedalam antara 5-6 m.
dan Yb pada profil laterit LM14-01S1-9
Salah satu lokasi conto profil untuk
mewakili
daerah
prospeksi
Blok-2
(Gambar 14). Untuk memudahkan cara
mengetahui dan membaca kandungan
unsur yang tertera dalam profil sumuran
yanag berurutan dari atas ke bawah, maka
dibantu dengan grafik pada Gambar 15 –
Gambar 17.
Gambar 14. Profil sumuran lokasi conto
LP14-20S1-5 dengan analisis kimia
berturut-turut
Co/Ni/Cr/Li/Ce/Dy/Gd/La/Lu/Nd/Pr/Sm/T
b/Tm/Y/Yb kadar dengan satuan ppm
kecuali Ni dan Cr dalam % (122.616, 0.81333)
Dalam Gambar 15 menunjukkan
kandungan unsur Ce cenderung turun
5
selaras dengan bertambahnya kedalaman
tanah laterit dari puncak 44 ppm. Ini
menggambarkan
bahwa
Ce
lebih
cenderung terdapat pada lapisan laterit
permukaan yang masih kaya dengan
oksida
besinya.
Unsur
Gd
dan
Pr
cenderung naik bersama-sama hingga
lebih dari 60 ppm dan turun secara drastis
Gambar 16. Grafik kandungan unsur Li
hingga kedalaman lima meter.
dalam LP14-20S1-5
Gambar 16 menunjukkan kedua
unsur
Li
turun
selaras
Pada Gambar 17 di atas, kandungan Ni
dengan
dan Cr cenderung naik selaras dengan
bertambahnya kedalaman. Penurunan Li
bertambahnya kedalaman
dari puncak 38 ppm lebih curam hingga ke
perubahan dari jenis tanah mengandung
lapisan saprolit hingga menunjukan angka
magnesium silikat ke tanah laterit dan
3
saprolit. Kadar Ni naik sampai 2.26% pada
ppm.
Kadar
Li
cukup
tinggi
dan karena
dibandingkan pada titik-titik lokasi lainnya,
kedalaman
hal ini diduga karena keadan lapisan yang
kenaikannya sampai kurang dari 1.5%.
berkenaan
magnesium
dengan
silikat
jenis
5
m,
sedangkan
Cr
mineral
sebagaimana
hasil
analisis XRD yang sejenis dengan lapisan
ini di titik yang lain. Keadaan menurun
sejalan dengan bertambahnya kedalaman
dan perubahan jenis batuan.
Gambar 17. Grafik kandungan Ni, Cr
dalam LP14-20S1-5
KESIMPULAN
1.
Keterdapatan UTJ di dalam tanah
laterit pada batuan ultrabasa di daerah
prospeksi Blok-1 dan Blok-2 secara
Gambar 15. Grafik kandungan unsur
umum menunjukkan kandungan yang
Ce, Gd dan Pr dalam LP14-20S1-5
relatif rendah. Pada sejumlah lokasi
6
conto menunjukkan kandungan UTJ
memberikan
dalam tanah laterit kearah kedalaman
terhadap makalah ini sehingga dapat
menunjukkan
diterbitkan.
kadar
kecenderungan
menurun mendekati lapisan saprolit.
Dengan
demikian,
kandungan
Anonim, 2014, Prospeksi Unsur Tanah
Jarang/Rare Earth Elements (Ree)
di Kabupaten Banggai Provinsi
Sulawesi Tengah, Pusat Sumber
Daya Geologi, Bandung.
mengalami proses lateritisasi.
2. Berdasarkan keterdapatan jenis UTJ di
Castor, B. dan James B. Hedrick, 2006.
Rare Earth Elements, in Kogel, et al
eds., 2006, Industrial Minerals and
Rocks, 7th edition, Society for Mining,
Metallurgy, and Exploration, Inc., p.
769-792.
dalam conto batuan saprolit/ultrabasa
menunjukkan variasi jenis unsur yang
terbatas, tidak seperti di dalam tanah
laterit yang dapat mencapai 12 jenis
Keith R. Long, Bradley S. Van Gosen,
Nora K. Foley and Daniel Cordier,
2010, The Principal Rare Earth
Element Deposits of the United
States—A Summary of Domestic
Deposits
and
a
Global
Perspective,
U.S.
Geological
Survey, Reston, Virginia.
UTJ meskipun kadarnya rendah. Hal ini
ada
pertambahan jumlah jenis unsur UTJ
pada batuan yang mengalami proses
laterisasi.
3. Jenis UTJ yang selalu hadir terdapat
Rusmana E., Koswara A. dan Simanjuntak
T.O., 1993, Peta Geologi Lembar
Luwuk, Sulawesi, Sekala 1:
250.000, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung.
dalam tanah laterit maupun batuan di
semua
lapisan
channel
sampling
adalah Gd dan Pr sedangkan untuk Ce
Surono,T.O.Simanjuntak.R.L.Situmorang
dan Sukido., 1993, Peta Geologi
Lembar Batui, Sulawesi, Sekala 1:
250.000, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung.
dominan di dalam tanah laterit dan
trend menurun mendekati saprolit.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis ucapkan
terima kasih kepada editor
koreksinya
DAFTAR PUSTAKA
ada pengayaan UTJ pada batuan yang
bahwa
dan
UTJ
meningkat pada zona lateritisasi atau
mengindikasikan
saran
yang telah
7
Gambar 1. Peta lokasi daerah prospeksi di Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi
Tengah terdiri dari Blok-1 (Kecamatan Masama) dan Blok-2 (Kecamatan Pagimana)
8
Gambar 2. Peta geologi daerah prospeksi Blok-1
9
Gambar 2. Peta geologi daerah prospeksi Blok-2
10
Gambar 4. Peta lokasi conto tanah dan hasil analisis kimia unsur daerah prospeksi Blok-1
11
Gambar 5. Peta lokasi conto tanah dan hasil analisis kimia unsur daerah prospeksi Blok-2
12
Gambar 6. Peta lokasi conto batuan dan hasil analisis kimia unsur daerah prospeksi Blok-1
13
Gambar 7. Peta lokasi conto batuan dan hasil analisis kimia unsur daerah prospeksi Blok-2
14
DI KABUPATEN BANGGAI PROVINSI SULAWESI TENGAH
Oleh : Kisman, KPP Mineral Logam
SARI
Unsur tanah jarang (UTJ) atau rare earth elements (REE) saat ini merupakan isu
yang lebih heboh karena sering dibicarakan orang. Pembicaraan UTJ tidak terlepas dari
manfaatnya yang hampir setiap orang mengenal bahkan menggunakan barang hasil industri
berteknologi tinggi dari sumber bahan baku UTJ. Sumber bahan baku untuk pasokan bagi
industri ini yang menjadi target agar Indonesia turut berperan sebagai subjek di era serba
teknologi canggih.
Berpijak pada keinginan berperan sebagai subjek dan mengingat institusi pemerintah
yang tugas dan fungsinya sebagai pusat penyedia informasi mineral bahan tambang, maka
pada tahun anggaran 2014 melakukan prospeksi salah satunya adalah UTJ. Prospeksi UTJ
dilakukan di daerah Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah. Tujuan prospeksi di
Kabupaten Banggai adalah untuk mengetahui indikasi keterdapatan UTJ dalam tanah laterit
batuan ultrabasa.
Prospeksi dilakukan di dua tempat berbeda yaitu Kecamatan Masama dan
Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai. Kedua daerah tersebut secara berurutan menjadi
daerah prospeksi Blok-1 dan Blok-2 yang sama-sama bekas tambang terbuka. Daerah Blok1 baru sebagian kecil yang dieksploitasi, sedangkan di Blok-2 merupakan pascatambang
yang sudah direklamasi. Daerah Blok-1 tanah laterit insitu masih luas adapun di Blok-2
sebagian besar berupa saprolit dan batuan dasar.
Pengambilan conto tanah dengan metoda channel sampling dan tanah horizon B
serta chip sampling untuk batuan. Keterdapatan UTJ dalam endapan laterit batuan ultrabasa
umumnya didominasi oleh unsur Ce, Pr dan Gd meskipun besarnya kadar masih dalam
kisaran angka dua digit dalam satuan ppm. Sebanyak 12 jenis UTJ seluruhnya dalam conto
tanah dengan kadar dibawah 10 ppm bahkan nol, kecuali Ce, Pr dan Gd sebagaimana
dikemukakan dimuka. Karakteristik khusus unsur Ce memiliki kecenderungan menurun
dalam channel dari permukaan sampai ke lapisan saprolit. Kadar Ce dibawah 10 ppm
bahkan nol jika conto berasal dari saprolit atau batuan dasar.
Kata kunci : nikel laterit, saprolit, ultrabasa, unsur tanah jarang
untuk keragaman dan pengembangan
PENDAHULUAN
Investasi
aplikasi teknologi tinggi (Keith R., 2010).
di bidang eksplorasi
Produk dari industri berteknologi tinggi
mineral untuk unsur tanah jarang (UTJ)
sudah dipakai oleh hampir sebagian besar
atau rare earth elements (REE) sudah
orang Indonesia di perkotaan sampai
lama dilakukan oleh negara-negara maju
pedesaan. Salah satu produk yang dipakai
karena kegunaannya sebagai bahan baku
industri
berteknologi
tinggi.
oleh kebanyakan orang adalah perangkat
Meskipun
alat komunikasi seluler yang sebagian
kebutuhan industri terhadap UTJ relative
komponennya berasal dari UTJ.
kecil dalam tonase, tetapi sangat penting
1
di
sampling dan tanah horizon B serta chip
Indonesia merupakan bagian dari tugas
sampling untuk batuan. Untuk mengetahui
Pusat Sumber
kandungan UTJ dilakukan analisis kimia
Pencarian
UTJ
pada
UTJ
Daya Geologi. Prospeksi
tahun
dilaksanakan
Masama
sumber
di
dan
anggaran
daerah
dengan metoda ICP MS.
2014
Kecamatan
Kecamatan
GEOLOGI DAERAH PENYELIDIKAN
Pagimana
Morfologi daerah prospeksi terbagi
Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi
Tengah
(Gambar
kecamatan
1).
tersebut
Wlayah
menjadi dua kategori yaitu perbukitan
kedua
sebagian
bergelombang
tempat
rendah
pedataran.
kedudukan tanah laterit batuan ultrabasa.
Bukit
Endapan tanah laterit hasil oksidasi pada
memanjang berarah timur-barat. Sebelah
batuan
ultrabasa
utara berbatasan dengan sesar normal
logam
nikel
kandungan
merupakan
diduga
UTJ.
sumber
terdapat
Untuk
daerah
dan
penyelidikan
Blok-1
yang memisahkan kepala burung. Daerah
juga
Blok-1
mengetahui
ditempati
oleh
satuan
batuan
keterdapatan UTJ dalam tanah laterit
ultrabasa, gamping dan gabro (Gambar 2).
dilakukan
Daerah
pengambilan
conto
dengan
penyelidikan Blok-2 merupakan
metoda channel sampling sampai lapisan
bukit yang berbatasan langsung dengan
saprolit pada diding tambang terbuka dan
dataran rendah di bagian utara sampai
tanah horizon B.
pantai utara. Daerah Blok-2 ditempati oleh
satuan batuan ultrabasa dan gamping
Tulisan ini dimaksudkan sebagai
(Gambar 3).
bahan masukan bagi pengambil kebijakan
Susunan
dalam pengelolaan sumberdaya mineral
stratigrafi
bahwa dalam penambangan laterit nikel
penyelidikan
masih terdapat kandungan UTJ untuk
termasuk dalam satuan batuan ultrabasa
dipertimbangkan dalam skala produksi.
secara homogen. Kemiringan lereng yang
Pertimbangan itu menjadi penting karena
mendukung untuk terjadinya pelapukan
merupakan bagian dari optimalisasi dalam
yang cukup intensif sehingga lapisan
pemanfaatan sumberdaya alam.
tanah lateritnya cukup tebal. Lapisan atas
yang
pengamatan
sekali
karena
sebagai tanah penutup adalah tanah
METODOLOGI
Metoda
sederhana
daerah
dilakukan
geologi
berwarna coklat tua kehitaman, umumnya
adalah
disebut sebagai iron cap atau limonitik
konvensional,
karena biasanya kadar besi (Fe) lebih
pengambilan conto tanah dengan channel
tinggi
2
dibandingkan
dengan
kadar
nikelnya. Lapisan laterit nikel atau bijih
conto batuan dari daerah Blok-1 terdapat
nikel laterit umumnya berwarna coklat
tiga unsur REE dari Blok-2 sebanyak tujuh
kemerahan atau coklat kekuningan. Pada
unsur
zona
pengujian
lapisan
meningkat
ini
biasanya
sedangkan
kadar
Fe
Ni
menurun,
daerah
geologi
penyelidikan
di
unsur
juga
lithium
dilakukan
dimaksudkan
batuan ultrabasa. Adapun unsur nikel,
setempat
baik
REE
untuk mengetahui kandungannya didalam
ketebalan lapisan sangat bervariasi.
Struktur
Selain
di
kromit dan kobal dimaksudkan untuk
Blok-1
mengetahui
seberapa
besar
maupun Blok-2 berupa sesar normal.
kandungannya di daerah Blok-1 dan Blok-
Beberapa
2 karena merupakan unsure yang umum
tempat
teramati
adanya
perlipatan dan pengangkatan sehingga
terdapat dalam laterit/batuan ultrabasa.
jejak perlapisan yang ada memiliki jurus
dan
kemiringan
N360oE/30o.
yang
Mineralisasi
sangat
di
Hasil analisis conto tanah daerah
jelas
Blok-1 dan Blok-2 selengkapnya dalam
daerah
bentuk
peta
sebaran
conto
disajikan
penyelidikan baik di Blok-1 maupun Blok-2
berturut-turut pada Gambar 4 dan Gambar
terjadi karena proses pelapukan residu
5. Adapun hasil analisis conto batuan dari
lateritisasi. Teramati pada bagian zona
Blok-1 dan Blok-2 dalam bentuk peta
saprolit bahwa terjadi rekahan/pecahan
sebaran masing-masing pada Gambar 6
yang terisi oleh mineral garnierit dan silikat
dan Gambar 7.
lainnya. Batuan peridotit terubah menjadi
PEMBAHASAN
serpentinit.
Hasil analisis kimia conto tanah
ANALISIS DAN HASIL
laterit sumuran disajikan dalam bentuk
Analisis kimia conto tanah dan
profil dengan nomor urut diawali dari
batuan untuk menguji kandungan UTJ dan
permukaan sampai lapisan saprolit. Nomor
unsur nikel, kromit, kobal dan lithium.
conto
Unsur nikel dan kromit pada conto tanah
kedalaman per meter dari permukaan.
dalam satuan persen (%), sedangkan
Beberapa lokasi conto dalam pembahasan
pada conto batuan seluruhnya dalam
salah
satuan ppm. Hasil uji laboratorium conto
prospeksi
tanah dari daerah Blok-1 terdapat 12
memudahkan
unsur REE dan dari Blok-2 sebanyak
membaca kandungan unsur yang tertera
sembilan unsur. Sedangkan hasil analisisi
dalam profil sumuran yanag berurutan dari
3
mencerminkan
satu
untuk
Blok-1
nomor
mewakili
(Gambar
cara
urut
daerah
8).
mengetahui
Untuk
dan
Gambar 8. Profil sumuran lokasi conto
LM14-01S1-9 dengan analisis kimia
berturut-turut
Co/Ni/Cr/Li/Ce/Dy/Gd/La/Lu/Nd/Pr/Sm/T
b/Tm/Y/Yb kadar dengan satuan ppm
kecuali Ni dan Cr dalam % (123.097, 0.80416)
atas ke bawah, maka dibantu dengan
grafik pada Gambar 9 – Gambar 13.
Dalam Gambar 9 kandungan unsur
Ce
cenderung
turun
sejalan
dengan
bertambahnya kedalaman tanah laterit dari
puncak 140 ppm. Ini menunjukkan bahwa
keterdapatan Ce lebih cenderung pada
lapisan laterit permukaan yang masih kaya
dengan
oksida
besinya.
Unsur
Gd
cenderung naik landai dan lebih ke bawah
fluktuasi secara drastis tidak homogen.
Gambar 10 menunjukkan kedua unsur La
dan
Lu
turun
selaras
dengan
bertambahnya kedalaman. Penurunan La
Gambar 9. Grafik kandungan Ce dan Gd
dari puncak 54 ppm lebih curam hingga ke
pada profil laterit LM14-01S1-9
lapisan saprolit tidak ada lagi karena
angka menunjukan nol, sedangkan Lu
meski kadar maksimal dibawah 10 ppm
ada kenaikan sangat landai dan pada
lapisan saprolit tidak ada.
Gambar 10. Grafik kandungan La dan
Lu pada profil laterit LM14-01S1-9
Gambaar 11 menunjukkan Nd dan Pr
kadarnya fluktuasi dari permukaan. Unsur
Nd dari puncak 54 ppm turun-naik dan
akhirnya
nol
di
lapisan
saprolit.
Sedangkan unsur Pr dari awal 82 ppm
membentuk gelombang pada kedalaman 5 m naik ke 88 ppm dan akhirnya pada
posisi 10 ppm di lapisan saprolit.
4
Gambar 11. Grafik kandungan Nd dan
Gambar 12. Grafik kandungan Sm dan
Pr pada profil laterit LM14-01S1-9
Tb pada profil laterit LM14-01S1-9
Pada Gambar 12 menunjukkan unsur Sm
dari puncak 22 ppm turun fluktuasi dan
berakhir pada kedalaman 7 meter. Unsur
Tb bergelombang rendah dari awal 6 ppm
dan berakhir pada kedalaman 7 meter.
Gambar 13 menunjukkan bahwa ketiga
unsur Dy, Tm dan Yb kadarnya dibawah
10 ppm, ketiganya memiliki kadar tertinggi
Gambar 13. Grafik kandungan Dy,Tm
pada kedalam antara 5-6 m.
dan Yb pada profil laterit LM14-01S1-9
Salah satu lokasi conto profil untuk
mewakili
daerah
prospeksi
Blok-2
(Gambar 14). Untuk memudahkan cara
mengetahui dan membaca kandungan
unsur yang tertera dalam profil sumuran
yanag berurutan dari atas ke bawah, maka
dibantu dengan grafik pada Gambar 15 –
Gambar 17.
Gambar 14. Profil sumuran lokasi conto
LP14-20S1-5 dengan analisis kimia
berturut-turut
Co/Ni/Cr/Li/Ce/Dy/Gd/La/Lu/Nd/Pr/Sm/T
b/Tm/Y/Yb kadar dengan satuan ppm
kecuali Ni dan Cr dalam % (122.616, 0.81333)
Dalam Gambar 15 menunjukkan
kandungan unsur Ce cenderung turun
5
selaras dengan bertambahnya kedalaman
tanah laterit dari puncak 44 ppm. Ini
menggambarkan
bahwa
Ce
lebih
cenderung terdapat pada lapisan laterit
permukaan yang masih kaya dengan
oksida
besinya.
Unsur
Gd
dan
Pr
cenderung naik bersama-sama hingga
lebih dari 60 ppm dan turun secara drastis
Gambar 16. Grafik kandungan unsur Li
hingga kedalaman lima meter.
dalam LP14-20S1-5
Gambar 16 menunjukkan kedua
unsur
Li
turun
selaras
Pada Gambar 17 di atas, kandungan Ni
dengan
dan Cr cenderung naik selaras dengan
bertambahnya kedalaman. Penurunan Li
bertambahnya kedalaman
dari puncak 38 ppm lebih curam hingga ke
perubahan dari jenis tanah mengandung
lapisan saprolit hingga menunjukan angka
magnesium silikat ke tanah laterit dan
3
saprolit. Kadar Ni naik sampai 2.26% pada
ppm.
Kadar
Li
cukup
tinggi
dan karena
dibandingkan pada titik-titik lokasi lainnya,
kedalaman
hal ini diduga karena keadan lapisan yang
kenaikannya sampai kurang dari 1.5%.
berkenaan
magnesium
dengan
silikat
jenis
5
m,
sedangkan
Cr
mineral
sebagaimana
hasil
analisis XRD yang sejenis dengan lapisan
ini di titik yang lain. Keadaan menurun
sejalan dengan bertambahnya kedalaman
dan perubahan jenis batuan.
Gambar 17. Grafik kandungan Ni, Cr
dalam LP14-20S1-5
KESIMPULAN
1.
Keterdapatan UTJ di dalam tanah
laterit pada batuan ultrabasa di daerah
prospeksi Blok-1 dan Blok-2 secara
Gambar 15. Grafik kandungan unsur
umum menunjukkan kandungan yang
Ce, Gd dan Pr dalam LP14-20S1-5
relatif rendah. Pada sejumlah lokasi
6
conto menunjukkan kandungan UTJ
memberikan
dalam tanah laterit kearah kedalaman
terhadap makalah ini sehingga dapat
menunjukkan
diterbitkan.
kadar
kecenderungan
menurun mendekati lapisan saprolit.
Dengan
demikian,
kandungan
Anonim, 2014, Prospeksi Unsur Tanah
Jarang/Rare Earth Elements (Ree)
di Kabupaten Banggai Provinsi
Sulawesi Tengah, Pusat Sumber
Daya Geologi, Bandung.
mengalami proses lateritisasi.
2. Berdasarkan keterdapatan jenis UTJ di
Castor, B. dan James B. Hedrick, 2006.
Rare Earth Elements, in Kogel, et al
eds., 2006, Industrial Minerals and
Rocks, 7th edition, Society for Mining,
Metallurgy, and Exploration, Inc., p.
769-792.
dalam conto batuan saprolit/ultrabasa
menunjukkan variasi jenis unsur yang
terbatas, tidak seperti di dalam tanah
laterit yang dapat mencapai 12 jenis
Keith R. Long, Bradley S. Van Gosen,
Nora K. Foley and Daniel Cordier,
2010, The Principal Rare Earth
Element Deposits of the United
States—A Summary of Domestic
Deposits
and
a
Global
Perspective,
U.S.
Geological
Survey, Reston, Virginia.
UTJ meskipun kadarnya rendah. Hal ini
ada
pertambahan jumlah jenis unsur UTJ
pada batuan yang mengalami proses
laterisasi.
3. Jenis UTJ yang selalu hadir terdapat
Rusmana E., Koswara A. dan Simanjuntak
T.O., 1993, Peta Geologi Lembar
Luwuk, Sulawesi, Sekala 1:
250.000, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung.
dalam tanah laterit maupun batuan di
semua
lapisan
channel
sampling
adalah Gd dan Pr sedangkan untuk Ce
Surono,T.O.Simanjuntak.R.L.Situmorang
dan Sukido., 1993, Peta Geologi
Lembar Batui, Sulawesi, Sekala 1:
250.000, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung.
dominan di dalam tanah laterit dan
trend menurun mendekati saprolit.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis ucapkan
terima kasih kepada editor
koreksinya
DAFTAR PUSTAKA
ada pengayaan UTJ pada batuan yang
bahwa
dan
UTJ
meningkat pada zona lateritisasi atau
mengindikasikan
saran
yang telah
7
Gambar 1. Peta lokasi daerah prospeksi di Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi
Tengah terdiri dari Blok-1 (Kecamatan Masama) dan Blok-2 (Kecamatan Pagimana)
8
Gambar 2. Peta geologi daerah prospeksi Blok-1
9
Gambar 2. Peta geologi daerah prospeksi Blok-2
10
Gambar 4. Peta lokasi conto tanah dan hasil analisis kimia unsur daerah prospeksi Blok-1
11
Gambar 5. Peta lokasi conto tanah dan hasil analisis kimia unsur daerah prospeksi Blok-2
12
Gambar 6. Peta lokasi conto batuan dan hasil analisis kimia unsur daerah prospeksi Blok-1
13
Gambar 7. Peta lokasi conto batuan dan hasil analisis kimia unsur daerah prospeksi Blok-2
14