Index of /ProdukHukum/kehutanan

Lampiran

: Peraturan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan.

Nomor

: P.06/ VI-SET/ 2005

Tanggal

: 3 Agustus 2005

PETUNJUK TEKNI S PENI LAI AN PENAWARAN DALAM PELELANGAN
I ZI N USAHA PEMANFAATAN HASI L HUTAN KAYU ( I UPHHK)
DENGAN KEGI ATAN RESTORASI EKOSI STEM DI KAWASAN HUTAN PRODUKSI
I.

LATAR BELAKANG
Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002
tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan
Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan bahwa I UPHHK pada hutan alam atau

I UPHHK pada hutan tanaman diberikan melalui penawaran dalam pelelangan.
Berdasarkan Pasal 6 ayat (1) Peraturan Menteri Kehutanan Nomor SK.159/ KptsI I / 2004 tentang Restorasi Ekosistem Di Kawasan Hutan Produksi diatur bahwa
pelaksanaan kegiatan restorasi ekosistem dilakukan melalui mekanisme dan
prosedur pemberian I UPHHK pada hutan alam.
Tata cara pelaksanaan pemberian izin melalui penawaran dalam pelelangan,
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.15/ MenhutI I / 2004 tentang Pemberian I zin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
(I UPHHK) pada Hutan Alam Melalui Penawaran Dalam Pelelangan.

II.

MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
Maksud diterbitkannya petunjuk teknis ini adalah agar proses penilaian peserta
yang mengajukan penawar dalam pelelangan dapat dilakukan secara obyektif
dan sistematis.
Adapun tujuan disusunnya petunjuk teknis ini adalah untuk :
1. Dapat dijadikan alat/ instrumen untuk membentuk pengertian dan
pemahaman yang sama diantara anggota panitia pelelangan dalam
menjalankan tugasnya.
2. Sebagai pedoman bagi panitia pelelangan untuk memberikan penilaian
terhadap penawaran terbaik dalam pelelangan I UPHHK dengan kegiatan

restorasi ekosistem di kawasan hutan produksi.
Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan penilaian adalah terpilihnya penawar
terbaik dalam pelelangan I UPHHK dengan kegiatan restorasi ekosistem di
kawasan hutan produksi berdasarkan persyaratan dan tata cara yang
dipersyaratkan.

III.

PELAKSANAAN PENI LAI AN
1. Panitia Pelaksana Penilaian
Penilaian penawaran dalam pelelangan I UPHHK dengan kegiatan restorasi
ekosistem di kawasan hutan produksi dilaksanakan oleh Panitia Pelaksana
Penawaran sebagaimana yang telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor 281/ Kpts-I I / 2003 tanggal 15 Agustus 2003 tentang
Pembentukan Panitia Pelaksana Penawaran Dan Tim Persiapan Penawaran
Dalam Pelelangan I UPHHK Pada Hutan Alam.
2. Calon …

-22. Calon Peserta Pelelangan
Calon peserta penawaran dalam pelelangan I UPHHK dengan kegiatan

restorasi ekosistem di kawasan hutan produksi adalah yang sesuai dengan
persyaratan sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kehutanan
Nomor P.15/ Menhut-I I / 2004 tanggal 15 Oktober 2004 tentang Pemberian
I zin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam Melalui
Penawaran Dalam Pelelangan.
3. Cara Penilaian
a. Tahapan Penilaian
Penilaian Penawaran dilakukan dalam 3 (tiga) tahap, yaitu :
1) Tahap pertama berupa seleksi persyaratan administratif berdasarkan
kelengkapan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Kehutanan Nomor P.15/ Menhut-I I / 2004.
Apabila salah satu persyaratan tidak terpenuhi, maka penawar
dinyatakan gugur.
2) Tahap kedua adalah penilaian atas hasil tahap pertama dengan
sistem nilai/ scoring untuk menentukan maksimal 3 (tiga) terbaik dari
penawar yang lulus dalam penilaian tahap pertama.
3) Tahap ketiga dilakukan uji kelayakan terhadap hasil penilaian tahap
kedua untuk kemudian diusulkan oleh Ketua Panitia Lelang kepada
Menteri Kehutanan, yang meliputi :
a) Visi dan misi yang jelas dalam pemanfaatan hutan lestari

b) Kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan
c) Catatan prestasi, pengalaman dan pengetahuan dalam
pemanfaatan hutan lestari; dan
d) Memiliki Sumberdaya manusia yang cukup dan berkualitas di
bidang kehutanan.
b. Obyek Penilaian
Penilaian dilakukan pada calon penawar yang telah mengikuti aanwijzing
dan memasukkan penawaran sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.15/ MenhutI I / 2004, disertai dengan bukti minimal sebagai berikut :
1).

Administrasi
a)

Copy KTP untuk perorangan.

Bukti Minimal

à Copy yang dilegalisir oleh
pejabat yang menerbitkan.


b)

Copy Akte pendirian koperasi/
Badan Usaha yang berbentuk
PT, CV atau Firma
beserta
perubahan-perubahannya.
- Bergerak di bidang
konservasi sumber daya alam
hayati
- Surat I zin Usaha dari instansi
yang berwenang

à Copy Akte yang dilegalisir
oleh
pejabat
menerbit-kan.

yang


c) Nomor …

-3c)

d)

Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP).

à Copy yang dilegalisir oleh

Tidak dalam kondisi pailit

à Copy surat dari pejabat

pejabat yang menerbitkan.

yang menerbitkan
e)


f)

2).

Referensi Bank, yang menyatakan perusahaan mem-punyai
dana cukup tersedia dalam
jumlah sesuai dengan investasi
yang dibutuhkan
Berdomisili
dan
bersedia
membuka kantor cabang di
Propinsi dan atau Kabupaten.

Proposal Teknis

à Bukti Asli

à Surat Keterangan Domisili

dan
Surat
Bersedia
cabang.

Pernyataan
membuka

Bukti Minimal

A. Rencana Pemantapan Kawasan
Restorasi yang meliputi :
a. Penataan batas areal kerja;
b. I dentifikasi
lapangan,
potensi hutan, dan florafauna pilihan (key species);
c. Penataan areal kerja; dan
d. Pengelolaan
sarana
prasarana.


à Proposal

B. Rencana
Teknis
Restorasi
Ekosistem yang meliputi :
a. Rencana Teknis Restorasi
Kawasan Hutan Produksi
(kawasan
hutan
alam
produksi
yang
masih
produktif, kawasan hutan
alam produksi yang kurang
produktif, kawasan hutan
alam produksi yang tidak
produktif);

b. Rencana Habitat Flora dan
Fauna Pilihan;
c. Perlindungan Hutan;
d. Monitoring/ Evaluasi
Restorasi Ekosistem;
e. Rencana
Pemanfaatan
Pasca Restorasi.

à Proposal

C. Rencana
Pengembangan
Ekonomi yang meliputi :
(1) Pengelolaan hasil hutan dan
jasa
lingkungan
selama
masa restorasi dan pasca
restorasi;

(2) Kesempatan Kerja;
Pengembangan Kemitraan
dan Pembinaan
Masyarakat Desa Hutan;

à Proposal

(3) Kelembagaan …

-4(3) Kelembagaan Masyarakat;
(4) Rencana Pembiayaan dan
I nvestasi
(5) Analisa ekonomi dan keuangan yang terdiri dari :
(6)1. Biaya Kegiatan;
(6)2. Sumber permodalan;
(6)3. Proyeksi arus kas;
(6)4. Proyeksi laba-rugi;
(6)5. Analisis kelayakan
ekonomis dan finansial;
(6)6. Analisis kepekaan
proyek; dan
(6)7. Kontribusi terhadap
pendapatan
Pusat
dan Daerah

c. Bobot
Bobot masing-masing kriteria persyaratan teknis adalah sebagai berikut:
No

1.

Kriteria Tekhnis

A.

Rencana Pemantapan Kawasan Restorasi yang
meliputi :
a. Penataan batas areal kerja;
b. I dentifikasi lapangan, potensi hutan, dan
flora-fauna pilihan (key species);
d. Penataan areal kerja; dan
e. Pengelolaan sarana dan prasarana.

Bobot
Penilaian (% )
30

2.

B. Rencana Teknis Restorasi Ekosistem yang
meliputi :
a. Rencana Teknis Restorasi Kawasan Hutan
Produksi (kawasan hutan alam produksi
yang masih produktif, kawasan hutan alam
produksi yang kurang produktif, kawasan
hutan alam produksi yang tidak produktif);
b. Rencana Teknis Restorasi Habitat Flora dan
Fauna Pilihan;
c. Perlindungan Hutan;
d. Monitoring/ Evaluasi Restorasi Ekosistem.
e. Rencana Pemanfaatan Pasca Restorasi;

40

3.

C. Rencana pengembangan ekonomi yang meliputi :

30

a. Pengelolaan hasil hutan dan jasa lingkungan
selama masa restorasi dan pasca restorasi;
b. Kesempatan kerja;
c. Pengembangan kemitraan dan Pembinaan
Masyarakat Desa Hutan (PMDH);
d. Kelembagaan Masyarakat;
e. Rencana …

-5e. Rencana Pembiayaan dan I nvestasi;
f.

Analisa Ekonomi dan Keuangan yang terdiri
dari :
f.1)

Biaya kegiatan;

f.2)

Sumber permodalan;

f.3)

Proyeksi arus kas;

f.4)

Proyeksi laba-rugi;

f.5)

Analisis kelayakan ekonomi dan finansial;

f.6)

Analisis kepekaan proyek; dan

f.7)

Kontribusi terhadap pendapatan Pusat
dan Daerah.

Total Bobot

100

d. Scoring/ Penilaian
Kriteria penilaian aspek teknis dijabarkan lebih lanjut sebagaimana tabel
berikut :
BOBOT KRI TERI A
(% )
2

A. Rencana Pemantapan
Kawasan
Restorasi
yang meliputi :
a. Penataan
batas
areal kerja;
b. I dentifikasi
lapangan, potensi
hutan, dan florafauna pilihan (key
species);
c. Penataan
areal
kerja; dan
d. Pengelolaan
sarana prasarana.
( 30 )

BOBOT
I NDI KATOR
(% )
3
Adanya penjelasan Rencana
Pemantapan
Kawasan Restorasi
secara rinci.

4

NI LAI
Skala
I ntensitas
5

Rencana pemantapan kawasan

9,0

TOLOK UKUR

NI LAI
Ttb
6

restorasi ekosistem disajikan
baik sekali, bila secara
sistematis
memuat
:
Gambaran lengkap lapangan
berdasarkan fungsi hutan
dan pengakuan pihak-pihak
lain terhadap proses dan
hasil penataan batas areal
kerja; I dentifikasi lengkap
tentang potensi tegakan di
tiap kelas penutupan hutan,
kondisi flora-fauna pilihan
dan habitatnya;
Rencana
lengkap
penataan
areal
kerja berupa pembagian
blok/ petak
restorasi
ekosistem
berdasarkan
kondisi bio-fisik kawasan;
Rencana
lengkap
pemeliharaan,
pengendalian,
pengamanan,
dan
pembangunan
sarana
prasarana di dalam areal
kerja agar tujuan restorasi
tercapai.
Rencana
pemantapan
Kawasan restorasi ekosistem
disajikan
baik ,
bila:
Deskripsi cukup lengkap
dalam identifikasi lapangan,
potensi hutan, dan florafauna pilihan;
Rencana
penataan areal kerja cukup
lengkap
mencerminkan
tujuan restorasi tapi kurang
terpadu; Rencana cukup
lengkap dalam pengelolaan
sarana
prasarana
mendukung
aktivitas
restorasi.

8,0

Rencana …

-6-

B. Rencana Teknis Restorasi
Ekosistem yang meliputi :
a. Rencana
Teknis
Restorasi
Kawasan
Hutan
Produksi
(kawasan
hutan
alam produksi yang
masih
produktif,
kawasan hutan alam
produksi
yang
kurang
produktif,
kawasan hutan alam
produksi yang tidak
produktif);

Adanya
penjelasan
Rencana
Teknis
Restorasi
Ekosistem
secara rinci.

Rencana
pemantapan
kawasan restorasi ekosistem
disajikan
sedang ,
bila
memuat : Deskripsi minim
dalam identifikasi lapangan,
potensi hutan, dan florafauna pilihan;
Penataan
areal
kerja
kurang
mencerminkan
tujuan
restorasi; Rencana pengelolaan
sarana prasarana
sangat kurang mendukung
aktivitas restorasi.

7,0

Rencana
pemantapan
kawasan restorasi ekosistem
disajikan
cukup,
bila
memuat
:
Hanya
ada
mekanisme atau target saja
dalam penataan batas areal
kerja dan kurang jelas;
Deskripsi
sangat
minim
dalam identifikasi lapangan,
potensi hutan, dan florafauna pilihan;
Rencana
penataan areal kerja sangat
kurang
mencerminkan
tujuan restorasi; Rencana
pengelolaan
sarana
prasarana
kurang
mendukung
aktivitas
restorasi.

6,0

Rencana
pemantapan
kawasan restorasi ekosistem
disajikan
kurang,
bila
memuat
:
Hanya
ada
mekanisme atau target saja
dalam penataan batas areal
kerja dan kurang baik;
Deskripsi tidak baik dalam
menyajikan hasil identifikasi
lapangan, potensi hutan,
dan
flora-fauna
pilihan;
Penataan areal kerja tidak
mencerminkan
tujuan
restorasi;
Pengelolaan
sarana
prasarana
tidak
mendukung
aktivitas
restorasi.

< 6,0

Rencana Teknis Restorasi
Ekosistem disajikan baik
sekali,
bila
secara
sistematis memuat :
Adanya
uraian
rencana
lengkap, jelas, dan terpadu
dari rencana kegiatan teknis
restorasi di tiap kelas hutan
alam
produksi
(pengamanan
hutan,
pengayaan,
penanaman,
PUP,
I nventarisasi
menyeluruh,
pemanfaatan
hasil hutan) dengan sasaran
spesifik
dalam
rangka
restorasi ekosistem;

9,0

Terpadunya …

-7b.

c.
d.
e.

Rencana
Teknis
Restorasi
Habitat
Flora
dan
Fauna
Penting;
Perlindungan Hutan;
Monitoring/ Evaluasi
Restorasi Ekosistem;
Rencana
Pemanfaatan Pasca
Restorasi;
( 40 )

Terpadunya
rencana
pemulihan dan pengelolaan
habitat penting flora-fauna
pilihan di dalam wilayahwilayah
prioritas
kerja;
Adanya
rencana
perlindungan hutan yang
terpadu dan menyeluruh
(perlindungan dari bahaya
kebakaran, hama penyakit,
perambahan hutan, illegal
logging, dan perburuan liar);
Adanya
rencana
sangat
lengkap
sesuai
tujuan
restorasi
dalam
rangka
monitoring/ evaluasi berkala
terhadap capaian kegiatan
restorasi
(pertumbuhan
tegakan,
kelimpahan
flora/ fauna,
indikator
restorasi lainnya); Adanya
gambaran sangat lengkap
visi
perusahaan
dalam
pemanfaatan pasca restorasi
yang
sangat
menjamin
pemulihan ekosistem, yang
meliputi pemanfaatan hasil
hutan kayu, non kayu, dan
jasa lingkungan.
Rencana Teknis Restorasi
Ekosistem disajikan baik ,
bila
secara
sistematis
memuat : Adanya uraian
lengkap, jelas, tapi kurang
terpadu
dari
rencana
kegiatan teknis restorasi di
tiap
kelas hutan
alam
produksi
(pengamanan
hutan,
pengayaan,
penanaman,
PUP,
I nventarisasi
menyeluruh,
pemanfaatan hasil hutan)
dengan
sasaran
spesifik
dalam
rangka
restorasi
ekosistem;
Cukup
terpadunya
rencana
pemulihan dan pengelolaan
habitat penting flora-fauna
prioritas di dalam wilayahwilayah
prioritas
kerja;
Rencana perlindungan hutan
kurang
terpadu
dan
menyeluruh
(perlindungan
dari
bahaya
kebakaran,
hama penyakit, perambahan
hutan, illegal logging, dan
Adanya
perburuan
liar);
rencana
cukup
lengkap
sesuai
tujuan
restorasi
dalam rangka monitoring/
evaluasi berkala terhadap
capaian kegiatan restorasi
(pertumbuhan
tegakan,
kelimpahan
flora/ fauna,
indikator restorasi lainnya);

8,0

Adanya …

-8Adanya gambaran cukup
lengkap
visi perusahaan
dalam pemanfaatan pasca
restorasi
yang
sangat
menjamin
pemulihan
ekosistem, yang meliputi
pemanfaatan hasil hutan
kayu, non kayu, dan jasa
lingkungan.

Rencana Teknis Restorasi
Ekosistem
disajikan
sedang ,
bila
secara
sistematis memuat : Uraian
kurang lengkap, jelas, serta
kurang terpadu dari rencana
kegiatan teknis restorasi di
tiap
kelas hutan
alam
produksi
(pengamanan
hutan,
pengayaan,
penanaman,
PUP,
I nventarisasi
menyeluruh,
pemanfaatan hasil hutan)
dengan
sasaran
spesifik
dalam
rangka
restorasi
ekosistem;
Kurang
terpadunya
rencana
pemulihan dan pengelolaan
habitat penting flora-fauna
prioritas di dalam wilayahwilayah
prioritas
kerja;
Rencana perlindungan hutan
kurang terpadu dan kurang
menyeluruh
(perlindungan
dari
bahaya
kebakaran,
hama penyakit, perambahan
hutan, illegal logging, dan
Adanya
perburuan
liar);
rencana kurang
lengkap
dan kurang mencerminkan
tujuan
restorasi
dalam
rangka monitoring/ evaluasi
berkala terhadap capaian
kegiatan
restorasi
(pertumbuhan
tegakan,
kelimpahan
flora/ fauna,
indikator restorasi lainnya);
Kurang adanya gambaran
visi
perusahaan
dalam
pemanfaatan pasca restorasi
yang
sangat
menjamin
pemulihan ekosistem, yang
meliputi pemanfaatan hasil
hutan kayu, non kayu, dan
jasa lingkungan.

7,0

Rencana …

-9Rencana Teknis Restorasi
Ekosistem
disajikan
sedang ,
bila
secara
sistematis memuat : Uraian
kurang lengkap, jelas, dan
tidak terpadu dari rencana
kegiatan teknis restorasi di
tiap
kelas hutan
alam
produksi
(pengamanan
hutan,
pengayaan,
penanaman,
PUP,
I nventarisasi
menyeluruh,
pemanfaatan hasil hutan)
dengan
sasaran
spesifik
dalam
rangka
restorasi
ekosistem; Kurang
dan
tidak terpadunya rencana
pemulihan dan pengelolaan
habitat penting flora-fauna
prioritas di dalam wilayahwilayah
prioritas
kerja;
Rencana perlindungan hutan
sangat kurang terpadu dan
tidak
menyeluruh
(perlindungan dari bahaya
kebakaran, hama penyakit,
perambahan hutan, illegal
logging, dan perburuan liar);
Sangat kurang
lengkap
rencana
monitoring/
evaluasi berkala terhadap
capaian kegiatan restorasi
dan kurang mencerminkan
tujuan
restorasi
(pertumbuhan
tegakan,
kelimpahan
flora/ fauna,
indikator restorasi lainnya);
Sangat
kurang
adanya
gambaran visi perusahaan
dalam pemanfaatan pasca
restorasi
yang
sangat
menjamin
pemulihan
ekosistem, yang meliputi
pemanfaatan hasil hutan
kayu, non kayu, dan jasa
lingkungan.

6,0

Rencana Teknis Restorasi
Ekosistem
disajikan
sedang ,
bila
secara
sistematis memuat : Uraian
sangat
kurang
lengkap,
jelas, dan tidak terpadu dari
rencana
kegiatan
teknis
restorasi di tiap kelas hutan
alam
produksi
(pengamanan
hutan,
pengayaan,
penanaman,
PUP,
I nventarisasi
menyeluruh,
pemanfaatan
hasil hutan) dengan sasaran
spesifik
dalam
rangka
restorasi ekosistem;
Sangat kurang
dan tidak
terpadunya
rencana
pemulihan dan pengelolaan
habitat penting flora-fauna
prioritas di dalam wilayahwilayah prioritas kerja;

< 6,0

Rencana …

-10Rencana perlindungan hutan
tidak terpadu dan tidak
menyeluruh
(perlindungan
dari
bahaya
kebakaran,
hama penyakit, perambahan
hutan, illegal logging, dan
Tidak
perburuan
liar);
lengkapnya
rencana
monitoring/ evaluasi berkala
terhadap capaian kegiatan
restorasi
dan
tidak
mencerminkan
tujuan
restorasi
(pertumbuhan
tegakan,
kelimpahan
flora/ fauna,
indikator
restorasi lainnya);
Tidak
adanya
gambaran
visi
perusahaan
dalam
pemanfaatan pasca restorasi
yang
sangat
menjamin
pemulihan ekosistem, yang
meliputi pemanfaatan hasil
hutan kayu, non kayu, dan
jasa lingkungan.
C. Rencana pengembangan
ekonomi yang meliputi :
a. Pengelolaan
hasil
hutan
dan
jasa
lingkungan
selama
masa restorasi dan
pasca restorasi;
b. Kesempatan kerja;
c. Pengembangan
kemitraan
dan
Pembinaan
Masyarakat
Desa
Hutan (PMDH);
d. Kelembagaan
Masyarakat;
e. Rencana
Pembiayaan dan
I nvestasi;
f. Analisa Ekonomi dan
Keuangan yang
terdiri dari :
f.1) Biaya kegiatan;
f.2) Sumber
permodalan;
f.3) Proyeksi arus
kas;
f.4) Proyeksi labarugi;
f.5) Analisis
kelayakan
ekonomi dan
finansial;
f.6) Analisis
kepekaan
proyek; dan
f.7) Kontribusi
terhadap
pendapatan
Pusat dan
Daerah.

Adanya
penjelasan
tentang
rencana
pengembang
an ekonomi

Rencana Teknis Restorasi
Ekosistem disajikan baik
sekali,
bila
secara
sistematis memuat : Adanya
rencana pemanfaatan dan
pengelolaan hasil hutan dan
jasa
lingkungan
sesuai
ketentuan berlaku dalam
rangka
keberlanjutan
pembiayaan
restorasi
ekosistem
dan
kesejahteraan masyarakat;
Adanya
rencana
upaya
pembukaan
kesempatan
kerja
bagi
masyarakat
sekitar;
Adanya rencana
pengembangan
kemitraan
dan PMDH dengan para
pihak (LSM, kelembagaan
Desa, sektor swasta, instnasi
pemerintah) yang mengarah
pada pelibatan masyarakat
dalam restorasi ekosistem;
Adanya rencana lengkap
penguatan kapasitas (teknis
dan administrasi) organisasi
dan
kelembagaan
Adanya
masyarakat;
rencana pembiayaan dan
investasi dengan sumbersumber pembiayaan yang
jelas dan perkiraan dana
yang
memadai;
Adanya
analisa
ekonomi
dan
keuangan yang jelas dan
lengkap.

9,0

( 30 )

Rencana …

-11Rencana Teknis Restorasi
Ekosistem disajikan baik ,
bila
secara
sistematis
memuat : Adanya
rencana pemanfaatan dan
pengelolaan hasil hutan dan
jasa
lingkungan
cukup
sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dalam rangka
keberlanjutan
pembiayaan
restorasi
ekosistem
dan
kesejahteraan masyarakat;
Rencana
yang
cukup
mengupayakan pembukaan
kesempatan
kerja
bagi
masyarakat sekitar; Rencana
yang
cukup
dalam
pengembangan
kemitraan
dan PMDH dengan para
pihak (LSM, kelembagaan
Desa, sektor swasta, instansi
pemerintah) yang mengarah
pada pelibatan masyarakat
dalam restorasi ekosistem;
Cukup
memiliki
rencana
penguatan kapasitas (teknis
dan administrasi) organisasi
dan
kelembagaan
Adanya
masyarakat;
rencana
cukup
menggambarkan
pembiayaan dan investasi
dengan
sumber-sumber
pembiayaan dan perkiraan
dana yang cukup memadai;
Adanya analisa ekonomi dan
keuangan yang cukup jelas
dan cukup lengkap.

8,0

Rencana Teknis Restorasi
Ekosistem
disajikan
sedang ,
bila
secara
sistematis memuat : Adanya
rencana pemanfaatan dan
pengelolaan hasil hutan dan
jasa lingkungan yang kurang
sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dalam rangka
keberlanjutan
pembiayaan
restorasi
ekosistem
dan
kesejahteraan masyarakat;
Rencana
yang
kurang
mengupayakan pembukaan
kesempatan
kerja
bagi
masyarakat sekitar; Rencana
yang kurang baik dalam
pengembangan
kemitraan
dan PMDH dengan para
pihak (LSM, kelembagaan
Desa, sektor swasta, instnasi
pemerintah) yang mengarah
pada pelibatan masyarakat
dalam restorasi ekosistem;
Kurang memiliki rencana
penguatan kapasitas (teknis
dan administrasi) organisasi
dan
kelembagaan
masyarakat;

7,0

Rencana ...

-12Rencana
kurang
menggambarkan
pembiayaan dan investasi
denga
sumber-sumber
pembiayaan dan perkiraan
dana yang kurang memadai;
Analisa
ekonomi
dan
keuangan kurang jelas dan
kurang lengkap.
Rencana
yang
sangat
kurang
mengupayakan
pembukaan
kesempatan
kerja
bagi
masyarakat
sekitar;
Rencana
yang
sangat kurang baik dalam
pengembangan
kemitraan
dan PMDH dengan para
pihak (LSM, kelembagaan
Desa, sektor swasta, instansi
pemerintah) yang mengarah
pada pelibatan masyarakat
dalam restorasi ekosistem;
sangat
kurang
memiliki
rencana
penguatan
kapasitas
(teknis
dan
administrasi) organisasi dan
kelembagaan
masyarakat;
Rencana
sangat
kurang
menggambarkan
pembiayaan
dan
investasi
dengan
sumber-sumber
pembiayaan dan perkiraan
dana yang kurang memadai;
Analisa
ekonomi
dan
keuangan sangat kurang
jelas dan lengkap.

6,0

Rencana Teknis Restorasi
Ekosistem disajikan kurang,
bila
secara
sistematis
memuat
:
Rencana
pemanfaatan
dan
pengelolaan hasil hutan dan
jasa lingkungan yang tidak
sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dalam rangka
keberlanjutan
pembiayaan
restorasi
ekosistem
dan
kesejahteraan masyarakat;
Rencana
yang
tidak
mengupayakan pembukaan
kesempatan
kerja
bagi
masyarakat sekitar; Rencana
yang tidak baik dalam
pengembangan
kemitraan
dan PMDH dengan para
pihak (LSM, kelembagaan
Desa, sektor swasta, instansi
pemerintah) yang mengarah
pada pelibatan masyarakat
dalam restorasi ekosistem;
Tidak
memiliki
rencana
penguatan kapasitas (teknis
dan administrasi) organisasi
dan
kelembagaan
masyarakat;

< 6,0

Rencana …

-13Rencana
yang
tidak
menggambarkan
pembiayaan dan investasi
dengan
sumber-sumber
pembiayaan dan perkiraan
dana yang tidak memadai;
Analisa
ekonomi
dan
keuangan tidak jelas dan
lengkap.

e. Prosedur Penilaian
Penilaian terhadap masing-masing penawar dilakukan dalam rapat
Panitia Pelaksana Penawaran Dalam Pelelangan I UPHHK. Panitia
memberikan nilai tertimbang dengan mengacu kepada standard nilai
skala intensitas dan bobot yang tersedia.
Sedangkan untuk uji
kelayakan dilakukan dengan presentasi oleh penawar yang lulus pada
tahap ke dua. Keputusan hasil penilaian dituangkan dalam Berita Acara
Penilaian Penawaran yang ditandatangani oleh seluruh Panitia.
f. Perhitungan Penilaian
Perhitungan penilaian terhadap masing-masing penawar adalah :
Nilai Tertimbang

=

Nilai Skala I ntensitas X Bobot I ndikator
Total Bobot

Contoh :



PT.XXX memiliki tenaga sarjana kehutanan 5 orang. Maka pada
kriteria “memiliki tenaga profesional”, indikator “ jumlah permanen
staff ”, PT. XXX berada pada tolok ukur” ada tenaga sarjana
kehutanan tetap 4 – 5 orang” dengan nilai skala intensitas 8,0.



Sehingga nilai tertimbang PT. XXX = 8,0 X 40% = 3,2
100%
Kriteria selanjutnya diberikan nilai dengan cara perhitungan yang
sama




Nilai total PT. XXX adalah penjumlahan dari nilai tertimbang semua
kriteria teknis.

Hasil penilaian selanjutnya disusun dalam daftar menurut urutan jumlah
nilai yang diperoleh (ranking). Format Hasil Penilaian sebagai berikut :
No.

1.
2.
3.
4.

Nama Perusahaan

No.
Berkas

Nilai
Tertimbang

PT. XXX
PT. ZZZ
PT. KKK
Dst.

I V. Penetapan …

-14-

I V.

PENETAPAN PENAWAR TERBAI K
Berdasarkan penilaian terhadap penawaran, Panitia Pelaksana Penawaran
menyampaikan hasil penilaian kepada Menteri Kehutanan. Selanjutnya
berdasarkan usulan Ketua Panitia, Menteri Kehutanan menetapkan Pemenang
pelelangan I UPHHK dengan kegiatan restorasi ekosistem di kawasan hutan
produksi.

V.

PENUTUP
Petunjuk Teknis Penilaian Penawaran Dalam Pelelangan ini sebagai pedoman
bagi Tim Penilai dalam menjalankan tugas untuk menilai penawaran dalam
pelelangan izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dengan kegiatan restorasi
ekosistem di kawasan hutan produksi.

Salinan sesuai dengan aslinya.

DI REKTUR JENDERAL,

Kepala Bagian Hukum dan Humas,

ttd.

Hari Budianto, S.H., M .H.

NIP 080057821

SUHARI YANTO
NI P 080035341