PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING DAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA CERITA | WARAULIA | Premiere Educandum : Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran 301 547 1 SM

PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING DAN MEDIA
GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA CERITA

ASRI MUSANDI WARAULIA
Asrimusandi@yahoo.com
IKIP PGRI MADIUN
ABSTRACT
This is qualitative description research about implementation of Problem Based Learning
method and image media in learning Indonesian with reading material story. The purpose of this
study, are: 1) describe the application of learning model Problem Based Learning and media images
in reading story; 2) describe the involvement of the student, and 3) describe the ability to read stories
fifth grade students of SDN Sambirejo 3. The subjects of this research were students and teachers
Indonesian class V SDN Sambirejo 3 2015/2016 school year. Data collected through observation,
interview, test, and document analysis. The validity of the data used two techniques, the
triangulation of methods and triangulation of data sources. Comparative critical analysis technique
is a technique of data analysis in this study. Application method of Problem Based Learning and
Media Images in reading stories had some problems. These obstacles include: (1) the teacher has
not been accustomed to in the application of methods, (2) the students still were not fully explore
the capabilities of learning, and (3) time management was less appropriate. From learning
activities that have been carried out, there was an excess obtained among other things, teachers
were able to use the media images properly and the students also enjoyed using the learning with

media images, as well as student activity developed well in the classroom. The final value of learning
is as below the average value of 77.2 with the percentage of completeness 85% or 17 students. Based
on the finding of research, it can be concluded that the implementation of Problem Based Learning
method and the use of media images can make students active in learning and reading skills
increased
Keywords: Reading Stories, Problem Based Learning, and Media Images.
ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian deskripsi kualitatif yang berusaha untuk menerangkan
penerapan metode Problem Based Learning dan media gambar dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan materi membaca cerita. Tujuan penelitian ini 1) mendeskripsikan penerapan
model pembelajaran Problem Based Learning dan media gambar dalam pembelajaran membaca
cerita; 2) menjelaskan keaktifan siswa, dan 3) mendeskripsikan kemampuan membaca cerita siswa
kelas V SDN Sambirejo 3. Subjek penelitian adalah siswa dan guru bahasa Indonesia kelas V SDN
Sambirejo 3 tahun pelajaran 2015/2016. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, tes, dan
analisis dokumen. Validitas data menggunakan dua teknik, yakni triangulasi metode dan triangulasi
sumber data. Teknik analisis kritis komparatif merupakan teknik analisis data pada penelitian ini.
Penerapan metode problem Based Learning dan Media Gambar dalam pembelajaran membaca
cerita mengalami beberapa kendala. Kendala tersebut antara lain (1) guru belum terbiasa dalam
penerapan metode, (2) siswa masih belum sepenuhnya mengeksplor kemampuan dalam
pembelajaran, serta (3) time management yang kurang sesuai saat pembelajaran. Dari kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan, ada kelebihan yang didapat, antara lain, guru mampu
menggunakan media gambar dengan baik dan siswa pun senang menggunakan pembelajaran dengan
media gambar, serta keaktifan siswa dalam kelas terbangun dengan baik. Nilai akhir dari
pembelajaran adalah sebagai berikut nilai rata-rata 77,2 dengan persentase ketuntasan 85% atau 17
siswa. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Problem Based
Learning dan penggunaan media gambar dapat membuat siswa aktif dan kemampuan membaca
cerita siswa terasah dengan baik.
Kata Kunci: Membaca Cerita, Problem Based Learning, dan Media Gambar.

122

123 | Premiere Educandum, Volume 6 Nomor 1, Juni 2016, 122 – 134

menyenangkan

A. PENDAHULUAN

sehingga

menjadi


Pembelajaran bahasa Indonesia

pengalaman yang benar-benar melekat

terdiri dari empat keterampilan dasar.

pada pribadi anak sepanjang hayat.

Empat keterampilan dasar tersebut

Kebiasaan pembelajaran membaca

yaitu keterampilan menyimak atau

yang

mendengarkan, berbicara, membaca,

pembelajaran yaitu 1) salah satu siswa


dan menulis. Membaca, khususnya

membaca cerita kemudian siswa lain

membaca cerita anak merupakan

mendengarkan; 2) siswa membaca

bagian dari standar kompetensi yang

cerita secara estafet, dibagi tiap siswa

harus dikuasai oleh siswa kelas V

satu atau dua paragraf; 3) siswa

Sekolah Dasar, baik pada semester

membaca dalam hati (individu); dan


satu maupun dua. Pembelajaran ini

4)

bertujuan

sedangkan siswa mendengarkan. Cara

mengasah

kemampuan,

dilakukan

guru

yang

pemahaman, dan penalaran dari cerita


keempat

yang disajikan. Siswa diharapkan

pembelajaran

mampu

Problem

mengidentifikasi

instrinsik

cerita,

unsur

menceritakan


kembali

dengan

kalimat

bahkan

sampai

memberi

ini

dalam

proses

membaca


cerita,

mendominasi

dalam

membaca

kelas.

Based

di

Learning

dan

penerapan media gambar diharapkan


sendiri,

dapat membuat siswa dapat berpikir

kritik

kritis dan memiliki daya nalar tinggi
dalam membaca cerita. Siswa lebih

mengenai cerita tersebut.
Membaca, adalah kegiatan yang

berperan aktif dalam pembelajaran,

penting untuk membangun mental

sedangkan

penduduk


Negara.

fasilitator. Hal ini dapat membentuk

kebiasaan

pembelajaran yang menyenangkan

membaca, maka penanaman kebiasaan

karena siswa merasa aktif berperan

membaca pada jenjang Sekolah Dasar

dalam pembelajaran.

dalam

Mengingat


sebuah

pentingnya

menjadi hal penting yang harus
diperhatikan
terutama

oleh

semua

praktisi

pihak,

pendidikan.

guru

hanya

sebagai

Sejatinya pembelajaran sastra di
Sekolah Dasar harus memberikan
pengalaman

pada

murid

yang

sebaiknya

berkontribusi pada empat tujuan, 1)

dikemas dalam suatu kegiatan yang

pencarian kesenangan pada buku, 2)

Kompetensi

membaca

Asri Musandi Wiraulia: Penerapan Metode Problem Based Learning… |124

penginterpretasian bacaan sastra, 3)

Pelaksanaan

mengembangkan kesadaran bersastra,

hasil tulisan siswa, dan buku penilaian.

dan 4) mengembangkan apresiasi

Teknik yang digunakan untuk

Pembelajaran

(RPP),

(Huck 1987 cit. Putra 2011). Jika hal

mengumpulkan

ini dapat terwujud, maka pembelajaran

pengamatan,

kompetensi membaca dapat dikatakan

dokumen, dan angket. Validitas data

berhasil. Salah satu metode yang dapat

menggunakan

diterapkan

pembelajaran

triangulasi metode dan triangulasi

Problem

sumber data. Teknik analisis kritis

Based Learning yang disinambungkan

komparatif merupakan teknik analisis

dengan penggunaan media gambar.

data

Berdasar

dapat

penelitian ini ada empat langkah

disimpulkan bahwa Problem Based

dalam menganalisis data, yaitu 1)

Learning

pengumpulan data;

membaca

diterapkan

dalam
ialah

metode

uraian

di

dinilai
dalam

atas,

tepat

untuk

pembelajaran

data

meliputi

wawancara,

dua

analisis

teknik,

pada penelitian ini.

yakni

Dalam

2) reduksi data;

3) penyajian data; 4) penarikan

menulis teks berita.

simpulan. Ketiga komponen tersebut

B. METODOLOGI PENELITIAN

saling berkaitan dan tidak dapat

Penelitian dilaksanakan pada
siswa kelas V SDN Sambirejo 3.

dipisahkan. berikut adalah model
analisis interaktif:

Subjek penelitian adalah siswa dan
guru bahasa Indonesia kelas V SDN
Sambirejo

3

2015/2016.

tahun
Data

pelajaran

Pengumpu
lan data

Penyajian
data

penelitian

dikumpulkan dari berbagai sumber
yang meliputi: 1) Informan atau
narasumber, yaitu siswa, guru, kepala
sekolah;

2) Tempat dan peristiwa

berlangsungnya

Reduksi
data

aktivitas

Penarikan
kesimpulan/
Interaktif
verifiaksi

pembelajaran membaca dan aktivitas

Gambar 1. Analisis Model

lain yang bertalian, dan; 3) Dokumen

(Milles & Huberman, 1992: 18)

atau arsip, berupa silabus, Rencana

C. PEMBAHASAN

125 | Premiere Educandum, Volume 6 Nomor 1, Juni 2016, 122 – 134

Pembelajaran

bersifat

pada pentingnya sebuah pembelajaran

menggunakan

melalui pengalaman, sehingga apa

yang

kritis

hendaknya

metode

pembelajaran

yang

tepat

yang

dialami

oleh

siswa

dapat

dalam mengajarkannya. Salah satu

dieksplorasi secara baik oleh mereka.

pembelajaran yang dapat digunakan

Hal ini dikarenakan, siswa aktif dalam

ialah Problem Based Learning. Selain

pembelajaran.

penerapan metode Problem Based

Learning

Learning, pembelajaran menulis dapat

dalam

menggunakan media gambar sebagai

2007:71). Tahap pertama ialah siswa

perangsang semangat siswa.

berorientasi

Menurut Rusman (2011:229),

Problem

memiliki

lima

penerapannya

disajikan

pada

Based
langkah
(Trianto,

masalah

dengan

media

yang

gambar.

Problem Based Learning merupakan

Selanjutnya, siswa mendeskripsikan

salah

dan mengorganisasikan tugas belajar.

satu

alternatif

model

pembelajaran yang memungkinkan

Tahap

dikembangkannya

masalah.

keterampilan

ketiga,

siswa

Tahap

menyelidiki

keempat,

berpikir siswa dalam memecahkan

mengembangkan

sebuah masalah. Keterampilan siswa

hasil karya. Tahap terakhir ialah

tersebut

menganalisis dan mengevaluasi proses

mencakup

komunikasi,

dan

penalaran,

koneksi.

Pada

dan

yakni

menyajikan

pemecahan masalah.

metode Problem Based Learning ini,

Dalam pembelajaran ini, proses

siswa dituntut untuk mengembangkan

pembelajaran yang dilaksanakan guru

kemampuan

dengan

dan siswa lebih berperan aktif dalam

kerja

membaca cerita. Guru mengajak siswa

berpikirnya

mengoptimalkan

proses

kelompok atau tim yang sistematis.

untuk

mengamati

gambar

yang

Pembelajaran model ini berdasar

menjadi sumber masalah, berpikir

pada kajian seorang filsuf pendidikan

aktif dalam memecahkan masalah, dan

pada tahun 1923, 1938 yakni John

akhirnya mampu membaca dengan

Dewey (David A. Jacobsen, Paul

runtut

Enggen,

dikumpulkan siswa.

2009:242).

dan

Donal

Menurut

Kauchak,
filsuf

ini,

Problem Based Learning menekankan

dari

informasi

Perencanaan Pembelajaran

yang

Asri Musandi Wiraulia: Penerapan Metode Problem Based Learning… |126

Tahap

perencanaan

tindakan

Pelaksanaan

Pembelajaran

(RPP)

pembelajaran meliputi lima kegiatan

materi membaca cerita serta diimbangi

utama.

Kegiatan-kegiatan

tersebut

dengan pembuatan media gambar.

adalah

1)

ulang

Penyusunan RPP dan media yang

pembelajaran

dilakukan oleh guru haruslah sejalan

sebelumnya, 2) merancang skenario

dengan skenario yang telah dibahas

pembelajaran, 3) menyusun RPP, 4)

bersama oleh guru dan peneliti. Guru

mempersiapkan media pembelajaran,

membuat empat rangkaian media

dan

penelitian.

gambar yang berbeda. Gambar yang

Kekurangan-kekurang yang muncul di

dibuat oleh guru sebagai media,

pembelajaran sebelumnya dikaji dan

nantinya akan digunakan oleh masing-

dievaluasi

menemukan

masing kelompok berbeda-beda. Satu

pemecahannya. Selanjutnya, kegiatan

kelas terdiri dari empat kelompok,

perencanaan tindakan pembelajaran

sehingga gambar yang digunakan ada

ialah

empat rangkaian.

mengevaluasi

kekurang-kekurang

5)

instrument

untuk

merancang

skenario

pembelajaran berdasar evaluasi yang

Kegiatan

terakhir

dalam

pembelajaran

ialah

telah dilakukan pada pembelajaran

perencanaan

sebelumnya. Skenario ini didiskusikan

menyusun

dan

antara peneliti dan guru Bahasa

instrumen

penelitian.

Indonesia

mempersiapkan
Instrumen

tujuan

agar

penelitian terdiri dari dua, yakni tes

kesepakatan

dan

dan nontes. Instrumen tes digunakan

kesepahaman tentang pembelajaran

untuk menilai hasil pekerjaan siswa

membaca

cerita

dalam membaca cerita dengan metode

Problem

Based

dengan

terbentuknya

dengan

metode

Learning

dan

Problem

Based

Learning

dan

penggunaan media gambar yang baik,

penggunaan media gambar. Instrumen

sehingga

nontes dinilai berdasarkan pedoman

yang

kekurangan-kekurangan

muncul

di

pembelajaran

sebelumnya tidak terulang lagi.

observasi

keaktifan

siswa,

refleksi siswa, dan jurnal refleksi guru.

Setelah skenario dirumuskan
secara bersama, guru bertanggung
jawab

untuk

menyusun

Rencana

jurnal

Pelaksanaan Pembelajaran

127 | Premiere Educandum, Volume 6 Nomor 1, Juni 2016, 122 – 134

Pelaksanaan pembelajaran yang

dengan

seksama.

Seorang

siswa

pertemuan

bertanya kepada guru, karena kurang

disesuaikan skenario dan RPP yang

jelas. Siswa tersebut adalah Difta.

telah

kegiatan

Guru menjawab pertanyaan Difta

utamanya adalah siswa mengamati

hingga dia merasa jelas. Setelah

gambar,

kerangka,

penjelasan dirasa cukup dan tidak ada

mencari informasi, dan membaca

yang bertanya lagi, pembelajaran

cerita dari informasi yang didapat.

dilanjutkan ke kegiatan berikutnya.

Tiga

dalam

Guru membagi siswa menjadi empat

pertemuan

kelompok. Masing-masing kelompok

pertama dan kedua ialah kegiatan

terdiri dari lima siswa. Pembagian

awal, inti, dan kegiatan akhir.

kelompok dilakukan secara acak tidak

teridiri

dari

dua

dibuat

dengan

menentukan

kegiatan

pembelajaran,

utama
baik

Kegiatan pertemuan pertama
diawali guru membuka pelajaran
dengan

ucapan

salam.

Siswa

ada ketentuan.
Setelah siswa berkumpul dengan
kelompoknya,

guru

memberikan

menjawab dengan serentak. Guru

rangkaian media gambar yang sudah

bertanya keadaan siswa. Semua siswa

dipersiapkan.

menjawab dengan semangat, “Baik

kelompok mengamati gambar dengan

Bu….”. Setelah menyapa siswa, guru

cermat.

berdiri di tengah dan menanyakan

kelompok menebak cerita apa yang

kepada siswa tentang membaca cerita.

akan dibaca, siapa saja tokohnya, dan

Siswa menjawab bahwa mereka tidak

alur dari ceritanya. Setelah itu, guru

membaca cerita lagi. Namun, ada dua

membagikan teks cerita di masing-

siswa yang menjawab dengan diberi

masing kelompok. Secara bergantian,

tambahan.

siswa dalam kelompok membaca

Masing-masing

Masing-masing

anggota

memperhatikan

cerita. Setiap selesai membaca cerita,

penjelasan guru tentang pengertian

siswa dalam keompok bertugas untuk

cerita

mencocokkan dengan gambar yang

Siswa

dan

macam-macam

cerita

merupakan awal kegiatan inti. Guru
memberikan

contoh-contoh

cerita

kepada siswa. Siswa memperhatikan

telah dibagikan sebelumnya.
Di

akhir

kegiatan,

guru

memberikan kesempatan kepada siswa

Asri Musandi Wiraulia: Penerapan Metode Problem Based Learning… |128

untuk bertanya bila belum mengerti.

yang telah dibaca, apakah sudah sesuai

Guru menjelaskan gambaran tentang

atau belum. Jika belum yakin dengan

kegiatan yang akan dilakukan siswa

kerangka yang ditulis, mereka dapat

pada pertemuan berikutnya dengan

memperbaikinya. Selama + 10 menit

tujuan agar siswa memiliki gambaran

berdiskusi, semua kelompok yakin.

kegiatan yang akan dilaksanakan.

Setelah itu, guru memberikan arahan

Akhirnya, guru mengajak siswa untuk

kepada siswa bagaimana tata cara

menyimpulkan kegiatan pembelajaran

menentukan unsur instriksik cerita.

yang

dilaksanakan.

Setelah semua jelas, siswa dalam

Pembelajaran ditutup dengan salam

kelompok menerima beberapa gambar

oleh guru.

dan bekerja sama menuliskan unsur

telah

Sama halnya dengan pertemuan

instrinsik cerita serta menepelkan

kedua

gambar yang sesuai dengan apa yang

pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan

ditulisnya. Penulisan hasil membaca

pokok, yakni kegiatan awal, inti, dan

dibuat

kegiatan akhir. Guru memberi salam

mungkin, karena akan dipajang di

dan membimbing berdoa bersama di

majalah dinding kelas.

pertama,

pertemuan

Kegiatan

awal pertemuan. Selanjutnya, guru
memberikan

pertanyaan

kegiatan-kegiatan
dilaksanakan

dan

semenarik

membaca

cerita,

mengenai

menuliskan unsur cerita, dan merevisi

telah

kembali berlangsung selama + 30

yang
pada

sebagus

pertemuan

menit.

Siswa

yang

sudah

pertama. Siswa antusias menjawab

menyelesaikan tulisannya, langsung

pertanyaan tersebut, dan akhirnya

menempelkan tulisannya di madding

sedikit gaduh. Guru menenangkan dan

kelas.

meminta

menempelkan

siswa

yang

akan

Setelah

semua

siswa

hasil

kerja

mengemukakan pendapat tunjuk jari.

kelompoknya, guru menyuruh siswa

Lima orang anak mengangkat tangan

untuk

mereka.

hasilnya tersebut. Guru memberikan

Kegiatan inti diawali oleh siswa
berkumpul

dengan

mengamati

kesempatan

kepada

dan

membaca

semua

siswa

kelompoknya,

untuk mengemukakan pendapat dan

mengamati kembali gambar dan cerita

penilaian terhadap hasil membaca

129 | Premiere Educandum, Volume 6 Nomor 1, Juni 2016, 122 – 134

yang dipajang. Guru memimpin siswa

semua

untuk menentukan dua hasil kerja

dalamnya. Keaktifan siswa dalam

kelompok yang paling baik. Guru

diskusi kelompok dapat dilihat dari

mengajak siswa untuk memberikan

hasil

penghargaan kepada pemenang yakni

pembelajaran membaca cerita dengan

dengan bertepuk tangan. Semua siswa

metode Problem Based Learning dan

bertepuk tangan dengan ceria.

penggunaan media gambar.

pembelajaran

yang

berperan

pengamatan

Dari

Pembelajaran diakhiri dengan
menyimpulkan

siswa

dapat

peneliti

kegiatan

dijelaskan

aktif

di

saat

pembelajaran

keaktifan

siswa

telah dilakukan. Ada lima siswa yang

dalam pembelajaran membaca cerita

mengemukakan simpulannya. Guru

dengan

menutup

dengan

Learning dan penggunaan media

mengucapkan salam dan memberikan

gambar. Siswa cukup baik dalam

pesan agar siswa tetap rajin belajar.

memerhatikan penjelasan guru dan

Observasi dan Evaluasi

gambar yang mereka dapat. Siswa

pertemuan

Peneliti mengamati jalannya

Problem

metode

termotivasi

untuk

Based

memperhatikan

pembelajaran membaca cerita dengan

gambar dengan seksama. Siswa cukup

metode Problem Based Learning dan

bersemangat dalam bekerjasama untuk

penggunaan media gambar siswa kelas

mendiskusikan

V SDN Sambirejo 3 dengan menjadi

berkelompok.

partisipasi aktif dan berada di dalam

kelompok

kelas.

merumuskan unsur instrinsik cerita.

Pembelajaran

pembelajaran

tugas-tugas
Semua

berperan

bekerja

aktif

kelompok,

secara
anggota
dalam

yang berlangsung selama 4 x 35 menit,

Saat

mempelajari hakikat cerita, macam-

kondusif dan tenang. Kesempatan

macam cerita, dan contoh cerita, serta

untuk bertanya jika belum mengerti

bagaimana menentukan unsur cerita.

yang

diberikan

oleh

siswa

guru

Siswa sangat antusias mengikuti

dimanfaatkan oleh empat orang siswa.

pembelajaran membaca cerita dengan

Di akhir pembelajaran, lima siswa

metode Problem Based Learning dan

termotivasi

penggunaan media gambar. Diskusi

kegiatan pembelajaran yang telah

kelompok sudah berjalan lancar dan

dilaksanakan.

untuk

menyimpulkan

Asri Musandi Wiraulia: Penerapan Metode Problem Based Learning… |130

Kegiatan

terakhir

ialah

Siswa

sangat

mempublikasikan.

aktif

dalam

membaca

cerita,

mendiskusikan unsur instrinsik cerita,

antusias untuk mempublikasikan hasil

dan

diskusi yang telah mereka tulis dengan

madding kelas. Nilai akhir 17 siswa

cara memajang di mading kelas. Siswa

dalam pembelajaran membaca cerita

juga menghias hasil kerja kelompok

sudah mencapai KKM yang telah

dengan gambar yang mereka buat dan

ditentukan. Hasil pekerjaan siswa

pita-pita kecil sehingga terlihat lebih

tersebut dapat diidentifikasi sebagai

indah. Setelah dipajang, semua siswa

berikut. Rata-rata nilai siswa dalam

menentukan dua yang paling bagus,

kegiatan

baik dari segi isi, bahasa, dan ejaan.

memenuhi KKM yakni 77,2. Nilai

Selain

dari

observasi

saat

memajang

hasil

membaca

diskusi

cerita

di

sudah

terendah 69 dan nilai tertinggi 84.

pembelajaran, kemampuan membaca

Pada pembelajaran jumlah siswa

cerita dapat dilihat dari jurnal refleksi

yang memperoleh nilai sama atau di

siswa dan guru. Siswa kelas V SDN

atas KKM (75) adalah 17 siswa (85%)

Sambirejo 3 sudah mulai memahami

dari 20 siswa kelas V SDN Sambirejo

pembelajaran membaca cerita dengan

3.

metode Problem Based Learning dan
penggunaan media gambar. Hal ini

15%

dibuktikan dengan meningkatnya hasil
akhir pembelajaran membaca cerita
pembelajaran

bila

dibandingkan

85%

pembelajaran sebelumnya. Nilai rataTuntas

rata pada pembelajaran lebih tinggi
dari pembelajaran sebelumnya yakni
77,2. Berdasarkan jurnal refleksi guru
dalam

pelaksanaan

pembelajaran,

penerapan metode Problem Based
Learning dan penggunaan media
gambar dalam pembelajaran membaca
cerita berjalan dengan optimal. Siswa

Gambar

2.

Diagram

Ketuntasan

Belajar Pembelajaran

131 | Premiere Educandum, Volume 6 Nomor 1, Juni 2016, 122 – 134

pembelajaran membaca cerita. Siswa

84

90
80

69

70

berani bertanya dan mengemukakan

73.4
Nilai
Tertinggi

60
50
40

Nilai
Terendah

30

Rata-rata

20

pendapat. Selain itu, siswa juga telah
mampu membaca cerita sekaligus
menentukan unsur intrinsiknya.
Nilai rata-rata kelas mengalami
peningkatan menjadi 77,2. Siswa yang

10

telah

0

Gambar 3. Diagram Perolehan Nilai
Kemampuan Membaca cerita

Analisis dan Refleksi Tindakan

Secara

umum,

proses

pembelajaran membaca cerita dengan
metode Problem Based Learning dan

Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan
yang

media

Pembelajaran

gambar

pada

membaca

cerita

mengalami peningkatan dalam segi
proses dan hasilnya. Hal tersebut
merupakan

kelebihan

dari

pembelajaran membaca cerita yang
dengan

menerapkan

metode Problem Based Learning dan
penggunaan media gambar. Guru
semakin mahir menerapkan metode
Based

Learning

dalam

pembelajaran membaca cerita dan
menggunakan media gambar yang
dipersiapkan

ingin

dicapai

dalam

terpenuhi. Dengan demikian, kegiatan

mengalami peningkatan baik dari segi
kualitas

sendiri

dalam

proses

dan

kemampuan

membaca cerita siswa.
D. PENUTUP
Berdasar hasil penelitian yang

pembelajaran berjalan dengan lancar.

Problem

85%.

pembelajaran membaca cerita telah

Pembelajaran

dilaksanakan

mencapai

pembelajaran membaca cerita telah

Pembelajaran

penggunaan

tuntas

telah dilaksanakan dan pembahasan
yang telah dilakukan, dapat diambil
dua simpulan besar sebagai berikut.
Pertama, penerapan metode Problem
Based Learning dan penggunaan
media gambar dapat menumbuhkan
keaktifan

siswa

kelas

V

SDN

Sambirejo 3 dalam pembelajaran
membaca cerita. Hal ini dapat dilihat
dari

(a)

siswa

aktif

dalam

mendengarkan penjelakan guru; (b)
siswa mampu menemukan masalah
dengan mengamati gambar; (c) siswa

Asri Musandi Wiraulia: Penerapan Metode Problem Based Learning… |132

mampu memecahkan masalah dengan

belajar siswa adalah apakah pada diri

mencari informasi dan materi untuk

guru terlihat adanya suatu sikap yang

membaca cerita; (d) siswa mampu

memiliki daya tarik. Hal ini dapat

mengomentari dan mengemukakan

terjadi jika guru merasa tergerak

pendapat terhadap hasil kerja yang

berada

ditulis

pelajaran tersebut. Contoh sikap yang

teman;

(e)

siswa

tidak

di

tengah-tengah

canggung lagi bertanya bila belum

diperlihatkan

mengerti; dan (f) siswa mampu

memiliki peranan penting. Sebaliknya,

membaca cerita dengan baik. Kedua,

guru yang tidak merasa tertarik dan

penerapan metode Problem Based

tidak menaruh perhatian terhadap

Learning dan penggunaan media

sesuatu, serta tidak disukai siswa, akan

gambar didapatkan nilai akhir dari

sukar

pembelajaran adalah sebagai berikut.

keinginan siswa untuk mau belajar.

Nilai rata-rata 77,2 dengan persentase

Dengan

ketuntasan

menarik, maka keaktifan siswa akan

85%

Berdasarkan

hal

atau

17

siswa.

tersebut

dapat

disimpulkan bahwa penerapan metode
Problem

Based

Learning

dan

oleh

seorang

mata

merangsang

penyampaian

guru

timbulnya

guru

yang

meningkat. Begitu juga sebaliknya.
Pembelajaran
gambar

yang

dengan

media

ditetapkan

untuk

kemampuan

siswa

penggunaan media gambar dapat

meningkatkan

membuat siswa aktif dan kemampuan

dalam membaca cerita adalah upaya

membaca cerita siswa terasah dengan

guru untuk memfasilitasi siswa dalam

baik.

belajar sehingga siswa tertarik dan
Walaupun pembelajaran yang

akhirnya aktif dalam pembelajaran.

digambarkan di atas tidak mudah

Siswa yang biasanya hanya pasif

untuk diciptakan dan dilaksanakan,

menerima pelajaran menurut perintah

setidak-tidaknya guru harus dapat

atau petunjuk guru, berubah menjadi

memberikan ruang gerak yang lebih

siswa yang aktif menentukan sendiri

luas demi kepentingan semangat siswa

bagaimana langkah-langkah membaca

dalam mengikuti pembelajaran. Hal

cerita sesuai dengan gambar yang

yang tidak dapat diremehkan bagi

disajikan tanpa banyak interversi oleh

perkembangan semangat dan gairah

guru. Dengan demikian, siswa lebih

133 | Premiere Educandum, Volume 6 Nomor 1, Juni 2016, 122 – 134

aktif melakukan praktik membaca

cerita siswa, maka diharapkan metode

cerita. Pada akhir pembelajaran, siswa

dan media tersebut dapat diterapkan di

dapat merefleksikan bahwa membaca

dalam

cerita dengan metode Problem Based

pembelajaran membaca cerita.

Learning dan menggunakan media

DAFTAR PUSTAKA

gambar

Arief

Sadiman.
2007.
Media
Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Azhar

Arsyad.
2007.
Media
Pembelajaran. Jakarta : Raja
Grafindo.

bukanlah

hal

yang

membosankan.

Bahkan,

siswa

semangat

bergairah

dalam

dan

mengikuti proses pembelajaran. Hal
ini berpengaruh positif terhadap hasil
pembelajaran sehingga akan terjadi
peningkatan

kemaampuan

siswa

dalam membaca cerita.
Pembelajaran membaca cerita
dengan

metode

Problem

Based

pembelajaran,

khususnya

Burhan Nurgiyantoro. 2010. Penilaian
Pembelajaran
Bahasa.
Yogyakarta:
BPFEYOGYAKARTA.
Eko Putro Widoyoko. 2009. Evaluasi
Program
Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Learning dan penggunaan media
gambar merupakan pembelajaran yang
mengutamakan kerja sama, diskusi
kelompok, saling berpartisipasi, saling
berusaha

membantu,

saling

mendengarkan, saling memuji, saling
bertanya,

saling

sehingga

suasana

tampak

menyenangkan,

membosankan,
bergairah,

memperhatikan

Hardjana, H. P. 2006. Cara Mudah
Mengarang Cerita Anak-anak.
Jakarta: Grasindo.
Jacobsen, David A, Paul Eggen, dan
Donald
Kauchak
diterjemahkan oleh Achmad
Fawaid dan Khoirul Anam.
2009. Methods for Teaching.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

pembelajaran

belajar

pembelajaran

tidak
dengan
aktif-

responsif, siswa aktif dan kritis, serta
guru kreatif. Mengingat penerapan
metode Problem Based Learning dan
penggunaan media gambar dapat
meningkatkan kemampuan membaca

Milles dan Hubbermain. 1992. Miles,
M. B. dan A. M. Hubermain.
1992.
Analisis
Data
Kualitatif: Buku Sumber
Tentang
Metode-metode
Baru (Judul Asli: Qualitative
Data
Analysis.
Diterjemahkan oleh Tjetjep
Rohandi Rohidi). Jakarta: UI
Press.

Asri Musandi Wiraulia: Penerapan Metode Problem Based Learning… |134

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2002.
Media Pengajaran. Bandung:
Sinar Baru Algesindo.
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra
Anak: Pengantar Pemahaman
Dunia Anak. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Oster, Leslie. 2001. Using the Think
Aloud for Reading Instruction.
The Reading Teacher. Vol. 5
No. 1. Halaman 64-69.
Rusman.
2011.
Model-model
Pembelajaran. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Sagala, Syaiful. 2007. Konsep dan
Makna
Pembelajaran.
Bandung: Alfabeta.