1. INOVASI PENGOLAHAN SINGKONG MENJADI CASSAVA STICK DI DUSUN TRASIH DESA GIRIASIH PURWOSARI GUNUNG KIDUL

(1)

1)Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (DPL dan Ketua Tim KKN PPM DIKTI 2016) di Desa Giriasih-Purwosari Gunung Kidul.

2)-9)Anggota Unit 398 KKN PPM DIKTI 2016 email : auggie_my@yahoo.com

ABSTRAK

Sumber daya alam yang dimiliki oleh dusun Trasih Desa Giriasih diantaranya adalah singkong, jagung dan tembakau. Dari sumber daya alam tersebut masyarakat dusun Trasih dijadikan sebagai sumber pendapatan, tetapi masih sebatas pada menjual hasil bumi tersebut ke pasar, belum diberdayakan secara optimal (nilai tambah dari hasil bumi tersebut baru dibuat

“tiwul” dan “gaplek”). Dari hasil observasi yang dilakukan dan analisa masalah, maka

memungkinkan peningkatan nilai tambah dari sumber daya alam (khususnya singkong yaitu dibuat

“stick singkong”. Jenis makanan ini (stik singkong) jika dioptimalkan pemasarannya, maka dapat menigkatkan pendapatan masyarakat dusun Trasih. Dengan metode penyuluhan dan pemberian latihan untuk membuat deversifikasi produk dari singkongdan penyuluhan tebtang pengorganisasian kelompok usaha yang sudah ada (asih mandiri) maka msyarakat dusun Trasih khususnya ibu-ibu PKK dapat membantu meningjatkan pendapatan keluarga, sehingga pada saatnya nanti tingkat ekonomi masyarakat dusun Trasih juga dapat meningkat.

Keywords : Trasih,singkong, produksi, PKK

ABSTRACT

Natural resources which belongs to Trasih’s village such as cassava, corn, and tobacco. The economy is carried out by utilizing existing crop yields in Trasih, but in the sales, the society still relying on to sell directly to the market. The profit gained is not great, and not worth with the

outcome. They has also been trying to make cassava processed into “tiwul” and “gaplek”(only

seasonal). Based on the results of observation and data retrieval has been done, then compiled the

program seeded work, “innovation of processing cassava into Cassava Stick”. Cassava stick is the

idea that aims to make cassava becomes more valuable and increase the extent of society income in Trasih. The methods used is socialization about the content and benefits of nutritional cassava,

cassava stick cooking’s mentoring, packaging, and strategy to the initial marketing. The result is a product in the form of cassava stick with label, and create an organization that manages the natural

resources of Trasih. This activity implies Trasih’s society, especially womans community for the welfare o f the societ.

Keywords : Trasih, cassava, product, womans community

PENDAHULUAN

Berdasarkan batas geografis, Dusun Trasih desa Giriasih berada di Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta dan berada pada wilayah dataran tinggi. Lokasi dusun tersebut dapat dikatakan cukup jauh dari wilayah perkotaan. Kondisi jalan masuk ke lokasi tersebut sudah baik, dan udara masih sejuk karena faktor lokasi yang jauh dari perkotaan. Dari segi kondisi masyarakat, masyarakat pada dusun tersebut ramah dan terbuka, namun masih

INOVASI PENGOLAHAN SINGKONG MENJADI CASSAVA STICK DI DUSUN

TRASIH DESA GIRIASIH - PURWOSARI GUNUNG KIDUL

Agus Taufiq 1), Ageng Pambudi2), Novi Amalia3), Auliya Lenggogeni4), Sinta Silviani Dwi

Lestari5), Bella Alviani Ovina6), Bayu Prasetyo Utomo7), Fadlan Afdallah Ramadhan8),


(2)

lemah dalam hal memanajemen sumber daya sehingga potensi yang ada kurang dikembangkan karena warga dusun tersebut cenderung ingin praktis dan hasil yang cepat. Potensi wilayah dari segi sosial ekonomi, jumlah penduduk Dusun trasih, giriasih sekitar 96 kepala keluarga dan rata-rata mata pencaharian masyarakat dusun tersebut sebagai petani ladang singkong, jagung, dan tembakau. Sedangkan dari segi fisik, Dusun Trasih Giriasih ini memiliki luas 200,950 hektar, dengan tanah sawah 60,983 hektar, tanah pekarangan 55,333 hektar, 55,466 hektar tanah perkebunan dan sisanya 29,168 hektar merupakan tanah perumahan penduduk. Dusun trasih memiliki luas lahan pertanian paling banyak kedua setelah dusun klepu. Hasil bumi yang paling banyak dihasilkan adalah singkong.

Singkong atau ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu sumber karbohidrat lokal Indonesia yang menduduki urutan ketiga terbesar setelah padi dan jagung. Tanaman ini merupakan bahan baku yang paling potensial untuk diolah menjadi tepung. Singkong segar mempunyai komposisi kimiawi terdiri dari kadar air sekitar 60%, pati 35%, serat kasar 2,5%, kadar protein 1%, kadar lemak 0,5%, kadar abu 1%, karenanya merupakan sumber karbohidrat dan serat makanan namun sedikit kandungan zat gizi seperti protein (Hasbi, 2012). Masyarakat dusun trasih yang tidak konsistensi dan tidak berkelanjutan dalam mengolah hasil bumi berupa singkong sehingga hasil bumi tersebut hanya bernilai rendah. Permasalahan nya adalah hanya terdapat lima jenis olahan makanan dengan bahan dasar singkong dari turunan 1, kurangnya pengetahuan mengenai kandungan gizi dan turunan yang dihasilkan dari singkong. Padahal dari singkong tersebut dapat diolah menjadi berbagai macam produk konsumsi yang aman dan bernilai jual tinggi seperti cake, nata de cassava, cassava stick. Untuk produk pertaniannya dapat diolah menjadi pembasmi hama padi (pestisida alami), pupuk organik. Masih dibutuhkanya alat-alat/fasilitas pendukung peningkatan kualitas dan kuantitas olahan makanan dari singkong seperti mesin penggiling singkong menjadi tepung, spinner, mesin oven makanan, sealer, dan meja produksi menjadi faktor utama kelompok usaha dalam pengolahan singkong tersebut tidak bertahan lama. Kesiapan sumber daya manusianya dalam menghadapi pangsa pasar merupakan faktor lain pemasaran produk tersebut terhenti.

Masyarakat Dusun trasih giriasih yang kurang mampu memanajemen potensi sumber daya yang ada menyebabkan sumber daya alam tersebut tidak termanfaatkan dengan baik, sehingga KKN UII Unit-398 tergerak untuk menyalurkan ide dan informasi dalam pengolahan singkong berupa pembuatan cassava stick yang bertujuan meningkatkan kemampuan manajemen potensi sumber daya bagi masyarakat dusun tersebut. Urgensi dari kegiatan ini adalah agar sumber daya alam berupa singkong sebanding dengan proses pemanenanya yang lama, sehingga meningkatkan nilai jual singkong.


(3)

Dari permasalahan tersebut disusunlah rencana pemecahan masalah yang antara lain adalah Sosialisasi mengenai kandungan dan manfaat gizi singkong, pendampingan memasak Stik singkong, peningkatan fasilitas produksi untuk mendukung peningkatan kuantitas dan kualitas hasil olahan makanan dari bahan dasar singkong, Pengemasan, Strategi untuk pemasaran awal, serta menjadi percontohan ketahanan pangan dengan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) lokal melalui diversifikasi olahan makanan dari bahan dasar singkong.

Rasionalisasi dari kegiatan ini mampu mendorong masyarakat Dusun Trasih untuk memanfaatkan maupun membudidayakan sumber daya alam berupa singkong menjadi produk yang enak dikonsumsi dan bernilai jual tinggi serta terciptanya sistem manajemen sumber daya yang lebih produktif.

METODE

Dari beberapa permasalahan yang ditemui diperlukan perencanaan kegiatan agar kegiatan yang dilaksanakan terarah dan jelas. Berikut ini dijelaskan tahapan yang dilakukan.

Tahapan awal adalah penyuluhan manfaat dan gizi singkong. Pada tahapan ini dijelaskan mengenai tentang nilai gizi, variasi jenis, dan turunan olahan makanan berbahan dasar singkong. Singkong yang menjadi penghasil utama di dusun trasih menjadikan tahapan ini sebagai awal mula untuk mengenalkan kandungan gizi singkong, terutama pada ibu rumah tangga yang berada di dusun trasih. Sasaran dari penyuluhan awal ini kepada masyarakat dusun trasih khusunya ibu-ibu. Cara untuk memilih responden/khalayak sasaran dengan cara mengumpulkan warga dusun trasih di balai padukuhan untuk diberikan pengarahan dan penyuluhan. Arisan PKK dusun trasih diadakan setiap bulanya, dari siitulah cara yang tepat untuk memberikan penyuluhan, disamping ramai yang datang karena agenda rutin tiap bulan memungkinkan untuk informasi ini bisa tersebarluaskan. Modul / materi yang dibagikan berdasarkan data yang sudah dihimpun oleh dosen farmasi yang sudah berpengalaman. Beliau juga merupakan salah satu dosen pengaju Program Pemberdayaan Masyarakat. Data inilah yang nanti menjadi rujukan untuk penyuluhan gizi singkong. Alat yang dibutuhkan hanyalah proyektor. Dari kegiatan ini nantinya masyarakat mengetahui tentang manfaat gizi, variasi jenis, dan turunan olahan makan berbahan dasar singkong.

Tahapan selanjutnya adalah penyuluihan mengenai kelompok usaha Keluarga asih mandiri yang nantinya kelompok usaha asih mandiri yang berada di dusun akan bergerak dalam bidang pengolahan makanan dari bahan dasar hasil bumi masyarakat dusun trasih. Berdasarkan analisis data dengan teknik wawancara, masyarakat dusun trasih belum mempunyai suatu organisasi kelompok usaha yang berada di dusun dalam mengolah bahan dasar hasil bumi dusun


(4)

trasih. Usaha yang dilakukan oleh masyarakat dusun trasih hanya sebatas by order. Hal ini memungkinkan kelompok usaha tersbut tidak bertahan lama. Kelompok usaha asih mandiri yang merupakan kelompok usaha yang berada di desa. Hal tersebut mendasari kurangnya keterbukaan informasi kepada dusun yang berada di desa giriasih khusunya pada dusun trasih. Dalam hal ini perlu adanya sosialisai mengenai keluarga asih mandiri agar informasi tersebut tersebarluaskan mengenai keberadaan keluarga asih mandiri. Teknik pengumpulan data yang diperlukan untuk sosialisasi adalah berupa wawancara dengan bagian kesra yang ada di desa. Data tersebut yang menjadi acuan untuk mensosialisasikan mengenai keluarga asih mandiri. Pada tahapan ini dijelaskan mengenai keberadaan keluarga asih mandiri yang berada di desa. Sasaran kegiatan dari tahapan ini adalah Ibu-ibu PKK yang berada pada dusun trasih. Agar sasaran yang datang banyak dan ramai, pada tahapan ini berbarengan dengan perkenalan serta sosialisai program individu ataupun unit. Output dari tahapan kegiatan ini adalah terbentuknya suatu organisasi berupa keluarga asih mandiri tingkat dusun yang mewadahi dalam mengolah bahan dasar hasil bumi dusun trasih. kelompok usaha asih mandiri tingkat dusun ini juga akan berkoordinasi langsung dengan keluarga asih mandiri tingkat desa dalam hal pemasaran.

Tahapan selanjutnya adalah demo masak cassava stick. Berdasarkan analisis data yang didapat, Masyarakat desa giriasih hanya mempunyai 5 jenis olahan makanan dengan bahan dasar singkong dari turunan 1 (satu/pertama) yaitu berupa keripik singkong, tepung singkong, tape singkong, dan makanan tradisional. Lain hal dengan yang berada didusun trasih jenis olahan makanan yang dibuat oleh masyarakat dusun trasih hanya berupa gaplek dan tiwul. Olahan makanan itu tidak untuk diperdagangkan melainkan hanya untuk dimakan untuk sendiri. Pada tahapan ini dijelaskan mengenai pembuatan olahan makanan berupa cassava stick. Cassava stick merupakan suatu ide/gagasan untuk membuat olahan makanan lebih bervariasi dan mudah untuk dioalah. Data dalam membuat cassava stick didapat dari pengolahan makanan berupa kripik bawang. Bahan dan alat yang digunakan hampir sama dengan pengolahan makanan berupa kripik bawang. Bahan yang dibutuhkan yaitu Tepung Singkong 0,150 kg,Tepung Terigu 0,1 gram, Telur 1 butir, Nori (Rumput Laut Panggang) Secukupnya, Lada bubuk 2 gram Garam Secukupnya, Bawang Merah (dihaluskan) 3 Siung, Bawang Putih (dihaluskan) 3 Siung, Air Secukupnya. Alat yang dibutuhkan adalah kompor, wajan, rolling pan, spatula, gas. Pada tahapan ini pula dijelaskan mengenai komposisi untuk membuat cassava stick agar sesuai dan dapat diterima oleh masyarakat. Responden/khalayak sasaran yang dipih adalah perwakilan dari tiap Rukun Tetangga berjumlah 5 orang, yang nantinya dari 5 orang tiap Rukun Tetangga akan mengajari kepada warga yang lainya. Alasanya adalah agar dalam memanajemen waktu tercapai. Ouput dari tahapan ini adalah


(5)

mengetahui bahan dan alat serta komposisi pembuatanya dan dapat mempraktekan pembuatannya. Metode yang digunaka adalah praktek memasak dan mendampinginya.

Tahapan selanjutnya adalah memperkenalkan mesin serta cara pengoperasianya. Berdasarkan analisis data, masyarakat dusun trasih membutuhkan alat-alat/fasilitas pendukung untuk peningkatan kuantitas dan kualitas olahan makanan dari singkong. Analisis tersbut diambil dari wawancara dari warga. Hal ini membbuktikan bahwa masyarakat dusun trasih masin enggan untuk mengolah olahan makanan singkong karena proses dan waktu yang lama dalam mengolah singkong menjadi olahan makanan yang bernilai. Tujuan dari tahapan kegiatan ini adalah agar masyarakat lebih praktis lagi dalam membuat olahan singkong sehingga tergerak untuk mengolah olahan singkong. Responden/khalayak sasaran yang dipih adalah perwakilan dari tiap Rukun Tetangga berjumlah 5 orang, yang nantinya dari 5 orang tiap Rukun Tetangga akan mengajari kepada warga yang lainya. Alasanya adalah agar dalam memanajemen waktu tercapai. Alat yang diperkenalkan adalah berupa spinner yaitu alat peniris minyak, dan sealer alat pemanas press platik untuk packaging yang baik. Disain alat spinner yang digunakan adalah kapasitas 3 kilogram agar nantinya alat ini bisa memperpanjang keawetan dan kuantitas dalam mengolah makanan olahan singkong lebih banyak. Disainn dari alat sealer berupa pemanas press plastik sederhana prinsip nya seperti pemanas dari lilin. Alat sealer tersebut nantinya untuk packaging yang baik. Labeling perlu dilakukan agar pemasaran produk semakin mudah. Design labeling yang digunakan berupa corel draw yang nantinya dicetak lalu dimasukan kedalam produk olahan tersebut lalu di packaging menggunakan sealer. Outpuynya dalah masyarakat dusun trasih mengetahui kinerja dan produktivitas alat penunjang berupa spinner dan sealer.

Tahapan selanjutnya adalah peningkatan pemasarn produk. Pemasaran produk menjadi hal penting dalam menjual produk olahan makanan. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan teknik wawancara, berbagai kegiatan dalam mengolah hasil bumi sudah banyak hanya saja terekndala pada pemasaranya. Berdasarkan data yang diperoleh, kelompok asih mandiri tingkat desa, memasrkan produk olahanya dijual ke pasar panggang, wonosari, parangtritis, dan beberapa daerah di kota bantul. Melayani pemesanan dan mengikuti pameran-pameran seperti Gunung kidul Expo, pameran-pameran produk POSDYA, UII Expo, dan lain lain. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat belum siap untuk menerjunkan hasil olahan makanan tersbut ke dalam pangsa pasar. Tidak jauh berbeda dengan dusun trasih, terdapat suatu usaha mandiri yaitu pembuatan aksesoris dari sampah organik berupa bungkus plastik kopi. Usaha kelompok di trasih pun begitu. Tahapan ini muncul karena adanya permasalahan yang demikian. Pada tahapan ini akan diberikan pengetahuan mengenai kiat berwirausaha dan


(6)

pemasaran dasar. Responden atau khalayak sasaran yang diambil adalah kader-kader dari organisasi kelompok Asih mandiri tingkat dusun. Agar nantinya para kader inilah yang akan meneruskan kelompok usaha asih mandiri di tingkat dusun. Pembicara dari dosen memungkinkan daya tarik dalam mengikuti kegiatan seminar.

Tahapan terakhir adalah sosialisasi terkait Undang-Undang no.18 tahun 2012 tentang ketahanan, kedaulatan, kemandirian pangan sudah mengatur tentang pengutamaan produksi sesuai dengan kearifan lokal. Salh satu contohnya adalah pemanfaatan sumber daya alam (SDA) melalui diversifikasi olahan makanan berbahan dasar singkong di dusun trasih. hal tersbut bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan pangan sampai tingkat individu dan menciptakan lapangan kerja sehingga kesejahteraan masyarakt di pedesaan semakin merata. Responden atau khalayak sasaran yang dicapai adalah kader-kader usaha kelompok asih mandiri yang berada pada tingkat dusun.

HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil

Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan, warga sangat antusias ketika mengikuti kegiatan. Hal ini dilihat adari adanya diskui dan konsistensi selama kagiatan. Selain itu beberapa rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oelh penulis masyarakat sudah memikirkarakan produk yang bakal diolah untuk segera dipasarkan. Terbentuklah Organisai yang menaungi dalam hal produksi olahan singkong ataupun sumber daya alam yang lain seperti jagung dan yang lainya. Meskipun demikian, warga juga menyampaikan tentang modal awal yang harus disediakan dalam menjalankan program. Walaupun seperti itu penulis memberikan solusi untuk peminjaman dan membuat proposal ke desa ataupun kecamatan. Akhirnya, Dusun trasih mempunyai sebuah kelompok usaha dan tempat produksi di dusun Trasih. Sehingga bisa menjadi dusun percontohan dengan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) local melalui diversifikasi olahan (SDA) yang ada pada dusun itu.


(7)

Gambar 1. Penyuluhan Gizi, dan manfaat dari singkong.

Gambar 2. Antusias ibu-ibu dalam penyuluhan Keluarga Asih Mandiri


(8)

Gambar 4. Pengenalan alat sealer


(9)

Gambar 6. Tempat berlangsungnya kegiatan

Gambar 7. Sosialisasi UU no.18 tahun 2012


(10)

b. Pembahasan

Terdapat beberapa temuan diantaranya adalah jumlah warga yang hadir sangat banyak dari 96 kepala keluarga, sekitar 40 warga hadir dalam rangkaian penyuluhan inovasi pengolahan cassava stick terutama ibu-ibu dalam menanggapi program mengolah makanan berbahan dasar singkong. Wajar saja karena sasaran utama dari pengolahan berbahan dasar singkong ini adalah ibu-ibu muda yang masih semangat untuk menjalankan kegiatan ini. Pada dasarnya warga masyarakat dusun trasih didominasi generasi tua (usia diatas 40 tahun). Hal ini diperkuat dengan adanya penryataan dari pak paryata selaku pak dukuh bahwasanya program ini bisa terbilang suksesn karena dilihat dari jumlah warga yang hadir melebihi dari jumlah warga yang hadir pada saat pelantikan serah jabatan kepala dukuh ataupun kegiatan agenda rutin yang dilakukan oleh masyarakat dusun trasih. dalam akhir dari tahapan ini diadakanya perlombaan memasak antar tiap Rukun Tetangga untuk membuat pengolahan singkong menjadi cassava stick. Kriteria penilaian berdasarkan pada bentuk, rasa, kerapihan dalam packaging. Pemenang ini dari perlombaan ini dijadikan sebagai contoh dalam memproduksi secara masal. Pengaruh kemasan pun turut berpengaruh terhadap loyalitas konsumen (Syaputri, 2014). Hal ini dibuktikan dengan perlombaan dengan kriteria kerapihan dalam packaging, ini merupakan awal tentang pentingnya pengemasan secara baik, pengemasan yang dilakukan dengan sempel hasil olahan makanan sebanyak 250 gram. Walaupun masih belajar dalam proses labeling. Pemasaran awal untuk warung-warung kecil ataupun pada pasar. Komunikasi mempunyai andil membangun iklim organisasi, yang berdampak kepada membangun budaya oranisasi, yaitu nilai dan kepercayaan yang menjadi titik pusat organisasi. Tujuan komunikasi dalam proses organisasi tidak lain dalam rangka membentuk saling pengertian (mutual

undestanding)…(Anonim, 2012). Dalam hal ini organisasi yang dibentuk berupa kelompok

keluarga asih mandiri tingkat dusun mempunya insiatif dalam membangun kelompok usaha ini. Hal ini dibuktikan dengan konsistensi dan bakat yang dipunya serta pengarahan dalam berwirausaha sudah tersampaikan dengan baik. Ibu-ibu dusun trasih mempunyai inisiatif mencoba untuk melakukan olahan makanan lain, sperti keripik kulit singkong. Berdasarkan pada literatur komunikasu sudah terjalin sebelum organisasi ini bentuk, memungkinkan kelompok usaha ini akan bergerak maju dalam hal pengolahan singkong.

KESIMPULAN

1. Warga sangat antusias dalam mengikuti kegiatan innvasi pengolahan singkong menjadi cassava stick


(11)

3. Inisiatif warga dalam membangun sebuah organisasi tercipta karena adanya komunikasi yang baik

4. Motivasi yang cukup kuat dari masyarakat dusun trasih untuk mengolah olahan singkong terjadi karena alat pendukung atau penunjang diberikan ke desa, sehingga harus mempunya produksi terlebih dahulu.

5. Pemasaran yang dilakukan masih sebatas pada warung-warung kecil.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan dana yang telah diberikan oleh Direktorat Riset dan Pegabdian Masyarakat Kemenristekdikti RI melalui skema KKN PPM untuk tahun anggaran 2016.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala Desa Giri Asih yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan KKN PPM dan segenap masyarakat desa Giri Asih yang terlibat dalam pelaksanaan KKN PPM di wilayah desa Giri Asih, serta terima kasih penulis ucapkan kepada para mahasiswa UII peserta KKN PPM 2016 (dari beberapa jurusan/program studi).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Komunikasi Dalam Organisasi. Teori Organisasi Umum. 1 (1), 1 – 12.

Hasbi, M., 2012. Usaha Keripik Kulit Singkong. Karya Ilmiah Mahasiswa D3 Amikom Prodi Manajemen Informatika. Retrieved from http://www.amikom.ac.id/research/index.php/

DMI/article/view/7657. .

Syaputri R. 2014. Pengaruh Kemasan Merek dan Harga Terhadap Loyalitas Konsumen pada UKM Keripik Singkong Sulis di Samarinda. Igarss 2014, 3(1), 1-5.


(1)

Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6 "Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"

pemasaran dasar. Responden atau khalayak sasaran yang diambil adalah kader-kader dari organisasi kelompok Asih mandiri tingkat dusun. Agar nantinya para kader inilah yang akan meneruskan kelompok usaha asih mandiri di tingkat dusun. Pembicara dari dosen memungkinkan daya tarik dalam mengikuti kegiatan seminar.

Tahapan terakhir adalah sosialisasi terkait Undang-Undang no.18 tahun 2012 tentang ketahanan, kedaulatan, kemandirian pangan sudah mengatur tentang pengutamaan produksi sesuai dengan kearifan lokal. Salh satu contohnya adalah pemanfaatan sumber daya alam (SDA) melalui diversifikasi olahan makanan berbahan dasar singkong di dusun trasih. hal tersbut bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan pangan sampai tingkat individu dan menciptakan lapangan kerja sehingga kesejahteraan masyarakt di pedesaan semakin merata. Responden atau khalayak sasaran yang dicapai adalah kader-kader usaha kelompok asih mandiri yang berada pada tingkat dusun.

HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil

Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan, warga sangat antusias ketika mengikuti kegiatan. Hal ini dilihat adari adanya diskui dan konsistensi selama kagiatan. Selain itu beberapa rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oelh penulis masyarakat sudah memikirkarakan produk yang bakal diolah untuk segera dipasarkan. Terbentuklah Organisai yang menaungi dalam hal produksi olahan singkong ataupun sumber daya alam yang lain seperti jagung dan yang lainya. Meskipun demikian, warga juga menyampaikan tentang modal awal yang harus disediakan dalam menjalankan program. Walaupun seperti itu penulis memberikan solusi untuk peminjaman dan membuat proposal ke desa ataupun kecamatan. Akhirnya, Dusun trasih mempunyai sebuah kelompok usaha dan tempat produksi di dusun Trasih. Sehingga bisa menjadi dusun percontohan dengan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) local melalui diversifikasi olahan (SDA) yang ada pada dusun itu.


(2)

Gambar 1. Penyuluhan Gizi, dan manfaat dari singkong.


(3)

Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6 "Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"

Gambar 4. Pengenalan alat sealer


(4)

Gambar 6. Tempat berlangsungnya kegiatan


(5)

Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6 "Menuju Masyarakat Madani dan Lestari" b. Pembahasan

Terdapat beberapa temuan diantaranya adalah jumlah warga yang hadir sangat banyak dari 96 kepala keluarga, sekitar 40 warga hadir dalam rangkaian penyuluhan inovasi pengolahan cassava stick terutama ibu-ibu dalam menanggapi program mengolah makanan berbahan dasar singkong. Wajar saja karena sasaran utama dari pengolahan berbahan dasar singkong ini adalah ibu-ibu muda yang masih semangat untuk menjalankan kegiatan ini. Pada dasarnya warga masyarakat dusun trasih didominasi generasi tua (usia diatas 40 tahun). Hal ini diperkuat dengan adanya penryataan dari pak paryata selaku pak dukuh bahwasanya program ini bisa terbilang suksesn karena dilihat dari jumlah warga yang hadir melebihi dari jumlah warga yang hadir pada saat pelantikan serah jabatan kepala dukuh ataupun kegiatan agenda rutin yang dilakukan oleh masyarakat dusun trasih. dalam akhir dari tahapan ini diadakanya perlombaan memasak antar tiap Rukun Tetangga untuk membuat pengolahan singkong menjadi cassava stick. Kriteria penilaian berdasarkan pada bentuk, rasa, kerapihan dalam packaging. Pemenang ini dari perlombaan ini dijadikan sebagai contoh dalam memproduksi secara masal. Pengaruh kemasan pun turut berpengaruh terhadap loyalitas konsumen (Syaputri, 2014). Hal ini dibuktikan dengan perlombaan dengan kriteria kerapihan dalam packaging, ini merupakan awal tentang pentingnya pengemasan secara baik, pengemasan yang dilakukan dengan sempel hasil olahan makanan sebanyak 250 gram. Walaupun masih belajar dalam proses labeling. Pemasaran awal untuk warung-warung kecil ataupun pada pasar. Komunikasi mempunyai andil membangun iklim organisasi, yang berdampak kepada membangun budaya oranisasi, yaitu nilai dan kepercayaan yang menjadi titik pusat organisasi. Tujuan komunikasi dalam proses organisasi tidak lain dalam rangka membentuk saling pengertian (mutual undestanding)…(Anonim, 2012). Dalam hal ini organisasi yang dibentuk berupa kelompok keluarga asih mandiri tingkat dusun mempunya insiatif dalam membangun kelompok usaha ini. Hal ini dibuktikan dengan konsistensi dan bakat yang dipunya serta pengarahan dalam berwirausaha sudah tersampaikan dengan baik. Ibu-ibu dusun trasih mempunyai inisiatif mencoba untuk melakukan olahan makanan lain, sperti keripik kulit singkong. Berdasarkan pada literatur komunikasu sudah terjalin sebelum organisasi ini bentuk, memungkinkan kelompok usaha ini akan bergerak maju dalam hal pengolahan singkong.

KESIMPULAN

1. Warga sangat antusias dalam mengikuti kegiatan innvasi pengolahan singkong menjadi cassava stick


(6)

3. Inisiatif warga dalam membangun sebuah organisasi tercipta karena adanya komunikasi yang baik

4. Motivasi yang cukup kuat dari masyarakat dusun trasih untuk mengolah olahan singkong terjadi karena alat pendukung atau penunjang diberikan ke desa, sehingga harus mempunya produksi terlebih dahulu.

5. Pemasaran yang dilakukan masih sebatas pada warung-warung kecil.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan dana yang telah diberikan oleh Direktorat Riset dan Pegabdian Masyarakat Kemenristekdikti RI melalui skema KKN PPM untuk tahun anggaran 2016.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala Desa Giri Asih yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan KKN PPM dan segenap masyarakat desa Giri Asih yang terlibat dalam pelaksanaan KKN PPM di wilayah desa Giri Asih, serta terima kasih penulis ucapkan kepada para mahasiswa UII peserta KKN PPM 2016 (dari beberapa jurusan/program studi).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Komunikasi Dalam Organisasi. Teori Organisasi Umum. 1 (1), 1 – 12.

Hasbi, M., 2012. Usaha Keripik Kulit Singkong. Karya Ilmiah Mahasiswa D3 Amikom Prodi Manajemen Informatika. Retrieved from http://www.amikom.ac.id/research/index.php/ DMI/article/view/7657. .

Syaputri R. 2014. Pengaruh Kemasan Merek dan Harga Terhadap Loyalitas Konsumen pada UKM Keripik Singkong Sulis di Samarinda. Igarss 2014, 3(1), 1-5. http://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-7.2