RINGKASAN HCVF revisi

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL
RINGKASAN

Penilaian keberadaan Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT) di wilayah KPH Kendal merupakan
proses lanjutan dari kajian-kajian yang lainnya, diantaranya adalah Dokumen Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan (DPPL) sosial, keamanan, kelestarian hasil dan finansial, serta aspek lainlainnya.
Penilaian keberadaan KBKT disini ditujukan untuk memenuhi standard FSC prinsip 9 kriteria 9.1, 9.2,
9.3, dan 9.4. Penilaian keberadaan KBKT di KPH Kendal dilakukan oleh Perum Perhutani, TFT dan
Masyarakat Desa Hutan. Metoda yang digunakan adalah Proforest Toolkit; Konsultasi dengan
Masyarakat Desa Hutan menggunakan PCP (Participatory Conservation Planning); konsultasi bidang
ekologi dilakukan melalui overview lapangan bekerja sama dengan TFT untuk menyusun strategi
pengelolaan KBKT.
Berdasarkan hasil evaluasi keberadaan KBKT di wilayah hutan KPH Kendal ditemukan hutan dengan
nilai-nilai konservasi tinggi NKT 1, NKT 2, NKT 3, NKT 4, NKT 5 dan NKT 6. Nilai-nilai konservasi tinggi
yang ditemukan di wilayah KPH Kendal tersebut adalah :
NKT 1.
Cagar Alam Ulo lanang Kecubung ini ditunjuk berdasarkan Besluit Gubernur Jenderal Hindia Belanda
No 25 Stbl 765 tanggal 8 Desember 1922. dan oleh Pemerintah ditetapkan sebagai kawasan cagar alam
berdasarkan keputusan Meneteri Kehutanan dalam Surat Keputusan No. SK. 106/Menhut-II/2000
tanggal 14 April 2004 seluas 69,7 Ha. Cagar Alam Ulo lanang pengelolaannya dilakukan oleh
Departemen Kehutanan dalam dalam hal ini oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah.

Cagar Alam Peson Subah I ditunjuk berdasarkan Besluit Gubernur Jenderal Belanda No 83 Stbl no. 392
tanggal 7 Nopember 1919 dan oleh Pemerintah Indonesia ditetapkan sebgai Cagar Alam berdasarkan
SK Menhut No.82/MENHUT-II/2004 tentang Penetapan Kawasan Hutan Peson Subah I seluas 104.000
m²di Kabupaten Batang, Propinsi Jawa Tengah sebagai Cagar Alam tanggal 10 Maret 2004.
Cagar Alam Pagerwunung Darupono ditunjuk sebagai kawasan cagar alam Berdasarkan Besluit
Gubernur Jenderal Hindia Belanda No.19 Staatblad No 37 tanggal 21 Januari 1933, seluas 33,2 Ha dan
berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 435/Kpts-II/1999 tentang
penunjukan Kawasan Hutan di wilayah Propinsi Daerah Tk.I Jawa Tengah seluas 761,560 Ha dan CA
Pagerwunung Darupono termasuk di dalamnya sebagai Kawasan Suaka Alam. Pada bulan Pebruari
2000 dilakukan rekonstruksi Tata Batas Fungsi Kawasan Hutan Cagar Alam sepanjang 2,431 km dan
ditetapkan berdasarkan SK Menteri Kehutanan No.115/Menhut-II/2004 tanggal 19 April 2004
diketahui luas cagar alam Pagerwunung Darupono seluas 33, 2Ha

Laporan Monitoring Dan Evaluasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi Tahun 2015

1

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL
Hutan Alam Sekunder (HAS) Subah seluas 362,9 ha dengan kondisi klas kemiringan lapangan pada klas
I s/d III (15 – 25%), dengan type iklim B, curah hujan 430 mm tinggi tempat 150 m dpl s/d 200 m dpl.

Mayoritas tegakan berupa tanaman jati (Tectona grandis), dengan sebaran kelas umur I s/d III, johar
dan mahoni. Kawasan ini merupakan kawasan penyangga dari zona inti cagar alam Ulolanang dengan
type hutan campur, yang terdiri dari jati dan rimba lokal lainnya.
Hutan Alam Sekunder (HAS) Kaliwungu merupakan kawasan penyangga dari zona inti hutan cagar alam
Pager Wunung dengan luas kawasan HAS Kaliwungu sebesar 254,4 Ha Kondisi lapangan dari kawasan
hutan alam sekunder Kaliwungu landai sedikit agak curam dengan klas kelerengan 1 (0 – 8%) s/d 2 (8 15%). Dengan type iklim B, curah hujan 430 mm tinggi tempat 150 m dpl s/d 200 m dpl.
Kawasan Cagar ALam dan Hutan Alam Sekunder KPH Kendal di atas memiliki nilai konservasi dan nilai
keanekaragaman biodiversity yang tinggi masuk dalam NKT 1.1.
Macan Tutul (Panthera pardus melas) dan Trenggiling (Manis javanica) merupakan satwa yang
termasuk dalam IUCN tergolong Endangered atau hampir punah Satwa tersebut merupakan jenis
satwa top predator dan endemik masuk dalam NKT 1.2. Macan Tutul (Panthera pardus melas)
merupakan satwa yang termasuk CITES Apendix I; IUCN : CR dan Lutung (Trachypiyhecus auratus s),
yang merupakan satwa endemik Indonesia masuk dalam NKT 1.3.
Kawasan Goa disekitar Komplek Pergoaan Kiskendo petak 67 J RPH Trayu BKPH Boja seluas 6,5 Ha.
Dalam kawasan karst tersebut terdapat beberapa goa yang merupakan hábitat bagi beberapa jenis
satwa khas goa. Goa-goa yang berada pada kawasan pergoaan Kiskendo merupakan tempat yang biasa
digunakan sebagai tempat untuk bersarang dan berkembang biak bagi beberapa jenis kelelawar goa.
Kawasan Goa tersebut merupakan daerah migrasi dan tempat berlindung Kelelawar dan beberapa
jenis satwa lainnya. Menurut atribut NKT kawasan yang merupakan tempat migrasi dan berlindung
satwa merupakan kawasan yang memiliki nilai sebagai NKT 1.4.

NKT 2.
Kawasan hutan KPH Kendal terdapat spesies interes berupa Macan Tutul (Panthera pardus melas),
Kepodang (Oriolus chinensis) dan Rusa (Cervus timorensis) Dengan menetapkan spesies interes di
mana jenisnya merupakan top predator dan indikator species maka jenis-jenis yang lain dapat
terlindungi keberadaannya.
NKT 3.
Kawasan hutan alam yang tersebar di seluruh kawasan hutan KPH Kendal merupakan kawasan hutan
dengan nilai konservasi tinggi (NKT 3) karena memiliki ekosistem yang langka, terancam dan hampir
punah serta keanekaragaman hayati yang tinggi. Kawasan hutan alam yang masuk dalam NKT 3 seluas
189,3 ha. Ekosistem yang ada tersebut antara lain petak 44a BKPH Besokor seluas 49,5 Ha merupakan

Laporan Monitoring Dan Evaluasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi Tahun 2015

2

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL
kawasan curam dengan komposisi vegetasi jenis rimba dan merupakan habitat trenggiling, Curug Sewu
(HAS Curam) petak 61A seluas 57,2 Ha BKPH Sojomerto merupakan kawasan curam dan sebagai
habitat lutung dan kepodang, petak 9 B (KPPN) BKPH Besokor seluas 70,6 HA sebagai habitat Macan
tutul dan petak 39f (HAS Curam) seluas 12 Ha sebagai habitat kepodang.

NKT 4.
DAS Lampir , DAS Blukar , DAS Bodri , DAS Blorong, DAS Sambong, DAS Boyo , DAS Urang, DAS
Mangkang Barat, DAS Mangkang Timur , DAS Kuripan , DAS Kentrung, DAS Garang dalam hal ini
Kawasan Perlindungan Setempat (KPS) Sempadan Sungai memiliki peranan penting dalam menjaga
stabilitas tanah terjal dan rawan longsor dan kontinuitas pasokan air untuk masyarakat yang hidup di
kawasan Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang dan Kota Semarang yang merupakan wilayah KPH
Kendal.
Mata Air sebanyak 13 tempat seluas 6,10 ha, pemasok utama kebutuhan air minum dan MCK bagi
masyarakat. Dimana bila mata air ini rusak masyarakat tidak lagi memiliki sumber alternative pasokan
air lainnya.
Kawasan yang memiliki kelerengan diatas 45 % (HAS Curam) memiliki peranan penting dalam menjaga
stabilitas tingkat erosi di sekitar kawasan hutan KPH Kendal Adapun kawasan hutan yang ditetapkan
sebagai penjaga bahaya erosi pada KPH Kendal adalah seluas 405,2 ha

NKT 5.
Peranan penting sumberdaya hutan KPH Kendal dalam pemenuhan kebutuhan dasar atau mata
pencaharian terletak pada nilai-nilai dalam kegiatan tanaman Sistem Tumpangsari, pemenuhan
kebutuhan kayu bakar dan pemenuhan kebutuhan hijauan makanan ternak bagi masyarakat sekitar
hutan serta mata air.


NKT 6.
Ditemukan 14 situs budaya dan religi di wilayah KPH Kendal, dimana semuanya sudah diidentifikasi,
dilindungi dan dimonitor oleh Manajemen KPH Kendal dalam kelola lingkungan dan kelola sosial.

Laporan Monitoring Dan Evaluasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi Tahun 2015

3