Kuikulum 2013 Shanty 2016

PENGUATAN PEMAHAMAN
KURIKULUM 2013
SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN
DISAMPAIKAN OLEH : SUSANTI

TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
(PASAL 3 UU NO 20 SISDIKNAS TAHUN 2003)
Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Sikap
Spiritual

Berakhlak mulia, sehat, mandiri, dan demokratis serta
bertanggung jawab

Sikap Sosial


Berilmu

Pengetahuan
.... memanusiakan
manusia (humanizing human being)......
Cakap dan
kreatif
Keterampilan

MUTU PENDIDIKAN = F (G + K + SP)
Peningkatan Kualitas
& Pemerataan Guru
 Sertifikasi Guru
 Kualifikasi
Pendidik
 SM3T
 PPG

KURIKULUM

PENDIDIKN
Penerapan K 2013

Sarpras sesuai SNP
 Rehabilitasi ruang
kelas
 Sekolah terkoneksi
Internet
 Laboratorium dan
Perpustakaan

Penyempurnaan Pola Pikir
1
2
3
4
5
6
7
8

9
10

Berpusat pada Guru
Satu Arah
Isolasi
Pasif
Maya/Abstrak
Pribadi
Luas (semua materi diajarkan)
Stimulasi Rasa Tunggal (beberapa
panca indera)
Alat Tunggal (papan tulis)
Hubungan Satu Arah

Menuju

Berpusat pada Siswa
Interaktif
Lingkungan Jejaring

Aktif-Menyelidiki
Konteks Dunia Nyata
Pembelajaran Berbasis Tim
Perilaku Khas Memberdayakan Kaidah
Keterikatan
Stimulasi ke Segala Penjuru (semua Panca
indera)
Alat Multimedia (berbagai peralatan
teknologi pendidikan)
Kooperatif

4

Elemen Perubahan Kurikulum 2013
Standar
Kompetensi
Lulusan

Standar Proses


Elemen
Perubahan

Standar Isi

Standar
Penilaian

Pendekatan Dalam Penyusunan SKL
Pada KBK 2004 dan KTSP 2006
Mapel 1

Mapel 2

Mapel 3

SKL Mapel
1

SKL Mapel

2

SKL Mapel
3

SK-KD
Mapel 1

SK-KD
Mapel 2

SK-KD
Mapel 3

....
....
....

Mapel n
SKL Mapel

n
SK-KD
Mapel n

Standar Isi
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Satuan
Pendidikan
SK-KD: Standar Kompetensi (Strand/Bidang) dan Kompetensi Dasar

PERBANDINGAN
Kondisi Saat Ini

Kurikulum 2013

Kompetensi : sikap, pengetahuan dan
keterampilan belum secara jelas diurai
, bahkan cenderung dipersepsi
menjadi kognitif, afektif, dan
psikomotorik saja. Tidak digunakan
memandu materi


Kompetensi : sikap, pengethuan dan
keterampilan diurai menjadi KI-1, KI-2,
KI-3 dan KI-4, yang memandu
penetapan materi

Dominan pada pengetahuan

Perpaduan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan

Aktivitas pembelajaran hanya
domain pengetahuan

Aktivitas pembelajaran didesain pada
3 ranah sikap, pengetahuan dan
keterampilan

Penilain dominan
menggunakan tes


Penilain menggunakan tes, obervasi,
portfolio dan peniaian sikap

Rapor cendrung hanya melaporkan
kompetensi bidang pengetahuan

Rapor berisi komponen sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang
dilengkapi dengan deskripsi kualitiatif

PERBANDINGAN
KONDISI SAAT INI

KURIKULUM 2013

Di SD diajarkan berbasis mata
pelajaran, padahal tidak didukung
oleh terori pendidikan dan teori
psikologi yang berlaku


SD : tematik terpadu, SMP tematika
terpadu + Mapel, SMA/SMK : berbasis
mapel (tematik boleh saja sampai PT)

Di SMP diajarkan kelompok IPA dan
IPS secara parsial

IPA dan IPS masih menggunakan pola
tematik terpadu

Tidak tampak integrasi antar jenjang
pendidikan sehingga jenjang
sebelumnya seolah-olah bukan
prasyarat untuk jenjang berikutmya.

Kompetensi antar jenjang
diintegrasikan sehingga tampak
berkesinambungan


Bahasa tidak mampu memandu
mapel yang lain sebab kompetensi
terpenting dalam bahasa tidak
dilatihkan secara memadai

Pembelajaran bahasa yang berbasis
teks akan mendorong kemampuan
berbahasa sejak dini

Meninggalkan kaidah metodologi
ilmiah dan tidak kokoh berpijak pada
kaidah pendidikan sehingga pemilihan
model tidak akurat

Mengutamakan pendekatan
saintifik yang mengantarkan siswa
tidak berhenti pada pengetahuan
tetapi berlanjut ke keterampilan dan
pembentukan sikap.

10/1
8/17

KURIKULUM 2013: KOMPETENSI INTI (KI)
KI-1

SIKAP SPIRITUAL
Sikap thd Tuhan YME

KI-2

SIKAP SOSIAL
Sikap thd diri sendiri & orang lain

KI-3

PENGETAHUAN

KI-4

KETERAMPILAN
DRAFT

9

FUNGSI DAN TUJUAN (PP 32 Tahun 2013 ): 1/2
STRUKTUR KURIKULUM

KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI DASAR

MUATAN PEMBELAJARAN

MATA PELAJARAN

BEBAN BELAJAR

Kompetensi Inti merupakan tingkat
kemampuan untuk mencapai Standar
Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki
seorang Peserta Didik pada setiap tingkat
kelas atau program yang menjadi landasan
Pengembangan Kompetensi dasar.
Kompetensi Inti dimaksud pada mencakup:
sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan yang
berfungsi sebagai pengintegrasi muatan
Pembelajaran, mata pelajaran atau program
dalam mencapai Standar Kompetensi
Lulusan.
10

FUNGSI DAN TUJUAN (PP 32 Tahun 2013 ): 1/2
STRUKTUR KURIKULUM

KOMPETENSI INTI

Kompetensi Dasar merupakan
tingkat kemampuan dalam konteks
muatan Pembelajaran, pengalaman
belajar, atau mata pelajaran yang
mengacu pada Kompetensi inti.

KOMPETENSI DASAR

MUATAN PEMBELAJARAN

MATA PELAJARAN

BEBAN BELAJAR

Kompetensi Dasar dikembangkan
dalam konteks muatan
Pembelajaran, pengalaman belajar,
mata pelajaran atau mata kuliah
sesuai dengan Kompetensi inti.

11

Skema Hubungan SKL, K-I, KD, Penilaian dan Hasil Belajar
 

Analisis KI dan KD
Penyusunan IPK
materi

Model
pembelajaran

Penilaian
13

RAMBU-RAMBU PERUMUSAN IPK
• Indikator merupakan penanda perilaku pengetahuan (KD dari KI-3) dan perilaku
keterampilan (KD dari KI-4) yang dapat diukur dan atau diobservasi.
• IPK perilaku sikap spiritual (KD dari KI-1) dan sikap sosial (KD dari KI-2) tidak
dirumuskan, tetapi perilaku sikap spiritual dan sikap sosial harus dikaitkan pada
perumusan tujuan pembelajaran.
• Minimal 2 IPK dalam 1 KD
• KKO pada IPK tidak melebihi level KKO KD
• umusan IPK keterampilan sesuai dengan bentuk dan gradasi KD keterampilan.
• Perumusan indikator dapat dimulai dari serendah-rendahnya C2 sampai setara
dengan KD hasil analisis dan rekomendasi.

14

PENDEKATAN PEMBELAJARAN
(RASIONAL PENDEKATAN SCIENTIFIC)
Proses Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas
• Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review: “2/3 dari kemampuan kreativitas
seseorang diperoleh melalui pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik”
• Kebalikannya berlaku untuk kemampuan kecerdasan yaitu: 1/3 dari pendidikan, 2/3 sisanya dari
genetik.
• Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
• Observing [mengamati]; Questioning [menanya]; Experimenting [mencoba]; Associating [menalar];
………….Personal
• Networking [Membentuk jejaring] …………………………………………………………………………Inter-personal

Pembelajaran perlu mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya,
menalar, dan mencoba [observation based learning] untuk meningkatkan kreativitas peserta didik.
Disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative
learning

KRITERIA PENDEKATAN SCIENTIFIC
1.Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat
dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kirakira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2.Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa
terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau
penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3.Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis,
dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah,
dan mengaplikasikan materi pembelajaran.

KRITERIA PENDEKATAN SCIENTIFIC
4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam
melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi
pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan,
dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam
merespon materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun
menarik sistem penyajiannya.

Langkah-Langkah Pembelajaran

(lanjutan)

Pendekatan saintifik/pendekatan berbasis proses keilmuan merupakan
pengorganisasian pengalaman belajar dengan urutan logis meliputi
proses pembelajaran:
a. mengamati;
b. menanya;
c. mengumpulkan informasi/mencoba;
d. menalar/mengasosiasi; dan
e. mengomunikasikan.

PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

18

URUTAN LOGIS PROSES PEMBELAJARAN

Observing

(MENGAMATI)

Questioning
(MENANYA)

Eksperimenting

(MENGUMPULKAN
INFORMASI/MENCOBA

Associating
(MENALAR/

MENGASOSIASI)

MENGOMUNIKASIK
AN

PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

19

RINCIAN GRADASI SIKAP, PENGETAHUAN,
DAN KETERAMPILAN
Sikap
Krathwohl

Pengetahuan
Bloom

Keterampilan
Abstak
Dyers

Kongkret
Dave

Sympson

Imitasi

Persepsi,Kesiapan
, Meniru

Menerima

Mengingat

Mengamati

merespon

Memahami

Menanya

Manipulasi

Membiasakan

Menghargai

Menerapkan

Mencoba

Presisi

Mahir

Menghayati

Menganalisis

Menalar

Artikulasi

Alami

Mengamalkan

Mengevaluasi

Menyaji

Manipulasi

Orsinil

Mencipta

Mencipta

20

(Lanj)

@Kemdikbud 2013

21

Definisi/Konsep
 Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model
pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga
merangsang peserta didik untuk belajar.
 Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah,
peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah
dunia nyata (real world)

@Kemdikbud 2013

22

Prinsip Proses Pembelajaran PBL

Konsep Dasar
(Basic
Concept)

Penilaian
(Assessment)

Pertukaran
Pengetahuan
(Exchange
knowledge)

@Kemdikbud 2013

PBL

Pendefinisian
Masalaah
(Defining the
Problem)

Pembelajaran
Mandiri (Self
Learning)

23

KELEBIHAN PBL
• Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik yang belajar
memecahkan suatu masalah, mereka akan menerapkan pengetahuan yang
dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar
dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta berhadapan dengan
situasi di mana konsep diterapkan
• Dalam situasi PBL, peserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan
secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan
• PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif
peserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

25

CONTOH PENERAPAN PBL

26

SISTEM PENILAIAN
• Penilaian pembelajaran dengan PBL menggunakan authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan
dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik
(dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian
tujuan pembelajaran)
• Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peerassessment.
• Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan
hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu
sendiri dalam belajar.
• Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap
upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman
dalam kelompoknya

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS
PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)
• Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah
metoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai
media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi,
sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil
belajar.
• Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan
dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya
dalam beraktifitas secara nyata.

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS
PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)
• Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan
komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan
memahaminya. Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan
pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik
dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek
(materi) dalam kurikulum.
• Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat
berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang
sedang dikajinya. PjBL merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik
dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.

KEUNTUNGAN PEMBELAJARAN BERBASIS
PROYEK
• Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar,
mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan
penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
• Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
• Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil
memecahkan problem-problem yang kompleks.
• Meningkatkan kolaborasi.
• Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan
mempraktikkan keterampilan komunikasi.
• Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.

KEUNTUNGAN PEMBELAJARAN BERBASIS
PROYEK
• Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik
dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumbersumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
• Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara
kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
• Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan
menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan
dengan dunia nyata.
• Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik
maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.

Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek
• Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
• Membutuhkan biaya yang cukup banyak
• Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana
instruktur memegang peran utama di kelas.
• Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
• Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan
informasi akan mengalami kesulitan.
• Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
• Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda,
dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan

Langkah-Langkah Operasional

1
PENENTUAN
PERTANYAAN
MENDASAR

6

EVALUASI
PENGALAMAN

2

MENYUSUN
PERECANAAN
PROYEK

3

MENYUSUN
JADUAL

5

4

MENGUJI HASIL

MONITORING

SISTEM PENILAIAN
• Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas
yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut
berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
• Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan
kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran
tertentu secara jelas.

SISTEM PENILAIAN
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
• Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola
waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
• Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
• Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek
peserta didik.

Definisi/Konsep
 Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses
pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam
bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
 Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan
inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada
ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya
konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui.

Langkah-Langkah DL

Discovery Based Learning:
1. Stimulation (memberi stimulus); bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan
materi pembelajaran/topik/tema.
2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah); menemukan permasalahan
menanya, mencari informasi, dan merumuskan masalah.
3. Data Collecting (mengumpulkan data); mencari dan mengumpulkan
data/informasi, melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, mencari atau
merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah
37

MODEL PEMBELAJARAN

Discovery Based Learning:
4. Data Processing (mengolah data); mencoba dan mengeksplorasi pengetahuan
konseptualnya, melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
5. Verification (memferifikasi); mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan
data, mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media,
mengasosiasikannya menjadi suatu kesimpulan.
6. Generalization (menyimpulkan); melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.
38

SISTEM PENILAIAN
 Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian dapat dilakukan dengan
menggunakan tes maupun non tes.
 Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau
penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk penialainnya berupa penilaian kognitif,
maka dalam model pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes
tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau
penilaian hasil kerja siswa maka pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan
pengamatan.

Kelebihan Model Pembelajaran Penemuan
 Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan
proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang
tergantung bagaimana cara belajarnya.
 Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena
menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
 Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.
 Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan
kecepatannya sendiri.
 Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya
dan motivasi sendiri.

Kelebihan Model Pembelajaran Penemuan
 Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh
kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
 Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan.
Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi
diskusi.
 Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada
kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
 Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik;
 Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar yang
baru;

Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan
 Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri;
 Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri;
 Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses belajar menjadi lebih
terangsang;
 Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia
seutuhnya;
 Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa;
 Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar;
 Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

Kelemahan Model Pembelajaran Penemuan
 Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang
kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau mengungkapkan
hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan
menimbulkan frustasi.
 Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan
waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah
lainnya.
 Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan dengan siswa
dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.

Kelemahan Pembelajaran Penemuan
 Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman,
sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi
secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.
 Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk
mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa
 Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang akan
ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.

Bagaimana Penentuan

PENILAIAN
PEMBELAJARAN
45

RUANG LINGKUP PENILAIAN
 Observasi
 Penilaian diri
 Penil antarpeserta didik
 Jurnal

 Tes Tulis
 Tes Lisan
 Penugasan

Pengetahuan
Sikap
Keterampilan

• Tes Praktek
• Projek
• Portofolio

TEKNIK DAN BENTUK PENILAIAN SIKAP
Teknik Penilaian

Bentuk Instrumen

Keterangan

Observasi

Daftar cek
Skala penilaian sikap

Dilakukan selama proses
pembelajaran.

Penilaian diri

Daftar cek
Skala penilaian sikap

Dilakukan pada akhir semester

Penilaian
antarpeserta didik

Daftar cek
Skala penilaian sikap

Dilakukan pada akhir semester,
setiap pesesrta didik dinalai oleh
3 siswa.

Jurnal

Catatan pendidik berisi
Berupa catatan guru tentang
informasi tentang kekuatan kelemahan dan kekuatan peserta
dan kelemahan peserta didik didik yang tidak berkaitan dengan
mata pelajaran.

47

TEKNIK DAN BENTUK PENILAIAN
PENGETAHUAN
Teknik Penilaian
Tes tulis
Observasi
Penugasan






Bentuk Instrumen
Memilih jawaban (pilihan ganda, dua pilihan benar-salah, ya-tidak),
menjodohkan, sebab-akibat.
Mensuplai jawaban (isian atau melengkapi, jawaban singkat atau
pendek, uraian).
Daftar cek observasi guru terhadap diskusi, tanya jawab dan
percakapan.
Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek
yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan
karakteristik tugas.

48

TEKNIK DAN BENTUK PENILAIAN
KETERAMPILAN
Teknik
Penilaian

Bentuk Instrumen

 Daftar cek, dengan menggunakan daftar cek, peserta didik
mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu
dapat diamati oleh penilai.
Unjuk kerja/
 Skala Penilaian (Rating Scale). Penilaian kinerja yang
kinerja/ praktik
menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi
nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena
pemberian nilai secara kontinum dimana pilihan kategori nilai
lebih dari dua.
 Penilaian projek dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
sampai pelaporan.
Projek
 Untuk menilai setiap tahap perlu disiapkan kriteria penilaian atau
rubrik.
Produk
 Daftar cek atau skala penilaian (rubrik)
Portofolio
 Daftar cek atau skala penilaian (rubrik)
Tulis
 Tes tulis, daftar cek atau skala penilaian (rubrik)
49

CONTOH PEMILIHAN JENIS PENILAIAN
HASIL ANALISIS

Menganalisis :
kognitif level 4
Neraca saldo :
pengetahuan
konseptual,
procedural dan
metakognitif

IPK

• Menjelaskan pengertian neraca saldo
perusahaan jasa
• Menjelaskan dokumen yang diperlukan
untuk penyusunan neraca saldo
perusahaan jasa
• Menguraikan fungsi neraca saldo
perusahaan jasa
• Menentukan cara menyusun neraca
saldo perusahaan jasa
• Menganalisis hubungan antara jenis
neraca saldo dan jenis perusahaan

Jenis Penilaian

• Tes tertulis

50

CONTOH PEMILIHAN JENIS PENILAIAN
HASIL ANALISIS
 Membuat neraca
saldo :
merupakan
keterampilan
abstrak

IPK

JENIS
PENILAIAN
•  menyiapkan dokumen dan • Tes Kinerja
alat untuk menyusun
neraca saldo
• Menyusun neraca saldo
sesuai dengan prosedur

51

TERIMAKASIH