IMPLEMENTASI AKAD AL-SALAM PADA USAHA BRANDING MOBIL DI WANA ADVERTINDO STICKER SOLUTION SURABAYA.
IMPLEMENTASI AKAD AL-SALAM PADA USAHA BRANDING
MOBIL DI WANA ADVERTINDO STICKER SOLUTION
SURABAYA
SKRIPSI
Oleh :
MA’ARIF
NIM : C02208129
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
SURABAYA
2015
ABSTRAK
Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan (field research) tentang
“Implementasi Akad Al-Salam Pada Usaha Branding Mobil di Wana
Advertindo Sticker Solution Surabaya ”. Penelitian brtujuan untuk menjawab
persoalan tentang.“Bagaimana pelaksanaan akad al-salam pada usaha branding
mobil di Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya dan Bagaimana analisis
hukum Islam terhadap pelaksanaan akad al-salam di usaha branding mobil di
Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya”.
Untuk menjawab permasalahan diatas, maka metode yang digunakan
adalah metode deskriptif kualitatif dengan pola pikir induktif yaitu pola pikir
yang berpijak pada fakta-fakta yang bersifat khusus kemudian diteliti dan
akhirnya dikemukakan pemecahan persoalan yang bersifat umum. Pola pikir ini
berpijak pada teori al-salam dalam hukum islam, kemudian dikaitkan dengan
fakta-fakta di lapangan yang memiliki keterkaitan dengan pesanan akad alsalam pada usaha branding mobil di Wana Advertindo Sticker Solution
Surabaya.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pesanan akad al-salam pada
usaha branding mobil di Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya yang
cacat dari segi rukun dan syaratnya, yaitu rukun dan syarat al-salam dengan
perusahaan memesana dengan akad atau perjanjian, semua itu harus jadi 2-3 hari
dan dibayar lebih dahulu, karena harga sticker yang mahal dan prosesnya yang
banyak itu yang menjadikan semua pembanyaran dibebankan pada pembeli atau
perusahaan. Pada saat itu pembeli juga meminta dan tidak mau tahu semua itu
harus jadi sesuai pesanan yaiti 2-3 hari, dalam posisi mendesak dan terburuburu. Pada kenyataannya sticker sudah jadi dan sudah terpasang di mobil
pembeli atau pemesan minta ganti ada yang ditambah dan ada yang dikurangi.
Tetapi dengan perjanjian atau akad yang sudah disepakati didepan semua resiko
atau kerugian yang menanggung adalah penjual. Sehingga pembeli hanya tahu
bahwa branding mobilnya selesai tepat waktu dengan yang mereka inginnya
tanpa mengetahui proses dan resiko atau kerugian yang dialami oleh penjual.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa akad al-salam pada Usaha Branding mobil di
Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya adalah tidak sah karena tidak
terpenuhi semua rukunya.
Bagi penjual yakni Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya,
hendakanya lebih memperhatinkan nilai-nilai dan aturan dalam hukum Islam
khususnya dalam akad pesanan al-salam meningat bagaimana persaingan bisnis
penjual sticker yang semakin ketat. Dan untuk itu semua harus menggunakan
aturan yang berlaku dan tidak memberatkan orang dalam usaha dan berbisnis.
v
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM…………………………………………………….......
i
PERNYATAAN KEASLIAN…...……………………………….................
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………......
iii
PENGESAHAN……………………………………………...………….....
iv
ABSTRAK……………………………………………………….................
v
KATA PENGANTAR………………………………………………….....
vi
MOTTO…………………………………………………………………….
viii
DAFTAR ISI………………………………………………………….........
ix
DAFTAR TRANSLITERASI……………………………………………...
xi
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………
1
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
Latar Belakang Masalah………………………………............
Identifikasi dan Btasan Masalah………………………...........
Rumusan Masalah…………………………………….............
Kajian Pustaka………………………………………..............
Tujuan Penelitian……………………………………............
Kegunaan Penelitian…………………………………...........
Definisi Operasional…………………………………...........
Metode Penelitian……………………………………..........
Sistematika Pembahasan………………………………........
1
7
8
8
12
12
13
14
20
BAB II LANDASAN TEORI YANG BERSIFAT UMUM TENTANG JUAL
A.
B.
C.
D.
BELI PESANAN AL-SALAM ………………………………
23
Jual Beli Pesanan Al-Salam……………………………………..
Landasan Hukum Jual Beli Pesanan Al-Salam…………………
Perbedaan Antara Akad Salam dan istisnā…………………….
Rukun-Rukun Jual Beli Pesanan Al-Salam……………………..
23
27
34
35
ix
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
E. Syarat Jual Beli Pesanan Al-Salam………………………............. 36
F. Hikmah-Hikmah Jual Beli Pesanan Al-Salam……………………. 37
BAB III MEKANISME AKAD AL-SALAM PADA USAHA BRANDING
MOBIL DI WANA ADVERTINDO STICKER SOLUTION
SURABAYA………………………………………………..
39
A. Pandangan Umum Tentang Lokasi Penelitian…………….
B. Mekanisme Kerja Pada Usaha Branding Mobil di Wana
Advertindo………………………….……………………….
1. Dari Segi Perjanjian Atau Akad……………………...
2. Dari Segi Praktek Jual Beli Pesan………………........
3. Dari Segi Sistem Pembayaran………………………..
4. Dari Segi Penyerahan Bara…………………...............
39
42
42
44
53
54
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD Al-SALAM DI
WANA ADVERTINDO…………………………………..
56
A. Analis dari Segi Hukum Islam…………………………..
56
BAB V PENUTUP………………………………………………………
69
A. Kesimpulan……………………………….........................
B. Saran………………………………………......................
69
70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1
BAB I
A.
Latar Belakang
Islam merupakan agama yang diturunkan ke dunia sebagai rahmat
bagi seluruh alam. Pada syari’at Islam luas sekali pembahasannya,
diantaranya adalah persoalan muamalah. Kegiatan muamalah dilakukan antar
sesama manusia, karena manusia merupakan makhluk sosial yang hidupnya
selalu tergantung pada yang lainnya. Adapun contoh kongkrit kegiatan
muamalah adalah jual beli, sewa menyewa, utang piutang, dan perserikatan.
Dari kegiatan muamalah tersebut maka manusia akan saling berhubungan,
saling kerja sama, saling tolong menolong sesamanya.
Manusia terlahir sebagai individu yang saling berhubungan dengan
sesamanya, karena manusia disebut sebagai makhluk sosial.Setiap individu
memiliki beraneka ragam kebutuhan yang harus dipenuhi dalam hidupnya.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus saling berinteraksi satu
sama lain, saling bertukar keperluan, bahkan tidak hanya terbatas soal materi
saja, melainkan juga jasa dan keahlian atau ketrampilan.
Salah satu wujud manusia sebagai makhluk sosial adalah manusia
saling membutuhkan antara satu orang dengan orang yang lain, maka dari itu
Allah menyuruh kita untuk saling tolong menolong sebagaimana dinyatakan
dalam al- Qur’an surat Al-Ma’idah ayat 2:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
Artinya : ‚…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksaNya” (Q.S. Al-Ma’idah: 2).1
Tujuan setiap manusia mencari kekayaan yang diperintahkan oleh
Islam itu bukan semata-mata menjadi alat pemuas kebutuhan saja, akan
tetapi untuk menjalankan roda perekonomian secara menyeluruh sesuai
dengan perintah dan larangan Allah. Islam juga telah memerintahkan kepada
setiap muslim agar mencari kehidupan akhirat dengan tidak melupakan
dunia.2 Dalam hal ini Allah menjelaskan dalam surat al-Qashas ayat 77:
‚Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
1
2 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanya (Surabaya: PT. Karya Agung. 2006), 142.
Taqyidin An-Nabhani, Membangun Sistem Ekonommi Alternatif Perspektif Islam, terj. Moh.
Maghfur Wachid (Surabaya: Risalah Gusti, 1996), 59.
2
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan.”3
Dalam hukum Islam, muamalah mempunyai macam-macam sistem
adalah dalam bentuk barang pesanan. Salah satu bentuk kegiatan manusia
dalam muamalah adalah jual beli, sewa-menyewa, upah-mengupah dan lainlain.4 Rasulullah s.a.w telah menekankan bahwa perlu bagi setiap manusia
untuk berusaha agar memperoleh kebutuhan hidupnya. Usaha dan
keuntungan ekonomi yang dilaksanakan dan diperoleh untuk memenuhi
kebutuhan seseorang, sebagai suatu keharusan oleh hukum Islam.
Kemuliaan dan kehormatan terletak pada kerja apapun asal tidak
mengerjakan yang haram.5 Sekian banyak kerja sama antara dua orang atau
kelompok yang bertujuan untuk tolong-menolong salah satunya adalah bai’
al-salam. Manusia akan hidup lebih baik dan saling tolong-menolong antar
sesamanya dengan menggunakan akad bai’ al-salam ini.
Bay’ al-salam adalah akad jual beli barang pesanan pembeli (muslam)
dengan penjual (muslam ilaih). Secara Bahasa, transaksi akad digunakan
berbagai banyak arti, yang secara keseluruhan kembali pada ikatan atau
hubungan antara dua hal. Yaitu al-salam atau disebut juga al-salaf
merupakan istilah dalam bahasa arab yang mengandung makna “penyerahan”.
Departeman Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya…, 556.
Hasan, Ali, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2003), 227.
5
Fahruddin, Mencari Kurnia Allah, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1992), 13.
3
4
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
Sedangkan para ulama menyebutnya barang-barang mendesak karena ia
sejenis jual beli barang yang tidak ada di tempat, sementara dua pokok yang
melakukan transaksi jual beli mendesak adalah karena barang itu dibutuhkan
dan digunakan secepatnya.
Akad al-salam adalah salah satu bentuk jual beli di mana uang harga
barang dibayarkan secara tunai, sedangkan barang yang dibeli belum ada,
hanya sifat-sifat, jenis, dan ukurannya sudah disebutkan pada waktu perjanjian
dibuat6.
Branding mobil adalah Suatu alat promosi atau memperkenalkan
produck perusahaan agar dapat dilihat orang dan dikenal orang melalui media
sticker, dengan mobil sebagai sarananya. Media seperti ini mulai diminati
perusahaan karena menggunakan sticker yang menempel pada mobil memang
lebih efektif penggunaannya kalau dibandingkan dari media promosi yang
lain.
Karena menggunakan media mobil diharapkan akan banyak mata
yang melihatnya dan dengan melihat itu semua orang menjadi tahu produk
yang ditawarkan perusahaan. Usaha seperti ini memang terbilang sangat
baru. Perusahaan-perusahaan sekarang mulai berminat menggunakan media
sticker mobil.
6
. Drs. H. Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah (Jakarta, AMZAH 2010),243
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
Namun hal itu semua akan terjadi apabila melalui proses yang
panjang Pertama : menentukan design yaitu sebelum jadi sticker design dari
pembeli diproses dahulu melalui computer yaitu menggunakan software
khusus untuk menggambar design seperti corel, auto cad, adobe illustrator,
photoshop dll. Setelah design sudah jadi dan siap untuk dipasang, mobil yang
mau dipasang diukur terlebih dahulu. Karena setiap tipe jenisatau merk mobil
beda ukuran dan beda pula design yang akan dibuat nantinya.
Kedua : Pencetakan pada prroses ini sticker gulungan panjang dengan
ukuran 150 cm atau 1,5 m lebarnya dan panjangnya mengikuti gulungan itu
sekitar 5000 cm atau 50 m dicetak menggunakan alat khusus biasanya orang
menyebutnya dengan digital printing. Setelah diprinting agar tidak mudah
rusak dan tidak mudah pudar warnanya sticker printing itu harus dilaminasi
yaitu proses penempelan sticker plastick bening yang ditempelkan pada
sticker printing tadi.
Ketiga : Proses pemasangan sticker pada mobil proses ini sangat
penting karena yang menentukan bagus atau tidaknya sticker yang dipasang
adalah pada saat proses pemasangan ini. Butuh tenaga ahli dalam proses ini
tidak semua orang bisa melakukannya.
Dari beberapa proses di atas penulis menemukan beberapa masalah
yaitu pada saat pemesanan antara pembeli atau perusahaan dan penjual atau
toko sticker . Pada usaha branding mobil pembeli atau pemesan memesan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
dulu branding mobil dan menyerahkan mobilnya. Dengan akad yaitu dibayar
dulu semuanya. Karena harga dari bahan sticker sangat mahal oleh karena itu
semuanya dibebankan pada pembeli atau pemesan. Termasuk design
branding mobil juga dari pembeli yang menyerahkan gambar-gambar
producknya kepada penjual dan penjual nantinya yang medesign gambar itu
dimobil.
Pada kenyataannya yang banyak terjadi adalah pada saat stickernya
sudah jadi dan sudah dipasang di mobil pembeli atau pemesan. Pemesan ganti
design dan rusaknya sticker pada saat semuanya sudah jadi, tetapi dengan
harga dan akad yang sudah disepakati di depan pembeli tidak mau tahu,
semua itu harus jadi sesuai yang di pesan, dalam posisi mendesak atau
terburu-buru.
Pada permasalahan di atas semua kerugian yang menanggung adalah
penjual, karena akad di awal sudah ditentukan harganya, dan atas apa yang
dialami oleh penjual atau resiko yang dialami penjual, sehingga pembeli
mengetahui bahwa branding mobilnya selesai tepat waktu dengan yang
diinginkan.
Melalui penelitian ‚Implementasi Akad Al-salam Pada Usaha
Branding Mobil di Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya”. Penulis
berharap agar mendapat penyelesaiannya dengan lebih memahami bahwa
pada dasarnya persoalan pesanan bukan hanya persoalan yang berhubungan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
dengan uang dan keuntungan, akan tetapi lebih pada persoalan bagaimana
kita memahami dan menghargai sesama kita.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Beragam masalah yang terdapat dalam latar belakang masalah di
atas, sudah barang tentu masih bersifat global. Oleh sebab itu, beberapa
masalah tersebut dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Konsep al-salam dalam Islam.
2. Konsep akad al-salam di Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya.
3. Ketentuan dan pelaksanaan akad di Wana Advertindo Sticker Solution
Surabaya.
4. Pelaksanaan usaha bidang promosi pada Wana Advertindo Sticker
Solution Surabaya.
5. Konsep al-salam pada akad usaha branding mobil.
6. Keuntungan dan kerugian dari akad al-salam di Wana Advertindo Sticker
Solution Surabaya.
7. Faktor yang melatarbelakangi Wana Advertindo Sticker Solution
Surabaya melakukan transaksi akad al-salam.
8. Analisis hukum Islam terhadap akad al-salam di Wana Advertindo sticker
solution Surabaya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
Agar pembahasannya lebih terfokus, maka diperlukan batasan
masalah dalam penelitian. Batasan masalah pada penelitian ini yaitu:
1. Pelaksanaan akad al-salam pada usaha branding mobil di Wana
Advertindo Sticker Solution Surabaya.
2. Analisis hukum Islam terhadap pelaksanaan akad al-salam di usaha
branding mobil di Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka dapat
diperoleh beberapa rumusan masalah yang terkait dengan judul diatas, yaitu
sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan akad al-salam pada usaha branding mobil di
Wana Advertindo Sticker Solution surabaya?
2. Bagaimana analisis hukum Islam terhadap pelaksanaan akad al-salam di
usaha branding mobil di Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya?
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka ini pada intinya adalah untuk mendapatkan gambaran
umum topik yang diteliti dengan penelitian yang sejenis yang pernah
dilakukan oleh peneliti sebelumnya, sehingga tidak ada pengulangan dalam
penelusuran awal.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
Dalam karya-karya maupun penelitian sebelumnya memang telah ada
pembahasan tentang masalah pesanan atau al-salam. Tetapi sampai saat ini
penulis belum menemukan penelitian atau tulisan yang secarara spesifik
mengkaji tentang Bagaimana ”Implementasi Akad Al-salam Pada Usaha
Branding Mobil di Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya”.
Mengenai masalah pesanan atau al-salam sesungguhnya telah banyak
dibahas pada skripsi sebelumnya hanya saja, berbeda kasus dan permasalahan
yaitu :
Skripsi yang pernah ditulis oleh Taufiq Hidayat, dalam skripsinya
pada tahun 2006 yang berjudul ‚Tinjauan Hukum Islam Dan Hukum Perdata
Terhadap Jual Beli Sistem Pesanan Pada Perusahaan Kecap UD. Eka Usaha
Tuban”,yang membahas tentang permasalahan Bai’ Salam, dengan jual beli
pesanan dalam KUH Perdata dalam pasal 1458 BW.7
Dari hasil penelitian proses jual beli system pesanan yang dilakukan
UD. Eka Usaha Tuban dapat diketahui bahwa pertama : Pemesan membayar
uang muka atau membayar kontan kepada penjual, setelah transaksi selesai
produk dikirim oleh penjual, kedua : pemesan menerima kiriman produk
dulu, setelah itu dibayar kontan. Jika pembayaran itu setengah, maka wajib
dilunasi 15 hari setelah barang dikirim. Sedangkan yang melatar belakangi
7
Taufiq Hidayat. Tinjauan Hukum Islam Dan Hukum Perdata Terhadap Jual Beli Sistem Pesanan
Pada Perusahaan Kecap UD. Eka Usaha Tuban”, Skripsi pada Jurusan Muamalah Fakultas Syariah,
2006.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
jual beli seperti ini adalah semakin banyaknya permintaan akan kecap
didaerah itu. Dan apabila ditinjau dari KUHP pasal 1458 BW yang berbunyi
:”Jual beli dianggap telah terjadi antara kedua belah pihak sewaktu mereka
mencapai sepakat tentang barang dan harga meskipun barang itu belum
diserahkan maupun barangnya belum dibanyar”. Sedangkan ditinjau dari
hukum islam jual beli system pesanan adalah Allah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba dan pada dasarnya jual beli itu berdasarkan kerelaan.
Selain itu juga terdapat skripsi yang pernah ditulis oleh Ernawati pada
tahun 2011 yang berjudul ‚Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli
Aksesoris Dengan Sistem Pesanan Di Desa Brakas Kecamatan Raas
Kabupaten sumenep, yang membahas tentang jual beli pesanan yang
bertentangan dengan pendapat Wahbah az-Zuhaili. 8
Dari hasil penelitian menemukan bahwa dalam akad istisnā’,
Hendaknya tidak disebutkan jangka waktu. Jika jangka waktunya ditentukan,
maka akadnya menjadi rusak. mekanisme jual beli aksesoris dengan sistem
pesanan yang terjadi di Desa Brakas Kecamatan Raas adalah
memesan
barang aksesoris ke penjual dengan membayar 25 % harga di lunasi ketika
barang pesanan sudah jadi. Selain itu dalam akad di sebutkan jangka waktu
tertentu antara 20-30 hari. Dakam hukum Islam sistem pesanan tersebut
8
Ernawati. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Aksesoris Dengan Sistem Pesanan Di Desa
Brakas Kecamatan Raas Kabupaten Sumenep” Skripsi Pada Jurusan Muamalah Fakultas Syariah,
2011.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
termasuk bay’ istisnā yaitu: pihak penjual dan pembeli bersepakat atas harga
serta sistem pembayaran, apakah pembayaran di muka, melalui cicilan, atau
di tangguhkan sampai suatu waktu pada masa yang akan datang.
Skripsi yang pernah ditulis oleh Dewi Nur Afifah pada tahun 2012
yang berjudul ‚Analisis Hukum Islam Terhadap Jual Beli Pasir Dengan
Sistem Pesanan Di desa Banjarwati Kecamatan Paciran Kabbupaten
Lamongan”,yang membahas tentang unsur penipuan yang merugikan pembeli
karena pasir yang diberikan pengepul tidak sesuai dengan pesanan pembeli.9
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pelaksanaan jual beli pasir
dengan system pesanan di desa di Desa Banjarwati menurut dilakukan oleh
pembeli yang memesan pasir pada pengepul dengan ciri-ciri dan harga yang
telah disepakati saat akad terjadi. Sedangkan barang (pasir) belum ada
kepastian kapan akan diterima. Kemudian keuntungan dan kerugian
ditanggung oleh pembeli karena pasir tidak sesuai saat akad. Jual beli pasir
dengan system pesanan di Desa Banjarwati menurut hukum islam tetap sah,
karena memang sudah dijelaskan dalam akad kualitas dan kuantitasnya, akan
tetapi mengandung cacat hukum karena terdapat unsure penipuan dan
merugikan pembeli karena pasir yang diberikan pengepul tidak sesuai dengan
pesanan pembeli.
9
Dwi Nur Afifah,”Analisis Hukum Islam Terhadap Jual Beli Pasir Dengan Sistem Pesanan Di Desa
Banjarwati Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan”, Skripsi pada Jurusan Muamalah Fakultas
Syariah, 2012.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
Berbeda halnya dengan penulis, dalam penelitian ini, penulis lebih
memfokuskan pada mekanisme akad al-salam pada resiko yang dibebankan
oleh penjual karena pembeli yang tidak mau tahu atas apa yang terjadi pada
proses branding mobil yang terjadi di Wana Advertindo Sticker Solution
Surabaya.
E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini
dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Ingin mengetahui ketentuan dan penerapan akad al-salam atau pesanan
pada usaha branding mobil di Wana Advertindo Sticker Solution
Surabaya.
2. Mengetahui perspektif hukum Islam tentang mekanisme pesanan pada
usaha branding mobil di Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Sebagaimana
halnya
dalam
suatu
penelitian,
penulis
dapat
mengharapkan manfaat dan kegunaannya dari hasil penelitian ini,
sebagaimana berikut:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
1. Dari Segi Teoritis
a. Diharapkan berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam arti
membangun dan menyempurnakan teori yang ada.
b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan pemahaman studi
hukum Islam mahasiswa jurusan muamalah khususnya dan mahasiswa
fakultas syariah pada umumnya.
2. Dari Segi Praktis
a. Dapat digunakan untuk perbandingan bagi peneliti berikutnya untuk
membuat karya ilmiah yang lebih baik dan sempurna.
b. Dapat menjadi bahan pertimbangan mengenai pelaksanaan pesanan bagi
beberapa pihak yang terlibat didalamnya yaitu pemerhati hubungan
industrial.
G. Definisi Operasional
Judul skripsi ini ‚Implementasi Akad Al-salam Pada Usaha Branding
Mobil di Wana Advertindo sticker Solution Surabaya”. Untuk mendapatkan
gambaran lebih jelas dan untuk menghindari kesalahpahaman di dalam
memahami arti dan maksud dari judul di atas, maka perlu dijelaskan arti kata
berikut:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
1. Akad Al-salam
: Jual beli dengan cara pembayaran harga barang
dilakukan
dimuka
dan
penyerahan
barang
menyusul kemudian sesuai dengan perjanjian10.
2. Branding Mobil
: Suatu
alat
promosi
atau
memperkenalkan
produck perusahaan agar dapat dilihat orang dan
dikenal orang melalui media sticker dengan mobil
sebagai sarananya.
3. Wana Advertindo
: Suatu Usaha yang bergelut di bidang segala
macam masalah sticker anda sticker solution.
H. Metode Penelitian
Penelitian tentang ‚Implementasi Akad Al-salam Pada Usaha
Branding Mobil di Wana Advertindo sticker Solution Surabaya” merupakan
penelitian lapangan (field research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan
secara langsung pada objek penelitian.11 Sedangkan metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kualitatif.
1. Data dan Sumber Data
Data adalah segala keterangan (informasi) mengenai segala hal yang
berkaitan dengan tujuan penelitian. Dengan demikian tidak segala informasi
atau keterangan merupakan data. Dan hanyalah sebagian saja dari informasi
10
11
Nasroen, Haroen, Fiqh Muamalah, hal. 146-147
Syaifudin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), 25.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
yakni yang berkaitan dengan penelitian. Karena pembahasan ini berkisar
pada soal penelitian maka digunakanlah istilah data untuk menyebut
informasi (keterangan dari segala sesuatunya dalam penelitian). Informasi
yang diambil dari banyak sumber yang didapat dari data-data atau dokumen
yang ada dalam toko sticker Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya.
Maka dalam hal ini peneliti menggunakandua data yaitu:
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di toko sticker Wana Advertindo Sticker
Solution Surabaya.
2. Data yang Dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Data tentang faktor yang melatarbelakangi tentang jual beli pesanan
di Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya.
b. Data tentang praktik pelaksanaan jual beli pesana di Wana
Advertindo Sticker Solution Surabaya.
c. Data tentang keuntungan dan kerugian yang diperoleh dari kedua
belah pihak dari transaksi jual beli pesanan, yaitu antara penjual dan
pembeli.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
3. Sumber Data
Dalam usaha untuk mencapai kebenaran ilmiah dalam penelitian,
maka penulis mengumpulkan data yang terdiri dari :
a. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung atau dikumpulkan secara
langsung dari sumber datanya. Sumber data dari penelitian ini adalah:
1) Pemilik toko Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya
2) Karyawan toko
3) Pembeli atau nasabah
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan data dari
literatur-literatur yang mempunyai referensi dengan pembahasan
tulisan ini. Yang terdiri dari :
1. Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaily, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, Jilid 5,
(Jakarta: Darul Fikr, 2011)
2. Drs. H. Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah (Jakarta, AMZAH
2010)
3. Drs. Sohari , M.M., M.H.; Dra. Hj. Ru’fah Abdullah, M.M, Fikih
Muamalah (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2011
4. Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: dari Teori Ke Praktek,
(Jakarta: Gema Insani, 2001)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
5. Sony Warsono, Akuntansi Transaksi Syari’ah: Akad Jual Beli di
Lembaga Bukan Bank, (Yogyakarta: Penerbit Asgard Chapter, 2011)
6. Rahmadi Usman, Produk dan Akad Perbankan Syariah di Indonesia:
Implementasi dan Aspek Hukum, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,
2009).
4. Teknik pengumpulan data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan
menggunakan teknik untuk mendapatkan data yang benar-benar valid,
berupa penyelidikan yang dilaksanakan secara langsung pada objek
penelitian dengan menggunakan metode, yaitu:
a. Observasi (Pengamatan)
Yaitu cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa
ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.12 Penulis
melakukan pengamatan dan pencatatan dengan sistematik terhadap
masalah yang diteliti. teknik ini juga memungkinkan untuk melihat
dan memahami sendiri perilaku dan kejadian yang sebenarnya terjadi
di lapangan dengan seobyektif mungkin.”13
b. Interview atau Wawancara
12
13
Moh. Nasir, Metode Penelitian, Cet. VI (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), 11.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006),144-145.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
Metode ini untuk memperoleh data pada sumber data primer
(wawancara dengan pemilik toko, karyawan dan pembeli) secara
langsung guna mengetahui penyebab jual beli pesanan, yang disertai
dengan suatu daftar pertanyaan yang penulis susun terlebih dahulu.
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah
pengumpulan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.14
Untuk mendukung informasi yang telah diperoleh dari wawancara.
Misalnya brosur, nota, surat penawaran, foto, arsip-arsip dll.
d. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam skripsi ini adalah pemilik toko,
karyawan dan pembeli yang melakukan praktik jual beli pesanan al-
salam.
5. Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari lapangan dianalisa secara kualitatif
dengan tahapan sebagai berikut:
a. Editing
14
Husaini Usman dan Pornomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara,
1996), 73.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
Pemeriksaan data secara cermat dari segi kelengkapan,
keterbacaan, relevansi, arti dan makna, istilah- istilah atau ungkapanungkapan dari semua data-data yang berhasil dihimpun.
b. Organizing
Menyusun dan mensistematikan data yang diperoleh dalam
karanan paparan yang telah direncanakan sebelumnya, untuk
memperoleh bukti-bukti dan gambaran secara jelas tentang sistem jual
beli pesanan al-salam di Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya.
c. Anlyzing
Yaitu dengan memberikan analisis lanjutan terhadap hasil
pengorganisasian data yang menggunakan teori dan dalil-dalil lainnya,
sehingga diperoleh kesimpulan mengenai sistem jual beli pesanan al-
salam di Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya.
6. Teknik Analisis Data
Setelah penulis mengumpulkan data yang dihimpun, langkah
selanjutnya adalah analisis terhadap fakta-fakta dan informasi yang
diperoleh dengan menggunakan:
a. Teknik Deskriptif Analisis
Yaitu teknik yang digunakan untuk memberikan gambaran
secara luas dan mendalam dan selanjutnya dilakukan analisis terhadap
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
sumber-sumber atau literatur yang diperoleh sebelumnya.15 Teknik ini
digunakan untuk memaparkan praktik jual beli pesanan al-salam di
Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya.
b. Teknik Induktif
Pola pikir induktif yaitu pola pikir yang berpangkal dari datadata yang bersifat khusus yaitu yang mengemukakan kenyataankenyataan dari hasil penelitian tentang jual beli pesanan al-salam,
kemudian dianalisis untuk disimpulkan pada keadaan yang lebih
umum menurut hukum Islam. Pada hal akadnya tidak ada masalah
karena dari semua itu adalah strategi perusahaan untuk menarik
pelanggan, seharusnya pihak Wana Advertindo Sticker Solution
Surabaya sebelum akad di depan harus memberitahu pembeli bahwa
semua kesalahan dan kerugian berkaitan dengan pemasangan sticker
yang menanggung adalah pihak pembeli, atau semua itu ditanggung
bersama agar tidak terjadi kesalah pahaman.
I. Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan dalam penyusunan dan pemahaman dalam
penelitian skripsi nanti, demi mendapatkan gambaran yang jelas mengenai
15
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2010), 147.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
sistematika pembahasan dalam skripsi ini penulis membagi dalam 5 bab
yaitu:
Bab I Merupakan gambaran umum yang berisi tentang : Pendahuluan
yang mencakup di dalamnya, latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, batasan masalah, kajian pustaka
dan yang terakhir adalah sistematika pembahasan.
Bab II Berisikan tentang landasan teori yang bersifat umum tentang
jual beli pesanan al-salam). Yang meliputi tentang pengertian jual beli
pesanan al-salam dari hukum Islam, landasan hukum, perbedaan antara akad
al-salam dan Istishna’, rukun dan syarat sahnya jual beli pesanan al-salam,
hal-hal yang membatalkannya dan hikmah-hikmah jual beli pesanan al-salam.
Bab III Membahas tentang mekanisme Pesanan Al-salam pada usaha
branding mobil di Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya, yang
meliputi; Profil Toko sticker Wana Advertindo, dan mekanisme kerja di
Wana Advertindo dilihat dari barang-barang yang ditransaksikan dengan cara
jual beli pesanan al-salam, dan tata cara transaksi jual beli pesanan al-salam
ditempat tersebut.
Bab IV Merupakan Analisis Hukum Islam terhadap akad al-salam di
Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya yang meliputi; Analisis Hukum
Islam Terhadap Pesanan atau al-salam di Wana Advertindo Sticker Solution
Surabaya, dan tinjauan hukum Islam terhadap jual beli pesanan al-salam di
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya, yang bertujuan untuk
memberikan penjelasan tentang boleh atau tidaknya praktik jual beli pesanan
al-salam.
Bab V Sebagai penutup akan diuraikan tentang kesimpulan dari
penelitian yang telah dilakukan. Selain itu akan dipaparkan saran-saran yang
terkait dengan permasalahan dalam penelitian. Kesimpulan merupakan inti
sari dari penelitian tentang ‚Implementasi Akad Al-salam Pada Usaha
Branding Mobil di Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya”. Sedangkan
saran merupakan sebuah masukan dari hasil penelitian.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanya (Surabaya: PT. Karya Agung.
2006)
Taqyidin An-Nabhani, Membangun Sistem Ekonommi Alternatif Perspektif Islam
(Surabaya: Risalah Gusti, 1996)
Hasan, Ali, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), (Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada, 2003)
Fahruddin, Mencari Kurnia Allah, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1992)
Drs. H. Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah (Jakarta, AMZAH 2010)
Taufiq Hidayat. Tinjauan Hukum Islam Dan Hukum Perdata Terhadap Jual Beli
Sistem Pesanan Pada Perusahaan Kecap UD. Eka Usaha Tuban”, Skripsi
pada Jurusan Muamalah Fakultas Syariah, 2006
Ernawati. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Aksesoris Dengan Sistem
Pesanan Di Desa Brakas Kecamatan Raas Kabupaten Sumenep” Skripsi Pada
Jurusan Muamalah Fakultas Syariah, 2011
Dwi Nur Afifah,”Analisis Hukum Islam Terhadap Jual Beli Pasir Dengan Sistem
Pesanan Di Desa Banjarwati Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan”,
Skripsi pada Jurusan Muamalah Fakultas Syariah, 2012
Syaifudin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999)
Moh. Nasir, Metode Penelitian, Cet. VI (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005)
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2006)
Husaini Usman dan Pornomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta:
Bumi Aksara, 1996
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D (Bandung: Alfabeta,
2010)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1
BAB II
LANDASAN TEORI YANG BERSIFAT UMUM TENTANG JUAL BELI PESANAN AL-
SALAM
A.
Jual Beli Pesanan Al-salam
1. Pengertian Jual Beli Pesanan Al-salam
Jual beli sistem pesanan dalam al’quran dan buku-buku yang membahas tentang
jual beli pesanan ada dua definisi yaitu akad al-salam dan istisnā, Jual beli al-salam dan
istisnā’ sebenarnya jual beli yang serupa, perbedaannya terletak pada cara
pembayarannya yang sedikit berbeda. Pembayaran pada al-salam dilakukan di muka1,
sementara istisnā’
bisa di depan, di pertengahan atau bahkan ketika penyerahan
barangnya atau juga pembayarannya bisa berupa cicilan. Jual beli sistem pesanan
merupakan teknik jual beli yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari seperti
membuat aksesoris dan lain sebagainya. Jual beli aksesoris dan sebagainya itu bisa
dikatakan sebagai jual beli dengan pesanan yang sederhana.
Dalam fiqih dikenal dengan nama al-salam/al-istisnā atau al-Salaf . Secara
harfiah, kedua kata memiliki makna yang sama, mendahulukan pembayaran dan
mengakhirkan barang. Bedanya al- Salam/al-istisnā digunakan oleh orang-orang hijaz,
sedangkan al-salaf digunakan oleh orang-orang Irak. Bukti bahwa kedua kata ini
bermakna sama adalah digunakannya kedua kata tersebut dalam hadist Nabi.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah ketika membicarakan akad bay’-salam/bay’-istisnā.
1
Suran Remy Sjahdeini, Perbankan Islam: dan Kedudukannya dalam Tata Hukum, (Jakarta: PT. Pustaka Utama
Grafiti, 1999), 68.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
Sehingga kedua kata tersebut merupakan kata yang sinonim (dua kata bermakna sama
tetapi berlainan bentuk).2
Ada beberapa pengertian tentang jual beli pesanan. Secara termonologi, mazhab
Syafi’i mendefinisikan jual beli pesanan sebagai berikut:
Suatu akad untuk menyediakan barang dengan ciri-ciri tertentu yang diserahkan
pada suatu waktu tertentu dengan pembayaran harga di muka (pada saat akad)”3
Sejalan dengan mazhab Syafi’I mazhab Hanafi pun memberikan pengertian yang
sama, bahwa jual beli pesanan adalah suatu perjanjian di mana penjual membeli barang
setelah pembeli membayar kontan atas barang yang telah di belinya. Sementara, ulama
Malikiyah mendefinisikan bay’-salam /bay’-istisnā sebagai berikut:
Artinya: Jual beli yang pembayaran harganya diserahkan lebih dahulu, sedangkan
barangnya diserahkan kemudian pada waktu yang telah ditentukan.4
Definisi tentang jual beli pesanan yang diberikan oleh Malikiyah adalah penguat
dari definisi yang diberikan oleh mazhab Syafi’i dan mazhab Hanafi.
Penduduk hijaz mengungkapakan akad pemesanan barang dengan istilah al-
salam, sedangkan penduduk irak menyebutnya al-salaf . biasanya diungkapkan dalam
bentuk verbal aslama dan sallama, serta aslafa dan sallafa. Akad ini dinamakan al-salam
karena pembanyaran harga (ra’sul mal) dilakukan dimajelis akad, dan dinamakan al-salaf
karena harga dibanyar dimuka5.
2
Imam Mawardi, Al-Hawi Al-Kubir V,(Bairut, Dar al-Ilmiyah, 1994) .388
Al-Kitab Al-Syarbani, Muqhni al-Mutaj III, (Bairut, Dar al-Fikr al-Ilmiyah, 1994), 3.
4
Al-maqhrabi, Abu Abdillah, mawahib al-Jalil, VI, ( Bairut, Dar al-Kutub, 1996), 476.
5
Prof. Dr. Wahbah Zuhaili, Al-Fiqhu Asy-syafi’i Al-muyassar 2, (Bairut, Darul Fikr 2008), 25
3
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
Akad al-salam atau al-salaf adalah salah satu bentuk jual beli di mana uang harga
barang dibayarkan secara tunai, sedangkan barang yang dibeli belum ada, hanya sifatsifat, jenis, dan ukurannya sudah disebutkan pada waktu perjanjian dibuat6.
Bay’ al-salam atau al-salaf adalah penjualan sesuatu yang akan datang dengan
imbalan sesuatu yang sekarang, atau menjual sesuatu yang dijelaskan sifatnya dalam
tanggungan. Maksudnya, modal diberikan di awal dan menunda barang hingga tenggat
waktu tertentu. Atau dengan kata lain, menyerahkan barang tukaran saat ini dengan
imbalan barang yang dijelaskan sifatnya dalam tanggungan hingga jarak waktu
tertentu7.
Akad al-salam dihukumi sah bila menggunakan dua kata, al-salam atau al-salaf,
boleh juga menggunakan kata bay’, jika pembanyaran dilakukan dimajelis akad. AzZarkasyi mengatakan, ‚kami tidak mengadakan transaksi dengan satu shighat khusus
kecuali akad ini (al-salam) dan akad nikah.”Dalam hal ini, pembeli disebut pelaku al-
salam atau muslim (pemesan), penjual disebut muslam fih (barang pesanan), dan harga
barang di sebut ra’sul mal al-salam (harga pesanan)8.
Transaksi bay’ al-salam merupakan kontrak penjualan antara pembeli dan
pembuat barang melalui pesanan. Pembuat barang berkewajiban memenuhi pesanan
pembeli sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati. Pembayaran dilakukan di muka,
melalui cicilan, atau ditangguhkan sampai batas waktu yang telah ditentukan.
Maka dari berbagai definisi dan pemaparan di atas, sudah jelas bahwa jual beli
al-salam adalah suatu akad antara penjual dan pembeli di mana penyerahan barangnya
6
. Drs. H. Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah (Jakarta, AMZAH 2010),243
Prof. Dr. Wahbah Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu,(Jakarta, Gema Insani 2011), 240
8
Prof. Dr. Wahbah Zuhaili, Al-Fiqhu Asy-syafi’i Al-muyassar 2, (Bairut, Darul Fikr 2008), 25
7
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
tergantung pada waktu yang disepakati oleh kedua belah pihak serta proses
pembayarannya di muka down payment (uang muka).
Secara teknis,
al-salam bisa diartikan akad bersama produsen untuk suatu
pekerjaan tertentu dalam tanggungan, atau jual beli suatu barang yang akan dibuat oleh
produsen yang juga menyediakan bahan bakunya. Sedangkan jika bahan bakunya dari
pemesan, maka akad itu akan menjadi akad ijarāh (sewa), pemesan hanya menyewa jasa
produsen untuk membuat barang.9
Juga dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa al-salam adalah akad jual beli
antara pemesan (Mustasni’) dengan penerima pesanan (Sani’) atas sebuah barang dengan
spesifikasi tertentu (Masnu’), contohnya untuk barang-barang industri ataupun property.
Spesifikasi dan harga barang pesanan haruslah sudah disepakati pada awal akad,
sedangkan pembayaran dilakukan di muka, melalui cicilan, atau ditangguhkan sampai
suatu waktu pada masa yang akan datang.
2.
Landasan Hukum Jual Beli Pesanan Al-salam
Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin. Tentu saja mengatur berbagai
macam tindak-tanduk manusia, terutama dalam masalah jual beli. Seperti dalam
masalah jual beli sistem pesanan bay’ Salam, tentu juga mempunyai landasan hukum
yang jelas dalam Al-Qur’an, Al-Hadits maupun ijma’ ulama. Maka landasan hukum (AlQur’an dan Al-Hadits) dari jual beli sistem pesanan di sini, semuanya mengacu pada
landasan hukum pada bai’ Salam, kecuali pada landasan ijma’nya.
9
Ibid,.197.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
1. Landasan Al- Qur’an
Dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan persoalan ibadah (hubungan
antara makhluk dengan Tuhan-nya), Al- Qur’an mengatur dan memberikan gambaran
secara rinci. Sementara dalam masalah-masalah ibadah yang (hubungan antara makhluk
dengan makhluk), Al- Qur’an memberikan gambaran secara global, termasuk juga dalam
masalah jual beli dengan pesanan.
Dalam surat Al- Baqarah ayat 282 Allah berfirman:
Artinya: ‚Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah (seperti
berjualbeli, hutang piutang, atau sewa menyewa dan sebagainya) tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan
janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya,
maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu
mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya.
Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya)
atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya
mengimlakkan dengan jujur, dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari
orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh)
seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai,
supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah
saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan
janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai
batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan
lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak adanya
(menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika
mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka
ti
MOBIL DI WANA ADVERTINDO STICKER SOLUTION
SURABAYA
SKRIPSI
Oleh :
MA’ARIF
NIM : C02208129
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
SURABAYA
2015
ABSTRAK
Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan (field research) tentang
“Implementasi Akad Al-Salam Pada Usaha Branding Mobil di Wana
Advertindo Sticker Solution Surabaya ”. Penelitian brtujuan untuk menjawab
persoalan tentang.“Bagaimana pelaksanaan akad al-salam pada usaha branding
mobil di Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya dan Bagaimana analisis
hukum Islam terhadap pelaksanaan akad al-salam di usaha branding mobil di
Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya”.
Untuk menjawab permasalahan diatas, maka metode yang digunakan
adalah metode deskriptif kualitatif dengan pola pikir induktif yaitu pola pikir
yang berpijak pada fakta-fakta yang bersifat khusus kemudian diteliti dan
akhirnya dikemukakan pemecahan persoalan yang bersifat umum. Pola pikir ini
berpijak pada teori al-salam dalam hukum islam, kemudian dikaitkan dengan
fakta-fakta di lapangan yang memiliki keterkaitan dengan pesanan akad alsalam pada usaha branding mobil di Wana Advertindo Sticker Solution
Surabaya.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pesanan akad al-salam pada
usaha branding mobil di Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya yang
cacat dari segi rukun dan syaratnya, yaitu rukun dan syarat al-salam dengan
perusahaan memesana dengan akad atau perjanjian, semua itu harus jadi 2-3 hari
dan dibayar lebih dahulu, karena harga sticker yang mahal dan prosesnya yang
banyak itu yang menjadikan semua pembanyaran dibebankan pada pembeli atau
perusahaan. Pada saat itu pembeli juga meminta dan tidak mau tahu semua itu
harus jadi sesuai pesanan yaiti 2-3 hari, dalam posisi mendesak dan terburuburu. Pada kenyataannya sticker sudah jadi dan sudah terpasang di mobil
pembeli atau pemesan minta ganti ada yang ditambah dan ada yang dikurangi.
Tetapi dengan perjanjian atau akad yang sudah disepakati didepan semua resiko
atau kerugian yang menanggung adalah penjual. Sehingga pembeli hanya tahu
bahwa branding mobilnya selesai tepat waktu dengan yang mereka inginnya
tanpa mengetahui proses dan resiko atau kerugian yang dialami oleh penjual.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa akad al-salam pada Usaha Branding mobil di
Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya adalah tidak sah karena tidak
terpenuhi semua rukunya.
Bagi penjual yakni Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya,
hendakanya lebih memperhatinkan nilai-nilai dan aturan dalam hukum Islam
khususnya dalam akad pesanan al-salam meningat bagaimana persaingan bisnis
penjual sticker yang semakin ketat. Dan untuk itu semua harus menggunakan
aturan yang berlaku dan tidak memberatkan orang dalam usaha dan berbisnis.
v
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM…………………………………………………….......
i
PERNYATAAN KEASLIAN…...……………………………….................
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………......
iii
PENGESAHAN……………………………………………...………….....
iv
ABSTRAK……………………………………………………….................
v
KATA PENGANTAR………………………………………………….....
vi
MOTTO…………………………………………………………………….
viii
DAFTAR ISI………………………………………………………….........
ix
DAFTAR TRANSLITERASI……………………………………………...
xi
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………
1
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
Latar Belakang Masalah………………………………............
Identifikasi dan Btasan Masalah………………………...........
Rumusan Masalah…………………………………….............
Kajian Pustaka………………………………………..............
Tujuan Penelitian……………………………………............
Kegunaan Penelitian…………………………………...........
Definisi Operasional…………………………………...........
Metode Penelitian……………………………………..........
Sistematika Pembahasan………………………………........
1
7
8
8
12
12
13
14
20
BAB II LANDASAN TEORI YANG BERSIFAT UMUM TENTANG JUAL
A.
B.
C.
D.
BELI PESANAN AL-SALAM ………………………………
23
Jual Beli Pesanan Al-Salam……………………………………..
Landasan Hukum Jual Beli Pesanan Al-Salam…………………
Perbedaan Antara Akad Salam dan istisnā…………………….
Rukun-Rukun Jual Beli Pesanan Al-Salam……………………..
23
27
34
35
ix
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
E. Syarat Jual Beli Pesanan Al-Salam………………………............. 36
F. Hikmah-Hikmah Jual Beli Pesanan Al-Salam……………………. 37
BAB III MEKANISME AKAD AL-SALAM PADA USAHA BRANDING
MOBIL DI WANA ADVERTINDO STICKER SOLUTION
SURABAYA………………………………………………..
39
A. Pandangan Umum Tentang Lokasi Penelitian…………….
B. Mekanisme Kerja Pada Usaha Branding Mobil di Wana
Advertindo………………………….……………………….
1. Dari Segi Perjanjian Atau Akad……………………...
2. Dari Segi Praktek Jual Beli Pesan………………........
3. Dari Segi Sistem Pembayaran………………………..
4. Dari Segi Penyerahan Bara…………………...............
39
42
42
44
53
54
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD Al-SALAM DI
WANA ADVERTINDO…………………………………..
56
A. Analis dari Segi Hukum Islam…………………………..
56
BAB V PENUTUP………………………………………………………
69
A. Kesimpulan……………………………….........................
B. Saran………………………………………......................
69
70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1
BAB I
A.
Latar Belakang
Islam merupakan agama yang diturunkan ke dunia sebagai rahmat
bagi seluruh alam. Pada syari’at Islam luas sekali pembahasannya,
diantaranya adalah persoalan muamalah. Kegiatan muamalah dilakukan antar
sesama manusia, karena manusia merupakan makhluk sosial yang hidupnya
selalu tergantung pada yang lainnya. Adapun contoh kongkrit kegiatan
muamalah adalah jual beli, sewa menyewa, utang piutang, dan perserikatan.
Dari kegiatan muamalah tersebut maka manusia akan saling berhubungan,
saling kerja sama, saling tolong menolong sesamanya.
Manusia terlahir sebagai individu yang saling berhubungan dengan
sesamanya, karena manusia disebut sebagai makhluk sosial.Setiap individu
memiliki beraneka ragam kebutuhan yang harus dipenuhi dalam hidupnya.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus saling berinteraksi satu
sama lain, saling bertukar keperluan, bahkan tidak hanya terbatas soal materi
saja, melainkan juga jasa dan keahlian atau ketrampilan.
Salah satu wujud manusia sebagai makhluk sosial adalah manusia
saling membutuhkan antara satu orang dengan orang yang lain, maka dari itu
Allah menyuruh kita untuk saling tolong menolong sebagaimana dinyatakan
dalam al- Qur’an surat Al-Ma’idah ayat 2:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
Artinya : ‚…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksaNya” (Q.S. Al-Ma’idah: 2).1
Tujuan setiap manusia mencari kekayaan yang diperintahkan oleh
Islam itu bukan semata-mata menjadi alat pemuas kebutuhan saja, akan
tetapi untuk menjalankan roda perekonomian secara menyeluruh sesuai
dengan perintah dan larangan Allah. Islam juga telah memerintahkan kepada
setiap muslim agar mencari kehidupan akhirat dengan tidak melupakan
dunia.2 Dalam hal ini Allah menjelaskan dalam surat al-Qashas ayat 77:
‚Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
1
2 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanya (Surabaya: PT. Karya Agung. 2006), 142.
Taqyidin An-Nabhani, Membangun Sistem Ekonommi Alternatif Perspektif Islam, terj. Moh.
Maghfur Wachid (Surabaya: Risalah Gusti, 1996), 59.
2
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan.”3
Dalam hukum Islam, muamalah mempunyai macam-macam sistem
adalah dalam bentuk barang pesanan. Salah satu bentuk kegiatan manusia
dalam muamalah adalah jual beli, sewa-menyewa, upah-mengupah dan lainlain.4 Rasulullah s.a.w telah menekankan bahwa perlu bagi setiap manusia
untuk berusaha agar memperoleh kebutuhan hidupnya. Usaha dan
keuntungan ekonomi yang dilaksanakan dan diperoleh untuk memenuhi
kebutuhan seseorang, sebagai suatu keharusan oleh hukum Islam.
Kemuliaan dan kehormatan terletak pada kerja apapun asal tidak
mengerjakan yang haram.5 Sekian banyak kerja sama antara dua orang atau
kelompok yang bertujuan untuk tolong-menolong salah satunya adalah bai’
al-salam. Manusia akan hidup lebih baik dan saling tolong-menolong antar
sesamanya dengan menggunakan akad bai’ al-salam ini.
Bay’ al-salam adalah akad jual beli barang pesanan pembeli (muslam)
dengan penjual (muslam ilaih). Secara Bahasa, transaksi akad digunakan
berbagai banyak arti, yang secara keseluruhan kembali pada ikatan atau
hubungan antara dua hal. Yaitu al-salam atau disebut juga al-salaf
merupakan istilah dalam bahasa arab yang mengandung makna “penyerahan”.
Departeman Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya…, 556.
Hasan, Ali, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2003), 227.
5
Fahruddin, Mencari Kurnia Allah, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1992), 13.
3
4
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
Sedangkan para ulama menyebutnya barang-barang mendesak karena ia
sejenis jual beli barang yang tidak ada di tempat, sementara dua pokok yang
melakukan transaksi jual beli mendesak adalah karena barang itu dibutuhkan
dan digunakan secepatnya.
Akad al-salam adalah salah satu bentuk jual beli di mana uang harga
barang dibayarkan secara tunai, sedangkan barang yang dibeli belum ada,
hanya sifat-sifat, jenis, dan ukurannya sudah disebutkan pada waktu perjanjian
dibuat6.
Branding mobil adalah Suatu alat promosi atau memperkenalkan
produck perusahaan agar dapat dilihat orang dan dikenal orang melalui media
sticker, dengan mobil sebagai sarananya. Media seperti ini mulai diminati
perusahaan karena menggunakan sticker yang menempel pada mobil memang
lebih efektif penggunaannya kalau dibandingkan dari media promosi yang
lain.
Karena menggunakan media mobil diharapkan akan banyak mata
yang melihatnya dan dengan melihat itu semua orang menjadi tahu produk
yang ditawarkan perusahaan. Usaha seperti ini memang terbilang sangat
baru. Perusahaan-perusahaan sekarang mulai berminat menggunakan media
sticker mobil.
6
. Drs. H. Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah (Jakarta, AMZAH 2010),243
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
Namun hal itu semua akan terjadi apabila melalui proses yang
panjang Pertama : menentukan design yaitu sebelum jadi sticker design dari
pembeli diproses dahulu melalui computer yaitu menggunakan software
khusus untuk menggambar design seperti corel, auto cad, adobe illustrator,
photoshop dll. Setelah design sudah jadi dan siap untuk dipasang, mobil yang
mau dipasang diukur terlebih dahulu. Karena setiap tipe jenisatau merk mobil
beda ukuran dan beda pula design yang akan dibuat nantinya.
Kedua : Pencetakan pada prroses ini sticker gulungan panjang dengan
ukuran 150 cm atau 1,5 m lebarnya dan panjangnya mengikuti gulungan itu
sekitar 5000 cm atau 50 m dicetak menggunakan alat khusus biasanya orang
menyebutnya dengan digital printing. Setelah diprinting agar tidak mudah
rusak dan tidak mudah pudar warnanya sticker printing itu harus dilaminasi
yaitu proses penempelan sticker plastick bening yang ditempelkan pada
sticker printing tadi.
Ketiga : Proses pemasangan sticker pada mobil proses ini sangat
penting karena yang menentukan bagus atau tidaknya sticker yang dipasang
adalah pada saat proses pemasangan ini. Butuh tenaga ahli dalam proses ini
tidak semua orang bisa melakukannya.
Dari beberapa proses di atas penulis menemukan beberapa masalah
yaitu pada saat pemesanan antara pembeli atau perusahaan dan penjual atau
toko sticker . Pada usaha branding mobil pembeli atau pemesan memesan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
dulu branding mobil dan menyerahkan mobilnya. Dengan akad yaitu dibayar
dulu semuanya. Karena harga dari bahan sticker sangat mahal oleh karena itu
semuanya dibebankan pada pembeli atau pemesan. Termasuk design
branding mobil juga dari pembeli yang menyerahkan gambar-gambar
producknya kepada penjual dan penjual nantinya yang medesign gambar itu
dimobil.
Pada kenyataannya yang banyak terjadi adalah pada saat stickernya
sudah jadi dan sudah dipasang di mobil pembeli atau pemesan. Pemesan ganti
design dan rusaknya sticker pada saat semuanya sudah jadi, tetapi dengan
harga dan akad yang sudah disepakati di depan pembeli tidak mau tahu,
semua itu harus jadi sesuai yang di pesan, dalam posisi mendesak atau
terburu-buru.
Pada permasalahan di atas semua kerugian yang menanggung adalah
penjual, karena akad di awal sudah ditentukan harganya, dan atas apa yang
dialami oleh penjual atau resiko yang dialami penjual, sehingga pembeli
mengetahui bahwa branding mobilnya selesai tepat waktu dengan yang
diinginkan.
Melalui penelitian ‚Implementasi Akad Al-salam Pada Usaha
Branding Mobil di Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya”. Penulis
berharap agar mendapat penyelesaiannya dengan lebih memahami bahwa
pada dasarnya persoalan pesanan bukan hanya persoalan yang berhubungan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
dengan uang dan keuntungan, akan tetapi lebih pada persoalan bagaimana
kita memahami dan menghargai sesama kita.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Beragam masalah yang terdapat dalam latar belakang masalah di
atas, sudah barang tentu masih bersifat global. Oleh sebab itu, beberapa
masalah tersebut dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Konsep al-salam dalam Islam.
2. Konsep akad al-salam di Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya.
3. Ketentuan dan pelaksanaan akad di Wana Advertindo Sticker Solution
Surabaya.
4. Pelaksanaan usaha bidang promosi pada Wana Advertindo Sticker
Solution Surabaya.
5. Konsep al-salam pada akad usaha branding mobil.
6. Keuntungan dan kerugian dari akad al-salam di Wana Advertindo Sticker
Solution Surabaya.
7. Faktor yang melatarbelakangi Wana Advertindo Sticker Solution
Surabaya melakukan transaksi akad al-salam.
8. Analisis hukum Islam terhadap akad al-salam di Wana Advertindo sticker
solution Surabaya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
Agar pembahasannya lebih terfokus, maka diperlukan batasan
masalah dalam penelitian. Batasan masalah pada penelitian ini yaitu:
1. Pelaksanaan akad al-salam pada usaha branding mobil di Wana
Advertindo Sticker Solution Surabaya.
2. Analisis hukum Islam terhadap pelaksanaan akad al-salam di usaha
branding mobil di Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka dapat
diperoleh beberapa rumusan masalah yang terkait dengan judul diatas, yaitu
sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan akad al-salam pada usaha branding mobil di
Wana Advertindo Sticker Solution surabaya?
2. Bagaimana analisis hukum Islam terhadap pelaksanaan akad al-salam di
usaha branding mobil di Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya?
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka ini pada intinya adalah untuk mendapatkan gambaran
umum topik yang diteliti dengan penelitian yang sejenis yang pernah
dilakukan oleh peneliti sebelumnya, sehingga tidak ada pengulangan dalam
penelusuran awal.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
Dalam karya-karya maupun penelitian sebelumnya memang telah ada
pembahasan tentang masalah pesanan atau al-salam. Tetapi sampai saat ini
penulis belum menemukan penelitian atau tulisan yang secarara spesifik
mengkaji tentang Bagaimana ”Implementasi Akad Al-salam Pada Usaha
Branding Mobil di Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya”.
Mengenai masalah pesanan atau al-salam sesungguhnya telah banyak
dibahas pada skripsi sebelumnya hanya saja, berbeda kasus dan permasalahan
yaitu :
Skripsi yang pernah ditulis oleh Taufiq Hidayat, dalam skripsinya
pada tahun 2006 yang berjudul ‚Tinjauan Hukum Islam Dan Hukum Perdata
Terhadap Jual Beli Sistem Pesanan Pada Perusahaan Kecap UD. Eka Usaha
Tuban”,yang membahas tentang permasalahan Bai’ Salam, dengan jual beli
pesanan dalam KUH Perdata dalam pasal 1458 BW.7
Dari hasil penelitian proses jual beli system pesanan yang dilakukan
UD. Eka Usaha Tuban dapat diketahui bahwa pertama : Pemesan membayar
uang muka atau membayar kontan kepada penjual, setelah transaksi selesai
produk dikirim oleh penjual, kedua : pemesan menerima kiriman produk
dulu, setelah itu dibayar kontan. Jika pembayaran itu setengah, maka wajib
dilunasi 15 hari setelah barang dikirim. Sedangkan yang melatar belakangi
7
Taufiq Hidayat. Tinjauan Hukum Islam Dan Hukum Perdata Terhadap Jual Beli Sistem Pesanan
Pada Perusahaan Kecap UD. Eka Usaha Tuban”, Skripsi pada Jurusan Muamalah Fakultas Syariah,
2006.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
jual beli seperti ini adalah semakin banyaknya permintaan akan kecap
didaerah itu. Dan apabila ditinjau dari KUHP pasal 1458 BW yang berbunyi
:”Jual beli dianggap telah terjadi antara kedua belah pihak sewaktu mereka
mencapai sepakat tentang barang dan harga meskipun barang itu belum
diserahkan maupun barangnya belum dibanyar”. Sedangkan ditinjau dari
hukum islam jual beli system pesanan adalah Allah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba dan pada dasarnya jual beli itu berdasarkan kerelaan.
Selain itu juga terdapat skripsi yang pernah ditulis oleh Ernawati pada
tahun 2011 yang berjudul ‚Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli
Aksesoris Dengan Sistem Pesanan Di Desa Brakas Kecamatan Raas
Kabupaten sumenep, yang membahas tentang jual beli pesanan yang
bertentangan dengan pendapat Wahbah az-Zuhaili. 8
Dari hasil penelitian menemukan bahwa dalam akad istisnā’,
Hendaknya tidak disebutkan jangka waktu. Jika jangka waktunya ditentukan,
maka akadnya menjadi rusak. mekanisme jual beli aksesoris dengan sistem
pesanan yang terjadi di Desa Brakas Kecamatan Raas adalah
memesan
barang aksesoris ke penjual dengan membayar 25 % harga di lunasi ketika
barang pesanan sudah jadi. Selain itu dalam akad di sebutkan jangka waktu
tertentu antara 20-30 hari. Dakam hukum Islam sistem pesanan tersebut
8
Ernawati. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Aksesoris Dengan Sistem Pesanan Di Desa
Brakas Kecamatan Raas Kabupaten Sumenep” Skripsi Pada Jurusan Muamalah Fakultas Syariah,
2011.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
termasuk bay’ istisnā yaitu: pihak penjual dan pembeli bersepakat atas harga
serta sistem pembayaran, apakah pembayaran di muka, melalui cicilan, atau
di tangguhkan sampai suatu waktu pada masa yang akan datang.
Skripsi yang pernah ditulis oleh Dewi Nur Afifah pada tahun 2012
yang berjudul ‚Analisis Hukum Islam Terhadap Jual Beli Pasir Dengan
Sistem Pesanan Di desa Banjarwati Kecamatan Paciran Kabbupaten
Lamongan”,yang membahas tentang unsur penipuan yang merugikan pembeli
karena pasir yang diberikan pengepul tidak sesuai dengan pesanan pembeli.9
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pelaksanaan jual beli pasir
dengan system pesanan di desa di Desa Banjarwati menurut dilakukan oleh
pembeli yang memesan pasir pada pengepul dengan ciri-ciri dan harga yang
telah disepakati saat akad terjadi. Sedangkan barang (pasir) belum ada
kepastian kapan akan diterima. Kemudian keuntungan dan kerugian
ditanggung oleh pembeli karena pasir tidak sesuai saat akad. Jual beli pasir
dengan system pesanan di Desa Banjarwati menurut hukum islam tetap sah,
karena memang sudah dijelaskan dalam akad kualitas dan kuantitasnya, akan
tetapi mengandung cacat hukum karena terdapat unsure penipuan dan
merugikan pembeli karena pasir yang diberikan pengepul tidak sesuai dengan
pesanan pembeli.
9
Dwi Nur Afifah,”Analisis Hukum Islam Terhadap Jual Beli Pasir Dengan Sistem Pesanan Di Desa
Banjarwati Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan”, Skripsi pada Jurusan Muamalah Fakultas
Syariah, 2012.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
Berbeda halnya dengan penulis, dalam penelitian ini, penulis lebih
memfokuskan pada mekanisme akad al-salam pada resiko yang dibebankan
oleh penjual karena pembeli yang tidak mau tahu atas apa yang terjadi pada
proses branding mobil yang terjadi di Wana Advertindo Sticker Solution
Surabaya.
E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini
dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Ingin mengetahui ketentuan dan penerapan akad al-salam atau pesanan
pada usaha branding mobil di Wana Advertindo Sticker Solution
Surabaya.
2. Mengetahui perspektif hukum Islam tentang mekanisme pesanan pada
usaha branding mobil di Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Sebagaimana
halnya
dalam
suatu
penelitian,
penulis
dapat
mengharapkan manfaat dan kegunaannya dari hasil penelitian ini,
sebagaimana berikut:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
1. Dari Segi Teoritis
a. Diharapkan berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam arti
membangun dan menyempurnakan teori yang ada.
b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan pemahaman studi
hukum Islam mahasiswa jurusan muamalah khususnya dan mahasiswa
fakultas syariah pada umumnya.
2. Dari Segi Praktis
a. Dapat digunakan untuk perbandingan bagi peneliti berikutnya untuk
membuat karya ilmiah yang lebih baik dan sempurna.
b. Dapat menjadi bahan pertimbangan mengenai pelaksanaan pesanan bagi
beberapa pihak yang terlibat didalamnya yaitu pemerhati hubungan
industrial.
G. Definisi Operasional
Judul skripsi ini ‚Implementasi Akad Al-salam Pada Usaha Branding
Mobil di Wana Advertindo sticker Solution Surabaya”. Untuk mendapatkan
gambaran lebih jelas dan untuk menghindari kesalahpahaman di dalam
memahami arti dan maksud dari judul di atas, maka perlu dijelaskan arti kata
berikut:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
1. Akad Al-salam
: Jual beli dengan cara pembayaran harga barang
dilakukan
dimuka
dan
penyerahan
barang
menyusul kemudian sesuai dengan perjanjian10.
2. Branding Mobil
: Suatu
alat
promosi
atau
memperkenalkan
produck perusahaan agar dapat dilihat orang dan
dikenal orang melalui media sticker dengan mobil
sebagai sarananya.
3. Wana Advertindo
: Suatu Usaha yang bergelut di bidang segala
macam masalah sticker anda sticker solution.
H. Metode Penelitian
Penelitian tentang ‚Implementasi Akad Al-salam Pada Usaha
Branding Mobil di Wana Advertindo sticker Solution Surabaya” merupakan
penelitian lapangan (field research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan
secara langsung pada objek penelitian.11 Sedangkan metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kualitatif.
1. Data dan Sumber Data
Data adalah segala keterangan (informasi) mengenai segala hal yang
berkaitan dengan tujuan penelitian. Dengan demikian tidak segala informasi
atau keterangan merupakan data. Dan hanyalah sebagian saja dari informasi
10
11
Nasroen, Haroen, Fiqh Muamalah, hal. 146-147
Syaifudin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), 25.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
yakni yang berkaitan dengan penelitian. Karena pembahasan ini berkisar
pada soal penelitian maka digunakanlah istilah data untuk menyebut
informasi (keterangan dari segala sesuatunya dalam penelitian). Informasi
yang diambil dari banyak sumber yang didapat dari data-data atau dokumen
yang ada dalam toko sticker Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya.
Maka dalam hal ini peneliti menggunakandua data yaitu:
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di toko sticker Wana Advertindo Sticker
Solution Surabaya.
2. Data yang Dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Data tentang faktor yang melatarbelakangi tentang jual beli pesanan
di Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya.
b. Data tentang praktik pelaksanaan jual beli pesana di Wana
Advertindo Sticker Solution Surabaya.
c. Data tentang keuntungan dan kerugian yang diperoleh dari kedua
belah pihak dari transaksi jual beli pesanan, yaitu antara penjual dan
pembeli.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
3. Sumber Data
Dalam usaha untuk mencapai kebenaran ilmiah dalam penelitian,
maka penulis mengumpulkan data yang terdiri dari :
a. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung atau dikumpulkan secara
langsung dari sumber datanya. Sumber data dari penelitian ini adalah:
1) Pemilik toko Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya
2) Karyawan toko
3) Pembeli atau nasabah
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan data dari
literatur-literatur yang mempunyai referensi dengan pembahasan
tulisan ini. Yang terdiri dari :
1. Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaily, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, Jilid 5,
(Jakarta: Darul Fikr, 2011)
2. Drs. H. Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah (Jakarta, AMZAH
2010)
3. Drs. Sohari , M.M., M.H.; Dra. Hj. Ru’fah Abdullah, M.M, Fikih
Muamalah (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2011
4. Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: dari Teori Ke Praktek,
(Jakarta: Gema Insani, 2001)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
5. Sony Warsono, Akuntansi Transaksi Syari’ah: Akad Jual Beli di
Lembaga Bukan Bank, (Yogyakarta: Penerbit Asgard Chapter, 2011)
6. Rahmadi Usman, Produk dan Akad Perbankan Syariah di Indonesia:
Implementasi dan Aspek Hukum, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,
2009).
4. Teknik pengumpulan data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan
menggunakan teknik untuk mendapatkan data yang benar-benar valid,
berupa penyelidikan yang dilaksanakan secara langsung pada objek
penelitian dengan menggunakan metode, yaitu:
a. Observasi (Pengamatan)
Yaitu cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa
ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.12 Penulis
melakukan pengamatan dan pencatatan dengan sistematik terhadap
masalah yang diteliti. teknik ini juga memungkinkan untuk melihat
dan memahami sendiri perilaku dan kejadian yang sebenarnya terjadi
di lapangan dengan seobyektif mungkin.”13
b. Interview atau Wawancara
12
13
Moh. Nasir, Metode Penelitian, Cet. VI (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), 11.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006),144-145.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
Metode ini untuk memperoleh data pada sumber data primer
(wawancara dengan pemilik toko, karyawan dan pembeli) secara
langsung guna mengetahui penyebab jual beli pesanan, yang disertai
dengan suatu daftar pertanyaan yang penulis susun terlebih dahulu.
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah
pengumpulan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.14
Untuk mendukung informasi yang telah diperoleh dari wawancara.
Misalnya brosur, nota, surat penawaran, foto, arsip-arsip dll.
d. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam skripsi ini adalah pemilik toko,
karyawan dan pembeli yang melakukan praktik jual beli pesanan al-
salam.
5. Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari lapangan dianalisa secara kualitatif
dengan tahapan sebagai berikut:
a. Editing
14
Husaini Usman dan Pornomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara,
1996), 73.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
Pemeriksaan data secara cermat dari segi kelengkapan,
keterbacaan, relevansi, arti dan makna, istilah- istilah atau ungkapanungkapan dari semua data-data yang berhasil dihimpun.
b. Organizing
Menyusun dan mensistematikan data yang diperoleh dalam
karanan paparan yang telah direncanakan sebelumnya, untuk
memperoleh bukti-bukti dan gambaran secara jelas tentang sistem jual
beli pesanan al-salam di Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya.
c. Anlyzing
Yaitu dengan memberikan analisis lanjutan terhadap hasil
pengorganisasian data yang menggunakan teori dan dalil-dalil lainnya,
sehingga diperoleh kesimpulan mengenai sistem jual beli pesanan al-
salam di Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya.
6. Teknik Analisis Data
Setelah penulis mengumpulkan data yang dihimpun, langkah
selanjutnya adalah analisis terhadap fakta-fakta dan informasi yang
diperoleh dengan menggunakan:
a. Teknik Deskriptif Analisis
Yaitu teknik yang digunakan untuk memberikan gambaran
secara luas dan mendalam dan selanjutnya dilakukan analisis terhadap
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
sumber-sumber atau literatur yang diperoleh sebelumnya.15 Teknik ini
digunakan untuk memaparkan praktik jual beli pesanan al-salam di
Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya.
b. Teknik Induktif
Pola pikir induktif yaitu pola pikir yang berpangkal dari datadata yang bersifat khusus yaitu yang mengemukakan kenyataankenyataan dari hasil penelitian tentang jual beli pesanan al-salam,
kemudian dianalisis untuk disimpulkan pada keadaan yang lebih
umum menurut hukum Islam. Pada hal akadnya tidak ada masalah
karena dari semua itu adalah strategi perusahaan untuk menarik
pelanggan, seharusnya pihak Wana Advertindo Sticker Solution
Surabaya sebelum akad di depan harus memberitahu pembeli bahwa
semua kesalahan dan kerugian berkaitan dengan pemasangan sticker
yang menanggung adalah pihak pembeli, atau semua itu ditanggung
bersama agar tidak terjadi kesalah pahaman.
I. Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan dalam penyusunan dan pemahaman dalam
penelitian skripsi nanti, demi mendapatkan gambaran yang jelas mengenai
15
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2010), 147.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
sistematika pembahasan dalam skripsi ini penulis membagi dalam 5 bab
yaitu:
Bab I Merupakan gambaran umum yang berisi tentang : Pendahuluan
yang mencakup di dalamnya, latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, batasan masalah, kajian pustaka
dan yang terakhir adalah sistematika pembahasan.
Bab II Berisikan tentang landasan teori yang bersifat umum tentang
jual beli pesanan al-salam). Yang meliputi tentang pengertian jual beli
pesanan al-salam dari hukum Islam, landasan hukum, perbedaan antara akad
al-salam dan Istishna’, rukun dan syarat sahnya jual beli pesanan al-salam,
hal-hal yang membatalkannya dan hikmah-hikmah jual beli pesanan al-salam.
Bab III Membahas tentang mekanisme Pesanan Al-salam pada usaha
branding mobil di Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya, yang
meliputi; Profil Toko sticker Wana Advertindo, dan mekanisme kerja di
Wana Advertindo dilihat dari barang-barang yang ditransaksikan dengan cara
jual beli pesanan al-salam, dan tata cara transaksi jual beli pesanan al-salam
ditempat tersebut.
Bab IV Merupakan Analisis Hukum Islam terhadap akad al-salam di
Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya yang meliputi; Analisis Hukum
Islam Terhadap Pesanan atau al-salam di Wana Advertindo Sticker Solution
Surabaya, dan tinjauan hukum Islam terhadap jual beli pesanan al-salam di
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya, yang bertujuan untuk
memberikan penjelasan tentang boleh atau tidaknya praktik jual beli pesanan
al-salam.
Bab V Sebagai penutup akan diuraikan tentang kesimpulan dari
penelitian yang telah dilakukan. Selain itu akan dipaparkan saran-saran yang
terkait dengan permasalahan dalam penelitian. Kesimpulan merupakan inti
sari dari penelitian tentang ‚Implementasi Akad Al-salam Pada Usaha
Branding Mobil di Wana Advertindo Sticker Solution Surabaya”. Sedangkan
saran merupakan sebuah masukan dari hasil penelitian.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanya (Surabaya: PT. Karya Agung.
2006)
Taqyidin An-Nabhani, Membangun Sistem Ekonommi Alternatif Perspektif Islam
(Surabaya: Risalah Gusti, 1996)
Hasan, Ali, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), (Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada, 2003)
Fahruddin, Mencari Kurnia Allah, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1992)
Drs. H. Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah (Jakarta, AMZAH 2010)
Taufiq Hidayat. Tinjauan Hukum Islam Dan Hukum Perdata Terhadap Jual Beli
Sistem Pesanan Pada Perusahaan Kecap UD. Eka Usaha Tuban”, Skripsi
pada Jurusan Muamalah Fakultas Syariah, 2006
Ernawati. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Aksesoris Dengan Sistem
Pesanan Di Desa Brakas Kecamatan Raas Kabupaten Sumenep” Skripsi Pada
Jurusan Muamalah Fakultas Syariah, 2011
Dwi Nur Afifah,”Analisis Hukum Islam Terhadap Jual Beli Pasir Dengan Sistem
Pesanan Di Desa Banjarwati Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan”,
Skripsi pada Jurusan Muamalah Fakultas Syariah, 2012
Syaifudin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999)
Moh. Nasir, Metode Penelitian, Cet. VI (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005)
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2006)
Husaini Usman dan Pornomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta:
Bumi Aksara, 1996
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D (Bandung: Alfabeta,
2010)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1
BAB II
LANDASAN TEORI YANG BERSIFAT UMUM TENTANG JUAL BELI PESANAN AL-
SALAM
A.
Jual Beli Pesanan Al-salam
1. Pengertian Jual Beli Pesanan Al-salam
Jual beli sistem pesanan dalam al’quran dan buku-buku yang membahas tentang
jual beli pesanan ada dua definisi yaitu akad al-salam dan istisnā, Jual beli al-salam dan
istisnā’ sebenarnya jual beli yang serupa, perbedaannya terletak pada cara
pembayarannya yang sedikit berbeda. Pembayaran pada al-salam dilakukan di muka1,
sementara istisnā’
bisa di depan, di pertengahan atau bahkan ketika penyerahan
barangnya atau juga pembayarannya bisa berupa cicilan. Jual beli sistem pesanan
merupakan teknik jual beli yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari seperti
membuat aksesoris dan lain sebagainya. Jual beli aksesoris dan sebagainya itu bisa
dikatakan sebagai jual beli dengan pesanan yang sederhana.
Dalam fiqih dikenal dengan nama al-salam/al-istisnā atau al-Salaf . Secara
harfiah, kedua kata memiliki makna yang sama, mendahulukan pembayaran dan
mengakhirkan barang. Bedanya al- Salam/al-istisnā digunakan oleh orang-orang hijaz,
sedangkan al-salaf digunakan oleh orang-orang Irak. Bukti bahwa kedua kata ini
bermakna sama adalah digunakannya kedua kata tersebut dalam hadist Nabi.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah ketika membicarakan akad bay’-salam/bay’-istisnā.
1
Suran Remy Sjahdeini, Perbankan Islam: dan Kedudukannya dalam Tata Hukum, (Jakarta: PT. Pustaka Utama
Grafiti, 1999), 68.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
Sehingga kedua kata tersebut merupakan kata yang sinonim (dua kata bermakna sama
tetapi berlainan bentuk).2
Ada beberapa pengertian tentang jual beli pesanan. Secara termonologi, mazhab
Syafi’i mendefinisikan jual beli pesanan sebagai berikut:
Suatu akad untuk menyediakan barang dengan ciri-ciri tertentu yang diserahkan
pada suatu waktu tertentu dengan pembayaran harga di muka (pada saat akad)”3
Sejalan dengan mazhab Syafi’I mazhab Hanafi pun memberikan pengertian yang
sama, bahwa jual beli pesanan adalah suatu perjanjian di mana penjual membeli barang
setelah pembeli membayar kontan atas barang yang telah di belinya. Sementara, ulama
Malikiyah mendefinisikan bay’-salam /bay’-istisnā sebagai berikut:
Artinya: Jual beli yang pembayaran harganya diserahkan lebih dahulu, sedangkan
barangnya diserahkan kemudian pada waktu yang telah ditentukan.4
Definisi tentang jual beli pesanan yang diberikan oleh Malikiyah adalah penguat
dari definisi yang diberikan oleh mazhab Syafi’i dan mazhab Hanafi.
Penduduk hijaz mengungkapakan akad pemesanan barang dengan istilah al-
salam, sedangkan penduduk irak menyebutnya al-salaf . biasanya diungkapkan dalam
bentuk verbal aslama dan sallama, serta aslafa dan sallafa. Akad ini dinamakan al-salam
karena pembanyaran harga (ra’sul mal) dilakukan dimajelis akad, dan dinamakan al-salaf
karena harga dibanyar dimuka5.
2
Imam Mawardi, Al-Hawi Al-Kubir V,(Bairut, Dar al-Ilmiyah, 1994) .388
Al-Kitab Al-Syarbani, Muqhni al-Mutaj III, (Bairut, Dar al-Fikr al-Ilmiyah, 1994), 3.
4
Al-maqhrabi, Abu Abdillah, mawahib al-Jalil, VI, ( Bairut, Dar al-Kutub, 1996), 476.
5
Prof. Dr. Wahbah Zuhaili, Al-Fiqhu Asy-syafi’i Al-muyassar 2, (Bairut, Darul Fikr 2008), 25
3
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
Akad al-salam atau al-salaf adalah salah satu bentuk jual beli di mana uang harga
barang dibayarkan secara tunai, sedangkan barang yang dibeli belum ada, hanya sifatsifat, jenis, dan ukurannya sudah disebutkan pada waktu perjanjian dibuat6.
Bay’ al-salam atau al-salaf adalah penjualan sesuatu yang akan datang dengan
imbalan sesuatu yang sekarang, atau menjual sesuatu yang dijelaskan sifatnya dalam
tanggungan. Maksudnya, modal diberikan di awal dan menunda barang hingga tenggat
waktu tertentu. Atau dengan kata lain, menyerahkan barang tukaran saat ini dengan
imbalan barang yang dijelaskan sifatnya dalam tanggungan hingga jarak waktu
tertentu7.
Akad al-salam dihukumi sah bila menggunakan dua kata, al-salam atau al-salaf,
boleh juga menggunakan kata bay’, jika pembanyaran dilakukan dimajelis akad. AzZarkasyi mengatakan, ‚kami tidak mengadakan transaksi dengan satu shighat khusus
kecuali akad ini (al-salam) dan akad nikah.”Dalam hal ini, pembeli disebut pelaku al-
salam atau muslim (pemesan), penjual disebut muslam fih (barang pesanan), dan harga
barang di sebut ra’sul mal al-salam (harga pesanan)8.
Transaksi bay’ al-salam merupakan kontrak penjualan antara pembeli dan
pembuat barang melalui pesanan. Pembuat barang berkewajiban memenuhi pesanan
pembeli sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati. Pembayaran dilakukan di muka,
melalui cicilan, atau ditangguhkan sampai batas waktu yang telah ditentukan.
Maka dari berbagai definisi dan pemaparan di atas, sudah jelas bahwa jual beli
al-salam adalah suatu akad antara penjual dan pembeli di mana penyerahan barangnya
6
. Drs. H. Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah (Jakarta, AMZAH 2010),243
Prof. Dr. Wahbah Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu,(Jakarta, Gema Insani 2011), 240
8
Prof. Dr. Wahbah Zuhaili, Al-Fiqhu Asy-syafi’i Al-muyassar 2, (Bairut, Darul Fikr 2008), 25
7
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
tergantung pada waktu yang disepakati oleh kedua belah pihak serta proses
pembayarannya di muka down payment (uang muka).
Secara teknis,
al-salam bisa diartikan akad bersama produsen untuk suatu
pekerjaan tertentu dalam tanggungan, atau jual beli suatu barang yang akan dibuat oleh
produsen yang juga menyediakan bahan bakunya. Sedangkan jika bahan bakunya dari
pemesan, maka akad itu akan menjadi akad ijarāh (sewa), pemesan hanya menyewa jasa
produsen untuk membuat barang.9
Juga dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa al-salam adalah akad jual beli
antara pemesan (Mustasni’) dengan penerima pesanan (Sani’) atas sebuah barang dengan
spesifikasi tertentu (Masnu’), contohnya untuk barang-barang industri ataupun property.
Spesifikasi dan harga barang pesanan haruslah sudah disepakati pada awal akad,
sedangkan pembayaran dilakukan di muka, melalui cicilan, atau ditangguhkan sampai
suatu waktu pada masa yang akan datang.
2.
Landasan Hukum Jual Beli Pesanan Al-salam
Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin. Tentu saja mengatur berbagai
macam tindak-tanduk manusia, terutama dalam masalah jual beli. Seperti dalam
masalah jual beli sistem pesanan bay’ Salam, tentu juga mempunyai landasan hukum
yang jelas dalam Al-Qur’an, Al-Hadits maupun ijma’ ulama. Maka landasan hukum (AlQur’an dan Al-Hadits) dari jual beli sistem pesanan di sini, semuanya mengacu pada
landasan hukum pada bai’ Salam, kecuali pada landasan ijma’nya.
9
Ibid,.197.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
1. Landasan Al- Qur’an
Dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan persoalan ibadah (hubungan
antara makhluk dengan Tuhan-nya), Al- Qur’an mengatur dan memberikan gambaran
secara rinci. Sementara dalam masalah-masalah ibadah yang (hubungan antara makhluk
dengan makhluk), Al- Qur’an memberikan gambaran secara global, termasuk juga dalam
masalah jual beli dengan pesanan.
Dalam surat Al- Baqarah ayat 282 Allah berfirman:
Artinya: ‚Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah (seperti
berjualbeli, hutang piutang, atau sewa menyewa dan sebagainya) tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan
janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya,
maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu
mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya.
Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya)
atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya
mengimlakkan dengan jujur, dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari
orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh)
seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai,
supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah
saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan
janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai
batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan
lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak adanya
(menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika
mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka
ti