IMPLEMENTASI AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK

IMPLEMENTASI AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK-PRODUK ASURANSI
SYARI’AH
(Studi Kasus di Asuransi AJB Bumiputera Cabang Syari’ah Kudus)

PROPOSAL

Diajukan untuk Melengkapi Syarat Skripsi
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1

Oleh :
MUHAMMAD HISYAM

(092411112)

JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG

2013


BAB I
PENDAHULUANk
A.

LATAR BELAKANG

Dinamika kehidupan yang pasang surut menjadikan aktifitas setiap individu menjadi berbeda dan
melahirkan tantangan yang beraneka ragam pula dalam menjalankan aktifitas tersebut tentu saja
terdapat resiko-resiko yang harus dihadapi oleh setiap manusia, perbedaan ekonomi, kondisi
geografis, dan hal lain melahirkan resiko yang berbeda bagi setiap manusia. Resiko berarti
menghadapi kesulitan yang mungkin menimbulkan musibah, cedera atau hal-hal semacam itu
yang sifatnya akan merugikan. Resiko ada dimana-mana dari resiko yang dapat dihindari sampai
resiko yang dipilih sendiri, tidak seorangpun pernah bisa mencapai keadaan pasti yang absolut.
Dari saat lahir kedunia sampai mati, setiap orang menghadapi kejadian/peristiwa yang tidak
diharapkan atau dikehendaki.
Resiko dimasa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang, kita tidak tahu kapan akan
terjadi hal tersebut misalnya kematian, sakit atau resiko dipecat dari pekerjaannya, dari dunia
bisnis resiko yang dihadapi dapat berupa risiko. Untuk mengurangi beban dan untuk melindungi
kemungkinan timbulnya kerugian maka salah satu tindakan yang diambil dimasa modern untuk
pengaturan ekonomi adalah asuransi.

Kebutuhan akan jasa asuransi makin dirasakan, baik oleh perorangan badan maupun dunia usaha
di Indonesia, asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah tangga, baik
dalam menghadapi resiko yang mendasar seperti resiko kematian atau dalam menghadapi resiko
atas benda yang dimiliki, demikian pula dengan dunia usaha dalam menjalankan kegiatannya
menghadapi berbagai resiko yang mungkin dapat menggangu kesinambungan usahanya,
walaupun banyak metode untuk menanggani resiko, namun asuransi merupakan metode yang
paling banyak dipakai, asuransi menjanjikan perlindungan kepada pihak tertanggung terhadap
resiko yang dihadapi oleh perorangan maupun perusahaan.
Berasuransi tidaklah berarti menolak takdir atau menghilangkan ketawakalan seorang muslim
kepada Allah SWT, karena segala sesuatunya terjadi setelah berpikir dengan baik, bekerja
dengan penuh kesungguhan, teliti dan cermat dan segala sesuatu yang ada didunia ini semuanya

ditentukan oleh Allah SWT, sedangkan manusia hanya diminta oleh Allah SWT untuk berusaha
semaksimal mungkin. Hal tersebut berdasarkan firman Allah SWT dalam Al-Quran Surat (Q.S)
At-Taghabun ayat 11:

  
   

   






Artinya: “tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah”.
Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi resiko dengan
jalan memindahkan dan mengkombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan, jadi
berdasarkan konsep ekonomi asuransi bekenaan dengan pemindahan dan mengkombinasikan
resiko. Asuransi di Indonesia ada yang konvensional dan ada juga yang berdasarkan syari’at
Islam seperti halnya perbankan syari’ah. Secara umum asuransi syari’ah atau sering disebut
dengan takaful dapat digambarkan sebagai asuransi yang prinsip operasionalnya didasarkan pada
syari’ah Islam dengan mengacu kepada Al-Quran dan as-sunnah.
Asuransi yang berdasarkan prinsip syari’ah, harus sesuai dengan syari’at Islam dengan kata lain
akad yang dilakukan oleh perusahaan asuransi tidak boleh bertentangan dengan syariat Islam,
yaitu tidak mengandung unsur:
1.

Gharar (penipuan), dalam asuransi syari’ah dihindari den gan premi peserta dibagi dua,


menjadi rekening peserta dan rekening tabbaru untuk menolong peserta yang mengalami
musibah.
2.

Maisyir (perjudian), Islam mengindari adanya ketidak jelasan informasi dalam melakukan

transakasi, Masyir pada hakekatnya muncul karena tidak di ketahuinya informasi oleh peserta
tentang berbagai hal yang berhubungan dengan produk, dalam mekanisme asuransi syari’ah
keterbukaan merupakan akselerasi prinsip- prinsip syari’ah.
3.

Ribah (bunga), ribah adalah penambahan, pembesaran atas pinjaman pokok yang diterima,

dalam asuransi syari’ah tidak diperbolehkan menginvestasikan dana dengan riba yaitu melipat
gandakan keuntungan secara tidak adil.[1]
Perkembangan dunia perasuransian di Indonesia, khususnya asuransi syari’ah mengalami
pertumbuhan yang sangat pesat sebagaimana pertumbuhan bank syari’ah. Kini hampir semua

perusahaan asuransi konvensional telah dan akan membuka cabang atau unit syari’ah baik di
kota besar maupun di berbagai pelosok daerah. Hal ini disebabkan karena masyarakat saat ini

telah menyadari betapa perlunya lembaga keuangan syari’ah, khususnya asuransi syari’ah, untuk
memenuhi transaksi keuangan yang biasa mereka lakukan.
Asuransi syari’ah mulai beroperasi di Indonesia sejak tahun 1994, ditandai dengan beroperasinya
asuransi syari’ah Takaful. Yang menjadi dasar beroperasinya pada waktu itu adalah
kebijaksanaan Departemen Keuangan saja, karena tidak satupun undang-undang yang mengatur
asuransi syari’ah beroperasi. Semua mengacu pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992
tentang Usaha Perasuransian yang seharusnya diperuntukan untuk peraturan pelaksanaan
asuransi konvensional. Maka banyak hal yang perlu diatur dalam asuransi syari’ah tidak diatur
dalam undang-undang itu.[2]
Asuransi merupakan salah satu dari buah peradaban manusia dan merupakan suatu hasil evaluasi
kebutuhan maniusia yang sangat hakiki ialah kebutuhan akan rasa aman dan terlindungi,
terhadap kemungkinan menderita kerugian. Asuransi merupakan buah pikiran dan akal budi
manusia untuk mencapai suatu keadaan yang dapat memenuhi kebutuhannya, terutama untuk
kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya hakiki yaitu rasa aman dan terlindung.[3]
Dalam masyarakat modern seperti sekarang ini perusahaan asuransi mempunyai peranan dan
jangkauan yang sangat luas, karena perusahaan asuransi tersebut mempunyai jangkauan yang
menyangkut kepentingan-kepentingan ekonomi maupun kepentingan-kepentingan social. Di
samping itu perusahaan asuransi juga dapat menjangkau baik kepentingan-kepentingan individu
maupun kepentingan-kepentingan masyarakat luas, baik resiko individu maupun kolektif.
Pada dasarnya perusahaan asuransi dalam kegiatannya, secara terbuka mengadakan penawaran

yaitu menawarkan suatu perlindungan serta harapan-harapan pada masa yang akan dating kepada
individu atau kelompok-kelompok dalam masyarakat atau institusi lain, atas kemungkinan
terjadinya suatu peristiwa yang belum pasti.
Sebagai lembaga keuangan nonbank, asuransi terorganisir secara rapi dalam bentuk sebuah
perusahaan yang berorientasi pada aspek bisnis kelihatan secara nyata pada era modern.
Bersamaan dengan booming-nya semangat revolusi industri di kalangan masyarakat barat,

banyak tuntutan untuk mengadakan sebuah langkah proteksi terhadap kegiatan atau aktivitas
ekonomi.[4]
Hakikat asuransi secara islami adalah saling bertanggung jawab, saling bekerjasama dan saling
melindungi penderitaan satu sama lain. Oleh karena itu berasuransi diperbolehkan secara
syari’at, karena prinsip-prinsip dasar tersebut. Syari’at mengajak kepada keeratan jalinan sesama
manusia dan kepada sesuatu yang meringankan bencana mereka.[5]
Asuransi syari’ah lahir sebagai salah satu solusi alternatif terhadap persoalan adanya unsur-unsur
yang diharamkan dalam hukum Islam seperti adanya unsur riba,maisir (judi), gharar
(ketidakpastian) dan penginvestasian yang tidak sesuai syari’at Islam. Dengan demikian
kerinduan umat Islam Indonesia yang ingin melepaskan diri daripersoalan-persoalan tersebut
telah mendapatkan jawaban dengan lahirnya asuransi syari’ah atau Takaful.
Perkembangan dunia perasuransian di Indonesia, khususnya asuransi syari’ah mengalami
pertumbuhan yang sangat pesat sebagaimana pertumbuhan bank syari’ah. Kini hampir semua

perusahaan asuransi konvensional telah dan akan membuka cabang atau unit syari’ah baik di
kota besar maupun di berbagai pelosok daerah. Hal ini disebabkan karena masyarakat saat ini
telah menyadari betapa perlunya lembaga keuangan syari’ah, khususnya asuransi syari’ah, untuk
memenuhi transaksi keuangan yang biasa mereka lakukan.[6]
Pada awalnya asuransi adalah suatu kelompok yang bertujuan membentuk arisan untuk
meringankan beban keuangan individu dan menghindari kesulitan pembiayaan. Secara ringkas
dan umum, konsep asuransi adalah persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang, yang masingmasing menghadapi kerugian kecil sebagai sesuatu yang tidak dapat diduga. Bentuk tradisional
asuransi merupakan perkumpulan saling menanggung secara bergotong royong yang
mengumpulkan dana dari anggota secara teratur pada setiap bulannya. Dalam tradisi lain
menunjukkan gotong royong keluarga untuk menanggung kelangsungan hidup, pendidikan dan
kesejahteraan keluarga yang ditinggalkan.[7]
Asuransi bertujuan untuk memeratakan beban kerugian dengan memakai dana-dana yang
disumbangkan oleh para anggota kelompok tersebut untuk pembayaran kerugian. Jadi asuransi
itu adalah alat pemerataan kerugian, untuk mengurangi beban ekonomi para anggota kelompok
itu, maka penanggung juga ikut serta dalam kegiatan pencegahan kerugian. Akan tetapi tujuan

pokok asuransi bukanlah pemerataan maupun pencegahan kerugian, melainkan mengurangi
untertainty (ketidakpastian atau keraguan) yang di sebabkan oleh kesadaran akan kemungkinan
kerugian. Karena asuransi memberikan kepastian kepada masing-masing anggota kelompok itu
dengan memeratakan biaya kerugian.[8]

Asuransi syari’ah merupakan salah satu jenis lembaga keuangan syari’ah non bank. Asuransi
syari’ah juga memiliki kesamaan fungsi dengan lembaga keuangan syariah non bank lainnya,
yakni untuk memperoleh keuntungan dari hasil investasi dana yang dikumpulkan dari peserta
asuransi. Cara pembagian keuntungan pengelolaan dana peserta asuransi dilakukan dengan
prinsip bagi hasil (profit and loss sharing). Dalam konteks ini, perusahaan asuransi bertindak
sebagai pengelola dana (mudharib) yang menerima pembayaran dari peserta asuransi untuk
dikelola dan diinvestasikan sesuai dengan prinsip syari’ah (bagi hasil). Sedangkan peserta
asuransi bertindak sebagai pemilik dana (shohibul maal) yang akan memperoleh manfaat jasa
perlindungan, penjaminan dan bagi hasil dari perusahaan asuransi.
Ketentuan teknis bagi hasil ditetapkan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak antara kantor
asuransi dengan kantor peserta. Kesepakatan bagi hasil tersebut sangat bergantung kepada jenis
asuransi, produk asuransi dan klasifikasi premi yang disetor oleh peserta asuransi.
Sistem operasional Asuransi Syari’ah adalah saling bertanggung jawab, bantu membantu dan
saling melindungi antara para pesertanya. Perusahaan diberi kepercayaan (amanah) oleh para
peserta untuk mengelola premi, mengembangkan dengan jalan yang halal dan memberikan
santunan kepada yang mengalami musibah sesuai isi akta perjanjian.
Produk asuransi syari’ah dipahami sebagai suatu model jaminan (proteksi) yang dihasilkan oleh
sebuah perusahaan asuransi syari’ah untuk ditawarkan kepada masyarakat luas agar ikut serta
berperan sebagai anggota dari sebuah perkumpulan pertanggungan yang secara materi
mendapatkan keamanan bersama. Sedangkan proses marketing yang terjadi pada perusahaan

asuransi syari’ah tidak hanya bertumpu pada penjualan produk-produk yang ditawarkan tetapi
lebih berorientasi pada penawaran keikutsertaan untuk saling menanggung.
Asuransi sebagai lembaga keuangan non bank yang menerapkan prinsip syariah dalam
operasional usahanya, mempunyai konsep pembagian resiko berdasarkan prinsip tolong
menolong. Secara umum asuransi syari’ah ini mempunyai dua fungsi yaitu fungsi sosial (tabarru)

dan fungsi bisnis (tijarah), untuk fungsi

tijarah, maka pihak dapat menerapkan akad

mudharabah, mudharabah musytarakah dan akad wakalah bil ujrah, sedangkan untuk fungsi
tabarru para pihak dapat menerapkan akad tabarru yang merupakan akad yang harus melekat
pada semua produk asuransi, adapun pengertiantabarru sendiri adalah akad yang dilakukan
dalam bentuk hibah dengan tujuan kebijakan dan tolong menolong antar peserta, bukan untuk
tujuan komersial. Akad yang dilakukan dalam asuransi syari’ah harus memenuhi rukun dan
syarat dari setiap akadnya, salah satunya adanya ijab dan qabul.
Asuransi syari’ah dapat mengunakan akad mudharabah, mudharabah musytarakah atau wakalah
bil ujrah, semua akad tersebut dapat digunakan dalam perusahaan asuransi syari’ah, dalam akad
tijarah yaitu mudharabah, mudharabah musytarakah menggunakan sistem bagi hasil. Asuransi
dengan akad mudharabah musytarakah, maka peserta asuransi berkedudukan sebagai pihak

penyandang dana sedangkan perusahaan asuransi bertindak sebagai pengelola dana, akad
mudharabah musytarakah yaitu perpaduan dari akad mudhrabah dengan musyarakah.
Mudharabah adalah kerja sama antara pemilik modal dengan pengusaha pemilik keahlian atau
ketrampilan tenaga dalam pelaksanaan unit-unit ekonomi atau proyek usaha. Melalui
mudharabah kedua belah pihak yang bermitra tidak akan mendapatkan bunga, tetapi
mendapatkan bagi hasil atau profit and loss sharing dari proyek ekonomi yang disepakati
bersama.[9]
Keuntungan perusahaan diperoleh dari pembagian keuntungan dana peserta yang dikembangkan
dengan prinsip mudharabah (sistem bagi hasil). Para peserta Asuransi Syariah berkedudukan
sebagai pemilik modal (shohibul mal) dan perusahaan Asuransi Syari’ah berfungsi sebagai
pemegang amanah (mudharib).[10] Keuntungan yang diperoleh dari pengembangan dana itu
dibagi antara para peserta dan perusahaan sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik membahas “IMPLEMENTASI AKAD
MUDHARABAH PADA PRODUK-PRODUK ASURANSI SYARI’AH (Studi Kasus di
Asuransi AJB Bumiputera Cabang Syari’ah Kudus)”.

B.

RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1.

Bagaimana sistem perhitungan bagi hasil (mudharabah) pada produk-produk Asuransi

syari’ah di Asuransi AJB Bumiputera Cabang Syari’ah Kudus?
2.

Bagaimana penerapan akad mudharabah terhadap produk-produk Asuransi syari’ahdi

Asuransi AJB Bumiputera Cabang Syari’ah Kudus?

C.

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1.

Untuk memberikan bukti empiris bagaimana sistem perhitungan bagi hasil(mudharabah)

pada produk-produk Asuransi syari’ah di Asuransi AJB Bumiputera Cabang Syari’ah Kudus.
2.

Untuk memberikan bukti empiris bagaimana penerapan akad mudharabah terhadap

produk-produk asuransi syari’ah di Asuransi AJB Bumiputera Cabang Syari’ah Kudus.

Manfaat dari penelitian ini adalah:
1.

Manfaat Teoritis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bernilai ilmiah bagi
pengembangan khazanah ilmu pengetahuan.
2.

Manfaat Praktis

a. Bagi Instasi (Asuransi AJB Bumiputera Cabang Syari’ah Kudus)
Penelitian ini dapat dijadikan informasi yang mungkin berguna untuk meningkat kan kualitas
pelayanan dan untuk dapat memuaskan nasabah di masa yang akan datang.

b. Bagi Masyarakat
Memberikan pelayanan kepada masyarakat karena dalam setiap kegiatan usaha di Asuransi AJB
Bumiputera Cabang Syari’ah Kudus berdasarkan prinsip syari’ah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat tanpa adanya unsur riba karena Asuransi AJB
Bumiputera Cabang Syariah Kudus ini hanya menggunakan sistem kerjasama dengan akad bagi
hasil dan menjadikan masyarakat lebih mengenal nilai-nilai dari ajaran agama Islam.

D.

TELAAH PUSTAKA

Telaah pustaka digunakan untuk memberikan informasi tentang penelitian ataukarya-karya
ilmiah yang berhubungan dengan penelitian yang akan diteliti. Berdasarkan hal tersebut penulis
berusaha menelaah karya ilmiah yang berkaitan dengan judul skripsi yang dibahas, diantaranya
adalah:
Pertama, Muhaimin Iqbal dalam bukunya yang berjudul “Asuransi Umum Syari’ah dalam
Praktik: Upaya menghilangkan gharrah, maisir, dan riba” menjelaskan bahwa asuransi syari’ah
adalah suatu pengaturan pengelolaan resiko yang memenuhi ketentuan syari’ah, tolongmenolong secara mutual yang melibatkan peserta dan operator.
Kedua, Muhammad Syakir Sula dalam bukunya yang berjudul “Asuransi Syari’ah (Life And
General, Konsep dan Sistem Operasional)” menjelaskan bahwa Takaful dalam pengertian
muamalah adalah saling memikul resiko diantara sesama orang sehingga antara satu dengan yang
lainnya menjadi penanggung atas resiko yang lainnya. Saling pikul resiko ini dilakukan atas
dasar saling menolong dalam kebaikan dengan cara masing-masing mengeluarkan dana tabarru’
dana Ibadah, Sumbangan, derma yang ditujukan untuk menanggung resiko.
Ketiga, skripsi yang berjudul “Analisis Perubahan Sistem Operasional Dari Asuransi
Konvensional Ke Asuransi Syari’ah” oleh Khikmatun Nasifah angkatan tahun 2001, yang dalam
skripsinya membahas mengenai pelaksanaan asuransi syari’ahdi PT. Asuransi Syari’ah
Mubarakah Cabang Kendal dan terhadap perubahan sistem operasional dari asuransi

konvensional ke asuransi syari’ah. Bahwa pada awalnya Asuransi Syari’ah Mubarakah Cabang
Kendal dalam sistem operasionalnya masih mengacu pada asuransi konvensional, akan tetapi
seiring berjalannya waktu dan dengan adanya fatwa Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama
Indonesia tentang Pedoman Umum Asuransi Syari’ah, maka Asuransi Syari’ah Mubarakah
Cabang Kendal sistem operasionalnya berpedoman pada asuransi syari’ah.
Keempat, skripsi Rohmi Maulidah skripsi dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap
Perhitungan Bagi Hasil (Mudharabah) Takaful Investasi (Studi Lapangan Di Asuransi Takaful
Keluarga Cabang Semarang)” mengemukakan bahwa Asuransi Takaful Keluarga Cabang
Semarang dalam pembagian keuntungan yang diperoleh bukan berasar bunga, namun prosentase
pedapatan perusahaan dari hasil investasi atau pengelolaan dananya dengan demikian pada
Asuransi Takaful Keluarga Cabang Semarang tetap menguntungkan dan member bagian
keuntungan yang adil kepada semua pihak yang terlibat tanpa adanya unsur maisir, gharar, riba.
Dari uraian diatas, maka penulis mengetahui banyak hal yang perlu dikaji dalam asuransi.
Penulis menitikberatkan pada upaya untuk mengimplementasikan akad mudharabah pada
produk-produk Asuransi syari’ah di Asuransi AJB Bumiputera Cabang Syari’ah Kudus.

E.

METODE PENELITIAN

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka peneliti akan fokuskan penelitianya
pada:
1.

Fokus Penelitian

Penelitian ini memfokuskan pada seputar penerapan akad mudharabah padaproduk-produk
asuransi syari’ah di Asuransi AJB Bumiputera Cabang Syari’ah Kudus.
2.

Pendekatan Penelitian

Ditinjau dari segi metodologik, penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Adapun yang
dimaksud dengan penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) dalam Lexy J.
Moleong adalah: Suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan
pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh).[11]
Metode penelitian kualitatif juga sering disebut metode penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting).[12]
3.

Metode Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan beberapa metode
yaitu :
a.

Observasi

Metode ini diartikan sebagai suatu aktivitas yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan
mata.[13] Dalam kaitannya dengan pengumpulan data, metode ini akan dilakukan dengan
pengamatan secara langsung terhadap kegiatan yang terjadi pada obyek penelitian seperti dengan
cara mengamati keadaan sekitar lokasi, proses pelayanan, serta fasilitas yang ada di asuransi
tersebut.

b. Wawancara (Interview)
Menurut Esterberg (2002), dalam Sugiyono[14] “ Wawancara merupakan pertemuan dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topik.” Ia juga mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara
terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur.
Dalam wawancara ini peneliti menggunakan Wawancara semiterstruktur. Tujuannya adalah
untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara
diminta pendapat dan ide-idenya.[15] Dalam wawancara ini peneliti langsung melakukan tanya
jawab dengan nara sumber.

c.

Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah catatan peristiwa baik berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental.[16] Metode ini digunakan untuk menguatkan data-data yang telah didapatkan.
Adapun dokumen-dokumen tersebut diperoleh dari Asuransi AJB Bumiputera Cabang Syari’ah
Kudus berupa dokumen-dokumen tertulis serta gambar kegiatan yang ada di Asuransi AJB
Bumiputera Cabang Syari’ah Kudus.
d. Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan dalam Sugiyono[17] “Analisis Data adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan
lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain”.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis
SWOT, dimana peneliti menggambarkan tentang kekuatan, kelemahan, peluang juga ancaman
yang ada di Asuransi AJB Bumiputera Cabang Syari’ah Kudus. Sedangkan teknik analisis data
deskriptif yaitu suatu analisis yang bersifat mendeskripsikan makna data atau fenomena yang
dapat ditangkap oleh peneliti, dengan menunjukkan bukti-buktinya.[18]
Teknik ini digunakan untuk mendeskripsikan data-data yang peneliti kumpulkan baik data hasil
wawancara, observasi maupun dokumentasi, selama mengadakan penelitian di Asuransi AJB
Bumiputera Cabang Syari’ah Kudus.

F.

SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam pembahasan dan penulisan skripsi yang berjudul “Implementasi Akad Mudharabah pada
Produk-Produk Asuransi Syari’ah (Studi Kasus di Asuransi AJB Bumiputera Cabang Syari’ah
Kudus)” disusun dengan menggunakan sistematika pembahasan sebagai berikut :
Bab I

: Pendahuluan yang meliputi ; latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II

: Pembahasan umum tentang topik atau pokok bahasan yang berisi ; pengertian akad

mudharabah, macam-macam akad mudharabah, faktor yang mempengaruhi bagi hasil, dan
menguraikan tentang asuransi syari’ah serta prinsip operasional asuransi syari’ah.
Bab III

: Gambaran umum objek penelitian yang meliputi: Gambaran Umum Asuransi AJB

Bumiputera Indonesia, Gambaran Umum Asuransi AJB Bumiputera Cabang Syari’ah Kudus,
Profil Kabupaten Kudus, Penerapan Akad Mudharabah pada Produk-produk Asuransi Syari’ah di
Asuransi AJB Bumiputera Cabang Syari’ah Kudus.
Bab IV

: Pembahasan bab ini meliputi: sistem perhitungan bagi hasil (mudharabah)pada

produk-produk Asuransi syari’ah, Analisis Penerapan Akad Mudharabah pada Produk-produk
Asuransi Syari’ah.
Bab V

: Dalam bab ini berisi Kesimpulan, Saran-saran dan Penutup.

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Ahmad Hasymi, Pengantar Asuransi, Jakarta: Bumi Aksara, 2002.

Ali, AM. Hasan, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004.

Ali, Muhammad, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1993, cet.10.

Amrin, Abdullah, Asuransi Syari’ah, Jakarta: Gramedia, 2006.

Antonio, Muhammad Safi’i, Prinsip Dasar Operasional Asuransi Takaful, Jakarta:Gema Insani,
1994.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1986.

Dewi, Gemala, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syari’ah di Indonesia,
Jakarta: Kencana, 2004, Cet. 1.

Hamidi, M. Lutfi, Jejak-jejak Ekonomi Syari’ah, Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2003.

Hartono, Sri Rejeki, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Jakarta: Sinar Grafika, 2008.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002,
Cet. XVII.

Lubis, Suhrawardi k., Hukum Ekonomi Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2000.

Muhammad, Dasar-dasar Keuangan Islam, Yogyakarta: Ekosistem, 2004, Cet. 1.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D,
Bandung: CV. Alfabeta, 2008, Cet. IV.

Sula, Muhammad Syakir, Asuransi Syari’ah Konsep dan Sistem Operasional, Jakarta: Gema
Insani Press, 2004, Cet. 1.

________________________________________
[1] M. Safi`i Antonio, Prinsip Dasar Operasional Asuransi Takaful, Jakarta: , Gema Insani , 1994
hlm. 150 - 151
[2] M. Lutfi Hamidi, Jejak-jejak Ekonomi Syari’ah, Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2003,
hlm. 255.
[3] Sri Rejeki Hartono, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Jakarta: Sinar Grafika, 2008,
hlm. 30.
[4] AM. Hasan Ali, Asuransi dalam perspektif Hukum Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004, hlm.
6.
[5] Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syari’ah di
Indonesia,Cet. 1, Jakarta: Kencana, 2004, hlm. 127.
[6] Abdullah Amrin, Asuransi Syari’ah, Jakarta: Gramedia, 2006, hlm. 2.
[7] Suhrawardi k. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2000, hlm. 1.
[8] A. Hasymi Ali, Pengantar Asuransi, Jakarta: Bumi Aksara, 2002, hlm 170
[9] Drs. Muhammad, M.Ag., Dasar-dasar Keuangan Islam, Yogyakarta: Ekosistem cet. Ke-1,
2004, hlm.175
[10] Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syari’ah Konsep dan Sistem Operasional, cet. 1, Jakarta:
Gema Insani Press, 2004, hlm. 309.
[11] Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2002, Cet. XVII, hlm. 3.
[12] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D,
Bandung: CV. Alfabeta, 2008, Cet. IV, hlm. 14.

[13] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 1986, hlm128.
[14] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R&D,Bandung: CV. Alfabeta, 2008, hlm. 317.
[15] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D,
hlm. 320.
[16] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D,
hlm. 329.
[17] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D,
hlm. 334.
[18] Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1993, cet.10, hlm. 161.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124