Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta

Pa nc a sila se ba ga i
Pa ra digm a Re form a si
Polit ik

Kuliah ke-11

suranto@uny.ac.id

1

La t a r Be la k a ng





Merajalelanya praktik KKN pada hampir semua instansi
dan lembaga pemerintahan
DPR dan MPR mandul, tidak mampu mengemban
amanat rakyat, justru menjadi kroni pemerintah.
Penegakan hukum lemah, demokrasi tertekan.

Pancasila yang seharusnya menjadi sumber nilai dan
dasar moral bagi negara dan aparatur pemerintah, dalam
kenyataannya digunakan sebagai alat legitimasi politik
dengan sekedar mengatasnamakan Pancasila.

suranto@uny.ac.id

2

Ra siona l




Pada era reformasi seruan dan tuntutan rakyat
terhadap perubahan politik sudah merupakan
suatu keharusan, karena proses reformasi
yang melakukan penataan kembali tidak
mungkin sukses tanpa melakukan perubahan
terhadap bidang politik.

Agenda yang secara konkret ingin direformasi
adalah demokrasi dan kedaulatan rakyat yang
cenderung dibatasi pada era ORBA.
suranto@uny.ac.id

3

I ndik a si a da nya pe m ba t a sa n
de m ok ra si da n k e da ula t a n ra k ya t






Keanggotaan MPR pada era ORBA
(khususnya dari utusan golongan dan utusan
daerah) tidak dipilih oleh rakyat, melainkan
diangkat oleh presiden.
Dari keanggotaan DPR terdapat fraksi ABRI

yang secara otomatis mendapat jatah 100
kursi.
Padahal, UUD 1945 mengamanatkan bahwa
rakyat pemegang kedaulatan tertinggi dalam
negara. Rakyat adalah asal mula dan tujuan
kekuasaan negara.
suranto@uny.ac.id

4

I ndik a si a da nya pe m ba t a sa n de m ok ra si da n k e da ula t a n ra k ya t
(la njut a n)





Pada era ORBA peserta pemilu hanya dibatasi
tiga peserta, yaitu PPP, Golkar, dan PDI yang
diwajibkan menggunakan azas tunggal

Pancasila, sehingga otomatis akan mematikan
proses demokratisasi dalam negara.
Setiap upaya kritik, aspirasi serta koreksi dari
unsur infra struktur dalam masyarakat akan
divonis bertentangan dengan ideologi
Pancasila, sehingga Pancasila diperalat untuk
mempertahankan kekuasaan penguasa pada
saat itu.
suranto@uny.ac.id

5

La ngk a h a w a l re form a si polit ik




Sidang Istimewa MPR tahun 1999
mencabut P4 dan asal tunggal Pancasila
tersebut dan mengembabalikan

kedudukan yang sebenarnya yaitu
sebagai dasar negara Republik
Indonesia.
UU No. 2 Tahun 1999 tentang Partai
politik memiliki jiwa lebih demokratis dan
memberikan keleluasaan untuk
menyalurkan aspirasinya.
suranto@uny.ac.id

6

U U N o.2 T a hun 1 9 9 9







Ayat (1) sekurang-kurangnya 50 orang

warga negara Republik Indonesia yang
telah berusia 21 tahun dapat membentuk
partai politik.
Ayat (2) partai politik sebagaimana
dimaksud ayat (1) harus memenuhi syarat:
a. mencantumkan Pancasila sbg dasar
negara dalam anggaran dasar partai.
b. Asas, aspirasi dan program partai tidak
bertentangan dengan Pancasila.
c. Keanggotaan bersifat terbuka.
suranto@uny.ac.id

7

Sist e m Pe m ilu






Mulai tahun 2004 dilakukan Pemilu yang
demokratis.
Pemilu 2004 adalah Pemilu dengan
sistem baru. Pemilu tersebut tidak hanya
untuk memilih anggota DPR, DPRD
Provinsi, dan DPRD Kab/Kota, tetapi
juga untuk memilih DPD.
Presiden dan wakil presiden juga dipilih
oleh rakyat.
suranto@uny.ac.id

8

Sist e m Pe m ilu (la njut a n)


Pemilu DPR/DPRD dan Pemilu DPD
menggunakan sistem berbeda.
Pemilihan DPR/DPRD menggunakan
sistem proporsional dengan daftar

terbuka. Sedangkan Pemilu anggota
DPD menggunakan sistem distrik
berwakil banyak.

suranto@uny.ac.id

9

Ba ga im a na hubunga n DPR de nga n
DPD?






DPR dan DPD akan menjadi lembaga yang berdiri sendiri
secara otonom, dan punya tugas dan kewenangan
sendiri-sendiri.
Pada saat-saat tertentu keduanya punya forum bersama

(join session). Forum ini disebut MPR. Karena itu sistem
ini disebut dengan sistem dua kamar (bikameral).
Jadi DPR dan DPD masing-masing menjadi dirinya
sendiri, sebagai DPR dan DPD, sepanjang berada dalam
kamar masing-masing dan menjalankan tugas dan
kewenangan masing-masing. Namun otomatis akan
berubah menjadi MPR, ketika terjadi pleno antar
keduanya.

suranto@uny.ac.id

10

Pe m ilu de nga n sist e m proporsiona l
de nga n da ft a r t e rbuk a



Proporsional, artinya jumlah anggota DPR
sebanding dengan jumlah penduduk.

Terbuka, memungkinkan bagi pemilih untuk secara
terbuka mengetahui nama calon anggota legislatif
yang dijagokan oleh parpol peserta pemilu. Surat
suara disamping memuat nomor dan tanda gambar
Parpol peserta pemilu, juga menampilkan daftar
caleg. Dengan demikian pemilih dapat langsung
memilih nama caleg yang diinginkannya.

suranto@uny.ac.id

11

Ba ga im a na Sist e m Pe m ilu
Pre side n da n Wa k il Pre side n?





Pemilihan presiden dan wakil presiden juga

dilakukan secara langsung.
Rakyat selaku pemilih secara langsung
memilih calon presiden dan wakil presiden
yang maju dalam bursa pencalonan.
Hal ini sebagai perwujudan dari pemberian
hak politik pada setiap warga negara. Rakyat
adalah asal mula kekuasaan.

suranto@uny.ac.id

12

Ba ga im a na Sist e m Pe m iliha n K e pa la
Da e ra h?


Pemilihan kepada daerah, baik gubernur
maupun bupati/walikota diselenggarakan
dengan pemungutan suara secara
langsung oleh rakyat, sehingga rakyat
dapat menentukan sendiri pilihannya.

suranto@uny.ac.id

13