Makalah Sapriya untuk Raker Solo

1
REVITALISASI KURIKULUM PROGRAM STUDI PKn BERBASIS KERANGKA
KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA (KKNI)1
Prof. Dr. Sapriya, M.Ed.2
Universitas Pendidikan Indonesia

Pendahuluan
Sejak berlakunya Undang-undang republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 (UU
No.14/2005) tentang Guru dan Dosen di Indonesia, minat, kebutuhan, dan apresiasi
masyarakat terhadap pendidikan guru di tanah air semakin meningkat dan berkembang. Hal
ini merupakan iklim yang menggembirakan dunia pendidikan khususnya dunia keguruan.
Dampak positif dan harapan bagi upaya pencerdasan kehidupan bangsa semakin terbuka
karena dengan semakin banyaknya peminat menjadi guru, maka semakin tinggi tingkat
kompetisi sehingga semakin besar peluang untuk mendapatkan calon guru yang lebih
berkualitas. Kenyataan ini sekaligus merupakan tantangan pula bagi lembaga pendidikan
tenaga kependidikan (LPTK) yang selama ini mendapatkan masukan calon mahasiswa (raw
or potential input) seadanya.
Untuk menyelenggarakan pendidikan guru yang berkualitas, maka LPTK perlu
mempersiapkan sejumlah unsur/perangkat guna mendukung penyelenggaraan pendidikan
guru yang berkualitas. Salah satu unsur penting yang dapat memberikan konstribusi
signifikan terhadap penyelenggaraan pendidikan guru adalah kurikulum. Kurikulum yang

baik perlu memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (Ipteks)
dan tuntutan kehidupan global. Oleh karena itu, universitas khususnya program studi perlu
secara sungguh-sungguh memperhatikan sistem regulasi atau peraturan perundangan
khususnya tentang pendidikan tinggi yang mensyaratkan berbagai kriteria dan prosedur
untuk memiliki lulusan yang bermutu. Program studi perlu memiliki kurikulum yang responsif
dan inovatif terhadap berbagai tuntutan dan tantangan di atas yang mampu memenuhi
tuntutan kebutuhan agar menghasilkan lulusan yang bermutu baik.
Dalam UU RI No.12/2012 tentang Pendidikan Tinggi dinyatakan bahwa Program Studi
adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang memiliki kurikulum dan
metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik, pendidikan profesi,
dan/atau pendidikan vokasi. Pada Pasal 1 ayat (1), dikemukakan pula bahwa kurikulum
pendidikan tinggi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan Tinggi. Pada Pasal 2 ditegaskan bahwa
Kurikulum Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan oleh
setiap Perguruan Tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi untuk
setiap Program Studi yang mencakup pengembangan kecerdasan intelektual, akhlak mulia,
dan keterampilan. Kurikulum Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
memuat mata kuliah: a. agama; b. Pancasila; c. kewarganegaraan; dan d. bahasa
Indonesia.

Selain diatur dalam UU No12/2013, ketentuan tentang kurikulum program studi diatur pula
dalam Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 (Perpres No.8/2012) tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2013 (Permendikbud No.73/2013) tentang Penerapan
1

Sebagian tulisan ini pernah disajikan dalam Seminar dan Lokakarya KBK dan KKNI di Universitas Bung Hatta
Padang, 10 Februari 2013 dan Universitas Negeri Manado, 12 Agustus 2013.

2

Prof. Dr. Sapriya, M.Ed. adalah Guru Besar Jurusan PKn FPIPS UPI, Ketua Program Studi PKn Integrasi (S1, S2
dan S3) SPs UPI, dan Sekjen AP3KnI (2012-2017).

2
KKNI Bidang Pendidikan Tinggi. Dikemukakan dalam ketentuan tersebut bahwa setiap
program studi wajib menyusun kurikulum, melaksanakan, dan mengevaluasi pelaksanaan
kurikulum mengacu pada KKNI bidang pendidikan tinggi sesuai dengan kebijakan, regulasi,
dan panduan tentang penyusunan kurikulum program studi. Meskipun demikian, disadari
bahwa KKNI lebih berorientasi pada pengakuan kualifikasi untuk memasuki dunia kerja.

Sementara persyaratan atau ketentuan dalam penyusunan kurikulum program studi yang
berorientasi akademik sampai saat ini masih mengacu pada Kepmendikbud No. 232 Tahun
2000 dan No. 045 Tahun 2002.
Apakah KKNI itu?
Sejak tanggal 17 Januari 2012, Presiden Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan
Presiden Nomor 8 Tahun 2012 (Perpres No.8/2012) tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI). Menurut Perpres Pasal 1 ayat (1) yang dimaksud KKNI adalah kerangka
penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan
mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman
kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur
pekerjaan di berbagai sektor. Sedangkan pada pasal 2 ayat (1) KKNI terdiri atas 9
(sembilan) jenjang kualifikasi, dimulai dari jenjang 1 (satu) sebagai jenjang terendah sampai
dengan jenjang 9 (sembilan) sebagai jenjang tertinggi. Program Sarjana (S1) dan Diploma
IV berada pada Jenjang 6. Pada Pasal 9 Perpres tersebut dinyatakan bahwa Penerapan
KKNI pada setiap sektor atau bidang profesi ditetapkan oleh kementerian atau lembaga
yang membidangi sektor atau bidang profesi yang bersangkutan sesuai dengan
kewenangannya. Bagaimana penerapan KKNI pada bidang Pendidikan Tinggi? Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2013
(Permendikbud No.73/2013) tentang Penerapan KKNI Bidang Pendidikan Tinggi Pasal 10
ayat (4) menyatakan bahwa:

Dalam menerapkan KKNI bidang pendidikan tinggi, perguruan tinggi mempunyai tugas dan
fungsi:
a. setiap program studi wajib menyusun deskripsi capaian pembelajaran minimal mengacu
pada KKNI bidang pendidikan tinggi sesuai dengan jenjang.
b. setiap program studi wajib menyusun kurikulum, melaksanakan, dan mengevaluasi
pelaksanaan kurikulum mengacu pada KKNI bidang pendidikan tinggi sesuai dengan
kebijakan, regulasi, dan panduan tentang penyusunan kurikulum program studi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b.
c. setiap program studi wajib mengembangkan sistem penjaminan mutu internal untuk
memastikan terpenuhinya capaian pembelajaran program studi.
Sesuai dengan ketentuan tersebut, maka secara eksplisit program studi memiliki kewajiban
merumuskan capaian pembelajaran (learning outcomes) dalam kurikulum, melaksanakan
kurikulum, dan secara berkesinambungan melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum
sesuai dengan jenjang program studi.
Bagaimana tugas program studi dalam mempersiapkan kurikulum berbasis KKNI?
Kurikulum program studi disusun oleh Komunitas Akademik atau Dewan Dosen yang ada di
program studi mengacu pada KKNI bidang pendidikan tinggi sesuai dengan kebijakan,
regulasi, dan panduan tentang penyusunan kurikulum program studi sebagaimana yang
ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Oleh karena itu, program studi
jenjang S1 (Sarjana) perlu memahami capaian pembelajaran (learning ourcomes) sesuai

dengan jenjang yang telah ditetapkan dalam KKNI yakni jenjang 6. Selain itu, universitas
perlu menyusun panduan pengembangan kurikulum pada tingkat universitas sebagai
pedoman bagi program studi dalam mengembangkan kurikulum sesuai dengan bidang
keilmuan program studi.

3

Dalam merumuskan kurikulum, program studi perlu membentuk Tim Pengembang Kurikulum
tingkat prodi yang bertujuan untuk mengevaluasi dan mengembangkan kurikulum Program
Studi berbasis KKNI. Hasil yang diharapkan dari Tim kerja ini adalah terbentuknya dokumen
kurikulum program studi. Tim Pengembang Kurikulum Universitas Pendidikan Indonesia
(2013), antara lain, merumuskan sistematika kurikulum program studi yang mencakup: (1)
Visi dan misi Prodi; (2) Profil dan kompetensi lulusan; (3) Pokok-pokok kajian substansi
materi perkuliahan; (4) Pengalaman belajar mahasiswa (proses pembelajaran); (5) Lingkup
kajian materi dan bobot sks masing-masing mata kuliah; (6) Struktur kurikulum dan sebaran
mata kuliah; dan (7) Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) mata kuliah.
Dalam mengembangkan kurikulum, Tim Pengembang perlu memperhatikan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum yang dapat dikembangkan dari landasan filosofis, teoritis,
sosiologis, pedagogis, yuridis, ekologis, dan demokratis. Berikut ini adalah contoh beberapa
prinsip pengembangan kurikulum Universitas Pendidikan Indonesia (2013): (1) Keutuhan

Pendidikan Profesional Guru; (2) Keterkaitan Belajar dan Mengajar; (3) Koherensi antar
Konten Kurikulum; (4) Multikulturalisme dan Kearifan Lokal; (5) Pembaharuan dan
Kesinambungan; (6) Fleksibilitas; (7) Hak Asasi Manusia dan Kesetaraan Gender; (8)
Pendidikan Inklusi; (9) Kesadaran Lingkungan (Green Living); dan (10) Demokrasi. Prinsip
pengembangan kurikulum sangat penting dimiliki oleh universitas karena akan menjadi
pedoman bagi Tim Pengembang kurikulum serta menjadi arah untuk mencapai visi dan misi.
Model Profil dan Kompetensi Lulusan Program Studi PKn
Berikut ini adalah contoh model Profil dan kompetensi lulusan program studi Pendidikan
Kewarganegaraan jenjang Sarjana (S1):
PROFIL LULUSAN PRODI PKn JENJANG SARJANA
Lulusan Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn/PPKn) Jenjang Sarjana (S1)
dipersiapkan untuk dapat berperan sebagai:
1. Guru atau pendidik PKn (PPKn)
2. Guru atau pendidik Tata Negara
3. Konsultan PKn (PPKn)
4. Pengembang kurikulum PKn (PPKn)
KOMPETENSI LULUSAN PRODI PKn JENJANG SARJANA (S1)
Lulusan Prodi PKn strata Sarjana (S1) wajib menguasai pengetahuan yang mendukung
kompetensi guru pendidikan kewarganegaraan yang meliputi ilmu kewarganegaraan, politik,
hukum, ekonomi, kenegaraan, sejarah perjuangan bangsa serta nilai, moral, dan budaya

Pancasila; menguasai pengetahuan tentang dasar-dasar ilmu pendidikan dan keguruan/
pedagogik yang meliputi teori dasar pendidikan, kebijakan pendidikan, kurikulum,
metodologi, dan penilaian; serta menguasai aplikasi software, teknologi pembelajaran, agar
dapat berperan sebagai akademisi dan profesional dalam memecahkan masalah pendidikan
kewarganegaraan melalui pendekatan interdisipliner dan prosedural atau sebagai pendidik
di bidang pendidikan kewarganegaraan dengan kemampuan:
a) menganalisis masalah-masalah kebijakan publik
yang
terkait
dengan
kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan, dalam bidang pendidikan
kewarganegaraan, seperti penyalahgunaan wewenang, pelanggaran hukum, perilaku
menyimpang, dan sebagainya.
b) menghasilkan simpulan yang tepat berdasarkan hasil identifikasi, analisis, dan
sintesis terhadap pemecahan masalah kebijakan publik.
c) menyajikan beberapa alternatif solusi di bidang identifikasi, analisis dan sintesis
terhadap pemecahan masalah kebijakan publik sebagai dasar pengambilan
keputusan secara tepat.

4

d) menyiapkan, menangani, dan mengelola hasil keputusan untuk melakukan tindak
lanjut pembelajaran meliputi merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses dan
hasil pemeblajaran.
e) mendiseminasikan hasil kajian penelaahan masalah kebijakan publik yang terkait
dengan kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan, dalam bidang pendidikan
kewarganegaraan yang akurat dalam bentuk laporan atau kertas kerja.
f) bertanggungjawab pada profesi bidang pendidikan kewarganegaraan secara mandiri
dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja institusi atau organisasi.
Dalam kurikulum program studi perlu pula dirumuskan kompetensi utama atau kompetensi
inti disamping kompetensi pendukung dan lainnya. Istilah kompetensi inti ini sejalan dengan
ketentuan yang ada dalam Kepmendiknas No.045/2002. Kompetensi utama yang
seyogianya dikuasai oleh lulusan program studi PKn jenjang Sarjana (S1) pernah
dirumuskan oleh Tim Direktorat KetenagaanDikti yang hasilnya berupa Standar Kompetensi
Guru Pemula (SKGP) Pendidikan Kewarganegaraan (2006), antara lain meliputi aspek:
1. Penguasaan bidang studi:
a. Menguasai substansi keilmuan bidang studi pendidikan kewarganegaraan
b. Mengorganisasikan
substansi
keilmuan
bidang

studi
pendidikan
kewarganegaraan untuk mengembangkan materi kurikulum Pendidikan
Kewarganegaraan sekolah secara kontekstual.
c. Mengembangkan konsep Pendidikan Kewarganegaraan untuk jenjang sekolah
secara kontekstual.
d. Menguasai kerangka dasar, struktur dan materi kurikulum Pendidikan
Kewarganegaraan sekolah.
e. Mampu menyesuaikan materi kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan dengan
tingkat perkembangan peserta didik.
2. Pemahaman tentang peserta didik:
a. Mengidentifikasikan potensi umum peserta didik yang perlu dikembangkan.
b. Melakukan inferensi mengenai karakteristik potensi peserta didik usia sekolah.
c. Memiliki komitmen terhadap hak dan kewajiban peserta didik.
d. Mampu memanfaatkan lingkungan peserta didik dalam pembelajaran.
e. Mampu mengklasifikasi cara dan gaya belajar peserta didik.
f. Bersikap dan berperilaku empati terhadap peserta didik.
g. Membimbing pengembangan karir peserta didik.
3. Pembelajaran yang mendidik:
a. Merencanakan dan merancang pembelajaran yang kreatif dan mendidik.

b. Menguasai pendekatan, metode dan media pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan.
c. Melaksanakan
pembelajaran
yang
mendidik
dalam
pendidikan
kewarganegaraan.
d. Merencanakan dan membimbing Praktik-Belajar Kewarganegaraan peserta
didik.
e. Menguasai prinsip dan prosedur evaluasi proses dan hasil belajar peserta didik
dalam pendidikan kewarganegaraan.
f. Merencanakan dan melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar peserta
didik dalam pendidikan kewarganaegaraan.
g. Memanfaatkan hasil evaluasi untuk perbaikan pembelajaran.
h. Mengelola laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah.
i. Merencanakan dan melaksanakan penelitian dalam rangka meningkatkan mutu
pembelajaran.
4. Pengembangan kepribadian dan keprofesionalan:

a. Mampu menyesuaikan diri secara kritis dengan lingkungan kerja.
b. Mampu menilai kinerjanya sendiri sebagai guru Pendidikan Kewarganegaraan.
c. Mampu bekerja mandiri dan bekerja sama dengan orang lain.

5
d. Mampu mencari sumber-sumber baru dalam bidang studinya.
e. Memiliki komitmen terhadap profesi dan tugas profesional guru pendidikan
kewarganegaraan.
f. Mampu meningkatkan diri dalam kinerja profesinya sebagai guru pendidikan
kewarganegaraan.

BAHAN KAJIAN
Pokok-pokok kajian substansi materi perkuliahan Program Studi Sarjana PKn untuk
capaian pembelajaran sebagai berikut.
1) Kajian masalah kebijakan publik, konsep dasar ilmu kewarganegaraan, pendidikan
kewarganegaraan, politik, hukum, ekonomi, kenegaraan, sejarah perjuangan bangsa
serta nilai, moral, budaya dan filsafat Pancasila melalui pendekatan secara inter- atau
multidisiplin.
2) Teori pendidikan kewarganegaraan dan posisinya sebagai disiplin ilmu terintegrasi,
synthetic discipline, untuk diaplikasikan pada lingkup penelitian dan konteks proses
pembelajaran PKn.
3) Kajian keilmuan pendidikan kewarganegaraan dan penerapan
model/ metode
pembelajaran yang kontekstual, kreatif, inovatif, sebagai bahan analisis dan reflektif
untuk pengembangan profesional guru PKn.
4) Kajian kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan sekolah, model-model pembelajaran
inovatif, dan model evaluasi pembelajaran PKn.
5) Peta jalan riset dalam bidang pendidikan kewarganegaraan dan pengembangan
profesional melalui pendekatan inter atau multidisipliner.
6) Kepemimpinan kelompok kerja (Civic Engagement) yang bertugas untuk memecahkan
masalah pendidikan kewarganegaraan yang kompleks pada bidang tertentu atau
mengelola pembelajaran PKn sebagai laboratorium demokrasi.
7) Pengelolaan proses dan evaluasi pembelajaran dengan memanfaatkan keilmuan
pendidikan kewarganegaraan serta guna meningkatkan kualitas pengetahuan, sikap,
dan kecakapan kewarganegaraan.
Sebagai model, profil dan kompetensi lulusan program studi di atas masih perlu dimodifikasi
atau disesuaikan dengan karakteristik program studi yang ada di universitas masing-masing.

PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN

A. Proses Pembelajaran
Pembelajaran berpijak pada pendekatan yang dapat melibatkan mahasiswa secara aktif
dalam pemerolehan makna melalui pengalaman langsung (hands-on experiences),
dalam suasana belajar yang aman dan menyenangkan; pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan khas inter atau multidisipliner, integratif dan komunikatif; pendekatan
pemecahan masalah sosial; dan pendekatan klarifikasi nilai. Hasil yang diharapkan dari
pembelajaran seperti ini adalah terbentuknya sikap dan perilaku mahasiswa calon ahli
PKn sebagai bagian dari masyarakat pebelajar (learners’ community) yang kritis dan
kreatif, yang mau dan mampu belajar sepanjang hayat. Pembelajaran dilaksanakan
secara bervariasi, sehingga memungkinkan terbentuknya dampak instruksional
(instructional effects) dan dampak pengiring (nurturant effects) seperti keterbukaan,
kemampuan bekerja sama, serta saling menghargai. Kebervariasian pembelajaran
tersebut dilakukan antara lain melalui: ceramah (expository), inkuiri, diskusi, eksplorasi,
observasi, pemecahan masalah, dan tanya jawab, serta kerja kelompok. Selain itu,

6
kegiatan penulisan karya ilmiah merupakan
muara dari keseluruhan proses
pembelajaran di Sekolah Pascasarjana yang dilakukan secara bertahap dan sistematis.

B. Proses Penilaian
Sistem penilaian yang dikembangkan baik yang menyangkut penilaian proses maupun
hasil belajar mahasiswa disesuaikan dengan karakteristik substansi mata kuliah yang
tertuang dalam struktur kurikulum program studi. Sistem penilaian yang digunakan
menggunakan pedoman acuan patokan (PAP). Komponen yang dinilai terdiri atas ujian
(UTS dan UAS), kinerja (laporan, kajian buku/lapangan, presentasi dll.), dan praktek.

Struktur Kurikulum Inti Program Studi PKn Jenjang Sarjana (S1)

SEMESTER
KODE
N
O

MATA KULIAH UMUM (MKU)
Lama

Sk
s

1

2

3

4

5

6

7

8

Bar
u

1

KU10
0

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
*1

2

-

2

-

-

-

-

-

-

2

KU10
1

PENDIDIKAN AGAMA
KRISTEN PROTESTAN *1

2

-

2

-

-

-

-

-

-

3

KU10
2

PENDIDIKAN AGAMA
KATOLIK *1

2

-

2

-

-

-

-

-

-

4

KU10
3

PENDIDIKAN AGAMA HINDU
*1

2

-

2

-

-

-

-

-

-

5

KU10
4

PENDIDIKAN AGAMA BUDHA
*1

2

-

2

-

-

-

-

-

-

PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN *2

2

-

-

-

-

-

-

-

-

KU1
05

6

7

KU10
6

BAHASA INDONESIA

2

-

-

-

-

-

-

-

-

8

KU10
7

PENDIDIKAN SOSIAL DAN
BUDAYA

2

-

-

2

-

-

-

-

-

9

KU10
8

PENDIDIKAN JASMANI DAN
OLAHRAGA

2

-

-

-

2

-

-

-

-

10

KU10
9

PENDIDIKAN AGAMA
KHONGHUCU

2

-

2

-

-

-

-

-

-

11

KU30
0

SEMINAR PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM *3

2

-

-

-

-

2

-

-

-

7

12

KU30
1

SEMINAR PENDIDIKAN
AGAMA KRISTEN
PROTESTAN *3

2

-

-

-

-

2

-

-

-

13

KU30
2

SEMINAR PENDIDIKAN
AGAMA KATOLIK *3

2

-

-

-

-

2

-

-

-

14

KU30
3

SEMINAR PENDIDIKAN
AGAMA HINDU *3

2

-

-

-

-

2

-

-

-

15

KU30
4

SEMINAR PENDIDIKAN
AGAMA BUDHA *3

2

-

-

-

-

2

-

-

-

16

KU30
9

SEMINAR PENDIDIKAN
AGAMA KHONGHUCU

2

-

-

-

-

2

-

-

-

17

KU40
0

KULIAH KERJA NYATA (KKN)

2

-

-

-

-

-

2

-

-

34

0

1
6

2

2

1
2

2

0

0

JUMLAH

KODE
N
O
Lama

Bar
u

MATA KULIAH PROFESI
(MKP)
MATA KULIAH DASAR
PROFESI (MKDP)

SEMESTER
Sk
s
1

2

3

4

5

6

7

8

1

KD30
0

LANDASAN PENDIDIKAN

2

2

-

-

-

-

-

-

-

2

KD30
1

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

2

2

-

-

-

-

-

-

-

3

KD30
2

BIMBINGAN DAN KONSELING

2

-

-

-

2

-

-

-

-

4

KD30
3

KURIKULUM DAN
PEMBELAJARAN

2

-

2

-

-

-

-

-

-

5

KD30
4

PENGELOLAAN PENDIDIKAN

2

-

-

2

-

-

-

-

-

6

KD30
5

PENELITIAN PENDIDIKAN

2

-

-

-

-

2

-

-

-

12

4

2

2

2

2

0

0

0

JUMLAH

8

SEMESTER
KODE
N
O
Lam
a

Baru

MATA KULIAH KEAHLIAN
PROFESI (MKKP)

Sk
s

1

2

3

4

5

6

7

8

1

KN50
1

MEDIA PEMBELAJARAN DAN
TIK PKn

2

-

-

2

-

-

-

-

-

2

KN50
2

TELAAH KURIKULUM DAN
PERENCANAAN
PEMBELAJARAN PKn

3

-

-

-

3

-

-

-

-

3

KN50
0

BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN PKn

3

-

-

-

-

-

3

-

-

4

KN50
3

EVALUASI PEMBELAJARAN
PKn

3

-

-

-

-

3

-

-

-

11

0

0

2

3

3

3

0

0

JUMLAH

SEMESTER
KODE
N
O
Lam
a
1

Baru

MATA KULIAH LATIHAN
PROFESI (MKLP)
PROGRAM PENGALAMAN
LAPANGAN (PPL)

KN59
0
JUMLAH

KODE

Sk
s

1

2

3

4

5

6

7

8

4

-

-

-

-

-

-

-

4

4

0

0

0

0

0

0

0

4

MATA KULIAH KEAHLIAN
(MKK)

N
O

SEMESTER
Sk
s

Lam
a

MKK FAKULTAS :

1

2

3

4

5

6

7

8

Baru

1

IS30
0

PENGANTAR ILMU SOSIAL *)

3

3

-

-

-

-

-

-

-

2

IS30
1

PENDIDIKAN ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL *)

3

-

3

-

-

-

-

-

-

3

IS30
2

STUDI MASYARAKAT
INDONESIA *)

3

-

-

-

-

-

-

3

-

9

3

3

0

0

0

0

3

0

JUMLAH

9

SEMESTER
KODE
N
O
Lam
a

Bar
u

MKK - PROGRAM STUDI

S
k
s

1

2

3

4

5

6

7

8

1

KN1
01

PENGANTAR ILMU HUKUM

3

3

-

-

-

-

-

-

-

2

KN1
02

PENGANTAR HUKUM
INDONESIA

2

-

2

-

-

-

-

-

-

3

KN1
03

ILMU KEWARGANEGARAAN
(IKN)

3

3

-

-

-

-

-

-

-

4

KN1
04

ILMU NEGARA

3

3

-

-

-

-

-

-

-

5

KN1
05

PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL

3

3

-

-

-

-

-

-

-

6

KN2
01

BAHASA INGGRIS (I)

2

2

-

-

-

-

-

-

-

7

KN2
02

HUKUM ISLAM

2

-

-

2

-

-

-

-

-

8

KN2
03

SISTEM PEREKONOMIAN
INDONESIA

2

-

2

-

-

-

-

-

-

DASAR-DASAR ILMU POLITIK

3

-

2

-

-

-

-

-

-

KN2
04

9

10

KN3
05

HUKUM PIDANA

2

-

-

2

-

-

-

-

-

11

KN3
06

HUKUM PAJAK

2

-

-

2

-

-

-

-

-

12

KN3
07

HUKUM TATA NEGARA

3

-

-

-

-

3

-

-

-

13

KN3
08

TEORI DAN HUKUM
KONSTITUSI

2

-

-

-

2

-

-

-

-

14

KN3
09

BAHASA INGGRIS APLIKASI (II)

2

-

-

-

2

-

-

-

-

15

KN3
10

HUKUM PERDATA

2

-

-

2

-

-

-

-

-

16

KN3
11

PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN

2

-

-

-

2

-

-

-

-

17

KN4
01

PENDIDIKAN POLITIK

3

-

-

-

-

-

-

3

-

10
KN4
02

18

TEORI ILMU POLITIK

2

-

-

-

2

-

-

-

-

19

KN4
03

SOSIOLOGI POLITIK

2

-

-

2

-

-

-

-

-

20

KN4
04

HUKUM ADMINISTRASI
NEGARA

2

-

-

-

-

2

-

-

-

21

KN4
05

HUKUM INTERNASIONAL

2

-

-

-

-

2

-

-

-

22

KN4
06

HAK AZASI MANUSIA

2

-

2

-

-

-

-

-

-

23

KN4
07

SISTEM PEMERINTAHAN
DAERAH

3

-

-

-

-

-

3

-

-

24

KN4
08

KRIMINOLOGI

2

-

-

-

2

-

-

-

-

25

KN4
09

KEBIJAKAN PUBLIK

3

-

-

-

-

-

3

-

-

26

KN4
14

BAHASA INGGRIS APLIKASI (III)

2

-

-

-

-

2

-

-

-

27

KN4
15

HUBUNGAN INTERNASIONAL

2

-

-

-

-

-

2

-

-

28

KN4
16

SISTEM POLITIK INDONESIA

2

-

-

2

-

-

-

-

-

29

KN4
17

HUKUM ACARA

4

-

-

-

-

-

4

-

-

IDEOLOGI PANCASILA

2

-

-

-

-

-

-

2

-

KN4
18

30

31

KN5
10

SEMINAR PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN

4

-

-

-

-

-

-

4

-

32

KN4
19

LOGIKA

2

-

-

2

-

-

-

-

-

33

KN4
12

HUKUM ADAT

2

-

-

2

-

-

-

-

-

34

KN5
98

SKRIPSI

6

-

-

-

-

-

-

-

6

35

KN5
99

UJIAN SIDANG

0

-

-

-

-

-

-

-

0

8
5

1
4

9

1
6

1
0

9

1
2

9

6

JUMLAH

11
Penutup
Demikianlah uraian pembahasan tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Tim Pengambang Kurikulum perlu segera dibentuk
oleh Pimpinan Program Studi untuk merumuskan kurikulum berbasis KKNI dibawah
koordinator Ketua Program Studi. Namun, hal penting dalam mengimplementasikan
kurikulum sangat dipengaruhi oleh kesiapan semua jajaran pimpinan dan para dosen dalam
mengawal dan membina diri meningkatkan kompetensi. Selain itu, Pemerintah perlu lebih
pro aktif mempersiapkan sejumlah perangkat kebijakan, regulasi, serta pedoman bagi setiap
universitas dan program studi menyusun kurikulum berbasis KKNI.

Daftar Pustaka
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Subdit Ketenagaan. (2006). Standar Kompetensi
Guru Pemula Pendidikan Kewarganegaraan.
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 045 Tahun 2002 tentang Kurikulum Inti
Pendidikan Tinggi.
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232 Tahun 2000 tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 (Perpres No.8/2012) tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI)
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2013
(Permendikbud No.73/2013) tentang Penerapan KKNI Bidang Pendidikan Tinggi.
Rambu-Rambu Pedoman Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: Depdiknas, Ditjen Dikdasmen
Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta:
Depdiknas, Ditjen Dikdasmen
Undang-Undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi.
Jakarta: Depdiknas, Ditjen Dikdasmen