Bahan Raker 2016 Standar Isi
MATERI SIDANG
RAPAT KERJA DINAS KEPALA SMP NEGERI/SWASTA SEKABUPATEN MAGELANG
TAHUN 2016
FOKUS KAJIAN :
STANDAR ISI
SUB FOKUS KAJIAN :
PEMBAHASAN, PENYUSUNAN, DOKUMEN KTSP,
PENJABARAN KALENDER PENDIDIKAN
STANDAR ISI
I.
LATAR BELAKANG
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia
seutuhnya melalui olahhati, olahpikir, olahrasa dan olahraga agar memiliki daya saing dalam
menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk
menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya
alam Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan
manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana,
terarah, dan berkesinambungan.
Standar Isi merupakan ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata
pelajaran , dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu.
Namun demikian pada kenyataannnya kriteria-kriteria yang tercantum dalam Standar Isi
tersebut dalam pengimplementasiannya dilapangan oleh para guru dalam melaksanakan
pembelajaran, kurang memperhatikan hal-hal tersebut di atas sehingga kompetensi tamatan,
kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus yang seharusnya diterima
oleh para siswa tidak dapat tercapai, hal ini disebabkan karena para guru pada umumnya dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu terpaku
kepada buku / bahan ajar saja.
Oleh karena itu, dalam pembuatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sekolah
sudah seharusnya mengacu kepada kriteria-kriteria yang terdapat dalam Standar Isi. Kurikulum
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk menacapai
tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan evaluasi pelaksanaan kurikulum dari Pusat Kurikulum perlu adanya penataan
kembali kurikulum yang berlaku saat ini. Atas dasar itu, Pemerintah Republik Indonesia pada
bulan Juli Tahun Pelajaran 2016/2017 mencanangkan memberlakukan Kurikulum 2013 secara
terbatas yang merupakan hasil dari penyempurnaan kurikulum sebelumnya. Berdasarkan
Permendikbud Nomor 81A tentang Implementasi Kurikulum 2013, maka pada Tahun Pelajaran
2016/2017 akan diberlakukan Kurikulum 2013 secara betahap di tingkat SMP/MTs dan
sebagaian masih menggunakan Kurikulum 2006. Kurikulum 2013 diharapkan dapat
menghasilkan Insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Langkah awal yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan Implementasi Kurikulum 2013
adalah pemahaman dan penyamaan mainset tentang esensi Kurikulum 2013 oleh seluruh unsur
pendidikan. Perubahan pola pikir seluruh unsur pendidikan dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian pembelajaran sesuai dengan pendekatan Kurikulum 2013 dengan baik dan benar.
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi mengamanatkan agar satuan
pendidikan menyusun KTSP. Penyusunan KTSP mengacu panduan penyusunan yang dikeluarkan
oleh BSNP. Praktik penyusunan KTSP tersebut pada kenyataannya belum mempertimbangkan
tujuh prinsip pengembangan KTSP. Oleh karena itu, perlu diupayakan langkah-langkah agar
kegiatan penyusunan KTSP di tingkat satuan pendidikan sesuai dengan panduan yang ada.
II.
DASAR HUKUM
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
Permendiknas No. 12 Tahun 2009 tentang Kriteria dan Perangkat Akreditasi Sekolah
Menengah Pertama/MTs.
Permendikbud No. 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar
dan Menengah.
Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Kurikulum 2013.
Permendikbud No. 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.
Permendikbud No. 81 A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013.
Panduan Penyusunan KTSP dari BSNP.
Panduan Pengembangan Silabus dari BSNP.
III. IDENTIFIKASI MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sekolah belum menyusun dokumen KTSP sesuai Panduan Implementasi Kurikulum 2013.
Sekolah belum mengembangkan Silabus, RPP, yang mengacu Struktur Kurikulum 2013.
Sekolah belum mengembangkan Muatan Lokal sesuai Panduan Implementasi 2013.
Pelaksanaan Penugasan Terstruktur (PT) dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT)
belum terprogram.
Mata pelajaran Bahasa Daerah (Jawa) belum terakomodasi dalam Struktur Kurikulum 2013.
Sekolah belum menyusun desain atau rancangan Implementasi Pendidikan Kepramukaan
sesuai Panduan.
Sekolah belum memiliki Kalender Pendidikan yang dijabarkan di Tingkat Kabupaten.
TABEL
NO
1
INDIKATOR/ASPEK
Kerangka Dasar
Kurikulum
Muatan Kurikulum
2
3
Prinsip Pengembangan
Kurikulum
KONDISI IDEAL
KONDISI NYATA
SOLUSI
Sekolah/Madrasah
melaksanakan
kurikulum berdasarkan
muatan Kurikulum
Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).
Belum semua
Sekolah/Madrasah
melaksanakan kurikulum
berdasarkan muatan
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).
Melaksanakan kurikulum
berdasarkan 6 muatan
KTSP
Mengadakan IHT
revisi penyusunan
KTSP
Sekolah/Madrasah
mengembangkan
kurikulum bersamasama Tim Pengembang
Kurikulum berpedoman
pada panduan
penyusunan kurikulum
yang disusun oleh BSNP.
Sekolah belum
sepenuhnya melibatkan
seluruh guru, konselor,
kepala sekolah/
madrasah, narasumber,
komite sekolah/
madrasah dan/atau
penyelenggara lembaga
pendidikan
(Bersama guru, konselor,
dan kepala
sekolah/madrasah)
Mengadakan IHT
revisi penyusunan
KTSP dengan
melibatkan sema
unsur
Sekolah/Madrasah
mengembangkan
kurikulum dengan
menggunakan prinsip
pengembangan KTSP.
Belum semua sekolah
mengembangkan
kurikulum menggunakan
7 prinsip pengembangan
KTSP
Mengadakan IHT
dengan
mengembangkan
kurikulum
menggunakan 7
TARGET
Semua Sekolah/
Madrasah melaksanakan
kurikulum berdasarkan
muatan Kurikulum
Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).
Melaksanakan kurikulum
berdasarkan 8 muatan
KTSP
Semua sekolah
melibatkan seluruh guru,
konselor, kepala sekolah/
madrasah, narasumber,
komite sekolah/
madrasah dan/atau
penyelenggara lembaga
pendidikan
(Bersama seluruh guru,
konselor, kepala
sekolah/madrasah,
narasumber, komite
sekolah/madrasah
dan/atau penyelenggara
lembaga pendidikan)
Sekolah/Madrasah
mengembangkan
kurikulum dengan
menggunakan 7 prinsip
pengembangan KTSP
IMPLEMENTASI
IHT
IHT
NO
INDIKATOR/ASPEK
KONDISI IDEAL
KONDISI NYATA
SOLUSI
TARGET
prinsip
pengembangan
KTSP
4
5
6
Prinsip Pelaksanaan
kurikulum
Struktur Kurikulum
Pendidikan Umum
Struktur kurikulum
7
8
Sekolah/Madrasah
melaksanakan
pengembangan
kurikulum melalui
mekanisme
penyusunan KTSP.
Sekolah/Madrasah
melaksanakan
kurikulum dalam
bentuk pengajaran
berdasarkan prinsip
pelaksanaan kurikulum.
Sekolah/Madrasah
menyusun kurikulum
muatan lokal dan
kurikulum berbasis
pendidikan karakter
dengan melibatkan
berbagai pihak.
Sekolah/Madrasah
melaksanakan program
pengembangan diri
dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler.
Sekolah/Madrasah
Sekolah/Madrasah
melaksanakan
mekanisme
pengembangan
kurikulum melalui 4-5
kegiatan pokok
Sekolah/Madrasah
melaksanakan
mekanisme
pengembangan
kurikulum melalui 7
kegiatan pokok
Sekolah/Madrasah
melaksanakan kurikulum
berdasarkan 4-5 prinsip
pelaksanaan
Sekolah/Madrasah
melaksanakan kurikulum
berdasarkan 7 prinsip
pelaksanaan
Melibatkan kepala
sekolah/madrasah, guru,
komite
sekolah/madrasah atau
penyelenggara lembaga
pendidikan, dan dinas
pendidikan/Kankemenag
kabupaten/kota;
Melibatkan kepala
sekolah/madrasah, guru,
komite sekolah/
madrasah atau
penyelenggara lembaga
pendidikan, dinas
pendidikan/Kankemenag
kabupaten/kota, dan
instansi terkait di
daerah;
Melaksanakan 7 jenis
atau lebih kegiatan
ekstrakurikuler
Melaksanakan 7 jenis
atau lebih kegiatan
ekstrakurikuler
Melaksanakan 3 jenis
Melaksanakan 4 jenis
IMPLEMENTASI
NO
9
10
INDIKATOR/ASPEK
Standar Kompetensi
dan kompetensi dasar
Beban belajar
Tatap muka
Penugasan terstruktur
11
12
Kegiatan mandiri tidak
terstruktur
Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan
(KTSP)
KONDISI IDEAL
melaksanakan program
pengembangan diri
dalam bentuk kegiatan
layanan konseling.
Sekolah/Madrasah
menjabarkan Standar
Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD)
ke dalam indikatorindikator untuk setiap
mata pelajaran.
Sekolah/Madrasah
menerapkan kegiatan
pembelajaran sesuai
dengan ketentuan
beban belajar yang
tertuang pada lampiran
Permendiknas Nomor
22 Tahun 2006.
Guru mata pelajaran
memberikan penugasan
terstruktur dan kegiatan
mandiri tidak
terstruktur untuk
mencapai kompetensi
yang diberikan kepada
siswa maksimal 50%
dari alokasi waktu tiap
mata pelajaran.
Dokumen lengkap KTSP
disahkan oleh kepala
KONDISI NYATA
SOLUSI
TARGET
kegiatan layanan
konseling
atau lebih kegiatan
layanan konseling
Sebanyak 4-6 mata
pelajaran telah sesuai
antara SK, KD, dan
indikator-indikatornya
Sebanyak 10 atau lebih
mata pelajaran telah
sesuai antara SK, KD, dan
indikator-indikatornya
Satu jam pembelajaran
tatap muka selama 40
menit, jumlah jam
pembelajaran per
minggu minimal 32 jam,
dan jumlah minggu
efektif per tahun minimal
34 minggu
Satu jam pembelajaran
tatap muka selama 40
menit, jumlah jam
pembelajaran per
minggu minimal 32 jam,
dan jumlah minggu
efektif per tahun
minimal 34 minggu
Sebanyak 26%-50% guru
mata pelajaran
memberikan penugasan
terstruktur dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur
Sebanyak 76%-100%
guru mata pelajaran
memberikan penugasan
terstruktur dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur
KTSP disahkan oleh
KTSP disahkan oleh
kepala
IMPLEMENTASI
NO
INDIKATOR/ASPEK
Pengembangan KTSP
13
Pengembangan Silabus
14
Pengembangan RPP
15
Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM)
16
KONDISI IDEAL
KONDISI NYATA
SOLUSI
TARGET
sekolah/madrasah
dengan memperhatikan
pertimbangan komite
sekolah/madrasah atau
penyelenggara
pendidikan dan
disetujui oleh Dinas
Pendidikan atau
Kankemenag Kab/Kota
yang bersangkutan.
Sekolah/Madrasah
mengembangkan
silabus mata pelajaran
dengan menggunakan 7
langkah pengembangan
silabus.
Dalam
mengembangkan KTSP,
guru menyusun silabus
sendiri.
Sekolah/Madrasah
mengembangkan
silabus secara mandiri
atau cara lainnya
berdasarkan standar isi,
standar kompetensi
lulusan, dan panduan
penyusunan KTSP.
Sekolah/Madrasah
menetapkan Kriteria
Ketuntasan Minimal
kepala sekolah/madrasah
dengan memperhatikan
pertimbangan komite
sekolah/madrasah atau
penyelenggara
pendidikan dan diketahui
oleh Dinas Pendidikan
atau Kankemenag
Kab/Kota yang
bersangkutan
sekolah/madrasah
dengan memperhatikan
pertimbangan komite
sekolah/madrasah atau
penyelenggara
pendidikan dan diketahui
oleh Dinas Pendidikan
atau Kankemenag
Kab/Kota yang
bersangkutan
Sebanyak 81%-90%
silabus mata pelajaran
dikembangkan dengan
menggunakan 7 langkah
pengembangan silabus
Sebanyak 91%-100%
silabus mata pelajaran
dikembangkan dengan
menggunakan 7 langkah
pengembangan silabus
Sebanyak 81%-90% guru
menyusun silabus sendiri
Sebanyak 91%-100%
guru menyusun silabus
sendiri
Mengembangkan silabus
secara berkelompok dari
beberapa
sekolah/madrasah
Mengembangkan silabus
melalui kelompok guru
mata pelajaran di
sekolah/madrasah
Sebanyak 4 mata
pelajaran dengan KKM
75,00 persen atau lebih
Sebanyak 6 atau lebih
mata pelajaran dengan
KKM 75,00 persen atau
IMPLEMENTASI
NO
INDIKATOR/ASPEK
17
Kalender Pendidikan
18
Alokasi waktu dan
penetapan kalender
pendidikan
KONDISI IDEAL
(KKM) 75,00 persen
untuk setiap mata
pelajaran melalui rapat.
Sekolah/Madrasah
menentukan KKM
setiap mata pelajaran
melalui rapat dewan
guru dengan
memperhatikan unsur:
(1) karakteristik
siswa/Intake siswa, (2)
karakteristik mata
pelajaran/kompleksitas,
dan (3) kondisi
sekolah/madrasah/daya
dukung.
Sekolah/Madrasah
memiliki kalender
pendidikan yang
memuat pengaturan
waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta
didik selama satu tahun
ajaran: (1) awal tahun
pelajaran, (2) minggu
efektif, (3)
pembelajaran efektif,
dan (4) hari libur.
KONDISI NYATA
SOLUSI
TARGET
lebih
Menentukan KKM
dengan memperhatikan
2 unsur melalui rapat
dewan guru
Menentukan KKM
dengan memperhatikan
3 unsur melalui rapat
dewan guru
Memuat 4 macam
pengaturan waktu
Memuat 4 macam
pengaturan waktu
IMPLEMENTASI
IV. PENUTUP
Demikian materi Sidang Rapat Kerja Dinas Kepala SMP Negeri/Swasta se-Kabupaten
Magelang dengan fokus kajian Standar Isi, dengan sub fokus pembahasan, penyusunan,
dokumen KTSP, penjabaran Kalender Pendidikan dan implementasi Pendidikan Kepramukaan
sesuai dengan panduan implementasi Kurikulum 2013. Semoga dapat menjadi bahan informasi
dalam rangka menyongsong pemberlakuan Kurikulum 2013 Tahun Pelajaran 2016/2017.
LAMPIRAN
1.
2.
3.
CONTOH KTSP
KALDIK
DRAF RENCANA KEGIATAN KEPRAMUKAAN MODEL BLOK
RAPAT KERJA DINAS KEPALA SMP NEGERI/SWASTA SEKABUPATEN MAGELANG
TAHUN 2016
FOKUS KAJIAN :
STANDAR ISI
SUB FOKUS KAJIAN :
PEMBAHASAN, PENYUSUNAN, DOKUMEN KTSP,
PENJABARAN KALENDER PENDIDIKAN
STANDAR ISI
I.
LATAR BELAKANG
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia
seutuhnya melalui olahhati, olahpikir, olahrasa dan olahraga agar memiliki daya saing dalam
menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk
menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya
alam Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan
manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana,
terarah, dan berkesinambungan.
Standar Isi merupakan ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata
pelajaran , dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu.
Namun demikian pada kenyataannnya kriteria-kriteria yang tercantum dalam Standar Isi
tersebut dalam pengimplementasiannya dilapangan oleh para guru dalam melaksanakan
pembelajaran, kurang memperhatikan hal-hal tersebut di atas sehingga kompetensi tamatan,
kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus yang seharusnya diterima
oleh para siswa tidak dapat tercapai, hal ini disebabkan karena para guru pada umumnya dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu terpaku
kepada buku / bahan ajar saja.
Oleh karena itu, dalam pembuatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sekolah
sudah seharusnya mengacu kepada kriteria-kriteria yang terdapat dalam Standar Isi. Kurikulum
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk menacapai
tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan evaluasi pelaksanaan kurikulum dari Pusat Kurikulum perlu adanya penataan
kembali kurikulum yang berlaku saat ini. Atas dasar itu, Pemerintah Republik Indonesia pada
bulan Juli Tahun Pelajaran 2016/2017 mencanangkan memberlakukan Kurikulum 2013 secara
terbatas yang merupakan hasil dari penyempurnaan kurikulum sebelumnya. Berdasarkan
Permendikbud Nomor 81A tentang Implementasi Kurikulum 2013, maka pada Tahun Pelajaran
2016/2017 akan diberlakukan Kurikulum 2013 secara betahap di tingkat SMP/MTs dan
sebagaian masih menggunakan Kurikulum 2006. Kurikulum 2013 diharapkan dapat
menghasilkan Insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Langkah awal yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan Implementasi Kurikulum 2013
adalah pemahaman dan penyamaan mainset tentang esensi Kurikulum 2013 oleh seluruh unsur
pendidikan. Perubahan pola pikir seluruh unsur pendidikan dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian pembelajaran sesuai dengan pendekatan Kurikulum 2013 dengan baik dan benar.
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi mengamanatkan agar satuan
pendidikan menyusun KTSP. Penyusunan KTSP mengacu panduan penyusunan yang dikeluarkan
oleh BSNP. Praktik penyusunan KTSP tersebut pada kenyataannya belum mempertimbangkan
tujuh prinsip pengembangan KTSP. Oleh karena itu, perlu diupayakan langkah-langkah agar
kegiatan penyusunan KTSP di tingkat satuan pendidikan sesuai dengan panduan yang ada.
II.
DASAR HUKUM
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
Permendiknas No. 12 Tahun 2009 tentang Kriteria dan Perangkat Akreditasi Sekolah
Menengah Pertama/MTs.
Permendikbud No. 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar
dan Menengah.
Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Kurikulum 2013.
Permendikbud No. 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.
Permendikbud No. 81 A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013.
Panduan Penyusunan KTSP dari BSNP.
Panduan Pengembangan Silabus dari BSNP.
III. IDENTIFIKASI MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sekolah belum menyusun dokumen KTSP sesuai Panduan Implementasi Kurikulum 2013.
Sekolah belum mengembangkan Silabus, RPP, yang mengacu Struktur Kurikulum 2013.
Sekolah belum mengembangkan Muatan Lokal sesuai Panduan Implementasi 2013.
Pelaksanaan Penugasan Terstruktur (PT) dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT)
belum terprogram.
Mata pelajaran Bahasa Daerah (Jawa) belum terakomodasi dalam Struktur Kurikulum 2013.
Sekolah belum menyusun desain atau rancangan Implementasi Pendidikan Kepramukaan
sesuai Panduan.
Sekolah belum memiliki Kalender Pendidikan yang dijabarkan di Tingkat Kabupaten.
TABEL
NO
1
INDIKATOR/ASPEK
Kerangka Dasar
Kurikulum
Muatan Kurikulum
2
3
Prinsip Pengembangan
Kurikulum
KONDISI IDEAL
KONDISI NYATA
SOLUSI
Sekolah/Madrasah
melaksanakan
kurikulum berdasarkan
muatan Kurikulum
Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).
Belum semua
Sekolah/Madrasah
melaksanakan kurikulum
berdasarkan muatan
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).
Melaksanakan kurikulum
berdasarkan 6 muatan
KTSP
Mengadakan IHT
revisi penyusunan
KTSP
Sekolah/Madrasah
mengembangkan
kurikulum bersamasama Tim Pengembang
Kurikulum berpedoman
pada panduan
penyusunan kurikulum
yang disusun oleh BSNP.
Sekolah belum
sepenuhnya melibatkan
seluruh guru, konselor,
kepala sekolah/
madrasah, narasumber,
komite sekolah/
madrasah dan/atau
penyelenggara lembaga
pendidikan
(Bersama guru, konselor,
dan kepala
sekolah/madrasah)
Mengadakan IHT
revisi penyusunan
KTSP dengan
melibatkan sema
unsur
Sekolah/Madrasah
mengembangkan
kurikulum dengan
menggunakan prinsip
pengembangan KTSP.
Belum semua sekolah
mengembangkan
kurikulum menggunakan
7 prinsip pengembangan
KTSP
Mengadakan IHT
dengan
mengembangkan
kurikulum
menggunakan 7
TARGET
Semua Sekolah/
Madrasah melaksanakan
kurikulum berdasarkan
muatan Kurikulum
Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).
Melaksanakan kurikulum
berdasarkan 8 muatan
KTSP
Semua sekolah
melibatkan seluruh guru,
konselor, kepala sekolah/
madrasah, narasumber,
komite sekolah/
madrasah dan/atau
penyelenggara lembaga
pendidikan
(Bersama seluruh guru,
konselor, kepala
sekolah/madrasah,
narasumber, komite
sekolah/madrasah
dan/atau penyelenggara
lembaga pendidikan)
Sekolah/Madrasah
mengembangkan
kurikulum dengan
menggunakan 7 prinsip
pengembangan KTSP
IMPLEMENTASI
IHT
IHT
NO
INDIKATOR/ASPEK
KONDISI IDEAL
KONDISI NYATA
SOLUSI
TARGET
prinsip
pengembangan
KTSP
4
5
6
Prinsip Pelaksanaan
kurikulum
Struktur Kurikulum
Pendidikan Umum
Struktur kurikulum
7
8
Sekolah/Madrasah
melaksanakan
pengembangan
kurikulum melalui
mekanisme
penyusunan KTSP.
Sekolah/Madrasah
melaksanakan
kurikulum dalam
bentuk pengajaran
berdasarkan prinsip
pelaksanaan kurikulum.
Sekolah/Madrasah
menyusun kurikulum
muatan lokal dan
kurikulum berbasis
pendidikan karakter
dengan melibatkan
berbagai pihak.
Sekolah/Madrasah
melaksanakan program
pengembangan diri
dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler.
Sekolah/Madrasah
Sekolah/Madrasah
melaksanakan
mekanisme
pengembangan
kurikulum melalui 4-5
kegiatan pokok
Sekolah/Madrasah
melaksanakan
mekanisme
pengembangan
kurikulum melalui 7
kegiatan pokok
Sekolah/Madrasah
melaksanakan kurikulum
berdasarkan 4-5 prinsip
pelaksanaan
Sekolah/Madrasah
melaksanakan kurikulum
berdasarkan 7 prinsip
pelaksanaan
Melibatkan kepala
sekolah/madrasah, guru,
komite
sekolah/madrasah atau
penyelenggara lembaga
pendidikan, dan dinas
pendidikan/Kankemenag
kabupaten/kota;
Melibatkan kepala
sekolah/madrasah, guru,
komite sekolah/
madrasah atau
penyelenggara lembaga
pendidikan, dinas
pendidikan/Kankemenag
kabupaten/kota, dan
instansi terkait di
daerah;
Melaksanakan 7 jenis
atau lebih kegiatan
ekstrakurikuler
Melaksanakan 7 jenis
atau lebih kegiatan
ekstrakurikuler
Melaksanakan 3 jenis
Melaksanakan 4 jenis
IMPLEMENTASI
NO
9
10
INDIKATOR/ASPEK
Standar Kompetensi
dan kompetensi dasar
Beban belajar
Tatap muka
Penugasan terstruktur
11
12
Kegiatan mandiri tidak
terstruktur
Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan
(KTSP)
KONDISI IDEAL
melaksanakan program
pengembangan diri
dalam bentuk kegiatan
layanan konseling.
Sekolah/Madrasah
menjabarkan Standar
Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD)
ke dalam indikatorindikator untuk setiap
mata pelajaran.
Sekolah/Madrasah
menerapkan kegiatan
pembelajaran sesuai
dengan ketentuan
beban belajar yang
tertuang pada lampiran
Permendiknas Nomor
22 Tahun 2006.
Guru mata pelajaran
memberikan penugasan
terstruktur dan kegiatan
mandiri tidak
terstruktur untuk
mencapai kompetensi
yang diberikan kepada
siswa maksimal 50%
dari alokasi waktu tiap
mata pelajaran.
Dokumen lengkap KTSP
disahkan oleh kepala
KONDISI NYATA
SOLUSI
TARGET
kegiatan layanan
konseling
atau lebih kegiatan
layanan konseling
Sebanyak 4-6 mata
pelajaran telah sesuai
antara SK, KD, dan
indikator-indikatornya
Sebanyak 10 atau lebih
mata pelajaran telah
sesuai antara SK, KD, dan
indikator-indikatornya
Satu jam pembelajaran
tatap muka selama 40
menit, jumlah jam
pembelajaran per
minggu minimal 32 jam,
dan jumlah minggu
efektif per tahun minimal
34 minggu
Satu jam pembelajaran
tatap muka selama 40
menit, jumlah jam
pembelajaran per
minggu minimal 32 jam,
dan jumlah minggu
efektif per tahun
minimal 34 minggu
Sebanyak 26%-50% guru
mata pelajaran
memberikan penugasan
terstruktur dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur
Sebanyak 76%-100%
guru mata pelajaran
memberikan penugasan
terstruktur dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur
KTSP disahkan oleh
KTSP disahkan oleh
kepala
IMPLEMENTASI
NO
INDIKATOR/ASPEK
Pengembangan KTSP
13
Pengembangan Silabus
14
Pengembangan RPP
15
Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM)
16
KONDISI IDEAL
KONDISI NYATA
SOLUSI
TARGET
sekolah/madrasah
dengan memperhatikan
pertimbangan komite
sekolah/madrasah atau
penyelenggara
pendidikan dan
disetujui oleh Dinas
Pendidikan atau
Kankemenag Kab/Kota
yang bersangkutan.
Sekolah/Madrasah
mengembangkan
silabus mata pelajaran
dengan menggunakan 7
langkah pengembangan
silabus.
Dalam
mengembangkan KTSP,
guru menyusun silabus
sendiri.
Sekolah/Madrasah
mengembangkan
silabus secara mandiri
atau cara lainnya
berdasarkan standar isi,
standar kompetensi
lulusan, dan panduan
penyusunan KTSP.
Sekolah/Madrasah
menetapkan Kriteria
Ketuntasan Minimal
kepala sekolah/madrasah
dengan memperhatikan
pertimbangan komite
sekolah/madrasah atau
penyelenggara
pendidikan dan diketahui
oleh Dinas Pendidikan
atau Kankemenag
Kab/Kota yang
bersangkutan
sekolah/madrasah
dengan memperhatikan
pertimbangan komite
sekolah/madrasah atau
penyelenggara
pendidikan dan diketahui
oleh Dinas Pendidikan
atau Kankemenag
Kab/Kota yang
bersangkutan
Sebanyak 81%-90%
silabus mata pelajaran
dikembangkan dengan
menggunakan 7 langkah
pengembangan silabus
Sebanyak 91%-100%
silabus mata pelajaran
dikembangkan dengan
menggunakan 7 langkah
pengembangan silabus
Sebanyak 81%-90% guru
menyusun silabus sendiri
Sebanyak 91%-100%
guru menyusun silabus
sendiri
Mengembangkan silabus
secara berkelompok dari
beberapa
sekolah/madrasah
Mengembangkan silabus
melalui kelompok guru
mata pelajaran di
sekolah/madrasah
Sebanyak 4 mata
pelajaran dengan KKM
75,00 persen atau lebih
Sebanyak 6 atau lebih
mata pelajaran dengan
KKM 75,00 persen atau
IMPLEMENTASI
NO
INDIKATOR/ASPEK
17
Kalender Pendidikan
18
Alokasi waktu dan
penetapan kalender
pendidikan
KONDISI IDEAL
(KKM) 75,00 persen
untuk setiap mata
pelajaran melalui rapat.
Sekolah/Madrasah
menentukan KKM
setiap mata pelajaran
melalui rapat dewan
guru dengan
memperhatikan unsur:
(1) karakteristik
siswa/Intake siswa, (2)
karakteristik mata
pelajaran/kompleksitas,
dan (3) kondisi
sekolah/madrasah/daya
dukung.
Sekolah/Madrasah
memiliki kalender
pendidikan yang
memuat pengaturan
waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta
didik selama satu tahun
ajaran: (1) awal tahun
pelajaran, (2) minggu
efektif, (3)
pembelajaran efektif,
dan (4) hari libur.
KONDISI NYATA
SOLUSI
TARGET
lebih
Menentukan KKM
dengan memperhatikan
2 unsur melalui rapat
dewan guru
Menentukan KKM
dengan memperhatikan
3 unsur melalui rapat
dewan guru
Memuat 4 macam
pengaturan waktu
Memuat 4 macam
pengaturan waktu
IMPLEMENTASI
IV. PENUTUP
Demikian materi Sidang Rapat Kerja Dinas Kepala SMP Negeri/Swasta se-Kabupaten
Magelang dengan fokus kajian Standar Isi, dengan sub fokus pembahasan, penyusunan,
dokumen KTSP, penjabaran Kalender Pendidikan dan implementasi Pendidikan Kepramukaan
sesuai dengan panduan implementasi Kurikulum 2013. Semoga dapat menjadi bahan informasi
dalam rangka menyongsong pemberlakuan Kurikulum 2013 Tahun Pelajaran 2016/2017.
LAMPIRAN
1.
2.
3.
CONTOH KTSP
KALDIK
DRAF RENCANA KEGIATAN KEPRAMUKAAN MODEL BLOK