S SDT 1006307 Chapter1

(1)

A.LATAR BELAKANG PENELITIAN

Saat ini IPTEK semakin berkembang pesat di masyarakat. Banyak individu yang harus beradaptasi dengan semakin berkembangnya hal tersebut. Mereka yang tidak memiliki kreativitas tidak akan berguna di masyarakat dan akan timbul berbagai permasalahan dalam dirinya. Jadi, dapat dikatakan bahwa kreativitas adalah modal dasar yang harus dimiliki setiap manusia saat berada di masyarakat. Kreativitas harus ditanamkan sejak awal pertumbuhan agar individu dapat berkembang menjadi manusia yang berguna bagi dirinya dan bagi masyarakat. Menurut Munandar (2002, hlm. 51-53) ciri-ciri kepribadian kreatif adalah “Pribadi kreatif mempunyai ketenangan, cerdas, disiplin, imajinatif, penuh daya cipta, rendah hati dan terbuka.”

Dari penyataan di atas dapat dikatakan bahwa kreativitas harus ditanamkan sejak dini kepada individu, agar dia memiliki pemikiran-pemikiran yang imajinatif dan dapat menciptakan hal-hal baru. Selain itu, manusia kreatif akan memiliki kepribadian yang tenang, cerdas, rendah hati kepada orang lain dan terbuka. Banyak faktor yang mendukung agar individu memiliki pribadi kreatif, salah satunya adalah pendidikan. Di dalam pendidikan mereka akan dilatih menjadi manusia yang memiliki kreativitas dalam kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran memiliki beberapa komponen, agar proses belajar mengajar dapat terlaksana. Seperti yang dikatakan oleh Gagne dan Briggs (dalam Majid

2011, hlm. 96) bahwa „rencana pembelajaran yang baik hendaknya mengandung

komponen yang saling berkaitan yaitu tujuan pengajaran, bahan ajar, metode mengajar dan evaluasi keberhasilan‟. Dari pernyataan tersebut maka komponen pembelajaran yang dimaksud dapat disimak pada gambar 1.1 di bawah ini:


(2)

Dengan adanya komponen-komponen pembelajaran, akan mempermudah guru untuk melaksanakan pembelajaran, seperti mempersiapkan materi yang akan disampaikan, menggunakan metode atau model pembelajaran pada proses KBM dan melakukan evaluasi materi pembelajaran atau pembelajaran secara keseluruhan. Hal tersebut dilaksanakan agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.

Model pembelajaran merupakan salah satu cara yang efektif bagi guru untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang diharapkan. Seperti yang dikemukakan oleh Rusman (2010, hlm. 133-134) bahwa:

Guru harus memilih model pembelajaran apa yang tepat berdasarkan dari tujuan yang diharapkan, materi yang akan diajarkan, sudut pandang peserta didik dan hal-hal yang bersifat non teknis, seperti cukup atau tidaknya satu model untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Pernyataan di atas menyatakan bahwa model pembelajaran dipilih berdasarkan dari tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran, keadaan peserta didik, keadaan yang bersifat teknis dan non teknis. Saat ini sudah banyak sekali para ahli pendidikan yang menciptakan berbagai macam model pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Rusman (2010, hlm. vii-xi) mengenai

macam-macam model pembelajaran diantaranya “model pembelajaran Kontekstual,

Kooperatif, Pembelajaran Mandiri, Pembelajaran Berbasis Masalah, PAKEM, e-Learning dan masih banyak lagi”. Dengan banyaknya model pembelajaran yang ada, akan membuat guru semakin mudah untuk mencapai tujuan pembelajaran. Lebih lanjut Rusman (2010, hlm. 136) mengemukakan mengenai bagian-bagian

Bahan Ajar Tujuan

evaluasi Metode

Perkembangan Siswa


(3)

dari model pembelajaran yang menjadi pedoman praktis bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, diantaranya “1. Memiliki urutan langkah -langkah pembelajaran (syntax); 2. Adanya prinsip-prinsip reaksi; 3. Memiliki sistem sosial; 4. Adanya sistem pendukung.”

Model pembelajaran memiliki langkah-langkah pembelajaran yang sistematis dalam penerapannya. Selain itu, adanya sistem pendukung yang membuat model pembelajaran dapat terlaksana, seperti keadaan siswa yang cocok untuk diterapkan suatu model, adanya prinsip reaksi dan sistem sosial yang merupakan dampak dari penerapan model antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa atau siswa dengan lingkungan sekitar. Salah satu model pembelajaran yang dipandang dapat mengembangkan kreativitas siswa adalah Model Problem Based Learning (PBL) atau Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Seperti yang dikemukakan oleh Prof. Howard Barrows dan Kelson (dalam Amir, 2009, hlm. 21) bahwa:

Model Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut siswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir memecahkan masalah dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim.

Dari pendapat di atas Model PBL dirancang agar siswa mampu memahami permasalahan dan memiliki berbagai strategi dalam memecahkannya, serta dari proses pemecahan masalah tersebut siswa dapat memunculkan berbagai kecakapan yang dimiliki. Model PBL memiliki tahapan-tahapan sistematis dalam penerapannya, seperti yang dikemukakan oleh Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2010, hlm. 243), yaitu:

Mengorientasikan siswa ke dalam masalah, Mengorganisasi siswa untuk

belajar, Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok,

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Secara garis besar sistematika Model PBL dapat disimak pada gambar 1.2 di bawah ini:


(4)

Gambar 1.2 di atas menggambarkan bahwa Model PBL merupakan model pembelajaran dimana guru akan memberikan permasalahan kepada siswa dan akan dipecahkan oleh siswa. Dengan cara guru mengorganisasi siswa untuk memahami permasalahan, lalu guru hanya membimbing dalam proses pemecahan masalah tanpa membantu siswa untuk memecahkannya, guru memberikan siswa kesempatan untuk menyajikan hasil dari pemecahan masalah dan guru bersama siswa mengevaluasi hasil dari pemecahan masalah. Model PBL juga bukan saja berguna untuk memecahkan permasalah yang ada pada saat pembelajaran, tetapi akan ada dampak positif yang akan didapat oleh siswa dari proses Model PBL dan berguna dalam kehidupan sehari-hari siswa. Seperti yang dikemukan oleh Peterson mengenai dampak dari Model PBL (dalam Amir, 2009, hlm. 13) bahwa „bukan saja pada saat pembelajaran itu terjadi, tapi juga nantinya dimasa datang, yakni kecakapan-kecakapan yang diperoleh akibat proses itu.‟

Berdasarkan studi pendahuluan di SMP Muhammadiyah 6 Bandung, kurikulum yang digunakan masih mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selanjutnya, dari hasil wawancara dengan guru Seni Budaya Dan Keterampilan (SBK) kelas VIII di SMP Muhammadiyah 6 Bandung, yaitu Ibu Agustina Siswati pada Rabu, 29 Januari 2014. Beliau mengemukakan bahwa:

Gambar 1.2 Proses Model Problem Based Learning Mengorientasikan Siswa Pada

Masalah

Mengorganisasi Siswa Untuk Belajar

Evaluasi Pemecahan Masalah Proses Pemecahan Masalah


(5)

1. Pembelajaran Seni Tari kelas VIII sesuai kurikulum adalah Tari Nusantara. 2. Guru menggunakan Information Processing Models dalam pembelajaran Tari

Nusantara.

3. Materi pembelajaran yang digunakan masih mengacu pada Lembar Kerja Siswa (LKS) Seni Budaya Dan Keterampilan.

4. Dalam satu semester, pertemuan pembelajaran Seni Tari lebih sedikit dibanding pembelajaran seni yang lain.

5. Pelatihan Tari Nusantara hanya dilakukan di ekstrakulikuler, tidak di dalam kelas.

Dari hasil wawancara tersebut, bila dikaitkan dengan kemampuan berfikir kreatif siswa, dapat dikatakan bahwa pembelajaran Tari Nusantara Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung tidak memunculkan potensi siswa untuk berfikir kreatif. Hal tersebut dikarenakan model pembelajaran menggunakan Information Processing Models yang hanya memproses informasi dari satu sumber, yaitu guru atau teacher centered. Dengan demikian, perlu dipilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa. Salah satu model pembelajaran yang dipandang dapat membantu untuk mencapai tujuan tersebut adalah Model PBL. Dengan menitik beratkan pada permasalahan dan cara menyelesaikannya, siswa akan dituntut untuk memunculkan kemampuan berfikir kreatif yang dimiliki dalam setiap prosesnya. Seperti yang dikatakan oleh Torrance (dalam Lukman, skripsi 2012, hlm. 7) „pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) diyakini pula dapat menumbuhkembangkan kemampuan kreativitas siswa, baik secara individual maupun secara kelompok karena hampir di setiap langkah menuntut adanya keaktifan siswa.‟

Sejalan dengan permasalahan di atas, bila kreativitas dihubungkan dengan pembelajaran tari dalam proses belajar mengajar di kelas, sebenarnya bukan terletak pada bagaimana siswa bisa menari dengan baik dan indah. Namun, terletak kepada pengalaman kreatif siswa dan tari hanya dijadikan media untuk mengembangkan berbagai macam kecerdasan siswa, hal ini ditunjang oleh pernyataan Sal Murgianto (dalam Masunah, 2012, hlm. 1) bahwa:


(6)

Nilai tari dalam dunia pendidikan menurut hemat saya, bukan terletak pada latihan kemahiran dan keterampilan gerak (semata-mata) tetapi lebih kepada kemungkinannya untuk memperkembangkan daya ekspresi anak. Tari harus mampu memberikan pengalaman kreatif kepada anak-anak dan harus diajarkan sebagai salah satu cara untuk mengalami dan menyatakan kembali nilai estetik yang dialami dalam kehidupan.

Pernyataan di atas lebih menegaskan bahwa dalam proses belajar mengajar siswa tidak diharuskan untuk pandai menari dengan teknik tari yang benar, tapi lebih kepada pengalaman kreatif dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran tari, seperti siswa menciptakan gerak-gerakan baru sesuai kreativitas mereka atau siswa dapat bertukar pendapat mengenai gerak melalui kerja kelompok. Berkaitan dengan hal tersebut, Model PBL menjadi alat bantu untuk guru dalam pelaksanaan proses kreatif siswa. Dengan tahapan-tahapan Model PBL yang menitik beratkan pada kreativitas dalam proses memahami masalah dan pemecahannya, akan membuat siswa mampu memunculkan kemampuan berfikir kreatif dalam pembelajaran tari. Semakin siswa diberi permasalahan dalam pembelajaran tari, akan membuat siswa semakin berfikir untuk memecahkan masalah yang diberikan guru dengan kemampuan berfikir kreatif yang dimiliki. Seperti yang dikatakan oleh Sutrisno (dalam Lukman, skripsi 2012, hlm. 5) bahwa, „makin banyak siswa terlibat dalam proses pembelajaran, maka dapat mengasah kemampuan berpikir kreatif dan meningkatkan prestasi belajar siswa.‟ Selain itu Model PBL cocok untuk siswa SMP pada awal tahap operasional formal, karena pada usia ini anak baru dapat berfikir mengenai pemecahan masalah dan dapat mengemukakan ide-ide baru sebagai alternatif pemecahan masalah.

Langkah Model PBL yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini untuk memunculkan kemampuan berfikir kreatif siswa pada pembelajaran Tari yang berkaitan dengan permasalahan siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung adalah:

1. Mengenalkan unsur-unsur tari terlebih dahulu, agar siswa memahami dasar-dasar yang ada pada tari, sehingga siswa memahami tari secara keseluruhan.


(7)

2. Membuat siswa mau bergerak berdasarkan kreativitas dengan cara mengenal unsur-unsur tari yang dikaitkan dengan benda atau kegiatan sehari-hari yang biasa mereka alami dan mereka ikut aktif dalam pembelajaran.

3. Membawa siswa ke dalam permasalahan yang berhubungan dengan materi pembelajaran, sehingga siswa dapat memunculkan kemampuan berfikir kreatif bersama kelompok. Dengan adanya permasalahan akan membuat siswa mampu berfikir kreatif, dengan cara mengeluarkan ide-ide baru, bertukar pendapat dan terlibat dalam proses kreatif untuk memecahkan masalah sesuai dengan kemampuan mereka. Selain itu siswa dapat menemukan hal-hal baru dalam proses kerja kelompok dan penyajian karya, seperti keaktifan, kerjasama, tanggung jawab dan kekompakan.

4. Siswa menyajikan hasil dari pemecahan masalah bersama kelompok dihadapan

kelompok lain, untuk memupuk rasa percaya diri dan tanggung jawab siswa.

5. Membuat siswa menganalisis gerak-gerak yang mereka ciptakan.

Dengan pembelajaran ini diharapkan akan menjadi langkah awal bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan berfikir kreatif dan memecahkan permasalahan pada pembelajaran, sehingga berguna pula untuk memecahkan permasalahan di dalam kehidupan sehari-harinya.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul: APLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM

PEMBELAJARAN TARI TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR

KREATIF SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 6 BANDUNG

B.IDENTIFIKASI MASALAH PENELITIAN

Masalah-masalah yang muncul pada penelitian yang akan dilaksanakan pada siswa kelas VIII SMP Muhamamadiyah 6 Bandung mata pelajaran Tari Nusantara, antara lain:

1. Strategi yang digunakan guru, yaitu:

a) Guru menerapkan model Information Processing Models, yang menyebabkan pembelajaran hanya berpusat pada guru.


(8)

b) Pada proses pembelajaran, guru tidak menugaskan siswa untuk menari, karena praktek tari hanya dilakukan di ekstrakulikuler.

c) Materi yang guru ajarkan hanya berpatok pada LKS Seni Budaya dan Keterampilan kelas VIII.

2. Kondisi siswa:

a) Dibandingkan dengan respon siswa perempuan, respon siswa lelaki kurang tertarik dengan pembelajaran tari, karena mereka beranggapan bahwa tari hanya untuk siswa perempuan.

b) Pembelajaran satu arah (teacher centered) membuat siswa tidak berperan aktif dalam proses pembelajaran yang menyebabkan kemampuan berfikir kreatif siswa tidak berkembang.

Dari permasalahan di atas dapat dirumuskan bahwa inti dari permasalahan yang ada pada pembelajaran Tari Nusantara di SMP Muhammadiyah 6 Bandung adalah tidak memunculkan kemampuan berfikir kreatif siswa, seperti mengeluarkan ide-ide, menemukan dan mencoba hal-hal baru. Dengan Model PBL yang menitik beratkan pada masalah yang diberikan guru dan cara memecahkannya, akan membuat siswa memunculkan kemampuan berfikir kreatif dalam setiap prosesnya. Dengan menerapkan Model PBL pada pembelajaran Tari akan memunculkan kemampuan berfikir kreatif siswa untuk memecahkan setiap masalah yang diberikan oleh guru.

C.RUMUSAN MASALAH PENELITIAN

Dari Identifikasi Masalah Penelitian di atas rumusan masalah yang muncul adalah sebagai berikut:

“Bagaimana Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP

Muhammadiyah 6 Bandung?”

Rumusan masalah di atas dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian, antara lain:


(9)

1. Bagaimana kondisi awal siswa sebelum aplikasi Model Problem Based Learning dalam pembelajaran Tari terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung?

2. Bagaimana proses aplikasi Model Problem Based Learning dalam

pembelajaran Tari terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung?

3. Bagaimana hasil dari aplikasi Model Problem Based Learning dalam

pembelajaran Tari terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung?

D.TUJUAN PENELITIAN

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk memperoleh data hasil observasi mengenai penerapan Model PBL dalam pembelajaran Tari Nusantara terhadap kemampuan berfikir kreatif pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung. Tujuan penelitian dapat dijabarkan menjadi beberapa tujuan penelitian, yaitu:

1. Menganalisis kondisi awal siswa sebelum aplikasi Model Problem Based Learning dalam pembelajaran Tari terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung.

2. Memperoleh gambaran mengenai proses aplikasi Model Problem Based

Learning dalam pembelajaran Tari terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung.

3. Mengetahui hasil dari aplikasi Model Problem Based Learning dalam

pembelajaran Tari terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung.

E.MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat untuk: a. Guru Seni Budaya


(10)

model-2. Sebagai salah satu referensi model pembelajaran bagi guru seni budaya dalam pembelajaran seni tari.

b. Siswa

1. Dapat memunculkan kemampuan berfikir kreatif siswa dalam pembelajaran seni tari.

2. Siswa dapat lebih berinteraksi dengan guru dan siswa lainnya, selain itu dapat memunculkan rasa kerjasama, kekompakan, tanggung jawab, serta memunculkan rasa disiplin.

3. Lebih terampil dalam mengatasi masalah-masalah yang muncul dalam

pembelajaran.

c. Jurusan Pendidikan Seni Tari

Untuk menambah referensi bagi jurusan Pendidikan Seni Tari mengenai model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran tari dan bermanfaat bagi orang yang membacanya.

d. Peneliti

1. Mengetahui gambaran secara lebih jelas mengenai proses pembelajaran dengan aplikasi Model PBL untuk kemampuan berfikir kreatif siswa.

2. Mengetahui hasil yang akan didapat setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan menggunakan Model PBL untuk kemampuan berfikir kreatif siswa.

F. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI

Struktur Organisasi Skripsi berisikan mengenai pemaparan-pemaparan yang ditulis peneliti dalam setiap BAB dalam skripsi, yaitu BAB I sampai BAB V, seperti pemaparan di bawah ini:

a. BAB I

Latar Belakang Penelitian yang menjelaskan tentang latar belakang diambilnya penelitian. Pada latar belakang masalah memunculkan tentang: 1. Definisi dari kreativitas dan teori-teori yang mendasari kreativitas; 2.


(11)

Komponen-komponen pembelajaran, seperti tujuan, bahan ajar, metode atau model pembelajaran dan evaluasi pembelajaran; 3. Definisi dari model pembelajaran dan macam-macam model pembelajaran; 4. Definisi Model PBL dan pendapat para ahli; 5. Permasalahan yang ada di SMP Muhammadiyah 6 Bandung pada pembelajaran Tari; 6. Hubungan antara kemampuan berfikir kreatif dan model PBL dengan pembelajaran Tari.

Identifikasi Masalah Penelitian yang menjabarkan mengenai inti permasalahan di SMP Muhammadiyah 6 Bandung yang dilihat dari pendidik dan peserta didik, serta solusi yang akan diberikan oleh peneliti, yaitu aplikasi model PBL terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa pada pembelajaran Tari Nusantara.

Rumusan Masalah Penelitian yang menjabarkan mengenai rumusan-rumusan masalah sebagai batasan untuk melakukan penelitian di SMP Muhammadiyah 6 Bandung. Rumusan masalah dibatasi menjadi tiga persoalan, yaitu deskripsi kondisi awal siswa, proses penerapan Model PBL dan hasil dari aplikasi Model PBL terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa.

Tujuan Penelitian berisikan tujuan-tujuan dari penelitian yang berhubungan dengan rumusan masalah.

Manfaat Penelitian menjabarkan mengenai manfaat dari diadakannya penelitian, seperti manfaat untuk guru seni budaya, siswa, jurusan Pendidikan Seni Tari dan manfaat untuk peneliti sendiri.

b. BAB II

Kajian Pustaka dari Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Nusantara Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung, berisikan mengenai teori-teori yang menunjang penelitian. Teori-teori yang dijabarkan antara lain mengenai: 1. Definisi Model Pembelajaran; 2. Macam-Macam Model Pembelajaran; 3. Model PBL; 4. Kemampuan Berfikir Kreatif. Teori-teori yang diambil berdasarkan sumber-sumber yang relevan dan definisi dari pemikiran peneliti.


(12)

Asumsi pada penelitian ini menjabarkan mengenai pemahaman mengenai Model PBL yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir kreatif siswa.

Hipotesis menjelaskan mengenai dugaan sementara pada panelitian Model PBL terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa.

c. BAB III

Populasi dan Sampel menjelaskan mengenai populasi dan sampel yang digunakan pada peneltian. Populasi dan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah SMP Muhammadiyah 6 Bandung kelas VIII A.

Disain Penelitian yang digunakan dalam penelitian dan pengertian dari disain penelitian tersebut. Penelitian ini menggunakan disain One-Shot Case Study, dimana sampel diberikan treatments selanjutnya diobservasi hasilnya.

Metode Penelitian menjabarkan mengenai metode yang digunakan pada penelitian, yaitu Pre-Experiment Design (nondisigns).

Definisi Operasional pada penelitian ini berhubungan dengan variabel yang digunakan dan pengertian dari variabel tersebut, serta hubungannya antar kedua variabel.

Instrumen Penelitian menjabarkan mengenai instrumen yang digunakan dalam penelitian. Instrumen berupa Lembar Analisis Siswa berisikan butiran-butiran masalah yang harus dipecahkan siswa bersama kelompok disetiap pertemuan.

Teknik Pengumpulan Data yang digunakan terdiri dari tiga macam, yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Selain macamnya, teknik pengumpulan data menjabarkan masing-masing kegunaannya dan semua itu berfungsi untuk mengumpulkan data hasil penelitian.

Analisis Data dikelompokan menjadi dua pembahasan, yaitu: 1. Tahapan Analisis Data, yang berisikan tahapan untuk mengetahui ketercapaian indikator dan menerapkan ketercapaian indikator ke dalam penilaian; 2. Teknik Analisis Data, yang berisikan teknik untuk mengolah data hasil penelitian untuk menjawab hipotesis yang dibuat, yaitu menggunakan Regresi Linier Sederhana.


(13)

d. BAB IV

Hasil Penelitian dibagi menjadi ke dalam tiga bagian, yaitu: 1. Deskripsi Kondisi Awal Siswa Sebelum Penerapan Model PBL; 2. Proses Penerapan Model PBL; 3. Hasil Penerapan Model PBL. Hasil penelitian dijabarkan secara umum mengenai ketiga hal tersebut.

Pembahasan Hasil Penelitian merupakan penjabaran secara lebih rinci dari hasil penelitian dan dibagi ke dalam dua bagian, yaitu: 1. proses penelitian dari Aplikasi Model PBL terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa dalam Pembelajaran Tari Nusantara Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung; 2. Hasil Penerapan Model PBL terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa dalam Pembelajaran Tari Nusantara Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung; 3. Hasil Aplikasi Model PBL Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Psikomotor, sebagai aspek pendamping, tetapi hanya dilampirkan; 4. Uji hipotesis mengenai diterima atau tidaknya hipotesis sementara dengan membandingkan ttabel dan thitung; 5. Selain hasil dan pembahasan menjabarkan pula

mengenai temuan pada saat penelitian yang menjabarkan dampak positif bagi siswa dari aplikasi Model PBL dan kendala-kendala yang dihadapi oleh peneliti, baik dari segi eksternal siswa maupun internal siswa.

e. BAB V

Kesimpulan berisikan kesimpulan-kesimpulan yang disimpulkan berdasarkan penjabaran dari BAB I hingga BAB IV, bahwa aplikasi Model PBL dalam pembelajaran Tari dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa kelas VIII A SMP Muhammadiyah 6 Bandung.

Saran diberikan untuk para pembaca, khususnya yang ingin membuat penelitian lanjutan dari penelitian ini. Saran ditinjau dari aplikasi Model PBL terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa, aspek kognitif yang digunakan, alokasi waktu pada saat penerapan Model PBL dan kondisi siswa ketika berhadapan dengan permasalahan.


(1)

b) Pada proses pembelajaran, guru tidak menugaskan siswa untuk menari, karena praktek tari hanya dilakukan di ekstrakulikuler.

c) Materi yang guru ajarkan hanya berpatok pada LKS Seni Budaya dan Keterampilan kelas VIII.

2. Kondisi siswa:

a) Dibandingkan dengan respon siswa perempuan, respon siswa lelaki kurang tertarik dengan pembelajaran tari, karena mereka beranggapan bahwa tari hanya untuk siswa perempuan.

b) Pembelajaran satu arah (teacher centered) membuat siswa tidak berperan aktif dalam proses pembelajaran yang menyebabkan kemampuan berfikir kreatif siswa tidak berkembang.

Dari permasalahan di atas dapat dirumuskan bahwa inti dari permasalahan yang ada pada pembelajaran Tari Nusantara di SMP Muhammadiyah 6 Bandung adalah tidak memunculkan kemampuan berfikir kreatif siswa, seperti mengeluarkan ide-ide, menemukan dan mencoba hal-hal baru. Dengan Model PBL yang menitik beratkan pada masalah yang diberikan guru dan cara memecahkannya, akan membuat siswa memunculkan kemampuan berfikir kreatif dalam setiap prosesnya. Dengan menerapkan Model PBL pada pembelajaran Tari akan memunculkan kemampuan berfikir kreatif siswa untuk memecahkan setiap masalah yang diberikan oleh guru.

C.RUMUSAN MASALAH PENELITIAN

Dari Identifikasi Masalah Penelitian di atas rumusan masalah yang muncul adalah sebagai berikut:

“Bagaimana Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tari Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP

Muhammadiyah 6 Bandung?”

Rumusan masalah di atas dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian, antara lain:


(2)

1. Bagaimana kondisi awal siswa sebelum aplikasi Model Problem Based Learning dalam pembelajaran Tari terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung?

2. Bagaimana proses aplikasi Model Problem Based Learning dalam

pembelajaran Tari terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung?

3. Bagaimana hasil dari aplikasi Model Problem Based Learning dalam

pembelajaran Tari terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung?

D.TUJUAN PENELITIAN

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk memperoleh data hasil observasi mengenai penerapan Model PBL dalam pembelajaran Tari Nusantara terhadap kemampuan berfikir kreatif pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung. Tujuan penelitian dapat dijabarkan menjadi beberapa tujuan penelitian, yaitu:

1. Menganalisis kondisi awal siswa sebelum aplikasi Model Problem Based Learning dalam pembelajaran Tari terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung.

2. Memperoleh gambaran mengenai proses aplikasi Model Problem Based

Learning dalam pembelajaran Tari terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung.

3. Mengetahui hasil dari aplikasi Model Problem Based Learning dalam

pembelajaran Tari terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung.

E.MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat untuk:

a. Guru Seni Budaya

1. Menambah pengetahuan dan wawasan guru seni budaya mengenai


(3)

2. Sebagai salah satu referensi model pembelajaran bagi guru seni budaya dalam pembelajaran seni tari.

b. Siswa

1. Dapat memunculkan kemampuan berfikir kreatif siswa dalam pembelajaran seni tari.

2. Siswa dapat lebih berinteraksi dengan guru dan siswa lainnya, selain itu dapat memunculkan rasa kerjasama, kekompakan, tanggung jawab, serta memunculkan rasa disiplin.

3. Lebih terampil dalam mengatasi masalah-masalah yang muncul dalam

pembelajaran.

c. Jurusan Pendidikan Seni Tari

Untuk menambah referensi bagi jurusan Pendidikan Seni Tari mengenai model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran tari dan bermanfaat bagi orang yang membacanya.

d. Peneliti

1. Mengetahui gambaran secara lebih jelas mengenai proses pembelajaran dengan aplikasi Model PBL untuk kemampuan berfikir kreatif siswa.

2. Mengetahui hasil yang akan didapat setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan menggunakan Model PBL untuk kemampuan berfikir kreatif siswa.

F. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI

Struktur Organisasi Skripsi berisikan mengenai pemaparan-pemaparan yang ditulis peneliti dalam setiap BAB dalam skripsi, yaitu BAB I sampai BAB V, seperti pemaparan di bawah ini:

a. BAB I

Latar Belakang Penelitian yang menjelaskan tentang latar belakang

diambilnya penelitian. Pada latar belakang masalah memunculkan tentang: 1. Definisi dari kreativitas dan teori-teori yang mendasari kreativitas; 2.


(4)

Komponen-komponen pembelajaran, seperti tujuan, bahan ajar, metode atau model pembelajaran dan evaluasi pembelajaran; 3. Definisi dari model pembelajaran dan macam-macam model pembelajaran; 4. Definisi Model PBL dan pendapat para ahli; 5. Permasalahan yang ada di SMP Muhammadiyah 6 Bandung pada pembelajaran Tari; 6. Hubungan antara kemampuan berfikir kreatif dan model PBL dengan pembelajaran Tari.

Identifikasi Masalah Penelitian yang menjabarkan mengenai inti

permasalahan di SMP Muhammadiyah 6 Bandung yang dilihat dari pendidik dan peserta didik, serta solusi yang akan diberikan oleh peneliti, yaitu aplikasi model PBL terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa pada pembelajaran Tari Nusantara.

Rumusan Masalah Penelitian yang menjabarkan mengenai

rumusan-rumusan masalah sebagai batasan untuk melakukan penelitian di SMP Muhammadiyah 6 Bandung. Rumusan masalah dibatasi menjadi tiga persoalan, yaitu deskripsi kondisi awal siswa, proses penerapan Model PBL dan hasil dari aplikasi Model PBL terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa.

Tujuan Penelitian berisikan tujuan-tujuan dari penelitian yang

berhubungan dengan rumusan masalah.

Manfaat Penelitian menjabarkan mengenai manfaat dari diadakannya

penelitian, seperti manfaat untuk guru seni budaya, siswa, jurusan Pendidikan Seni Tari dan manfaat untuk peneliti sendiri.

b. BAB II

Kajian Pustaka dari Aplikasi Model Problem Based Learning Dalam

Pembelajaran Tari Nusantara Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung, berisikan mengenai teori-teori yang menunjang penelitian. Teori-teori yang dijabarkan antara lain mengenai: 1. Definisi Model Pembelajaran; 2. Macam-Macam Model Pembelajaran; 3. Model PBL; 4. Kemampuan Berfikir Kreatif. Teori-teori yang diambil berdasarkan sumber-sumber yang relevan dan definisi dari pemikiran peneliti.


(5)

Asumsi pada penelitian ini menjabarkan mengenai pemahaman mengenai

Model PBL yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir kreatif siswa.

Hipotesis menjelaskan mengenai dugaan sementara pada panelitian Model

PBL terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa.

c. BAB III

Populasi dan Sampel menjelaskan mengenai populasi dan sampel yang

digunakan pada peneltian. Populasi dan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah SMP Muhammadiyah 6 Bandung kelas VIII A.

Disain Penelitian yang digunakan dalam penelitian dan pengertian dari

disain penelitian tersebut. Penelitian ini menggunakan disain One-Shot Case Study, dimana sampel diberikan treatments selanjutnya diobservasi hasilnya.

Metode Penelitian menjabarkan mengenai metode yang digunakan pada

penelitian, yaitu Pre-Experiment Design (nondisigns).

Definisi Operasional pada penelitian ini berhubungan dengan variabel yang digunakan dan pengertian dari variabel tersebut, serta hubungannya antar kedua variabel.

Instrumen Penelitian menjabarkan mengenai instrumen yang digunakan

dalam penelitian. Instrumen berupa Lembar Analisis Siswa berisikan butiran-butiran masalah yang harus dipecahkan siswa bersama kelompok disetiap pertemuan.

Teknik Pengumpulan Data yang digunakan terdiri dari tiga macam, yaitu

wawancara, observasi dan dokumentasi. Selain macamnya, teknik pengumpulan data menjabarkan masing-masing kegunaannya dan semua itu berfungsi untuk mengumpulkan data hasil penelitian.

Analisis Data dikelompokan menjadi dua pembahasan, yaitu: 1. Tahapan

Analisis Data, yang berisikan tahapan untuk mengetahui ketercapaian indikator dan menerapkan ketercapaian indikator ke dalam penilaian; 2. Teknik Analisis Data, yang berisikan teknik untuk mengolah data hasil penelitian untuk menjawab hipotesis yang dibuat, yaitu menggunakan Regresi Linier Sederhana.


(6)

d. BAB IV

Hasil Penelitian dibagi menjadi ke dalam tiga bagian, yaitu: 1. Deskripsi

Kondisi Awal Siswa Sebelum Penerapan Model PBL; 2. Proses Penerapan Model PBL; 3. Hasil Penerapan Model PBL. Hasil penelitian dijabarkan secara umum mengenai ketiga hal tersebut.

Pembahasan Hasil Penelitian merupakan penjabaran secara lebih rinci

dari hasil penelitian dan dibagi ke dalam dua bagian, yaitu: 1. proses penelitian dari Aplikasi Model PBL terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa dalam Pembelajaran Tari Nusantara Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung; 2. Hasil Penerapan Model PBL terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa dalam Pembelajaran Tari Nusantara Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Bandung; 3. Hasil Aplikasi Model PBL Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Psikomotor, sebagai aspek pendamping, tetapi hanya dilampirkan; 4. Uji hipotesis mengenai diterima atau tidaknya hipotesis sementara dengan membandingkan ttabel dan thitung; 5. Selain hasil dan pembahasan menjabarkan pula mengenai temuan pada saat penelitian yang menjabarkan dampak positif bagi siswa dari aplikasi Model PBL dan kendala-kendala yang dihadapi oleh peneliti, baik dari segi eksternal siswa maupun internal siswa.

e. BAB V

Kesimpulan berisikan kesimpulan-kesimpulan yang disimpulkan

berdasarkan penjabaran dari BAB I hingga BAB IV, bahwa aplikasi Model PBL dalam pembelajaran Tari dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa kelas VIII A SMP Muhammadiyah 6 Bandung.

Saran diberikan untuk para pembaca, khususnya yang ingin membuat

penelitian lanjutan dari penelitian ini. Saran ditinjau dari aplikasi Model PBL terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa, aspek kognitif yang digunakan, alokasi waktu pada saat penerapan Model PBL dan kondisi siswa ketika berhadapan dengan permasalahan.