Materi Kewirausahaan Kelas X Sem 1

PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN
A. Pengertian kewirausahaan
Wirausaha berasal dari kata “wira” dan “usaha”. “Wira” berarti berarti pejuang, pahlawan,
manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. “Usaha” berarti
perbuatan untuk mencapai sebuah tujuan.
Jadi, secara etimologis, wirausaha adalah pejuang yang melakukan perbuatan untuk mencapai
sebuah tujuan.
Sedangkan dalam KBBI, wirausaha berarti wirausaha sama dengan pengertian wiraswasta,
yaitu orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru,
menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan
operasinya.
Menurut Robert D Hisrich, kewirausahaan adalah proses kreatif untuk menciptakan sesuatu
yang bernilai tinggi dengan mengoptimalkan segala daya upaya
Menurut Inpres No. 4 Tahun 1995, Kewirausahaan merupakan sikap, semangat, kemampuan
dan perilaku seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya untuk
mencari, menerapkan cara kerja, menciptakan teknologi dan produk baru dengan meningkatkan
efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh
keuntungan yang lebih besar.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun
1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia
baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan

ondernemer , di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis
sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an
banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun
1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan.
B. Proses kewirausahaan
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan diawali dengan adanya
inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi
maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan.
Faktor-faktor tersebut membentuk ‘’locus of control’’, kreativitas, keinovasian, implementasi,
dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausahawan yang besar. Secara
internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control,
toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan
yang memengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi
berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi,
dan keluarga.
C. Memulai Usaha
Awal mula menjadi seorang pengusaha:
1. Faktor keluarga pengusaha
2. Sengaja terjun menjadi pengusaha
3. Kerja sampingan ( iseng )

4. Coba-coba
5. Terpaksa

Cara memulai usaha:
1. Mendirikan usaha baru
2. Membeli perusahaan
3. Kerjasama manajemen dengan sistem waralaba (Franchising) yaitu memakai nama dan
manajemen perusahaan lain.

1.

2.

3.

4.

Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha:
Tahap memulai
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu

yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka
usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’.Tahap ini juga memilih jenis
usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa.
Tahap melaksanakan usaha
Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan
usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan
yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan
melakukan evaluasi.
Tahap mempertahankan usaha
Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis
perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
Tahap mengembangkan usaha
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau
dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.

Wirasusaha juga mempertimbangkan sumber daya usaha dalam berwirausaha. Pengertian
sumber daya usaha dikenal dengan 6M, yakni Man (manusia), Money (uang), Material (bahan),
Machine (peralatan), Method (cara kerja) dan Market (pasar).

D. Langkah memulai Wirausaha

1. Memilih jenis usaha
Ada beberapa sektor bidang usaha seperti: jasa, industri, tambang, kelautan, perikanan,
percetakan, seni, pariwisata, dll. Dalam hal ini kosmetik termasuk ke dalam sektor industri.
Dalam menentukan bidang usaha, calon pengusaha perlu memikirkan faktor-faktor seperti:
minat dan bakat, modal, waktu, laba, pengalaman.
Setelah menentukan jenis usaha, seorang wirausahawan perlu melakukan analisa SWOT.
Strength
Opportunity
1. Kondisi keuangan/finansial kuat, hal ini
1. Pertumbuhan pasar yang cukup meningkat
terlihat dalam kepemilikan saham
2. Segmentasi pasar yang tidak terlalu
2. Memiliki banyak cabang perusahaan
signifikan
3. Brand yang telah dikenal lama oleh
3. Memanfaatkan e business dalam
konsumen
mengembangkan pangsa pasar
4. Kepemimpinan direksi yang matang
4. Peluang pasar yang besar dalam sistem

5. Memiliki SDM yang besar
distribusi
Weakness
Tenaga kerja yang banyak membuat
perusahaan rentan goncangan terhadap
penjualan produk yang menurun

Threath
Terus dihadapi dengan pesaing-pesaing baru
dengan jenis produk yang sama

2. Menentukan nama perusahaan
Jenis badan hukum yang dapat dipilih: Perusahaan Perseorangan, Firma, Perseroan Komanditer
(CV), Koperasi, Yayasan, Perseroan Terbatas (PT).
Sedangkan cara mendirikannya melalui cara berikut:
1. Mengadakan rapat umum pemegang saham.
2. Dibuatkan Akte Notaris.
3. Didaftarkan di pengadilan negeri
4. Diberitakan dalam lembaran negara
3. Menentukan lokasi perusahaan

Perusahaan dapat didirikan di rumah sendiri atau menyewa tempat.
4. Mengurus perijinan usaha
✔ NPWP dari kantor pajak
✔ Akte notaris dari kantor notaris

✔ Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau Tanda Daftar Perusahaan (TDP) atau Izin Usaha
Industri (IUI) dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota/Kabupaten
✔ Izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) dari Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten.

✔ Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Dinas Cipta Karya atau Badan Pelayanan Perijinan
Terpadu
5. Menyiapkan sumber daya manusia
6. Menghitung aspek produksi
Berkaitan dengan peralatan, bahan baku, jumlah tenaga kerja, harga
7. Menghitung aspek keuangan
Meliputi biaya variabel, biaya tetap, laba
8. Memasarkan

E. Faktor Kegagalan Dalam Wirausaha
Menurut Zimmerer ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam

menjalankan usaha barunya:
 Tidak kompeten dalam manajerial.
 Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan
mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi
perusahaan.
 Kurang dapat mengendalikan keuangan.
 Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali
gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
 Lokasi yang kurang memadai. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan
perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
 Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat berhubungan dengan efisiensi dan
efektivitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak
efektif.
 Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah
terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal.
Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
 Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. Wirausaha yang
kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang
berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani
mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

F. Peran Wirausaha Dalam Perekonomian Nasional
Peran wirausaha dalam perekonomian suatu negara adalah:
 Menciptakan lapangan kerja
 Mengurangi pengangguran
 Meningkatkan pendapatan masyarakat
 Mengombinasikan faktor–faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan keahlian)
 Meningkatkan produktivitas nasional

IDE DAN PELUANG USAHA
A. Pengertian
Ide usaha adalah inspirasi atau ilham yang bertujuan untuk membangun usaha menjadi lebih
baik lagi.
Peluang usaha adalah kesempatan yang muncul untuk dimanfaatkan bagi kepentingan
seseorang baik dalam kehidupan sehari hari dalam bisnis.
Kunci keberhasilan menangkap peluang usaha diidentifikasikan oleh pengalaman dan
pendekatan terhadap faktor manusia. Sedang kunci keberhasilan lainnya ditentukan oleh
teknologi, komunikasi dan informasi.
Bagaimana ide dapat menjadi peluang, ada beberapa cara untuk melakukannya yaitu
 Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metoda yang lebih baik
untuk dapat memenuhi kepuasan pelanggan

 Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru
 Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi, bagaimana pekerjaan dilakukan atau
dimodifikasi cara melakukan suatu pekerjaan
Ide dan peluang dapat diperoleh dari:
 Diri sendiri
Beberapa sumber peluang yang muncul dari diri anda sendiri seperti: Hobi, keahlian,
pengetahuan dan latar belakang pendidikan, lingkungan sekitar
 Konsumen
Suara konsumen itu penting karena sering menciptakan gagasan baru dalam memperbaiki
produk yang ada dan peluang bagi yang akan mendirikan usaha baru.
 Gagasan orang lain
Seperti halnya suara dari konsumen, gagasan dari orang lain dapat memberi ide yang
membuka peluang bagi anda dalam membuat suatu bisnis.
 Informasi yang diperoleh (orang, media)
Dalam perjumpaan dengan orang lain terkadang kita mendapatkan informasi baru. Bagi
orang yang mendengarnya, informasi baru itu bisa berguna untuk dijadikan sebagai peluang
bisnis karena informasi tersebut memiliki hubungan dengan pengetahuan dan pengalaman
yang dia miliki.
Ciri-ciri ide dan peluang bisnis yang baik adalah:
1. Peluang itu orisinil dan bukan tiruan

2. Peluang itu harus bisa mengantisipasi perubahan persaingan dan kebutuhan pasar di masa
yang akan datang.
3. Benar-benar sesuai dengan ‘minat’ atau ada ‘link’ dengan pengetahuan, keahlian dan sifat
agar peluang itu dapat bertahan lebih lama.
4. Tingkat visibilitas (kelayakan usaha) benar-benar teruji
5. Bersifat ide yang kreatif dan inovatif bukan tiruan dari ide orang lain
6. Yakin bisa mewujudkannya dan sukses untuk menjalaninya.
7. Senang menjalankannya dan benar-benar suka bisnis tersebut.

Dengan ide dan peluang yang tepat, dapat menghasilkan bisnis yang baik. Ciri bisnis yang baik
adalah:
1. Bisnis yang dibangun adalah bisnis yang potensial atau memilki nilai jual yang tinggi
2. Tidak menjadikan bisnis itu hanya sebagai ambisi pribadi semata tetapi sifatnya nyata
3. Bisnis itu mempunyai waktu bertahan yang lama dipasar
4. Tidak menghabiskan modal (uang) Anda karena investasi yang terlalu besar
5. Tidak bersifat momentum (kejadian sesaat) atau bersifat musiman
6. Bisa ditingkatkan skalanya menjadi skala industry
B. Faktor Keberhasilan dan Kegagalan Peluang Bisnis
Peluang bisnis yang berhasil disebabkan faktor sebagai berikut:
1. Peluang itu memenuhi ciri-ciri peluang bisnis yang baik, bukan tiruan.

2. Berawal dari uji test pasar dan uji coba (trial)
3. Mengikuti dan memenuhi kebutuhan konsumen
4. Mengikuti trend (kecenderungan) perubahan pasar
5. Bisa terus menerus diinovasi dan di tingkatkan kualitasnya
6. Resiko kegagalannya tidak besar saat pertama kali dimulai
7. Merupakan alternative terbaik dari peluang-peluang yang ada
Peluang usaha yang gagal disebabkan faktor sebagai berikut:
1. Kebutuhan pasarnya tidak bersifat monoton dan musiman sehingga tidak hanya bersifat jangka
pendek
2. Peluang itu sudah “kadaluarsa” atau telah banyak ada orang yang memulai bisnis tersebut
3. Tidak segera mengambil keputusan untuk memulainya sehingga peluang itu lewat begitu saja
4. Waktunya sudah lewat, terjadi perubahan kebutuhan atau muncul teknologi baru yang telah
membuat peluang produk atau jasa itu out of date
5. Survey pasar tidak akurat, artinya hal itu hanya sekedar persepsi yang menyatakan bahwa
peluang itu sangat potensial lalu segera dilaksanakan begitu saja menyebabkan produk itu tidak
laku dipasar
6. Mudah ditiru atau dibuat oleh orang lain
7. Daya beli rendah
8. Kebutuhan tidak kontinyu
9. Tingkat kebutuhan kecil
10. Pemilihan alternative ide-ide bisnisnya salah
C. Resiko Usaha
Peluang usaha yang sudah diambil akan mengakibatkan dua kemungkinan yaitu berhasil atau
gagal. Resiko usaha ialah kegagalan atau keberhasilan dalam menangkap peluang usaha.
Beberapa resiko usaha yang mungkin terjadi :
1. Perubahan permintaan : Perubahan ekonomi, mode dan selera konsumen bisa
mengakibatkan penurunan permintaan
2. Perubahan konjungtur : Perubahan kondisi ekonomi yang tidak menentu, sehingga
mempengaruhi keadaan usaha
3. Persaingan : Pesaing adalah mereka yang melakukan usaha sejenis dengan usaha kita
4. Akibat lain yang merupakan resiko usaha, seperti perubahan teknologi, perubahan peraturan,
bencana alam, dll.

PEMASARAN
A. Perencanaan Pemasaran
Ada beberapa langkah dalam merencanakan pemasaran, langkah-langkah tersebut terdiri dari.
1. Penentuan kebutuhan dan keinginan pelanggan
2. Memilih pasar sasaran khusus
3. Menempatkan strategi pemasaran dalam persaingan
4. Pemilihan strategi pemasaran
B. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran perlu memperhatikan beberapa hal penting sebagai berikut.
1. Penelitian dan Pengembangan Pasar (Probe)
Menurut Zimmerer (1996) bagi usaha baru sangat cocok untuk menerapkan strategi “market
driven” startegi ini dibangun berdasarkan enam fundasi, yaitu:
a. Orientasi konsumen
b. Kualitas
c. Kenyamanan dan kesenangan
d. Inovasi
e. Kecepatan
f. Pelayanan dan kepuasan pelanggan
2. Produk (Product)
Produk selalu mengalami daur ulang (product life cycle) yang meliputi:
a. Tahap pengembangan
b. Tahap pengenalan
c. Tahap pertumbuhan penjualan
d. Tahap kematangan
e. Tahap kejenuhan
f. Tahap penurunan
3. Tempat (Place)
Tempat yang menarik bagi konsumen adalah tempat yang strategis, menyenangkan, dan
efisien, untuk mencapai sasaran tempat dapat dilakukan dengan cara:
a. Perbanyak saluran distribusi
b. Perluas segmentasi
c. Layout
d. Penyampaian barang efisien
e. Sistem persediaan
4. Harga (Price)
Harga yang tepat adalah harga yang terjangkau dan harga yang paling efisien bagi
konsumen. Wirausaha dapat menentukan harga yang paling efisien dengan inovasi dan
kreativitasnya. Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan harga,
yaitu:
a. Biaya barang dan jasa
b. Permintaan dan penawaran pasar

c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Harga pesaing
Kondisi ekonomi
Lokasi usaha
Fluktuasi musiman
Psikologis pelanggan
Bunga kredit dan bentuk kredit
Sensitivitas harga pelanggan

5. Promosi (Promotion)
Produk perlu dikenal, diketahui, dibutuhkan, dan diminta konsumen, maka wirausahawan
harus segera:
a. Menginformasikan kepada konsumen
b. Membujuk konsumen agar mau membeli
c. Mempengaruhi konsumen agar tertarik
Kegiatan di atas dapat dilakukan dengan periklanan dan promosi lewat media cetak atau
media elektronik, pameran atau eksibisi dagang, hiburan, dan lain-lain.
C. Cara Pemasaran
 Periklanan (advertising)
Media yang biasa digunakan adalah selebaran, televisi, surat kabar, internet, dll.
 Promosi penjualan (sales promotion)
Misalnya obral, pemberian kupon, dan pemberian contoh produk.
 Penjualan Tatap Muka (Personal Selling)
Penjualan tatap muka merupakan sebuah proses di mana para pelanggan diberi informasi
dan mereka dipersuasi untuk membeli produk-produk melalui komunikasi secara personal
dalam suatu situasi perekrutan.
 Publisitas (sponsor)
Publisitas merupakan bentuk komunikasi non personal dalam bentuk berita sehubungan
dengan organisasi tertentu atau tentang produk-produknya yang ditransmisi melalui
perantara media massa.