Materi Kewirausahaan Kelas X Sem 2
Karakteristik Wirausahawan
No
Karakteristik
1
Mandiri
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pengertian
Sikap dan perilaku yang tidak
mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas
Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu
untuk menghasilkan cara atau hasil
berbeda dari produk/jasa yang telah
ada
Berani
Kemampuan seseorang untuk
mengambil
menyukai pekerjaan yang
resiko
menantang berani dan mampu
mengambil resiko kerja
Berorientasi
Mengambil inisiatif untuk
pada tindakan
bertindak, dan bukan menunggu,
sebelum sebuah kejadian yang tidak
dikehendaki terjadi
Berjiwa
Sikap dan perilaku seseorang yang
pemimpin
selalu terbuka terhadap saran dan
kritik, mudah bergaul, bekerjasama
dan mengarahkan oranglain
Kerja keras
Perilaku yang menunjukkan upaya
sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas dan mengatasi
berbagai hambatan
Jujur
Perilaku yang didasarkan upaya
menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan dan tindakan.
Disiplin
Tindakan yang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan
Inovatif
Kemampuan untuk menerapkan
kreatifitas dalam rangka
memecahkan persoalan-persoalan
dan peluang untuk meningkatkan
dan memperkaya kehidupan
Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang yang
mau dan mampu melaksanakan
tugas dan kewajibannya
11
Kerjasama
12
Pantang
Menyerah (ulet)
13
Berkomitmen
Perilaku yang didasarkan pada
upaya menjadikan dirinya mampiu
menjalin hubungan dengan orang
lain dalam melaksanakan tindakan
dan pekerjaan
Sikap dan perilaku seseorang yang
tidak mudah menyerah untuk
mencapai suatu tujuan dengan
berbagai alternatif
Kesepakatan mengenai sesuatu hal
yang dibuat seseorang, baik
terhadap dirinya maupun orang lain
Contoh
Tidak menggunakan bantuan
orang lain untuk hal yang bisa
dilakukan sendiri
mengolah barang bekas
menjadi barang yang bisa
dijual
Meminjam modal yang besar
untuk memulai bisnis baru
Tidak mementingkan hasil/laba
yang diperoleh, namun
mementingkan pelayanan yang
diberikan kepada konsumen
Mampu memberikan tugas
yang sesuai dengan
kemampuan karyawan
bekerja dari pagi hingga malam
Memajang harga pada produk
yang dijualnya
Memecat pegawai yang
sekiranya tidak dapat bekerja
dengan baik
Menggabungkan beberapa
inspirasi menjadi inspirasi baru
yang belum pernah ada
Menerima komplain dari
konsumen, dan senantiasa
mampu mengatasi komplain
dari konsumen
Menjalin relasi dengan suplier
untuk memudahkan proses
produksi
Meminjam modal ketika bisnis
sedang lesu
Menampilkan janji pelayanan
pada tokonya
14
Realistis
15
Rasa ingin tahu
16
Komunikatif
17
Kemampuan menggunakan
fakta/realita sebagai landasan
berpikir yang rasional dalam setiap
pengambilan keputusan maupun
tindakan/perbuatan
Sikap dan tindakan yang selalu
berupaya untuk mengetahui secara
mendalam dan luas dari apa yang
dipelajari, dilihat, dan didengar
Tindakan yang memperlihatkan
rasa senang berbicara,bergaul,dan
bekerjasama dengan orang lain
Bermotivasi kuat Sikap dan tindakan selalu mencari
untuk sukses
solusi terbaik
Membuka usaha sesuai dengan
modal yang tersedia
Selalu mengecek dinamika
sosial yang sedang
berkembang di masyarakat
melalui media massa atau
internet.
Rajin melakukan promosi
melalui media atau secara
langsung
Tidak malas-malasan dalam
bekerja
Wirausahawan di bidang artefak.
1. Ki Empu Sungkowo Harumbrodjo (pembuat Keris)
Empu Sungkowo adalah keturunan ke-17 Empu
Supodriyo dari Kerajaan Majapahit abad XIV.
Beliau adalah seorang pembuat keris yang bekerja
di rumahnya yang dinamai Padepokan Djeno
Harumborjo terletak di Dusun Gatak, Desa
Sumberagung, Moyudan, Sleman, Yogyakarta.
Beliau mempelajari seni pembuatan keris dari
almarhum ayahnya, Empu Djeno Harumbrodjo,
seorang pembuat keris yang diakui oleh pihak
Keraton Yogyakarta.
Untuk membuat sebilah keris, biasanya Empu Harumbrodjo menghabiskan waktu hingga 40
hari. Dengan masih tetap memegang teguh tradisi, empu Sungkowo membuat keris lengkap
dengan sesaji dan laku tirakat. Hal itu dilakukan agar keris itu berisi tuah, dan memiliki makna
bagi si pemiliknya. Untuk menciptakan sebuah keris yang selaras dengan energi magis sang
pemiliknya, beliau selalu menanyakan weton atau hari, tanggal, bulan, dan tahun kelahiran sang
pemesan dalam penanggalan Jawa. Harga keris berkisar antara Rp2 juta hingga Rp15 juta,
tergantung jenis dan pamornya. Pamor (jenis keris) menentukan harga karena kerumitan dalam
proses pembuatannya.
2. Sarmidi (penglaras gamelan)
Pak Sarmidi adalah penglaras gamelan yang
langka di Tuban semakin langka. Saat ini jumlah
seniman yang bisa memainkan gamelan sudah
banyak, namun seniman yang juga bisa melaras
(nyetem) gamelan jumlahnya bisa dihitung dengan
jari. Bahkan Pak Sarmidi bisa disebut sebagai
pembuat gamelan Jawa satu-satunya dan terakhir
di Tuban. Keahliannya membuat gamelan adalah
warisan dari kakeknya. Keahlihan Sarmidi yang
langka ini memang tak bisa dipelajari setiap orang.
Bahkan pengrawit atau pemain gamelan yang tiap
hari berhadapan dengan gamelan belum tentu bisa
melaraskannya apa lagi membuatnya.
Pak Sarmidi juga melaras gamelan dari luar kota pula. Beliau menggunakan barang-barang
bekas untuk memperbaiki gamelan. Menurut Sarmidi, meski jumlah pementasan seni karawitan
cukup padat, namun permintaan jasa melaras terus menurun. Saat ini paling banyak dua atau
tiga kali sebulan dia mendapat permintaan. Sarmidi mengaku tidak mematok harga. Bayaran
sebesar Rp.150.000 hingga Rp. 250.000.
No
Karakteristik
1
Mandiri
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pengertian
Sikap dan perilaku yang tidak
mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas
Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu
untuk menghasilkan cara atau hasil
berbeda dari produk/jasa yang telah
ada
Berani
Kemampuan seseorang untuk
mengambil
menyukai pekerjaan yang
resiko
menantang berani dan mampu
mengambil resiko kerja
Berorientasi
Mengambil inisiatif untuk
pada tindakan
bertindak, dan bukan menunggu,
sebelum sebuah kejadian yang tidak
dikehendaki terjadi
Berjiwa
Sikap dan perilaku seseorang yang
pemimpin
selalu terbuka terhadap saran dan
kritik, mudah bergaul, bekerjasama
dan mengarahkan oranglain
Kerja keras
Perilaku yang menunjukkan upaya
sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas dan mengatasi
berbagai hambatan
Jujur
Perilaku yang didasarkan upaya
menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan dan tindakan.
Disiplin
Tindakan yang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan
Inovatif
Kemampuan untuk menerapkan
kreatifitas dalam rangka
memecahkan persoalan-persoalan
dan peluang untuk meningkatkan
dan memperkaya kehidupan
Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang yang
mau dan mampu melaksanakan
tugas dan kewajibannya
11
Kerjasama
12
Pantang
Menyerah (ulet)
13
Berkomitmen
Perilaku yang didasarkan pada
upaya menjadikan dirinya mampiu
menjalin hubungan dengan orang
lain dalam melaksanakan tindakan
dan pekerjaan
Sikap dan perilaku seseorang yang
tidak mudah menyerah untuk
mencapai suatu tujuan dengan
berbagai alternatif
Kesepakatan mengenai sesuatu hal
yang dibuat seseorang, baik
terhadap dirinya maupun orang lain
Contoh
Tidak menggunakan bantuan
orang lain untuk hal yang bisa
dilakukan sendiri
mengolah barang bekas
menjadi barang yang bisa
dijual
Meminjam modal yang besar
untuk memulai bisnis baru
Tidak mementingkan hasil/laba
yang diperoleh, namun
mementingkan pelayanan yang
diberikan kepada konsumen
Mampu memberikan tugas
yang sesuai dengan
kemampuan karyawan
bekerja dari pagi hingga malam
Memajang harga pada produk
yang dijualnya
Memecat pegawai yang
sekiranya tidak dapat bekerja
dengan baik
Menggabungkan beberapa
inspirasi menjadi inspirasi baru
yang belum pernah ada
Menerima komplain dari
konsumen, dan senantiasa
mampu mengatasi komplain
dari konsumen
Menjalin relasi dengan suplier
untuk memudahkan proses
produksi
Meminjam modal ketika bisnis
sedang lesu
Menampilkan janji pelayanan
pada tokonya
14
Realistis
15
Rasa ingin tahu
16
Komunikatif
17
Kemampuan menggunakan
fakta/realita sebagai landasan
berpikir yang rasional dalam setiap
pengambilan keputusan maupun
tindakan/perbuatan
Sikap dan tindakan yang selalu
berupaya untuk mengetahui secara
mendalam dan luas dari apa yang
dipelajari, dilihat, dan didengar
Tindakan yang memperlihatkan
rasa senang berbicara,bergaul,dan
bekerjasama dengan orang lain
Bermotivasi kuat Sikap dan tindakan selalu mencari
untuk sukses
solusi terbaik
Membuka usaha sesuai dengan
modal yang tersedia
Selalu mengecek dinamika
sosial yang sedang
berkembang di masyarakat
melalui media massa atau
internet.
Rajin melakukan promosi
melalui media atau secara
langsung
Tidak malas-malasan dalam
bekerja
Wirausahawan di bidang artefak.
1. Ki Empu Sungkowo Harumbrodjo (pembuat Keris)
Empu Sungkowo adalah keturunan ke-17 Empu
Supodriyo dari Kerajaan Majapahit abad XIV.
Beliau adalah seorang pembuat keris yang bekerja
di rumahnya yang dinamai Padepokan Djeno
Harumborjo terletak di Dusun Gatak, Desa
Sumberagung, Moyudan, Sleman, Yogyakarta.
Beliau mempelajari seni pembuatan keris dari
almarhum ayahnya, Empu Djeno Harumbrodjo,
seorang pembuat keris yang diakui oleh pihak
Keraton Yogyakarta.
Untuk membuat sebilah keris, biasanya Empu Harumbrodjo menghabiskan waktu hingga 40
hari. Dengan masih tetap memegang teguh tradisi, empu Sungkowo membuat keris lengkap
dengan sesaji dan laku tirakat. Hal itu dilakukan agar keris itu berisi tuah, dan memiliki makna
bagi si pemiliknya. Untuk menciptakan sebuah keris yang selaras dengan energi magis sang
pemiliknya, beliau selalu menanyakan weton atau hari, tanggal, bulan, dan tahun kelahiran sang
pemesan dalam penanggalan Jawa. Harga keris berkisar antara Rp2 juta hingga Rp15 juta,
tergantung jenis dan pamornya. Pamor (jenis keris) menentukan harga karena kerumitan dalam
proses pembuatannya.
2. Sarmidi (penglaras gamelan)
Pak Sarmidi adalah penglaras gamelan yang
langka di Tuban semakin langka. Saat ini jumlah
seniman yang bisa memainkan gamelan sudah
banyak, namun seniman yang juga bisa melaras
(nyetem) gamelan jumlahnya bisa dihitung dengan
jari. Bahkan Pak Sarmidi bisa disebut sebagai
pembuat gamelan Jawa satu-satunya dan terakhir
di Tuban. Keahliannya membuat gamelan adalah
warisan dari kakeknya. Keahlihan Sarmidi yang
langka ini memang tak bisa dipelajari setiap orang.
Bahkan pengrawit atau pemain gamelan yang tiap
hari berhadapan dengan gamelan belum tentu bisa
melaraskannya apa lagi membuatnya.
Pak Sarmidi juga melaras gamelan dari luar kota pula. Beliau menggunakan barang-barang
bekas untuk memperbaiki gamelan. Menurut Sarmidi, meski jumlah pementasan seni karawitan
cukup padat, namun permintaan jasa melaras terus menurun. Saat ini paling banyak dua atau
tiga kali sebulan dia mendapat permintaan. Sarmidi mengaku tidak mematok harga. Bayaran
sebesar Rp.150.000 hingga Rp. 250.000.