T LIN 1102681 Chapter1

BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan, hal-hal yang dibahas adalah mengenai latar
belakang masalah dari penelitian, identifikasi masalah dari latar belakang yang
ada, pertanyaan penelitian dan tujuan dari penelitian ini. Tidak hanya itu, bab ini
pun menyajikan manfaat yang diperoleh dari melakukan penelitian. Penjabaran
pada bab pendahuluan dimaksudkan untuk memberikan gambaran awal mengenai
penelitian yang dilakukan.

A. Latar Belakang Masalah Penelitian
Keberadaan manusia yang berbeda suku bangsa diciptakan Tuhan agar
manusia saling mengenal dan berbagi pengetahuan yang dimilikinya mengenai
dunia ini. Hal seperti itu dapat diwujudkan melalui komunikasi. Komunikasi
tersebut dapat dilakukan baik secara lisan dengan becakap-cakap ataupun melalui
tulisan. Untuk melakukan proses ini dibutuhkan sebuah alat untuk menyampaikan
ide dan pesan yaitu bahasa.
Sejak dahulu, para ahli pikir menyebut manusia sebagai mahluk yang
dilengkapi tutur bahasa (Sobur, 2006:273). Maksud dari kalimat tersebut bahwa
bahasa dapat menjadi ciri dari masing-masing penuturnya. Pendapat ini diamini
oleh Chaer (2007:7) yang menyatakan salah satu fungsi bahasa adalah sebagai

identitas si penutur. Misalnya, bangsa Melayu dengan bahasa Melayunya, bangsa
Arab dengan bahasa Arabnya, dan bangsa Inggris dengan bahasa Inggrisnya.
Keanekaragaman bahasa tersebut merupakan hasil dari akal budi penuturnya.
Kartika Tarwati, 2014
Teknik dan KualitasTerjemahan Inggris-Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Sayangnya, keanekaragaman bahasa juga memunculkan masalah baru.
Salah satu masalah yang muncul adalah ketika dua orang penutur bahasa yang
berbeda mencoba untuk berkomunikasi. Komunikasi yang terjalin dapat sedikit
terhambat karena adanya perbedaan bahasa diantara keduanya. Hal ini disebabkan
setiap bangsa tidak selalu mengerti bahasa bangsa satu dengan bangsa lainnya.
Keadaan seperti ini menyebabkan informasi yang diperoleh terhambat di satu
bahasa sumber saja dan tidak dapat diteruskan kepada pengguna bahasa lainnya.
Contoh paling nyata dari penjelasan di atas terjadi di Indonesia.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat terbentur
dengan kendala bahasa. Sebagai jalan keluar dari masalah tersebut, proses
penerjemahan pun dilakukan. Penerjemahan yang dilakukan dibedakan menjadi

dua macam yaitu penerjemahan secara lisan yang dikenal dengan interpretasi dan
penerjemahan dalam bentuk tulisan yaitu translasi (Bowe dan Martin, 2009: 140).
Sebenarnya, kegiatan penerjemahan bukanlah hal yang baru, kegiatan ini
sudah berlangsung sejak dahulu kala. Musafir dan pedagang memainkan peranan
yang cukup besar dalam proses penerjemahan ini. Keberadaan musafir dan
pedagang yang memiliki kemampuan berbahasa lebih dari satu sangat membantu
proses pengalihan informasi tersebut. Selanjutnya, seiring berkembangnya zaman
proses penerjemahan dilakukan oleh para ahli bahasa. Seperti yang terjadi pada
masa kejayaan Khalifah Islam.
Pada masa pimpinan Harun Al-Rasyid, majelis-majelis penerjemahan
banyak didirikan. Melalui lembaga-lembaga ini teks-teks yang merupakan buah
pemikiran dari para ilmuan dan filsuf dari Persia, dan Cina dapat dinikmati secara

Kartika Tarwati, 2014
Teknik dan KualitasTerjemahan Inggris-Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

luas dalam bahasa Arab. Begitu pula pada masa renaissance, banyaknya

penerjemahan buku-buku berbahasa Arab dan Yunani kedalam bahasa Latin
berimbas kepada lahirnya para ilmuan dan pemikir-pemikir yang hebat.
Ilustrasi tersebut menunjukkan pentingnya peran penerjemah. Maka, tidak
mengherankan jika saat ini, keberadaan seorang penerjemah semakin banyak
diakui. Salah satunya seperti yang terjadi di Australia. Di sana, pekerjaan sebagai
penerjemah sudah memiliki sebuah organisasi yang didukung dan didanai oleh
pemerintah yang disebut The National Accreditation Authority for Translators
and Interpreters (NAATI).
Bowe dan Martin (2009: 148) menyebutkan bahwa organisasi ini membagi
penerjemah dan interpreter menjadi empat level, yaitu; praprofessional
interpreter/translator,

interpreter/translator,

advance

translator/conference

interpreter, dan advance translator (senior)/conference interpreter (senior).
Selain di Australia, Indonesia juga memiliki sebuah organisasi yang menghimpun

para penerjemah Indonesia. Organisasi ini dikenal dengan nama Himpunan
Penerjemah Indonesia (HPI).
Himpunan yang sudah berdiri sejak tahun 1974 ini merupakan
perkumpulan para penerjemah buku dan juru bahasa. Organisasi ini bersifat nonprofit (www.hpi.go.id). Para penerjemah yang bergabung dalam organisasi ini
merupakan para penerjemah yang menganggap bidang penerjemahan sebagai
profesi atau pekerjaan utamanya.
Seperti yang telah disebutkan di atas, anggota HPI terdiri atas orang-orang
yang memiliki profesi sebagai penerjemah. Sayangnya, tidak semua orang dapat

Kartika Tarwati, 2014
Teknik dan KualitasTerjemahan Inggris-Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

menjadi anggota perhimpunan ini. Masih banyak sekali para penerjemah yang
tidak tergabung dalam perhimpunan ini. Biasanya mereka adalah para penerjemah
yang belum profesional.
Menurut Nababan (2008:20) dalam pidato pengukuhannya sebagai guru
besar menyatakan bahwa penerjemah dapat digolongkan menjadi penerjemah

amatir, penerjemah semi-profesional, dan penerjemah profesional. Penerjemah
amatir adalah penerjemah yang melakukan tugas penerjemahan sebagai hobi.
Sebaliknya, penerjemah profesional adalah penerjemah yang menghasilkan
terjemahan profesional bukan demi hobi tetapi demi uang (Robinson, 2007:28).
Sementara itu, penerjemah semi-professional adalah penerjemah yang melakukan
tugas penerjemahan untuk memperoleh kesenangan diri dan uang.
Walaupun memiliki perbedaan status profesi, para penerjemah tetap
memiliki tujuan yang sama. Semuanya bertujuan menerjemahkan bahasa sumber
(yang selanjutnya akan disebut Bsu) ke bahasa sasaran (yang selanjutnya akan
disebut Bsa). Tapi, proses penerjemahan tersebut bukanlah hal yang mudah
karena setiap bahasa memiliki aturan-aturannya sendiri. Sehingga, saat
penerjemah sedang menerjemahkan, ia harus mematuhi aturan-aturan bahasa
tersebut agar hasil terjemahannya tetap sesuai dengan Bsu tetapi jelas dan alami
dalam Bsa.
Untuk mencapai hal tersebut, penerjemah menggunakan cara-cara yang
tepat dalam menerjemahkan setiap kata, frasa, dan kalimat sehingga menghasilkan
sebuah terjemahan yang padu. Salah satunya adalah dengan menggunakan teknik
penerjemahan. Penggunaan teknik penerjemahan ini berpengaruh pada bagian

Kartika Tarwati, 2014

Teknik dan KualitasTerjemahan Inggris-Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

yang lebih kecil dari teks yaitu kata dan frasa dalam kalimat (Molina dan Albir,
2002:506).
Penyampaian pesan yang dilakukan oleh penerjemah ini berusaha
menjembatani pesan yang ingin disampaikan penulis kepada para pembacanya.
Penerjemahan pesan tersebut dapat dikatakan sebagai suatu bentuk komunikasi.
Sehingga, secara umum sebuah penerjemahan dianggap memiliki kualitas yang
baik apabila terjemahan tersebut akurat dan tepat secara tulisan maupun makna
sehingga pembaca tidak menyadari adanya perbedaan dari teks asli maupun
terjemahan.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai teknik penerjemahan teks bahasa Inggris ke
bahasa Indonesia serta bagaimana kualitas terjemahan dari penerjemah amatir,
semi-profesional, dan profesional.

B. Batasan Masalah Penelitian

Pembatasan masalah penelitian perlu dilakukan sebagai usaha untuk
memfokuskan pada masalah penelitian yang ada. Penelitian ini memfokuskan
pada pemilihan teknik penerjemahan yang digunakan untuk tercapainya
terjemahan yang sepadan. Satuan linguistik yang dianalisis dibatasi hanya pada
tataran mikro saja (kata, frasa, klausa, dan kalimat). Penerapan teknik
penerjemahan tersebut berdampak pada kualitas terjemahan tersebut. Sebagai
batasan, hanya tiga kriteria yang digunakan sebagai indikator kualitas terjemahan
yaitu keakuratan, kejelasan, dan kealamian.

Kartika Tarwati, 2014
Teknik dan KualitasTerjemahan Inggris-Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

C. Pertanyaan Penelitian
Untuk menjawab permasalahan yang dijabarkan diatas, maka penelitian ini
dilakukan berdasarkan pada pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1.


Apa saja teknik yang digunakan oleh penerjemah pada tingkat professional,
semi-profesional, dan amatir dalam menerjemahkan teks bahasa Inggris ke
bahasa Indonesia?

2.

Bagaimana kualitas teks terjemahan yang dihasilkan oleh penerjemah pada
tingkat amatir, semi-profesional, dan profesional?

3.

Bagaimana perbandingan antara penggunaan lima teknik penerjemahan
utama oleh penerjemah amatir, penerjemah semi-profesional, dan penerjemah
profesional dalam konteks frekuensi penggunaan dan kualitas terjemahan?

D. Tujuan Penelitian
Peneliti memiliki tujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
telah dirumuskan sebelumnya. Tujuan penelitian ini adalah :
1.


mengetahui teknik-teknik yang digunakan dalam menerjemahkan dari ketiga
tingkat penerjemah dalam menerjemahkan teks bahasa Inggris ke bahasa
Indonesia;

2.

mengetahui kualitas terjemahan dari teks yang sudah diterjemahkan oleh
ketiga orang penerjemah tersebut;

3.

mengetahui perbandingan penggunaan lima teknik penerjemahan utama oleh
ketiga orang penerjemah tersebut dalam konteks frekuensi penggunaan dan
kualitas terjemahan.

Kartika Tarwati, 2014
Teknik dan KualitasTerjemahan Inggris-Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7


E. Manfaat Penelitian
Proses penerjemahan dari teks sumber bahasa asing terutama bahasa
Inggris ke bahasa Indonesia sudah menjadi hal yang lumrah di era globalisasi ini.
Tentunya hal ini tidak dapat terlepas dari peran seorang penerjemah. Berkat
keberadaan para penerjemah, masyarakat dapat dengan mudah menemukan bukubuku terjemahan.
Proses penerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah bukanlah hal yang
mudah. Proses ini dapat terjadi sama percis atau beda sama sekali pada setiap
penerjemah. Dalam penerjemahan, penentuan teknik akan memberikan hasil
terjemahan

yang

berbeda.

Pengetahuan

teknik

penerjemahan


dalam

menerjemahkan dapat membantu penerjemah menghasilkan sebuah terjemahan
dengan kualitas yang baik.
Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi
yang relevan dalam bidang penerjemahan terutama hal-hal yang berkenaan
dengan teknik penerjemahan dan kaitannya dengan kualitas dari suatu terjemahan.
Hal-hal tersebut diharapkan dapat memperkaya khazanah literasi dalam bidang
terjemahan.
Tidak berhenti sampai disitu, hasil penelitian ini diharapkan dapat
diaplikasikan secara nyata bagi para penerjemah. Dengan pengetahuan yang
mereka dapat mengenai teknik penerjemahan dari hasil penelitian ini, dapat
membantu meningkatkan kualitas penerjemahan dari seorang penerjemah..

Kartika Tarwati, 2014
Teknik dan KualitasTerjemahan Inggris-Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

Penilaian kualitas pun diharapkan bermanfaat bagi para penerjemah
sebagai indikator kemampuan mereka. Hal ini karena kualitas terjemahan sangat
ditentukan oleh kepiawaian penerjemah dalam mengungkapkan kembali makna dan
bentuk teks sumber ke dalam teks sasaran dengan memperhatikan keakuratan dan
kejelasan pesan Bsu yang disampaikan serta kealamiahan dalam Bsa. Selain bagi para

penerjemah, hasil penelitian ini dapat berguna bagi siapa saja yang berkecimpung
dalam bidang penerjemahan.

Kartika Tarwati, 2014
Teknik dan KualitasTerjemahan Inggris-Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu