per 32 pb 2015 tunjangan kinerja arsip nasional

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 32 /PB/2015
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI
DI LINGKUNGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Peraturan
Presiden Nomor 121 Tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja
Pegawai di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia, perlu
menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran Tunjangan Kinerja
Pegawai di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia.
Mengingat

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
2.


Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4400);

4 Peraturan Presiden Nomor 121 Tahun 2015 tentang
Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Arsip Nasional
Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 241);
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/ PMK.05/2012
tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN
TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN ARSIP
NASIONAL REPUBLIK INDONESIA.

tg,

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan:
1.

Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai Pegawai Aparatur Sipil Negara secara tetap
oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan

pemerintahan.

2.

Pegawai di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia
adalah PNS, prajurit Tentara Nasional Indonesia, anggota
Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Pegawai Lainnya
yang berdasarkan Keputusan Pejabat yang berwenang diangkat
dalam suatu jabatan dan bekerja secara penuh pada satuan
organisasi di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia.

3.

Pegawai Lainnya adalah pegawai yang diangkat pada jabatan
yang telah mendapat persetujuan dari menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi.

4.


Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA
adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari Pengguna
Anggaran (PA) untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan
tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian
Negara/Lernbaga yang bersangkutan.

5.

Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK
adalah pejabat yang melaksanakan kewenangan PA/ KPA untuk
mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat
mengakibatkan pengeluaran atas beban Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN).

6.

Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar yang
selanjutnya disebut PPSPM adalah pejabat yang diberi
kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan pengujian atas
permintaan pembayaran dan menerbitkan perintah

pembayaran.

7.

Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk
menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan Belanja
Negara dalam pelaksanaan APBN pada kantor/Satker
Kementerian Negara/ Lembaga.

8.

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut
DIPA adalah Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang digunakan
sebagai acuan Pengguna Anggaran dalam melaksanakan
kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan APBN.

9.

Surat Permintaan Pembayaran Langsung yang selanjutnya

disebut SPP-LS adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPK,
dalam rangka pembayaran tagihan kepada penerima hak/
Bendahara Pengeluaran.

-2-

10.

Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disebut
SPM-LS adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM untuk
mencairkan dana yang bersumber dari DIPA dalam rangka
pembayaran tagihan kepada penerima hak/Bendahara
Pengeluaran.

11.

Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak, yang selanjutnya
disingkat SPTJM adalah surat yang dibuat oleh KPA yang
memuat pernyataan bahwa seluruh pengeluaran untuk
pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai telah dihitung dengan

benar dan disertai kesanggupan untuk mengembalikan kepada
negara apabila terdapat kelebihan pembayaran.

12.

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya
disingkat KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan yang memperoleh kuasa dari Bendahara
Umum Negara untuk melaksanakan sebagian fungsi Kuasa
Bendahara Umum Negara.

13.

Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D
adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa
Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas
beban APBN berdasarkan SPM.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2


Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mengatur petunjuk
pelaksanaan pembayaran Tunjangan Kinerja di lingkungan Arsip
Nasional Republik Indonesia.
BAB III
PRINSIP DASAR PELAKSANAAN
Pasal 3
Pegawai yang mempunyai jabatan di lingkungan Arsip Nasional
Republik Indonesia, selain diberikan penghasilan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan, diberikan Tunjangan Kinerja setiap
bulan.
Pasal 4
(1)

Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, tidak
diberikan kepada:
a.

Pegawai di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia
yang tidak mempunyai jabatan tertentu;


b.

Pegawai di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia
yang diberhentikan untuk sementara atau dinonaktifkan;

c.

Pegawai di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia
yang diberhentikan dari jabatan organiknya dengan
diberikan uang tunggu dan belum diberhentikan sebagai
Pegawai;
-3-

vz-

d.

Pegawai di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia
yang diperbantukan/dipekerjakan pada badan/instansi

lain di luar lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia;

e.

Pegawai di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia
yang diberikan cuti di luar tanggungan negara atau dalam
bebas tugas untuk menjalani masa persiapan pensiun; dan

f.

Pegawai pada Badan Layanan Umum yang telah
mendapatkan remunerasi sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2012.

(2)

Ketentuan lebih lanjut mengenai Pegawai di lingkungan Arsip

Nasional Republik Indonesia yang tidak diberikan Tunjangan
Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia.

(3)

Arsip Nasional Republik Indonesia bertanggung jawab terhadap
kebenaran pembayaran Tunjangan Kinerja.
Pasal 5

Alokasi dana pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai di lingkungan
Arsip Nasional Republik Indonesia disediakan dalam DIPA Arsip
Nasional Republik Indonesia.
Pasal 6
(1)

Tunjangan Kinerja diberikan sesuai dengan besaran Tunjangan
Kinerja Pegawai sebagaimana Lampiran Peraturan Presiden
Nomor 121 Tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai
di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia sebagai
berikut:

No.

KELAS JABATAN

T
TUNJANGAN
KINERJA
PER KELAS JABATAN

1.

17

Rp26.324.000,00

2.

16

Rp20.695.000,00

3.

15

Rp14.721.000,00

4.

14

Rp11.670.000,00

5.

13

Rp 8.562.000,00

6.

12

Rp 7.271.000,00

7.

11

Rp 5.183.000,00

8.

10

Rp 4.551.000,00

9.

9

Rp 3.781.000,00

10.

8

Rp 3.319.000,00

-4-

Pe

(2)

11.

7

Rp 2.928.000,00

12.

6

Rp 2.702.000,00

13.

5

Rp 2.493.000,00

14.

4

Rp 2.350.000,00

15.

3

Rp 2.216.000,00

16.

2

Rp 2.089.000,00

17.

1

Rp 1.968.000,00

-

Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibayarkan terhitung mulai bulan Mei 2015.
Pasal 7

(1)

(2)

Bagi Pegawai di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia
yang diangkat sebagai pejabat fungsional dan mendapatkan
tunjangan profesi maka tunjangan kinerja dibayarkan sebesar
selisih antara tunjangan kinerja pada kelas jabatannya dengan
tunjangan profesi pada jenjangnya.
Apabila tunjangan profesi yang diterima sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) lebih besar dari pada tunjangan kinerja
pada kelas jabatannya maka yang dibayarkan adalah
tunjangan profesi pada jenjangnya.
Pasal 8

Pajak Penghasilan atas Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia,
dibebankan pada APBN pada tahun anggaran bersangkutan.
BAB IV
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 9
(1)

Pembayaran Tunjangan Kinerja di lingkungan Arsip Nasional
Republik Indonesia dilaksanakan oleh KPA melalui penerbitan
SPM-LS kepada rekening Pegawai.

(2)

Dalam hal pembayaran langsung ke rekening Pegawai
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat
dilaksanakan, maka:
a. pembayaran Tunjangan Kinerja dilaksanakan melalui
SPM-LS ke rekening Bendahara Pengeluaran.
b. Bendahara Pengeluaran melakukan pembayaran
Tunjangan Kinerja melalui transfer ke rekening Pegawai

Pasal 10
(1)

PPK menyusun Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja untuk
kebutuhan setiap bulan.

(2)

Berdasarkan Daftar Pembayaran Tunjangan
Kinerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun Rekapitulasi
Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja.

(3)

Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) termasuk kebutuhan tunjangan pajak yang
ditanggung oleh Pemerintah sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakan.

(4)

Berdasarkan Rekapitulasi Daftar Pembayaran Tunjangan
Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2), PPK mengajukan
SPP-LS Pembayaran Tunjangan Kinerja kepada PPSPM.

(5)

Pengajuan SPP LS sebagaimana dimaksud ayat (4) dilampiri
dengan:
a. Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja; dan
b. Rekapitulasi Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja.
Pasal 11

(1)

Atas dasar SPP-LS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat
(4), PPSPM menerbitkan SPM-LS Pembayaran Tunjangan
Kinerja.

(2)

SPM-LS diterbitkan untuk kebutuhan pembayaran Tunjangan
Kinerja bulan berkenaan.

(3)

Dalam hal terjadi keterlambatan dalam pembayaran Tunjangan
Kinerja, SPM-LS dapat diajukan ke KPPN untuk beberapa
bulan sekaligus.
Pasal 12

( 1 )

SPM-LS Pembayaran Tunjangan Kinerja melalui rekening
Pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
disampaikan ke KPPN mitra kerja dengan dilampiri dokumen
sebagai berikut:
a.

b.

c.
d.
(2)

SPTJM dari KPA yang dibuat sesuai dengan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan
Direktur Jenderal ini;
Rekapitulasi Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja yang
memuat kebutuhan pembayaran untuk seluruh Pegawai
yang berhak menerima tunjangan serta telah
memperhitungkan kewajiban pajak, yang dibuat sesuai
dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
Peraturan Direktur Jenderal ini;
Daftar Nominatif Pembayaran Tunjangan Kinerja; dan
Surat Setoran Pajak (SSP).

SPM-LS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan
dengan memperhitungkan potongan Pajak Penghasilan.
-6-

[t-

Pasal 13
(1) SPM-LS Pembayaran Tunjangan Kinerja melalui Bendahara
Pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2)
disampaikan ke KPPN mitra kerja dengan dilampiri dokumen
sebagai berikut:
a.

b.

SPTJM dari KPA yang dibuat sesuai dengan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan
Direktur Jenderal ini; dan
Rekapitulasi Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja yang
memuat kebutuhan pembayaran untuk seluruh Pegawai
yang berhak menerima tunjangan
serta telah
memperhitungkan kewajiban pajak, yang dibuat sesuai
dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
Peraturan Direktur Jenderal ini.

(2)

SPM-LS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan tanpa
potongan Pajak Penghasilan.

(3)

Bendahara Pengeluaran sebagai wajib potong/wajib pungut
segera menyetorkan Pajak Penghasilan ke Kas Negara sesuai
perhitungan pajak yang seharusnya dipungut oleh Bendahara
Pengeluaran mengacu pada tata cara pemungutan dan
penyetoran pajak.
Pasal 14

(1)

Dalam hal terdapat sisa dana penyaluran pembayaran
Tunjangan Kinerja yang dibayarkan melalui Bendahara
Pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2),
disetor ke Kas Negara pada akhir tahun anggaran.

(2)

Penyetoran ke Kas Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menggunakan Bukti Penerimaan Negara (BPN).
Pasal 15

Tata cara pengajuan SPM dan penerbitan SP2D dilakukan sesuai
ketentuan yang mengatur tentang tata cara pembayaran dalam
rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
BAB V
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 16
( 1 )

Kekurangan Tunjangan Kinerja pada Arsip Nasional Republik
Indonesia sejak diberlakukannya peraturan ini, dibayarkan
dengan memperhitungan Tunjangan Kinerja yang selama ini
telah diterima.

-7-

(2)

Pembayaran Kekurangan Tunjangan Kinerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diajukan dengan SPM-LS tersendiri
dengan dilampiri Rekapitulasi Daftar Kekurangan Pembayaran
Tunj angan Kinerj a.

(3)

Rekapitulasi Daftar Kekurangan Pembayaran Tunjangan
Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang memuat
kebutuhan pembayaran untuk seluruh pegawai yang berhak
menerima tunjangan serta telah memperhitungkan kewajiban
pajak, dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran
III Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 17

KPA wajib menyusun laporan keuangan dana pembayaran Tunjangan
Kinerja sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
mengatur mengenai sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
instansi.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18
Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku, ketentuan
mengenai pembayaran Tunjangan Kinerja di lingkungan Arsip
Nasional Republik Indonesia sebagaimana diatur dalam Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-52/ PB / 2012 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai pada
20 (dua puluh) Kementerian Negara/ Lembaga, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 19
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta,
pada tanggal

Desember

2015

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

(Je'

MARW T.0 HARJOWIRYONO

-8-

LAMPIRAN I
JEND ERAL
PERATURAN
D I REKTU R
PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 32 /PB/ 2015
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN
TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA.


SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK

Yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama •
(1)
2. NIP
(2)
3. Jabatan •
selaku Kuasa Pengguna Anggaran
(3 )
dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya bertanggung jawab
penuh atas pencairan dan penggunaan dana pembayaran Tunjangan Kinerja
Pegawai sebesar Rp (4) ( ( 5 ) rupiah) termasuk
bertanggung jawab terhadap kebenaran perhitungan dan penyaluran kepada yang
berhak menerima.
Apabila di kemudian hari, atas pencairan dan penggunaan dana Tunjangan
Kinerja Pegawai tersebut di atas mengakibatkan terjadinya kerugian Negara maka
saya bersedia dituntut penggantian kerugian Negara tersebut sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bukti-bukti pengeluaran terkait dengan pembayaran Tunjangan Kinerja
Pegawai disimpan sesuai ketentuan pada satuan kerja kami, untuk kelengkapan
administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya.

(6)
Kuasa Pengguna Anggaran,
(7)

NIP.

-9-

(8)
(9)

20....

PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK

No

Keterangan

(1)

Diisi dengan nama lengkap KPA

(2)

Diisi dengan NIP KPA

(3)

Diisi dengan jabatan struktural KPA

(4)

Diisi jumlah rupiah penarikan dana dengan angka

(5)

Diisi jumlah rupiah penarikan dana dengan huruf

(6)

Diisi dengan tempat, tanggal, bulan, dan tahun

(7)

Diisi dengan nama Satuan Kerja

(8)

Diisi dengan nama lengkap KPA

(9)

Diisi dengan NIP KPA

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

0 HARJOWIRYONO

UNIT ORGANISASI
REKAPI TULASI DAFTAR PEMBAYARAN TUNJANGAN KI NERJAPEGAWAI

z
Cr)

Potongan Pajak
Ju m lah Netto
6
'1

4--

Jum lah Tu njangan
Pajak
Jum lah

(0 1)
( 6)

Tunjangan Kinerja per Kelas
Jabatan

,.0 S- CO

Ju m lahPenerima

(75-

'O N

.

Uraian Kelas Ja batan

N
00

d"
-4

Lf)

Is p

,-; ,..•

1s t )
(9 0

(ii)

Pejabat Pembuat Ko mitmen

EN-- c,--3- 7-.--. .--■ ,--■

Jum la h

Bendahara Penge luaran

3. 2. 1.

PETUNJUK PENGISIAN
REKAPITULASI DAFTAR PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI

No.

Keterangan

(1)

Diisi dengan nama Kementerian Negara/Lembaga

(2)

Diisi dengan Unit Organisasi

(3)

Diisi dengan uraian kelas jabatan sesuai peringkatnya

(4)

Diisi jumlah pegawai/personil

(5)

Diisi dengan tunjangan kinerja per kelas jabatan

(6)

Diisi dengan jumlah tunjangan (4 x 5)

(7)

Diisi dengan jumlah pajak per kelas jabatan

(8)

Diisi dengan jumlah tunjangan bruto (6+7)

(9)

Diisi dengan jumlah potongan pajak (=7)

(10)

Diisi dengan jumlah tunjangan netto (8-9)

(11)

Diisi dengan jumlah seluruh pegawai penerima tunjangan

(12)

Diisi dengan jumlah seluruh tunjangan

(13)

Diisi dengan jumlah seluruh pajak

(14)

Diisi dengan jumlah tunjangan bruto seluruh tunjangan

(15)

Diisi dengan jumlah seluruh potongan pajak

(16)

Diisi dengan jumlah netto seluruh tunjangan

(17)

Diisi dengan nama dan
Bendahara Pengeluaran

NIP

Pejabat

Pembuat

Komitmen

dan

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

MARWANTO HARJOWIRYONO

LAMPIRAN I I I

N

UNIT O RGANI SASI

REKAPITU LASI DAFTAR KE KURANGAN PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI

Jum la hKe kurang an Tunjang an
Paj ak
Jum la hBruto
Poto ng an Paj ak
5. 4. 3. 2. 1.
Jum la hNetto

Jum lahTunj a ng an Dibayarkan
Paja k
Jum la hBruto
Potong an Paj ak
Ju m la hNetto

(

(p)

(9)

(c)

*z

(c t)

(6L)
(90

(oz)

(90

(ze)

(Lz)
(6z)
( 9z)

(
(oc)

9

E
a

C)

a)C
0_

s
s

a)

cti

cB

a_


ZZ

(8)

(9)

9
t,

(6)

(o

9

( t, z)
( ez )
(z z)

(tz)

=

=E

5. 4. 3. 2. 1.

(9e)

( L)

(z t)

Lri

Lb

4

c6 4

NM

Lri

Lri .-N

Lri

,.-, c.i 6 4

.,-- c.i 6 .4

.--, c.i 6 4

Lri

in'

17

,-, csi 6 4

CN

(9 z)
( Si)

Pej a bat Pem buat Kom itme n

(sc)
(pc)
(cc)

Ju m la hTu njang a n Se ha rusnya
Paj a k
Jum la h Bruto
Potong an Paj a k
Jum la hNetto

(90



Tunj ang an
Kinerja
per Ke las
Ja batan

(L0

--,

2 mu) ■2-'
licoa

ET? Tt)

n
0

Z

Jum la h
Penerima

PETUNJUK PENGISIAN
REKAPITULASI DAFTAR KEKURANGAN PEMBAYARAN
TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI
KETERANGAN

NO.
(1)

Diisi dengan nama Kementerian Negara/ Lembaga

(2)

Diisi dengan Unit Organisasi

(3)

Diisi dengan uraian kelas jabatan sesuai peringkatnya

(4)

Diisi jumlah pegawai/personil

(5)

Diisi dengan tunjangan kinerja per kelas jabatan

(6)

Diisi dengan jumlah tunjangan (4 x 5)

(7)

Diisi dengan jumlah pajak per kelas jabatan

(8)

Diisi dengan jumlah tunjangan bruto (6+7)

(9)

Diisi dengan potongan pajak (7)

(10)

Diisi dengan jumlah tunjangan netto (8-9)

(11)

Diisi dengan jumlah tunjangan yang sudah dibayarkan

(12)

Diisi dengan jumlah pajak

(13)

Diisi dengan jumlah tunjangan bruto (11+12)

(14)

Diisi dengan jumlah potongan pajak

(15)

Diisi dengan jumlah tunjangan netto (13-14)

(16)

Diisi dengan jumlah kekurangan tunjangan (6-11)

(17)

Diisi dengan jumlah pajak

(18)

Diisi dengan jumlah tunjangan bruto (16+ 17)

(19)

Diisi dengan jumlah potongan pajak

(20)

Diisi dengan jumlah tunjangan netto (18-19)

(21)

Diisi dengan jumlah seluruh pegawai penerima tunjangan

(22) s.d. (26)

Diisi dengan jumlah seluruh angka pada masing-masing baris
yang sesuai di atasnya

(27) s.d. (31)

Diisi dengan jumlah seluruh angka pada masing-masing baris
yang sesuai di atasnya

(32) s.d. (36)

Diisi dengan jumlah seluruh angka pada masing-masing baris
yang sesuai di atasnya

(37)

Diisi dengan nama dan NIP Pejabat Pembuat Komitmen dan
Bendahara Pengeluaran

DI REKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,
.

MARW TOHARJOWIRYONO