per 33 pb 2015 tunjangan kinerja badan tenaga nuklir

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 33 /PB/2015
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI
DI LINGKUNGAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Peraturan
Presiden Nomor 130 Tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja
Pegawai di Lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional, perlu
menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran Tunjangan Kinerja
Pegawai di Lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional;
Mengingat

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4286);

2.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4400);

4.

Peraturan Presiden Nomor 130 Tahun 2015 tentang
Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Tenaga
Nuklir Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 251);

5.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/ PMK.05/ 2012
tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN
TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN
TENAGA NUKLIR NASIONAL.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan:

1.


Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai Pegawai Aparatur Sipil Negara secara tetap
oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan.

2.

Pegawai di Lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional adalah
PNS, prajurit Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian
Negara Republik Indonesia dan Pegawai Lainnya yang
berdasarkan Keputusan Pejabat yang berwenang diangkat
dalam suatu jabatan dan bekerja secara penuh pada satuan
organisasi di lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional.

3.

Pegawai Lainnya adalah pegawai yang diangkat pada
jabatan yang telah mendapat persetujuan dari menteri yang
menyelenggarakan urusan

pemerintahan
di bidang
pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi.

4.

Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA
adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari Pengguna
Anggaran (PA) untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan
tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian
Negara/Lembaga yang bersangkutan.

5.

Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat
PPK adalah pejabat yang melaksanakan kewenangan PA/KPA

untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat
mengakibatkan pengeluaran atas beban Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN).

6.

Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar yang
selanjutnya disebut PPSPM adalah pejabat yang diberi
kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan pengujian atas
permintaan pembayaran dan menerbitkan perintah
pembayaran.

7.

Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk
menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan Belanja
Negara dalam pelaksanaan APBN pada kantor/Satker
Kementerian Negara/ Lembaga.

8.

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya
disebut DIPA adalah Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang

digunakan sebagai acuan Pengguna Anggaran dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan
APBN.

9.

Surat Permintaan Pembayaran Langsung yang selanjutnya
disebut SPP-LS adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPK,
dalam rangka pembayaran tagihan kepada penerima hak/
Bendahara Pengeluaran.

10.

Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya
disebut SPM-LS adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM
untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA dalam
rangka pembayaran tagihan kepada penerima hak/Bendahara
Pengeluaran.

11.


Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak, yang
selanjutnya disingkat SPTJM adalah surat yang dibuat oleh
KPA yang memuat pernyataan bahwa seluruh pengeluaran
untuk pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai telah dihitung
-2-

dengan benar dan disertai kesanggupan untuk mengembalikan
kepada negara apabila terdapat kelebihan pembayaran.
12.

Kantor
Pelayanan
Perbendaharaan
Negara
yang
selanjutnya disingkat KPPN adalah instansi vertikal Direktorat
Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh kuasa dari
Bendahara Umum Negara untuk melaksanakan sebagian
fungsi Kuasa Bendahara Umum Negara.


13.

Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut
SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku
Kuasa Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan
pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mengatur petunjuk
pelaksanaan pembayaran Tunjangan Kinerja di lingkungan Badan
Tenaga Nuklir Nasional.
BAB III
PRINSIP DASAR PELAKSANAAN
Pasal 3
Pegawai yang mempunyai jabatan di lingkungan Badan Tenaga Nuklir
Nasional, selain diberikan penghasilan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, diberikan Tunjangan Kinerja setiap bulan.

Pasal 4
(1)

Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, tidak
diberikan kepada:
a.
b.
c.

d.

e.

f.

Pegawai di lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional yang
tidak mempunyai jabatan tertentu;
Pegawai di lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional
yang diberhentikan untuk sementara atau dinonaktifkan;
Pegawai di lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional

yang diberhentikan dari jabatan organiknya dengan
diberikan uang tunggu dan belum diberhentikan sebagai
Pegawai;
Pegawai di lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional yang
diperbantukan/dipekerjakan pada badan/instansi lain di
luar lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional;
Pegawai di lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional yang
diberikan cuti di luar tanggungan negara atau dalam bebas
tugas untuk menjalani masa persiapan pensiun; dan
Pegawai pada Badan Layanan Umum yang telah
mendapatkan remunerasi sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2012.
-3-

Ketentuan lebih lanjut mengenai Pegawai di lingkungan Badan
Tenaga Nuklir Nasional yang tidak diberikan Tunjangan Kinerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan

Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional.

(2)

Badan Tenaga Nuklir Nasional bertanggung jawab terhadap
kebenaran pembayaran Tunjangan Kinerja.

(3)

Pasal 5
Alokasi dana pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai di lingkungan
Badan Tenaga Nuklir Nasional disediakan dalam DIPA Badan Tenaga
Nuklir Nasional.
Pasal 6
(1)

(2)

Tunjangan Kinerja diberikan sesuai dengan besaran Tunjangan
Kinerja Pegawai sebagaimana Lampiran Peraturan Presiden
Nomor 130 Tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai
di Lin kun an Badan Tenaga Nuklir Nasional sebagai berikut:
No.

KELAS JABATAN

TUNJANGAN KINERJA
PER KELAS JABATAN

1.

17

Rp26.324.000,00

2.

16

Rp20.695.000,00

3.

15

Rp14.721.000,00

4.

14

Rp11.670.000,00

5.

13

Rp 8.562.000,00

6.

12

Rp 7.271.000,00

7.

11

Rp 5.183.000,00

8.

10

Rp 4.551.000,00

9.

9

Rp 3.781.000,00

10.

8

Rp 3.319.000,00

11.

7

Rp 2.928.000,00

12.

6

Rp 2.702.000,00

13.

5

Rp 2.493.000,00

14.

4

Rp 2.350.000,00

15.

3

Rp 2.216.000,00

16.

2

Rp 2.089.000,00

17.

1

Rp 1.968.000,00

Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 )
dibayarkan terhitung mulai bulan Mei 2015.
Pasal 7

(1)

Bagi Pegawai di lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional yang
-4-

diangkat sebagai pejabat fungsional dan mendapatkan
tunjangan profesi maka tunjangan kinerja dibayarkan sebesar
selisih antara tunjangan kinerja pada kelas jabatannya dengan
tunjangan profesi pada jenjangnya.
(2)

Apabila tunjangan profesi yang diterima sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) lebih besar dari pada tunjangan kinerja
pada kelas jabatannya maka yang dibayarkan adalah
tunjangan profesi pada jenjangnya.
Pasal 8

Pajak Penghasilan atas Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 di lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional,
dibebankan pada APBN pada tahun anggaran bersangkutan.
BAB IV
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 9
Pembayaran Tunjangan Kinerja di lingkungan Badan Tenaga
Nuklir Nasional dilaksanakan oleh KPA melalui penerbitan
SPM-LS kepada rekening Pegawai.
Dalam hal pembayaran langsung ke rekening Pegawai
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat
dilaksanakan, maka:
a. pembayaran Tunjangan Kinerja dilaksanakan melalui SPMLS ke rekening Bendahara Pengeluaran;
b. Bendahara Pengeluaran melakukan pembayaran Tunjangan
Kinerja melalui transfer ke rekening Pegawai.
Pasal 10
PPK menyusun Daftar
Pembayaran Tunjangan Kinerja
untuk kebutuhan setiap bulan.
Berdasarkan Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun Rekapitulasi
Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja.
Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) termasuk kebutuhan tunjangan pajak
yang ditanggung oleh Pemerintah sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakan.
Berdasarkan Rekapitulasi Daftar Pembayaran Tunjangan
Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2), PPK mengajukan
SPP-LS Pembayaran Tunjangan Kinerja kepada PPSPM.
Pengajuan SPP LS sebagaimana dimaksud ayat (4) dilampiri
dengan:
a. Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja; dan
b. Rekapitulasi Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja.
Pasal 11
(1)

Atas dasar SPP-LS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat
-5-

ce/

(4), PPSPM menerbitkan SPM-LS Pembayaran Tunjangan
Kinerj a.
(2)

SPM-LS diterbitkan untuk kebutuhan pembayaran Tunjangan
Kinerja bulan berkenaan.

(3)

Dalam hal terjadi keterlambatan dalam pembayaran Tunjangan
Kinerja, SPM-LS dapat diajukan ke KPPN untuk beberapa
bulan sekaligus.
Pasal 12

(1)

(2)

SPM-LS Pembayaran Tunjangan Kinerja melalui rekening
Pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
disampaikan ke KPPN mitra kerja dengan dilampiri dokumen
sebagai berikut:
a.

SPTJM dari KPA yang dibuat sesuai dengan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan
Direktur Jenderal ini;

b.

Rekapitulasi Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja yang
memuat kebutuhan pembayaran untuk seluruh Pegawai
yang berhak menerima
tunjangan
serta telah
memperhitungkan kewajiban pajak, yang dibuat sesuai
dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
Peraturan Direktur Jenderal ini;

c.

Daftar Nominatif Pembayaran Tunjangan Kinerja; dan

d.

Surat Setoran Pajak (SSP).

SPM-LS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan
dengan memperhitungkan potongan Pajak Penghasilan.
Pasal 13

(1)

SPM-LS Pembayaran Tunjangan Kinerja melalui Bendahara
Pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2)
disampaikan ke KPPN mitra kerja dengan dilampiri dokumen
sebagai berikut:
a.

b.

SPTJM dari KPA yang dibuat sesuai dengan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan
Direktur Jenderal ini; dan
Rekapitulasi Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja yang
memuat kebutuhan pembayaran untuk seluruh Pegawai
yang berhak menerima
tunjangan
serta
telah
memperhitungkan kewajiban pajak, yang dibuat sesuai
dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
Peraturan Direktur Jenderal ini.

(2)

SPM-LS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan tanpa
potongan Pajak Penghasilan.

(3)

Bendahara Pengeluaran sebagai wajib potong/wajib pungut
segera menyetorkan Pajak Penghasilan ke Kas Negara sesuai
perhitungan pajak yang seharusnya dipungut oleh Bendahara
Pengeluaran mengacu pada tata cares pemungutan dan
penyetoran pajak.

6

Pasal 14
(1)

Dalam hal terdapat sisa dana penyaluran pembayaran
Tunjangan Kinerja yang dibayarkan melalui Bendahara
Pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2),
disetor ke Kas Negara pada akhir tahun anggaran.

(2)

Penyetoran ke Kas Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menggunakan Bukti Penerimaan Negara (BPN).
Pasal 15

Tata cara pengajuan SPM dan penerbitan SP2D dilakukan sesuai
ketentuan yang mengatur tentang tata cara pembayaran dalam
rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
BAB V
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 16
(1)

Kekurangan Tunjangan Kinerja pada Badan Tenaga Nuklir
Nasional sejak diberlakukannya peraturan ini, dibayarkan
dengan memperhitungan Tunjangan Kinerja yang selama ini
telah diterima.

(2)

Pembayaran Kekurangan Tunjangan Kinerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diajukan dengan SPM-LS tersendiri
dengan dilampiri Rekapitulasi Daftar Kekurangan Pembayaran
Tunjangan Kinerja.

(3)

Rekapitulasi Daftar Kekurangan Pembayaran Tunjangan
Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang memuat
kebutuhan pembayaran untuk seluruh pegawai yang berhak
menerima tunjangan serta telah memperhitungkan kewajiban
pajak, dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran
III Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 17

KPA wajib menyusun laporan keuangan dana pembayaran Tunjangan
Kinerja sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
mengatur mengenai sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
instansi.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18
Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku, ketentuan
mengenai pembayaran Tunjangan Kinerja di lingkungan Badan
Tenaga Nuklir Nasional sebagaimana diatur dalam Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-52/PB/2012 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai pada
20 (dua puluh) Kementerian Negara/ Lembaga, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
7

Pasal 19
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta,
pada tanggal
7 Desember

2015

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

., MARWA ITO HARJOWIRYON

lk._

LAMPIRAN I
PERATURAN

DIREKTUR

JENDERAL

PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 33 /PB/ 2015
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN
TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL.



SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK

1.
2.
3.

Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
(1)
NIP
(2)
Jabatan •
selaku Kuasa Pengguna Anggaran
(3)

dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya bertanggung jawab
penuh atas pencairan dan penggunaan dana pembayaran Tunjangan Kinerja
Pegawai sebesar Rp (4) ( ( 5 ) rupiah) termasuk
bertanggung jawab terhadap kebenaran perhitungan dan penyaluran kepada yang
berhak menerima.
Apabila di kemudian hari, atas pencairan dan penggunaan dana Tunjangan
Kinerja Pegawai tersebut di atas mengakibatkan terjadinya kerugian Negara maka
saya bersedia dituntut penggantian kerugian Negara tersebut sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bukti-bukti pengeluaran terkait dengan pembayaran Tunjangan Kinerja
Pegawai disimpan sesuai ketentuan pada satuan kerja kami, untuk kelengkapan
administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya.

(6)
Kuasa Pengguna Anggaran,
(7)

NIP.

9

(8)
(9)

20....

PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK

No

Keterangan

(1)

Diisi dengan nama lengkap KPA

(2)

Diisi dengan NIP KPA

(3)

Diisi dengan jabatan struktural KPA

(4)

Diisi jumlah rupiah penarikan dana dengan angka

(5)

Diisi jumlah rupiah penarikan dana dengan huruf

(6)

Diisi dengan tempat, tanggal, bulan, dan tahun

(7)

Diisi dengan nama Satuan Kerja

(8)

Diisi dengan nama lengkap KPA

(9)

Diisi dengan NIP KPA

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

TO HARJOWIRYONO

U NIT O RGANISASI
REKAPITULA SIDAFTARPE MBAYARANTUNJANGANKINERJAPEGAWAI

oN
--

F,

4—

Cr—)

Jum lah Tunjanga n
Pajak
Jum la h

Po to ngan Pajak
Jum la h Ne tto
(3, ■—■

Tunjangan Kinerja p er Kela s
Jaba tan

0

-N

Jum la hPene r ima

—;

Ura ian Ke las Ja ba ta n

ri --■

C•1

N

c,i ri

(.;

71-

c. ri --■

a

r'')

u-) C

,— —
——

(M -7-

ri --; (.. ri —: csi ri —; c‘i c,i

(N

is p
(i i)

qmurn p

Pejabat Pe m buat Kom itme n

Ben dahara Penge luaran

3. 2. 1.

PETUNJUK PENGISIAN
REKAPITULASI DAFTAR PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI

Keterangan

No.
(1)

Diisi dengan nama Kementerian Negara/Lembaga

(2)

Diisi dengan Unit Organisasi

(3)

Diisi dengan uraian kelas jabatan sesuai peringkatnya

(4)

Diisi jumlah pegawai/personil

(5)

Diisi dengan tunjangan kinerja per kelas jabatan

(6)

Diisi dengan jumlah tunjangan (4 x 5)

(7)

Diisi dengan jumlah pajak per kelas jabatan

(8)

Diisi dengan jumlah tunjangan bruto (6+7)

(9)

Diisi dengan jumlah potongan pajak (=7)

(10)

Diisi dengan jumlah tunjangan netto (8-9)

(11)

Diisi dengan jumlah seluruh pegawai penerima tunjangan

(12)

Diisi dengan jumlah seluruh tunjangan

(13)

Diisi dengan jumlah seluruh pajak

(14)

Diisi dengan jumlah tunjangan bruto seluruh tunjangan

(15)

Diisi dengan jumlah seluruh potongan pajak

(16)

Diisi dengan jumlah netto seluruh tunjangan

(17)

Diisi dengan nama dan
Bendahara Pengeluaran

NIP

Pejabat

Pembuat

Komitmen

dan

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

MARW N 0 HARJOWIRYONO

LAMPIRANIII

UNITO RGANISAS I
REKAPITULASI DAFTAR KE KU RANGAN PEMBAYARAN TUNJANGANKINERJAPEGAWAI
C/)
.s

t

13

(i7)

.—

(oz)

3_

Ju m la hKe ku ra ng a n Tunja ng a n
Paja k
Ju m la h Bru to
4. 3. Potong
2.
a n Paja k
Ju m la hNetto

Jum la hTunja ng an Dibayarka n
Paja k
Ju m la hBruto
Potong an Paja k
Ju m la h Netto
(

ai
—,

1 Ju m la hTu nja ng a n Se ha rus nya
Paja k
Ju m la hBru to
Potong an Paj a k
5 Ju m la h Netto

(6t)
( et)
( Lt)
( 9L)

,

Jum la h
Pe ne rima

Tu nj a ng a n
Kinerj a
per Ke las
Ja batan

(st)
04)
( ct)
( z t)
N

(Ni 06 4 Lri .-, csi e.-; 4 tri

(L c)
( Os)
( 65)
( 95)
( Ls)

( CC)
( 17C)
(99)

(9C)

(55)

(L s)

E

( ZC)

cii
77

(175)
( Cs)

(sz)
(9z )

Peja bat Pem buat Ko m itmen

Ben da hara Peng e luara n
5. 4.

2. 1.

PETUNJUK PENGISIAN
REKAPITULASI DAFTAR KEKURANGAN PEMBAYARAN
TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI
NO.

KETERANGAN

(1)

Diisi dengan nama Kementerian Negara/Lembaga

(2)

Diisi dengan Unit Organisasi

(3)

Diisi dengan uraian kelas jabatan sesuai peringkatnya

(4)

Diisi jumlah pegawai/personil

(5)

Diisi dengan tunjangan kinerja per kelas jabatan

(6)

Diisi dengan jumlah tunjangan (4 x 5)

(7)

Diisi dengan jumlah pajak per kelas jabatan

(8)

Diisi dengan jumlah tunjangan bruto (6+7)

(9)

Diisi dengan potongan pajak (7)

(10)

Diisi dengan jumlah tunjangan netto (8-9)

(11)

Diisi dengan jumlah tunjangan yang sudah dibayarkan

(12)

Diisi dengan jumlah pajak

(13)

Diisi dengan jumlah tunjangan bruto (11+12)

(14)

Diisi dengan jumlah potongan pajak

(15)

Diisi dengan jumlah tunjangan netto (13-14)

(16)

Diisi dengan jumlah kekurangan tunjangan (6-11)

(17)

Diisi dengan jumlah pajak

(18)

Diisi dengan jumlah tunjangan bruto (16+ 17)

(19)

Diisi dengan jumlah potongan pajak

(20)

Diisi dengan jumlah tunjangan netto (18-19)

(21)

Diisi dengan jumlah seluruh pegawai penerima tunjangan

(22) s.d. (26)

Diisi dengan jumlah seluruh angka pada masing-masing baris
yang sesuai di atasnya

(27) s.d. (31)

Diisi dengan jumlah seluruh angka pada masing-masing baris
yang sesuai di atasnya

(32) s.d. (36)

Diisi dengan jumlah seluruh angka pada masing-masing baris
yang sesuai di atasnya

(37)

Diisi dengan nama dan NIP Pejabat Pembuat Komitmen dan
Bendahara Pengeluaran

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

MARW NTO HARJOWIRYONO/

- 14 -