T PKN 1302479 Chapter5
BAB V
SIMPULAN, IMPILIKASI DAN REKOMENDASI
Bab V membahas tentang simpulan, Implikasi dan Rekomendasi yang
berorientasi pada hasil dan pembahasan penelitian yang telah dijabarkan pada bab
IV. Berikut peneliti rumuskan beberapa simpulan, implikasi dan rekomendasi
sesuai dengan hasil penelitian.
5.1 Simpulan
5.1.1 Simpulan Umum
Berdasarkan sejumlah temuan penelitian yang diuraikan pada bahasan
sebelumnya, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa transformasi nilai-nilai
religi sebagai kearifan lokal masyarakat Panji dapat dilihat pada budaya lokal
Panji yang terwujud dalam upacara ritual adat Nuju jerami yang diartikan sebagai
penutup dan pembuka tahun yang baru untuk membuka ladang yang dilaksanakan
pada hari ke-13 bulan ketiga penanggalan cina. Nuju Jerami sebagai keyakinan
dan konsep masyarakat Panji tentang Tuhan. Adapun saat ini, secara berlahan
Nuju Jerami telah mengalami transformasi. Hal ini dapat dilihat pada proses Nuju
Jerami dimana saat ini ada pembacaan do’a secara Islam sebagai ucapan syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, ada juga tausiyah yang disampaikan
uztad. Hal tersebut membuktikan bahwa telah terjadi transformasi nilai religi,
dimana dahulunya Nuju Jerami kental dengan magic tetapi kini masyarakat Panji
berusaha bagaimana nilai keislaman masuk kedalam upacara ritual Nuju Jerami
agar hidup dalam masyarakat, sebab mayoritas masyarakat Panji saat ini secara
identitas beragama Islam. Walaupun dalam prosesnya saat ini Nuju Jerami juga
tidak telepas dari pembacaan lantra, bersaji, makan bersama serta bernyayi atau
hiburan. Oleh sebab itu, dilakukannya transformasi nilai-nilai religi, sebab
semakin kuatnya nilai-nilai Islam dalam upacara Nuju Jerami, semakin kuat
pemahaman masyarakat Panji terhadap nilai-nilai Ketuhanan dan semakin kuat
nilai-nilai Ketuhanan masyarakat Panji, semakin besar peluang masyarakat Panji
untuk melesatarikan Nuju Jeramai sebagai kearifan lokal serta semakin
menyadarkan masyarakat bahwa nilai Pancasila harus tetap dilestarikan dan
dihidupkan kembali melalui nilai-nilai budaya lokal. Dengan demikian
Suzana Paranita, 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI RELIGI SEBAGAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PANJI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
149
masyarakat Panji akan memiliki karakter dan budaya yang kuat sehingga akan
semakin memperkuat eksistensinya.
5.1.2 Simpulan Khusus
Merujuk pada sub masalah penelitian yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka dirumuskan simpulan sebagai berikut;
1. Masyarakat Panji memaknai sistem religi sebagai kearifan lokal mereka yang
terwujud dalam aktifitas upacara ritual adat salah satunya upacara ritual adat
Nuju Jerami. Namun, saat ini upacara ritual adat Nuju Jerami bukanlah sesuatu
yang sakral, hanya dimaknai sebagai sedekah biasa sebagai ungkapan syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa, dimana masyarakat Panji saat ini telah
memahami syariat agama walaupun belum sepenuhnya menjalankan syariat
dengan baik dan taat sebab dalam ritual adat tersebut tidak terlepas dari unsur
lantra dan simbol-simbol sebagai peninggalan leluhur mereka. Hal inilah yang
membuat upacara ritual Nuju Jerami masyarakat Panji memiliki nilai lokal dan
adat tersendiri terkait sistem religi yang berhubungan dengan identitas
keimananya. Adapun secara religius fungsi upacara ritual Nuju Jerami bagi
masyarakat Panji yakni terjadinya hubungan baik antara manusia dengan
Tuhan yang terwujud dalam tindakan kerjasama, gotong royong, tenggang rasa,
saling menghormati, kebersamaan, kekeluargaan, toleransi, solidaritas dan
kerukunan, dimana nilai tersebut dianggap baik serta dijadikan pedoman bagi
masyarakat Panji untuk bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan
bermasyarakat. Oleh sebab itu, sampai saat ini sebagian masyarakat Panji
berusaha tetap mempertahankan kearifan lokal mereka sebagai penghormatan
terhadap leluhur dan juga sebagai identitas masyarakat Panji.
2. Sampai saat ini transformasi nilai-nilai Ketuhanan sebagai kearifan lokal
masyarakat Panji yang terdapat dalam upacara ritual Nuju Jerami belum
disosialisasikan di dalam pendidikan formal karena belum adanya koordinasi
antara tetua adat, pemerintah dan juga sekolah dalam melestarikan nilai
Ketuhanan sebagai kearifan lokal Panji. Padahal Nuju Jerami kaya akan nilai
yang harus disosialisasikan. Sementara di lingkungan masyarakat dan keluarga,
transformasi nilai-nilai Ketuhanan masyarakat Panji dapat terlihat pada acara
Suzana Paranita, 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI RELIGI SEBAGAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PANJI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
150
Nuju Jerami. Keluarga dan masyarakat mengingatkan kepada generasi muda
agar selalu pandai bersyukur kepada Tuhan yang pada prosesnya diwujudkan
dalam bentuk pemahaman, keteladanan dan pembiasaan dalam kerjasama,
gotong
royong,
tenggang
rasa,
saling
menghormati,
kebersamaan,
kekeluargaan, toleransi dan kerukunan sebagai wujud dari sikap religius
mereka, selain itu agar Nuju Jerami dapat terus dinikmati oleh generasi
berikutnya.
3. Tarik ulur persepsi budaya masyarakat Panji dalam mentrasformasikan nilainilai Ketuhanan terlihat dalam upacara ritual adat Nuju Jerami. Dimana
sebagian masyarakat Panji menganggap Nuju Jerami bukan lagi sesuatu yang
sakral tapi lebih kepada pesta adat biasa sebagai ungkapan rasa syukur kepada
Tuhan tanpa ada unsur lantra dan simbol kemenyan gaharuh dan sesaji lainnya.
Karena masyarakat panji mayoritas beragam Islam. Sementara sebagian
masyarakat Panji beranggapan saat ini Nuju Jerami merupakan upacara ritual
biasa, hanya saja unsur lantra dan simbol pada Nuju Jerami yang merupakan
warisan leluhur mereka tidak bisa dihilangkan dari bagian upacara tersebut.
Adapun makna dari simbol dan lantra tersebut merupakan ungkapan syukur
kepada Tuhan, tetapi jika dikaitan dengan agama Islam hal tersebut tidak
dibenarkan.
5.2 Implikasi
Berdasarkan hasil simpulan yang telah didapat, maka implikasi penelitian
tentang transformasi nilai-nilai religi sebagai kearifan lokal masyarakat Panji
sebagai berikut:
1. Transformasi nilai-nilai religi sebagai kearifan lokal masyarakat Panji terdapat
pada upacara ritual adat Nuju Jerami. Dengan memasukkan unsur Islam
didalamnnya dapat dijadikan sebagai upaya pelestarian kearifan lokal
masyarakat Panji karena mayoritas masyarakat Panji beragama Islam.
Pelestarian dengan cara ini akan menjaga kearifan lokal di dalam masyarakat,
bukan membekukannya dalam waktu.
2. Transformasi dalam memaknai nilai-nilai Ketuhanan pada Nuju Jerami
membutuhkan waktu dan proses yang cukup panjang. Tetapi dapat mengubah
interpretasi masyarakat Panji tentang Nuju Jerami, dimana saat ini interpretasi
Suzana Paranita, 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI RELIGI SEBAGAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PANJI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
151
Nuju Jerami lebih memiliki konten muslim daripada nilai primordial adat
akibat pengaruh agama Islam. Sehingga dapat memperkuat pemahaman nilainilai Ketuhanan masyarakat Panji.
3. Dengan adanya transformasi nilai-nilai religi pada upacara Nuju Jerami,
masyarakat Panji dapat memuaskan dan memenuhi kebutuhan nalurinya yang
berhubungan dengan nilai religius masyarakat Panji.
4. Secara umum masyarakat Panji dapat memperoleh manfaat dari transformasi
nilai-nilai religi sebagai keraifan lokal masyarakt Panji. Diantaranya dapat
membuat semakin kuatnya pemahaman masyarakat Panji akan nilai-nilai
Ketuhanan yang diwujudkan dalam sikap religus mereka yaitu; toleransi,
kekeluargaan, kebersamaan, gotong royong, solidaritas, kerukunan, tenggang
rasa dan saling menghormati.
5. Pendidikan sebagai sarana sosialisasi nilai-nilai religi sebagai kearifan lokal
masyarakat Panji sehingga generasi berikutnya dapat menikmati Nuju Jerami
dan menjadikannya sebagai identitas masyarakat Panji.
6. Transformasi nilai-nilai religi masyarakat Panji dapat dikaitkan dengan konteks
pendidikan sebagai upaya memanusiakan manusia, karena dapat membentuk
pribadi yang bermartabat serta berkualitas dari segi nilai rligius. Adapun
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang bermuara pada pembentukan
waktak, budaya dak karakter dapat dijadikan sarana untuk mensosialisasikan
nilai-nilai religi masyarakat Panji, karena mengandung nilai Ketuhanan sejalan
dengan sila pertama Pancasila, agar nilai-nilai Ketuhanan sebagai kearifan
lokal masyarakat Panji tidak dipandang negatif oleh generasi muda.
5.3 Rekomendasi
Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, penelitian memberikan
beberapa rekomendasi kepada pemerintah, masyarakat dan penelitian selanjutnya
untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Pemerintah setempat untuk lebih memperhatikan keberadaan masyarakat
Panji di Desa Riding Panjang Belinyu, tepatnya di kampung Kelapo Dalam,
Dusun Bukit Bangkadir sebab sampai saat ini belum ada upaya dari
Pemerintah membantu warga dalam melestarikan budaya lokal sebagai
Suzana Paranita, 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI RELIGI SEBAGAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PANJI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
152
kearifan lokal dan identitas mereka. Selain itu, kebudayaan sebagai kearifan
lokal yang terdapat dalam masyarakat Panji merupakan kekayaan budaya
sebagai kearifan lokal Indonesia. Pemerintahpun dapat memberikan fasilitas
dan membatu masyarakat dalam mentransformasikan nilai-nilai religi sebagai
kearifan lokal masyarakat Panji dalam melestarikan dan menjaga budaya
lokal mereka. Karena masyarakat Panji merupakan bagian dari warga negara
Indonesia.
2.
Lembaga pendidikan sebagai agen pembahruan (agent of change) diharapkan
dapat memberikan sarana sosialisasi budaya lokal dan memasukkan
pembelajaran budaya lokal kedalam kurikulum agar peserta didik mengatahui
bahwa budaya lokal sebagai kearifan lokal merupakan identitas bangsa,
sehingga budaya lokal pada suatu masyarakat tidak dipandang negatif oleh
peserta didik
3.
Masyarakat Panji untuk tetap menjaga budaya lokal sebagai kearifan lokal
mereka. Sebab kebudayaan yang terdapat dalam masyarakat Panji memiliki
nilai-nilai kearifan yang perlu dijaga dan dilestarikan.
4.
Pencinta kebudayaan dan kearifan lokal dari berbagai bidang keilmuan agar
mengembangkan kembali nilai-nilai religi sebagai kearifan lokal Panji. Sebab
masyarakat Panji sampai saat berusaha untuk melestarikan kearifan lokanya,
selain itu masyarakat Panji belum begitu banyak dikenal terkhusus oleh
masyarakat Bangka. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti belum
menggali lebih dalam tentang kebudayaan lokal sebagai bagian dari kearifan
lokal karena keterbatasan informan, waktu dan jarak.
5.
Para pakar keilmuan yang bergelut didunia pendidikan agar membantu
mensosialisasikan nilai-nilai religi sebagai kearifan lokal masyarakat Panji.
Sebab nilai-nilai religi masyarakat Panji adalah causa prima (sebab
keberadaan) dari nilai-nilai luhur Pancasila, oleh karena itu jika nilai-nilai
kearifan lokal makin berkurang atau makin hilang, maka nilai-nilai Pancasila
juga makin menghilang. Oleh karenanya, menurut peneliti budaya lokal
masyarakat Panji yang merupakan warisan leluhur dan memiliki nilai-nilai
Ketuhanan didalamnya harus tetap dipertahankan
Suzana Paranita, 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI RELIGI SEBAGAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PANJI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
153
6.
Peneliti selanjutnya untuk mengembangkan dan menggali lebih dalam
mengenai keberadaan masyarakat Panji. Sebab masyarakat Panji memiliki
nilai adat dan lokal tersendiri terkhusus mengenai identits keimanannya. Dan
diharapkan peneliti selanjutnya dapat membuat sebuah model pembelajaran
kebudayaan dan nilai-nilai kearifan lokal baik di masyarakat maupun di
sekolah melalui resarch & development.
Suzana Paranita, 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI RELIGI SEBAGAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PANJI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SIMPULAN, IMPILIKASI DAN REKOMENDASI
Bab V membahas tentang simpulan, Implikasi dan Rekomendasi yang
berorientasi pada hasil dan pembahasan penelitian yang telah dijabarkan pada bab
IV. Berikut peneliti rumuskan beberapa simpulan, implikasi dan rekomendasi
sesuai dengan hasil penelitian.
5.1 Simpulan
5.1.1 Simpulan Umum
Berdasarkan sejumlah temuan penelitian yang diuraikan pada bahasan
sebelumnya, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa transformasi nilai-nilai
religi sebagai kearifan lokal masyarakat Panji dapat dilihat pada budaya lokal
Panji yang terwujud dalam upacara ritual adat Nuju jerami yang diartikan sebagai
penutup dan pembuka tahun yang baru untuk membuka ladang yang dilaksanakan
pada hari ke-13 bulan ketiga penanggalan cina. Nuju Jerami sebagai keyakinan
dan konsep masyarakat Panji tentang Tuhan. Adapun saat ini, secara berlahan
Nuju Jerami telah mengalami transformasi. Hal ini dapat dilihat pada proses Nuju
Jerami dimana saat ini ada pembacaan do’a secara Islam sebagai ucapan syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, ada juga tausiyah yang disampaikan
uztad. Hal tersebut membuktikan bahwa telah terjadi transformasi nilai religi,
dimana dahulunya Nuju Jerami kental dengan magic tetapi kini masyarakat Panji
berusaha bagaimana nilai keislaman masuk kedalam upacara ritual Nuju Jerami
agar hidup dalam masyarakat, sebab mayoritas masyarakat Panji saat ini secara
identitas beragama Islam. Walaupun dalam prosesnya saat ini Nuju Jerami juga
tidak telepas dari pembacaan lantra, bersaji, makan bersama serta bernyayi atau
hiburan. Oleh sebab itu, dilakukannya transformasi nilai-nilai religi, sebab
semakin kuatnya nilai-nilai Islam dalam upacara Nuju Jerami, semakin kuat
pemahaman masyarakat Panji terhadap nilai-nilai Ketuhanan dan semakin kuat
nilai-nilai Ketuhanan masyarakat Panji, semakin besar peluang masyarakat Panji
untuk melesatarikan Nuju Jeramai sebagai kearifan lokal serta semakin
menyadarkan masyarakat bahwa nilai Pancasila harus tetap dilestarikan dan
dihidupkan kembali melalui nilai-nilai budaya lokal. Dengan demikian
Suzana Paranita, 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI RELIGI SEBAGAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PANJI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
149
masyarakat Panji akan memiliki karakter dan budaya yang kuat sehingga akan
semakin memperkuat eksistensinya.
5.1.2 Simpulan Khusus
Merujuk pada sub masalah penelitian yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka dirumuskan simpulan sebagai berikut;
1. Masyarakat Panji memaknai sistem religi sebagai kearifan lokal mereka yang
terwujud dalam aktifitas upacara ritual adat salah satunya upacara ritual adat
Nuju Jerami. Namun, saat ini upacara ritual adat Nuju Jerami bukanlah sesuatu
yang sakral, hanya dimaknai sebagai sedekah biasa sebagai ungkapan syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa, dimana masyarakat Panji saat ini telah
memahami syariat agama walaupun belum sepenuhnya menjalankan syariat
dengan baik dan taat sebab dalam ritual adat tersebut tidak terlepas dari unsur
lantra dan simbol-simbol sebagai peninggalan leluhur mereka. Hal inilah yang
membuat upacara ritual Nuju Jerami masyarakat Panji memiliki nilai lokal dan
adat tersendiri terkait sistem religi yang berhubungan dengan identitas
keimananya. Adapun secara religius fungsi upacara ritual Nuju Jerami bagi
masyarakat Panji yakni terjadinya hubungan baik antara manusia dengan
Tuhan yang terwujud dalam tindakan kerjasama, gotong royong, tenggang rasa,
saling menghormati, kebersamaan, kekeluargaan, toleransi, solidaritas dan
kerukunan, dimana nilai tersebut dianggap baik serta dijadikan pedoman bagi
masyarakat Panji untuk bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan
bermasyarakat. Oleh sebab itu, sampai saat ini sebagian masyarakat Panji
berusaha tetap mempertahankan kearifan lokal mereka sebagai penghormatan
terhadap leluhur dan juga sebagai identitas masyarakat Panji.
2. Sampai saat ini transformasi nilai-nilai Ketuhanan sebagai kearifan lokal
masyarakat Panji yang terdapat dalam upacara ritual Nuju Jerami belum
disosialisasikan di dalam pendidikan formal karena belum adanya koordinasi
antara tetua adat, pemerintah dan juga sekolah dalam melestarikan nilai
Ketuhanan sebagai kearifan lokal Panji. Padahal Nuju Jerami kaya akan nilai
yang harus disosialisasikan. Sementara di lingkungan masyarakat dan keluarga,
transformasi nilai-nilai Ketuhanan masyarakat Panji dapat terlihat pada acara
Suzana Paranita, 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI RELIGI SEBAGAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PANJI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
150
Nuju Jerami. Keluarga dan masyarakat mengingatkan kepada generasi muda
agar selalu pandai bersyukur kepada Tuhan yang pada prosesnya diwujudkan
dalam bentuk pemahaman, keteladanan dan pembiasaan dalam kerjasama,
gotong
royong,
tenggang
rasa,
saling
menghormati,
kebersamaan,
kekeluargaan, toleransi dan kerukunan sebagai wujud dari sikap religius
mereka, selain itu agar Nuju Jerami dapat terus dinikmati oleh generasi
berikutnya.
3. Tarik ulur persepsi budaya masyarakat Panji dalam mentrasformasikan nilainilai Ketuhanan terlihat dalam upacara ritual adat Nuju Jerami. Dimana
sebagian masyarakat Panji menganggap Nuju Jerami bukan lagi sesuatu yang
sakral tapi lebih kepada pesta adat biasa sebagai ungkapan rasa syukur kepada
Tuhan tanpa ada unsur lantra dan simbol kemenyan gaharuh dan sesaji lainnya.
Karena masyarakat panji mayoritas beragam Islam. Sementara sebagian
masyarakat Panji beranggapan saat ini Nuju Jerami merupakan upacara ritual
biasa, hanya saja unsur lantra dan simbol pada Nuju Jerami yang merupakan
warisan leluhur mereka tidak bisa dihilangkan dari bagian upacara tersebut.
Adapun makna dari simbol dan lantra tersebut merupakan ungkapan syukur
kepada Tuhan, tetapi jika dikaitan dengan agama Islam hal tersebut tidak
dibenarkan.
5.2 Implikasi
Berdasarkan hasil simpulan yang telah didapat, maka implikasi penelitian
tentang transformasi nilai-nilai religi sebagai kearifan lokal masyarakat Panji
sebagai berikut:
1. Transformasi nilai-nilai religi sebagai kearifan lokal masyarakat Panji terdapat
pada upacara ritual adat Nuju Jerami. Dengan memasukkan unsur Islam
didalamnnya dapat dijadikan sebagai upaya pelestarian kearifan lokal
masyarakat Panji karena mayoritas masyarakat Panji beragama Islam.
Pelestarian dengan cara ini akan menjaga kearifan lokal di dalam masyarakat,
bukan membekukannya dalam waktu.
2. Transformasi dalam memaknai nilai-nilai Ketuhanan pada Nuju Jerami
membutuhkan waktu dan proses yang cukup panjang. Tetapi dapat mengubah
interpretasi masyarakat Panji tentang Nuju Jerami, dimana saat ini interpretasi
Suzana Paranita, 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI RELIGI SEBAGAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PANJI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
151
Nuju Jerami lebih memiliki konten muslim daripada nilai primordial adat
akibat pengaruh agama Islam. Sehingga dapat memperkuat pemahaman nilainilai Ketuhanan masyarakat Panji.
3. Dengan adanya transformasi nilai-nilai religi pada upacara Nuju Jerami,
masyarakat Panji dapat memuaskan dan memenuhi kebutuhan nalurinya yang
berhubungan dengan nilai religius masyarakat Panji.
4. Secara umum masyarakat Panji dapat memperoleh manfaat dari transformasi
nilai-nilai religi sebagai keraifan lokal masyarakt Panji. Diantaranya dapat
membuat semakin kuatnya pemahaman masyarakat Panji akan nilai-nilai
Ketuhanan yang diwujudkan dalam sikap religus mereka yaitu; toleransi,
kekeluargaan, kebersamaan, gotong royong, solidaritas, kerukunan, tenggang
rasa dan saling menghormati.
5. Pendidikan sebagai sarana sosialisasi nilai-nilai religi sebagai kearifan lokal
masyarakat Panji sehingga generasi berikutnya dapat menikmati Nuju Jerami
dan menjadikannya sebagai identitas masyarakat Panji.
6. Transformasi nilai-nilai religi masyarakat Panji dapat dikaitkan dengan konteks
pendidikan sebagai upaya memanusiakan manusia, karena dapat membentuk
pribadi yang bermartabat serta berkualitas dari segi nilai rligius. Adapun
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang bermuara pada pembentukan
waktak, budaya dak karakter dapat dijadikan sarana untuk mensosialisasikan
nilai-nilai religi masyarakat Panji, karena mengandung nilai Ketuhanan sejalan
dengan sila pertama Pancasila, agar nilai-nilai Ketuhanan sebagai kearifan
lokal masyarakat Panji tidak dipandang negatif oleh generasi muda.
5.3 Rekomendasi
Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, penelitian memberikan
beberapa rekomendasi kepada pemerintah, masyarakat dan penelitian selanjutnya
untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Pemerintah setempat untuk lebih memperhatikan keberadaan masyarakat
Panji di Desa Riding Panjang Belinyu, tepatnya di kampung Kelapo Dalam,
Dusun Bukit Bangkadir sebab sampai saat ini belum ada upaya dari
Pemerintah membantu warga dalam melestarikan budaya lokal sebagai
Suzana Paranita, 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI RELIGI SEBAGAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PANJI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
152
kearifan lokal dan identitas mereka. Selain itu, kebudayaan sebagai kearifan
lokal yang terdapat dalam masyarakat Panji merupakan kekayaan budaya
sebagai kearifan lokal Indonesia. Pemerintahpun dapat memberikan fasilitas
dan membatu masyarakat dalam mentransformasikan nilai-nilai religi sebagai
kearifan lokal masyarakat Panji dalam melestarikan dan menjaga budaya
lokal mereka. Karena masyarakat Panji merupakan bagian dari warga negara
Indonesia.
2.
Lembaga pendidikan sebagai agen pembahruan (agent of change) diharapkan
dapat memberikan sarana sosialisasi budaya lokal dan memasukkan
pembelajaran budaya lokal kedalam kurikulum agar peserta didik mengatahui
bahwa budaya lokal sebagai kearifan lokal merupakan identitas bangsa,
sehingga budaya lokal pada suatu masyarakat tidak dipandang negatif oleh
peserta didik
3.
Masyarakat Panji untuk tetap menjaga budaya lokal sebagai kearifan lokal
mereka. Sebab kebudayaan yang terdapat dalam masyarakat Panji memiliki
nilai-nilai kearifan yang perlu dijaga dan dilestarikan.
4.
Pencinta kebudayaan dan kearifan lokal dari berbagai bidang keilmuan agar
mengembangkan kembali nilai-nilai religi sebagai kearifan lokal Panji. Sebab
masyarakat Panji sampai saat berusaha untuk melestarikan kearifan lokanya,
selain itu masyarakat Panji belum begitu banyak dikenal terkhusus oleh
masyarakat Bangka. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti belum
menggali lebih dalam tentang kebudayaan lokal sebagai bagian dari kearifan
lokal karena keterbatasan informan, waktu dan jarak.
5.
Para pakar keilmuan yang bergelut didunia pendidikan agar membantu
mensosialisasikan nilai-nilai religi sebagai kearifan lokal masyarakat Panji.
Sebab nilai-nilai religi masyarakat Panji adalah causa prima (sebab
keberadaan) dari nilai-nilai luhur Pancasila, oleh karena itu jika nilai-nilai
kearifan lokal makin berkurang atau makin hilang, maka nilai-nilai Pancasila
juga makin menghilang. Oleh karenanya, menurut peneliti budaya lokal
masyarakat Panji yang merupakan warisan leluhur dan memiliki nilai-nilai
Ketuhanan didalamnya harus tetap dipertahankan
Suzana Paranita, 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI RELIGI SEBAGAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PANJI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
153
6.
Peneliti selanjutnya untuk mengembangkan dan menggali lebih dalam
mengenai keberadaan masyarakat Panji. Sebab masyarakat Panji memiliki
nilai adat dan lokal tersendiri terkhusus mengenai identits keimanannya. Dan
diharapkan peneliti selanjutnya dapat membuat sebuah model pembelajaran
kebudayaan dan nilai-nilai kearifan lokal baik di masyarakat maupun di
sekolah melalui resarch & development.
Suzana Paranita, 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI RELIGI SEBAGAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PANJI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu