prosiding semnas agribisnis 2015

i

PROSIDING
SEMINAR NASIONAL AGRIBISNIS III
INOVASI AGRIBISNIS UNTUK PENINGKATAN
PERTANIAN BERKELANJUTAN
Tim Editor:
Edy Prasetyo
Bambang Trisetyo Eddy
Mukson
Siswanto Imam Santoso
Titik Ekowati
Sudiyono Marzuki
Wahyu Dyah Prastiwi
Migie Handayani
Tutik Dalmiyatun
Marry Christiyanto
Mitra Bestari:
Kusmantoro Edy Sularso
(Fakultas Pertanian Universitas Jendral Soedirman Purwokerto)


Diterbitkan oleh :

UNDIP PRESS

ii

ISBN

PROSIDING SEMINAR NASIONAL AGRIBISNIS III
INOVASI AGRIBISNIS UNTUK PENINGKATAN
PERTANIAN BERKELANJUTAN

Hak Cipta 2015. FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Kampus drh. R. Koesoemowardojo, GEdung B Lantai III
Tembalang, Semarang (50275)
Telp : 024-7474750
Fax
: 024-7474750
E-mail : agribisnisundip@gmail.com


Isi Prosiding dapat disitasi dengan menyebutkan sumbernya

Penyunting : Edy Prasetyo, Bambang Trisetyo Eddy, Mukson, Siswanto Imam,
Santoso, Titik Ekowati, Sudiyono Marzuki, Wahyu Dyah Prastiwi, Migie
Handayani, Tutik Dalmiyatun, Marry Christiyanto, Kusmantoro Edy Sularso

Prosiding dari Seminar Nasional Agribisnis III
Inovasi Agribisnis untuk Peningkatan Pertanian Berkelanjutan
Diselenggarakan di Semarang, 9 September 2015
xiii + 668 halaman

Diterbitkan oleh :

UNDIP PRESS
iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................

iv

SAMBUTAN KETUA PANITIA ....................................................................................

v

SAMBUTAN REKTOR ..................................................................................................

vi

RUMUSAN HASIL SEMINAR ...............................................................................

viii

KUMPULAN MAKALAH
PEMAKALAH UTAMA
Sumberdaya Pertanian dalam Menghadapi MEA
ENDANG SITI RAHAYU ………………………………………………………………


1

Agribisnis sebagai Unggulan Pembangunan Ekonomi Nasional
DWIDJONO HADI DARWANTO ….........................................................................

6

Pemberdayaan Petani Indonesia
BUDI DARMAWAN …..…......................................................................................
Sumberdaya Manusia dalam Mendukung Pertanian Berkelanjutan
WILUDJENG ROESSALI ……………………...........................................................
TOPIK 1. SARANA PRODUKSI PERTANIAN (SAPROTAN) ……………………..

14

Analisis Tingkat Adopsi Teknologi, Serapan Tenaga Kerja dan Produktivitas Kelapa
Sawit (Elaeis guinensis jack) di Kabupaten Rokan Hulu
IRSYADI SIRADJUDDIN …………………………………….....................................


15

Analisis Biaya Produksi Sistem Integrasi Ternak Sapi melalui Pemanfaatan Limbah
Perkebunan dan Limbah Agroindustri di Kecamatan Pangkalan Lesung Kabupaten
Pelalawan
EVY MAHARANI, SUSY EDWINA dan BUNGARAN SITUMORANG …………..

25

Penerapan Budidaya Padi Sri (System of Rice Intensification) : Aplikasi Beberapa Jenis
Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah
JEANNE M. PAULUS ...............................................................................................

33

vii

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Padi Darat (Oryza sativa)
di Desa Tingkok Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu
KIAGUS MUHAMMAD ZAIN BASRIWIJAYA ………...........................................


41

Penerapan Inovasi Teknologi Benih Padi Bermutu melalui Penangkar Mandiri di Provinsi
Aceh
ABDUL AZIZ dan BASRI A. BAKAR .......................................................................

47

Model Pengembangan Pertanian Pedesaan melalui Inovasi (MP3MI) Berbasis Padi
Sawah di Aceh
BASRI A. BAKAR dan ABDUL AZIZ ………………………..........................................

55

Pengaruh Pemberian Tiga Level Hormon FSH terhadapPeningkatan Persentase Kelahiran
Kembar pada Sapi Peranakan Ongole
PENI WAHYU PRIHANDINI dan JAUHARI EFENDY ……………………………........

66


Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Penerimaan Usaha Penggemukan Sapi Potong
Simpo di Kabupaten Wonosobo
B.M. SETIAWAN, D. SUMARJONO, K. BUDIRAHARJO dan M. HANDAYANI ……

74

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah di Daerah Irigasi
Batang Angkola Provinsi Sumatera Utara
VIKTOR SIAGIAN ………………………………………………………………..…......

82

Kinerja Program Sistem Pertanian Terintegrasi : Pengatuh Faktor Teknis, Sosial dan
Ekonomi
SRI WAHYUNI ………………………………………………....................................

89

Efektivitas Kawin Alam dalam Meningkatkan Angka Kebuntingan pada Sapi Dara

Silangan
JAUHARI EFENDY dan AINUR RASYID ………….................................................

100

Pertumbuhan dan Produktivitas Padi dengan Penggunaan Pupuk Organik dan Anorganik
di Lahan Sawah
FORITA DYAH ARIANTI, KHAIRIL ANWAR dan YULIS HINDARWATI ...............

105

Pengaruh Faktor-faktor Program Kredit Peternakan terhadap Pendapatan Usaha Ternak
Sapi Potong Rakyat Pola Induk-Anak di Provinsi Jawa Tengah
EDY PRASETYO, TITIK EKOWATI, MUKSON dan AGUS SETIADI ………………..

115

viii

Respon Berbagai Bahan Pembenah GTanah Salin terhadap Pertumbuhan, Produksi dan

Protein Kasar Calopogonium mucunoides
F. KUSMIYATI, SUMARSONO, KARNO dan EKO PANGESTU …………………..

126

Hubungan Daya Open dan Service per Conception (S/C) dengan Produksi Susu Sapi
Perah
MAHARULLAH, P. SAMBODO dan D.W. HARJANTI ……………………………….

133

Feed Cost Per Gain Pemeliharaan Sapi Jawa Brebes Secara Intensif Menggunakan Pakan
Jerami dan Konsentrat Dengan Level Protein yang Berbeda
CHRISTINA MARIA SRI LESTARI, SOEDARSONO, EKO PANGESTU dan
AGUNG PURNOMOADI …………………………………………………………………

140

TOPIK 2. TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN PERTANIAN ORGANIK …..................


147

Penerapan Sistem LEISA (Low External Input and Sustainable Agriculture) terhadap
Produktivitas Rumput Raja (King Grass)
SUYITMAN, L. WARLY, EVITAYANI dan A. RACHMAT ...................................

148

Strategi Peningkatan Indeks Pertanaman Padi Kaitannya terhadap Pendapatan dan
Tingkat Kesejahteraan Petani pada Lahan Pasang Surut di Sumatera Selatan
HENNY MALINI, MARWAN SUFRI dan DESI ARYANTI ….....................................

157

Estimasi Heritabilitas Berat Lahir dan Berat SApih pada Kambing Persilangan Boer dan
Peranakan Etawah (PE) di Beberapa Wilayah yang Berbeda
YULI ARIF TRIBUDi dan PENI WAHYU PRIHANDINI …………………................

167


Inovasi Agribisnis : Paspor Petani di Lahan Rawa Lebak Kalimantan Selatan Menuju
Kesejahteraan
SUSLINAWATI dan MUHAMMAD FAUZI ………………........................................

172

Sistem Tanam Jajar Legowo Meningkatkan Produktivitas Padi di Lahan Sawah Tadah
Hujan Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan
WALUYO dan SUPARWOTO ……………................................................................

181

Hambatan Pelaksanaa TEknologi IB SapiBali di Kabupaten Barru
S. BABA, HASTANG dan M. RIZAL .............................................................................

186

Pengaruh Jarak Waktu Pembersihan Feses pada Kandang Kelompok Model Litbangtan
terhadap Pertumbuhan Bobot Badan HArian (PBBH) Sapi Bali Betina
TRI AGUS SULISTYA, JAUHARI EFENDY dan MARIYONO .....................................

191

ix

Identifikasi Faktor-faktor Penghambat Pelaksanaan Sistem Tanam Jajar Legowo di
Tingkat Petani Menggunakan KombinasiTeknik Fishbone Diagram dan Proportional
Piling sebagai Perwujudan Penyuluhan Partisipatif Menuju Swasembada Pangan
ARIS FAJAR dan RETNA PALUPI …............................................................................

196

Sereal Beras Merah Organik : Inovasi Agribisnis Berbasis Pertanian Berkelanjutan
TATIEK KOERNIAWATI ANDAJANI, RINI DWIASTUTI dan AGIL NARENDAR …

206

Efektivitas Pakan Leguminosa Herba Model Leisa terhadap Investasi Parasit Internal
pada Sapi Timor
YENI WIDYANINGRUM dan SOPHIA R ..................................................................

215

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi IR-64 (Oryza sativa L VAR IR-64)
terhadap Pemberian Gibberelic Acid
SARJANA PARMAN ……………………………………………………………………

221

Validasi WaktuTanam Berdasarkan KATAM Terpadu di Lahan Sawah Irigasi Dataran
Tinggi
MEINARTI NORMA SETIAPERMAS dan SRI MINARSIH ………………………….

228

Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan di Kota Samarinda
AFRILIA TRI WIDYAWATI dan RIDHA NURLAILY ….........................................

237

Potensi dan Peluang Tanaman Talas dan Ganyong Mendukung Usaha Agribisnis
Berkelanjutan di DKI Jakarta
E. SUGIARTINI, T. RHAMDAN, U. ASTUTI dan WARYAT …………………………

244

Realisasi dan Prospek Pengembangan Sapi Potong melalui Sistem Integrasi dengan
Tanaman Tebu di Jawa Timur
BAMBANG WINARSO dan DEWI SAHARA …………….........................................

252

Hubungan Perilaku Zooteknis dan Daya Dukung Sumberdaya Pakan dengan Penampilan
Ternak Perah pada Usahatani Konservasi Sub Daerah Aliran Sungai Hulu Kaligarang
R.A. PUTRI, SUMARSONO dan L.K. NUSWANTARA ….......................................

263

Studi Performansi dan Konstruksi Mesin Pemanen Padi pada Beberapa Daerah di
Indonesia
ARUSTIARSO dan JOKO PITOYO ………………………………..............................

296

Kualitas Hijauan Alfalfa (Medicago sativa) Sub Tropis melalui Teknik Budidaya dengan
EMS
WIDYATI SLAMET, SYAIFUL ANWAR dan ENDANG DWI PURBAYANTI ..........

276

TOPIK3. PENGOLAHAN HASIL DAN BIOINDUSTRI ….........................................

280

x

Zat Bioaktif dan Daya Hambat Antibakteri Daun Murbei
LAILY AGUSTINA, JAMILA dan JAMILAH ………………….….............................

281

Teknologi Pengolahan Pangan Lokal Substitusi dengan Tepung Ubi Jalar dalam
Mendukung Ketahanan Pangan di Kalimantan Timur
NOOR ROUFIQ AHMADI dan SRI SUDARWATI …….............................................

286

Ibtek Bagi Produk Ekspor Komoditi Kakao di Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar
Jawa Timur
PAWANA NUR INDAH, NORA AUGUSTIEN dan MULYADI ……………………..

291

Karakteristik dan Uji Organoleptik Cake Berbahan BakuTepung SukunAsal Kepulauan
Seribu
WARYAT, MUFLIHANI YANIS dan KARTIKA MAYASARI ………………………

295

Penerimaan Panelis terhadap Daging Sapi Olahan yang telah Dimarinasi dengan Bawang
Putih
NURWANTORO, V. PRIYO BINTORO, ANANG M. LEGOWO dan AGUNG
PURNOMOADI ……………………………………………………………....................

300

Tingkat Preferensi tehadap Susu Kecambah Kedelai dengan Nilai Cerna Protein Terbaik
TRI CAHYO MARDIYANTO dan SRI SUDARWATI ……......................................

304

Analisis Pendapatan Penggunaan Limbah Cair Industri Pangan sebagai Co-Substrat
dengan Feses Sapi pada Digester Biogas : dengan Fokus Produksi Methan untuk Produksi
Listrik
SUTARYO, NINDY KRISDIANTY, ERNA RAHMAWATI dan AGUNG
PURNOMOADI …………………….…......................................................................

311

Potensi Ekonomi dari Pengembangan Produk Pendamping Gula Tebu di Indonesia
SRI NURYANTI dan SISWANTO IMAM SANTOSO ...............................................

316

Kualitas Minyak Kelapa Sawit Kaya Karoten dari brondolan Kelapa Sawit
HAJAR SETYAJI ………………………………………………………………………

324

Pengaruh Keberadaan Kebun Kelapa Sawit terhadap Spesies dan Mutu Ikan di Kabupaten
Muaro Jambi Provinsi Jambi
METHA MONICA, SURYANTO dan M. SYARIF ……………………………………

330

TOPIK 4. PEMASARAN DAN KELEMBAGAAN PERTANIAN ...................................

336

xi

Kajian Kelembagaan dan Peran Penyuluhan pada Petani Kelapa Sawit di Provinsi Riau
ROSNITA, ROZA YULIDA, ARIFUDIN dan SUARDI TARUMUN …………….....

337

Peranan KM-A Mitra Agro Kelurahan Karang Joang dalam Mendukung Usaha Pertanian
Berkelanjutan di Kota Balikpapan
SRIWULAN PAMUJI RAHAYU dan DHYANI NASTITI P ………………………….

344

Upaya Percepatan Peningkatan Ekonomi Pengrajin Kue Olahan Sagu melalui
Pengembangan Kemitraan Usaha
HENNY INDRAWATI dan CASKA .........................................................................

350

Model dan Strategi Pengembangan Kemitraan Pemasaran Komoditas Kakao di Koridor
IV Terkoneksi dengan Makassar sebagai Market Center dalam Upaya Mengurangi
Ketergantungan Petani pada Sistem Ijon di Provinsi Sulawesi Tengah
SUARDI, ELIMAWATI ROMBE dan SYAMSUDDIN…………………………………..

360

Respon Penawaran dan Penentuan Harga Jual Beras pada Tingkat Petani di Provinsi
Sulawesi Tengah
MAX NUR ALAM dan LIEN DAMAYANTI ……….................................................

374

Pengkajian Sistem Produksi dan Pemasaran Gabah di Sentra Produksi Padi
DHYANI NASTITI P dan SRIWULANM P.R. ...........................................................

384

Kelembagaan Bagi Hasil Petani Sawah di Pedesaan
MUH ARIFIN FATTAH ……..........................................................................................

395

Instrumentasi Kredit Penguatan Modal Usahatani Tebu Berbasis Kelompok di
Gondanglegi Malang sebagai Insentif Implementasi Good Agriculture Practise (GAP)
RINI DWIASTUTI, TATIEK KOERNIAWATI ANDAJANI dan SAFIRA ….............

402

Pengaturan Waktu Impor dalam Menjaga Pendapatan Petani Cabai Merah
CHAIRUL MUSLIM dan VALERIANA DARWIS …...................................................

418

Peranan Kelembagaan Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA) dalam
Mendukung Swasembada Padi
TOTA SUHENDRATA ...................................................................................................

430

Pengutan Desa Unggulan Berbasis Pertanian Organik menuju Rintisan Desa
Konswervasi, Edukasi dan Wisata di Desa Dlingo Mojosongo Kabupaten Boyolali
ARIF PUJIYONO, PURBAYU BUDI SANTOSO, EDY YUSUF AGUNG GUNANTO
xii

dan BUDI RAHARJO …………………………………………………………………..

441

Analisis Kinerja dan Kendala dalam Mengembangkan Dana BLM PUAP di Jawa Tengah
WAHYUDI HARIYANTO dan HERWINARNI EM …...............................................

449

Supply Chain Emping Melinjo di Kecamatan Pajangan Kabupaten Bantul Daerah
Istimewa Yogyakarta
ENY ISTIYANTI dan DIAH RINA KAMARDIANI ..................................................

458

Analisis Faktor Sumberdaya Lokal untuk Peningkatan Produktivitas Sapi Perah di
Kabupaten Boyolali
MUKSON, M. HANDAYANI dan H. SETIYAWAN … ….........................................

467

Pola Saluran Pemasaran dan Efisiensi Pemasaran Ternak Ayam Broiler di Kabupaten
Grobogan
SUDIYONO MARZUKI, WILUDJENG ROESSALI, RARASTIANEVI ANNISA,
KUSTOPO BUDIRAHARJO dan MIGIE HANDAYANI ...........................................

475

Sistem Penguasaan dan Produktivitas Lahan Usahatani Padi di Desa Candi Kecamatan
Karanganyar Kebumen
TITIK EKOWATI dan EDY PRASETYO …………………………………………......

481

TOPIK 5. SOSIAL EKONOMI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ………..

489

Implementasi Model Strategi Pengembangan Agribisnis untuk Peningkatan Produksi
Pengendalian Penyakit Kanker Stadium Awal pada Tanaman Kakao dan Peningkatan
Nilai Tambah Produk (Fokus pada Cluster Petani Orientasi Ekspor di Kabupaten Parigi
Moutong Provinsi Sulawesi Tengah )
ROSIDA P. ADAM, SAIFUL DARMAN dan JOHANIS PANGGESO ……………….

490

Pengetahuan Lokal Sumber Pertanian Berkelanjutan (Studi Petani Tembakau diDesa
Sapobonto Kabupaten Bulukumba)
AMRUDDIN …………………………………………………………………………….

505

Kesediaan Menerima Nilai Hak Pengembangan Lahan sebagai Dasar Nilai Program
Konservasi Lahan Persawahan
HAMDI SARI MARYUNI ……………………………………………………..............

513

Strategi Keunggulan Bersaing melalui Implentasi Perencanaan Strategis Koperasi
CASKA dan HENNY INDRAWATI …………………………………………………..

518

xiii

Keragaan Agribisnis Cabe di Kabupaten Lombok Timur
I PUTU CAKRA A, MUJI RAHAYU dan YURISTA …………………………………

529

Analisis Kinerja dan Tingkat Keaktifan Partisipasi Anggota pada Perkebunan Palsma
Kelapa Sawit
LIFIANTHI, SELLY OKTARINA dan DWI WULAN SARI …………………………..

540

Pemanfaatan Pekarangan Rumah untuk Budidaya Ikan Hias dalam Rangka Meningkatkan
Pendapatan Keluarga
IIS DIATIN, YANI HADIROSEYANI, DESTI WAHYU dan FAHMI NURIZAL …..

549

Inovasi dalam Pengelolaan Usaha Pengolahan Rumput Laut Euchema spinosum menjadi
Alkali Treated Spinosum di Desa Bahari Kecamatan Towea Kabupaten Bima
POPONG NURHAYATI ……………………………………………………………….

557

Persepsi Peserta Model Kawasan Rumah Lestari terhadap Teknologi Pemanfaatan
Pekarangan di Kabupaten Sragen
M. ETI WULANJARI dan ACIMA …………………………………………………….

565

Peningkatan Produksi dan Pendapatan Petani melalui Penerapan Teknologi Varietas
Unggul Baru (VUB) dan Kalender Tanam di Kabupaten Kendal
ELLY KURNIYATI, MEINARTI NORMA S. dan ANGGI SAHRU ROMDON …….

574

Pengelolaan Usahatani Jagung pada Lahan Miring dan Tingkat Pendapatan Petani di
Kecamatan Labangka Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat
SYLVIA K. UTAMI, YOHANAES G. BULU dan SRIROSO SATMOKO …………..

580

Persepsi Penyuluh Pertanian Lapang terhadap Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu
(Ptt) Padi serta Penerapannya di Tingkat Petani di Kabupaten Tegal
RATIH KURNIA JATUNINGTYAS, ENDANG ROHMAN dan ABDUL CHOLIQ ......

586

Karakteristik Petani pada Usahatani Konservasi Sub DAS Kaligarang Hulu di Kota
Semarang
W. SUMEKAR, SUMARSONO, E.D. PURBAYANTI dan N.E. WAHYUNINGSIH …..

595

Peran Perempuan dalam Usaha Meningkatkan Pendapatan Keluarga Petani Hortikultura
di Desa Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang
DYAH MARDININGSIH, WULAN SUMEKAR, WILUDJENG ROESSALI dan
SRIYANTO DWI JATMIKO ……………………………………………………………

601

xiv

Analisis Usaha Sapi Potong Rakyat di Wilayah Pertambangan Emas Kecamatan Waeapo
Kabupaten Buru Utara
Y. TITIRLOLOBY, W. SUMEKAR,W.ROESSALI. S.I. SANTOSO, dan A. SETIADI

607

Produktivitas Tenaga Kerja Keluarga dalam Usaha Ternak Kerbau di Pulau Moa
Kabupaten Maluku Barat Daya
J. LAINSAMPUTTY, W. ROESSALI, S.I. SANTOSO, A. SETIADI, W. SUMEKAR
dan B.T. EDDY …………………………………………………………………………

616

TOPIK 6. KETAHANAN PANGAN …………………………………………………..

623

Diversifikasi dan Usaha Non Pertanian untuk Memperkuat Ketahanan Pangan dan
Ekonomi Rumah Tangga Petani Kecil di Lahan Rawa Lebak Kabupaten Hulu Sungai
Utara Kalimantan Selatan
MUHAMMAD FAUZI MAKKI …………………………………………………………

624

Standar Konsumsi Gula sebagai Dasar Neraca Gula
JULIA FORCINA SINURAYA dan SRI WAHYUNI …………………………………

631

Potret Kesejahteraan dan Tingkat Konsumsi Pangan Petani Padi Lahan Kering (Studi
Kasus : Kabupaten Cianjur)
VALERIANA DARWIS …………………………………………………………………

641

Pengembangan Varietas Unggul Baru (VUB) Padi Inpago dalam Rangka Mendukung
Swasembada Padi di Kabupaten Banjarnegara
JOKO TRIASTONO, HAIRIL ANWAR dan ARIF SUSILA ……………………………

651

INDEKS PENULIS …...........................................................................................

669

xv

ANALISIS USAHA SAPI POTONG RAKYATDI WILAYAH PERTAMBANGAN
EMAS KECAMATANWAEAPO KABUPATEN BURU UTARA
Y. Titirloloby, W. Sumekar,W.Roessali. S.I. Santoso, dan A. Setiadi
Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro,
Email: titirlolobyulen@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui (a) karakteristik usaha ternak
sapi potong, (b) pendapatan usaha sapi potong dan kontribusinya terhadap pendapatan
rumah tangga. Penentuan lokasi penelitian adalah tiga desa dipilih secarapurposif
samplingberdasarkan populasi sapi potong terbanyak.Desa terpilih adalah Waenetal dan
Waneraja di Kecamatan Waeapo, Kabupaten Buru Utara.Populasi dalam penelitian ini
adalah peternak sapi potong yang sekaligus berprofesi sebagai penambang emas.
Penentuan sampel dilakukan dengan metode propotional random sampling sebanyak 60
orang. Data diperoleh melalui observasi dan wawancara menggunakan kuesioner. Data
dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik usaha
ternak sapi potongdi Kecamatan Waeapo masuk dalam skala usaha kecil dengan jumlah
kepemilikan ternak sapi pada kedua desa yaitu Waenetat dan Wanareja masing-masing
adalah 7,03 ekor (4,4 ST) dan 5,71 ekor (3,7 ST). Pendapatan total keluarga per tahun
rata-rata adalah Rp. 2.749.668,70 dan Rp 2.913.178,60 serta nilai R/C ratio masingmasing sebesar 1,45dan 1,46. Usaha sapi potong pada kedua desa tersebut member
kontribusi sebesar 64,7% (Waenetat) dan 34,8% (Wanereja) sehingga usaha sapi potong
layak untuk dikembangkan.
Kata Kunci : sapi potong, pendapatan, tambang emas, waeapo.
PENDAHULUAN
Sapi potong adalah salah satu ternak ruminansia sebagai penghasil daging di dunia
khususnya Indonesia. Namun, produksi daging dalam negeri belum mampu memenuhi
kebutuhan karena populasi dan tingkat produktivitas ternak rendah. Rendahnya populasi
sapi potong antara lain disebabkan sebagian besar ternak dipelihara oleh peternak
berskala kecil yaitu berkisar 1-3 ekor dengan lahan dan modal terbatas karena para petani
umumnya masih memelihara sebagai usaha sambilan, dimana tujuan utamanya adalah
tabungan, sehingga manajemen pemeliharaanya masih dilakukan secara konvensional
(Suryana, 2009 ; Rianto dan Purbowati, 2009). Salah satu jenis sapi potong adalah sapi
Bali.
Masyarakatdi Kecamatan Waeapo Kabupaten Buru Utara sudah sejak lama
beternak sapi potong dimana usaha ini masih dikatakan sebagai usaha sampingan dengan
sistem pemeliharaan secara tradisional.Sapi Bali merupakan salah satu dari jenis sapi
potong lokal yang banyak dipelihara oleh peternak di Kecamatan Waeapo, karena jenis
sapi ini sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan setempat, mampumemanfaatkan
pakan berkualitas rendah dan reproduktifitas yang baik (Suryana 2009).
Peran ternak sapi potong selain sebagai penghasil daging juga sebagai suatu
tabungan atau pendapatan yang dapat digunakan untuk kebutuhan mendesak diluar
pekerjaan pokok peternak di Kecamatan Waeapo.Hal ini sejalan dengan Sumadi et al.
(2004) dan Syadzali (2007) yang menyatakan bahwa fungsi sosial sapi potong yang
penting adalah sebagai sumber penghasil daging bagi masyarakat. Isbandi (2004);

607

Roessali et al. (2005) menambahkan bahwa manfaat sapi potong adalah berupa anak dan
status sosial.
Pada tahun 2011 ditemukannya sumber emas sehingga terjadi aktivitas
pertambangan di Kecamatan Waeapo.Aktivitas tersebut membawa dampak positif, yaitu
peningkatan pendapatan karena munculnya lapangan-lapangan usaha baru.Selain dampak
positif, juga muncul dampak negatif salahsatunya di subsektor peternakan, khususnya
sapi.Populasi sapi potong menurun drastis dari 21.961 pada tahun 2006 menjadi 9.085
ekor tahun 2011, turun sebesar 83,3% dimana rata-rata penurunan setiap tahunnya sebesar
16,7 % (BPS Buru Dalam Angka 2006- 2012). Penurunan jumlah ternak sapi disebabkan
perubahan alokasi waktu yang lebih besar untuk aktivitas penambang emas dari aktivitas
sebelumnya hanya sebagai peternak sapi.Hal ini berdampak pengelolaan ternak sapi
menjadi kurang sehingga produktivitas sapi menjadi rendah.Islmail (2010) menyatakan
bahwa, kunci keberhasilan usaha ternak sapi Bali adalah keterampilan dan kemampuan
teknis budidaya untuk meningkatkan populasi, merupakan keharusan bagi
peternak/pelaku usaha peternakan, agar diperoleh produktivitas yang tinggi.
Perencanaan yang lengkap mengenai biaya yang harus dikeluarkan maupun
pendapatan yang akan diperoleh sangat diperlukan dalam menjalankan suatu usaha,
sehingga bisa memperkecil kerugian yang akan dialami.Mubyarto (1989) menyatakan
bahwa biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk produksi berdasarkan waktu
penggunaannya.Ada dua jenis biaya dalam perusahaan yaitu biaya tetap (fixed cost), yaitu
biaya yang jumlahnya selalu tetap, tidak terpengaruh oleh besar kecilnya tingkat produksi
perusahaan dan biaya variabel (variable cost), yaitu biaya yang jumlahnya berubah ubah, sesuai dengan tingkat produksi perusahaan (Soekartawi, 1995). Sebelum
melakukan perhitungan terhadap pendapatan, hendaknya terlebih dulu tahu tetang
komponen apa saja yang termasuk dalam suatu penerimaan. Penerimaan adalah nilai dari
seluruh baik yang dijual, dikonsumsi oleh keluarga maupun diberikan kepada orang
lain.Faktor yang mempengaruhi besarnya penerimaan, menurut Hernanto (1995) adalah
produktivitas usahatani, harga per satuan produk, waktu pemasaran dan kualitas
hasil.Pendapatan adalah adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya -biaya yang
dikeluarkan (Soekartawi,1995).
Keberhasilan usaha sapi potong sangat tergantung dari manajemen pemeliharan
yang didukung dengan tanga kerja yang profesional untuk meningkatan produktivitas
ternak (Abidin, 2002). Potensi pengembangan sapi potong yang cukup besar di Kabupten
Buru memerlukan dukungan kebijakan yang tepat dari Pemerintah merupakan lagkah
penting Kabupaten Buru menuju daerah sentra populasi sapi potong dan sebagai pemasok
utama daging sapi di wilayah Indonesia timur.
Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
pendapatan peternak di lokasi penambangan emas di Kecamatan Waeapo.
METODE PENELITIAN
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukakan pada bulan Februari sampai April 2014 di Wilayah
Kecamatan Waeapo Kabupaten Buru Utara.
Teknik Sampling
Penelitian ini dilakukan dengan metode survai. Data diperoleh melalui observasi
dan wawancara langsung dengan bantuan kuesioner. Penentuan lokasi di Kecamatan
Waeapo dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Waeapo merupakan salah satu
Kecamatan di Kabupaten Buru dengan jumlah kepemilikan ternak sapi terbanyak dan

608

merupakan salah satu sentra pengembangan usaha sapi potong. Tiga desa dipilih secara
purposive sampling yaitu Desa Waenetat, Desa Waetele dan Desa Waneraja. Dua desa
yang terpilih yaitu Waenetat dan Wanereja. Penentuan sampel dilakukan secara
propotional random sampling sebanyak 60 responden.
Tabel 1. Perhitungan Jumlah Responden di DesaWaenetat dan Desa Wanereja
Populasi
Desa
Ternak
Peternak
Sampel (Orang)
(ekor)
(orang)
Peternak (%)
Waenetat
1050
36
118
60,20
Wanereja
630
78
Jumlah
1680
196
Sumber : Data Primer Diolah, 2014

39,80
100,00

24
60

Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara survai, informasi dikumpulkan dengan
daftar pertanyaan. Pengambilan data primer dilakukan dengan wawancara langsung
menggunakan kuisioner (daftar pertanyaan) serta observasi langsung di lapangan terhadap
responden. Pengambilan data sekunder, dilakukan pada instansi yang terkait dalam hal ini
kantor BPS dan Dinas Peternakan Kabupaten Buru.
Metode Analisis Data
Pendapatan usaha ternak sapi potong di Kecamatan Waeapo berasal dari
penerimaan penjualan sapi potong. Untuk mengetahui apakah usaha tersebut untung atau
rugi dan layak atau tidak untuk dikembangkan maka perlunya perhitungan Revenue dan
Cost Ratio (R/C Ratio). Revenue dan cost Ratio dihitung dengan total penerimaan dibagi
total biaya. Bila R/C > 1, berarti penerimaan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan
(untung). Bila R/C = 1, berarti penerimaan sama besar dengan biaya yang dikeluarkan
(impas). Bila R/C < 1, berarti penerimaan lebih kecil dari biaya-biaya yang dikeluarkan
(rugi) (Soekarwati, 1995).
Untuk mengetahui pendapatan peternak usaha sapi potong di Kecamatan Waeapo
analisis data yang digunakan adalah analisi data kuantitatif, dengan rumus pendapatan
…………..(1)
Dimana :I = Pendapatan keluarga (Rp/Thn)
Ps= Pendapatan usaha ternak sapi (Rp/Thn)
Pi=Pendapatan pertambangan emas (Rp/Thn)
Pj =Pendapatan selain usaha ternak sapi potong dan pertambangan
emas (warung, kios, toko dan lain-lain) (Rp/Thn).
Untuk menghitung kontribusi pendapatan sapi potong terhadap pendapatan keluarga
peternak :
Z = (X/Y) x 100% ………….(γ)
Dimana :Z = Kontribusi usaha sapi potong (Rp/Thn)
X = Pendapatan usaha sapi potong (Rp/Thn)
Y = Pendapatan rumah tangga (Rp/Thn)

609

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden
Karakteristik responden meliputi umur, pendidikan, pengalaman beternak, jumlah
tanggungan keluarga dan jumlah kepemilikan ternan sapi potong. Karakteriik responden
di Kecamatan Waeapo ditampilkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Tabel 2.Karakteristik Responden di Kecamatan Waeapo.
Uraian
Jumlah
Umur
(Orang)
15-64
55
> 64
5
2
Pendidikan
Tidak Sekolah
SD
38
SMP
10
SMA
10
Sarjana
2
4
Pengalaman Beternak
1-5 tahun
20
6-10 tahun
18
11-15 tahun
7
>15 tahun
15
5
Jumlah Anggota Keluarga
1-5 orang
51
>5 orang
9
6
Jumlah Kepemilikan Ternak
2-5 ekor
27
6-8 ekor
25
>8 ekor
8
Sumber : Data primer diolah, 2014
No
1

(%)
91,67
8,33

63,33
16,67
16,67
3,33
33,33
30,00
11,67
25,00
85,00
15,00
45,00
41,67
13,33

Umur Responden
Tabel 2 menunjukkan bahwa 91,67 % responden masuk usia produktif dan 8,33
%responden masuk dalam usia non produktif. Besarnya persentase usia produktif
dibawah 64 tahun, merupakan potensi tenaga kerja bagi peningkatan usaha ternak sapi
potong. Umur peternak berkaitan erat dengan proses adopsi inovasi dan teknologi yang
sangat penting dalm upya peningkatan produktivitas (Murwanto, 2008)
Pendidikan
Tabel 2 menunjukkan bahwa 63,33 % responden memiliki tingkat pendidikan yang
rendah yaitu hanya sebatas Sekolah Dasar (SD). Banyaknya responden dengan tingkat
pendidikan yang rendah ikut mempengaruhi dalam pengembangan usaha sapi potong di
lokasi penelitian.Murwanto (2008) menegaskan bahwa, tingkat pendidikan peternak
merupakan indikator kualitas penduduk dan merupakan kunci peubah dalam
pengembangan sumberdaya manusia. Peternak dengan tingkat pendidikan yang rendah
biasanya akan lebih sulit menerima inovasi teknologi yang berkaitan dengan usaha
terrnak, dan cenderung menekuni apa yang sudah dilakukan secara turun-temurun

610

(Wirdahayati, 2010). Sadono (2008) menjelaskan bahwa pemberian penyuluhan kepada
peternak secara kontinyu dapat memudahkan peternak dalam menerima informasi baru
dan adopsi inovasi baru, sehingga akan lebih mensejahterakan peternak.
Pengalaman Beternak
Tabel 2 menunjukkan bahwa pengalaman beternak terbanyak dari responden
adalah 1-5 tahun (33,33%). Murwanto (2008) menyatakan bahwa pengalaman beternak
sapi potong merupakan peubah dalam keberhasilan peternak untuk pengembangan usaha
ternak sapi dan sekaligus upaya peningkatan pendapatan peternak. Soeharsono et al.,
(2010) menyatakan bahwa, semakin lama pengalaman beternak, maka semakin banyak
pengalaman yang dimiliki, sehingga peternak dengan mudah menerima inovasi teknologi
untuk perbaikan usaha ternak sapi potong.
Tanggungan Keluargga dan Jumlah Kepemilikan Ternak
Jumlah tanggungan keluarga berkisar antara 1-5 orang (85,00 %). Keadaan ini ikut
mempengaruhi ketersediaan tenaga kerja yang berasal dari dalam keluarga, selain itu bisa
juga menjadi beban hidup keluarga (Soekartawi et al., 1986).
Umumnya pemeliharaan sapi potong dilakukan dalam skala kecil dengan jumlah
kepemilikan ternak sapi potong yaitu 2-5 ekor (45,00 %). Hal ini karena pada umumnya
peternak masih memelihara ternak sapi potong secara tradisional dan kebanyakan
peternak menggunakan modal sendiri untuk membeli ternak sapi sebagai bibit pada awal
usaha, sehingga jumlah kepemilikan ternak sapi dilokasi penelitian tergolong dalam skala
kecil. Menurut Soetriono (2003), biasanya usaha peternakan dengan skala usaha kecil
akan menggunakan tenaga kerja dalam keluarga dan tidak perlu tenaga dari luar karena
dalam kegiatan usahanya dilakukan oleh anggota keluarga itu. Roessali (2004)
menyatakan bahwa pemeliharan ternak sapi dalam skala kecil oleh peternak hanya
dijadikan sebagai usaha sampingan dan cenderung mempertahankan jumlahnya agar tetap
sama dari tahun ke tahun berdasarkan kemampuan jumlah anggota keluarga.
Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan besar biaya yang dikeluarkan oleh peternak untuk
membeli atau menyewa faktor-faktor produksi yang diperlukan.Biaya dapat dibagi
menjadi dua, yakni biaya tetap diamana biaya yang besar kecil jumlahnya tidak
tergantung pada besar kecilnya produksi dimana biaya ini tidak berubah walaupun jumlah
produksi berubah.Sedangkan biaya variabel, besar kecil jumlah biayanya sangat
berhubungan langsung dengan besarnya produksi. Biaya tetap dalam penelitian ini terdiri
dari penyusutan peralatan kandang, sedangkan biaya variabel terdiri dari biaya bibit,
biaya tenaga kerja,dan biaya obat-obatan.
Biaya penyusutan kandang dan biaya pakan dalam penelitian ini tidak dihitung
karena bahan-bahan yang digunakan untuk membangun kandang berasal dari hutan
disekitar. Begitu juga dengan hijauan untuk pakan ternak, masih berasal dari padang
gembalaan dan tersedia dalam jumlah yang banyak sehingga mampu memenuhi
kebutuhan pakan ternak sapi.
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa diantara ketiga desa,Desa Waneraja
mengeluarkan biaya produksi terbanyak, dengan rata-rata jam kerja yang digunakan
untuk mengelolah usaha ternak adalah 2,6 jam/hari, hal ini disebabkan karena cukup
banyak peternak memiliki sumber bibit awal dengan cara membeli dibanding desa
waenetat.

611

Tabel 3. Rata-rata Biaya Produksi Usaha Peternakan Sapi Potong di Masingmasing Desa Penelitian
Desa
Uraian
Waenetat
Waneraja
I. Biaya Tetap
Penyusutan peralatan kandang
36236,11
36.166,67
Total Biaya Tetap
36236,11
36.166,67
II. Biaya Variabel
-

Bibit
Tenaga kerja
Obat-obatan
Total Biaya Variabel
Total Biaya Produksi
Sumber : Data Primer Diolah, 2014

1.480.555,56
3.964.285,71
23.611,11
5.468.452,38
5.504.688,49

2.527.083,33
3.728.571,43
24.166,67
6.279.821,43
6.315.988,10

Penerimaan dan Pendapatan Usaha Ternak Sapi Potong
Penerimaan dari usaha peternakan sapi potong di Kecamatan Waeapo diperoleh
dari hasil penjualan ternak, sehingga hanya merupakan penerimaan riil (uang).
Pendapatan usaha ternak sapi potong dihitung dengan cara mengurangkan penerimaan
(penjualan ternak sapi) atas biaya pengusahaan selama periode pemeliharaan ternak sapi
potong. Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata penerimaan yang diperoleh peternak sapi
potong di masing-masing desa adalah Rp. 8.008.333,33 (Waenetat) dan Rp. 9.229.16,67
(Wanereja) dan pendapatan total keluarga per tahun rata-rata Rp. 2.749.668,70
(Waenetat) dan Rp. 2.913.178,60 (Wanereja). Pendapatan keluarga terbesar (keuntungan)
berasal dari usaha sapi potong dibanding pendapatan (keuntungan) dari aktivitas
menambang emas dan usaha lainnya.
Pendapatan rumah tangga petani ternak dipengaruhi pendidikan, jumlah ternak
yang dimiliki, jumlah anggotakeluarga, status kepemilikanternak sapi, dan lokasi
pertanianLidya et al (2014). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agus
et al (2013) yang menyatakan bahwa pendidikan, pengalaman beternak dan jumlah
kepemilikian ternak berpengaruh pada peningkatan usaha sapi potong. Berdasarkan hal
tersebut maka, beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha peternakan di
Kecamatan Waeapo adalah umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga,
pengalaman beternak dan jumlah kepemilikan ternak.

612

Tabel 4. Rata-rata Pendapatan Keluarga dan Kontribusi usaha sapi potong di
Desa Waenetat dan Desa Wanereja
Desa
Uraian
Waenetat
Waneraja
Penerimaan penjualan sapi (Rp/thn)
Total biaya produksi (Rp/thn)

8.008.333,33
5.504.688,49

Pendapatan usaha sapi potong (Rp/thn)

2.749.668,70

Pendapatan Penambang emas (Rp/thn)
Usaha lainnya (Rp/thn)
Pendapatan total keluarga (Rp/thn)
Kontribusi usaha sapi potong (%)
R/C Ratio
Sumber : Data Primer Diolah, 2014

9.229.166,67
6.315.988,10
2.913.178,60

402.777,78

125000

277.662,03
2.749.668,70
64,7
1,45

76.215,27
2.913.178,60
34,8
1,46

Anaslisi R/C Ratio digunakan untuk mengetahui usaha sapi potong untung atau
rugi. Rasio Penerimaan dan biaya (R/C Ratio) dihitung dengan cara totalpenerimaan
dibagi total biaya. Tabel 4 menunjukkan usaha sapi potong di dua desa penelitian lebih
dari 1 yang artinya menguntungkan dan layak untuk dikembangkan.
Kontribusi Usaha Ternak Sapi Potong
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa pendapatan keluarga dari usaha sapi potong
sebesar Rp. 2.749.668,70 (Waenetat) dan Rp. 2.913.178,60 (Wanereja). Jumlah ini lebih
besar dibanding pendapatan dari aktivitas menambang emas (Rp. 402.777,78 Desa
Waenetat dan Rp.125000 Desa Wanereja) dan usaha lainnya (Rp. 277.662,03 Desa
Waenetat dan Rp.76.215,27 Desa Wanereja). Kontribusi (sumbangan) terhadap
pendapatan keluarga yang terbanyak adalah Desa Waenetat dimana usaha sapi potong
memberikan kontribusi yang cukup besar dibanding aktivitas pertambangan emas dan
usaha lainnya. Kontribusi yang cukup besar dari usaha sapi potong disebabkan usaha sapi
potong di Kecamatan Waeapo sama sekali tidak memperhitungkan biaya pakan. Semua
peternak melepaskan ternak sapi di padang penggembalaan umum, padahal pada usaha
sapi potong pada umumnya komponen pakan membebani persentase terbesar dari biaya
produksi. Hasil penelitian terdahulu oleh Priska et al.,(2013) menegaskan bahwa biaya
pakan adalah biaya yang terbesar (63,84 %) dari total biaya produksi.

PENUTUP
Kesimpulan
1. Karakteristik usaha ternak sapi potong di Kecamatan Waeapo masuk dalam skala
usaha kecil dengan jumlah kepemilikan ternak sapi pada kedua desa yaitu Waenetat
dan Wanareja masing-masing adalah 7,03 ekor (4,4 ST) dan 5,71 ekor (3,7 ST).
2. Pendapatan total keluarga per tahun rata-rata adalah Rp. 2.749.668,70 dan Rp
2.913.178,60 serta nilai R/C ratio masing-masing sebesar 1,45dan 1,46. Usaha sapi
potong pada kedua desa tersebut member kontribusi sebesar 64,7% (Waenetat) dan
34,8% (Wanereja) sehingga usaha sapi potong layak untuk dikembangkan.

613

Saran
Dengan adanya perbaikan manajemen pemeliharan ternak sapi potong maka
dapat memperbesar atau meningkatkan pendapatan keluarga petani ternak.Pemerintah
pusat hendaknya lebih meningkatkan efisinsi penyuluhan mengenai manajemen
pemeliharaan ternak sapi potong yang baik dan benar di Kecamatam Waeapo Kabupten
Buru Utara.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. 2002. Penggemukan Sapi Potong. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Agus, Y. I., M. Ikhsan. S., Huhfil. H dan Syafrial. 2013. Measurement of farm level
efficiency of beef cattle fattening in west java province, Indonesia. J. Economic
and Sustainable Development 4 (10) : 100-104.
Biro Pusat Statistik. 2006 – 2012, Buru Dalam Angka. Kabupaten Buru, Waeapo.
...... 2005. Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Darlim, D. 2011. Pendapatan Usaha Pemeliharaan Sapi Bali di Kebupaten Muro Jambi. J.
Ilmiah ilmu-ilmu peternakan 14 (1) :1-9.
Hernanto, F. 1995. Ilmu Usahatani. Cetakan ke 7. Akarta : Penebar Swadaya
Isbandi. 2004. Pembinaan kelompok petaniternak dalam usaha ternak sapi potong. J.
lndon. Trop. Anim. Agric. 29 (β): 106−114.
Ismail, T. 2010. Analisis ekonomi pemeliharaan ternak sapi Bali dengan sistem
penggembalaan di Kecamatan pattallassang Kabupten gowa Sulwesi selatan. J.
Agrisistem 5 (1) : 1-9.
Kartasapoetra, A.G. 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian Edisi 1. Cetakan 4, Jakarta.
Levis, L.R. 1996. Komunikasi Penyuluhan Pedesaaan. Penerbit PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung.
Lidya, S. K., Yusman, S., Sri Utami, K., dan Atien, P. 2014. The characteristics of cattle
farmer households and the income of cattle farming businesses in east java. IOSR
J. Agriculture and Veterinary Science 12 (7) : 29-34.
Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Universitas Negeri Sebelas
Maret Surakarta Press, Surakarta.
Mosher AT, 1991. Menggerakan dan Membangun Pertanian. Jakarta, CV Yasa Guna,
Jakarta.
Mubyarto 1989, Pengantar Ekonomi Pertanian, Jakarta : Edisi Ke-tiga, LP3S.
Murwanto, A.G. 2008. Karakteristik peternak dan tingkat masukan teknologi peternakan
sapi potong di Lembah Prafit Kabupaten Manokwari. Jurnal Ilmu Peternakan. 3
(1) : 8-15.
Priska. K.L.,P.O.V Walelelng., R.A.J. Legrans dan F.H. Elly. 2013. Analisis break event
point (bep) usaha ternak sapi perah ― Tarekat MSC‖ di Kelurahan Pinaras Kota
Tomohon. J. Zooteknik 32(1): 158-166.
Roessali, W., B.T. Eddy, dan A. Murthado. 2005. Upaya pengembangan usaha sapi
potong melalui entinitas agribisnis ―corporate farming‖ di Kabupaten Grobogan.
J. Sosial Ekonomi Peternakan 1(1): β5−γ0.
Roessali, W. 2004. Profitabilitas usaha pembibitan Simental di Kecamatan IV Candung
Kabupaten Agam. Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis. Spesial Edition
Seminar Nasional Ruminansia 7 Oktober 2004 Buku 3. Fakultas Peternakan
Universitas Diponegoro, Semarang.
Rianto, E dan Purbowati, E. 2009. Panduan Lengkap Sapi Potong. Penebar Swadaya.
Jakarta.

614

Rianto, E dan Purbowati, E. 2009. Panduan Lengkap Sapi Potong. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Sadono, D. 2008 Tantangan Kepemimpinan: Cara mendapatkan hal-hal yang luar biasa
dilakukan dalam organisasi. J. Penyuluhan 4 (1) : 152-159
Saragih, B. 2000. Agribisnis Berbasis Peternakan. Pustaka Wirausaha. Bogor.
.........., B. 2001. Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian.
Pustaka Wirausaha Muda. Bogor.
Sarwono, B dan Arianto, B.M. 2006. Penggemukan Sapi Potong Secara Cepat. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Sodiq, A dan Z. Abidin. 2002. Penggemukan Domba. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Soekartawi, A., Soeharjo, J. L. Dillon, & J. B Hardaker. 1986. Ilmu Usahatani dan
Penelitian untuk Perkembangan Petani Kecil. UI-Press, Jakarta
Soekartawi. 2003. Prinsip Ekonomi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.
Soeharsono., R. A. Saptati dan K. Diwyanto. 2010. Kinerja Reproduksi Sapi Potong
Lokal dan Sapi Persilangan Hasil Inseminasi Buatan di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Bogor 3-4 Agustus 2010. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.
89-99.
Soetriono. 2003. Pengantar Ilmu Pertanian. Bayumedia. Jember.
Sugiono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Suhardiyono. L. 1992. Penyuluhan. Penerbiit Erlangga. Jakarta.
Suryana. 2009. Pengembangan usaha ternak sapi potong berorientasi agribisnis dengan
pola kemitraan. J. Litbang Pertanian, 28 (1), 29-37.
Syadzali, M.J. 2007. Efektivitas Penyuluhan Ternak Sapi Potong di Kabupaten Jeneponto
Sulawesi Selatan (Studi kasus Kecamatan Kelara). Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor.
Wirdahayati, R. B. 2010. Kajian Kelayakan dan Adopsi Inovasi Teknologi Sapi Potong
Mendukung Program PSDS: Kasus Jawa Timur dan Jawa Barat. Prosiding
Seminar Nasional dan Veteriner. Bogor 3-4 Agustus 2010. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan, Bogor. Hlm 339-346.

615