Wajib Diumumkan Berkala – Dinas Sosial Kabupaten Sleman IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Tahun 2016

KATA
PENGANTAR
Pelaporan merupakan bagian penting dari serangkaian proses
perencanaan

suatu

kegiatan,

yang

memuat

pertanggungjawaban

pelaksanaan program kegiatan suatu organisasi. Penyusunan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2016 didasarkan pada Keputusan
Bupati Sleman nomor 67/Kep.KDH/2003 tentang Pelaporan Pelaksanaan

Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sleman, bertujuan meningkatkan
akuntabilitas kinerja kegiatan dan kinerja keuangan, sekaligus merupakan
bentuk pertanggung jawaban pelaksanaan program kegiatan. Penyusunan
LAKIP merupakan laporan pelaksanaan hasil kerja Dinas Tenaga Kerja dan
Sosial Kabupaten Sleman Tahun Anggaran 2016 yang merupakan tahun
kelima pelaksanaan Rencana Strategis Tahun 2016-2021.
Tidak dapat dipungkiri bahwa capaian kinerja program kegiatan
Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Sleman tahun 2016 belum
mencapai hasil maksimal. Dengan demikian LAKIP menjadi bagian dari
system pengendalian administrasi pemerintahan, yang diharapkan mampu
menggambarkan

kinerja

dinas

baik

yang


berhasil

maupun

yang

pencapaiannya belum maksimal, dengan harapan ada perbaikan di masa
mendatang.

Sleman, 3 Januari 2017
Kepala Dinas,

Drs. UNTORO BUDIHARJO, MM.
Pembina Utama Muda, IV/c
NIP. 19590320 198603 1 008

i

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Tahun 2016


IKHTISAR EKSEKUTIF
Pelaksanaan kebijakan pembangunan dan pelayanan masyarakat
berorientasi kepada visi, misi dan tujuan suatu organisasi, dengan
memperhitungkan kekuatan, hambatan, peluang dan ancaman yang ada
atau mungkin terjadi. Penyelenggaraan program kegiatan sebagaimana
ditetapkan dalam Penetapan Kinerja tahun 2016, memuat sasaran,
indicator kinerja sasaran, target yang ingin dicapai serta program dan
kegiatan yang bersifat operasional, dengan mengacu pada Renstra 20162021 dan Rencana Kerja tahun 2016.
Penyusunan LAKIP bertujuan untuk memberikan gambaran tentang
kinerja penyelenggaraan pemerintahan yang dilaksanakan berdasarkan
tugas pokok dan fungsi organisasi. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja
sasaran yang terdiri dari 5 sasaran di bidang tenaga kerja dan 2 sasaran di
bidang sosial, dapat disimpulkan bahwa semua

sasaran tercapai dengan

predikat Sangat Berhasil. Pencapaian sasaran didukung antara lain oleh :
1. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk meningkatkan kompetensi
dan daya saing, baik melalui UPT Balai Latihan Kerja dan Lembaga

Pelatihan Kerja (LPK).
2. Penyebarluasan informasi ketenagakerjaan lowongan kerja melalui
Pasar Kerja Keliling (Sarkeling), Bursa Kerja On Line (BKOL) dan
pameran Job Fair dan Job Canvasing.
3. Meningkatnya Penempatan tenaga kerja terdaftar melalui Antar Kerja
Lokal (AKL), Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) dan Antar Kerja Antar
Negara (AKAN)
4. Meningkatnya pemahaman para pihak (pekerja dan pengusaha)
terhadap aturan ketenagakerjaan yang berlaku.
5. Kerjasama dan koordinasi yang baik dalam penanganan masalah
kesejahteraan sosial dengan instansi terkait antara lain Dinas Sosial
DIY, Kantor Satuan Polisi Pamong Praja, Kepolisian, Pemerintah
Kecamatan dan Pemerintah Desa, serta lembaga-lembaga sosial antara
lain Panti Asuhan, WKSBM dan Rumah Singgah.
6. Tingginya

peran

Kesejahteraan


ii

serta

Sosial

masyarakat

antara

lain

dan

Tenaga

Potensi

dan


Kersejahteraan

Sumber
Sosial

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Tahun 2016

Kecamatan (TKSK), Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), Tagana, Karang
Taruna, LKS, LK3 dan dunia usaha.
Meskipun pencapaian sasaran relatif Sangat Berhasil, namun ada
beberapa indikator yang tidak sesuai dengan target yang ditetapkan antara
lain Prosentase angka pengangguran, Prosentase penduduk perempuan
bekerja dan Besaran pengujian peralatan di perusahaan. Kendala yang
dihadapi dalam pencapaian indikator tersebut adalah :
1. Angka pengangguran yang masih relatif tinggi dan didominasi oleh
mereka yang berpendidikan SLTA.
2. Adanya ketentuan dalam Undang-Undang 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah yang mengatur ketentuan penerima hibah, dan
penerima hibah perseorangan tidak diperbolehkan sehingga pemberian

bantuan

sarana

usaha

tidak

dapat

dilaksanakan,

dan

upaya

pengembangan usaha mandiri terhambat
3. Adanya 23 kasus PHK (melibatkan 67 tenaga kerja) yang ditangani oleh
Dinas Tenaga Kerja dan Sosial dan PHK yang selesai di perusahaan
sebanyak 1.271 tenaga kerja

4. Hanya terdapat 5 pengawas ketenagakerjaan di Kabupaten Sleman
untuk mengawasi

1.372 unit peralatan, dengan kinerja untuk

pemeriksaan peralatan 8 unit per bulan.

iii