Hubungan Kemampuan Guru Bimbingan dan Konseling Membina Hubungan Konseling dengan Motivasi Siswa Melanjutkan Konseling

  Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan

  2337-6740 - 2337-6740 - 2337-6740 - 2337-6880 2337-6880 2337-6880

  ISSN Cetak:

  ISSN Cetak:

  ISSN Cetak:

  ISSN Online: http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com Volume 1 Nomor 3, November 2013, Hlm 52-59 Volume 1 Nomor 3, November 2013, Hlm 52-59 Volume 1 Nomor 3, November 2013, Hlm 52-59 dan dan dan

  ISSN Online:

  ISSN Online:

  Info Artikel: Diterima 01/11/2013 Direvisi 12/112013 Dipublikasikan 29/11/2013

  Ikatan Konselor Indonesia (IKI)

Hubungan Kemampua uan Guru Bimbingan dan Konseling Membina Hubunga ungan Konseling

de dengan Motivasi Siswa Melanjutkan Konseling

  Siti Khomsiyati Universitas Negeri Padang

  Abstract

  Penelitian ini berawal da dari rendahnya kinerja dosen penasehat akademik y yang diketahui berdasarkan wawancara y a yang dilakukan dengan mahasiswa jurusan TV d dan FILM ISI Padangpanjang. Kinerja do dosen penasehat akademik adalah sesuatu yang telah dica icapai oleh dosen penasehat akademik yang ng diukur melalui persepsi mahasiswa dalam melaksana nakan tugas dan tanggung jawab yang dib diberikan kepadanya berdasarkan kompetensi yang dimili milikinya. Jenis penelitian adalah korelasio sional deskriptif. Dalam penelitian ini terdapat populasi lasi sebesar 135, teknik pengambilan sampe pel teknik Simple Random Sampling dan diperoleh jumla lah sampel 100. Pengumpulan data dengan an skala likert, dan analisis data dengan analisis deskripti iptif korelasional. Hasil penelitian menunjukk ukkan bahwa kinerja dosen PA berkategori rendah dan mas asalah akademik mahasiswa berada pada ka kategori sedang, , sehingga dapat disimpulkan bahwa hu hubungan antara kinerja dosen PA dengan m n masalah akademik mahasiswa. Tingkat korelasi antara kin kinerja dosen PA dengan masalah akademik ik mahasiswa sangat rendah atau tidak terlalu signifika ikan bahkan bisa dikatakan hampir tidakberk erkorelasi sama sekali.

  Keyword: helping relationships, m s, motivation counseling .

  Copyright © 2013 IICE - Multika ltikarya Kons (Padang - Indonesia) dan IKI - Ikatan Konselo elor Indonesia - All Rights Reserved

  Indonesian Institute for Counselin ling and Education (IICE) Multikarya Kons PENDAHULUAN Konseling merupakan pelay layanan yang memfasilitasi siswa untuk dapat menjadi pr i pribadi yang lebih baik.

  Perkembangan yang terjadi dewas asa ini pada sekolah-sekolah menengah pertama menunjukk jukkan bahwa pelaksanaan layanan bimbingan konseling teru erutama konseling perorangan belum terlaksana dengan ba baik. Menurut Yusuf dan Nurihsan (2008:37) kebanyakan sis siswa yang memiliki permasalahan di sekolah enggan datan tang ke ruangan BK bukan karena disebabkan oleh keterbatasa tasan Konselor dalam hal keilmuan Bimbingan dan Konselin ling, tetapi karena mereka memiliki kesan bahwa guru BK ti tidak menunjukkan kepedulian, keakrabannya dan perhati atian. Lesmana (2005:48) mengemukakan bahwa banyak klie klien yang merasa enggan untuk meminta bantuan kepada da guru BK, meskipun ia merasa memerlukan bantuan. Kon onselor yang bersikap hangat, penuh keakraban terhadap ko konseli akan membangun motivasi siswa untuk mengikuti ti konseling dalam rangka memperoleh harapan-harapan an tertentu (Moh. Surya, 1988: 133). Lebih lanjut Moh. Sur Surya mengutip pernyataan Goldstein menjelaskan bahwa s a sikap guru BK memiliki pengaruh yang lebih besar dalam m keberhasilan proses konseling. Sikap dan keterbukaan n guru BK akan menjadi

  Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan

http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 1 No. 3, November 2013. hlm. 179-186 Vol. 1 No. 3, November 2013. hlm. 179-186 Vol. 1 No. 3, November 2013. hlm. 179-186

  faktor pendorong bagi siswa untu ntuk mengikuti proses konseling. Motivasi memiliki peran ranan yang penting dalam diri seseorang untuk melakukan s n sesuatu. Dalam proses konseling motivasi sangat diperlu erlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi da i dalam konseling, akan sulit melakukan proses konseling. .

  Keberhasilan penyelenggaraa raan proses konseling sangat dipengaruhi oleh kemampuan an konselor atau guru BK dalam membina hubungan yang g baik dengan konseli. Membina hubungan dalam proses ses konseling merupakan suatu kemampuan yang harus dik dikembangkan oleh konselor. Kemampuan membina hubun bungan akan berpengaruh terhadap pandangan siswa terhad hadap konselor, sikap siswa untuk percaya terhadap kons onselor, dan keterbukaan dalam mengungkapkan masalah ya yang sedang dialami kepada konselor (Munro, 1983:35). .

  Pepinskys’ (dalam L.M B Brammer, 1982:144) mendefinisikan hubungan (relan lantionship ) adalah,”…as

  

hypothetical construct to designa nate the inferred effective character of the observable in interaction between two

individuals . Proses membina hub hubungan sering kali disebut sebagai fase dalam memb mbentuk suatu hipotesis-

  hipotesis yang bersifak afektif, baik baik dari klien ataupun dari konselornya sendiri. Dengan de demikian peran konseling dalam membangun kepercayaan k n klien pada konselor dan proses konseling dibentuk dari ari hubungan yang dibina oleh konselor itu sendiri.

  Berdasarkan hasil wawanca ncara yang dilakukan, diperoleh keterangan bahwa siswa e a enggan untuk datang ke ruang BK dan mengikuti pelayan anan konseling atau melanjutkan konseling yang pernah i h ia lakukan dengan guru BK. Siswa-siswi tersebut mengu gungkapkan alasan mereka enggan datang keruang BK k karena guru BK dalam melaksanakan proses konseling k kurang peduli atau memperhatikan siswa. Siswa menjela jelaskan bahwa pada saat proses konseling guru BK mengo gobrol dengan sesama guru yang kebetulan berada di ruan uang BK, sehingga siswa tersebut merasa tidak diperhatika tikan. Siswa yang mengikuti konseling kebanyakan buka kan karena kemauannya sendiri, tetapi karena dipanggil ole il oleh guru BK. Selain itu, alasan lain adalah sikap guru B u BK yang kurang ramah atau tidak akrab ketika menyambu but klien yang datang, guru BK cenderung memposisikan an pihak yang dibutuhkan dalam proses konseling sehingga a menjadi paling aktif sedangkan klien hanya sebagai pend endengar, guru BK sering sekedar memberikan nasehat setela telah itu siswa dipersilahkan keluar ruangan BK.

  Menanggapi keterangan yan ang diberikan oleh siswa tersebut, peneliti tertarik untuk uk mengungkapkan lebih lanjut meneliti tentang motivasi sis i siswa melanjutkan konseling. Untuk itu, peneliti kembali m i mengadakan wawancara dengan lima siswa SMP Neger eri 13 Padang yang pernah mengikuti konseling pada a tanggal 19 November. Berdasarkan wawancara tersebut, ut, rata-rata siswa merasa malas untuk kembali melanjutk utkan konseling. Menurut siswa tersebut, ketika melakukan kan proses konseling guru BK cenderung memberikan n nasehat sehingga siswa bosan, siswa merasa tidak diperha rhatikan, siswa merasa kurang akrab dengan guru BK dalam lam proses konseling, dan siswa masih ragu dengan guru BK K bisa mengatasi masalah mereka.

  Berdasarkan permasalahan n di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian in ini sebagai berikut: 1) Bagaimanakah kemampuan guru ru BK dalam membina hubungan konseling ditinjau dari ri aspek: kepedulian dan kehangatan, empati, dan kesegara araan ?. 2) Bagaimana motivasi siswa untuk melanjutkan an konseling? 3) Apakah terdapat hubungan antara kemam ampuan guru BK dalam membina hubungan konseling d dengan motivasi siswa melanjutkan konseling ?

  Tujuan penelitian ini adalah lah untuk: 1) Memperoleh gambaran tentang kemampuan gu guru BK dalam membina hubungan konseling, ditinjau dari ari aspek: kepedulian dan kehangatan guru BK, empati gu guru BK, dan kesegeraan guru BK dalam konseling. 2) M ) Mengungkap seberapa besar motivasi siswa untuk mela elanjutkan konseling. 3) Mengetahui hubungan antara kem emampuan guru BK dalam membina hubungan konseling ling dengan motivasi siswa melanjutkan konseling.

  METODOLOGI

  Penelitian ini merupakan p penelitian Ex Post Facto. Penelitian Ex Post Facto adala alah penyelidikan empiris yang sistematis, dimana peneliti liti tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung ng karena eksistensi dari variabel tersebut telah terjadi (Em (Emzir, 2008: 119). Pendekatan penelitian yang digunakan kan adalah deskriptif dan pendekatan korelasional. Menur urut A. Muri Yusuf (2005: 84) Penelitian korelasional me merupakan tipe penelitian yang meilhat antara satu atau b beberapa ubahan dengan satu atau beberapa ubahan n yang lain. Penelitian

  © 2013 Indonesian Ins Institute for Counseling and

  Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan

http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 1 No. 3, November 2013. hlm. 179-186 Vol. 1 No. 3, November 2013. hlm. 179-186 Vol. 1 No. 3, November 2013. hlm. 179-186

  korelasional dipilih karena peneliti eliti ingin mengetahui tentang kuat atau lemahnya hubunga ngan variabel yang terkait dalam penelitian, yaitu membina h a hubungan konseling dan motivasi siswa melanjutkan kons nseling.

  Analisis yang digunakan dala alam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Analisis desk skriptif merupakan usaha untuk mendapatkan informasi yan ang lebih mendalam dan luas, atau untuk dapat menentuk tukan hubungan beberapa perubahan atau untuk memperjela jelas dan mempertajam konsep (A. Muri Yusuf, 2005: 83 : 83). Dengan melakukan analisis deskriftif, diharapkan pe penelitian ini dapat mengungkapkan secara mendalam m kemampuan konselor membina hubungan konseling, d , dan motivasi siswa untuk melanjutkan konseling. Sed Sedangkan untuk melihat hubungan antara kemampuan guru uru BK dalam membina hubungan konseling dengan motiv otivasi siswa melanjutkan konseling, maka dilakukan denga gan analisis korelasional.

  Karakteristik populasi dalam lam penelitian ini adalah siswa kelas VII dan VIII SMP N 1

  13 Padang, yang pernah mengikuti pelayanan konseling p g pada semester 1 tahun pelajaran 2012/2013. Berdasar sarkan penyebaran daftar pertanyaan yang sesuai dengan ka karakteristik populasi, maka diperoleh populasi penelitian s n sebesar 119 siswa yang pernah konseling. Untuk menentu ntukan sampel penelitian, peneliti menggunakan teknik Pu Purposive Sampling yaitu penentuan sampel didasarkan pad pada maksud yang telah ditetapkan sebelumnya ( A. Mu Muri Yusuf, 2005: 205). Melalui teknik Purposive Samplin pling , peneliti mengambil sampel penelitian dengan karakte kteristik pernah mengikuti konseling lebih dari 2 kali, sehingg ingga diperoleh jumlah 66 siswa.

  HASIL

  sesuai dengan tujuan penelitia litian, maka hasil penelitian akan disajikan menjadi beberap rapa bagian sehingga akan mudah memahami hasil penelitian tian yang telah diperoleh. Hasil penelitian secara rinci disajik jikan sebagai berikut.

  a. Kemampuan Guru BK u BK Membina Hubungan Konseling. Tabel 1. Rangkuman Perhit erhitungan Data Kemampuan Guru BK Membina Hubu ubungan Konseling.

  Mean 150 Median 152,50 Mode 149 Standar deviasi 16,318 Skor minimal

  83 Skor maksimal 181 Total skor 9904

  Rangkuman perhit hitungan data tersebut akan dibandingkan dengan pengkateg tegorian yang telah ditetapkan sebagai berik erikut.

  Tabel 2. Kategori Pencapa ncapaian Skor Kemampuan Guru BK Membina Hubunga ungan Konseling

Klasifikasi Kategori

  ˃ 163 Sangat tinggi 131-162 Tinggi

  99-130 Sedang 66-98 Rendah

  ≤ 65 Sangat rendah © 2013 Indonesian Ins Institute for Counseling and

  Jurnal Konseling dan Pendidikan

http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 1 No. 3, November 2013. hlm. 179-186

  47 16 37,29

  ling

  ling, maka data penelitian i berikut.

  n Konseling

  T T T

  onseling untuk setiap a Ket

  telah ditetapkan, rata-rata wa kemampuan guru BK ggi.

  Jurnal Konseling dan Pendidikan

http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 1 No. 3, November 2013. hlm. 179-186

  ≤ 61 Sangat rendah

  89-115 Sedang 62-88 Rendah

  ˃ 143 Sangat tinggi 116-142 Tinggi

  ategori Pencapaian Skor Motivasi Melanjutkan Konseling

Klasifikasi Kategori

  46 Skor maksimal 166 Total skor 7957 mengetahui tingkat motivasi siswa melanjutkan konseling andingkan dengan kategori yang telah ditentukan sebagai be Tabel 5.

  Mean 120,56 Median 122,00 Mode 122 Standar deviasi 22,310 Skor minimal

  njutkan konseling Tabel 4. kuman Perhitungan Data Motivasi Siswa Melanjutkan K

  50

  © 2013 Indonesian Ins Dari hasil perhitunga pencapaian skor berada pa membina hubungan konseli

  66 33 53,06 raan

  70

  70 34 59,71

  75

  lian dan kehangatan

  han skorkemampuan guru BK membina hubungan kons indikator ndikator Kemampuan bina hubungan konseling SI ST SR Rata-rata

  gan dan setelah dibandingkan dengan kategori yang tela pada kategori tinggi, dengan demikian disimpulkan bahwa seling di SMP Negeri 13 Padang berada pada kategori tingg

Tabel 3.

   Institute for Counseling and

  Kate Jurnal Konseling dan Pendidikan

http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 1 No. 3, November 2013. hlm. 179-186

  Selanjutnya untuk me yang telah dianalisis diband

  3 Kesegeraa

  2 Empati

  1 Kepedulia

  Rekapitulasi peroleha No Indika membina

b. Motivasi siswa melanj Rangkum

  Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan

http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 1 No. 3, November 2013. hlm. 179-186 Vol. 1 No. 3, November 2013. hlm. 179-186 Vol. 1 No. 3, November 2013. hlm. 179-186

  Dari hasil perhitunga gan dan setelah dibangdingkan dengan kategori yang tela telah ditetapkan rata-rata pencapaian skor berada pa pada kategori tinggi, dengan demikian disimpulkan bahwa wa motivasi siswa untuk melanjutkan konseling di SM i SMP Negeri 13 Padang berada pada kategori tinggi.

  Table 6. Rekapitulasi Peroleha lehan Skor Motivasi Siswa Melanjutkan Konseling untuk ntuk Setiap Indikator Motivasi Siswa No SI ST SR Rata-rata ta Ket M Melanjutkan Konseling

  K Keinginan Melanjutkan

  1

  65

  59 16 43,41 T ko konseling Tingkah laku siswa Tin

  2

  45

  43 11 32,43 T da dalam konseling Harapan terhadap H

  3

  60

  59 19 44,71 T konseling ko Berdasarkan table rek rekapitulasi data motivasi siswa melanjutkan konseling, se secara rata-rata motivasi siswa untuk melanjutkan ko konseling tinggi.

  PEMBAHASAN

  Pembahasan hasil penelitian tian ini berdasarkan rumusan dan tujuan penelitian. Hasil il penelitian menunjukan kemampuan guru BK membina hu hubungan konseling berada pada kategori tinggi. Setelah m h melakukan perhitungan dan analisis terhadap data kem emampuan guru BK membina hubungan konseling, dip diperoleh skor rata-rata kemampuan guru BK membina h a hubungan konseling 150. Kemampuan guru BK membin bina hubungan konseling sangat dipengaruhi oleh kemampu puan guru BK dalam menjalin kepedulian dan kehangatan, n, empati, dan kesegeraan guru BK dalam menerima siswa y a yang ingin konseling.

  Kemampuan guru BK memb mbina hubungan konseling terkait erat dengan komitmen g n guru BK untuk sepenuh hati menerima dan mensukseskan kan proses konseling yang dilaksanakan. Munro (1983: 1 : 11) menjelaskan bahwa guru BK atau konselor dalam mela elaksanakan konseling harus bertanggung jawab atas tingk gkah lakunya sendiri dan memperhatikan kebahagiaanya k kliennya. Dengan sikap dan kemampuan guru BK dala alam membina tanggung jawabnya melaksanakan konselin ling, akan menyebabkan konseli merasa nyaman dan me memiliki persepsi positif terhadap upaya guru BK membantu antu mengatasi masalah siswa.

  Kemampuan guru BK mem mbina hubungan konseling memperoleh skor yang cukup up baik, dengan kategori tinggi. secara umum responden pe penelitian menilai bahwa guru BK mampu mengembangk gkan hubungan konseling yang membuat siswa merasa a dihargai dan diperhatikan oleh guru BK atau k konselor. Keberhasilan penyelenggaraan proses konselin ling di sekolah tidak terlepas dari kemampuan konselor lor atau guru BK dalam membina hubungan yang baik de dengan konseli. Membina hubungan dalam proses konse nseling merupakan suatu kemampuan yang harus dikemb mbangkan oleh konselor. Kemampuan membina hubung ungan akan berpengaruh terhadap pandangan siswa terhad hadap konselor, sikap siswa untuk percaya terhadap kons onselor, dan keterbukaan dalam mengungkapkan masalah ya yang sedang dialami kepada konselor (Munro, 1983:35). .

  Motivasi Siswa Melanjutkan kan Konseling dalam penelitian ini merupakan variabel te l terikat yang dipengaruhi oleh kemampuan guru BK membin bina hubungan konseling. Berdasarkan analisis terhadap d data penelitian, motivasi siswa melanjutkan konseling be berada pada kategori tinggi. perolehan skor rata-rata ta sebesar 37,29 dengan persentase 63,63%. Motivasi si siswa mengikuti konseling terkait dengan indikator k keinginan siswa untuk melanjutkan konseling. Hasil pen enelitian tersebut menunjukkan bahwa setelah siswa meng engikuti konseling, siswa memiliki keinginan untuk mela elanjutkan kembali proses konseling ketika mengalami mi masalah atau ketika masalahnya belum terentaskan. Ke Keinginan melanjutkan konseling dari siswa secara sukarela rela dan penuh kesadaran

  © 2013 Indonesian Ins Institute for Counseling and

  Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan

http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 1 No. 3, November 2013. hlm. 179-186 Vol. 1 No. 3, November 2013. hlm. 179-186 Vol. 1 No. 3, November 2013. hlm. 179-186

  pada dasarnya adalah hasil dari ari kemampuan guru BK untuk menciptakan kondisi yan yang nyaman dan penuh hubungan membantu kepada siwa wa yang mengikuti konseling. Prayitno dan Erman Amti (2 i (2004: 116) menjelaskan bahwa kesukarelaan adalah sikap ap yang diharapkan dalam proses konseling, kesukarelaan an dari konseli berbentuk ketdakragu-raguan dalam mengun ungkapkan masalah. Pendapat tersebut menjelaskan bahwa wa, kesukarelaan konseli melanjutkan konseling karena ko konseli telah merasa memiliki kesukarelaan dan meman andang konselor sebagai pihak yang bisa untuk mengatasi m si masalah yang dihadapinya.

  Motivasi siswa melanjutkan kan konseling terkait juga dengan harapan-haparan sisw iswa terhadap konseling. Harapan–harapan siswa terhadap dap konseling merupakan faktor yang mendasari seseo eorang untuk mengikuti konseling. Peran atau fuungsi pok okok adanya harapan terhadap aktifitas seseorang seperti y ti yang diungkapkan oleh Ahmadi (2007:178) yaitu faktor tor kebutuhan (need) individu terhadap sesuatu dapat memb mbangkitkan motivasinya untuk melakukan suatu aktifitas. s. Kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki oleh siswa terhadap dap konseling perorangan berpengaruh terhadap bagaimana p a perasaan/ keinginan, dorongan dan harapan yang dimilikin likinya terhadap konseling perorangan.

  Harapan-harapan yang dimili miliki oleh siswa terhadap pelaksanaan konseling peroran rangan berkaitan dengan pengembangan diri dan pengenta entasan permasalahan tentang berbagai bidang kehidupa pan. Prayitno (1997:50) menyebutkan bahwa pelaksanaan an Bimbingan dan Konseling di sekolah menengah secara ara umum dan khususnya konseling perorangan meliputi: (1 i: (1) bidang bimbingan pribadi, (2) bidang bimbingan sosial, ial, (3) bidang bimbingan belajar dan (4) bidang bimbingan an karir. Harapan-harapan siswa yang positif terhadap dip iperolehnya pengetahuan baru berdasarkan bidang bimbin bingan yang ada, mengindikasikan tingginya motivasi s i siswa untuk mengikuti konseling perorangan secara langs gsung dengan Konselor.

  SIMPULAN, IMPLIKASI DAN N SARAN Kesimpulan

  Berdasarkan temuan penelitia litian, dan juga telah melakukan pembahasan terhadap tem temuan-temuan penelitian, maka dapat dirumuskan kesimpula ulan penelitian yang sesuai dengan rumusan masalah dan n tujuan penelitian, yaitu sebagai berikut: 1. Kemampuan guru BK SMP SMP N 13 Padang dalam membina hubungan konseling berad rada pada kategori tinggi.

  Pada ketiga indikator ke kemampuan membina hubungan konseling, yaitu: a) ) kemampuan membina kepedulian dan kehangatan atan, berada pada kategori tinggi. Siswa merasa guru BK K baik dalam membina kehangatan dan kepedulian lian. Hal ini terlihat dari perhatian guru BK yang besar ter terhadap siswa, selain itu guru BK juga mau menerim rima siswa dengan hangat dan memberika tanggapan yang g baik terhadap apa yang dikatakan siswa. b) Kema ampuan guru BK dalam membina empati berada pada k a kategori tinggi. Artinya guru BK sudah cukup baik aik dalam membina empati dengan siswa. Siswa merasa gur guru BK dapat merasakan dan memahami apa yang s g sedang siswa alami. Guru BK juga mengerti bagaimana napun kondisi siswa dan tidak pernah menyalahkan an atau menyudutkan siswa. c) Kemampuan guru BK dalam lam membina kesegeraan, rata-rata berada pada kateg tegori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa guru BK siap dan an tepat dalam membantu siswa ketika membutuhkan an bantuan. Siswa merasa guru BK bisa menjadi tempatnya ya mengadu atau sekedar minta pendapat.

  2. Motivasi siswa SMP N 13

  13 Padang untuk melanjutkan konseling berada pada k kategori tinggi. Seluruh indikator tentang motivas tivasi siswa melanjutkan konseling yang diteliti, yaitu: itu: a) Keinginan siswa melanjutkan konseling bera erada pada kategori tinggi. Hal ini terlihat dari sikap siswa a yang senang konseling dengan guru BK karena sis siswa punya keyakinan untuk dapat menyelesaikan masala alah dengan bantuan guru BK. b) Tingkah laku siswa swa dalam konseling rata-rata berada pada kategori tinggi. ggi. Artinya tingkah laku siswa baik dan positif ketik ketika konseling dengan guru BK. Hal itu terlihat dari si i sikap siswa yang dapat terbuka dan tanpa ragu-ragu agu untuk menceritakan masalah yang dialami kepada guru ru BK. Siswa juga dengan sukarela mendatangi guru ru BK untuk konseling, tanpa perlu dipanggil atau dipaksa ksakan. c) harapan siswa pada konseling secara rata- ta-rata berada pada kategori tinggi. Hal ini terlihat dari har harapan siswa yang besar

  © 2013 Indonesian Ins Institute for Counseling and

  Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan

http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 1 No. 3, November 2013. hlm. 179-186 Vol. 1 No. 3, November 2013. hlm. 179-186 Vol. 1 No. 3, November 2013. hlm. 179-186

  untuk dapat mengatasi sega egala masalahnya dengan konseling dan siswa berharap ba banyak kepada guru BK untuk dapat membantunya.

  a. Terdapat hubungan yang sig signifikan antara kemampuan guru membina hubungan kon onseling dengan motivasi siswa melanjutkan konseling. H Hasil penelitian menunjukan bahwa, kemampuan guru uru membina hubungan konseling berada pada kategori tin i tinggi, dan motivasi siswa untuk melanjutkan konseling jug juga berada pada kategori tinggi.

  Implikasi

  Beberapa implikasi yang per erlu dilakukan oleh guru BK yakni sebagai berikut:

  1. Menunjukkan sikap siap d dan ramah ketika siswa datang menemui guru BK. Bahw ahwa sedikit atau banyak siswa memerlukan layanan nan konseling perorangan terkait dengan kemampuan gur uru BK dalam membina hubungan dengan para sisw iswanya. Oleh karena itu guru BK perlu menunjukkan sik sikap hangat ketika siswa datang menemuinya melay layani dengan penuh kepedulian, kehangatan, empati dan an kesegeraan. Sehingga memberikan kesan pada sis siswa bahwa guru BK benar-benar peduli dengan siswa.

  2. Meningkatkan kemampuan an membina hubungan konseling. Berdasarkan hasil penelitia elitian, kemampuan guru BK membina hubungan kon konseling berada pada kategori tinggi, akan tetapi jika dilih ilihat satu persatu masing- masing jawaban dari item item pernyataan terdapat hasil pengolahan yang skorny rnya rendah. Butir-butir pernyataan tersebut ketika a siswa datang guru BK menanyakan kabar atau kesehatan tan siswa, guru BK dapat merasakan yang siswa ala alami, guru BK tidak menyalahkan siswa, guru BK da dapat membuat suasana konseling nyaman.

  Saran

  Berdasarkan hasil penelitian tian, maka terdapat beberapa saran yang dapat dikemukak akan kepada pihak-pihak terkait, yaitu sebagai berikut:

1. Guru BK atau Konselor r

  Guru BK disarankan kan dapat meningkatkan kemampuan membina hubunga gan konseling khususnya dalam membina kepedulia lian, kehangatan, empati dan kesegeraan dengan siswa. A . Apabila kemampuan itu belum dimiliki secara baik ik oleh guru BK disarankan guru BK untuk mengikuti berb erbagai macam pelatihan- pelatihan, seminar dan la lain sebagainya untuk meningkatkan kemampuan guru uru BK dalam membina hubungan konseling yang g dapat menjadikan profesional. Serta dapat meningkatka tkan dan pengembangan kemampuan membina hubu ubungan konseling secara efektif guna meningkatkan motiv otivasi siswa melanjutkan konseling. Guru BK juga ga disarankan menyusun dan melaksanakan program pela elayanan Bimbingan dan Konseling, khususnya tenta ntang layanan layanan informasi dan layanan bimbingan d dan kelompok mengenai materi yang berkaitan deng ngan konseling perorangan.

2. Jurusan BK UNP

  Disarankan kepada K Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu P u Pendidikan Universitas Negeri Padang untuk m menyusun program-program pembelajaran yang mem emberikan pengetahuan, pembentukan, pengembang angan dan pelatihan mengenai kemampuan membina hub ubungan konseling yang profesional kepada mahas hasiswa calon Konselor, melalui mata kuliah yang khus husus membahas tentang kepribadian Konselor profe ofesional.

  Selain itu jurusan BK K dapat melahirkan lulusan-lulusan mahasiswa BK yang ng memiliki keterampilan dalam melakukan konseling ling perorangan. Dan sebagai bahan masukan dalam membe bekali mahasiswa dengan kemampuan praktikum Bim imbingan dan Konseling, khususnya melalui praktik-prakti aktik konseling individual

  © 2013 Indonesian Ins Institute for Counseling and

  Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan

http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 1 No. 3, November 2013. hlm. 179-186 Vol. 1 No. 3, November 2013. hlm. 179-186 Vol. 1 No. 3, November 2013. hlm. 179-186

  dan juga melatih komunik nikasi dan sikap guru BK menghadapi konseli yang m memiliki perbedaan dan karakterisitik.

3. Peneliti

  Dapat dijadikan sebag bagai dasar penelitian lanjutan dengan memperluas variabe bel dan subjek penelitian serta penelitian pengemba bangan tentang model peningkatan kemampuan guru B BK membina hubungan konseling, dan model penin ningkatan motivasi siswa melanjutkan konseling.

  DAFTAR RUJUKAN Ahmadi, Abu. 1991. Bimbingan da n dan Konseling di Sekolah . Jakarta: PT. Rineka Cipta.

  Brammer L.M & E.L Shostrom. 1 . 1982. Therapeutic Psychology: Fundamentals of Counse seling and Psychoterapy.

  New Jersey: Prentice-Hall. all. Emzir, 2008. Metodologi Penelitia litian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif, Jakarta: Pt Grafind findo Persada. Lesmana , Jeanette. Murad. 2008.

  8. Dasar-Dasar Konseling. Jakarta: UI-Press. Munro, E.A dkk. 1983. Penyuluh luhan (Counseling): Suatu Pendekatan Berdasarkan Kete eterampilan. Terjemahan oleh Erman Amti (Ed). Ja . Jakarta: Ghalia Indonesia.

  Nurihsan, Achmad Juantika. 2005

  05. Strategi Layanan Bimbingan Dan konseling. Bandung: R g: Refika Aditama. Prayitno & Erman Amti.2004. Da Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling .Jakarta: Rineka Cip ipta Prayitno, 2009. Wawasan Profesio sional Konseling . Padang: UNP Press Surya, M. 1988. Dasar-dasar P Penyuluhan (Konseling). Jakarta: Proyek Pengembangan an Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

  Yusuf, A. Muri. 2005. Metodologi logi Penelitian: Dasar-dasar Penyelidikan Ilmiah . Padang: U : UNP Press.

  © 2013 Indonesian Ins Institute for Counseling and

Dokumen yang terkait

METODE PENELITIAN Alat dan Bahan

0 0 9

ANALISIS PENDAPATAN USAHA PAPRIKA DI DESA PANCASARI KECAMATAN SUKASADA KABUPATEN BULELENG Kadek Duwika Politeknik Ganesha Guru

0 0 9

Perbandingan Jaringan Learning Vector Quantization dan Backpropagation pada Klasifikasi Daun Berbasiskan Fitur Gabungan

0 0 7

Pengelompokan Dokumen Berita Berbahasa Indonesia Menggunakan Reduksi Fitur Information Gain dan Singular Value Decomposition dalam Fuzzy C- MeansClustering

0 0 7

ANALISIS EFFISIENSI PENYALURAN KABEL LAUT 150 kV GILIMANUK 3 dan 4 YANG MENGHUBUNGKAN INTERKONEKSI JAWA-BALI DENGAN METODE ROCK DUMPING

0 0 14

KEMAMPUAN MENGEVALUASI MELALUI TES DAN PENUGASAN DI S U S U N OLEH N I L A W A T I NIM : 1211070041 STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH 2014 KATA PENGANTAR - Makalah Kemampuan Mengevaluasi Melalui Tes dan Penugasan

1 3 21

HADIST DAN PEMBUKUAN DISUSUN OLEH BAMBANG RUDI HARIANTO NPM : 1401110185 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH BANDA ACEH 2014 KATA PENGANTAR - Makalah Sejarah perkembangan Hadits dan Sejarah Pembukuan Hadits

0 0 11

Perkembangan Teknologi Informasi dan Pengaruhnya Terhadap Generasi Muda DI S U S U N OLEH YANTI SARI JAHNUR NPM : 1307110229 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVER SITAS MUHAMMADIYAH ACEH BANDA ACEH 2013 KATA PENGANTAR - Perkembangan Teknologi Informasi dan

0 0 19

Perbedaan Persiapan Siswa yang Hasil Belajar Tinggi dan Rendah dalam Menghadapi Ujian Nasional

0 0 7

Kesiapan Guru Bimbingan dan Konseling Menjalani Penilaian Kinerja Guru

0 0 12