GAMBARAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) PADA KEHAMILAN
GAMBARAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK)
PADA KEHAMILAN
Rosmala Kurnia Dewi dan Septiana Dwi Cahyani Akademi Kebidanan An-Nur Purwodadi
ABSTRAK
Latar belakang: Pentingnya gizi yang baik pada ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami
hambatan dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal. Kondisi kesehatan yang baik pada sistem reproduksi yang normal, atau tidak sedang menderita sakit dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil, maupun saat hamil ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat dari pada ibu dengan kondisi kehamilan sebaliknya. Survei Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menurut SDKI untuk tahun 2012 kematian maternal terjadi pada masa nifas sebesar 57,93, pada waktu hamil sebesar 24,93% dan pada waktu persalinan sebasar 17,33%. Sementara berdasarkan kelompok umur, kejadian kematian maternal terbanyak adalah pada usia produktif (20-34) tahun sebesar 66,96%, kemudian pada kelompok umur >35 tahun sebesar 26,67% dan pada kelompok <20 tahun sebesar 6,37%. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2016 jumlah ibu hamil yang mengalami KEK sebanyak 1948 orang seluruh ibu hamil di Kabupaten Grobogan (8,67%). Jumlah ibu hamil yang terkena KEK tertinggi terjadi di Puskesmas Ngaringan sebanyak 144 orang (13,17%), kedua di Puskesmas Wirosari II sebanyak 134 orang (18,59%), ketiga di Puskesmas Karangrayung II sebanyak 108 orang (14,61%) dari 30 Puskesmas di Kabupaten Grobogan. Tahun 2017 jumlah ibu hamil yang terkena KEK di Puskesmas ngaringan sebesar 21 orang.
Hasil: Berdasarkan hasil analisa pengetahuan didapatkan hasil bahwa responden dengan pengetahuan
kurang sebanyak 12 responden (57,1%), responden pengetahuan cukup sebanyak 5 responden (23,6%), dan responden berpengetahuan baik sebanyak 4 responden (19,0%). Hasil analisa didapatkan hasil responden dengan usia < 20 tahun sebanyak 2 responden (9,5%), usia 20 – 35 tahun sebanyak 13 responden (61,9%), dan usia > 35 tahun sebanyak 6 responden (28,6%). Hasil analisa ditribusi tingkat pendidikan didapatkan sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan yaitu dari jenjang pendidikan SD sebanyak 9 responden (42,9%) dan SMP sebanyak 9 responden (42,9%).
Kesimpulan: Diharapkan bagi para tenaga kesehatan lebih meningkatkan lagi dalam memberikan
KIE tentang KEK pada kehamilan, sehingga ibu hamil dapat mendeteksi dengan dini terhadap resiko tinggi pada kehamilan. Kata kunci : pengetahuan, ibu hamil, Kekurangan Energi Kronis (KEK)
MOTHER'S PREGNANCY ABOUT DISADVANTAGES CHRONIC ENERGY (KEK) ON PREGNANCY
ABSTRACT
Background:The importance of good nutrition in pregnant women so that the growth of the fetus does not experience obstacles and then will give birth to babies with normal weight. Good health conditions in the normal reproductive system, or not suffering from illness and no nutritional disorders during pregnancy, as well as maternity pregnancy will give birth to bigger and healthier babies than mothers with the opposite pregnancy condition. Central Java Provincial Health Survey by
SDKI for 2012 maternal deaths occurred during the puerperium period of 57.93, at the time of pregnancy of
24.93% and at the time of delivery sebasar 17.33%. Meanwhile, based on the age group, the highest incidence of
maternal death was in the productive age (20-34) years was 66.96%, then the age group> 35 years was 26.67%
and in the <20 years group 6.37%. In 2017 the number of pregnant women affected by KEK in Puskesmas
ngaringan is 21 people. Data of District Health Office Grobogan Year 2016 the number of pregnant women who
experienced KEK as many as 1948 people all pregnant women in Grobogan District (8.67%). The highest
number of pregnant women affected by KEK occurred at the Health Center of Ngaringan as many as 144 people
(13.17%), second in Wirosari II Health Center as many as 134 people (18.59%), third in Puskesmas
Karangrayung II with 108 people (14.61% from 30 Puskesmas in Grobogan District.
Result: The result of knowledge analysis showed that respondents with less knowledge as many as 12
respondents (57.2%), knowledge respondents were 5 respondents (23.8%), and 4 respondents (19.0%). The result of the analysis showed that the respondents with age <20 years were 2 respondents (9.5%), age 20-35 years were 13 respondents (61.9%), and age> 35 years were 6 respondents (28.6%). The result of the analysis is that the level of education is found that most of the respondents have the level of education that is from the level of primary education as much as 9 respondents (42.9%) and SMP 9 respondents (42.9%).
Conclusion: It is expected that health workers will increase again in providing KIE on KEK in
pregnancy, so that pregnant women can detect early on high risk in pregnancy.Keywords : Knowledge, Pregnant, Disadvantages Chronic Energy (KEK)
PENDAHULUAN menyediakan makanan bergizi dan kurangnya
kesadaran pada ibu hamil untuk mengonsumsi Masa kehamilan merupakan masa yang makanan dengan gizi seimbang. Gizi ibu sangat menentukan kualitas sumber daya sebelum dan selama hamil dapat manusia masa depan, karena tumbuh kembang mempengaruhi pertumbuhan janin dalam anak sangat ditentukan kondisinya dimasa kandungan (Waryono, 2010). janin dalam kandungan. Salah satu faktor yang Salah satu faktor yang mempengaruhi mempengaruhi terhadap kesehatan ibu adalah terhadap kesehatan ibu adalah keadaan gizi keadaan gizi pada ibu (Depkes RI, 2007). pada ibu (Depkes RI, 2007) . Masalah gizi dalam kehamilan yang Pada Tahun 2012 Kementerian Kesehatan dihadapi masyarakat Indonesia adalah KEK meluncurkan program EMAS (Expanding pada ibu hamil, dimana hal ini disebabkan oleh Maternal And Neonatal Survival). Program pengetahuan gizi terhadap ibu hamil yang dalam rangka menurunkan angka kematian ibu kurang, ketidakmampuan keluarga dalam dan neonatal sebesar 25%. Program ini menyediakan makanan bergizi dan Masalah dilaksanakan di provinsi dan kabupaten gizi dalam kehamilan yang dihadapi dengan jumlah kematian ibu dan neonatal yang masyarakat Indonesia adalah KEK pada ibu besar. Dasar pemilihan provinsi-provinsi hamil, dimana hal ini disebabkan oleh tersebut dikarenakan 52,6% dari jumlah total pengetahuan gizi terhadap ibu hamil yang kejadian kematian ibu di Indonesia berasal dari kurang, ketidakmampuan keluarga dalam enam provinsi tersebut (Riskesdas, 2013). Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai resiko kematian mendadak pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), kematian saat persalinan, perdarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi KEK antara lain : jumlah asupan energi, beban kerja ibu hamil, pendapatan keluarga dan pengetahuan ibu tentang gizi. Salah satu penyebab munculnya gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi dalam kehidupan sehari-hari (Waryono, 2010).
Pentingnya gizi yang baik pada ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal. Kondisi kesehatan yang baik pada sistem reproduksi yang normal, atau tidak sedang menderita sakit dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil, maupun saat hamil ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat dari pada ibu dengan kondisi kehamilan sebaliknya (Waryono, 2010).
Baik 4 19,0 Total 21 100 Berdasarkan tabel 1 diperoleh bahwa distribusi pengetahuan responden dengan kategori cukup sebanyak 5 responden (23,8%) dan kategori baik sebanyak 4 responden (19,0%) dan kategori kurang sebanyak 12 responden (57,2%).
Tabel 3 di atas di peroleh bahwa ditribusi responden terdapat pada jenjang pendidikan
21 100
Pendidikan Frekuensi Presentase (%) SD 9 42,9 SMP 9 42,9 SMA 3 14,3 Total
Pada tabel 2 di atas di peroleh bahwa ditribusi responden kelompok usia yang paling banyak yaitu usia 20-35 tahun sebanyak 13 responden (61,9%) sedangkan umur terkecil pada usia <20 tahun yaitu sebanyak 6 responden (28,6%) dan umur >35 tahun yaitu sebanyak 2 responden (9,5%). Tabel 3. Distribusi responden menurut pendidikan
21 100
13 61,9 >35 th 6 28,6 Total
Usia Frekuensi Presentase (%) < 20 th 2 9,5 20-35 th
Tabel 2. Distribusi responden menurut usia
Kurang 12 57,2 Cukup 5 23,8
Survei Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menurut SDKI untuk tahun 2012 kematian maternal terjadi pada masa nifas sebesar 57,93, pada waktu hamil sebesar 24,93% dan pada waktu persalinan sebasar 17,33%. Sementara berdasarkan kelompok umur, kejadian kematian maternal terbanyak adalah pada usia produktif (20-34) tahun sebesar 66,96%, kemudian pada kelompok umur >35 tahun sebesar 26,67% dan pada kelompok <20 tahun sebesar 6,37%.
1.Distribusi responden menurut pengetahuan Pengetahuan Frekuensi Presentase (%)
Tabel
HASIL PENELITIAN Analisa Univariat
hamil di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan sejumlah 21 ibu hamil. Sampel yang digunakan dengan menggunakan total sampel (total sampling) sejumlah 21 ibu hamil. Sumber data penelitian berasal dari data primer. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Analisis data dilakukan secara univariat.
sectional. Populasi penelitian merupakan ibu
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross
II sebanyak 134 orang (18,59%), ketiga di Puskesmas Karangrayung II sebanyak 108 orang (14,61%) dari 30 Puskesmas di Kabupaten Grobogan. Tahun 2017 jumlah ibu hamil yang terkena KEK di Puskesmas ngaringan sebesar 21 orang.
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2016 jumlah ibu hamil yang mengalami KEK sebanyak 1948 orang seluruh ibu hamil di Kabupaten Grobogan (8,67%). Jumlah ibu hamil yang terkena KEK tertinggi terjadi di Puskesmas Ngaringan sebanyak 144 orang (13,17%), kedua di Puskesmas Wirosari
METODE PENELITIAN
4. Ekonomi Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang menyatakan bahwa social budaya dan ekonomi merupakan kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang
1. Pengetahuan Hasil analisa pengetahuan didapatkan hasil bahwa responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 12 responden (57,1%), responden pengetahuan cukup sebanyak 5 responden (23,6%), dan responden berpengetahuan baik sebanyak 4 responden (19,0%).
Penelitian sebelumnya yang dilakukan di Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal pada tahun 2008 menyatakan bahwa tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap tingkat penegtahuannya (Alfiyah, 2008). Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa responden memiliki tingkat pendidikan yang tinggi belum tentu mempunyai pengetahuan tinggi juga tentang pengertian, gejala, tanda, penyebab, akibat, pencegahan, dan cara mengatasi kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil.
Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang menyatakan bahwa adapun faktor
3. Pendidikan Hasil analisa ditribusi tingkat pendidikan didapatkan sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan yaitu dari jenjang pendidikan SD sebanyak 9 responden (42,9%) dan SMP sebanyak 9 responden (42,9%).
Namun sesuai dengan teori (Notoatmodjo, 2009) yang menyatakan bahwa umur lama hidup seseorang dihitung sejak kelahiranya. Umur terkait dengan kedewasaan berpikir. Individu dengan usia dewasa cenderung mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan individu dengan usia yang jauh lebih muda. Hasil nalisa penelitian ini adalah semakin dewasa usia seseorang, cenderung akan lebih baik pengetahuanya tentang suatu hal dibandingkan dengan usia yang lebih muda.
Hasil penelitian bahwa tidak ada hubungan antara ibu dengan pengetahuan. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian (Budiani, 2010) yang mengatakan bahwa semakin tua umur ibu, maka akan semakin sulit dalam menerima suat hal yang baru.
2. Usia Hasil analisa didapatkan hasil responden dengan usia < 20 tahun sebanyak 2 responden (9,5%), usia 20 – 35 tahun sebanyak 13 responden (61,9%), dan usia > 35 tahun sebanyak 6 responden (28,6%).
Penelitian sebelumnya yang dilakukan di Puskesmas Bandarharjo kabupaten semarang pada tahun 2009 menyatakan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil, berpengaruh terhadap kejadian kekurangan energi kronis (KEK) (Septiningsih, 2009).
Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang menyatakan bahwa pengetahuan seseorang pasti akan bertambah karena adanya faktor pendidikan yang diterima pleh responden. Pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan pula pengetahuan dan pemahaman responden dalam menyerap informasi baru, hal ini tergantung pada keinginan responden untuk memahami sesuatu (Notoatmodjo, 2009).
PEMBAHASAN
lebih banyak pada jenjang SD 9 responden (42,9%) dan SMP yaitu sebanyak 9 responden (42,9%) sedangkan jenjang pendidikan yang rendah adalah jenjang SMA yaitu 3 responden (14,3%).
Tabel 4 di atas diperoleh bahwa distribusi ekonomi responden sangat sedikit yang menjawab ‘’Tinggi’’ yaitu pendapatan keluarga dalam perbulan > Rp 1.435.000/bulan sebanyak 10 responden (47,6%). Dan lebih banya terdapatan pada responden yang menjawab ‘’Rendah’’ yaitu pendapatan keluarga dalam perbulan < Rp 1.435.000/bulan sebanyak 11 responden (52,4%).
21 100
52.4 Total
11
47.6 <UMR
10
>/=UMR
Ekonomi Frekuensi Presentase (%)
Tabel 4. Distribusi responden menurut ekonomi
- – faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan seseorang yaitu antara lain umur, sikap, keterjangkauan fasilitas, status pekerjaan, status sosial ekonomi, dan social ekonomi, dan sosial budaya. Pendidikan secara langsung ataupun tidak langsung, secara implisit maupun eksplisit memainkan peran yang besar dalam masyarakat (Nursalam dan Effendi, 2008).
- – orang tanpa melalui
Penelitian sebelumnya yang dilaukan di Puskesmas Bandarharjo Kabupaten Semarang pada tahun 2009 menyatakan bahwa status ekonomi secaratidak langsung akan berpengaruh terhadap kejadian kekurangan energi kronis pada ibu hamil, karena berhubungan dengan status gizi ibu hamil (Septianingsih, 2009).
Gramedika Pustaka Utama. Jakarta. Reproduksi.Yogyakarta Nuha Medika. Arisman, MB. 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi: Gizi Dalam Daur Kehidupan. EGC.
Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Pustaka Rihana. Yogyakarta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika. Jakarta.
Jakarta. Notoadmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Kebidanan dan Teknik Analisa Data Salemba Medika Jakarta. Kristiyanasari 2010.Gizi Seimbang Bagi Ibu Hamil yang Terkena KEK.Rineka Cipta.
Berhubungan dengan Anemia Pada Ibu Hamil. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Depok. Dinas Kesehatan Grobogan. 2016. Data Akhir Tahun Ibu Hamil Dengan KEK. Hidayat, A.A. 2009. Metode Penelitian
Jakarta. Asyirah, S. 2012. Faktor-faktor Yang
DAFTAR PUSTAKA Almatser, S. 2007. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
Hasil penelitian ini memunjukkan bahwa bukan hanya responden yang mempunyai penghasilan rendah saja yang mempunyai penghasilan rendah saja yang menderita kekurangan energi kronis, tetapi juga banyak responden yang mempunyai status ekonomi tinggi juga dapat menderita kekurangan energi kronis (KEK). Hal ini membuktikan bahwa status ekonomi seseorang tidak berpengeruh kejadian kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa distribusi ekonomin responden sangat sedikit yang menjawab ‘’Tinggi’’ yaitu pendapatan keluarga dalam perbulan > Rp 1.435.000/bulan sebanyak 10 responden (47,6%). Dan lebih banyak terdapat pada responden yang menjaw ab ‘’Rendah’’ yaitu pendapatan keluarga dalam perbulan < Rp 1.435.000/bulan sebanyak 11 responden (52,4%).
Berdasarkan terdapat pada jenjang pendidikan lebih banyak pada jenjang SD sebanyak 9 responden (42,9%)dan SMP yaitu sebanyak 9 responden (42,9%) sedangkan jenjang pendidikan yang rendah adalah jenjang SMA yaitu 3 responden (14,3%).
Berdasarkan hasil penelitian tingkat umur ibu hamil <20 tahun 2 ibu hamil dengan presentase (9,5%), 20 – 35 tahun dengan 13 ibu hamil dengan presentase (61,9%), >35 tahun dengan 6 ibu hamil dengan presentase (28,6%).
Dari hasil penelitian yang telah di lakukan, dari 21 responden didapatkan hasil penelitian berdasarkan pengetahuan tentang Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil kategori pengetahuan kurang sebanyak 12 responden (57,1%) dan kategori pengetahuan cukup sebanyak 5 responden (23,6%) dan responden dengan pengetahuan baik sebanyak 4 responden (19,0%). Pengetahuan ibu hamil dapat meningkatkan seseorang untuk proses perkembangan.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perlunya meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang KEK untuk mendeteksi dini resiko pada kehamilan.
KESIMPULAN
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. alfabeta. Bandung .