Penyakit Alergi dan Reaksi obat
Penyakit Alergi dan Reaksi obat Kuliah
Kompetensi yang diharap
ALERGI Eritema multiforme
X D. Atopik (kec rekalsitran)
X TEN
X SSJ
X DKI
X DKA
X Insect bite reaction
X Urtikaria
X Angioedema
X Allergic vasculitis
X Exanthematous drug
PENDAHULUAN
Dermatitis kontak alergi (DKA) reaksi imunologi
tipe IV, terdiri dari 2 fase : sensitisasi dan elisitasi
- DKA kontak berulang dengan bahan eksogen
yang sebelumnya telah tersensitisasi oleh bahan
yang sama Diperkirakan terdapat 3000 bahan kimia penyebab
spesifik DKA
- Faktor-faktor yang berperan timbulnya DKA :
Genetik Intensitas Jangka waktu dan frekuensi pajanan
Daya penetrasi bahan dan afinitas antigen terhadap molekul
pembawa Kemampuan fagositosis antigen Imunitas Keadaan umum pasien Keadaan kulit, penyakit yang diderita Faktor mekanik seperti gesekanEPIDEMIOLOGI
- Sering ditemukan,tapi lebih sedikit dibanding
DKI
- DKA akibat kerja 50-60%
- DKA jarang ditemukan pada anak dan pada usia > 70 tahun
- Wanita lebih sering terkena alergi nikel
ETIOLOGI
- Alergen penyebab DKA sangat bervariasi berupa bahan kimia sederhana dgn BM rendah(<1000 Dalton),berupa hapten lipofilik yang dapat menembus st.korneum.
- Dapat ditemukan pada perhiasan,kosmetik, pewarna rambut atau pakaian, obat topikal, bahan kimia, tumbuhan, dan lainnya.
ETIOLOGI
Alergen yang tersering menyebabkan DKA :
- Nikel sulfat
- Neomisin sulfat
- Balsam peru
- Fragrance mix
- Thimerosal - Sodium gold thiosulfate
- Formaldehid - Quaternium 15
PATOGENESIS
- DKA digolongkan dalam reaksi imunologi tipe
IV
- Ada dua fase yang menimbulkan DKA yaitu :
- Fase sensitisasi
- Fase elisitasi Hanya individu yang telah mengalami
• Erupsi muncul 48 jam hingga beberapa hari setelah
kontak dengan alergen- Paparan berulang-ulang menyebabkan crescendo
reaction, dimana erupsi kulit akan memburuk
- Gejala subjektif meliputi rasa gatal, nyeri,terbakar, dapat timbul demam pada DKA berat
- Lokasi tersering pada lengan,wajah,telinga,leher,genital,badan, paha.
Ada 3 tipe DKA :
AKUT Eritema berbatas tegas,udem,vesikel,papul.pada reaksi berat timbul bulla,erosi konfluen dan krusta.
- SUBAKUT plak eritem yang minimal dengan skuama kering biasa jg ditemukan papul kecil,merah.
- KRONIK
Plak likenifikasi,skuama dgn lesi satelit berupa papul kecil,bulat,,ekskoriasi,eritem minimal,dan hiperpigmentasi.
- Lesi DKA seringnya terbatas pada daerah yang terpapar tapi dapat juga menyebar ke perifer berupa lesi satelit. Pada keadaan sensitisasi berat dapat menyebar ke bagian tubuh lain dan dapat generalisata.
- Biopsi
- Tes Tempel Dapat dilakukan pada punggung pasien atu bisa juga di lengan atas. Sebaiknya dilakukan setelah 2 minggu bebas lesi. Tes tempel positif jika terlihat eritem,papul atau vesikel pada tempat tes.
Terapi
• Hindari alergen/bhn kontaktan.
- Topikal :
basah kompres kering KS topikal Akut kompres S. Akut krim
Sistemik : Antihistamin Kortikosteroid AB inf sekunder
Tindakan pencegahan utk DKA
pd pekerja di lingk industri PROGNOSIS
- Umumnya baik apabila alergen dapat disingkirkan
- Kurang baik dan cenderung kronis jika bersamaan dgn dermatitis oleh faktor endogen seperti D.atopik,D.numularis,psoriasis.
DERMATITIS
KONTAK IRITAN
Pendahuluan
- Dermatitis kontak iritan (DKI): reaksi peradangan setempat yg bukan imunologis pd kulit sesudah mendapat paparan iritan baik satu kali maupun berulang.
- Bentuk paling lazim dari penyakit akibat kerja.
Epidemiologi
- 15-30% kasus rawat jalan di klinik dengan penyebab dari luar.
- 20-50% dermatitis akibat kerja.
- Angka tepat sulit diketahui karena penderita ringan tdk berobat.
- Diderita oleh semua orang dari nerbagai
Etiologi
- Rumit dan biasanya melibatkan berbagai iritan
:
- 1. Sabun, detergen dan lain-lain
- 2. Asam inorganik
- 3. Asam organik
- 4. Basa kuat
6. Pelarut
7. Wol dan bahan kain sintetik 8. Tumbuh-tumbuhan.
Patogenesis
- Bahan iritan merusak lapisan tanduk , denaturasi kreatinin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk dan mengubah daya ikat air kulit sehingga sel epidermis terlepas.
- 2 jenis bahan iritan :
- Iritan kuat kelainan kulit pd pajanan pertama
- Iritan lemah pd org yang paling rawan atau kontak berulang2. Faktor kostribusi : kelembaban udara, tekanan, gesekan dan oklusi.
Gambaran klinis
- DKI AKUT : penyebab : kecelakaan, kulit rasa pedih atau panas, eritema, vesikel atau bula.
Luas sebatas daerah yg terkena, berbatas tegas.
Muncul segera. Tapi sejumlah bhn kimia mis:podofilin,antralin,as.Fluorohidrogenat, DKI akut lambat. (12-24 jam atau lebih).
DKI KRONIS (plng sering) = dermatitis iritan kumulatif.
Penyebab : iritan lemah berulang2, mungkin
Kelainan baru nyata( berhari2 s/d tahunan)
waktu dan rentetan kontak mrpkn fx plng
penting. GEJALA KLASIK : kulit kering,eritema,skuama,hiperkeratosis dan likenifikasi, batas tidak tegas. Bila kontak berlangsung fissura.DIAGNOSIS
- Anamnesis cermat
- DKI akut lebih mudah
- DKI kronis dng variasi gamb.klinis lbh luas
dd/ Dermatitis kontak alergi ( sulit )
- Diperlukan uji tempel dng bahan yg dicurigai.
DIAGNOSIS BANDING
- Dermatitis seboroik pd kepala & lipatan kulit
- Psoriasis pd telinga & telapak tangan
- Dermatitis vesikular pd telapak tangan
- Infeksi jamur pd telapak tangan
- Dermatitis atopik
- Eksema numular dishidrofik
- Polimorphic light eruption (DK fototoksik)
- Porfiria kutanea tarda
- Dermatomiosist • Liken planus
- Erupsi obat
KOMPLIKASI
- Infeksi bakteri dan jamur sekunder
- Keterlambatan penyembuhan kecuali jika diobati secara tepat
- Tergantung pada kerentanan seseorang, dermatitis bisa sembuh dengan hiperpigmentasi atau hipopigmentasi.
PENCEGAHAN & PENGOBATAN
- Penatalaksanaan terutama berhubungan dng
pencegahan dan ini akan berhasil bila ada
kerjasama yg erat antara perusahaan dan dermatologist.
- DKI eksudatif akut (ringan-sedang) : - kompres dingin 20’-30’ 3 kali sehari.
- Lotion (kalamin) bisa jg digunakan.
- Sesudah oozing mereda, krim atau lotion kortikosteroid membantu mengurangi gatal. Pada kasus berat : kortikosteroid sistemik Merupakan indikasi.mis: prednisolon 40-60 mg/ hari tapering dose selama 2-3 mgg.
- DKI Kronik (non eksudatif) : kortiosteroid topikal; kekuatan preparat trgantng lokalisasi dermatitis dan beratnya peradangan.
- Pd lipat paha, hidrokortison mrpkan indikasi.
- Pd tangan sisi volar kortikosteroid fluorinasi (potensi kuat).
- Bila DKI yg berkomplikasi superinfeksi bakteri, antibiotik sistemik merupakan indikasi.
PROGNOSIS
- Tergantung penyebab & kemungkinan paparan ulang.
- Faktor individu (atropi, motivasi & inflamasi)
- Paparan terlalu sering dermatitis, yg terpapar sampai tingkat subkutis bkembang jadi pengerasan kulit.
INSECT BITE REACTION
PENDAHULUAN Insect bite reaction adalah reaksi inflamasi dan
atau reaksi alergi, berupa erupsi pruritik pada tempat di mana serangga menggigit yg timbul beberapa jam atau hari setelah gigitan.
Dapat berupa papula urtikaria soliter atau grup, papulovesikel dan atau bula yg dapat bertahan
EPIDEMIOLOGI Insect bite reaction terdapat di seluruh dunia
Statistik yg nyata tidak ada karena kebanyakan
kasus tidak dilaporkan & tidak butuh perawatan rumah sakit.ETIOLOGY
- Insecta:
A. Anoplura: kutu
B. Coleoptera: tawon
C. Diptera: nyamuk, lalat hitam, midges
D. Hemiptera: bedbugs, kissing bugs
E. Hymenoptera: semut, lebah, wasps, hornets
Bed Bugs (badan datar & tipis)
Bed
Bug
&
Rusty
Spots
on
a
Sheet
Mattress Tipe I ( Anafilaksis ) B Mast Cell Mast Cell
IgE degranulasi pollen (paparan 1) pollen (paparan kedua)
- Edema, gatal, nyeri pd area tempat tergigit
- Sistemik:
- – Perasaan tidak nyaman
- – Muntah – Pusing – Syok
- Lokasi :
Di mana
- Efloresensi :
Eritema morbiliformis atau bula dikelilingi dengan makula eritema & iskemik, yg kmdn menadi nekrosis & grangrene. Kadang, tdp putul miliar
Immediate Bite Reactions Severe Bed Bug Bite Reactions (
C. lectularius ) lengan
Delayed Reactions (> 24 jam)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
- Pemeriksaan darah u/ lihat eosinofil
- Tes tusuk dan tes tempel
PENGOBATAN • Pengobatan utama insect bite u/ mencegah gatal
- Topikal : reaksi lokal ringan: kompres & kortikosteroid topikal (krim hidrocortison 1-2%)
- Sistemik : AH (chlorpheniramin 10mg or diphenhidramin 50mg
- Adrenalin 1% 0,3-0,5ml subcutan anafilaktik syok
PENCEGAHAN • Hindari kontak dgn serangga sebisa mungkin
- Hindari gerakan cepat & tiba2 bila dekat dengan sarang serangga jenis apa pun.
- Hindari penggunaan parfum & pakaian berwarna cerah serta corak bunga2.
- Gunakan penolak serangga dan pakaian yang tertutup.
- Berhati2 bila makan di luar, apalagi bila membawa
Steaming Furniture
Bed Bug Detection Dogs
Tidak semua obat dapat mengakibatkan reaksi alergi ini. Hanya
beberapa golongan obat yang 1% hingga 3% dari seluruh
pemakainya akan mengalami erupsi obat alergi- Erupsi obat dapat terjadi akibat pemakaian obat yang diberikan
oleh dokter dalam resep, atau obat yang dijual bebas, termasuk
Perlu ditegakkan diagnosa yang tepat
Identifikasi dan anamnesa yang tepat dari
penyebab timbulnya reaksi obat
Erupsi obat alergi merupakan alergi terhadap obat yang terjadi melalui
mekanisme imunologik.
Hal ini terjadi pada pemberian obat
kepada penderita yang sudah
mempunyai hipersensitivitas
Klasifikasi Alergi Obat Alergi Obat Alergi Obat (Gell and Coombs klasifikasi) (Gell and Coombs klasifikasi) reaksi reaksi Reaksi Immunologi Pseudo alergi Reaksi Immunologi Pseudo alergi reaksi Reaksi Reaksi Reaksi
Type I Type II Type III Type IV
Type I Type II Type III Type IV
• Antibodi •Kerusakan •Urtikaria •IgG/IgM •Mengikat Oleh T-sel •Anafilaksis sitotoksik • Dimediasi IgE dependen Imun komplek • Kerusakan Yang dimediasi- Angioedema mengikat Anti bodi untuk
.
1 Morbilliform Drug Eruption
2. Urticarial Drug Eruption
3. Lichenoid Drug Eruption
4. Fixed Drug Eruption 5.
Photosensitive Drug Eruptions .
7.
Eczematous Drug Reaction
8. Erythema Multiforme,
Stevens- Johnson
Syndrome and Toxic- Drug-Induced Pemphigus
- Drug-Induced Bullous
Pemphigoid
- Drug-Induced Linear
Immunoglobin A Disease
- - Drug-Induced Pseudoporphyria Cutanea Tarda
10. Drug-Induced Lupus Erythematosus- Like Eruptions
11. Psoriasiform Drug Reaction
12. Erythroderma
13. Drug-Associated Vasculitis
PENGOBATAN SISTEMIK A.Kortikosteroid Prednison 3x10 mg B. Antihistamin Antihistamin sedatif TOPIKAL Kering = bedak salisilat, + menthol ½ - 1% /
Sindroma Steven Johnson & Nekrolisis Epidermal Toksik PENDAHULUAN
Obat-Obatan
- Resiko tinggi :
- Resiko tinggi :
Antibakteri sulfonamid, Antibakteri sulfonamid, Antikonvulsan aromatik, Antikonvulsan aromatik,
Pada pemberian Pada pemberian
Allopurinol, Obat antiinflamasi Allopurinol, Obat antiinflamasi
8 minggu non steroid oxicam, non steroid oxicam,
8 minggu Lamotrigine, Nevirapine Lamotrigine, Nevirapine pertama pertama
- Karsinoma • Limfoma • 25-50%
- Belum jelas
- Diperkirakan disebabkan reaksi hipersensitivitas tipe III dan IV
Eritem difus dan meluas Konfluen
- Berdasarkan luas lesi :
- – SSJ : luas < 10% BSA + lesi eritematous luas / purpura
- – SSJ+NET : luas 10-30% BSA + purpura luas
- – NET : luas >30% BSA + purpura
- – NET tanpa makula : epidermolisis > 10% BSA
Permukaan tangan (telapak dan jari-jari) dapat
Maculo-papular rash Stevens Johnson Toxic Epidermal Syndrome Necrolysis(TEN) Epidermal
Toxic Epidermal Necrolysis
PENATALAKSANAAN
- Jika KU baik Prednison 30- 40 mg sehari
- Jika KU buruk Deksametason IV 4-6 x 5 mg sehari •Kortikosteroid life saving.
- Antibiotik dipilih yang jarang menimbulkan
- Diet rendah garam dan tinggi protein.
- Jika terjadi penurunan K obat anabolik dan KCl 3x 500 mg sehari.
- Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit • Tidak ada perbaikan transfusi darah.
2. NET