EFEKTIVITAS PERAN MEDIASI DALAM MENANGGULANGI PERCERAIAN DI LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA

EFEKTIVITAS PERAN MEDIASI DALAM MENANGGULANGI PERCERAIAN DI LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA

Malik Ibrahim

Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Jln. Marsda Adisucipto Yogyakarta, 55281 Malikibrahim1966@gmail.com

Abstract: The Effectivness of Mediation Role in Tackling Divorce Rate in the Religious Court. This article is aimed at looking at the effectiveness of the role of mediation in the Religious Court in tackling divorce rate in Indonesia. It is motivated by the phenomenon of increasingly high divorce rate in the Religious Court, while the mediation efforts in order to minimize the increasing divorce rate seems to work alone; it does not seem to be real. Hence, many factors that influence the lack of successfully mediation rate in the Religious Courts needs be investigated. Seeing the study undertaken, It was found that the practice of mediation in the religious Court was not effective due to eight influences that center lay on both the Religious Court and those who want to divorce.

Keywords: mediation; religious court; divorce.

Abstrak: Efektivitas peran mediasi dalam menanggulangi perceraian di Lingkungan Peradilan Agama. Tulisan ini berupaya untuk melihat efektivitas peran mediasi di lingkungan Peradilan Agama dalam menanggulangi angka perceraian di Indonesia. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh fenomena semakin tingginya angka perceraian di lingkungan PA yang dari tahun ke tahun semakin meningkat jumlahnya, sementara upaya mediasi dalam rangka meminimalkan tingginya angka perceraian nampaknya sampai saat ini hanya harapan semata, belum terwujud dalam realita yang sebenarnya. Karena itu, fenomena tersebut perlu diteliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap minimnya angka keberhasilan mediasi di lingkungan Peradilan Agama. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa praktik mediasi di lingkungan Peradilan Agama masih belum berjalan secara efektif. Ketidakefektifan tersebut dipengaruhi oleh delapan hal baik bermuara dari Pengadilan Agama itu sendiri, maupun dari pihak- pihak yang ingin bercerai.

Kata kunci: mediasi; peradilan agama; perceraian.

Pendahuluan

menangani sengketa perceraian, baik perkara

1 cerai talak maupun cerai gugat Salah satu jenis kompetensi absolut 3 Peradilan . Hal ini sesuai Agama 2 (selanjutnya disingkat PA) adalah

dengan penjelasan pada Pasal 49 UU No 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama. 4

1 Kompetensi bagi lembaga peradilan adalah kewenangan

Dalam sidang pertama perkara perceraian,

untuk mengadili suatu jenis perkara tertentu dan atau dalam

ketika kedua belah pihak yang berperkara hadir

wilayah hukum tertentu. Oleh karena itu, kompetensi lembaga peradilan mencakup dua hal, yakni kompetensi yang berkaitan

di persidangan, maka hakim mewajibkan kedua

dengan jenis-jenis perkara yang disebut kompetensi absolut,

belah pihak pada hari itu juga atau paling lama

dan kompetensi yang berkaitan dengan wilayah hukum (yudiksi

dua hari kerja berikutnya untuk berunding guna

teritorial) bagi suatu pengadilan yang disebut kompetensi relatif. A. Zuhdi Muhdlor, “Kompetensi”, disampaikan pada

memilih mediator, yang kemudian dilaksanakan

perkuliahan Hukum Acara Perdata Jurusan Al-Ahwal Asy- Syakhsiyyah Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga

Pasal 49 UU No 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Terhadap UU Yogyakarta Tahun 2011. h. 15

No 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. 2 Adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi

3 Cerai talak adalah perceraian yang inisiatifnya berasal rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai

dari pihak suami, sedangkan cerai gugat adalah perceraian perkara tertentu sebagaimana dimaksud dalam Undang-

yang inisiatifnya berasal dari pihak isteri. Undang No 3 Tahun 2006 tentang Perubahan terhadap UU

4 Taufik Hamami, Peradilan Agama Dalam reformasi No 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Yang dimaksud

Kekuasaan Kehakiman di Indonesia, (Jakarta: Tatanusa, 2013), dengan perkara tertentu adalah sebagaimana diatur dalam

h. 496

MADANIA Vol. 19, No. 1, Juni 2015 MADANIA Vol. 19, No. 1, Juni 2015 MADANIA Vol. 19, No. 1, Juni 2015

proses mediasi. proses mediasi. proses mediasi. 5 5 5 Pola penyelesaian sengketa Pola penyelesaian sengketa Pola penyelesaian sengketa memiliki sertifikat mediator yang diperoleh memiliki sertifikat mediator yang diperoleh memiliki sertifikat mediator yang diperoleh melalui mediasi telah dikenal dalam sistem hukum melalui mediasi telah dikenal dalam sistem hukum melalui mediasi telah dikenal dalam sistem hukum

setelah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan setelah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan setelah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan Islam. Ketika terjadi suatu konflik besar dalam Islam. Ketika terjadi suatu konflik besar dalam Islam. Ketika terjadi suatu konflik besar dalam

oleh lembaga yang mendapat akreditasi dari oleh lembaga yang mendapat akreditasi dari oleh lembaga yang mendapat akreditasi dari rumah tangga yang sulit untuk diselesaikan sendiri rumah tangga yang sulit untuk diselesaikan sendiri rumah tangga yang sulit untuk diselesaikan sendiri

Mahkamah Agung RI (Pasal 5 ayat (1) PERMA Mahkamah Agung RI (Pasal 5 ayat (1) PERMA Mahkamah Agung RI (Pasal 5 ayat (1) PERMA oleh pasangan suami isteri, Islam memerintahkan oleh pasangan suami isteri, Islam memerintahkan oleh pasangan suami isteri, Islam memerintahkan

Nomor 01 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi Nomor 01 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi Nomor 01 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi agar kedua belah pihak mengutus dua hakam agar kedua belah pihak mengutus dua hakam agar kedua belah pihak mengutus dua hakam

di Pengadilan). di Pengadilan). di Pengadilan). 10 10 10

Dalam mediasi para pihak yang bersengketa Dalam mediasi para pihak yang bersengketa Dalam mediasi para pihak yang bersengketa untuk mencari jalan keluar, sebagaimana firman untuk mencari jalan keluar, sebagaimana firman untuk mencari jalan keluar, sebagaimana firman

(juru damai atau mediator) (juru damai atau mediator) (juru damai atau mediator) 6 6 6 , dengan maksud , dengan maksud , dengan maksud

pro aktif dan memiliki kewenangan penuh dalam pro aktif dan memiliki kewenangan penuh dalam pro aktif dan memiliki kewenangan penuh dalam Allah SWT.: Allah SWT.: Allah SWT.:

pengambilan keputusan. pengambilan keputusan. pengambilan keputusan. 11 11 11 Pihak mediator tidak Pihak mediator tidak Pihak mediator tidak memiliki kewenangan untuk memberi putusan memiliki kewenangan untuk memberi putusan memiliki kewenangan untuk memberi putusan terhadap sengketa tersebut, melainkan hanya terhadap sengketa tersebut, melainkan hanya terhadap sengketa tersebut, melainkan hanya berfungsi untuk membantu dan menemukan berfungsi untuk membantu dan menemukan berfungsi untuk membantu dan menemukan solusi terhadap para pihak yang bersengketa solusi terhadap para pihak yang bersengketa solusi terhadap para pihak yang bersengketa

7 7 7 tersebut. tersebut. tersebut. 12 12 12 Pada umumnya, mediasi dilakukan Pada umumnya, mediasi dilakukan Pada umumnya, mediasi dilakukan “Dan jika kamu khawatir terjadi persengketaan “Dan jika kamu khawatir terjadi persengketaan “Dan jika kamu khawatir terjadi persengketaan

pada ruangan khusus yang telah disediakan oleh pada ruangan khusus yang telah disediakan oleh pada ruangan khusus yang telah disediakan oleh antara keduanya (suami-isteri), maka kirimlah antara keduanya (suami-isteri), maka kirimlah antara keduanya (suami-isteri), maka kirimlah

pengadilan. Di ruangan tersebut kedua belah pengadilan. Di ruangan tersebut kedua belah pengadilan. Di ruangan tersebut kedua belah seorang juru damai dari keluarga laki-laki dan seorang juru damai dari keluarga laki-laki dan seorang juru damai dari keluarga laki-laki dan

pihak melakukan proses mediasi yang didampingi pihak melakukan proses mediasi yang didampingi pihak melakukan proses mediasi yang didampingi seorang juru damai dari keluarga perempuan. Jika seorang juru damai dari keluarga perempuan. Jika seorang juru damai dari keluarga perempuan. Jika

oleh hakim mediator yang telah ditunjuk. Hal ini oleh hakim mediator yang telah ditunjuk. Hal ini oleh hakim mediator yang telah ditunjuk. Hal ini keduanya (juru damai itu) bermaksud mengadakan keduanya (juru damai itu) bermaksud mengadakan keduanya (juru damai itu) bermaksud mengadakan

sesuai dengan ketentuan pada PERMA Nomor sesuai dengan ketentuan pada PERMA Nomor sesuai dengan ketentuan pada PERMA Nomor perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada

1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di suami isteri itu. Sungguh Allah Maha Mengetahui suami isteri itu. Sungguh Allah Maha Mengetahui suami isteri itu. Sungguh Allah Maha Mengetahui

Pengadilan. 13

Pengadilan. Pengadilan. 13 13

dan Maha Teliti“ 8

dan Maha Teliti“ dan Maha Teliti“ 8 8 Diantara perkara di lingkungan Peradilan Diantara perkara di lingkungan Peradilan Diantara perkara di lingkungan Peradilan

Pengertian mediasi dijelaskan dalam PERMA Pengertian mediasi dijelaskan dalam PERMA Pengertian mediasi dijelaskan dalam PERMA Agama yang paling banyak ditangani adalah perkara Agama yang paling banyak ditangani adalah perkara Agama yang paling banyak ditangani adalah perkara Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi

perceraian perceraian perceraian 14 14 14 dikarenakan ketidakharmonisan dikarenakan ketidakharmonisan dikarenakan ketidakharmonisan di Pengadilan yang berbunyi “Mediasi adalah cara di Pengadilan yang berbunyi “Mediasi adalah cara di Pengadilan yang berbunyi “Mediasi adalah cara

hubungan suami isteri dalam perkawinan hubungan suami isteri dalam perkawinan hubungan suami isteri dalam perkawinan 15 15 15 . Dalam . Dalam . Dalam penyelesaian sengketa melalui proses perundingan penyelesaian sengketa melalui proses perundingan penyelesaian sengketa melalui proses perundingan

undang-undang dijelaskan bahwa perkawinan undang-undang dijelaskan bahwa perkawinan undang-undang dijelaskan bahwa perkawinan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dibantu untuk memperoleh kesepakatan para pihak dibantu untuk memperoleh kesepakatan para pihak dibantu

adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan oleh mediator” oleh mediator” oleh mediator” 9 9 9 seorang wanita sebagai suami istri, dengan tujuan seorang wanita sebagai suami istri, dengan tujuan seorang wanita sebagai suami istri, dengan tujuan

Pada prinsipnya, mediasi di lingkungan Pada prinsipnya, mediasi di lingkungan Pada prinsipnya, mediasi di lingkungan untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang pengadilan dilakukan oleh mediator yang berasal pengadilan dilakukan oleh mediator yang berasal pengadilan dilakukan oleh mediator yang berasal

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Maha Esa. Maha Esa. 16 16 dari luar pengadilan. Namun, mengingat jumlah 16 dari luar pengadilan. Namun, mengingat jumlah dari luar pengadilan. Namun, mengingat jumlah mediator yang sangat terbatas dan tidak semua mediator yang sangat terbatas dan tidak semua mediator yang sangat terbatas dan tidak semua

Tujuan perkawinan diantaranya: memperoleh Tujuan perkawinan diantaranya: memperoleh Tujuan perkawinan diantaranya: memperoleh pengadilan tingkat pertama tersedia mediator pengadilan tingkat pertama tersedia mediator pengadilan tingkat pertama tersedia mediator

ketenangan hidup yang penuh cinta dan kasih ketenangan hidup yang penuh cinta dan kasih ketenangan hidup yang penuh cinta dan kasih bersertifikat mediator, maka Peraturan Mahkamah bersertifikat mediator, maka Peraturan Mahkamah bersertifikat mediator, maka Peraturan Mahkamah

sayang (sakinah mawaddah wa rahmah), sebagai sayang (sakinah mawaddah wa rahmah), sebagai sayang (sakinah mawaddah wa rahmah), sebagai Agung (disingkat PERMA Nomor 1 Tahun 2008) Agung (disingkat PERMA Nomor 1 Tahun 2008) Agung (disingkat PERMA Nomor 1 Tahun 2008)

ini mengizinkan hakim (belum bersertifikat ini mengizinkan hakim (belum bersertifikat ini mengizinkan hakim (belum bersertifikat

10 10 10 Syahrizal Abbas, Mediasi dalam Hukum Syari’ah, Hukum Syahrizal Abbas, Mediasi dalam Hukum Syari’ah, Hukum Syahrizal Abbas, Mediasi dalam Hukum Syari’ah, Hukum

mediator) menjadi mediator. Hakim yang menjadi mediator) menjadi mediator. Hakim yang menjadi mediator) menjadi mediator. Hakim yang menjadi

Adat dan Hukum Nasional, (Jakarta: Kencana Prenada, 2011), Adat dan Hukum Nasional, (Jakarta: Kencana Prenada, 2011), Adat dan Hukum Nasional, (Jakarta: Kencana Prenada, 2011),

mediator bukanlah hakim yang sedang menangani mediator bukanlah hakim yang sedang menangani mediator bukanlah hakim yang sedang menangani

Cet. Ke-2, h. 312 Cet. Ke-2, h. 312 Cet. Ke-2, h. 312

11 11 11 Syahrizal Abbas, Mediasi dalam Hukum Syari’ah, Hukum Syahrizal Abbas, Mediasi dalam Hukum Syari’ah, Hukum perkara yang akan dimediasikan, tetapi hakim- Syahrizal Abbas, Mediasi dalam Hukum Syari’ah, Hukum perkara yang akan dimediasikan, tetapi hakim- perkara yang akan dimediasikan, tetapi hakim-

Adat dan Hukum Nasional, (Jakarta: Kencana Prenada Media Adat dan Hukum Nasional, (Jakarta: Kencana Prenada Media Adat dan Hukum Nasional, (Jakarta: Kencana Prenada Media

hakim lainnya di pengadilan tersebut. Mediator hakim lainnya di pengadilan tersebut. Mediator hakim lainnya di pengadilan tersebut. Mediator

Group, 2011), Cet. Ke-2,h. 24. Group, 2011), Cet. Ke-2,h. 24. Group, 2011), Cet. Ke-2,h. 24.

12 12 non hakim dapat berpraktik di pengadilan, bila 12 non hakim dapat berpraktik di pengadilan, bila non hakim dapat berpraktik di pengadilan, bila Munir Fuady, Arbitrase Nasional Alternatif Penyelesaian Munir Fuady, Arbitrase Nasional Alternatif Penyelesaian Munir Fuady, Arbitrase Nasional Alternatif Penyelesaian

Sengketa Bisnis, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 20000, Cet, Sengketa Bisnis, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 20000, Cet, Sengketa Bisnis, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 20000, Cet,

Ke-1, h. 47 Ke-1, h. 47 Ke-1, h. 47

Syahrizal Abbas, Mediasi dalam Hukum Syari’ah, Hukum Syahrizal Abbas, Mediasi dalam Hukum Syari’ah, Hukum Syahrizal Abbas, Mediasi dalam Hukum Syari’ah, Hukum 13 13 13 Pasal 20 ayat (1) PERMA No. 1 Tahun 2008 Pasal 20 ayat (1) PERMA No. 1 Tahun 2008 Pasal 20 ayat (1) PERMA No. 1 Tahun 2008 Adat dan Hukum Nasional, (Jakarta: Kencana Prenada, 2011), Adat dan Hukum Nasional, (Jakarta: Kencana Prenada, 2011), Adat dan Hukum Nasional, (Jakarta: Kencana Prenada, 2011),

14 14 14 A. Mukti Arto, Peradilan Agama dalam Sistem Ketata- A. Mukti Arto, Peradilan Agama dalam Sistem Ketata- A. Mukti Arto, Peradilan Agama dalam Sistem Ketata- Cet. Ke-2, h. 310 Cet. Ke-2, h. 310 Cet. Ke-2, h. 310

negaraan Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 373 negaraan Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 373 negaraan Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 373

15 15 15 Perkawinan adalah berkumpulnya dua insan yang Perkawinan adalah berkumpulnya dua insan yang Perkawinan adalah berkumpulnya dua insan yang 7 7 7 An-Nisa (4): 35. An-Nisa (4): 35. An-Nisa (4): 35.

6 6 6 Syahrizal Abbas, Mediasi dalam Hukum Syari’ah..., h. 185. Syahrizal Abbas, Mediasi dalam Hukum Syari’ah..., h. 185. Syahrizal Abbas, Mediasi dalam Hukum Syari’ah..., h. 185.

semula terpisah dan berdiri sendiri, menjadi satu kesatuan semula terpisah dan berdiri sendiri, menjadi satu kesatuan semula terpisah dan berdiri sendiri, menjadi satu kesatuan 8 8 8 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya,

yang bermitra yang bermitra yang bermitra

(Surabaya: Mekar, 2004), h. 109 (Surabaya: Mekar, 2004), h. 109 (Surabaya: Mekar, 2004), h. 109 16 16 16 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang 9 9 9 Perma No 1 Tahun 2008 Pasal 1 Perma No 1 Tahun 2008 Pasal 1 Perma No 1 Tahun 2008 Pasal 1

Perkawinan, Pasal 1. Perkawinan, Pasal 1. Perkawinan, Pasal 1.

Malik Ibrahim: Efektivitas Peran Mediasi dalam Menanggulangi Perceraian

tujuan pokok dan utama. Tujuan ini dibantu Juru damai berfungsi untuk menengahi dengan tujuan-tujuan lain seperti: tujuan

persoalan perceraian, yang bisa berasal dari pihak reproduksi (penerus generasi), untuk memenuhi

keluarga, ataupun pihak lain yang dianggap lebih kebutuhan biologis (seks), menjaga kehormatan

bisa mengatasi persoalan tersebut. Orang yang dan ibadah. 17 Pada dasarnya perkawinan dilakukan

berwenang mengutus juru damai adalah kedua untuk selama-lamanya dengan akad yang kuat,

belah pihak dan pemerintah. Dapat dikatakan namun dalam keadaan tertentu terdapat hal-

bahwa mengangkat atau mengutus mediator hal yang mempengaruhi kehidupan perkawinan

adalah suatu kewajiban, karena pengutusan itu hingga mengarah pada suatu perceraian. Dalam

bermaksud mengurangi dan mencegah terjadinya Islam terdapat kemungkinan pasangan yang sudah

kedzaliman yang dilakukan oleh suami-istri. Hal menikah untuk bercerai, namun hal ini dapat

itu menjadi kewajiban pemerintah, dalam hal ini dilakukan dalam kondisi yang sangat terpaksa

pengadilan. 23

Dalam lingkungan Peradilan Agama 24 , usaha Islam disebutkan putusnya perkawinan yang

sebagai pintu darurat. 18 Dalam Kompilasi Hukum

mendamaikan para pihak dipandang adil dalam disebabkan perceraian dapat terjadi karena talak

mengakhiri suatu sengketa, sebab mendamaikan atau berdasarkan gugatan perceraian. 19 itu tidak terdapat siapa yang kalah dan siapa yang

Suami-istri seharusnya menghilangkan angan- menang. 25 Ditegaskan dalam PERMA No. 1 Tahun angan untuk bercerai, karena jika perceraian

2008 Pasal 4, bahwa semua perkara perdata terjadi yang merasakan akibatnya bukan hanya

yang diajukan di Pengadilan Tingkat Pertama suami istri tersebut, tetapi juga anak-anak yang

wajib lebih dahulu diupayakan penyelesaiannya tidak berdosa. Sementara laki-laki atau wanita

melalui perdamaian dengan bantuan mediator. lain belum tentu lebih baik daripada suami atau

Dalam sidang pertama perkara perceraian, istri mereka. 20 Perselisihan antara suami-istri

ketika kedua belah pihak hadir maka hakim yang memuncak dapat membuat rumah tangga

mewajibkan kedua belah pihak pada hari itu juga tidak harmonis, sehingga akan mendatangkan

atau paling lambat dua hari kerja berikutnya kemudharatan. Oleh karena itu, Islam membuka

untuk berunding guna memilih mediator, yang jalan berupa perceraian, yang merupakan jalan

selanjutnya dilaksanakan proses mediasi. Pola terakhir yang ditempuh suami dan istri, bila rumah

penyelesaian sengketa melalui mediasi telah

dikenal pula dalam sistem Hukum Islam. Ketika mengatasi kemelut rumah tangga yang dihadapi

tangga mereka tidak dapat dipertahankan. 21 Dalam

terjadi suatu konflik besar dalam suatu rumah oleh suami-istri, Islam memerintahkan agar kedua

tangga yang susah diselesaikan sendiri oleh suami belah pihak mengutus dua hakam (juru damai

isteri, Islam memerintahkan agar kedua belah atau mediator) 22 , dengan maksud untuk mencari

pihak masing-masing mengutus seorang hakam jalan keluar, sebagaimana firman Allah SWT. yang

(juru damai).

tersebut dalam surah Al-Nisa (4) ayat 35 di atas. Mediasi merupakan upaya penyelesaian suatu

17 Khoiruddin Nasution, Hukum Perkawinan I Dilengkapi 23 Syahrizal Abbas, Mediasi Dalam Perspektif Hukum Perbandingan UU Negara Muslim Komtemporer,Edisi revisi,

Syariah, Hukum Adat dan Hukum Nasional, (Jakarta: (Yogyakarta: ACAdeMIA & TAZZAFA, 2005) , h. 38.

Kencana,2011), Cet. Ke-2, h. 187.

18 Ricy Fatkhurrahman, “Peran hakim mediator dalam penye- 24 Kata Peradilan Agama sebagai sebuah institusi formal lesaian perkara perceraian di Pengadilan Agama Wates Tahun 2009-

di negara Indonesia adalah “sebutan (titelatur) resmi bagi 2010 pasca PERMA No. 1 tahun 2008 tentang prosedur mediasi di

salah satu diantara empat lingkungan Peradilan Negara atau Pengadilan Agama”, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah

Kekuasaan Kehakiman yang sah di Indonesia”.(UU No. 14 dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2011). h. 2.

Tahun 1970 Tentang Pokok-Pokok Kekuasan Kehakiman). 19 INPRES Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum

Tiga lingkungan Peradilan Negara lainnya adalah Peradilan Islam, Pasal 114.

Umum, Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara, 20 A.Zuhdi Muhdlor, Memahami Hukum Perkawinan: Nikah,

yang keempatnya berpuncak ke Mahkamah Agung (MA). Talaq, Cerai dan Rujuk, (Bandung: Al Bayan, 1994), h. 91.

Sedangkan dalam UU No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan 21 Syahrizal Abbas, Mediasi Dalam Hukum Syariah, Hukum

Kehakiman ditambah dengan Mahkamah Konstitusi. Adat dan Hukum Nasional, (Jakarta: Kencana,2011), Cet. Ke-2,

25 Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di h. 181.

Lingkungan Peradilan Agama, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. 22 Syahrizal Abbas, Mediasi Dalam Hukum Syariah..., h. 185.

Ke-5, h. 151.

MADANIA Vol. 19, No. 1, Juni 2015

perkara dengan tujuan mencapai kesepakatan dengan prinsip “Win-win solution” yang bilamana mediasi tersebut dijalankan di muka hakim, maka hasil penetapan hakim terhadap kesepakatan mediasi tersebut merupakan salah satu tugas dan peran hakim untuk memberikan pelayanan publik sebagai pejabat administrasi negara. 26

Adapun literatur yang secara spesifik membahas tentang mediasi yang nampaknya relatif banyak dikutip oleh para penulis, minimal terdapat dua buku, yaitu karya Syahrizal Abbas yang berjudul Mediasi dalam Hukum Syari’ah,

Hukum Adat dan Hukum Nasional 27 dan karya

Nurnaningsih Amriani yang berjudul Mediasi Alternatif Penyelesian Sengketa Perdata di

Pengadilan 28 . Karya Syahrizal Abbas di atas lebih fokus membahas tentang gambaran tentang mediasi dalam konteks Hukum Islam, Hukum Adat dan Hukum Nasional. Sehingga karya tersebut lebih bersifat perbandingan serta masih berbicara tentang mediasi dalam konteks umum, sehingga belum secara spesifik dikaitkan dengan peran mediasi dalam menanggulangi perkara perceraian di lingkungan Peradilan Agama, serta tidak menggunakan perspektif normatif khususnya ushul fikih. Sedangkan karya Nurnaningsih Amriani, pada buku tersebut dijelaskan tentang aspek-aspek mediasi secara umum sebagai upaya alternatif dalam menyelesaikan perkara perdata di pengadilan. Namun dalam buku tersebut tidak secara spesifik membahas tentang upaya mediasi dalam menanggulangi perkara perceraian di Peradilan Agama, serta tidak menggunakan pendekatan normatif, baik yang berasal dari Alqur’an maupun ushul fikih.

Berdasarkan telaah terhadap dua karya di atas, maka tulisan penyusun ini jelas berbeda dengan dua karya yang sudah ada di atas, baik dari jangkauan objek (scope) yang dikaji maupun pendekatan atau perspektif yang digunakan. Tulisan ini bertujuan untuk melihat efektifitas peran

26 Edi As’adi, Hukum Acara Perdata dalam Perspektif Mediasi (ADR) di Indonesia, cet. ke-1, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2012), Cet. Ke-1, h. 15 27 Syahrizal Abbas, Mediasi dalam Hukum Syari’ah, Hukum

Adat dan Hukum Nasional, (Jakarta: Kencana,2011), Cet. Ke-2 28 Nurmaningsih Amriani,Mediasi alternatif Penyelesaian

Sengketa Perdata di Pengadilan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. Ke-1.

mediasi di lingkungan Peradilan Agama dalam menanggulangi angka perceraian di Indonesia, hal tersebut dilatarbelakangi oleh fenomena semakin tingginya angka perceraian di lingkungan Peradilan Agama, yang dari tahun ke tahun semakin meningkat jumlahnya. Sementara upaya mediasi dalam rangka meminimalisir semakin meningkatnya angka perceraian nampaknya sampai saat ini hanya harapan semata, yang belum terwujud dalam realita nyata. Oleh sebab itu fenomena tersebut perlu diteliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap minimnya angka keberhasilan mediasi di lingkungan Peradilan Agama, terutama dari aspek normatif dan yuridis. Kedua aspek tersebut dipandang penting, mengingat berbicara tentang mediasi akan terkait dengan aturan main (The rule of the game) atau payung hukumnya (umbrtella act) di satu sisi, yang mau tidak mau harus diikuti agar proses beracara di Pengadilan Agama tidak batal demi hukum. Untuk itu pendekatan yuridis menjadi penting dan digunakan dalam tulisan ini, mengingat berbicara tentang mediasi tidak bisa lepas dari aturan yang melingkupinya, baik tentang hukum materiil maupun hukum formalnya.

Aspek lain yang tidak kalah penting adalah aspek normatif, yaitu pendekatan yang menuju atau mengarah pada persoalan ditetapkannya sesuatu berdasarkan ketentuan hukum Islam tentang mediasi atau tahkim yang didasarkan pada norma-norma Alqur’an sebagai sumber hukum Islam serta kaidah ushul fikih.

Pembahasan

Kehidupan rumah tangga tidak selamanya dalam keadaan mulus tanpa problem, terkadang salah paham antara suami isteri tidak dapat dihindari. Konflik rumah tangga bisa terjadi secara terbuka, semisal apabila suami isteri menyampaikan kekecewaan atau kemarahannya secara frontal sehingga pasangannya tidak dapat menerimanya kemudian terjadi pertengkaran. Ataupun konflik secara tertutup manakala pasangan suami isteri hanya memendam perasaan kekecewaan atau kemarahan dalam waktu yang lama dan berkelanjutan tanpa disampaikan secara terang-terangan (terbuka). Dalam keadaan yang mendesak dan tidak dapat dibendung lagi maka Islam pun membolehkan adanya perceraian, hal

Malik Ibrahim: Efektivitas Peran Mediasi dalam Menanggulangi Perceraian Malik Ibrahim: Efektivitas Peran Mediasi dalam Menanggulangi Perceraian Malik Ibrahim: Efektivitas Peran Mediasi dalam Menanggulangi Perceraian

ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah Mediasi berasal dari Bahasa Inggris yaitu Mediasi berasal dari Bahasa Inggris yaitu Mediasi berasal dari Bahasa Inggris yaitu Al-Baqarah (2) ayat 229: Al-Baqarah (2) ayat 229: Al-Baqarah (2) ayat 229:

mediation yang diartikan sebagai penyelesaian mediation yang diartikan sebagai penyelesaian mediation yang diartikan sebagai penyelesaian sengketa dengan menengahi. sengketa dengan menengahi. sengketa dengan menengahi. 32 32 32 Konsep ini Konsep ini Konsep ini dapat diartikan menengahi suatu sengketa dapat diartikan menengahi suatu sengketa dapat diartikan menengahi suatu sengketa yang melibatkan pihak ketiga. Mediator adalah yang melibatkan pihak ketiga. Mediator adalah yang melibatkan pihak ketiga. Mediator adalah orang yang bertindak sebagai penengah dalam orang yang bertindak sebagai penengah dalam orang yang bertindak sebagai penengah dalam

suatu sengketa. suatu sengketa. suatu sengketa. 33 33 33 Mediasi menurut kamus Mediasi menurut kamus Mediasi menurut kamus Perancis médiation diartikan usaha menengahi, Perancis médiation diartikan usaha menengahi, Perancis médiation diartikan usaha menengahi, mediateur adalah penengah atau pelerai, mediateur adalah penengah atau pelerai, mediateur adalah penengah atau pelerai, 34 34 34 sedangkan conciliation adalah usaha men- sedangkan conciliation adalah usaha men- sedangkan conciliation adalah usaha men- damaikan, merukunkan kembali, menengahi damaikan, merukunkan kembali, menengahi damaikan, merukunkan kembali, menengahi

atau mendamaikan. atau mendamaikan. atau mendamaikan. 35 35 35

“Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu “Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu “Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu Mediasi pada dasarnya adalah negosiasi yang Mediasi pada dasarnya adalah negosiasi yang Mediasi pada dasarnya adalah negosiasi yang boleh rujuk lagi dengan cara yang makruf atau boleh rujuk lagi dengan cara yang makruf atau boleh rujuk lagi dengan cara yang makruf atau melibatkan pihak ketiga, dimana pihak ketiga melibatkan pihak ketiga, dimana pihak ketiga melibatkan pihak ketiga, dimana pihak ketiga menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal tersebut memiliki keahlian mengenai prosedur tersebut memiliki keahlian mengenai prosedur tersebut memiliki keahlian mengenai prosedur bagi kamu mengambil kembali dari sesuatu yang bagi kamu mengambil kembali dari sesuatu yang bagi kamu mengambil kembali dari sesuatu yang

telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau mediasi secara efektif, bila tidak ada negosiasi mediasi secara efektif, bila tidak ada negosiasi mediasi secara efektif, bila tidak ada negosiasi

berarti tidak ada mediasi. keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan 36 berarti tidak ada mediasi. 36 keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan berarti tidak ada mediasi. 36 Dalam PERMA No. Dalam PERMA No. Dalam PERMA No. hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa

1 Tahun 2008 dijelaskan bahwa mediasi adalah, 1 Tahun 2008 dijelaskan bahwa mediasi adalah, 1 Tahun 2008 dijelaskan bahwa mediasi adalah, keduanya (suami istri) tidak dapat menjalankan keduanya (suami istri) tidak dapat menjalankan keduanya (suami istri) tidak dapat menjalankan

cara penyelesaian sengketa melalui proses cara penyelesaian sengketa melalui proses cara penyelesaian sengketa melalui proses hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas

perundingan untuk memperoleh kesepakatan perundingan untuk memperoleh kesepakatan perundingan untuk memperoleh kesepakatan keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh

para pihak dengan dibantu oleh mediator. para pihak dengan dibantu oleh mediator. para pihak dengan dibantu oleh mediator. 37 37 37 istri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum istri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum istri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum

Mediasi merupakan suatu prosedur penengahan Mediasi merupakan suatu prosedur penengahan Mediasi merupakan suatu prosedur penengahan Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barang Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barang Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barang

dimana seseorang bertindak sebagai “kendaraan” dimana seseorang bertindak sebagai “kendaraan” dimana seseorang bertindak sebagai “kendaraan” siapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka siapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka siapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka

untuk berkomunikasi antarpara pihak, sehingga untuk berkomunikasi antarpara pihak, sehingga untuk berkomunikasi antarpara pihak, sehingga itulah orang-orang yang dzalim.“ itulah orang-orang yang dzalim.“ itulah orang-orang yang dzalim.“ 29 29 29 pandangan mereka yang berbeda atas sengketa pandangan mereka yang berbeda atas sengketa pandangan mereka yang berbeda atas sengketa

Upaya mendamaikan dalam perkara per- Upaya mendamaikan dalam perkara per- Upaya mendamaikan dalam perkara per- tersebut dapat dipahami dan mungkin didamaikan, tersebut dapat dipahami dan mungkin didamaikan, tersebut dapat dipahami dan mungkin didamaikan, ceraian dimana terjadi pertengkaran secara terus ceraian dimana terjadi pertengkaran secara terus ceraian dimana terjadi pertengkaran secara terus

tetapi tanggung jawab utama tercapainya suatu tetapi tanggung jawab utama tercapainya suatu tetapi tanggung jawab utama tercapainya suatu menerus haruslah dilakukan oleh hakim secara menerus haruslah dilakukan oleh hakim secara menerus haruslah dilakukan oleh hakim secara

perdamaian tetap berada ditangan para pihak perdamaian tetap berada ditangan para pihak perdamaian tetap berada ditangan para pihak sendiri. sendiri. sendiri. 38 38 optimal. Sedangkan dalam perkara perceraian 38 optimal. Sedangkan dalam perkara perceraian optimal. Sedangkan dalam perkara perceraian

karena alasan zina, cacat badan atau sakit jiwa karena alasan zina, cacat badan atau sakit jiwa karena alasan zina, cacat badan atau sakit jiwa Dalam bukunya, Nurnaningsih menyebutkan Dalam bukunya, Nurnaningsih menyebutkan Dalam bukunya, Nurnaningsih menyebutkan yang mengakibatkan tidak bisa melaksanakan yang mengakibatkan tidak bisa melaksanakan yang mengakibatkan tidak bisa melaksanakan

bahwa mediasi mengandung unsur-unsur sebagai bahwa mediasi mengandung unsur-unsur sebagai bahwa mediasi mengandung unsur-unsur sebagai kewajibannya, maka hakim tetap mengusahakan kewajibannya, maka hakim tetap mengusahakan kewajibannya, maka hakim tetap mengusahakan

berikut: berikut: berikut:

suatu perdamaian karena merupakan kewajiban, suatu perdamaian karena merupakan kewajiban, suatu perdamaian karena merupakan kewajiban,

1. 1. 1. Mediasi adalah sebuah proses penyelesaian Mediasi adalah sebuah proses penyelesaian Mediasi adalah sebuah proses penyelesaian tetapi tidak dituntut secara optimal, seperti karena tetapi tidak dituntut secara optimal, seperti karena tetapi tidak dituntut secara optimal, seperti karena

sengketa berdasarkan asas kesukarelaan sengketa berdasarkan asas kesukarelaan sengketa berdasarkan asas kesukarelaan pertengkaran dan percekcokan. Hal itu dilakukan pertengkaran dan percekcokan. Hal itu dilakukan pertengkaran dan percekcokan. Hal itu dilakukan

melalui suatu perundingan. melalui suatu perundingan. melalui suatu perundingan. karena merupakan kewajiban moral saja, bukan karena merupakan kewajiban moral saja, bukan karena merupakan kewajiban moral saja, bukan

kewajiban hukum. Dikemukakan bahwa selama kewajiban hukum. Dikemukakan bahwa selama kewajiban hukum. Dikemukakan bahwa selama

32 32 32 John M. Echols, Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia John M. Echols, Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia John M. Echols, Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia

perkara belum diputus maka usaha mendamaikan perkara belum diputus maka usaha mendamaikan perkara belum diputus maka usaha mendamaikan

An English-Indonesian Dictionary, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka An English-Indonesian Dictionary, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka An English-Indonesian Dictionary, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

para pihak yang berperkara dapat dilakukan dalam para pihak yang berperkara dapat dilakukan dalam para pihak yang berperkara dapat dilakukan dalam

Utama, 2000), h. 377 Utama, 2000), h. 377 Utama, 2000), h. 377

30 30 30 John M. Echols, Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia..., John M. Echols, Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia..., setiap sidang pemeriksaan. John M. Echols, Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia..., setiap sidang pemeriksaan. setiap sidang pemeriksaan. Dijelaskan hal serupa Dijelaskan hal serupa Dijelaskan hal serupa

h. 377. h. 377. h. 377.

dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Pasal dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Pasal dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Pasal

34 34 34 Winarsih Arifin, Farida Soemargono, Kamus Perancis Winarsih Arifin, Farida Soemargono, Kamus Perancis Winarsih Arifin, Farida Soemargono, Kamus Perancis

82 ayat (4). 82 ayat (4). 82 ayat (4). 31 31 31 Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, t.t), h. 646. Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, t.t), h. 646. Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, t.t), h. 646. 35 35 35

Winarsih Arifin, Farida Soemargono, Kamus Perancis..., Winarsih Arifin, Farida Soemargono, Kamus Perancis..., Winarsih Arifin, Farida Soemargono, Kamus Perancis...,

h. 197. h. 197. h. 197.

29 29 29 Departemen Agama, Alqur’an dan terjemahnya, (Surabaya: Departemen Agama, Alqur’an dan terjemahnya, (Surabaya: Departemen Agama, Alqur’an dan terjemahnya, (Surabaya: 36 36 36 Nurnaningsih Amriani, Mediasi Alternatif Sengketa Nurnaningsih Amriani, Mediasi Alternatif Sengketa Nurnaningsih Amriani, Mediasi Alternatif Sengketa Mekar, 2004), h. 45. Mekar, 2004), h. 45. Mekar, 2004), h. 45.

Perdata di Pengadilan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), Perdata di Pengadilan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), Perdata di Pengadilan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), 30 30 30 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang

Cet. Ke-1, h. 28. Cet. Ke-1, h. 28. Cet. Ke-1, h. 28.

Pelaksanaan UU No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan , Pasal 31. Pelaksanaan UU No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan , Pasal 31. Pelaksanaan UU No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan , Pasal 31. 37 37 37 PERMA No. 1 Tahun 2008, Pasal 1 ayat 7. PERMA No. 1 Tahun 2008, Pasal 1 ayat 7. PERMA No. 1 Tahun 2008, Pasal 1 ayat 7. 31 31 31 Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di

38 38 38 Frans Hendra Winarta, Hukum Penyelesaian Sengketa Frans Hendra Winarta, Hukum Penyelesaian Sengketa Frans Hendra Winarta, Hukum Penyelesaian Sengketa Lingkungan Peradilan Agama, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. Lingkungan Peradilan Agama, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. Lingkungan Peradilan Agama, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet.

Arbitrase Nasional Indonesia dan Internasional, Edisi kedua Arbitrase Nasional Indonesia dan Internasional, Edisi kedua Arbitrase Nasional Indonesia dan Internasional, Edisi kedua Ke-5, h. 165-166. Ke-5, h. 165-166. Ke-5, h. 165-166.

(Jakarta: Sinar Grafika, 2012), hlm. 15-16. (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), hlm. 15-16. (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), hlm. 15-16.

MADANIA Vol. 19, No. 1, Juni 2015 MADANIA Vol. 19, No. 1, Juni 2015 MADANIA Vol. 19, No. 1, Juni 2015

2. 2. 2. Mediator yang terlibat dan diterima oleh para Mediator yang terlibat dan diterima oleh para Mediator yang terlibat dan diterima oleh para hakam dalam penyelesaian sengketa. hakam dalam penyelesaian sengketa. hakam dalam penyelesaian sengketa. 43 43 43 pihak yang bersengketa didalam perundingan. pihak yang bersengketa didalam perundingan. pihak yang bersengketa didalam perundingan.

Alquran mengharuskan adanya proses peradilan Alquran mengharuskan adanya proses peradilan Alquran mengharuskan adanya proses peradilan

3. 3. 3. Mediator bertugas membantu para pihak yang Mediator bertugas membantu para pihak yang Mediator bertugas membantu para pihak yang maupun non-peradilan dalam penyelesaian sengketa maupun non-peradilan dalam penyelesaian sengketa maupun non-peradilan dalam penyelesaian sengketa bersengketa untuk mencari penyelesaian. bersengketa untuk mencari penyelesaian. bersengketa untuk mencari penyelesaian.

keluarga, baik untuk kasus syiqaq maupun nusyuz. keluarga, baik untuk kasus syiqaq maupun nusyuz. keluarga, baik untuk kasus syiqaq maupun nusyuz.

4. 4. 4. Mediator tidak mempunyai kewenangan untuk Mediator tidak mempunyai kewenangan untuk Mediator tidak mempunyai kewenangan untuk Syiqaq adalah percekcokan atau perselisihan yang Syiqaq adalah percekcokan atau perselisihan yang Syiqaq adalah percekcokan atau perselisihan yang mengambil keputusan selama perundingan mengambil keputusan selama perundingan mengambil keputusan selama perundingan

meruncing antara suami isteri yang diselesaikan meruncing antara suami isteri yang diselesaikan meruncing antara suami isteri yang diselesaikan berlangsung. berlangsung. berlangsung.

oleh dua orang juru damai (hakam). Nusyuz adalah oleh dua orang juru damai (hakam). Nusyuz adalah oleh dua orang juru damai (hakam). Nusyuz adalah tindakan isteri yang tidak patuh kepada suaminya, tindakan isteri yang tidak patuh kepada suaminya, tindakan isteri yang tidak patuh kepada suaminya,

5. 5. 5. Tujuan mediasi adalah untuk mencapai Tujuan mediasi adalah untuk mencapai Tujuan mediasi adalah untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima pihak-pihak kesepakatan yang dapat diterima pihak-pihak kesepakatan yang dapat diterima pihak-pihak

atau suami yang tidak menjalankan hak dan atau suami yang tidak menjalankan hak dan atau suami yang tidak menjalankan hak dan kewajiban terhadap isteri dan rumah tangganya, kewajiban terhadap isteri dan rumah tangganya, kewajiban terhadap isteri dan rumah tangganya,

yang bersengketa. yang bersengketa. yang bersengketa. 39 39 39

baik yang bersifat lahir maupun batin. Alquran baik yang bersifat lahir maupun batin. Alquran baik yang bersifat lahir maupun batin. Alquran Hakim dalam memeriksa perkara perdata Hakim dalam memeriksa perkara perdata Hakim dalam memeriksa perkara perdata menawarkan pola mediasi tersendiri terhadap menawarkan pola mediasi tersendiri terhadap menawarkan pola mediasi tersendiri terhadap yang diajukan oleh pihak penggugat terhadap yang diajukan oleh pihak penggugat terhadap yang diajukan oleh pihak penggugat terhadap

penyelesaian sengketa keluarga, terutama syiqaq. penyelesaian sengketa keluarga, terutama syiqaq. penyelesaian sengketa keluarga, terutama syiqaq. 44 44 44 pihak tergugat terlebih dulu harus mengupayakan pihak tergugat terlebih dulu harus mengupayakan pihak tergugat terlebih dulu harus mengupayakan Pengutusan hakam bermaksud untuk berusaha Pengutusan hakam bermaksud untuk berusaha Pengutusan hakam bermaksud untuk berusaha perdamaian, sebagaimana dalam Pasal 130 Ayat perdamaian, sebagaimana dalam Pasal 130 Ayat perdamaian, sebagaimana dalam Pasal 130 Ayat

mencari jalan keluar terhadap kemelut rumah tangga (1) HIR, 40

mencari jalan keluar terhadap kemelut rumah tangga (1) HIR, 40

mencari jalan keluar terhadap kemelut rumah tangga

(1) HIR, 40

Pasal 154 Ayat (1) RBg, Pasal 154 Ayat (1) RBg, Pasal 154 Ayat (1) RBg, 41 41 41 Pasal 31 Rv, Pasal 31 Rv, Pasal 31 Rv,

yang dihadapi oleh suami isteri. yang dihadapi oleh suami isteri. yang dihadapi oleh suami isteri. 45 45 45 Penyelesaian Penyelesaian Penyelesaian juga diterangkan seperti itu, dimana hakim juga diterangkan seperti itu, dimana hakim juga diterangkan seperti itu, dimana hakim

sengketa melalui pihak hakam didasarkan pada sengketa melalui pihak hakam didasarkan pada sengketa melalui pihak hakam didasarkan pada dalam setiap pemeriksaan harus mengupayakan dalam setiap pemeriksaan harus mengupayakan dalam setiap pemeriksaan harus mengupayakan

firman Allah SWT dalam surat An-Nisa (4) ayat 35 firman Allah SWT dalam surat An-Nisa (4) ayat 35 firman Allah SWT dalam surat An-Nisa (4) ayat 35 perdamaian. Jika dalam perdamaian tersebut perdamaian. Jika dalam perdamaian tersebut perdamaian. Jika dalam perdamaian tersebut sebagaimana tersebut di atas. sebagaimana tersebut di atas. sebagaimana tersebut di atas. ada salah satu pihak baik tergugat maupun ada salah satu pihak baik tergugat maupun ada salah satu pihak baik tergugat maupun

penggugat membutuhkan juru bahasa, mereka penggugat membutuhkan juru bahasa, mereka penggugat membutuhkan juru bahasa, mereka Pola mediasi tidak hanya diterapkan dalam Pola mediasi tidak hanya diterapkan dalam Pola mediasi tidak hanya diterapkan dalam sengketa syiqaq, tetapi juga dapat diterapkan sengketa syiqaq, tetapi juga dapat diterapkan sengketa syiqaq, tetapi juga dapat diterapkan

dapat menggunakan juru bahasa yang ditunjuk dapat menggunakan juru bahasa yang ditunjuk dapat menggunakan juru bahasa yang ditunjuk dalam menyelesaiakan sengketa nusyuz, Allah dalam menyelesaiakan sengketa nusyuz, Allah dalam menyelesaiakan sengketa nusyuz, Allah

oleh Pengadilan Negeri yang telah disumpah, oleh Pengadilan Negeri yang telah disumpah, oleh Pengadilan Negeri yang telah disumpah, tetapi jika juru bahasanya berasal dari luar tetapi jika juru bahasanya berasal dari luar tetapi jika juru bahasanya berasal dari luar

SWT menegaskan dalam firman-Nya pada Surah SWT menegaskan dalam firman-Nya pada Surah SWT menegaskan dalam firman-Nya pada Surah An-Nisa (4) ayat 128: An-Nisa (4) ayat 128: An-Nisa (4) ayat 128:

pengadilan, maka juru bahasa tersebut harus pengadilan, maka juru bahasa tersebut harus pengadilan, maka juru bahasa tersebut harus disumpah terlebih dahulu. Tugas juru bahasa disumpah terlebih dahulu. Tugas juru bahasa disumpah terlebih dahulu. Tugas juru bahasa adalah menterjemahkan bahasa agar dapat adalah menterjemahkan bahasa agar dapat adalah menterjemahkan bahasa agar dapat dimengerti oleh pihak penggugat atau[un dimengerti oleh pihak penggugat atau[un dimengerti oleh pihak penggugat atau[un tergugat (Pasal 130 ayat 4 dan Pasal 131 HIR jo. tergugat (Pasal 130 ayat 4 dan Pasal 131 HIR jo. tergugat (Pasal 130 ayat 4 dan Pasal 131 HIR jo.

Pasal 155 RBg jo. Pasal 33 BRv). Pasal 155 RBg jo. Pasal 33 BRv). Pasal 155 RBg jo. Pasal 33 BRv). 42 42 42

Penggunaan mediasi sebagai media penye- Penggunaan mediasi sebagai media penye- Penggunaan mediasi sebagai media penye- lesaian sengketa telah dikenal sejak lama. Mediasi lesaian sengketa telah dikenal sejak lama. Mediasi lesaian sengketa telah dikenal sejak lama. Mediasi telah lama dikenal dalam hukum adat Indonesia. telah lama dikenal dalam hukum adat Indonesia. telah lama dikenal dalam hukum adat Indonesia.

“Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz “Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz “Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz Pola-pola penyelesaian sengketa melalui Hakim Pola-pola penyelesaian sengketa melalui Hakim Pola-pola penyelesaian sengketa melalui Hakim

atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak Perdamaian pada prinsipnya adalah sama dengan Perdamaian pada prinsipnya adalah sama dengan Perdamaian pada prinsipnya adalah sama dengan

mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian pola penyelesaian sengketa melalui mediasi. pola penyelesaian sengketa melalui mediasi. pola penyelesaian sengketa melalui mediasi.

yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut Demikian pula budaya hukum pada pemeluk baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut Demikian pula budaya hukum pada pemeluk Demikian pula budaya hukum pada pemeluk tabiatnya kikir, Dan jika kamu bergaul dengan istrimu tabiatnya kikir, Dan jika kamu bergaul dengan istrimu tabiatnya kikir, Dan jika kamu bergaul dengan istrimu

agama Islam yang memiliki budaya islah dan agama Islam yang memiliki budaya islah dan agama Islam yang memiliki budaya islah dan secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan

sikap tak acuh), maka sesungguhnya Allah adalah sikap tak acuh), maka sesungguhnya Allah adalah sikap tak acuh), maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. 46 46 46

39 39 39 Nurnaningsih Amriani, Mediasi Alternatif Sengketa Nurnaningsih Amriani, Mediasi Alternatif Sengketa Nurnaningsih Amriani, Mediasi Alternatif Sengketa Perdata di Pengadilan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), Perdata di Pengadilan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), Perdata di Pengadilan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011),

Cet. Ke-1,h. 61-62. Cet. Ke-1,h. 61-62. Cet. Ke-1,h. 61-62. 43 43 43 Nurnaningsih Amriani, Mediasi Alternatif Penyelesian Nurnaningsih Amriani, Mediasi Alternatif Penyelesian Nurnaningsih Amriani, Mediasi Alternatif Penyelesian 40 40 40 Jika pada hari yang ditentukan itu, kedua belah pihak Jika pada hari yang ditentukan itu, kedua belah pihak Jika pada hari yang ditentukan itu, kedua belah pihak

Sengketa Perdata di Pengadilan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Sengketa Perdata di Pengadilan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Sengketa Perdata di Pengadilan, (Jakarta: PT RajaGrafindo datang, maka Pengadilan Negeri dengan pertolongan ketua datang, maka Pengadilan Negeri dengan pertolongan ketua datang, maka Pengadilan Negeri dengan pertolongan ketua

Persada, 2011), Cet. Ke-1, h. 142 Persada, 2011), Cet. Ke-1, h. 142 Persada, 2011), Cet. Ke-1, h. 142

mencoba akan mendamaikan kedua belah pihak. mencoba akan mendamaikan kedua belah pihak. mencoba akan mendamaikan kedua belah pihak. 44 44 44 Syahrizal Abbas, Mediasi dalam Hukum Syari’ah, Hukum Syahrizal Abbas, Mediasi dalam Hukum Syari’ah, Hukum Syahrizal Abbas, Mediasi dalam Hukum Syari’ah, Hukum 41 41 41 Apabila pada hari yang telah ditentukan para pihak Apabila pada hari yang telah ditentukan para pihak Apabila pada hari yang telah ditentukan para pihak

Adat dan Hukum Nasional, (Jakarta: Kencana,2011), Cet. Ke-2,h. Adat dan Hukum Nasional, (Jakarta: Kencana,2011), Cet. Ke-2,h. Adat dan Hukum Nasional, (Jakarta: Kencana,2011), Cet. Ke-2,h. datang menghadap, maka Pengadilan Negeri dengan pe- datang menghadap, maka Pengadilan Negeri dengan pe- datang menghadap, maka Pengadilan Negeri dengan pe-

184-185 184-185 184-185

rantaraan ketua berusaha mendamaikan. rantaraan ketua berusaha mendamaikan. rantaraan ketua berusaha mendamaikan.

45 45 45 Ibid., h. 185 Ibid., h. 185 Ibid., h. 185

42 42 42 Sarwono, Hukum Acara Perdata Teori dan Praktik, Sarwono, Hukum Acara Perdata Teori dan Praktik, Sarwono, Hukum Acara Perdata Teori dan Praktik, 46 46 46 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h. 159-162. (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h. 159-162. (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h. 159-162.