Fungsi lembaga negara dan lembaga

A . Fungsi lembaga legislatif ( MPR,DPR,DPD)
1.Majelis Permusyawaratan Rakyat
Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan
anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur
lebih
lanjut
dengan
undang-undang.
MPR mempunyai tugas dan wewenang, yaitu


Mengubah dan menetapkan undang-undang dasar;



Melantik presiden dan wakil presiden berdasarkan hasil pemi-lihan umum, dalam
sidang paripurna MPR;



Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi untuk

memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden dalam masa jabatannya
setelah presiden daniatau wakil presiden diberi kesempatan untuk
menyampaikan penjelasan di dalam sidang paripuma MPR,



Melantik wakil presiden menjadi presiden apabila presiden mangkat, berhenti,
diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa
jabatannya;



Memilih wakil presiden dari dua .calon yang diajukan presiden apabila terjadi
kekosongan jabatan wakil presiden dalam masa jabatannya selambat-lambatnya
dalam waktu enam puluh hari;



Memilih presiden dan wakil presiden apabila keduanya berhenti secara
bersamaan dalam masa jabatannya, dari dua paket calon presiden dan wakil

presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang
paket calon presiden dan waki1 presidennya meraih suara terbanyak pertama
dan kedua dalam pemilihan sebelumnya, sampai habis masa jabatannya
selambat-lambatnya dalam waktu tiga puluh hari;



Menetapkan peraturan tata tertib dan kode etik MPR.
Mekanisme Pembentukan
Dasar hukumnya Pasal 2, Pasal 3 Perubahan UUD 1945 dan UU. No.22 tahun
2003, MPR terdiri atas anggota DPR dan DPD yang dipilih melalui pemilihan
umum dan diatur lebih lanjut dengan UU.

Dalam Pasal 2 UU. No. 22 tahun 2004 ditentukan bahwa MPR terdiri atas
anggota DPR dan DPD yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih
lanjut dengan Undang-undang, selanjutnya dalam Pasal 3 ditentukan bahwa
keanggotaan MPR diresmikan dengan keputusan Presiden

2. Dewan Perwakilan Rakyat
DPR adalah lembaga negara sebagai lembaga perwakilan. DPR merupakan lembaga

perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga negara. DPR beranggotakan
para wakil rakyat dari partai politik yang dipilih melalui pemilihan umum. Seluruh
anggota Dewan Perwakilan kakyat menjadi anggota MPR. DPR mempunyai fungsi:


legislasi, yaitu membentuk undang-undang;



anggaran, yaitu menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanjat Negara;



pengawasan, yaitu mengawasi jalannya pemerintahan.

Tugas dan wewenang DPR adalah


membentuk undang-undang yang dibahas dengan presiden untuk mendapat
persetujuan bersama




membahas dan memberikan persetujuan peraturan pemerintah pen.gganti
ufidang-undang,



menerima dan membahas usulan rancangan undang-undang yang diajukan DPD
yang berkaitan dengan bidang tertentu dan S mengikutsertakannya dalam
pembahasan,



memperhatikan pertimbangan DPD atas rancangan undang-undang APBN dan
rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan
agama;




menetapkan APBN bersama presiden dengan memperhatikan pertimbangan
DPD;



melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara, serta kebijakan pemerintah;



membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang diajukan oleh DPD
terhadap pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah,
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN,
pajak, pendidikan, dan agama;



memilih anggota Badan
pertimbangan DPD;




membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban
keuangan negara .yang disampaikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan,



memberikan persetujuan kepada presiden atas pengangkatan dan
pemberhentian anggota Komisi Yudisial; memberikan persetujuan calon hakim
ague ng yang diusulkan Komisi Yudisial untuk ditetapkan sebagai hakim agung
oleh presiden;



memilih tiga orang calon anggota hakim konstitusi dan mengajukannya kepada
presiden untuk ditetapkan;



memberikan pertimbangan kepada presiden untuk mengangkat duta, menerima

penempatan duta negara lain, dan memberikan pertimbangan dalam pemberian
amnesti dan abolisi;



memberikan persetujuan kepada presiden untuk menyatakan perang, membuat
perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain, serta membuat perjanjian
intemasional lainnya yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi
kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara dan/atau
pembentukan undang-undang;



menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat;



melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang ditentukan dalam undangundang.

Pemeriksa


Keuangan

dengan

mem-perhatikan

Mekanisme Pembentukan
Dasar hukum Pasal 19-22B perubahan UUD 1945 jo. UU.No.22 tahun 2003
tentang susduk MPR, DPR, DPD, dan DPR. Anggota DPR dipilih melalui
pemilihan umum dan susunan DPR diatur oleh UU.
Dalam Pasal 16 ditentukan bahwa dpr terdiri atas anggota Partai Politik peserta
pemilihan umum yang dipilih berdasarkan hasil pemilihan umum. Dalam Pasal
17
ditentukan
:
Ayat(2)Keanggotaan
DPR
diresmikan
oleh

keputusan
Presiden.
Ayat (3) Anggota DPR berdomisili di ibu kota Negara RI.

3 Dewan Perwakilan Daerah
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan lembaga perwakilan daerah yang
berkedudukan sebagai lembaga negara. DPD terdiri atas wakil-wakil daerah provinsi
yang dipilih melalui pemilihan umum. Seluruh anggota DPD menjadi anggota MPR.
DPD mempunyai fungsi adalah:


pengajuan usul, ikut dalam pembahasan dan memberikan pertimbangan yang
berkaitan dengan bidang legislasi tertentu;



pengawasan atas pelaksanaan undang-undang tertentu.
Mekanisme Pembentukan

Anggota DPD dipilih dari setiap Provinsi dan dipilih melalui Pemilu. Anggota DPD dari

setiap Provinsi jumlahnya sama dan jumlah seluruh DPD tidak lebih dari sepertiga
jumlah anggota DPR. DPD bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.

B . Fungsi lembaga Eksekutif ( Presiden dan Wakil Presiden )
1.Presiden
Presiden Republik Indonesia adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
Sebagai kepala negara, presiden menjadi simbol resmi negara Indonesia di dunia.
Sebagai kepala pemerintahan, presiden memegang kekuasaan eksekutif untuk
melaksanakan tugastugas pemerintahan sehari-hari.
Dalam kedudukannya sebagai kepala pemerintahan ini, presiden dibantu oleh seorang
wakil presiden dan menteri-menteri dalam kabinet. Menteri-menteri dalam kabinet
diangkat dan diberhentikan oleh presiden. Oleh karena itu, para menteri tidak
bertanggung jawab kepada DPR akan tetapi bertanggung jawab kepada presiden.
Amendemen UUD 1945 telah mempengaruhi kedudukan presiden sebagai lembaga
eksekutif. Misalnya, dengan adanya amendemen UUD 1945, presiden tidak lagi
bertanggung jawab kepada MPR karena presiden bukan lagi mandataris MPR.
Kedudukan presiden setara dengan MPR.

Dalam sistem pemerintahan Indonesia, presiden mempunyai dua kedudukan sekaligus,
yaitu sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Dalam setiap kedudukannya,

presiden mempunyai tugas dan wewenang yang berbeda-beda, seperti berikut:
1) Presiden sebagai kepala negara mempunyai tugas dan wewenang seperti berikut:
a)

Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara.
b) Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat
perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain.
c) Menyatakan negara dalam keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibat negara dalam
keadaan bahaya ditetapkan dengan undang-undang.
d) Mengangkat duta dan konsul serta menerima penempatan duta negara lain. Dalam hal
ini, presiden harus memperhatikan pertimbangan DPR.
e) Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah
Agung (MA).
f)
Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat.
g) Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan yang diatur dengan undangundang.
2) Presiden sebagai kepala pemerintahan, mempunyai kekuasaan sebagai berikut:
a) Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD.
b) Mengajukan rancangan undang-undang (RUU) kepada DPR.
c) Melakukan pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR serta
mengesahkan RUU menjadi undang-undang (UU).
d) Menetapkan peraturan pemerintah.
e) Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.
f)
Meresmikan anggota BPK yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan
pertimbangan DPD.
g) Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh Komisi Yudisial dan disetujui
oleh DPR.
h) Menetapkan hakim konstitusi dari calon yang diusulkan presiden, DPR, dan
Mahkamah Agung.
i) Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR.l
2. Wakil Presiden
Dalam sistem pemerintahan Indonesia ditentukan adanya satu jabatan presiden dan
satu jabatan wakil presiden. Pada hakikatnya presiden dan wakil presiden adalah satu
lembaga (institusi) yang tidak terpisahkan. Oleh karena itu, presiden dan wakil presiden
di Indonesia dipilih dalam satu paket pemilihan. Presiden dan wakil presiden tidak dapat
dijatuhkan atau diberhentikan karena alasan politik.

Jika dapat diberhentikan karena alasan politik, kedua-duanya harus berhenti secara
bersama-sama. Jika ada alasan yang bersifat hukum (pidana), sesuai dengan prinsip
yang berlaku dalam hukum pertanggungjawaban pidana pada pokoknya bersifat
individu. Jadi, siapa saja di antara keduanya yang bersalah secara hukum, atas dasar
prinsip hukum ia dapat diberhentikan sesuai prosedur yang ditentukan dalam konstitusi.
Jika presiden berhenti atau diberhentikan, wakil presiden tidak secara otomatis ikut
bersalah atau ikut diberhentikan, sehingga ia dapat tampil mengambil alih kursi
kepresidenan. Demikian juga jika presiden berhenti karena meninggal dunia, dengan
sendirinya wakil presiden tampil sebagai penggantinya. Wakil presiden Republik
Indonesia mempunyai kedudukan dan kekuasaan sebagai pengganti presiden.
Pemberhentian presiden dan/atau wakil presiden dapat dilaksanakan oleh beberapa
alasan. Di antaranya apabila telah terjadi pelanggaran hukum (berupa pengkhianatan
terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, dan perbuatan
tercela) dan terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden dan/atau wakil
presiden.

C . Fungsi lembaga Yudikatif (MA,MK,KY)
1 . Mahkamah Agung
A. Fungsi Peradilan
Sebagai Pengadilan Negara Tertinggi, Mahkamah Agung merupakan pengadilan kasasi
yang bertugas membina keseragaman dalam penerapan hukum melalui putusan kasasi
dan peninjauan kembali menjaga agar semua hukum dan undang-undang diseluruh
wilayah negara RI diterapkan secara adil, tepat dan benar.
Disamping tugasnya sebagai Pengadilan Kasasi, Mahkamah Agung berwenang
memeriksa dan memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir
- semua sengketa tentang kewenangan mengadili. permohonan peninjauan kembali
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (Pasal 28, 29,30,33
dan 34 Undang-undang Mahkamah Agung No. 14 Tahun 1985)
- semua sengketa yang timbul karena perampasan kapal asing dan muatannya oleh kapal
perang
- Republik Indonesia berdasarkan peraturan yang berlaku (Pasal 33 dan Pasal 78
Undang-undang Mahkamah Agung No 14 Tahun 1985)
Erat kaitannya dengan fungsi peradilan ialah hak uji materiil, yaitu wewenang
menguji/menilai secara materiil peraturan perundangan dibawah Undang-undang
tentang hal apakah suatu peraturan ditinjau dari isinya (materinya) bertentangan
dengan peraturan dari tingkat yang lebih tinggi (Pasal 31 Undang-undang Mahkamah
Agung Nomor 14 Tahun 1985).
B. Fungsi Pengawasan

Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi terhadap jalannya peradilan di
semua lingkungan peradilan dengan tujuan agar peradilan yang dilakukan Pengadilanpengadilan diselenggarakan dengan seksama dan wajar dengan berpedoman pada
azas peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan, tanpa mengurangi kebebasan
Hakim dalam memeriksa dan memutuskan perkara (Pasal 4 dan Pasal 10 Undangundang Ketentuan Pokok Kekuasaan Nomor 14 Tahun 1970).
Mahkamah Agung juga melakukan pengawasan :
- Terhadap pekerjaan Pengadilan dan tingkah laku para Hakim dan perbuatan Pejabat
Pengadilan dalam menjalankan tugas yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok
Kekuasaan Kehakiman, yakni dalam hal menerima, memeriksa, mengadili, dan
menyelesaikan
- setiap perkara yang diajukan kepadanya, dan meminta keterangan tentang hal-hal yang
bersangkutan dengan teknis peradilan serta memberi peringatan, teguran dan petunjuk
yang diperlukan tanpa mengurangi kebebasan Hakim (Pasal 32 Undang-undang
Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 1985).
Mekanisme Pembentukan

2 . Mahkamah Konstitusi
Tugas dan fungsi MK adalah :
Tugas dan Wewenang Mahkamah Konstusi menurut UUD 1945 adalah :
1. Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang keputusannya bersifat
final untuk menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus
sengketa kewewenangan lembaga Negara yang kewewenangannya diberikan oleh
UUD1945, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil
Pemilihan Umum
2. Wajib memberi keputusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai
dugaan pelanggaran oleh Presiden atau Wakil Presiden menurut UUD 1945.
Mekanisme Pembentukan

Pembentukan MK terdiri dari 9 anggota Negara yang ditetapkan oleh Presiden dan atas
usul dari MA DPR dan Presiden yang masing masing 3 orang dari lembaga Negara
tersebut.
3 . Komisi Yudisial
WEWENANG

Sesuai Pasal 13 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial, Komisi Yudisial
mempunyai wewenang:

1. Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di Mahkamah
Agung kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan;
2. Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku
hakim;
3. Menetapkan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) bersamasama dengan Mahkamah Agung;
4. Menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku
Hakim (KEPPH).

TUGAS
Berdasarkan Pasal 14 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011, dalam melaksanakan
wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a, yaitu mengusulkan
pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di Mahkamah Agung kepada DPR untuk
mendapatkan persetujuan, maka Komisi Yudisial mempunyai tugas:

a.

Melakukan pendaftaran calon hakim agung;

b.

Melakukan seleksi terhadap calon hakim agung;

c.

Menetapkan calon hakim agung; dan

d.

Mengajukan calon hakim agung ke DPR.

Pasal 20 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 mengatur bahwa:
1. Dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta
perilaku hakim, Komisi Yudisial mempunyai tugas:
a. Melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap perilaku hakim;
b. Menerima laporan dari masyarakat berkaitan dengan pelanggaran Kode Etik
dan Pedoman Perilaku Hakim;
c. Melakukan verifikasi, klarifikasi, dan investigasi terhadap laporan dugaan
pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim secara tertutup;
d. Memutus benar tidaknya laporan dugaan pelanggaran Kode Etik dan
Pedoman Perilaku Hakim,
e. Mengambil langkah hukum dan/atau langkah lain terhadap orang
perseorangan, kelompok orang, atau badan hukum yang merendahkan
kehormatan dan keluhuran martabat hakim.
2. Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Komisi Yudisial juga
mempunyai tugas mengupayakan peningkatan kapasitas dan kesejahteraan
hakim;
3. Dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta
perilaku hakim, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, Komisi Yudisial
dapat meminta bantuan kepada aparat penegak hukum untuk melakukan
penyadapan dan merekam pembicaraan dalam hal adanya dugaan pelanggaran
Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim oleh Hakim.
4. Aparat penegak hukum wajib menindaklanjuti permintaan Komisi Yudisial
sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

Mekanisme Pembentukan

Berdasarkan Undang-Undang No 18 Tahun 2011 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial, Pembentukan Susunan
Keanggotaan Komisi Yudisial sebagai berikut :
1. Komisi Yudisial terdiri atas pimpinan dan anggota.
2. Pimpinan Komisi Yudisial terdiri atas seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua yang
merangkap Anggota.
3. Komisi Yudisial mempunyai 7 (tujuh) orang anggota.
4. Anggota Komisi Yudisial adalah pejabat negara.
5. Keanggotaan Komisi Yudisial terdiri atas:
a.

2 (dua) orang mantan hakim;

b.

2 (dua) orang praktisi hukum;

c.

2 (dua) orang akademisi hukum; dan

d.

1 (satu) orang anggota masyarakat.

6. Pimpinan Komisi Yudisial dipilih dari dan oleh Anggota Komisi Yudisial.
7. Ketentuan mengenai tata cara pemilihan pimpinan Komisi Yudisial diatur oleh Komisi
Yudisial.