REV BAB XII AKAR. pdf
AKAR
LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Anatomi Tumbuhan
dosen pengampu:
Dr. rer. nat. Adi Rahmat, M.Si.
Dr. Eni Nuraeni, M.Pd.
Disusun oleh:
Kelompok 7
Pendidikan Biologi B 2015
Aldi Slamet Riyaldi
1501824
Dwi Ayu Destiani
1500607
Ismarini Pratami Putri
1504060
Ratih Nur Sholihah
1500981
Siti Safariah
1507517
Sofi Rahmania
1503786
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2017
A. Judul
Akar.
B. Waktu dan Tempat
Hari, Tanggal
: Senin, 8 Mei 2017
Waktu
: 13.00-15.00 WIB
Tempat
: Lab. Struktur Tumbuhan FPMIPA UPI Bandung
C. Tujuan Praktikum
1. Mengidentifikasi karakteristik umum akar monokotil
2. Mengidentifikasi struktur umum akar dikotil muda dan dewasa.
D. Dasar Teori
Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tumbuhan dan
umumnya berkembang di bawah permukaan tanah, meskipun ada pula
akar yang tumbuh di luar tanah. Akar pertama pada tumbuhan berbiji
berkembang dari meristem apeks di ujung akar embrio dalam biji yang
berkecambah. Pada gymnospermae dan dikotil, akar tersebut berkembang
dan membesar menjadi akar primer dengan cabang yang berukuran lebih
kecil. Pada monokotil, akar primer tidak lama bertahan dalam kehidupan
tumbuhan dan segera mengering. Dari dekat pangkalnya atau di dekatnya
akan muncul akar baru yang disebut akar tambahan atau adventif.
Berdasarkan asalnya dikenal dua macam akar, yaitu akar primer
yang berasal dari embrio dan akan tetap bertahan sepanjang hidupnya,
serta akar liar yang berasal dari batang atau daun. Peranan akar adalah
untuk menyerap air dan garam-garam dari dalam tanah serta menambatkan
tumbuhan pada tanah atau makanan seperti Daucus, Manihot, Dioscorea,
dan Ipomoea. Peranan akar liar bervariasi, sesuai dengan peranan akarnya.
Akar liar dapat berfungsi sebagai akar tunjang, akar gantung, akar nifas,
akar pelekat, akar pembelit, dan sebagai penunjang (Issrep, 1993).
Akar juga merupakan bagian pokok yang nomor tiga (di samping
batang dan daun) bagi tumbuhan yang tumbuhnya telah merupakan
kormus. Bagi tumbuhan, akar berfungsi untuk memperkuat berdirinya
tumbuhan, untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam
air tadi dari dalam tanah, untuk mengangkut air dan zat-zat makana tadi ke
tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan dan kadangkadang sebagai tempat untuk penimbunan makanan (Estiti, 1985).
Irisan memanjang ujung akar muda menunjukkan 4 daerah
pertumbuhan yang batasnya tidak terlalu jelas, yaitu tudung akar, daerah
pembelahan sel, daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi sel. Daerahdaerah pertumbuhan ini dapat berhimpitan karena dipengaruhi oleh jenis
tumbuhnya serta keadaan lingkungan yang menentukan aktifitasnya
(Sutrian, 2004).
E. Alat dan Bahan
Pada kegiatan praktikum, berikut alat dan bahan yang diperlukan.
1. Alat
Tabel 1. Alat yang digunakan
No.
Nama Alat
Jumlah
1.
Buku panduan praktikum
1 unit
2.
Kamera handphone
2 unit
3.
Alat tulis
1 set
4.
Mikroskop cahaya
2 unit
2. Bahan
Tabel 2. Bahan yang digunakan
No.
Nama Alat
Jumlah
1.
Preparat akar Zea mays
1 buah
2.
Preparat akar Lilium sp.
1 buah
3.
Preparat akar Helianthus sp .muda
1 buah
4.
Preparat akar Helianthus sp. dewasa
1 buah
5.
Preparat akar Ranunculus sp.
1 buah
F. Langkah Kerja
Berikut di bawah ini merupakan langkah kerja dalam pengamatan
jaringan pembuluh:
Diagram 2. Langkah kerja mengidentifikasi akar monokotil (Lilium sp)
Preparat awetan akar Lilium
diamati menggunakan
mikroskop
Struktur akar Lilium
diidentifikasi
Hasil pengamatan dicatat dan
didokumentasikan
Diagram 3. Mengidentifikasi struktur umum akar Helianthus muda
Preparat awetan sayatan melintang akar Helianthus sp. muda disimpan dimeja preparat.
Preparat awetan sayatan melintang akar Helianthus sp. muda diamati dari perbesaran rendah dan
perbesaran tinggi.
Struktur dan letak setiap jaringan yang menyusun akar diamati.
Dengan perbesaran tinggi, satu sektor sayatan akar meliputi epidermis, parenkim korteks,
endodermis, perisikel, xylem primer, xylem sekunder, phloem primer, kambium vasikuler,
intervasikuler, protoxylem dan metaxylem diamati.
Objek dipotret dengan kamera.
Diagram 4. Mengidentifikasi struktur umum Helianthus dewasa
Preparat awetan sayatan melintang akar Helianthus sp.
muda disimpan dimeja preparat.
Preparat awetan sayatan melintang akar Helianthus sp.
dewasa diamati dari perbesaran rendah dan perbesaran
tinggi.
Struktur dan letak setiap jaringan yang menyusun akar
diamati.
Dengan perbesaran tinggi, satu sektor sayatan akar meliputi
epidermis, parenkim korteks, endodermis, perisikel, xylem primer,
xylem sekunder, phloem primer, kambium vasikuler,
intervasikuler, protoxylem dan metaxylem diamati.
Objek dipotret dengan kamera.
Diagram 5. Langkah kerja mengidentifikasi struktur umum akar Ranunculus sp.
Preparat awetan sayatan melintang akar Ranunculus sp. muda diamati pada
perbesaran rendah dan perbesaran tinggi.
Struktur dan letak setiap jaringan yang menyusun akar diamati.
Satu sektor sayatan akar meliputi epidermis, eksodermis, parenkim korteks, endodermis dan
sel pelalu, sel selubung pati, perisikel, xylem primer dan phloem primer, kambium vasikuler,
xylem sekunder dan phloem sekunder serta protoxylem dan metaxylem diamati dengan
perbesaran tinggi.
Hasil pengamatan didokumentasikan dengan kamera.
G. Hasil Pengamatan
Tabel 3.Identifikasi struktur akar monokotil (Zea mays)
No
1
Objek yang diamati
Dokumentasi
Penampang melintang akar Zea
mays (Perbesaran 40x)
Gambar 1. Penampang melintang akar
Zea mays perbesaran 40x
(Dokumentasi Kelompok 7B, 2017)
X
2
Penampang melintang akar Zea
mays
F
Gambar 2. Penampang melintang akar
Zea mays perbesaran 100x
(Dokumentasi Kelompok 7B, 2017)
Tabel 4. Identifikasi struktur akar Lilium sp
No.
Objek yang diamati
Dokumentasi
Berkas
pembuluh
Korteks
1.
Preparat melintang akar Lilium sp.
Endodermis
Pembentukan
cabang akar
Gambar 3. Preparat melintang akar Lilium sp.
(Dokumentasi kelompok 1B, 2017)
Korteks
Epidermis
Pembentukan
cabang akar
2.
Struktur akar Lilium sp.
RAS
Endodermis
Pembentukan
cabang akar
Persikel
Parenkim korteks
Gambar 4. Struktur akar Lilium sp.
(Dokumentasi kelompok 1B, 2017)
Floem
3.
Endodermis
Berkas pembuluh akar Lilium sp.
(Tipe ikatan pembuluh radial)
Persikel
Metaxylem
Protoxylem
Gambar 5. Berkas pembuluh akar Lilium sp.
(Dokumentasi kelompok 1B, 2017)
Hasil Pengamatan akar Helianthus sp. dewasa
Tipe Jaringan
Pembuluh:
Kolateral
Gambar 6. Penampang melintang akar Helianthus
pada perbesaran 10 x 10
(Dokumentasi kelompok 7B, 2017)
Kambium
Trakea (Xylem
dalam lingkar
Kambium)
Jaringan Phloem
(luar lingkar
Kambium
Gambar 7. Struktur akar Helianthus
(Dokumentasi kelompok 7B, 2017)
Jari-jari yang
Berkembang dari
Kambium
Intervasikular
Gambar 8. Jari-jari empulur akar Helianthus
(Dokumentasi kelompok 7B, 2017)
Penebalan
Spiral pada
Trakea (Cabang
Akar Baru)
Gambar 9. Penebalan spiral trakea pada akar Helianthus
(Dokumentasi kelompok 7B, 2017)
Hasil pengamatan akar Helianthus sp. muda
Gambar 10. Penampang melintang akar Helianthus muda
pada perbesaran 10 x 10
(Dokumentasi kelompok 7B, 2017)
Jaringan Phloem
Jaringan Xylem
Gambar 11. Struktur akar Helianthus muda
(Dokumentasi kelompok 7B, 2017)
Tipe Jaringan
Pembuluh:
Radial
Kambium
Gambar 12. Kambium pada akar Helianthus muda
(Dokumentasi kelompok 7B, 2017)
Perisikel
Endodermis
Gambar 13. Endodermis dan perisikel
pada akar Helianthus muda
(Dokumentasi kelompok 7B, 2017)
Tabel 5. Struktur umum akar Ranunculus sp.
No.
1.
Preparat
Gambar
Keterangan
Awetan sayatan
melintang Ranunculus
sp. (Perbesaran 400x)
Metaxylem
Kambium
Floem
Protoxylem
Gambar 14. Pentaarch xylem
akar Ranunculus (Dokumentasi
Kelompok 2B, 2017)
2.
Awetan sayatan
melintang Ranunculus
sp. (Perbesaran 400x)
Epidermis
Korteks
Gambar 15. Epidermis dan
korteks Ranunculus sp.
(Dokumentasi Kelompok 2B,
3.
Awetan sayatan
melintang Ranunculus
Endodermis
Perisikel
sp. (Perbesaran 400x)
Sel pelalu
Gambar 16. Jaringan pembuluh
Ranunculus sp. (Dokumentasi
Kelompok 2B, 2017)
H. Pembahasan
1. Pengamatan struktur akar monokotil pada sayatan melintang preparat
awetan Zea mays.
Akar terbentuk dari 3 macam jaringan diantaranya, jaringan
dermal, jaringan parenkim, dan jaringan pembuluh. Bagian korteks terdiri
dari lapisan epidermis dan parenkim. Bagian terluar dari akar adalah
lapisan epidermis. Pada bagian bawah epidermis terdapat jaringan
sklerenkim yang terwanai merah, dibawahnya terdapat jaringan parenkim
korteks yang memiliki ruang antar sel yang cukup banyak. Sebelum
lapisan pembuluh, diantara korteks dan jaringan pembuluh terdapat satu
lapisan sel yang strukturnya rapat mirip dengan epidermis, yang
dinamakan endodermis. Berdasarkan pengamatan, jaringan pembuluh
terdiri dari berkas xylem dan floem yang saling bergantian yang tersusun
dalam satu lingkaran. Di sebelah luar silinder pembuluh terdapat satu
lapisan sel yang dinamakan perisikel.
2. Pengamatan struktur akar monokotil Lilium sp.
Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat beberapa jaringan yang
membentuk organ akar Lilium. Pada lapisan terluar, terdapat jaringan
epidermis yang memiliki dinding sel yang tipis. Lebih ke dalam lagi,
terdapat bagian korteks yang terdiri dari sel-sel parenkim berbentuk
polihedral dengan adanya ruang antar sel. Pada bagian pusat terdapat
berkas pembuluh berbentuk lingkaran. Mengelilingi berkas pembuluh
tersebut, terdapat sel endodermis yang memiliki ciri khas dinding sel lebih
tebal serta terwarnai merah. Kandungan suberinlah yang menyebabkan
warna tersebut. Selapis atau lebih sel di dalam endodermis merupakan
persikel, barulah pada bagian pusat terdapat berkas pembuluh. Selain itu,
teramati juga pembentukan cabang akar dimana sel yang berperan ialah
persikel serta floem.
Akar Lilium memiliki tipe ikatan pembuluh radial, dimana berkas
xylem dan floemnya saling berdampingan. Protoxylem berada pada bagian
paling luar dan berukuran paling kecil. Sementara itu, pembuluh xylem
yang lebih besar adalah metaxylem (keduanya merupakan xylem primer
yang terbentuk dari jaringan prokambium. Letak protoxylem yang lebih
luar menunjukkan pembentukan xylem ke arah luar mengingat
protoxylemlah yang pertama kali dibentuk. Berkas floem memiliki ukuran
yang lebih kecil daripada xylem. Floem primer terdiri atas protofloem yang
terbentuk pertama kali serta metafloem yang terbentuk kemudian. Hanya
bagian metafloem saja yang terus menjalankan fungsinya pada berkas
floem. Protoxylem hanya berfungsi selama satu atau dua hari dan
selanjutnya akan semakin terdesak seiring dengan pertumbuhan akar
hingga menjadi rusak dan tidak teramati lagi pada akar yang lebih dewasa.
3. Pengamatan struktur umum Helianthus sp. muda
Pada pengamatan struktur akar Helianthus sp. muda digunakan
satu macam preparat awetan, yaitu preparat awetan penampang melintang
akar Helianthus muda. Pada penampang melintang akar Helianthus muda
ini ditemukan epidermis, korteks, endodermis, perisikel, kambium, dan
jaringan pembuluh yang terdiri dari jaringan floem dan jaringan xylem.
Endodermis pada Helianthus memiliki fungsi yang sama dengan
endodermis pada umumnya, yaitu menghambat masuknya beberapa zat
tertentu dari korteks ke dalam silinder pusat. Endodermis dapat
menghambat masuknya zat karena pada dinding radial dan transversal, selsel endodermis mengalami penebalan suberin yang membentuk pita
kaspari. Pita kaspari inilah yang dapat menghambat masuknya zat
(Nuraeni dan Rahmat, 2017).
Jaringan pembuluh pada Heliantus muda memiliki tipe radial
karena protoxylem tumbuh lebih dulu daripada metaxylem. Protoxylem
yang terus bertambah sedangkan metaxylem tidak dapat mengimbangi
pertumbuhan protoxylem ini menyebabkan terdapatnya ruang yang
seharusnya menjadi tempat metaxylem, masih ditempati oleh floem. Hal
ini mengakibatkan letak xylem khususnya protoxylem berdampingan atau
bersebelahan dengan letak floem karena floem masih mengisi tempat
diantara pertumbuhan protoxylem (Hidayat, 1995).
4. Pengamatan struktur umum Helianthus sp. Dewasa
Pada pengamatan struktur akar Helianthus sp. dewasa digunakan
satu macam preparat, yaitu preparat awetan. Preparat awetan yang
digunakan adalah penampang melintang akar Helianthus sp. dewasa. Pada
penampang melintang akar Helianthus dapat dilihat epidermis, korteks,
kambium, trakea, jaringan floem, trakea, jaringan xylem, dan jari-jari
empulur. Kambium yang terdapat pada akar muda Helianthus sp. ini
adalah kambium vaskular dan kambium intervaskular. Kambium vaskular
adalah kambium yang terletak diantara jaringan xylem dan floem, dan
akan membentuk xylem sekunder dan floem sekunder. Sedangkan jaringan
intervaskular merupakan jaringan empulur yang tidak terletak diantara
jaringan vaskuler, dan jaringan inilah yang akan membentuk jari-jari
empulur pada tumbuhan dikotil.
Jaringan pembuluh pada Helianthus sp. ini terdiri dari jaringan floem dan
jaringan xylem. Seperti pada tumbuhan dikotil lainnya, floem pada akar
Helianthus sp. dewasa ini terletak di sebelah luar xylem dan dibatasi oleh
kambium. Berdasarkan letak xylem dan floemnya, akar Helianthus dewasa
ini memiliki tipe ikatan pembuluh kolateral (Nuraeni dan Rahmat, 2017).
5. Pengamatan struktur akar Ranunculus sp.
Berdasarkan hasil pengamatan, akar Ranunculus bertipe radial.
Pada preparat dapat dilihat adanya penjuluran xylem, tepatnya protoxylem
yang membentuk penta arch. Kambium terletak mengelilingi xylem
dengan bentuk pipih. Xylem sekunder pertama dibentuk pada daerah
lekukan, di dekat metaxylem. Pada preparat ini terlithat adanya
endodermis yang berfungsi untuk menyeleksi bahan asing yang masuk ke
dalam jaringan pembuluh, dan juga mengatur cara air untuk masuk ke
dalam akar dengan melalui simplas atau apoplas. Sebelah dalam
endodermis, terdapat selapis perisikel. Pada sel endodermis akar
Ranunculus, terdapat sel yang tidak mengalami penebelan oleh suberin.
Sel ini biasa disebut dengan sel pelalu. Fungsi dari sel pelalu adalah untuk
melalukan air menuju xylem. Epidermis pada akar Ranunculus tidak
memiliki lapisan kutikula dan juga stomata, namun terbentuk buluh akar
yang merupakan pelebaran sel epidermis yang memanjang. Buluh akar ini
berfungsi untuk memperluas permukaan akar dalam menyerap air dan
mineral dari dalam tanah.
I. Jawaban Pertanyaan
1. Pada seluruh preparat akar yang diamati, di bagian mana Anda
menemukan sklerenkim?
Jawab : Tidak semua preparat ditemukan sklerenkim dan jika ada
sklerenkim terdapat bagian luar korteks.
2. Pada seluruh preparat akar yang diamati, apakah Anda menemukan sel
endodermis? Apakah terjadi penebalan sel? Apakah seluruh endodermis
mengalami penebalan? Pada bagian mana letak penebalannya? Tersusun
atau apakah penebalan tersebut? Apa fungsi penebalan endodermis
tersebut?
Jawab : Tidak semua preparat akar ditemukan endodermis. Seluruh sel
yang terdapat endodermis mengalami penebalan pada tangensial bagian
dalam, penebalan tersusun atas suberin dan lignin. Fungsi penebalan
endodermis yaitu untuk mengatur pemasukan air kedalam jaringan angkut
(xylem).
3. Apakah Anda menemukan kambium? Pada preparat apa Anda menemukan
kambium dan cambium intervasikuler? Apa fungsi kambium tersebut?
Jawab : Ya, preparat yang kami amati ditemukan kambium. Fungsi
kambium yaitu untuk menghasilkan xylem dan floem pada tumbuhan
berkayu sehingga dapat memperbesar diameter batang
4. Bagaimana susunan xilem dan floem pada seluruh preparat yang Anda
amati?
Disebut
apakah
susunan
demikian?
Jawab : Susunan pada Zea mays adalah radial sedangkan pada Ranunculus
sp. Adalah kolateral
5. Berapa jumlah bagian floem pada Zea mays, Helianthus, dan Rannuculus?
Disebut akar apakah dengan jumlah floem tersebut?
Jawab : Akar Ranunculus
terdapat 5 xilem yang menjorok ke arah
perisikel sehingga disebut pentark. Akar Helianthus terdapat 8 xilem yang
menjorok ke arah perisikel sehingga disebut oktark. Akar Rannunculus
terdapat lebih dari 5 xilem yang menjorok ke arah perisikel sehingga
disebut poark.
6. Tentukan jaringan apa yang membentuk akar lateral?
Jawab : Jaringan vasikuler yang berasal dari dalam lingkaran vaskular
yang terdapat di jaringan parenkim yang disebut perisikel akar lateral, atau
dapat dikatakan juga berasal berasal dari primordial di dalam perisikel akar
primer. Perkembangan ujung akar muda dengan cara mendorong jaringan
cortikal yang ada di sekeliling akar primer.
7. Setelah mengalami penampang melintang akar jagung dan Lilium sp.
Bagaimana pola umur akar monokotil?
Jawab : Persamaan yang dapat ditemukan dengan pola akar monokotil
yaitu tipe jaringan pembuluh radial (xylem dan phloem berdampingan dan
bergantian), adanya perisekel, tidak ditemukannya kambium, adanya
endodermis dengan penebalan pada bagian dindng selnya atau tidak terjadi
penebalan.
8. Tentukan perbedaan antara struktur akar Helianthus sp. Muda dan dewasa
berdasarkan :
a. Jumlah floem
b. Struktur kambium
c. Struktur xylem
d. Struktur floem
e. Adanya empulur dan dilintasi jari-jari empulur
Jawab : Pada Helianthus muda terdapat 8 floem, Kambium baru mulai
terbentuk sehingga belum terlihat jelas pada saat pengamatan, Xylem
tersusun berdampingan dan bergantian dengan phloemnya dan xylem
sekunder belum terlihat jelas karena kambium baru dibentuk, Phloem
tersusun berdampingan dan bergantian dengan xylemnya dan phloem
sekunder belum terlihat jelas karena kambium baru dibentuk, Empulur dan
jari-jarinya tidak ditemukan.
Pada Helianthus dewasa terdapat 13 floem, Kambium sudah
terbentuk dengan sempurna sehingga terlihat jelas pada saat pengamatan,
Xylem terdapat di bagian dalam lingkar kambium dan xylem sekunder
sudah terlihat jelas karena kambium sudah terbentuk sempurna, phloem
terletak di luar lingkar kambium dan phloem sekundernya sudah terlihat
jelas karena kambium sudah terbentuk sempurna, Empulur ada dan jarijari empulur sudah terbentuk, terlihat seperti adanya penghubung antara
lingkaran yang dalam dan luar.
9. Berdasarkan pola struktur akar Helianthus sp. Muda dan Rannuculus sp.,
sebutkan persamaannya dengan pola umum dikotil !
Jawab : Pola struktur akar Helianthus cenderung teratur membulat
sedangkan akar pada akar Ranunculus berbentuk bintang dan teratur.
Persamaan keduanya dengan pola umum dikotil adalah xylem dan
phloemnya teratur dan umumnya bersifat kolateral dimana xylem terletak
didalam dan phloem diluar (xylem dikelilingi floem) dan adanya
kambium. Pada Ranunculus jumlah phloemnya ada 5, sehingga disebut
pentark.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, E. B.1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB
Sumardi, I. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta : UGM
Sutrian, Y. 1992. Pengantar anatomi tumbuhan tentang sel dan jaringan. Jakarta:
Rineka Cipta
LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Anatomi Tumbuhan
dosen pengampu:
Dr. rer. nat. Adi Rahmat, M.Si.
Dr. Eni Nuraeni, M.Pd.
Disusun oleh:
Kelompok 7
Pendidikan Biologi B 2015
Aldi Slamet Riyaldi
1501824
Dwi Ayu Destiani
1500607
Ismarini Pratami Putri
1504060
Ratih Nur Sholihah
1500981
Siti Safariah
1507517
Sofi Rahmania
1503786
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2017
A. Judul
Akar.
B. Waktu dan Tempat
Hari, Tanggal
: Senin, 8 Mei 2017
Waktu
: 13.00-15.00 WIB
Tempat
: Lab. Struktur Tumbuhan FPMIPA UPI Bandung
C. Tujuan Praktikum
1. Mengidentifikasi karakteristik umum akar monokotil
2. Mengidentifikasi struktur umum akar dikotil muda dan dewasa.
D. Dasar Teori
Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tumbuhan dan
umumnya berkembang di bawah permukaan tanah, meskipun ada pula
akar yang tumbuh di luar tanah. Akar pertama pada tumbuhan berbiji
berkembang dari meristem apeks di ujung akar embrio dalam biji yang
berkecambah. Pada gymnospermae dan dikotil, akar tersebut berkembang
dan membesar menjadi akar primer dengan cabang yang berukuran lebih
kecil. Pada monokotil, akar primer tidak lama bertahan dalam kehidupan
tumbuhan dan segera mengering. Dari dekat pangkalnya atau di dekatnya
akan muncul akar baru yang disebut akar tambahan atau adventif.
Berdasarkan asalnya dikenal dua macam akar, yaitu akar primer
yang berasal dari embrio dan akan tetap bertahan sepanjang hidupnya,
serta akar liar yang berasal dari batang atau daun. Peranan akar adalah
untuk menyerap air dan garam-garam dari dalam tanah serta menambatkan
tumbuhan pada tanah atau makanan seperti Daucus, Manihot, Dioscorea,
dan Ipomoea. Peranan akar liar bervariasi, sesuai dengan peranan akarnya.
Akar liar dapat berfungsi sebagai akar tunjang, akar gantung, akar nifas,
akar pelekat, akar pembelit, dan sebagai penunjang (Issrep, 1993).
Akar juga merupakan bagian pokok yang nomor tiga (di samping
batang dan daun) bagi tumbuhan yang tumbuhnya telah merupakan
kormus. Bagi tumbuhan, akar berfungsi untuk memperkuat berdirinya
tumbuhan, untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam
air tadi dari dalam tanah, untuk mengangkut air dan zat-zat makana tadi ke
tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan dan kadangkadang sebagai tempat untuk penimbunan makanan (Estiti, 1985).
Irisan memanjang ujung akar muda menunjukkan 4 daerah
pertumbuhan yang batasnya tidak terlalu jelas, yaitu tudung akar, daerah
pembelahan sel, daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi sel. Daerahdaerah pertumbuhan ini dapat berhimpitan karena dipengaruhi oleh jenis
tumbuhnya serta keadaan lingkungan yang menentukan aktifitasnya
(Sutrian, 2004).
E. Alat dan Bahan
Pada kegiatan praktikum, berikut alat dan bahan yang diperlukan.
1. Alat
Tabel 1. Alat yang digunakan
No.
Nama Alat
Jumlah
1.
Buku panduan praktikum
1 unit
2.
Kamera handphone
2 unit
3.
Alat tulis
1 set
4.
Mikroskop cahaya
2 unit
2. Bahan
Tabel 2. Bahan yang digunakan
No.
Nama Alat
Jumlah
1.
Preparat akar Zea mays
1 buah
2.
Preparat akar Lilium sp.
1 buah
3.
Preparat akar Helianthus sp .muda
1 buah
4.
Preparat akar Helianthus sp. dewasa
1 buah
5.
Preparat akar Ranunculus sp.
1 buah
F. Langkah Kerja
Berikut di bawah ini merupakan langkah kerja dalam pengamatan
jaringan pembuluh:
Diagram 2. Langkah kerja mengidentifikasi akar monokotil (Lilium sp)
Preparat awetan akar Lilium
diamati menggunakan
mikroskop
Struktur akar Lilium
diidentifikasi
Hasil pengamatan dicatat dan
didokumentasikan
Diagram 3. Mengidentifikasi struktur umum akar Helianthus muda
Preparat awetan sayatan melintang akar Helianthus sp. muda disimpan dimeja preparat.
Preparat awetan sayatan melintang akar Helianthus sp. muda diamati dari perbesaran rendah dan
perbesaran tinggi.
Struktur dan letak setiap jaringan yang menyusun akar diamati.
Dengan perbesaran tinggi, satu sektor sayatan akar meliputi epidermis, parenkim korteks,
endodermis, perisikel, xylem primer, xylem sekunder, phloem primer, kambium vasikuler,
intervasikuler, protoxylem dan metaxylem diamati.
Objek dipotret dengan kamera.
Diagram 4. Mengidentifikasi struktur umum Helianthus dewasa
Preparat awetan sayatan melintang akar Helianthus sp.
muda disimpan dimeja preparat.
Preparat awetan sayatan melintang akar Helianthus sp.
dewasa diamati dari perbesaran rendah dan perbesaran
tinggi.
Struktur dan letak setiap jaringan yang menyusun akar
diamati.
Dengan perbesaran tinggi, satu sektor sayatan akar meliputi
epidermis, parenkim korteks, endodermis, perisikel, xylem primer,
xylem sekunder, phloem primer, kambium vasikuler,
intervasikuler, protoxylem dan metaxylem diamati.
Objek dipotret dengan kamera.
Diagram 5. Langkah kerja mengidentifikasi struktur umum akar Ranunculus sp.
Preparat awetan sayatan melintang akar Ranunculus sp. muda diamati pada
perbesaran rendah dan perbesaran tinggi.
Struktur dan letak setiap jaringan yang menyusun akar diamati.
Satu sektor sayatan akar meliputi epidermis, eksodermis, parenkim korteks, endodermis dan
sel pelalu, sel selubung pati, perisikel, xylem primer dan phloem primer, kambium vasikuler,
xylem sekunder dan phloem sekunder serta protoxylem dan metaxylem diamati dengan
perbesaran tinggi.
Hasil pengamatan didokumentasikan dengan kamera.
G. Hasil Pengamatan
Tabel 3.Identifikasi struktur akar monokotil (Zea mays)
No
1
Objek yang diamati
Dokumentasi
Penampang melintang akar Zea
mays (Perbesaran 40x)
Gambar 1. Penampang melintang akar
Zea mays perbesaran 40x
(Dokumentasi Kelompok 7B, 2017)
X
2
Penampang melintang akar Zea
mays
F
Gambar 2. Penampang melintang akar
Zea mays perbesaran 100x
(Dokumentasi Kelompok 7B, 2017)
Tabel 4. Identifikasi struktur akar Lilium sp
No.
Objek yang diamati
Dokumentasi
Berkas
pembuluh
Korteks
1.
Preparat melintang akar Lilium sp.
Endodermis
Pembentukan
cabang akar
Gambar 3. Preparat melintang akar Lilium sp.
(Dokumentasi kelompok 1B, 2017)
Korteks
Epidermis
Pembentukan
cabang akar
2.
Struktur akar Lilium sp.
RAS
Endodermis
Pembentukan
cabang akar
Persikel
Parenkim korteks
Gambar 4. Struktur akar Lilium sp.
(Dokumentasi kelompok 1B, 2017)
Floem
3.
Endodermis
Berkas pembuluh akar Lilium sp.
(Tipe ikatan pembuluh radial)
Persikel
Metaxylem
Protoxylem
Gambar 5. Berkas pembuluh akar Lilium sp.
(Dokumentasi kelompok 1B, 2017)
Hasil Pengamatan akar Helianthus sp. dewasa
Tipe Jaringan
Pembuluh:
Kolateral
Gambar 6. Penampang melintang akar Helianthus
pada perbesaran 10 x 10
(Dokumentasi kelompok 7B, 2017)
Kambium
Trakea (Xylem
dalam lingkar
Kambium)
Jaringan Phloem
(luar lingkar
Kambium
Gambar 7. Struktur akar Helianthus
(Dokumentasi kelompok 7B, 2017)
Jari-jari yang
Berkembang dari
Kambium
Intervasikular
Gambar 8. Jari-jari empulur akar Helianthus
(Dokumentasi kelompok 7B, 2017)
Penebalan
Spiral pada
Trakea (Cabang
Akar Baru)
Gambar 9. Penebalan spiral trakea pada akar Helianthus
(Dokumentasi kelompok 7B, 2017)
Hasil pengamatan akar Helianthus sp. muda
Gambar 10. Penampang melintang akar Helianthus muda
pada perbesaran 10 x 10
(Dokumentasi kelompok 7B, 2017)
Jaringan Phloem
Jaringan Xylem
Gambar 11. Struktur akar Helianthus muda
(Dokumentasi kelompok 7B, 2017)
Tipe Jaringan
Pembuluh:
Radial
Kambium
Gambar 12. Kambium pada akar Helianthus muda
(Dokumentasi kelompok 7B, 2017)
Perisikel
Endodermis
Gambar 13. Endodermis dan perisikel
pada akar Helianthus muda
(Dokumentasi kelompok 7B, 2017)
Tabel 5. Struktur umum akar Ranunculus sp.
No.
1.
Preparat
Gambar
Keterangan
Awetan sayatan
melintang Ranunculus
sp. (Perbesaran 400x)
Metaxylem
Kambium
Floem
Protoxylem
Gambar 14. Pentaarch xylem
akar Ranunculus (Dokumentasi
Kelompok 2B, 2017)
2.
Awetan sayatan
melintang Ranunculus
sp. (Perbesaran 400x)
Epidermis
Korteks
Gambar 15. Epidermis dan
korteks Ranunculus sp.
(Dokumentasi Kelompok 2B,
3.
Awetan sayatan
melintang Ranunculus
Endodermis
Perisikel
sp. (Perbesaran 400x)
Sel pelalu
Gambar 16. Jaringan pembuluh
Ranunculus sp. (Dokumentasi
Kelompok 2B, 2017)
H. Pembahasan
1. Pengamatan struktur akar monokotil pada sayatan melintang preparat
awetan Zea mays.
Akar terbentuk dari 3 macam jaringan diantaranya, jaringan
dermal, jaringan parenkim, dan jaringan pembuluh. Bagian korteks terdiri
dari lapisan epidermis dan parenkim. Bagian terluar dari akar adalah
lapisan epidermis. Pada bagian bawah epidermis terdapat jaringan
sklerenkim yang terwanai merah, dibawahnya terdapat jaringan parenkim
korteks yang memiliki ruang antar sel yang cukup banyak. Sebelum
lapisan pembuluh, diantara korteks dan jaringan pembuluh terdapat satu
lapisan sel yang strukturnya rapat mirip dengan epidermis, yang
dinamakan endodermis. Berdasarkan pengamatan, jaringan pembuluh
terdiri dari berkas xylem dan floem yang saling bergantian yang tersusun
dalam satu lingkaran. Di sebelah luar silinder pembuluh terdapat satu
lapisan sel yang dinamakan perisikel.
2. Pengamatan struktur akar monokotil Lilium sp.
Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat beberapa jaringan yang
membentuk organ akar Lilium. Pada lapisan terluar, terdapat jaringan
epidermis yang memiliki dinding sel yang tipis. Lebih ke dalam lagi,
terdapat bagian korteks yang terdiri dari sel-sel parenkim berbentuk
polihedral dengan adanya ruang antar sel. Pada bagian pusat terdapat
berkas pembuluh berbentuk lingkaran. Mengelilingi berkas pembuluh
tersebut, terdapat sel endodermis yang memiliki ciri khas dinding sel lebih
tebal serta terwarnai merah. Kandungan suberinlah yang menyebabkan
warna tersebut. Selapis atau lebih sel di dalam endodermis merupakan
persikel, barulah pada bagian pusat terdapat berkas pembuluh. Selain itu,
teramati juga pembentukan cabang akar dimana sel yang berperan ialah
persikel serta floem.
Akar Lilium memiliki tipe ikatan pembuluh radial, dimana berkas
xylem dan floemnya saling berdampingan. Protoxylem berada pada bagian
paling luar dan berukuran paling kecil. Sementara itu, pembuluh xylem
yang lebih besar adalah metaxylem (keduanya merupakan xylem primer
yang terbentuk dari jaringan prokambium. Letak protoxylem yang lebih
luar menunjukkan pembentukan xylem ke arah luar mengingat
protoxylemlah yang pertama kali dibentuk. Berkas floem memiliki ukuran
yang lebih kecil daripada xylem. Floem primer terdiri atas protofloem yang
terbentuk pertama kali serta metafloem yang terbentuk kemudian. Hanya
bagian metafloem saja yang terus menjalankan fungsinya pada berkas
floem. Protoxylem hanya berfungsi selama satu atau dua hari dan
selanjutnya akan semakin terdesak seiring dengan pertumbuhan akar
hingga menjadi rusak dan tidak teramati lagi pada akar yang lebih dewasa.
3. Pengamatan struktur umum Helianthus sp. muda
Pada pengamatan struktur akar Helianthus sp. muda digunakan
satu macam preparat awetan, yaitu preparat awetan penampang melintang
akar Helianthus muda. Pada penampang melintang akar Helianthus muda
ini ditemukan epidermis, korteks, endodermis, perisikel, kambium, dan
jaringan pembuluh yang terdiri dari jaringan floem dan jaringan xylem.
Endodermis pada Helianthus memiliki fungsi yang sama dengan
endodermis pada umumnya, yaitu menghambat masuknya beberapa zat
tertentu dari korteks ke dalam silinder pusat. Endodermis dapat
menghambat masuknya zat karena pada dinding radial dan transversal, selsel endodermis mengalami penebalan suberin yang membentuk pita
kaspari. Pita kaspari inilah yang dapat menghambat masuknya zat
(Nuraeni dan Rahmat, 2017).
Jaringan pembuluh pada Heliantus muda memiliki tipe radial
karena protoxylem tumbuh lebih dulu daripada metaxylem. Protoxylem
yang terus bertambah sedangkan metaxylem tidak dapat mengimbangi
pertumbuhan protoxylem ini menyebabkan terdapatnya ruang yang
seharusnya menjadi tempat metaxylem, masih ditempati oleh floem. Hal
ini mengakibatkan letak xylem khususnya protoxylem berdampingan atau
bersebelahan dengan letak floem karena floem masih mengisi tempat
diantara pertumbuhan protoxylem (Hidayat, 1995).
4. Pengamatan struktur umum Helianthus sp. Dewasa
Pada pengamatan struktur akar Helianthus sp. dewasa digunakan
satu macam preparat, yaitu preparat awetan. Preparat awetan yang
digunakan adalah penampang melintang akar Helianthus sp. dewasa. Pada
penampang melintang akar Helianthus dapat dilihat epidermis, korteks,
kambium, trakea, jaringan floem, trakea, jaringan xylem, dan jari-jari
empulur. Kambium yang terdapat pada akar muda Helianthus sp. ini
adalah kambium vaskular dan kambium intervaskular. Kambium vaskular
adalah kambium yang terletak diantara jaringan xylem dan floem, dan
akan membentuk xylem sekunder dan floem sekunder. Sedangkan jaringan
intervaskular merupakan jaringan empulur yang tidak terletak diantara
jaringan vaskuler, dan jaringan inilah yang akan membentuk jari-jari
empulur pada tumbuhan dikotil.
Jaringan pembuluh pada Helianthus sp. ini terdiri dari jaringan floem dan
jaringan xylem. Seperti pada tumbuhan dikotil lainnya, floem pada akar
Helianthus sp. dewasa ini terletak di sebelah luar xylem dan dibatasi oleh
kambium. Berdasarkan letak xylem dan floemnya, akar Helianthus dewasa
ini memiliki tipe ikatan pembuluh kolateral (Nuraeni dan Rahmat, 2017).
5. Pengamatan struktur akar Ranunculus sp.
Berdasarkan hasil pengamatan, akar Ranunculus bertipe radial.
Pada preparat dapat dilihat adanya penjuluran xylem, tepatnya protoxylem
yang membentuk penta arch. Kambium terletak mengelilingi xylem
dengan bentuk pipih. Xylem sekunder pertama dibentuk pada daerah
lekukan, di dekat metaxylem. Pada preparat ini terlithat adanya
endodermis yang berfungsi untuk menyeleksi bahan asing yang masuk ke
dalam jaringan pembuluh, dan juga mengatur cara air untuk masuk ke
dalam akar dengan melalui simplas atau apoplas. Sebelah dalam
endodermis, terdapat selapis perisikel. Pada sel endodermis akar
Ranunculus, terdapat sel yang tidak mengalami penebelan oleh suberin.
Sel ini biasa disebut dengan sel pelalu. Fungsi dari sel pelalu adalah untuk
melalukan air menuju xylem. Epidermis pada akar Ranunculus tidak
memiliki lapisan kutikula dan juga stomata, namun terbentuk buluh akar
yang merupakan pelebaran sel epidermis yang memanjang. Buluh akar ini
berfungsi untuk memperluas permukaan akar dalam menyerap air dan
mineral dari dalam tanah.
I. Jawaban Pertanyaan
1. Pada seluruh preparat akar yang diamati, di bagian mana Anda
menemukan sklerenkim?
Jawab : Tidak semua preparat ditemukan sklerenkim dan jika ada
sklerenkim terdapat bagian luar korteks.
2. Pada seluruh preparat akar yang diamati, apakah Anda menemukan sel
endodermis? Apakah terjadi penebalan sel? Apakah seluruh endodermis
mengalami penebalan? Pada bagian mana letak penebalannya? Tersusun
atau apakah penebalan tersebut? Apa fungsi penebalan endodermis
tersebut?
Jawab : Tidak semua preparat akar ditemukan endodermis. Seluruh sel
yang terdapat endodermis mengalami penebalan pada tangensial bagian
dalam, penebalan tersusun atas suberin dan lignin. Fungsi penebalan
endodermis yaitu untuk mengatur pemasukan air kedalam jaringan angkut
(xylem).
3. Apakah Anda menemukan kambium? Pada preparat apa Anda menemukan
kambium dan cambium intervasikuler? Apa fungsi kambium tersebut?
Jawab : Ya, preparat yang kami amati ditemukan kambium. Fungsi
kambium yaitu untuk menghasilkan xylem dan floem pada tumbuhan
berkayu sehingga dapat memperbesar diameter batang
4. Bagaimana susunan xilem dan floem pada seluruh preparat yang Anda
amati?
Disebut
apakah
susunan
demikian?
Jawab : Susunan pada Zea mays adalah radial sedangkan pada Ranunculus
sp. Adalah kolateral
5. Berapa jumlah bagian floem pada Zea mays, Helianthus, dan Rannuculus?
Disebut akar apakah dengan jumlah floem tersebut?
Jawab : Akar Ranunculus
terdapat 5 xilem yang menjorok ke arah
perisikel sehingga disebut pentark. Akar Helianthus terdapat 8 xilem yang
menjorok ke arah perisikel sehingga disebut oktark. Akar Rannunculus
terdapat lebih dari 5 xilem yang menjorok ke arah perisikel sehingga
disebut poark.
6. Tentukan jaringan apa yang membentuk akar lateral?
Jawab : Jaringan vasikuler yang berasal dari dalam lingkaran vaskular
yang terdapat di jaringan parenkim yang disebut perisikel akar lateral, atau
dapat dikatakan juga berasal berasal dari primordial di dalam perisikel akar
primer. Perkembangan ujung akar muda dengan cara mendorong jaringan
cortikal yang ada di sekeliling akar primer.
7. Setelah mengalami penampang melintang akar jagung dan Lilium sp.
Bagaimana pola umur akar monokotil?
Jawab : Persamaan yang dapat ditemukan dengan pola akar monokotil
yaitu tipe jaringan pembuluh radial (xylem dan phloem berdampingan dan
bergantian), adanya perisekel, tidak ditemukannya kambium, adanya
endodermis dengan penebalan pada bagian dindng selnya atau tidak terjadi
penebalan.
8. Tentukan perbedaan antara struktur akar Helianthus sp. Muda dan dewasa
berdasarkan :
a. Jumlah floem
b. Struktur kambium
c. Struktur xylem
d. Struktur floem
e. Adanya empulur dan dilintasi jari-jari empulur
Jawab : Pada Helianthus muda terdapat 8 floem, Kambium baru mulai
terbentuk sehingga belum terlihat jelas pada saat pengamatan, Xylem
tersusun berdampingan dan bergantian dengan phloemnya dan xylem
sekunder belum terlihat jelas karena kambium baru dibentuk, Phloem
tersusun berdampingan dan bergantian dengan xylemnya dan phloem
sekunder belum terlihat jelas karena kambium baru dibentuk, Empulur dan
jari-jarinya tidak ditemukan.
Pada Helianthus dewasa terdapat 13 floem, Kambium sudah
terbentuk dengan sempurna sehingga terlihat jelas pada saat pengamatan,
Xylem terdapat di bagian dalam lingkar kambium dan xylem sekunder
sudah terlihat jelas karena kambium sudah terbentuk sempurna, phloem
terletak di luar lingkar kambium dan phloem sekundernya sudah terlihat
jelas karena kambium sudah terbentuk sempurna, Empulur ada dan jarijari empulur sudah terbentuk, terlihat seperti adanya penghubung antara
lingkaran yang dalam dan luar.
9. Berdasarkan pola struktur akar Helianthus sp. Muda dan Rannuculus sp.,
sebutkan persamaannya dengan pola umum dikotil !
Jawab : Pola struktur akar Helianthus cenderung teratur membulat
sedangkan akar pada akar Ranunculus berbentuk bintang dan teratur.
Persamaan keduanya dengan pola umum dikotil adalah xylem dan
phloemnya teratur dan umumnya bersifat kolateral dimana xylem terletak
didalam dan phloem diluar (xylem dikelilingi floem) dan adanya
kambium. Pada Ranunculus jumlah phloemnya ada 5, sehingga disebut
pentark.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, E. B.1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB
Sumardi, I. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta : UGM
Sutrian, Y. 1992. Pengantar anatomi tumbuhan tentang sel dan jaringan. Jakarta:
Rineka Cipta