Pendidikan dan Keagamaan Seseorang docx

Pendidikan dan Keagamaan Seseorang
“Ditujukan untuk memenuhi tugas”
Mata Kuliah
Dosen
Jurusan

: Psikologi Agama
: Dra. Diah Nurita
: Tarbiyah - PAI (IV-A)

Di susun Oleh
Kelompok 8 (Delapan )
- Melisa
- Ezar Wani
- Mardiah Br Lubis
- Rabita

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM JAM’IYAH
MAHMUDIYAH TANJUNG PURA - LANGKAT
TAHUN PERIODE : 2016- 2017


KATA PENGANTAR

ْ‫حييم‬
‫ن ِالرر ح‬
‫مْ ِالل ح‬
‫ه ِالرر ي‬
‫بح ي‬
‫حمْ ح‬
‫س ح‬

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang maha Esa
atas ridho dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah
ini

dengan

penuh

keyakinan


serta

usaha

maksimal.

Semoga

dengan

terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran positif bagi kita semua.
Selanjutnya penulis juga ucapkan terima kasih kepada ibu dosen mata
kuliah Psikologi Agama yang telah memberikan tugas Makalah ini kepada kami
sehingga dapat memicu motifasi kami untuk senantiasa belajar lebih giat dan
menggali ilmu lebih dalam khususnya mengenai “Pendidikan dan keagamaan ”
sehingga dengan kami dapat menemukan hal-hal baru yang belum kami ketahui.

Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga
kami dapat menyelasaikan tugas Makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin.
Terima kasih pula atas dukungan para pihak yang turut membantu

terselesaikannya laporan ini, ayah bunda, teman-teman serta semua pihak yang
penuh kebaikan dan telah membantu penulis.

Terakhir kali sebagai seorang manusia biasa yang mencoba berusaha
sekuat tenaga dalam penyelesaian Makalah ini, tetapi tetap saja tak luput dari
sifat manusiawi yang penuh khilaf dan salah, oleh karena itu segenap saran
penulis harapkan dari semua pihak guna perbaikan tugas-tugas serupa di masa
datang.

Tanjung Pura, Mei 2017

1

DAFTAR IS

2

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan......................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Pendidikan Agama Dalam Pendidikan Islam................................................2
B. Pengaruh Pendidikan terhadap Jiwa Keagamaan..........................................3
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jiwa Keagamaan Pada Anak................8
BAB III..................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................10
A. Kesimpulan.................................................................................................10
B. Saran............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................11

3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman,
dan latihan-latihan yang dilaluinya pada masa kecilnya dulu. Seorang yang pada
waktu kecilnya tidak pernah mendapatkan pendidikan agama, maka pada masa
dewasanya nanti, ia tidak akan merasakan pentingnya agama dalam hidupnya.

Perkembangan agama pada anak-anak, terjadi melalu pengalaman
hidupnya sejak kecil, dalam keluarga, di sekolah dan dalam masyarakat
lingkungan. Semakin banyak pengalaman yang bersifat agama (sesuai dengan
ajaran agama), akan semakin banyak unsur agama, maka sikap, tindakan,
kelakuan, dan caranya menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran agama.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pendidikan agama dalam pendidikan islam?
b. Bagaimana pengaruh pendidikan dalam jiwa keagamaam?
c. Apa faktor yang mempengaruhi pendidikan dalam jiwa keagamaan?

C. Tujuan Pembahasan
a. Untuk mengetahui pendidikan agama dalam pendidikan islam?
b. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan dalam jiwa keagamaam?
c. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pendidikan dalam jiwa

keagamaan?

1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan Agama Dalam Pendidikan Islam
Perkembangan kejiwaan seseorang adalah sebuah bentuk kewajaran dan pasti
terjadi dalam diri seseorang. Oleh karena itu pendidikan merupakan suatu
keniscayaan dalam mengarahkan proses perkembangan kejiwaan. Terlebih lagi
dalam lembaga pendidikan islam, tentu akan mempengaruhi bagi pembentukan
jiwa keagamaan. Jiwa keagamaan ini perlu ditanamkan pada anak sejak usia dini.

Menurut Quraish Shihab, tujuan pendidikan al Qur`an (Islam) adalah
membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga mampu menjalankan
fungsinya sebagai hamba dan khalifah-Nya, guna membangun dunia ini sesuai
dengan konsep yang ditetapkan Allah. Atau dengan kata yang lebih singkat dan
sering digunakan oleh al Qur`an, untuk bertaqwa kepada-Nya. Dengan demikian
pendidikan harus mampu membina, mengarahkan dan melatih potensi jasmani,
jiwa, akal dan fisik manusia seoptimal mungkin agar dapat melaksanakan

fungsinya sebagai khalifah di muka bumi.1

Pendidikan agama memang mempunyai peranan yang sangat penting bagi
manusia, oleh karena itu pendidikan agama islam adalah sebuah upaya nyata yang
akan mengantarkan umat islam kepada perkembangan rasa agama. Umat islam
akan lebih memahami dan terinternalisasi esensi rasa agama itu sendiri. Pertama
yaitu rasa bertuhan; rasa bertuhan ini meliputi merasa ada sesuatu yang maha
besar yang berkuasa atas dirinya dan alam semesta, ada rasa ikatan dengan sesuatu
tersebut, rasa dekat, rasa rindu, rasa kagum dan lain-lain. Kedua yaitu rasa taat;
rasa taat ini meliputi ada rasa ingin mengarahkan diri pada kehendak-Nya dan ada
rasa ingin mengikuti aturan-aturan-Nya.2

1 Quraish Shihab. 1992. Membumikan al Qur`an. Bandung : Mizan.h.67
2 Zakiah Drajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 1970)h.35

2

Pendidikan agama adalah bentuk pendidikan nilai, karena itu maksimal dan
tidaknya pendidikan agama tergantung dari faktor yang dapat memotivasi untuk
memahami nilai agama. Semakin suasana pendidikan agama membuat betah maka

perkembangan jiwa keagamaan akan dapat tumbuh dengan optimal. Jiwa
keagamaan ini akan tumbuh bersama dengan suasana lingkungan sekitarnya.
Apabila jiwa keagamaan telah tumbuh maka akan terbentuk sikap keagamaan
yang termanifestasikan dalam kehidupan sehari-harinya.

B. Pengaruh Pendidikan terhadap Jiwa Keagamaan
1. Pendidikan Keluarga

Pendidikan Agama, dalam arti pembinaan kepribadian, sebenarnya telah
mulai sejak si anak lahir, bahkan sejak dalam kandungan. Keadaan orang tua,
ketika si anak dalam kandungan, mempengaruhi jiwa anak yang akan lahir nanti,
hal mini banyak terbukti dalam perawatan jiwa.

Pendidikan agama dalam keluarga, sebelum anak masuk sekolah, terjadi
secara tidak formal. Pendidikan agama pada umur ini melalui semua pengalaman
anak, baik melalui ucapan yang didengarnya, tindakan, perbuatan dan sikap yang
dilihatnya, maupun perlakuan yang dirasakannya.3

Di dalam islam secara jelas Nabi Muhammad SAW. Mengisyaratkan lewat
sabdanya :


‫عون أ يببي لهيري ويرية؛ أ ين نيله يكاين ي يلقوولل‬
‫ ي‬:
‫ يما بمون يموول لوودد بإل ني‬: ‫يقايل يرلسوولل اللبه صلى الله عليه وسلم‬
‫جيسابنبه‬
‫ي لوول يلد ي‬.
‫ يفأ يبييواله ي ليهبنويدابنبه يوي لن يبنصيرابنبه يوي ليم ب ن‬.‫عيلى ال وبفوطيربة‬

3 Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.(Jakarta : Rajawali Pers. 2012)h.40

3

Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan
fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang
Nasrani maupun seorang Majusi. Sebagaimana seekor binatang yang melahirkan
seekor anak tanpa cacat, apakah kamu merasakan terdapat yang terpotong
hidungnya?

Si anak mulai mengenal Tuhan dan agama, melalui orang-orang dalam

lingkungan tempat mereka hidup. Kata Tuhan pada mulanya mungkin tidak
menjadi perhatiannya, tetapi lama kelamaan akan menjadi perhatiannya dan ia
akan ikut mengucapkannya setelah ia mendengar kata Tuhan itu berulang kali
dalam berbagai keadaan, tempat dan situasi, apalagi ia melihat mimik muka yang
membayangkan

kesungguh-sungguhan,

ketika

kata

itu

diucapkan,

mak

aperhatiannya akan bertambah, yang lama kelamaan akan bertambah dan
menimbulkan pertanyaan dalam hatinya, siapa Tuhan itu ? karena itu anak pada

umur 3 atau 4 tahun telah mulai menanyakan kepada orangn tuanya siapa Tuhan
itu?

Apapun jawaban orang tuanya ketika itu, akan diterimanya dan itukah
yang benar baginya. Andai kata orang tuannya tersalah dalam menjawab
pertanyaannya itu, maka yang akan bertumbuh dalam jiwanya itu adalah yang
salah itu, kecuali jika diperbaiki nanti oleh guru agamanya setelah masuk sekolah.

Anak-anak seharusnnya dibiasakan ikut serta ke masjid berasama-sama untuk
menjalankan ibadah, mendengarkan khutbah atau ceramah-ceramah keagamaan,
kegiatan seperti ini besar sekali pengaruhnya terhadap kepribadian anak.
Kenyataan membuktikan, bahwa anak yang semasa kecilnya tidak tahu menahu
dengan hal-hal yang berhubungan dengan hidup keagamaan, tidak pernah pergi
bersama orang tua ke masjid atau tempat ibadah untuk melaksanakan ibadah,
mendengarkan khutbah atau ceramah-ceramah dan sebagainya, maka setelah
dewasa mereka itu pun tidak ada perhatian terhadap hidup keagamaan.

4

Menurut Zakiah Darajat, tanggung jawab pendidikan Islam menjadi beban
orang tua dalam lingkungan keluarga antara lain :4

1. Memelihara dan membesarkan anak ini bentuk sederhana bagi setiap orang
dan merupakan bentuk yang alami untuk mempertahankan kelansungan
hidup anak.

2. Melindungi dan mengayomi, baik jasmani maupun rohani, dari berbagai
gangguan penyakit dan menghindari pelecehan dari tujuan hidup.

3. Memberikan pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh
peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan.

4. Membahagiakan anaak, dunia maupun akhirat sesuai dengan pandangan
dan tujuan hidup.

Hal ini juga sejalan dengan firman Allah dalam QS. At-Tahriim : 6 “tentang
kewajiban orang tua”

‫ن‬
‫قوُاً أ نن م ك‬
‫مكنوُاً ك‬
ً‫م ن ننناَررا‬
‫وأ ن م‬
‫هاَ اًل ل ل‬
‫ف ن‬
‫نيِاَ أيِ ي ن‬
‫ذيِ ن‬
‫هلليِك كنن م‬
‫سننك ك م‬
‫نآ ن‬
‫م ن‬
‫غلِ ظ‬
‫و ك‬
‫ظ‬
‫جنناَنرةك ن‬
‫ملِئ لك ننن ظ‬
‫ة ل‬
‫واًل م ل‬
‫قوُدك ن‬
‫ح ن‬
‫عل نيِ م ن‬
‫هنناَ ن‬
‫هاَ اًلن لنناَ ك‬
‫س ن‬
‫ن‬

‫ن‬
‫ويِ ن م‬
َ‫مننا‬
‫منر ك‬
‫ل‬
‫عكلنوُ ن‬
‫صنوُ ن‬
‫ف ن‬
‫داًدظ نل يِ ن م‬
‫ش ن‬
‫ن ن‬
‫هن م‬
‫مناَ أ ن‬
‫ه ن‬
‫ن اًلل لنن ن‬
‫ع ك‬
‫م ن‬
‫يِ ك م‬
‫ن‬
‫مكرو ن‬
‫ؤ ن‬
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api

neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikatmalaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang

4 Zakiah Drajat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : Bulan Bintang, 1970.h.55

5

diperintahkan-Nya

kepada

mereka

dan

selalu

mengerjakan

apa

yang

diperintahkan.

2. Pendidikan Kelembagaan

Yang dimaksud dengan pendidikan sekolah di sini adalah pendidikan yang
diperoleh seseorang di sekolah secara teratur, sistematis, bertingkat, dan dengan
mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat (mulai dari Taman kanak-kanak
sampai perguruan tinggi).

Ada beberapa karakteristik proses pendidikan yang berlangsung di sekolah ini,
yaitu sebagai berikut :5

1. Pendidikan diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang yang
memiliki hubungan hierarkis
2. Usia anak didik di suatu jenjang pendidikan relative homogen.
3. Waktu pendidikan relative lama sesuai dengan program pendidikan yang
harus diselesaikan
4. Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum

5. Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban terhadap
kebutuhan dimasa yang akan dating.

Fungsi sekolah dalam kaitan dengan pembentukan jiwa keagamaan pada
anak, antara lain sebagai lanjutan pendidikan agama di lingkungan keluarga atau
membentuk jiwa keagamaan pada diri anak yang tidak menerima pendidikan
agama dalam keluarga . dengan kata lain sekolah berfungsi sebagai pembantu

5 Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.Jakarta : Rajawali Pers. 2012.h.46

6

keluarga dalam mendidik anak-anak di sekolah dengan memberikan pendidikan
dan pengajaran.

Dalam perspektif islam, fungsi sekolah sebagai media realisasi pendidikan
berdasarkan tujuan pemikiran, aqidah dan syariah dalam upaya penghambaan diri
terhadap Allah SWT. dan mentauhidkanNya sehingga manusia terhindar dari
penyimpangan

fitrahnya.

Artinya

perilaku

anak

diarahkan

agar

tetap

mempertahankan naluri keagamaan tidak keluar dari bingkai normativisme islam.]

Setiap guru agama pada sekolah dasar, hars menyadari betul bahwa anak
didik yang dihadapinya itu telah membawa bekal agama dalam pribadinya
masing-masing, sesuai dengan pengalaman hidup yang dilaluinya dalam keluarga.

Pendidikan agama disekolah ditujukan pada pembentukan sikap,
pembinaan kepercayaan agama dan pembinaan akhlak, atau dengan ringkas
dikatakan pembinaan kepribadian di samping pembinaan pengetahuan agama
anak. Guru agama yang ideal, adalah yang dapat menunaikan dua fungsi
sekaligus, yaitu sebagai guru dan sebagai dokter jiwa yang dapat membekali anak
dengan pengetahuan agama, serta dapat membina kepribadian anak, menjadi
seorang muslimyang dikehendaki oleh ajaran agama

Hubungan sosial anak semakin erat pada masa sekolah ini, maka
perhatiannya terhadap agama juga, banyak dipengaruhi oleh teman-temnnya,
kalau teman-temannya pergi mengaji, mereka akan ikut mengaji, temannya ke
masjid mereka akn senang pula ke masjid. Oleh karena itu perbanyaklah kegiatankegiatan keagamaan yang dapat dilakukan bersama oleh anak-anak, sehingga
semua anak dapat ikut aktif.6

3. Pendidikan Masyarakat
Masyarakat merupakan lapangan pendidikan ketiga. Keserasian antara
ketiga aspek lapangan pendidikan diatas, akan memberikan dampak positif bagi
6 Zakiah Drajat, Ilmu Jiwa Agama,( Jakarta : Bulan Bintang, 1970)h.114

7

perkembangan anak, termasuk dalam membentuk jiwa keagamaan mereka.
Seperti diketahui bahwa dalam keadaan yang ideal, pertumbuhan seseorang dari
sosok yang memiliki kepribadian terintegrasi dalam beberapa aspek. Yaitu:
mencakup fisik, psiskis, moral dan spiritual . Maka untuk mencapai itu perlu pola
asuh yang serasi.

Menurut Wetherington, untuk mencapai tujuan itu perlu pola asuh yang
serasi, menurutnya ada enam aspek dalam mengasuh pertumbuhan itu, yaitu:
fakta-fakta asuhan, alat-alatnya, regularitas, perlindungan dan unsur waktu

Wetherington memberi contoh mengenai fakta asuhana yanng diberikan
kepada anak kembar yang diasuh di lingkungan yang berbeda. Hasilnya ternyata
menunjukkan bahwa ada perbedaan antara keduanya sebagai hasil pengaruh
lingkungan. Selanjutnya ia mengutip hasil penelitian Newman tentang adanya
perbedaan dalam lingkungan sosial dan pendidikan menghasilkan perbedaanperbedaan yang tidak dapat disangkal. Dengan demikian menurutnya, kehidupan
rumah (keluarga) yang baik dapat menimbulkan perubahan-perubahan yang
penting dalam perubahan psikis (kejiwaan) dan dalam suasana yang lebih kaya
pada suatu sekolah perubahan-perubahan semacam itu akan lebih banyak lagi.7

Selanjutnya karena asuhan terhadap perumbuhan anak harus berlangsung
secara teratur dan terus-menerus. Oleh karena itu, lingkungan masyarakat akan
memberikan dampak dalam pembentukan pertumbuhan itu. Jika pertumbuhan
fisik akan mberhenti saat anak mencapai usia dewasa, namun pertumbuhan psikis
akan berlangsung seumur hidup. Hal ini menunjukkan bahwa masa asuhan di
kelembagaan pendidikan (sekolah) hanya berlangsung selama waktu tertentu.
Sebaliknya asuhan oleh masyarakat akan berjalan seumur hidup. Dalam kaitan ini
ada pula terlihat besarnya pengaruh masyarakat terhadap pertumbuhan psikis.
Jiwa keagamaan yang memuat norma-norma kesopanan tidak akan dapat dikuasai
hanya dengan mengenal saja. Menurut Emerson, norma-norma kesopanan

7 Jalaludin. Psikologi Agama. (Jakarta: PT Rajawali Grafindo.2005)h.87

8

menghendaki adanya norma-norma kesopanan pula pada orang lain. (M.Buchori:
157).
Dalam ruang lingkup yang lebih luas dapat diartikan bahwa pembentukan
nilai-nilaikesopanan atau nilai-nilai yang erkaitan dengan aspek-aspek spritual
akan lebih afektif jika seseorang berada dalam lingkungan yang menjunjung
tinggi nilai-nilai tersebut.

Di sini terlihat hubungan antara llingkungan dan sikap masyarakat
terhadap nilai-nilai agama. Di lingkungan masyarakat sendiri barangkali akan
lebih memberi pengaruh bagi pendidikan jiwa keagamaan dibandingkan dengan
masyarakat lain yang memiliki ikatan yang longgar terhadap norma-norma
keagamaan. Dengan demikian, fungsi dan peran masyarakat dalam pembenukan
jiwa keagamaan akan sangat tergantung dari seberapa jauh masyarakat tersebut
menjunjung norma-norma keagamaan itu sendiri.

Para pendidik umumnya sependapat bahwa lapangan pendidikan yang ikut
mempengaruhi pendidikan anak didik adalah keluarga, kelembagaan pendidikan
dan lingkungan masyarakat. Keserasian antara ketiga lapangan pendidikan ini
akan memberi dampak yang positif bagi perkembangan anak, termasuk dalam
pembentukan jiwa keagamaan mereka.

Masyarakat bisa menjadi wahana pembelajaran yang sangat luas bagi
pertumbuhan dan perkembangan jiwa keagamaan. Secara nilai dan keilmuan
manusia berkembang terus-menerus, oleh karena itu pengaruh masyarakat
terhadap pertumbuhan jiwa keagamaan merupakan bagian dari aspek kepribadian
yang terintegrasi dalam pertumbuhan psikis.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jiwa Keagamaan Pada Anak
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi jiwa keagamaan sianak adalah:8
a. Unreflective (tidak mendalam)

8 Jalaludin. Psikologi Agama. (Jakarta: PT Rajawali Grafindo.2005)h.90

9

Dalam penelitian Machion tentang sejumlah konsep ke-tuhanan pada diri
anak 73 pesen mereka menggangap tuhan itu bersifat seperti manusia.
b. Egosentris
Anak memiliki kesadaran akan diri sendiri sejak tahun pertama usia
perkembangannya dan akan berkembang sejalan dengan petamabahan
c.

engalamannya.
Anthromorphisl
Pada umumnya konsep mengenai ke-Tuhananpada akan berasal dari hasil

pengalamannya dikala ia berhubungan dengan orang lain.
d. Verbalis dan Ritualis
Dari kenyataan yang kita alamiternyata kehidupan agama pada anak-anak
sebagian besar tumbuh mula-mula secara verbal(ucapan).
e. Imitatif
Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat bahwa tindak keaamaan yang
dilakukan oleh anak-anak pada dasarnya siperoleh dari meniru.
f. Rasa Heran
Rasa heran dan kagum merupakan tanda dan sifat keagamaan pada anak.
Rasa heran dan keingin tahuan yang tinggi membuat pemahaman anaka akan
terus berkembang.

10

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.

Pendidikan agama dalam Pendidikan Islam sangatlah penting sekali, sebab
dengan adanya pendidikan agama, manusia akan lebih dekat dengan Tuhan,
dan keimanan mereka akan semakin kuat.

2.

Pendidikan sangatlah berpengaruh terhadap jiwa keagamaan seseorang,
khususnya dalam pembentukan pribadi atau pembentukan watak. Semakin
tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin baik tingkat kecerdasan
dalam melaksanakan ibadah kepada Allah Yang Maha Esa. oleh karena itu
pengaruh pendidikan terhadap jiwa keagamaan sangatlah penting untuk
diketahui guna untuk menanamkan rasa keagamaan pada seorang anak didik.
Diantara pengaruhnya adalah :

a. Pendidikan Keluarga
b. Pendidikan Kelembagaan
c. Pendidikan di masyarakat

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat. Bak kata pepatah “tidak ada gading yang
tidak retak” begitu juga dengan makalah yang kami buat ini. Kriti dan saran yang
membangun dari pembaca nantinya sangat kami harapkan guna dimasa yang akan
datang kami bisa tampil lebih baik. Amiin.

11

DAFTAR PUSTAKA

Shihab, Quraish. 1992. Membumikan al Qur`an. Bandung : Mizan.
Drajat, Zakiah. 1970..Ilmu Jiwa Agama, .Jakarta : Bulan Bintang.
Hasbullah. 2012.Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.
Drajat, Zakiah. 1970Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : Bulan Bintang.
Hasbullah. 2012.Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.Jakarta : Rajawali Pers.
Jalaludin. 2005.Psikologi Agama. (Jakarta: PT Rajawali Grafindo.

12