Reformasi Tata Kelola Pemerintahan Daera

REFORMASI TATA KELOLA

PEMERINTAHAN
PEMERINTAH DAERAH
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Yogyakarta, 26 Mei 2014
Oleh:

M. TAUFIQ AR
(Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DIY)

I. Gambaran Umum Penyelenggaraan
Pemerintahan Di Daerah Istimewa
Yogyakarta
II. Reformasi Tata Kelola Pemerintahan Di DIY
III. Penutup – Tantangan DIY Ke Depan

Gambaran Umum

PROFIL UMUM DIY

Secara astronomis Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta terletak antara 7.33 - 8.12 Lintang
Selatan dan 110 - 110.50 Bujur Timur. Adapun batasbatas wilayahnya sebagai berikut :
•Sebelah Barat Laut berbatasan dengan Kab Magelang
•Sebelah Barat berbatasan dengan Kab Purworejo
•Sebelah Selatan berbatasan Samudera Indonesia
•Sebelah Tenggara berbatasan dengan Kab Wonogiri
•Sebelah Timur Laut berbatasan dengan Kab Klaten
Dengan luas wilayah 3.185,80 km² atau 0,17 dari luas wilayah
Indonesia, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan
provinsi terkecil setelah Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta, dan secara administatif meliputi 4 kabupaten dan 1
kota, yaitu :






Kota Yogyakarta dengan luas 32,50 Km² (1,02)

Kabupaten Bantul dengan luas 506,85 Km² (15,91)
Kabupaten Kulonprogo dengan luas 586,27 Km² (18,40)
Kabupaten Gunungkidul dengan luas 1.485,36 Km² (46,62)
Kabupaten Sleman dengan luas 574,82 Km² (18,04)

JUMLAH PENDUDUK
Potensi SDM di DIY yang banyak dengan jumlah
penduduk mencapai 3.434.534 jiwa dengan
kepadatan tertinggi terdapat di Kota
Yogyakarta, dengan komposisi tertinggi adalah
usia 26 s/d 59 tahun (50,84 %) yang
merupakan tenaga kerja produktif.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2009
IPM terendah/terburuk PAPUA
IPM didasarkan pada 3 faktor:
1. Kemampuan daya beli
2. Lama sekolah
3. Usia Harapan Hidup


Rata-rata
Nasional = 71,4

Provinsi DIY urutan ke 4, setelah
DKI, SULUT, dan RIAU

IPM tertinggi/terbaik DKI Jakarta
Sumber: BPS (2010)

Rata-rata Lama Sekolah Tahun 2009
Rata-rata Lama Sekolah terendah/terburuk PAPUA

Rata-rata
Nasional = 7,9

Provinsi DIY urutan ke 5, setelah
DKI, KEP.RIAU, KALTIM, dan SULUT

Rata-rata Lama Sekolah
tertinggi/tebaik

DKI
Sumber: BPS (2010)

Pengeluaran Per Kapita yang Disesuaikan (Ribu Rp/bln)
RIAU
DI YOGYAKARTA
JAWA TIMUR
KEPULAUAN RIAU
KALIMANTAN TIMUR
KEP. BANGKA BELITUNG
NUSA TENGGARA BARAT
KALIMANTAN SELATAN
JAWA TENGAH
SULAWESI SELATAN
KALIMANTAN TENGAH
SUMATERA UTARA
SUMATERA BARAT
SULAWESI UTARA
BALI
JAMBI

JAWA BARAT
SULAWESI BARAT
KALIMANTAN BARAT
BANTEN
SUMATERA SELATAN
SULAWESI TENGAH
DKI JAKARTA
BENGKULU
GORONTALO
LAMPUNG
SULAWESI TENGGARA
MALUKU
NAD
PAPUA
NUSA TENGGARA TIMUR
MALUKU UTARA
PAPUA BARAT

646,63
646,56

643,60
643,00
642,51
641,51
639,89
637,46
637,27
636,60
636,47
636,33
635,29
634,88
634,67
633,67
632,22
631,76
631,65
Rata-rata
629,70
Nasional =

629,38
633,64
629,30
628,67
628,51
622,92
618,63
616,99
614,01
611,42
606,38
603,75
600,20
596,08

Pengeluaran Per Kapita
tertinggi/terbaik RIAU

Provinsi DIY urutan ke 2, setelah
RIAU


Pengeluaran Per Kapita
terendah/terburuk PAPUA BARAT

500,00 520,00 540,00 560,00 580,00 600,00 620,00 640,00 660,00 680,00 700,00

Sumber: BPS (2010)

Profil Tingkat Kemiskinan Tahun 2009

Tingkat Kemiskinan tertinggi/terburuk
PAPUA

Provinsi DIY urutan ke 24, atau termasuk
10 provinsi terendah/terburuk

Rata-rata
Nasional =
12,36


Tingkat Kemiskinan terendah/terbaik DKI
Sumber: BPS (2010)

LATAR BELAKANG
(Kondisi Obyektif Birokrasi di Indonesia)

1. SDM aparatur
(Jumlah, kompetensi, penyeb
aran tidak sesuai dengan
kebutuhan. Etos kerja dan
Kesejahteraan rendah
2. Kelembagaan/organisasi
(gemuk, kurang
proporsional)
3. Ketatalaksanaan atau
business process (cenderung
rumit dan belum semuanya
menyusun SOP)

1. Tingginya kebocoran

keuangan Negara

Dihadapkan
Pada Tuntutan
Masyarakat Agar
Pemerintah
Melaksanakan Good
Governance

2. Tingginya tingkat
korupsi,
3. Dunia Usaha masih
Korup
4. Pelayanan publik yg
masih buruk
5. Rendahnya daya saing
nasional

Kondisi Sumberdaya Aparatur
Alasan Rendahnya

Kinerja

- Gaji masih kurang memadahi
- Tidak ada kontrak kinerja
- Kompetensi yang rendah

Alasan rendahnya
Integritas

- Rendahnya integritas moral
- Kurangnya kualitas Pembinaan
moral & etik
- Minimnya figur contoh (role
model)

Besarnya Peluang
Untuk Menyimpang

- Poor Management System
- Tidak adanya SOP
- Aturan Kode Etik yang tidak tegas
- Sikap permisif terhadap perilaku
menyimpang
- Pengawasan internal yg tidak
optimal
- Tingginya penyimpangan (korupsi)

Mendasar

Reformasi
Birokrasi

Sistemik

POLA UMUM KORUPSI
Pemalsuan
Fraud

Sumbangan ilegal
Illegal Contribution

Nepotisme
Nepotism

Penyuapan
Bribery

Bagaimana & darimana
UANG-BARANG-FASILITAS
Hasil korupsidiperoleh

Bisnis Orang Dalam
Insider Trading

Penggelapan
Embezzlement

Komisi
Commission

Pemerasan
Extortion
Pilih Kasih
Favoritism

Penyalahgunaan Wewenang

Abuse of discretion

Titik Rawan Terjadinya Korupsi di Pemerintah Daerah

1. Pengadaan Barang dan Jasa

2. Proses Perizinan & Pembuatan dokumen/Surat
Keterangan.
3. Pengelolaan Aset/Barang Milik Negara/Daerah

4. Pengelolaan Penerimaan
Negara/Daerah/Pendapatan Asli Daerah
(Pajak, Retribusi, Denda)
5. Penggunaan APBD/APBN (Perjalanan Dinas, Honor)

Tata Kelola Permerintahan

Kerangka Regulasi
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DIY

UU 13/2012

Aturan Pelaksanaan
(PP)

Aturan Pelaksanaan
(Perdaids)

Aturan Lebih Lanjut (
Permendagri dst..

Aturan Lebih Lanjut
(Perrgub)

Urusan Keistimewaan

Urusan Pemerintahan

UU 32/2004

Visi RPJPD 2005-2025
& Visi RPJMD 2012-2017
Visi RPJPD 2005-2025:

DzDaerah Istimewa Yogyakarta pada Tahun 2025 sebagai Pusat
Pendidikan, Budaya dan Daerah Tujuan Wisata Terkemuka di
Asia Tenggara dalam lingkungan Masyarakat yang
Maju, Mandiri dan Sejahteradz

Visi RPJMD 2012-2017:
“Daerah Istimewa Yogyakarta yang Lebih
Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan
Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru”

Misi Pembangunan DIY 2012-2017
1. Membangun peradaban yang berbasis nilainilai kemanusiaan.
2. Menguatkan perekonomian daerah yang

didukung dengan semangat kerakyatan,
inovatif dan kreatif.

3. Meningkatkan tata kelola pemerintahan
yang baik.
4. Memantapkan prasarana dan sarana daerah.

Arah Reformasi
Peningkatan Kulitas Pelayanan

Menguntungkan daerah dan
rakyat

Kepercayaan, integritas &
semangat kerja

Kesejahteraan dan pelayanan kepada
masyarakat

Transparansi dan akuntabilitas

Kekinian, berorientasi ke
depan

Orientasi pada hasil kerja

Keteladanan

Langkah Perbaikan
Mind setting Mengubah pola pikir
Strategic break
through

Membangun sistem dan mekanisme
 terobosan strategi yang terukur

Strategy alignment

Selaraskan strategi daan program kerja
pada tingkat operasional

Managing beliafes &
values

Ciptakan jajaran kepemimpinan yang
mampu menciptakan empowering dan
value  inti budaya kerja

Proses Pembaharuan
Manajemen perubahan
1

2

 Perencanaan dan
peningkatan
akuntabilitas publik

3

 Manajemen
sumberdaya manusia

 Kelembagaan dan
kettalaksanaan

4

5

 Sistem pengawasan

 Manajemen keuangan.

Progress
Perencanaan

 Redivinisi visi dan misi
 DGS
 RIA
 Raperda Transparansi dan
penyusunan kebijakan
publik
 Sinkronisasi perencanaan
provinsi dengan
kabupaten/kota
 Jogja Plan
 Single Based Map
 Revitalisasi Musrenbang

Kelemb.

 Vision driven
organization
 Downsizing – right
sizing
 SOP
 SPM
 Plaza Informasi (OSS)
 BSC
 Standar kompetensi
jabatan

M SDM

Keuangan

Pengawasan

 Menyusun instrumen individual
 Sistem rekruitmen  2 Th WTP
performance appraissal
 Performance based
yang berkualitas
 Menyusun instrumen
budgeting
 Asesmen center
organizational performance
 Optimalisasi aset
 Fit proper
appraisal
untuk pembiayaan
 Competence
 Membentuk LOD dan LOS
pembangunan
based (merrit dan
senior)
 Diklat
transformasi
birokrasi
 TOM (AB Susanto,
Hermawan
Kertadjaja &
Butet)
 Budaya kerja
:SATRIYA
 Profil PNS

Revitalisasi Perencanaan (Musrenbang)
Sebelumnya

Menjadi

Cenderung Seremonial (12 hari)

Lebih substansial dan terrbuka terhadap
partisipasi publik
( waktu 1 bulan)

Fokus sektoral

Integrasikan fokus dan lokuds (sektoral dan
kewilayahan

Tidak Ada Trilateral Desk

Trilateral Desk (sinergi
kab/kota, provinsi, pusat

Belum didukung aplikasi
yang memadai

Didukung aplikasi Jogjaplan, SIPD dan
Webmonev

Pembukaan
Musrenbang
8 Mar

Revitalisasi Musrenbang Provinsi untuk menyusun
Rencana Program/kegiatan

Forum SKPD
12-20 Mar

Entry Aplikasi
Perencanaan
13-26 Mar

Forum Gab SKPD
27 Mar

Penutupan
Musrenbang
12 April

Trilateral Desk
2-10 April

Forum Kab/Kota
28 Mar

Forum Lintas Sektor
& Lintas Wilayah

Pra
Musrenbang

Pasca Musrenbang
Masyarakat dapat berpartisipasi dalam setiap tahapan Musrenbang

Kesepakatan Hasil Trilateral yang harus dikawal
Musrenbangprov

APBN

APBD PROVINSI

APBD KAB/KOTA

Musrenbangnas

• Cost sharring, pada
lokasi yg sama
dengan aktivitas
belanja yang
berbeda

1
Bappeda
Kab/Kota

Bappeda
Provinsi

2

Sepakat
Bappeda
Provinsi

3

• Cost sharring pada
sasaran/kelompok
sasaran yang sama

• Cost sharring untuk
menyelesaikan
program strategis dgn
kegiatan yang berbeda
namun pada lokasi yg
sama

MEMBUAT SINGLE BASEDMAP PEMBANGUNAN
Sleman 117.000
(10,70%)

Kota Yogyakarta
37.800
(09,75%)

Kulon Progo
90.000 (23,15%)

Bantul 149.900
(16,09%)

Gunungkidul
148.700
(22,05%)
Jumlah Penduduk Miskin & Tingkat Kemiskinan DIY 2010

Sumber : BPS DIY

Kebijakan
Reward & Punishment

Sasaran

SKPD/Instansi
Sistem

PNS

Tanggung renteng dan
berjenjang
Raport SKPD Triwulanan

Kinerja dan Displin
Penilaian 3 Tingkat
(samping, atas, bawah )
Presensi elektronik

TPP
KARIER

Manajemen Anggaran
Konsisten Dengan Dokumen Perencanaan :
RPJP, RPJMD, KAU-PPAS, RAPBD, APBD
Konsisten Penerapan Instrumen : Target
Kinerja, ASB, SHBJ
KonsistenDalam Pengendalian : Cash Flow, Realisasi
Fisik

Konsisten Dalam Pengawasan /Akuntabilitas

Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah

Tahun 2008  Wajar Dengan Pengecualian (WDP)
dengan 28 temuan, 40 rekomendasi dan 39 TL
Tahun 2009  Wajar Dengan Pengecualian (WDP)
dengan 34 temuan, 69 rekomendasi dan 64 TL

Tahun 2010  Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan
paragraf penjelasan, dengan 11 temuan, 18 rekomendasi
dan 15 TL
Tahun 2011  Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan
paragraf penjelasan
Tahun 2012 Wajar Tanpa Pengecualian

Sistem Aplikasi Data DIY

LPSE

DATA INDONESIA GOVERNMENT INDEX THN 2012 PER PROVINSI

39

DATA INDONESIA GOVERNMENT INDEX THN 2012

 Index rata-rata nasional kinerja tata kelola provinsi
mencapai 5,70 dari nilai maksimumnya 10.

 Index kinerja Tata Kelola Pemerintahan di DI Yogyakarta
sebesar 6,80 dan menempati peringkat 1 dari 33 provinsi.

 Penilaian tersebut berdasarkan dari enam prinsip meliputi:
partisipasi, akuntabilitas, transparansi, efektivitas, keadilan,
dan efisiensi.

40
www.kpk.go.id

Mewujudkan Indonesia yang Bebas dari Korupsi

Indeks Demokrasi Indonesia
Tahun 2010, 2011

Kode

Indikator

22

Jumlah rekomendasi
DPRD kepada eksekutif

21

Persentase jumlah
perda yang berasal dari
hak inisiatif DPRD
terhadap jumlah total
perda yang dihasilkan

17

8

Jumlah pengaduan
masyarakat mengenai
penyelenggaraan
pemerintahan
Jumlah aturan tertulis
yang diskriminatif
dalam hal gender, etnis
atau terhadap
kelompok rentan
lainnya

Index
7.14

1

18.75

27
100,00
90,00
80,00
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00

26
25

24
23

19.27

22

21

2
3
4

5
6
7

8

20

9
19

50.00

10
18

11
17

12
16

42

15

14

13

Indeks Pembangunan Manusia DIY
IPM Sleman :
79,31

IPM Kab/Kota di DIY 2012 :

75,23

71,76

75,77

76,75

76,32

72,27

72,77

72,77

DIY
2009

IPM Kota Yogya : 80,24

IPM DIY, 2012

2010

2011

Nasional

IPM Kln Progo : 75,33

2012

Diperlukan pendekatan EKONOMI dlm penangannya

IPM Gunungkidul : 71,11

IPM DIY menurut komponen penyusunnya :





IPM Bantul : 75,58

Tahun

Harapan
Hidup (tahun)

Angka Melek
Huruf (%)

Rerata Lama
Sekolah (tahun)

Pengeluaran per
kapita (Rp. 1000)

IPM

2010

73.22

90.84

9.07

646.56

75.77

2011

73.27

91.49

9.20

650.16

76.32

2012

73.27

92.02

9.21

653.78

76.75

Cenderung Optimal

Peringkat IPM DIY berada pada nomor 4 dalam skala nasional
Angka harapan hidup di DIY cukup tinggi bahkan berada diatas rerata nasional ( 71,1 pada 2011)
Salah satu upaya jitu meningkatkan skor IPM adalah memperbaiki tingkat pengeluaran per kapita (dimensi ekonomi)

Pertumbuhan Ekonomi : berkualitas, adil, kerakyatan, inovatif, & kreatif
Pertumbuhan ekonomi DIY & Nasional :
6,10

6.940.000

6,50
6.631.806

4,50

4,39

Pendapatan per kapita (Rp) :

6,30
4,88

5,16

5,32

Pertumbuhan ekonomi nasional melambat tapi
untuk DIY justru menguat pada 2013

2009

2010

2011

DIY
2012

6.345.750

5,78
6.086.507

5,40

5.855.379

Nasional
2009

2013

2010

2011

2012

Indeks Williamson : ketimpangan wilayah

Indeks Ginie : ketimpangan distribusi pendapatan

45,60
45,40

45,17

45,15

2013

45,47

45,24

45,20
45,00
44,80
44,60
44,40

44,32

44,20
44,00
43,80
43,60

2009



Indeks Gini pada tahun 2013 menunjukkan penurunan dibandingkan
tahun 2012 (ketimpangan menurun). Ketimpangan distribusi
pendapatan senantiasa diupayakan menurun



2010

2011

2012

2013 *)

Ketimpangan wilayah menunjukkan peningkatan. Hal itu
menunjukkan konsentrasi pembangunan yang terpusat pada wilayah
perkotaan, seperti : Kota Yogyakarta & sebagian Sleman

Tahun Perencanaan 2015 : Tahun III Pencapaian RPJMD DIY 2012-2017





Tahun 2015 merupakan tahun ketiga pelaksanaan RPJMD DIY 2012-2017. Diperlukan strategi akselerasi
pencapaian sasaran indikator yang berkaitan dengan pembangunan perekonomian DIY
Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam RPJMN 2015-2019 (pemerintahan baru hasil pemilu 2014)
Tahun 2015 merupakan tahun dimulainya Pasar Bebas ASEAN (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
Kondisi perekonomian wilayah, nasional, & dunia diharapkan stabil pada tahun 2015 (harapan pasca ekonomi
dunia mengalami pelambatan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 & 2014* (*prediksi world bank))

RPJPD
2005-2025

Lima Tahun Tahap I
2005 2006 2007 2008

RPJMD
2009-2013

Lima Tahun Tahap II

Lima Tahun Tahap III

Lima Tahun Tahap IV

2009

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

2009

2010 2011 2012 2013

RPJMD
2012-2017

KEBANGKITAN YOGYAJARTA MELANDASI SEMANGAT
KEISTIMEWAAN

2013 2014 2015 2016 2017

Renaisans Yogyakarta
MISI
VISI

Membangun peradaban yang berbasis nilai-nilai kemanusiaan

Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih
Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan
Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru

Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan
semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif
Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik
Memantapkan prasarana dan sarana daerah

Terima Kasih