Reformasi Tata Kelola Pemerintahan Daera
REFORMASI TATA KELOLA
PEMERINTAHAN
PEMERINTAH DAERAH
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Yogyakarta, 26 Mei 2014
Oleh:
M. TAUFIQ AR
(Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DIY)
I. Gambaran Umum Penyelenggaraan
Pemerintahan Di Daerah Istimewa
Yogyakarta
II. Reformasi Tata Kelola Pemerintahan Di DIY
III. Penutup – Tantangan DIY Ke Depan
Gambaran Umum
PROFIL UMUM DIY
Secara astronomis Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta terletak antara 7.33 - 8.12 Lintang
Selatan dan 110 - 110.50 Bujur Timur. Adapun batasbatas wilayahnya sebagai berikut :
•Sebelah Barat Laut berbatasan dengan Kab Magelang
•Sebelah Barat berbatasan dengan Kab Purworejo
•Sebelah Selatan berbatasan Samudera Indonesia
•Sebelah Tenggara berbatasan dengan Kab Wonogiri
•Sebelah Timur Laut berbatasan dengan Kab Klaten
Dengan luas wilayah 3.185,80 km² atau 0,17 dari luas wilayah
Indonesia, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan
provinsi terkecil setelah Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta, dan secara administatif meliputi 4 kabupaten dan 1
kota, yaitu :
•
•
•
•
•
Kota Yogyakarta dengan luas 32,50 Km² (1,02)
Kabupaten Bantul dengan luas 506,85 Km² (15,91)
Kabupaten Kulonprogo dengan luas 586,27 Km² (18,40)
Kabupaten Gunungkidul dengan luas 1.485,36 Km² (46,62)
Kabupaten Sleman dengan luas 574,82 Km² (18,04)
JUMLAH PENDUDUK
Potensi SDM di DIY yang banyak dengan jumlah
penduduk mencapai 3.434.534 jiwa dengan
kepadatan tertinggi terdapat di Kota
Yogyakarta, dengan komposisi tertinggi adalah
usia 26 s/d 59 tahun (50,84 %) yang
merupakan tenaga kerja produktif.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2009
IPM terendah/terburuk PAPUA
IPM didasarkan pada 3 faktor:
1. Kemampuan daya beli
2. Lama sekolah
3. Usia Harapan Hidup
Rata-rata
Nasional = 71,4
Provinsi DIY urutan ke 4, setelah
DKI, SULUT, dan RIAU
IPM tertinggi/terbaik DKI Jakarta
Sumber: BPS (2010)
Rata-rata Lama Sekolah Tahun 2009
Rata-rata Lama Sekolah terendah/terburuk PAPUA
Rata-rata
Nasional = 7,9
Provinsi DIY urutan ke 5, setelah
DKI, KEP.RIAU, KALTIM, dan SULUT
Rata-rata Lama Sekolah
tertinggi/tebaik
DKI
Sumber: BPS (2010)
Pengeluaran Per Kapita yang Disesuaikan (Ribu Rp/bln)
RIAU
DI YOGYAKARTA
JAWA TIMUR
KEPULAUAN RIAU
KALIMANTAN TIMUR
KEP. BANGKA BELITUNG
NUSA TENGGARA BARAT
KALIMANTAN SELATAN
JAWA TENGAH
SULAWESI SELATAN
KALIMANTAN TENGAH
SUMATERA UTARA
SUMATERA BARAT
SULAWESI UTARA
BALI
JAMBI
JAWA BARAT
SULAWESI BARAT
KALIMANTAN BARAT
BANTEN
SUMATERA SELATAN
SULAWESI TENGAH
DKI JAKARTA
BENGKULU
GORONTALO
LAMPUNG
SULAWESI TENGGARA
MALUKU
NAD
PAPUA
NUSA TENGGARA TIMUR
MALUKU UTARA
PAPUA BARAT
646,63
646,56
643,60
643,00
642,51
641,51
639,89
637,46
637,27
636,60
636,47
636,33
635,29
634,88
634,67
633,67
632,22
631,76
631,65
Rata-rata
629,70
Nasional =
629,38
633,64
629,30
628,67
628,51
622,92
618,63
616,99
614,01
611,42
606,38
603,75
600,20
596,08
Pengeluaran Per Kapita
tertinggi/terbaik RIAU
Provinsi DIY urutan ke 2, setelah
RIAU
Pengeluaran Per Kapita
terendah/terburuk PAPUA BARAT
500,00 520,00 540,00 560,00 580,00 600,00 620,00 640,00 660,00 680,00 700,00
Sumber: BPS (2010)
Profil Tingkat Kemiskinan Tahun 2009
Tingkat Kemiskinan tertinggi/terburuk
PAPUA
Provinsi DIY urutan ke 24, atau termasuk
10 provinsi terendah/terburuk
Rata-rata
Nasional =
12,36
Tingkat Kemiskinan terendah/terbaik DKI
Sumber: BPS (2010)
LATAR BELAKANG
(Kondisi Obyektif Birokrasi di Indonesia)
1. SDM aparatur
(Jumlah, kompetensi, penyeb
aran tidak sesuai dengan
kebutuhan. Etos kerja dan
Kesejahteraan rendah
2. Kelembagaan/organisasi
(gemuk, kurang
proporsional)
3. Ketatalaksanaan atau
business process (cenderung
rumit dan belum semuanya
menyusun SOP)
1. Tingginya kebocoran
keuangan Negara
Dihadapkan
Pada Tuntutan
Masyarakat Agar
Pemerintah
Melaksanakan Good
Governance
2. Tingginya tingkat
korupsi,
3. Dunia Usaha masih
Korup
4. Pelayanan publik yg
masih buruk
5. Rendahnya daya saing
nasional
Kondisi Sumberdaya Aparatur
Alasan Rendahnya
Kinerja
- Gaji masih kurang memadahi
- Tidak ada kontrak kinerja
- Kompetensi yang rendah
Alasan rendahnya
Integritas
- Rendahnya integritas moral
- Kurangnya kualitas Pembinaan
moral & etik
- Minimnya figur contoh (role
model)
Besarnya Peluang
Untuk Menyimpang
- Poor Management System
- Tidak adanya SOP
- Aturan Kode Etik yang tidak tegas
- Sikap permisif terhadap perilaku
menyimpang
- Pengawasan internal yg tidak
optimal
- Tingginya penyimpangan (korupsi)
Mendasar
Reformasi
Birokrasi
Sistemik
POLA UMUM KORUPSI
Pemalsuan
Fraud
Sumbangan ilegal
Illegal Contribution
Nepotisme
Nepotism
Penyuapan
Bribery
Bagaimana & darimana
UANG-BARANG-FASILITAS
Hasil korupsidiperoleh
Bisnis Orang Dalam
Insider Trading
Penggelapan
Embezzlement
Komisi
Commission
Pemerasan
Extortion
Pilih Kasih
Favoritism
Penyalahgunaan Wewenang
Abuse of discretion
Titik Rawan Terjadinya Korupsi di Pemerintah Daerah
1. Pengadaan Barang dan Jasa
2. Proses Perizinan & Pembuatan dokumen/Surat
Keterangan.
3. Pengelolaan Aset/Barang Milik Negara/Daerah
4. Pengelolaan Penerimaan
Negara/Daerah/Pendapatan Asli Daerah
(Pajak, Retribusi, Denda)
5. Penggunaan APBD/APBN (Perjalanan Dinas, Honor)
Tata Kelola Permerintahan
Kerangka Regulasi
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DIY
UU 13/2012
Aturan Pelaksanaan
(PP)
Aturan Pelaksanaan
(Perdaids)
Aturan Lebih Lanjut (
Permendagri dst..
Aturan Lebih Lanjut
(Perrgub)
Urusan Keistimewaan
Urusan Pemerintahan
UU 32/2004
Visi RPJPD 2005-2025
& Visi RPJMD 2012-2017
Visi RPJPD 2005-2025:
DzDaerah Istimewa Yogyakarta pada Tahun 2025 sebagai Pusat
Pendidikan, Budaya dan Daerah Tujuan Wisata Terkemuka di
Asia Tenggara dalam lingkungan Masyarakat yang
Maju, Mandiri dan Sejahteradz
Visi RPJMD 2012-2017:
“Daerah Istimewa Yogyakarta yang Lebih
Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan
Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru”
Misi Pembangunan DIY 2012-2017
1. Membangun peradaban yang berbasis nilainilai kemanusiaan.
2. Menguatkan perekonomian daerah yang
didukung dengan semangat kerakyatan,
inovatif dan kreatif.
3. Meningkatkan tata kelola pemerintahan
yang baik.
4. Memantapkan prasarana dan sarana daerah.
Arah Reformasi
Peningkatan Kulitas Pelayanan
Menguntungkan daerah dan
rakyat
Kepercayaan, integritas &
semangat kerja
Kesejahteraan dan pelayanan kepada
masyarakat
Transparansi dan akuntabilitas
Kekinian, berorientasi ke
depan
Orientasi pada hasil kerja
Keteladanan
Langkah Perbaikan
Mind setting Mengubah pola pikir
Strategic break
through
Membangun sistem dan mekanisme
terobosan strategi yang terukur
Strategy alignment
Selaraskan strategi daan program kerja
pada tingkat operasional
Managing beliafes &
values
Ciptakan jajaran kepemimpinan yang
mampu menciptakan empowering dan
value inti budaya kerja
Proses Pembaharuan
Manajemen perubahan
1
2
Perencanaan dan
peningkatan
akuntabilitas publik
3
Manajemen
sumberdaya manusia
Kelembagaan dan
kettalaksanaan
4
5
Sistem pengawasan
Manajemen keuangan.
Progress
Perencanaan
Redivinisi visi dan misi
DGS
RIA
Raperda Transparansi dan
penyusunan kebijakan
publik
Sinkronisasi perencanaan
provinsi dengan
kabupaten/kota
Jogja Plan
Single Based Map
Revitalisasi Musrenbang
Kelemb.
Vision driven
organization
Downsizing – right
sizing
SOP
SPM
Plaza Informasi (OSS)
BSC
Standar kompetensi
jabatan
M SDM
Keuangan
Pengawasan
Menyusun instrumen individual
Sistem rekruitmen 2 Th WTP
performance appraissal
Performance based
yang berkualitas
Menyusun instrumen
budgeting
Asesmen center
organizational performance
Optimalisasi aset
Fit proper
appraisal
untuk pembiayaan
Competence
Membentuk LOD dan LOS
pembangunan
based (merrit dan
senior)
Diklat
transformasi
birokrasi
TOM (AB Susanto,
Hermawan
Kertadjaja &
Butet)
Budaya kerja
:SATRIYA
Profil PNS
Revitalisasi Perencanaan (Musrenbang)
Sebelumnya
Menjadi
Cenderung Seremonial (12 hari)
Lebih substansial dan terrbuka terhadap
partisipasi publik
( waktu 1 bulan)
Fokus sektoral
Integrasikan fokus dan lokuds (sektoral dan
kewilayahan
Tidak Ada Trilateral Desk
Trilateral Desk (sinergi
kab/kota, provinsi, pusat
Belum didukung aplikasi
yang memadai
Didukung aplikasi Jogjaplan, SIPD dan
Webmonev
Pembukaan
Musrenbang
8 Mar
Revitalisasi Musrenbang Provinsi untuk menyusun
Rencana Program/kegiatan
Forum SKPD
12-20 Mar
Entry Aplikasi
Perencanaan
13-26 Mar
Forum Gab SKPD
27 Mar
Penutupan
Musrenbang
12 April
Trilateral Desk
2-10 April
Forum Kab/Kota
28 Mar
Forum Lintas Sektor
& Lintas Wilayah
Pra
Musrenbang
Pasca Musrenbang
Masyarakat dapat berpartisipasi dalam setiap tahapan Musrenbang
Kesepakatan Hasil Trilateral yang harus dikawal
Musrenbangprov
APBN
APBD PROVINSI
APBD KAB/KOTA
Musrenbangnas
• Cost sharring, pada
lokasi yg sama
dengan aktivitas
belanja yang
berbeda
1
Bappeda
Kab/Kota
Bappeda
Provinsi
2
Sepakat
Bappeda
Provinsi
3
• Cost sharring pada
sasaran/kelompok
sasaran yang sama
• Cost sharring untuk
menyelesaikan
program strategis dgn
kegiatan yang berbeda
namun pada lokasi yg
sama
MEMBUAT SINGLE BASEDMAP PEMBANGUNAN
Sleman 117.000
(10,70%)
Kota Yogyakarta
37.800
(09,75%)
Kulon Progo
90.000 (23,15%)
Bantul 149.900
(16,09%)
Gunungkidul
148.700
(22,05%)
Jumlah Penduduk Miskin & Tingkat Kemiskinan DIY 2010
Sumber : BPS DIY
Kebijakan
Reward & Punishment
Sasaran
SKPD/Instansi
Sistem
PNS
Tanggung renteng dan
berjenjang
Raport SKPD Triwulanan
Kinerja dan Displin
Penilaian 3 Tingkat
(samping, atas, bawah )
Presensi elektronik
TPP
KARIER
Manajemen Anggaran
Konsisten Dengan Dokumen Perencanaan :
RPJP, RPJMD, KAU-PPAS, RAPBD, APBD
Konsisten Penerapan Instrumen : Target
Kinerja, ASB, SHBJ
KonsistenDalam Pengendalian : Cash Flow, Realisasi
Fisik
Konsisten Dalam Pengawasan /Akuntabilitas
Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah
Tahun 2008 Wajar Dengan Pengecualian (WDP)
dengan 28 temuan, 40 rekomendasi dan 39 TL
Tahun 2009 Wajar Dengan Pengecualian (WDP)
dengan 34 temuan, 69 rekomendasi dan 64 TL
Tahun 2010 Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan
paragraf penjelasan, dengan 11 temuan, 18 rekomendasi
dan 15 TL
Tahun 2011 Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan
paragraf penjelasan
Tahun 2012 Wajar Tanpa Pengecualian
Sistem Aplikasi Data DIY
LPSE
DATA INDONESIA GOVERNMENT INDEX THN 2012 PER PROVINSI
39
DATA INDONESIA GOVERNMENT INDEX THN 2012
Index rata-rata nasional kinerja tata kelola provinsi
mencapai 5,70 dari nilai maksimumnya 10.
Index kinerja Tata Kelola Pemerintahan di DI Yogyakarta
sebesar 6,80 dan menempati peringkat 1 dari 33 provinsi.
Penilaian tersebut berdasarkan dari enam prinsip meliputi:
partisipasi, akuntabilitas, transparansi, efektivitas, keadilan,
dan efisiensi.
40
www.kpk.go.id
Mewujudkan Indonesia yang Bebas dari Korupsi
Indeks Demokrasi Indonesia
Tahun 2010, 2011
Kode
Indikator
22
Jumlah rekomendasi
DPRD kepada eksekutif
21
Persentase jumlah
perda yang berasal dari
hak inisiatif DPRD
terhadap jumlah total
perda yang dihasilkan
17
8
Jumlah pengaduan
masyarakat mengenai
penyelenggaraan
pemerintahan
Jumlah aturan tertulis
yang diskriminatif
dalam hal gender, etnis
atau terhadap
kelompok rentan
lainnya
Index
7.14
1
18.75
27
100,00
90,00
80,00
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
26
25
24
23
19.27
22
21
2
3
4
5
6
7
8
20
9
19
50.00
10
18
11
17
12
16
42
15
14
13
Indeks Pembangunan Manusia DIY
IPM Sleman :
79,31
IPM Kab/Kota di DIY 2012 :
75,23
71,76
75,77
76,75
76,32
72,27
72,77
72,77
DIY
2009
IPM Kota Yogya : 80,24
IPM DIY, 2012
2010
2011
Nasional
IPM Kln Progo : 75,33
2012
Diperlukan pendekatan EKONOMI dlm penangannya
IPM Gunungkidul : 71,11
IPM DIY menurut komponen penyusunnya :
•
•
•
IPM Bantul : 75,58
Tahun
Harapan
Hidup (tahun)
Angka Melek
Huruf (%)
Rerata Lama
Sekolah (tahun)
Pengeluaran per
kapita (Rp. 1000)
IPM
2010
73.22
90.84
9.07
646.56
75.77
2011
73.27
91.49
9.20
650.16
76.32
2012
73.27
92.02
9.21
653.78
76.75
Cenderung Optimal
Peringkat IPM DIY berada pada nomor 4 dalam skala nasional
Angka harapan hidup di DIY cukup tinggi bahkan berada diatas rerata nasional ( 71,1 pada 2011)
Salah satu upaya jitu meningkatkan skor IPM adalah memperbaiki tingkat pengeluaran per kapita (dimensi ekonomi)
Pertumbuhan Ekonomi : berkualitas, adil, kerakyatan, inovatif, & kreatif
Pertumbuhan ekonomi DIY & Nasional :
6,10
6.940.000
6,50
6.631.806
4,50
4,39
Pendapatan per kapita (Rp) :
6,30
4,88
5,16
5,32
Pertumbuhan ekonomi nasional melambat tapi
untuk DIY justru menguat pada 2013
2009
2010
2011
DIY
2012
6.345.750
5,78
6.086.507
5,40
5.855.379
Nasional
2009
2013
2010
2011
2012
Indeks Williamson : ketimpangan wilayah
Indeks Ginie : ketimpangan distribusi pendapatan
45,60
45,40
45,17
45,15
2013
45,47
45,24
45,20
45,00
44,80
44,60
44,40
44,32
44,20
44,00
43,80
43,60
2009
•
Indeks Gini pada tahun 2013 menunjukkan penurunan dibandingkan
tahun 2012 (ketimpangan menurun). Ketimpangan distribusi
pendapatan senantiasa diupayakan menurun
•
2010
2011
2012
2013 *)
Ketimpangan wilayah menunjukkan peningkatan. Hal itu
menunjukkan konsentrasi pembangunan yang terpusat pada wilayah
perkotaan, seperti : Kota Yogyakarta & sebagian Sleman
Tahun Perencanaan 2015 : Tahun III Pencapaian RPJMD DIY 2012-2017
•
•
•
•
Tahun 2015 merupakan tahun ketiga pelaksanaan RPJMD DIY 2012-2017. Diperlukan strategi akselerasi
pencapaian sasaran indikator yang berkaitan dengan pembangunan perekonomian DIY
Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam RPJMN 2015-2019 (pemerintahan baru hasil pemilu 2014)
Tahun 2015 merupakan tahun dimulainya Pasar Bebas ASEAN (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
Kondisi perekonomian wilayah, nasional, & dunia diharapkan stabil pada tahun 2015 (harapan pasca ekonomi
dunia mengalami pelambatan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 & 2014* (*prediksi world bank))
RPJPD
2005-2025
Lima Tahun Tahap I
2005 2006 2007 2008
RPJMD
2009-2013
Lima Tahun Tahap II
Lima Tahun Tahap III
Lima Tahun Tahap IV
2009
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
2009
2010 2011 2012 2013
RPJMD
2012-2017
KEBANGKITAN YOGYAJARTA MELANDASI SEMANGAT
KEISTIMEWAAN
2013 2014 2015 2016 2017
Renaisans Yogyakarta
MISI
VISI
Membangun peradaban yang berbasis nilai-nilai kemanusiaan
Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih
Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan
Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru
Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan
semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif
Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik
Memantapkan prasarana dan sarana daerah
Terima Kasih
PEMERINTAHAN
PEMERINTAH DAERAH
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Yogyakarta, 26 Mei 2014
Oleh:
M. TAUFIQ AR
(Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DIY)
I. Gambaran Umum Penyelenggaraan
Pemerintahan Di Daerah Istimewa
Yogyakarta
II. Reformasi Tata Kelola Pemerintahan Di DIY
III. Penutup – Tantangan DIY Ke Depan
Gambaran Umum
PROFIL UMUM DIY
Secara astronomis Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta terletak antara 7.33 - 8.12 Lintang
Selatan dan 110 - 110.50 Bujur Timur. Adapun batasbatas wilayahnya sebagai berikut :
•Sebelah Barat Laut berbatasan dengan Kab Magelang
•Sebelah Barat berbatasan dengan Kab Purworejo
•Sebelah Selatan berbatasan Samudera Indonesia
•Sebelah Tenggara berbatasan dengan Kab Wonogiri
•Sebelah Timur Laut berbatasan dengan Kab Klaten
Dengan luas wilayah 3.185,80 km² atau 0,17 dari luas wilayah
Indonesia, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan
provinsi terkecil setelah Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta, dan secara administatif meliputi 4 kabupaten dan 1
kota, yaitu :
•
•
•
•
•
Kota Yogyakarta dengan luas 32,50 Km² (1,02)
Kabupaten Bantul dengan luas 506,85 Km² (15,91)
Kabupaten Kulonprogo dengan luas 586,27 Km² (18,40)
Kabupaten Gunungkidul dengan luas 1.485,36 Km² (46,62)
Kabupaten Sleman dengan luas 574,82 Km² (18,04)
JUMLAH PENDUDUK
Potensi SDM di DIY yang banyak dengan jumlah
penduduk mencapai 3.434.534 jiwa dengan
kepadatan tertinggi terdapat di Kota
Yogyakarta, dengan komposisi tertinggi adalah
usia 26 s/d 59 tahun (50,84 %) yang
merupakan tenaga kerja produktif.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2009
IPM terendah/terburuk PAPUA
IPM didasarkan pada 3 faktor:
1. Kemampuan daya beli
2. Lama sekolah
3. Usia Harapan Hidup
Rata-rata
Nasional = 71,4
Provinsi DIY urutan ke 4, setelah
DKI, SULUT, dan RIAU
IPM tertinggi/terbaik DKI Jakarta
Sumber: BPS (2010)
Rata-rata Lama Sekolah Tahun 2009
Rata-rata Lama Sekolah terendah/terburuk PAPUA
Rata-rata
Nasional = 7,9
Provinsi DIY urutan ke 5, setelah
DKI, KEP.RIAU, KALTIM, dan SULUT
Rata-rata Lama Sekolah
tertinggi/tebaik
DKI
Sumber: BPS (2010)
Pengeluaran Per Kapita yang Disesuaikan (Ribu Rp/bln)
RIAU
DI YOGYAKARTA
JAWA TIMUR
KEPULAUAN RIAU
KALIMANTAN TIMUR
KEP. BANGKA BELITUNG
NUSA TENGGARA BARAT
KALIMANTAN SELATAN
JAWA TENGAH
SULAWESI SELATAN
KALIMANTAN TENGAH
SUMATERA UTARA
SUMATERA BARAT
SULAWESI UTARA
BALI
JAMBI
JAWA BARAT
SULAWESI BARAT
KALIMANTAN BARAT
BANTEN
SUMATERA SELATAN
SULAWESI TENGAH
DKI JAKARTA
BENGKULU
GORONTALO
LAMPUNG
SULAWESI TENGGARA
MALUKU
NAD
PAPUA
NUSA TENGGARA TIMUR
MALUKU UTARA
PAPUA BARAT
646,63
646,56
643,60
643,00
642,51
641,51
639,89
637,46
637,27
636,60
636,47
636,33
635,29
634,88
634,67
633,67
632,22
631,76
631,65
Rata-rata
629,70
Nasional =
629,38
633,64
629,30
628,67
628,51
622,92
618,63
616,99
614,01
611,42
606,38
603,75
600,20
596,08
Pengeluaran Per Kapita
tertinggi/terbaik RIAU
Provinsi DIY urutan ke 2, setelah
RIAU
Pengeluaran Per Kapita
terendah/terburuk PAPUA BARAT
500,00 520,00 540,00 560,00 580,00 600,00 620,00 640,00 660,00 680,00 700,00
Sumber: BPS (2010)
Profil Tingkat Kemiskinan Tahun 2009
Tingkat Kemiskinan tertinggi/terburuk
PAPUA
Provinsi DIY urutan ke 24, atau termasuk
10 provinsi terendah/terburuk
Rata-rata
Nasional =
12,36
Tingkat Kemiskinan terendah/terbaik DKI
Sumber: BPS (2010)
LATAR BELAKANG
(Kondisi Obyektif Birokrasi di Indonesia)
1. SDM aparatur
(Jumlah, kompetensi, penyeb
aran tidak sesuai dengan
kebutuhan. Etos kerja dan
Kesejahteraan rendah
2. Kelembagaan/organisasi
(gemuk, kurang
proporsional)
3. Ketatalaksanaan atau
business process (cenderung
rumit dan belum semuanya
menyusun SOP)
1. Tingginya kebocoran
keuangan Negara
Dihadapkan
Pada Tuntutan
Masyarakat Agar
Pemerintah
Melaksanakan Good
Governance
2. Tingginya tingkat
korupsi,
3. Dunia Usaha masih
Korup
4. Pelayanan publik yg
masih buruk
5. Rendahnya daya saing
nasional
Kondisi Sumberdaya Aparatur
Alasan Rendahnya
Kinerja
- Gaji masih kurang memadahi
- Tidak ada kontrak kinerja
- Kompetensi yang rendah
Alasan rendahnya
Integritas
- Rendahnya integritas moral
- Kurangnya kualitas Pembinaan
moral & etik
- Minimnya figur contoh (role
model)
Besarnya Peluang
Untuk Menyimpang
- Poor Management System
- Tidak adanya SOP
- Aturan Kode Etik yang tidak tegas
- Sikap permisif terhadap perilaku
menyimpang
- Pengawasan internal yg tidak
optimal
- Tingginya penyimpangan (korupsi)
Mendasar
Reformasi
Birokrasi
Sistemik
POLA UMUM KORUPSI
Pemalsuan
Fraud
Sumbangan ilegal
Illegal Contribution
Nepotisme
Nepotism
Penyuapan
Bribery
Bagaimana & darimana
UANG-BARANG-FASILITAS
Hasil korupsidiperoleh
Bisnis Orang Dalam
Insider Trading
Penggelapan
Embezzlement
Komisi
Commission
Pemerasan
Extortion
Pilih Kasih
Favoritism
Penyalahgunaan Wewenang
Abuse of discretion
Titik Rawan Terjadinya Korupsi di Pemerintah Daerah
1. Pengadaan Barang dan Jasa
2. Proses Perizinan & Pembuatan dokumen/Surat
Keterangan.
3. Pengelolaan Aset/Barang Milik Negara/Daerah
4. Pengelolaan Penerimaan
Negara/Daerah/Pendapatan Asli Daerah
(Pajak, Retribusi, Denda)
5. Penggunaan APBD/APBN (Perjalanan Dinas, Honor)
Tata Kelola Permerintahan
Kerangka Regulasi
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DIY
UU 13/2012
Aturan Pelaksanaan
(PP)
Aturan Pelaksanaan
(Perdaids)
Aturan Lebih Lanjut (
Permendagri dst..
Aturan Lebih Lanjut
(Perrgub)
Urusan Keistimewaan
Urusan Pemerintahan
UU 32/2004
Visi RPJPD 2005-2025
& Visi RPJMD 2012-2017
Visi RPJPD 2005-2025:
DzDaerah Istimewa Yogyakarta pada Tahun 2025 sebagai Pusat
Pendidikan, Budaya dan Daerah Tujuan Wisata Terkemuka di
Asia Tenggara dalam lingkungan Masyarakat yang
Maju, Mandiri dan Sejahteradz
Visi RPJMD 2012-2017:
“Daerah Istimewa Yogyakarta yang Lebih
Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan
Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru”
Misi Pembangunan DIY 2012-2017
1. Membangun peradaban yang berbasis nilainilai kemanusiaan.
2. Menguatkan perekonomian daerah yang
didukung dengan semangat kerakyatan,
inovatif dan kreatif.
3. Meningkatkan tata kelola pemerintahan
yang baik.
4. Memantapkan prasarana dan sarana daerah.
Arah Reformasi
Peningkatan Kulitas Pelayanan
Menguntungkan daerah dan
rakyat
Kepercayaan, integritas &
semangat kerja
Kesejahteraan dan pelayanan kepada
masyarakat
Transparansi dan akuntabilitas
Kekinian, berorientasi ke
depan
Orientasi pada hasil kerja
Keteladanan
Langkah Perbaikan
Mind setting Mengubah pola pikir
Strategic break
through
Membangun sistem dan mekanisme
terobosan strategi yang terukur
Strategy alignment
Selaraskan strategi daan program kerja
pada tingkat operasional
Managing beliafes &
values
Ciptakan jajaran kepemimpinan yang
mampu menciptakan empowering dan
value inti budaya kerja
Proses Pembaharuan
Manajemen perubahan
1
2
Perencanaan dan
peningkatan
akuntabilitas publik
3
Manajemen
sumberdaya manusia
Kelembagaan dan
kettalaksanaan
4
5
Sistem pengawasan
Manajemen keuangan.
Progress
Perencanaan
Redivinisi visi dan misi
DGS
RIA
Raperda Transparansi dan
penyusunan kebijakan
publik
Sinkronisasi perencanaan
provinsi dengan
kabupaten/kota
Jogja Plan
Single Based Map
Revitalisasi Musrenbang
Kelemb.
Vision driven
organization
Downsizing – right
sizing
SOP
SPM
Plaza Informasi (OSS)
BSC
Standar kompetensi
jabatan
M SDM
Keuangan
Pengawasan
Menyusun instrumen individual
Sistem rekruitmen 2 Th WTP
performance appraissal
Performance based
yang berkualitas
Menyusun instrumen
budgeting
Asesmen center
organizational performance
Optimalisasi aset
Fit proper
appraisal
untuk pembiayaan
Competence
Membentuk LOD dan LOS
pembangunan
based (merrit dan
senior)
Diklat
transformasi
birokrasi
TOM (AB Susanto,
Hermawan
Kertadjaja &
Butet)
Budaya kerja
:SATRIYA
Profil PNS
Revitalisasi Perencanaan (Musrenbang)
Sebelumnya
Menjadi
Cenderung Seremonial (12 hari)
Lebih substansial dan terrbuka terhadap
partisipasi publik
( waktu 1 bulan)
Fokus sektoral
Integrasikan fokus dan lokuds (sektoral dan
kewilayahan
Tidak Ada Trilateral Desk
Trilateral Desk (sinergi
kab/kota, provinsi, pusat
Belum didukung aplikasi
yang memadai
Didukung aplikasi Jogjaplan, SIPD dan
Webmonev
Pembukaan
Musrenbang
8 Mar
Revitalisasi Musrenbang Provinsi untuk menyusun
Rencana Program/kegiatan
Forum SKPD
12-20 Mar
Entry Aplikasi
Perencanaan
13-26 Mar
Forum Gab SKPD
27 Mar
Penutupan
Musrenbang
12 April
Trilateral Desk
2-10 April
Forum Kab/Kota
28 Mar
Forum Lintas Sektor
& Lintas Wilayah
Pra
Musrenbang
Pasca Musrenbang
Masyarakat dapat berpartisipasi dalam setiap tahapan Musrenbang
Kesepakatan Hasil Trilateral yang harus dikawal
Musrenbangprov
APBN
APBD PROVINSI
APBD KAB/KOTA
Musrenbangnas
• Cost sharring, pada
lokasi yg sama
dengan aktivitas
belanja yang
berbeda
1
Bappeda
Kab/Kota
Bappeda
Provinsi
2
Sepakat
Bappeda
Provinsi
3
• Cost sharring pada
sasaran/kelompok
sasaran yang sama
• Cost sharring untuk
menyelesaikan
program strategis dgn
kegiatan yang berbeda
namun pada lokasi yg
sama
MEMBUAT SINGLE BASEDMAP PEMBANGUNAN
Sleman 117.000
(10,70%)
Kota Yogyakarta
37.800
(09,75%)
Kulon Progo
90.000 (23,15%)
Bantul 149.900
(16,09%)
Gunungkidul
148.700
(22,05%)
Jumlah Penduduk Miskin & Tingkat Kemiskinan DIY 2010
Sumber : BPS DIY
Kebijakan
Reward & Punishment
Sasaran
SKPD/Instansi
Sistem
PNS
Tanggung renteng dan
berjenjang
Raport SKPD Triwulanan
Kinerja dan Displin
Penilaian 3 Tingkat
(samping, atas, bawah )
Presensi elektronik
TPP
KARIER
Manajemen Anggaran
Konsisten Dengan Dokumen Perencanaan :
RPJP, RPJMD, KAU-PPAS, RAPBD, APBD
Konsisten Penerapan Instrumen : Target
Kinerja, ASB, SHBJ
KonsistenDalam Pengendalian : Cash Flow, Realisasi
Fisik
Konsisten Dalam Pengawasan /Akuntabilitas
Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah
Tahun 2008 Wajar Dengan Pengecualian (WDP)
dengan 28 temuan, 40 rekomendasi dan 39 TL
Tahun 2009 Wajar Dengan Pengecualian (WDP)
dengan 34 temuan, 69 rekomendasi dan 64 TL
Tahun 2010 Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan
paragraf penjelasan, dengan 11 temuan, 18 rekomendasi
dan 15 TL
Tahun 2011 Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan
paragraf penjelasan
Tahun 2012 Wajar Tanpa Pengecualian
Sistem Aplikasi Data DIY
LPSE
DATA INDONESIA GOVERNMENT INDEX THN 2012 PER PROVINSI
39
DATA INDONESIA GOVERNMENT INDEX THN 2012
Index rata-rata nasional kinerja tata kelola provinsi
mencapai 5,70 dari nilai maksimumnya 10.
Index kinerja Tata Kelola Pemerintahan di DI Yogyakarta
sebesar 6,80 dan menempati peringkat 1 dari 33 provinsi.
Penilaian tersebut berdasarkan dari enam prinsip meliputi:
partisipasi, akuntabilitas, transparansi, efektivitas, keadilan,
dan efisiensi.
40
www.kpk.go.id
Mewujudkan Indonesia yang Bebas dari Korupsi
Indeks Demokrasi Indonesia
Tahun 2010, 2011
Kode
Indikator
22
Jumlah rekomendasi
DPRD kepada eksekutif
21
Persentase jumlah
perda yang berasal dari
hak inisiatif DPRD
terhadap jumlah total
perda yang dihasilkan
17
8
Jumlah pengaduan
masyarakat mengenai
penyelenggaraan
pemerintahan
Jumlah aturan tertulis
yang diskriminatif
dalam hal gender, etnis
atau terhadap
kelompok rentan
lainnya
Index
7.14
1
18.75
27
100,00
90,00
80,00
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
26
25
24
23
19.27
22
21
2
3
4
5
6
7
8
20
9
19
50.00
10
18
11
17
12
16
42
15
14
13
Indeks Pembangunan Manusia DIY
IPM Sleman :
79,31
IPM Kab/Kota di DIY 2012 :
75,23
71,76
75,77
76,75
76,32
72,27
72,77
72,77
DIY
2009
IPM Kota Yogya : 80,24
IPM DIY, 2012
2010
2011
Nasional
IPM Kln Progo : 75,33
2012
Diperlukan pendekatan EKONOMI dlm penangannya
IPM Gunungkidul : 71,11
IPM DIY menurut komponen penyusunnya :
•
•
•
IPM Bantul : 75,58
Tahun
Harapan
Hidup (tahun)
Angka Melek
Huruf (%)
Rerata Lama
Sekolah (tahun)
Pengeluaran per
kapita (Rp. 1000)
IPM
2010
73.22
90.84
9.07
646.56
75.77
2011
73.27
91.49
9.20
650.16
76.32
2012
73.27
92.02
9.21
653.78
76.75
Cenderung Optimal
Peringkat IPM DIY berada pada nomor 4 dalam skala nasional
Angka harapan hidup di DIY cukup tinggi bahkan berada diatas rerata nasional ( 71,1 pada 2011)
Salah satu upaya jitu meningkatkan skor IPM adalah memperbaiki tingkat pengeluaran per kapita (dimensi ekonomi)
Pertumbuhan Ekonomi : berkualitas, adil, kerakyatan, inovatif, & kreatif
Pertumbuhan ekonomi DIY & Nasional :
6,10
6.940.000
6,50
6.631.806
4,50
4,39
Pendapatan per kapita (Rp) :
6,30
4,88
5,16
5,32
Pertumbuhan ekonomi nasional melambat tapi
untuk DIY justru menguat pada 2013
2009
2010
2011
DIY
2012
6.345.750
5,78
6.086.507
5,40
5.855.379
Nasional
2009
2013
2010
2011
2012
Indeks Williamson : ketimpangan wilayah
Indeks Ginie : ketimpangan distribusi pendapatan
45,60
45,40
45,17
45,15
2013
45,47
45,24
45,20
45,00
44,80
44,60
44,40
44,32
44,20
44,00
43,80
43,60
2009
•
Indeks Gini pada tahun 2013 menunjukkan penurunan dibandingkan
tahun 2012 (ketimpangan menurun). Ketimpangan distribusi
pendapatan senantiasa diupayakan menurun
•
2010
2011
2012
2013 *)
Ketimpangan wilayah menunjukkan peningkatan. Hal itu
menunjukkan konsentrasi pembangunan yang terpusat pada wilayah
perkotaan, seperti : Kota Yogyakarta & sebagian Sleman
Tahun Perencanaan 2015 : Tahun III Pencapaian RPJMD DIY 2012-2017
•
•
•
•
Tahun 2015 merupakan tahun ketiga pelaksanaan RPJMD DIY 2012-2017. Diperlukan strategi akselerasi
pencapaian sasaran indikator yang berkaitan dengan pembangunan perekonomian DIY
Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam RPJMN 2015-2019 (pemerintahan baru hasil pemilu 2014)
Tahun 2015 merupakan tahun dimulainya Pasar Bebas ASEAN (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
Kondisi perekonomian wilayah, nasional, & dunia diharapkan stabil pada tahun 2015 (harapan pasca ekonomi
dunia mengalami pelambatan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 & 2014* (*prediksi world bank))
RPJPD
2005-2025
Lima Tahun Tahap I
2005 2006 2007 2008
RPJMD
2009-2013
Lima Tahun Tahap II
Lima Tahun Tahap III
Lima Tahun Tahap IV
2009
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
2009
2010 2011 2012 2013
RPJMD
2012-2017
KEBANGKITAN YOGYAJARTA MELANDASI SEMANGAT
KEISTIMEWAAN
2013 2014 2015 2016 2017
Renaisans Yogyakarta
MISI
VISI
Membangun peradaban yang berbasis nilai-nilai kemanusiaan
Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih
Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan
Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru
Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan
semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif
Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik
Memantapkan prasarana dan sarana daerah
Terima Kasih