KERUSAKAN BAHAN PANGAN OLEH MIKROORGANIS
APAKAH
BAHAN
PANGAN
SELALU STERIL
YA
TIDAK
YA
YA
TIDAK
Hampir semua bahan pangan tercemar
mikroorganisme di sekitarnya
Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
mikroorganisme dalam pangan dapat bersifat fisik,
kimia atau biologis
Mossel (1971) membagi faktor tersebut menjadi :
Intrinsik (sifat dari bahan pangan)
Pengolahan (perubahan mikroflora awal akibat
pengolahan)
Ekstrinsik (kondisi lingkungan akibat penanganan dan
penyimpanan pangan)
Implisit sifat dari mikroorganisme
KERUSAKAN BAHAN PANGAN OLEH MIKROORGANISME
•
Bentuk-Bentuk Kerusakan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Berjamur
Busuk
Berlendir
Perubahan warna
Berlendir kental seperti tali (roppiness)
Kerusakan fermentatif
Pembusukan bahan pangan berprotein (putrefaction)
• Kerusakan mikroorganisme bahan pangan untuk setiap komoditi
1. Sayuran
2. Buah-buahan
3. Daging
4. Ikan
5. Telur
1. Kapang : ( Rhizopus stolonifer, Phytophora sp, Borytis cenera )
2. Bakteri : (Lactobacillus sp, Bacillus sp)
Kapang dan khamir; Penicillium sp; Aspergillus niger
1. Bakteri : Micrococcus sp, Bacillus sp, Corynebacterium sp,
Pseudomonas sp
2. Kapang: Thamnidium elegans, Clasdoporium herbarium, Mucor
racemus
Pseudomonas, Microbacterium, Corynebacterium, Micrococcus,
Pseudomonas fluerecens, Acetobacter sp
6. Susu segar
Lactobacillus, Streptococcus, Bacillus, Pseudomonas,
Micrococcus
7. Produk susu
Mentega : Pseudomonas putrefaciens
Keju : Alcaligens sp, Bacillus sp, Penicillium sp
8. Produk serealia
Biskuit : Lactobacillus, Leuconostoc sp
9. Produk Fermentasi
: Acetobacter sp (“Sourness”); Eyromonas anaerobia (“Turbidity”)
b. Sauerkraut : Lactobacillus cucurmeru (“Slimy kraut”); Torula glutinis (“Pink kraut”)
c. Pickle
: Bacillus nigrificans, Fusarium sp, Penicillium sp
a. Bir
10. Produk kaleng
a. Kerusakan oleh bakteri berspora
b. Kerusakan oleh bakteri non spora
c. Kerusakan oleh kapang
“Flat Sour”; “Sulfur Strinker”; “Putrefactive”
KERUSAKAN MIKROBIOLOGIS
PADA SAYUR BUAH
Penyebab kerusakan pada sayuran
dan buah :
Fisik/ mekanik
Aktivitas enzimatis
Aktivitas mikroorganisme
Tipe kerusakan tergantung jenis dan varietas sayuran
dan buah
Kerusakan mikrobiologis dapat disebabkan oleh :
Aktivitas pathogen tanaman
Organisme saprofit
Jenis kerusakan akibat mikroorganisme
Busuk lunak bakteri
Busuk kapang abu-abu (gray mold rot)/ botrytis
Busuk lunak Rhizopus (Rhizopus soft rot)
Antracnose
Life system of
Colletotrichum
acutatum as it
relates to the
anthracnose
disease of
leatherleaf fern
Busuk Alternaria (alternaria rot)
Alternaria rot pada apel
Busuk kapang biru (blue mold rot)
Downey mildew
Busuk lunak berair ( watery soft rot)
Busuk batang
Gejala awal berupa bercak berwarna
kehitamhitaman, bentuknya tidak teratur
pada sisi luar pelepah daun dan secara
bertahap membesar. Akhirnya, cendawan
menembus batang padi yang kemudian
menjadi lemah, anakan mati, dan akibatnya
tanaman rebah.
Stadia tanaman yang paling rentan adalah
pada fase anakan sampai stadia matang
susu. Kehilangan hasil akibat penyakit ini
dapat mencapai 80%. Pemupukan tanaman
dengan dosis 250 kg urea, 100 kg SP36, dan
100 kg KCl per ha dapat menekan
perkembangan penyakit.
Untuk mengurangi penyebaran lebih luas lagi, keringkan
tanaman sampai saat panen tiba.
Cara pencegahan penyakit ini antara lain adalah:
tunggul-tunggul padi sesudah panen dibakar atau
didekomposisi;
keringkan petakan dan biarkan tanah sampai
retak sebelum diari lagi;
gunakan pemupukan berimbang; pupuk nitrogen sesuai
anjuran dan pemupukan . Kecenderung dapat menurunkan
infeksi penyakit;
gunakan fungisida (bila diperlukan) yang berbahan aktif
belerang atau difenokonazol.;
Black rot
Busuk fusarium
Berpotensi untuk menyerang perakaran dan rimpang temulawak
baik di kebun atau setelah panen.
Gejala : Fusarium menyebabakan busuk akar rimpang dengan
gejala daum menguning, layu, pucuk mengering dan tanaman
mati. Akar rimpang menjadi keriput dan berwarna kehitamhitaman dan bagian tengahnya membusuk. Jamur Phytium
menyebabkan daun menguning, pangkal batang dan rimpang
busuk, berubah warna menjadi coklat dan akhirnya keseluruhan
tanaman menjadi busuk.
Pengendalian : melakukan pergiliran tanaman yaitu setelah
panen tidak menanam tanaman yang berasal dari keluarga
Zingiberaceae. Fungisida yang dapat dipakai adalah Dimazeb 80
WP atau Dithane M-45 80 WP dengan konsentrasi 0.1 – 0.2 %.
Pengawetan sayur
Aseptis
Menghilangkan mikroorgansime pencemar
Penggunaan suhu rendah
Penggunaan suhu tinggi
Pengeringan
Penggunaan pengawet
Irradiasi
Pengawetan buah
Aseptis
Menghilangkan mikroorganisme
Penggunaan suhu tinggi
Penggunaan suhu rendah
Pengeringan
Penggunaan pengawet
KERUSAKAN MIKROBIOLOGIS
PADA DAGING
Kerusakan daging
Isi/muatan usus hewan
Kondisi fisiologis hewan
Metode penyemblihan
Kecepatan pendinginan
Kerusakan pada kondisi aerob
akibat bakteri
Lendir di permukaan
Perubahan warna daging
Perubahan lemak
Fosforesensi
Bau atau rasa busuk
Kerusakan aerob akibat khamir
Daging berlendir
Lipolisis
Bau busuk
Rasa asam
diskolorisasi
Kerusakan kondisi aerob akibat
kapang
Lengket
Berambut
Bintik hitam
Bintik putih
Noda hiaju
Dekomposisi lemak
Bau dan rasa menyimpang
KERUSAKAN AKIBAT KAPANG ATAU KHAMIR
DAPAT DIBUANG TAPI KERUSAKAN AKIBAT
BAKTERI SULIT DIBUANG KARENA SUDAH
PENETRASI KE DALAM MIKROBANYA
Kerusakan pada kondisi anaerob
Bau dan rasa masam
Kebusukan
Bau menyimpang
Penyebab kerusakan pada daging segar : Pseudemonas,
Acinetobacter, Moraxella, Lactobacillus, Leuconostoc
Penyebab kerusakan ikan :
1. Proses autolisis
2. Oksidasi
3. Aktifitas bakteri
Faktor yang mempengaruhi kerusakan ikan :
1. Jenis ikan
2. Kondisi ikan ketika ditangkap
3. Jumlah kontaminan bakteri
4. Suhu penyimpanan
5. Penggunaan antibiotik/desinfektan
1.
2.
3.
4.
5.
Bau/rasa lumpur : Streptomyces
Warna ikan kuning kehijauan : Pseudomonas flourecens
Warna ikan kuning : Micrococcus
Warna ikan merah pink : Sarcina, Micrococcus, Bacillus,
kapang, khamir
Warna ikan coklat : Khamir Asporogenous
Ikan Asin : Bakteri halofilik
2. Ikan Asap : Kapang
3. Kerang : Acinobacter, Moroxella, Vibrio
4. Tiram : Pseudomonas. Acinobacter
1.
Kerusakan Telur Akibat Mikroorganisme
Bukan krn Mikroba :
Penyusutan berat
Kantung udara besar (air
& CO2 tinggi)
Albumin encer
Kuning telur berpindah
posisi
pH albumin tinggi (7-9)
Disebabkan Mikroba :
Kontaminasi cangkang
Penetrasi pori menembus
membran cangkang
MO tumbuh melalui
membran yolk & albumin
MO dalam albumin
mencapai yolk
Green rots (busuk hijau) : albumin encer & berserabut hijau,
yolk diselimuti bintik2 pink/putih mengeras, membran
vitelin putih menebal berwarna putih/hitam , penyebab
Pseudomonas fluorescens
2. Black rots (busuk hitam) : kantung udara membesar,
albumin coklat kehijauan & encer, yolk hitam & liat, bau
busuk, penyebab : Proteus melavonogenes & Aeromonas
3. Red rots (busuk merah) : yolk kemerahan, albumin encer,
keabuan, diselimuti warna kemerahan, penyebab Serratia
1.
4. Musty Eggs (telur basi) : cangkang telur tampak
bersih dan bebas dari kontaminan material asing,
tp tercium bau apek/basi akibat dari terkontaminasi
udara yang terserap cangkang
5. Moldy Egg (telur bulukan) : jamuran tampak pada
cangkang/isi telur berupa titik/spot. Kapang
berasal dr wadah/pengemas telur. Penyebab :
Penicillium, Alternaria & Rhizopus
Susu dan Hasil Olahannya.
Susu yang diperah scr higienis dari hewan yang sehat,
mengandung mikroba dalam jumlah rendah
Susu terkontaminasi mikroba selama perjalanan, dan proses
pengolahan
Susu mudah rusak, krn merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan mikroba
Tanda-tanda kerusakan pada susu adalah:
• adanya perubahan rasa susu menjadi asam, disebabkan oleh pertumbuhan bakteri
pembentuk asam, terutama bakteri asam laktat dan bakteri E. coli.
• susu menggumpal, disebabkan oleh pemecahan protein susu oleh bakteri pemecah
protein.
Pemecahan protein mungkin disertai oleh terbentuknya asam atau tanpa
asam.
• terbentuknya gas, disebabkan oleh pertumbuhan dua kelompok mikroba, yaitu bakteri
yang membentuk gas H2 (Hidrogen) dan CO2 (karbon dioksida) seperti bakteri E. coli
dan bakteri pembentuk spora, dan bakteri yang hanya membentuk CO2 seperti bakteri
asam laktat tertentu dan kamir.
• terbentuknya lendir,
• adanya perubahan rasa menjadi tengik,
• tumbuhnya kapang pada produk olahan susu.
•bau busuk, disebabkan oleh pertumbuhan bakteri pemecah protein menjadi senyawasenyawa berbau busuk.
BAHAN
PANGAN
SELALU STERIL
YA
TIDAK
YA
YA
TIDAK
Hampir semua bahan pangan tercemar
mikroorganisme di sekitarnya
Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
mikroorganisme dalam pangan dapat bersifat fisik,
kimia atau biologis
Mossel (1971) membagi faktor tersebut menjadi :
Intrinsik (sifat dari bahan pangan)
Pengolahan (perubahan mikroflora awal akibat
pengolahan)
Ekstrinsik (kondisi lingkungan akibat penanganan dan
penyimpanan pangan)
Implisit sifat dari mikroorganisme
KERUSAKAN BAHAN PANGAN OLEH MIKROORGANISME
•
Bentuk-Bentuk Kerusakan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Berjamur
Busuk
Berlendir
Perubahan warna
Berlendir kental seperti tali (roppiness)
Kerusakan fermentatif
Pembusukan bahan pangan berprotein (putrefaction)
• Kerusakan mikroorganisme bahan pangan untuk setiap komoditi
1. Sayuran
2. Buah-buahan
3. Daging
4. Ikan
5. Telur
1. Kapang : ( Rhizopus stolonifer, Phytophora sp, Borytis cenera )
2. Bakteri : (Lactobacillus sp, Bacillus sp)
Kapang dan khamir; Penicillium sp; Aspergillus niger
1. Bakteri : Micrococcus sp, Bacillus sp, Corynebacterium sp,
Pseudomonas sp
2. Kapang: Thamnidium elegans, Clasdoporium herbarium, Mucor
racemus
Pseudomonas, Microbacterium, Corynebacterium, Micrococcus,
Pseudomonas fluerecens, Acetobacter sp
6. Susu segar
Lactobacillus, Streptococcus, Bacillus, Pseudomonas,
Micrococcus
7. Produk susu
Mentega : Pseudomonas putrefaciens
Keju : Alcaligens sp, Bacillus sp, Penicillium sp
8. Produk serealia
Biskuit : Lactobacillus, Leuconostoc sp
9. Produk Fermentasi
: Acetobacter sp (“Sourness”); Eyromonas anaerobia (“Turbidity”)
b. Sauerkraut : Lactobacillus cucurmeru (“Slimy kraut”); Torula glutinis (“Pink kraut”)
c. Pickle
: Bacillus nigrificans, Fusarium sp, Penicillium sp
a. Bir
10. Produk kaleng
a. Kerusakan oleh bakteri berspora
b. Kerusakan oleh bakteri non spora
c. Kerusakan oleh kapang
“Flat Sour”; “Sulfur Strinker”; “Putrefactive”
KERUSAKAN MIKROBIOLOGIS
PADA SAYUR BUAH
Penyebab kerusakan pada sayuran
dan buah :
Fisik/ mekanik
Aktivitas enzimatis
Aktivitas mikroorganisme
Tipe kerusakan tergantung jenis dan varietas sayuran
dan buah
Kerusakan mikrobiologis dapat disebabkan oleh :
Aktivitas pathogen tanaman
Organisme saprofit
Jenis kerusakan akibat mikroorganisme
Busuk lunak bakteri
Busuk kapang abu-abu (gray mold rot)/ botrytis
Busuk lunak Rhizopus (Rhizopus soft rot)
Antracnose
Life system of
Colletotrichum
acutatum as it
relates to the
anthracnose
disease of
leatherleaf fern
Busuk Alternaria (alternaria rot)
Alternaria rot pada apel
Busuk kapang biru (blue mold rot)
Downey mildew
Busuk lunak berair ( watery soft rot)
Busuk batang
Gejala awal berupa bercak berwarna
kehitamhitaman, bentuknya tidak teratur
pada sisi luar pelepah daun dan secara
bertahap membesar. Akhirnya, cendawan
menembus batang padi yang kemudian
menjadi lemah, anakan mati, dan akibatnya
tanaman rebah.
Stadia tanaman yang paling rentan adalah
pada fase anakan sampai stadia matang
susu. Kehilangan hasil akibat penyakit ini
dapat mencapai 80%. Pemupukan tanaman
dengan dosis 250 kg urea, 100 kg SP36, dan
100 kg KCl per ha dapat menekan
perkembangan penyakit.
Untuk mengurangi penyebaran lebih luas lagi, keringkan
tanaman sampai saat panen tiba.
Cara pencegahan penyakit ini antara lain adalah:
tunggul-tunggul padi sesudah panen dibakar atau
didekomposisi;
keringkan petakan dan biarkan tanah sampai
retak sebelum diari lagi;
gunakan pemupukan berimbang; pupuk nitrogen sesuai
anjuran dan pemupukan . Kecenderung dapat menurunkan
infeksi penyakit;
gunakan fungisida (bila diperlukan) yang berbahan aktif
belerang atau difenokonazol.;
Black rot
Busuk fusarium
Berpotensi untuk menyerang perakaran dan rimpang temulawak
baik di kebun atau setelah panen.
Gejala : Fusarium menyebabakan busuk akar rimpang dengan
gejala daum menguning, layu, pucuk mengering dan tanaman
mati. Akar rimpang menjadi keriput dan berwarna kehitamhitaman dan bagian tengahnya membusuk. Jamur Phytium
menyebabkan daun menguning, pangkal batang dan rimpang
busuk, berubah warna menjadi coklat dan akhirnya keseluruhan
tanaman menjadi busuk.
Pengendalian : melakukan pergiliran tanaman yaitu setelah
panen tidak menanam tanaman yang berasal dari keluarga
Zingiberaceae. Fungisida yang dapat dipakai adalah Dimazeb 80
WP atau Dithane M-45 80 WP dengan konsentrasi 0.1 – 0.2 %.
Pengawetan sayur
Aseptis
Menghilangkan mikroorgansime pencemar
Penggunaan suhu rendah
Penggunaan suhu tinggi
Pengeringan
Penggunaan pengawet
Irradiasi
Pengawetan buah
Aseptis
Menghilangkan mikroorganisme
Penggunaan suhu tinggi
Penggunaan suhu rendah
Pengeringan
Penggunaan pengawet
KERUSAKAN MIKROBIOLOGIS
PADA DAGING
Kerusakan daging
Isi/muatan usus hewan
Kondisi fisiologis hewan
Metode penyemblihan
Kecepatan pendinginan
Kerusakan pada kondisi aerob
akibat bakteri
Lendir di permukaan
Perubahan warna daging
Perubahan lemak
Fosforesensi
Bau atau rasa busuk
Kerusakan aerob akibat khamir
Daging berlendir
Lipolisis
Bau busuk
Rasa asam
diskolorisasi
Kerusakan kondisi aerob akibat
kapang
Lengket
Berambut
Bintik hitam
Bintik putih
Noda hiaju
Dekomposisi lemak
Bau dan rasa menyimpang
KERUSAKAN AKIBAT KAPANG ATAU KHAMIR
DAPAT DIBUANG TAPI KERUSAKAN AKIBAT
BAKTERI SULIT DIBUANG KARENA SUDAH
PENETRASI KE DALAM MIKROBANYA
Kerusakan pada kondisi anaerob
Bau dan rasa masam
Kebusukan
Bau menyimpang
Penyebab kerusakan pada daging segar : Pseudemonas,
Acinetobacter, Moraxella, Lactobacillus, Leuconostoc
Penyebab kerusakan ikan :
1. Proses autolisis
2. Oksidasi
3. Aktifitas bakteri
Faktor yang mempengaruhi kerusakan ikan :
1. Jenis ikan
2. Kondisi ikan ketika ditangkap
3. Jumlah kontaminan bakteri
4. Suhu penyimpanan
5. Penggunaan antibiotik/desinfektan
1.
2.
3.
4.
5.
Bau/rasa lumpur : Streptomyces
Warna ikan kuning kehijauan : Pseudomonas flourecens
Warna ikan kuning : Micrococcus
Warna ikan merah pink : Sarcina, Micrococcus, Bacillus,
kapang, khamir
Warna ikan coklat : Khamir Asporogenous
Ikan Asin : Bakteri halofilik
2. Ikan Asap : Kapang
3. Kerang : Acinobacter, Moroxella, Vibrio
4. Tiram : Pseudomonas. Acinobacter
1.
Kerusakan Telur Akibat Mikroorganisme
Bukan krn Mikroba :
Penyusutan berat
Kantung udara besar (air
& CO2 tinggi)
Albumin encer
Kuning telur berpindah
posisi
pH albumin tinggi (7-9)
Disebabkan Mikroba :
Kontaminasi cangkang
Penetrasi pori menembus
membran cangkang
MO tumbuh melalui
membran yolk & albumin
MO dalam albumin
mencapai yolk
Green rots (busuk hijau) : albumin encer & berserabut hijau,
yolk diselimuti bintik2 pink/putih mengeras, membran
vitelin putih menebal berwarna putih/hitam , penyebab
Pseudomonas fluorescens
2. Black rots (busuk hitam) : kantung udara membesar,
albumin coklat kehijauan & encer, yolk hitam & liat, bau
busuk, penyebab : Proteus melavonogenes & Aeromonas
3. Red rots (busuk merah) : yolk kemerahan, albumin encer,
keabuan, diselimuti warna kemerahan, penyebab Serratia
1.
4. Musty Eggs (telur basi) : cangkang telur tampak
bersih dan bebas dari kontaminan material asing,
tp tercium bau apek/basi akibat dari terkontaminasi
udara yang terserap cangkang
5. Moldy Egg (telur bulukan) : jamuran tampak pada
cangkang/isi telur berupa titik/spot. Kapang
berasal dr wadah/pengemas telur. Penyebab :
Penicillium, Alternaria & Rhizopus
Susu dan Hasil Olahannya.
Susu yang diperah scr higienis dari hewan yang sehat,
mengandung mikroba dalam jumlah rendah
Susu terkontaminasi mikroba selama perjalanan, dan proses
pengolahan
Susu mudah rusak, krn merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan mikroba
Tanda-tanda kerusakan pada susu adalah:
• adanya perubahan rasa susu menjadi asam, disebabkan oleh pertumbuhan bakteri
pembentuk asam, terutama bakteri asam laktat dan bakteri E. coli.
• susu menggumpal, disebabkan oleh pemecahan protein susu oleh bakteri pemecah
protein.
Pemecahan protein mungkin disertai oleh terbentuknya asam atau tanpa
asam.
• terbentuknya gas, disebabkan oleh pertumbuhan dua kelompok mikroba, yaitu bakteri
yang membentuk gas H2 (Hidrogen) dan CO2 (karbon dioksida) seperti bakteri E. coli
dan bakteri pembentuk spora, dan bakteri yang hanya membentuk CO2 seperti bakteri
asam laktat tertentu dan kamir.
• terbentuknya lendir,
• adanya perubahan rasa menjadi tengik,
• tumbuhnya kapang pada produk olahan susu.
•bau busuk, disebabkan oleh pertumbuhan bakteri pemecah protein menjadi senyawasenyawa berbau busuk.