Monitoring dan Mitigasi Dampak Gambut

Monitoring dan Mitigasi
Dampak Kanal di Lahan
Gambut

Innovative conservation since 1903

Gambut
• Gambut terbentuk dari timbunan sisa-sisa tanaman yang
telah mati, baik yang sudah lapuk maupun belum.
Timbunan terus bertambah karena proses dekomposisi
terhambat oleh kondisi anaerob dan/atau kondisi
lingkungan lainnya yang menyebabkan rendahnya
tingkat perkembangan biota pengurai. Pembentukan
tanah gambut merupakan proses geogenik yaitu
pembentukan tanah yang disebabkan oleh proses
deposisi dan tranportasi, berbeda dengan proses
pembentukan tanah mineral yang pada umumnya
merupakan proses pedogenik (Hardjowigeno, 1986).

Innovative conservation since 1903


Berdasarkan Lingkungan
pembentukkannya, Gambut
dibedakan atas :
1.Gambut Ombrogen yaitu
Gambut yang terbentuk pada
lingkungan yang hanya
dipengaruhi air hujan
2.Gambut Topogen yaitu
Gambut yang terbentuk di
lingkungan yang mendapat
pengayaan air pasang.

Innovative conservation since 1903

Berdasarkan tingkat kematangannya, gambut dibedakan menjadi:
• Gambut saprik (matang) adalah gambut yang sudah melapuk lanjut
dan bahan asalnya tidak dikenali, berwarna coklat tua sampai
hitam, dan bila diremas kandungan seratnya < 15%.
• Gambut hemik (setengah matang) adalah gambut setengah lapuk,
sebagian bahan asalnya masih bisa dikenali, berwarma coklat, dan

bila diremas bahan seratnya 15 – 75%.
• Gambut fibrik (mentah)adalah gambut yang belum melapuk, bahan
asalnya masih bisa dikenali, berwarna coklat, dan bila diremas
>75% seratnya masih tersisa.

Innovative conservation since 1903

Berdasarkan tingkat kesuburannya, gambut dibedakan menjadi:
• Gambut eutrofik adalah gambut yang subur yang kaya akan bahan
mineral dan basa-basa serta unsur hara lainnya. Gambut yang
relatif subur biasanya adalah gambut yang tipis dan dipengaruhi
oleh sedimen sungai atau laut.
• Gambut mesotrofik adalah gambut yang agak subur karena memiliki
kandungan mineral dan basa-basa sedang
• Gambut oligotrofik adalah gambut yang tidak subur karena miskin
mineral
dan basa-basa. Bagian kubah gambut dan gambut tebal yang jauh
dari
pengaruh lumpur sungai biasanya tergolong gambut oligotrofik
(Radjaguguk,1997)


Innovative conservation since 1903





Gambut salah satu sumber karbon yang besar, 252 – 3528 t C/ha (Verwer
dan van der Meer, 2010)
Estimasi cadangan karbon di Asia tenggara 68,5 Gigaton = 11 – 14%
cadangan karbon gambut di dunia (Verwer dan van der Meer, 2010)
Fungsi gambut:
- Penambat air dan Pencegah banjir
- Mencegah intrusi air laut
- Mitigasi perubahan iklim
- Menjaga siklus nutrisi dan menetralisir zat beracun
- Pemenuhan kebutuhan dasar manusia (Ikan, air, obat – obatan, dll)
(UNDP, 2006)

Innovative conservation since 1903


Latar Belakang
• Perpres No. 61 tahun 2011Rencana Aksi Nasional Gas Rumah Kaca (RAN
GRK):
- Target penurunan emisi 26% (skema pendanaan APBN dan APBD)
- Target penurunan emisi 15 % (Skema pendanaan luar negri)
- Total target penurunan emisi sampai 2020, 41%
• Gubernur dan Bupati terlibat dalam upaya mitigasi GRK (Perpres 71 No 71
tahun 2011)
• 5 bidang prioritas penurunan emisi GRK:
- Pertanian
- Kehutanan dan Lahan Gambut
- Energi dan transportasi
- Industri
- Pengelolaan limbah

Innovative conservation since 1903

Dampak Kanal
Belum pasti seluas apa area yang akan

terpengaruhi oleh kanal (Penelitian lebih
lanjut perlu dilakukan)
Estimasi ahli semua gambut dalam jarak
1 - 2 km dari kanal akan terkena dampak
(Hooijer, pers.comm)
Total area gambut dalam jarak 1 – 2
km sekitar 1,200 ha – 2,400 ha
Penyekatan kanal akan
memperlambat laju pengeringan
dan emisi dari subsiden gambut,
serta diharapkan terjadi
rehabilitasi
Innovative conservation since 1903

Profil Emisi Gambut
Kedalaman gambut dalam 1 hektar
Gambut terbakar
Tahun 1

0.34m


157 tCO2-e per hektar per tahun
Total emisi dari kebakaran
Setelah tahun 1:
157 tCO2-e per ha

178t CO2e per hektar per tahun
Total emisi dari subsiden
Setelah 5 tahun:
890 tCO2-e per ha

Subsiden
Tahun 1 - 5

1.42m
Subsiden
Tahun 6 ->

0.05m
per tahun


76.2t CO2e ha-1 yr-1
Total emisi dari subsiden:
76.2 tCO2-e per ha each year
Sampai gambut kedalaman maksimal
dari profil gambut
Innovative conservation since 1903

Penurunan Permukaan
Gambut

Johor Malaysia
Subsiden 2.3 m
(1978 – 2007)

San Joaquin
Valley, Califronia
Subsiden 9 m
(1925 – 1977)


(http://www.sciencecodex.com)

(http://water.usgs.gov)

Innovative conservation since 1903

Prediksi Efek kanal Terhadap
Penurunan Permukaan Gambut
Negligible impacts over 30
years within 0.5 – 1km of a
canal

Significant impacts over
30 years within 0.5km of
a canal

(Deltares, 2011)

Innovative conservation since 1903


Konsep Penyekatan
Kanal



Sekat bertahan lama, efektif biaya, dan dapat terjadi rehabilitasi gambut
Pengukuran topografi:
Sangat Penting
- Metode selang: mudah, akurasi tinggi, (FAO, 2012)



Waktu ideal penyekatan:
- Tinggi muka air terendah
- Arus air terendah

Innovative conservation since 1903

Desain Penyekatan Kanal
(Pengalaman KFCP)



Sekat kotak (Box dam)
August 2010

October 2010

February 2011

Gagal dalam 3 bulan

(KFCP, 2012)

Innovative conservation since 1903



Beberapa jenis desain sekat lainnya
CKPP 6


CKPP 7

Hampir semua sekat
rusak dalam kurun
waktu 1CKPP
tahun
CKPP 13
14

CKPP 8

CKPP 17

Innovative conservation since 1903



Sekat dengan menggunakan bahan gambut yang dipadatkan

Berhasil di Perkebunan
dan sangat potensial untuk
diterapkan


Syarat: - Pemadatan dilakukan dengan excavator
- Air Tidak mengalir di atas sekat
- Tinggi crest di sekitar sekat minimal 1 m
- Perbedaan tinggi sekat setidaknya kurang dari 0.4 m (target 0.2 m)

Innovative conservation since 1903

Terima Kasih

Innovative conservation since 1903