Pewarnaan Alami dan sintetis. pptx

Pewarnaan Alami
dan
Pewarnaan
Sintesis

OLEH
ROHANA MANURUNG

1. Latar Belakang
Penentuan mutu bahan pangan pada umumnya sangat tegantung pada
beberapa factor seperti cita rasa, tekstur,, dan nilai gizinya, juga sifat
mikrobiologis. tetapi sebelum factor – factor lain dipertimbangkan, secara
visual factor warna tampil lebih dahulu dan kadang – kadang sangat
menentukanm Selain sebagai factor yang ikut menentukan mutu, warna juga
dapat digunakan sebagai indicator kesegaran atau kematangan. Baik tidaknya
cara pencampuran atau cara pengolahan dapat ditandai dengan adanya
warna seragm dan merata. Zat warna yang sudah sejak lama dikenal dan
digunakan, misalnya daun pandan atu daun suji untuk warna hijau dan kunyit
untuk warna kuning. kini dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi telah ditemukan zat warna sintetis, karena penggunaanya lebih
praktis dan harganya lebih murah. Ada beberapa hal yang dapat

menyebabkan suatu bahan pangan berwarna antara lain dengan penambahan
zat pewarna. FDA mendefinisikan pewarna tambahan sebagai pewarna, zat
warna atau bahan lain yang dibuat dengan cara sintetik atau kimiawi atau
bahan alami dari tanaman, hewan, atu sumber lain yang diekstrak,
ditamambahkan atau digunakan ke bahan makanan, obat, atau kosmetik, bisa
menjadi bagian dari warna bahan tersebut. Secara garis besar, berdasarkan
sumbernya dikenal dua jenis zat pewarna yang termasuk dalam golongan
bahan tambahan pangan, yaitu pewarna alami dan pewarna buatan

2.Pengertian
Menurut Peraturan Mentri kesehatan No. 722/MENKES/PER/IX/88
tentang bahan tambahan makannan, “Pewarna adalah bahan
tambahan makanan yang dapat memeperbaiki atau memberi warna
pada makanan.( Lembaran Negara,1992 ). Penggunaan pewarna
bertujuan untuk memperkuat warna asli dan memberikan tampilan
makanan lebih menarik ”. “FDA mendefinisikan pewarna tambahan
sebagai pewarna, zat warna atau bahan lain yang dibuat dengan cara
sintetik atau kimiawi atau bahan alami dari tanaman, hewan, atu
sumber lain yang diekstrak, ditamambahkan atau digunakan ke bahan
makanan, obat, atau kosmetik, bisa menjadi bagian dari warna bahan

tersebut”. Bahan pewarna merupakan bahan alami ataupun bahan
kimia yang ditambahkan ke dalam makanan.
Penambahan bahan pewarna pada makanan
bertujuan untuk memberi penampilan
tertentu atau warna yang menarik.
Warna yang menarik dapat menjadikan
makanan lebih mengundang selera.

3. Sumber Zat Pewarna
A.Pewarna alami
Pewarna alami adalah bahan pewarna yang berasal dari alam. Biasanya
pewarna alam ini berasal dari tanaman dan hewan, misalnya kunyit, daun suji,
daun pandan, daun jambu, dan sebagainya.Daun suji (pewarna hijau) telah lama
di gunakan untuk mewarnai kue pisang, serabi dan dadar gulun. Kunyit (pewarna
kuning) untuk mewarnai nasi kuning, tahu serta hidangan lainnya. Daun jambu
atau daun jati untuk pewarna merah.
B.Pewarna Buatan
Sumber pewarna yang lain adalah sumber pewarna buatan yang mempunyai
kelebihan yaitu warnanya homogen dan penggunaannya sangat efisien karena
hanya memerlukan jumlah yang sangat sedikit. Akan tetapi kekurangannya

adalah jika pada saat proses terkontaminasi logam berat, pewarna jenis ini akan
berbahaya. Proses pewarnaan zat sintetik biasanya melalui perlakuan pemberian
asam sulfat atau asam nitrat yang seringkali terkontaminasi oleh arsen atau
logam berat lain yang bersifat racun. Untuk zat pewarna yang dianggap aman,
ditetapkan bahwa kandungan arsen tidak boleh lebih dari 0,00014% dan timbal
tidak boleh dari 0,001% sedangkan logam berat lainnya tidak boleh ada.
Pewarna terlarang yang masih sering di pakai adalah Orange RN, Auramine,
Rodamine B dan methanyl Yellow. Timbulnya penyalahgunaan zat pewarna
tersebut disebabkan karena tidak adanya penjelasan dalam label yang melarang
penggunaan senyawa tersebut untuk bahan pangan. Disamping itu, harga zat
pewarna untuk industri relatif lebih murah dibandingkan dengan harga zat

4. Sifat-sifat Pewarna
A. Pewarna Alami
1. Larut dalam air Contoh : Karamel, Anthosianin, Flavonoid,
Leucoantho sianin, Tannin, Batalain, Quinon, Xanthon, dan Heme.
2. Larut dalam Lemak Contoh : Karotenoid
3. Larut dalam lemak dan air Contoh : klorofil
4. Stabil terhadap panas Contoh : Karamel, Flavonoid, Leucoantho
sianin, Tannin, Quinon, Xanthon dan karotenoid

5. Sensitif terhadap panas Contoh : Anthosianin, Batalain, klorofil dan
Heme.
B. Pewarna Buatan
1. Larut dalam air Contoh : Sunset yellow, Tartazine, Brilliant Blue,
Carmosine, Erythrosine, Fast Red E, Amaranth, Imdigo Carmine, dan
Ponceau 4R
2. Tidak larut dalam air Contoh : Rhodamon B, dan Methanil Yellow
3. Warnanya Homogen

5.MetabolismePewarna Di DalamTubuh Absorpsi
Pewarnadapatmasukkedalamtubuhmelaluitiga cara, yaitu :

1.

Melalui oral ( mulut )

Organ Pencernaan Manusia Pewarna masuk ke dalam tubuh bersama
dengan makanan dan atau minuman. Dimana makanan/ minuman tersebut
Mengandung pewarna baik alami maupun buatan. - Mulut Makanan yang
mengandung pewarna masuk ke dalam mulut. Dalam mulut makanan

dikunyah sampai hancur dan diolah oleh enzim ptialin dimana enzim ini
berfungsi mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula yaitu maltosa dan
glukosa. Sedangkan pewarna yang terkandung dalam makanan ini tidak
mengalami perubahan karena bersifat asam maupun basa sehingga cukup
sulit untuk terurai Kerongkongan Makanan yang mengandung pewarna
masuk kedalam lambung melalui kerongkongan didorong oleh kontraksi otot
disebutperistaltik, sehingga kita Dikerongkongan inilah peristaltik dimulai
bisa dan menelan makanan. Terus bekerja disepanjang saluran pencernaan.
Dalam makanan yang kita makan, sengaja atau tidak pasti ada bakteri di
dalamnya. Sebagian besar mati karena asam lambung tetapi beberapa, baik
berguna maupun merugikan berhasil tetap hidup yang akhirnya membentuk
flora dalam usus kita. - Lambung Di lambung pewarna akan bereaksi dengan
cairan lambung yaitu asam khlorida (HCl). Apabila pewarna yang masuk
kedalam lambung bersifat asam maka suasana lambung akan semakin
asam. Sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada lambung - Usus halus
Pewarna yang telah dicerna di lambung masuk ke dalam usus halus dan
menyebabkan iritasi pada usus halus tersebut.

2. Melalui kulit ( Jaringan kulit manusia )
Masuknya pewarna ke dalam kulit bisa disengaja maupun tidak disengaja.Tidak

disengaja misalkan terkena tumpahan pewarana, dan penggunaan kosmetik yang
mengunakan pewarana yang dilakukan secara sengaja. Pewarna masuk kedalam
lapisan tanduk dan akan merusak lapisan tanduk dan kemudian akan masuk
kedalam tubuh melalui folikel rambut atau sel- sel kelenjar keringat.
3. Melalui pernafasan
( sistem pernapasan ) Apabila uap pewarna terhirup oleh hidung misalkan pada
saat pewarnaan di pabrik teskstil. Uap pewarna akan masuk ke sistem
pernapasan dan tempat utama bagi absorbsi di saluran napas adalah alveoli paruparu dan jalur pernapasan dan kemudian masuk ke aliran darah dan menumpuk
di organ hati dan ginjal serta di ekskresikan melaui urine(dari ginjal) dan feses
(empedu). Dan apabila pewarna dalam bentuk serbuk terhirup oleh hidung maka
di dalam hidung serbuk pewarna ini akan di saring oleh rambut – rambut kasar
dan selaput lendir. Dalam jumlah banyak atau dengan ukuran yang lebih kecil
serbuk pewarna tidak dapat disaring oleh rambut – rambut kasar dan selapt lendir
sehingga pewarna ini akan berkumpul di paru – paru sampai pada bronchioli dan
hanya sebagian kecil yang sampai pada alveoli. Distribusi Setelah suatu zat kimia
memasuki darah, zata kimia tersebut didistribusikan dengan cepat ke seluruh
tubuh. Laju distribusi ke tiap – tiap organ tubuh berhubungan dengan aliran darah
di organ tersebut, mudah tidaknya zat kimia itu melewati dinding kapiler dan
membran sel, serta afinitas komponen alat tubuh terhadap zat kimia itu.


6.Dampak pewarna buatan ( sintetik )
terhadap kesehatan manusia Pewarna sintetik masuk kedalam
tubuh melalui pernapasan dengan jalan terhisap dan melalui adsorbsi
kulit dengan jalan kontak atau bersentuhan dan melalui saluran
pencernaan (mulut).
1. Dengan jalan kontak melalui kulit dalam jumlah banyak akan
menimbulkan iritasi
2. Dengan jalan terhirup terhirup oleh saluran pernapasan dan akan
menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan
3. Dengan jalan termakan atau terminum dapat merusak sel-sel
jaringan organ tubuh seperti rusaknya hati, ginjal, saluran
pencernaan, lambung, usus dll.
7.Cara penanggulangan
• Apabila terkena kulit, segera lepaskan pakaian, perhiasan yang
terkontaminasi. Kemudian cuci kulit dengan sabun dan air mengalir
sampai bersih, selama kurang lebih 15 sampai 20 menit
• Apabila tertelan dan terjadi muntah, letakan posisi kepala lebih
rendah dari pinggul untuk mencegah terjadinya muntahan masuk ke

8. Kesimpulan

Masih banyak produsen makanan yang menggunakan bahan tambahan
makanan untuk menarik perhatian para konsumennya, bahan tambahan yang
digunakan diantaranya zat pewarna, tetapi produsen makanan kebanyakan
menngunakan zat pewarna yang dilarang seperti Rhodamin B, Methanyl yellow
dan Amaranth, padahal zat – zat pewarna tersebut dapak menimbulkan efek
yang kurang baik terhadap kesehatan manusia karena pewarna buatan
tersebut bersifat karsinogenik. Sebenarnya masih banyak zat pewarna alami
yang bisa digunakan, mudah didapat, dan harganya pun relatif murah.
9. Saran
1. Pemerintah hendaknya meningkatkan pengawasan kepada produsen
makanan dan minuman dan memberikan penyuluhan tentang bahan tambahn
makanan
2. Produsen makanan sebaiknya menggunakan pewarna yang alami untuk
mewarnai bahan makanan yang akan di perjualkan selain mudah dijangkau
dan harganuya pun relatif murah dampak yang ditimbulkannya pun tidak
terlalu berbahaya.
3. Konsumen hendaknya berhati – hati dalam memilih makanan yang
menngunakan bahan pewarna jangan mudah tertarik.

SELESAI JUGA…. 

Thanks for your
Attention
Friends…