Akuisisi Antar Perusahaan dan Investasi

TUGAS RESUM
Akuntansi Keuangan Lanjutan I

Kelompok 7
Nama Kelompok :
1. Evi Rizki S (130404020105)
2. Irma Nur Khomariah (130404020131)
3. Dwi Ayu Candrawati (1304040200)
4. Salamatul Bastiyah (130404020 )

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

Jl. S. Supriadi no. 48 Malang

Akuisisi Antar Perusahaan dan Investasi
pada Entitas Lain
Materi selingan agak berat sedikit namun dapat bermanfaat untuk pengembangan bisnis yang
sudah berjalan melalui cara penggabungan usaha yang direview pada artikel berikut.
“Pada beberapa tahun terakhir, dunia usaha menjadi saksi atas berbagai peristiwa akuisisi
perusahaan dan penggabungan usaha yang seringkali melibatkan perusahaan-perusahaan
besar dan ternama tingkat nasional. Beberapa dari penggabungan usaha tersebut telah

menarik perhatian publik karena tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya, strategi inovatif yang
dijalankan, dan besarnya uang yang dipertaruhkan.
Praktik usaha belakangan ini juga telah banyak menimbulkan jenis struktur perusahaan yang
tidak lagi tradisional dan bahkan entitas baru, seringkali benar-benar merupakan bentuk baru,
untuk menjalankan aktivitas operasi dan keuangan entitas tersebut. Terciptanya struktur
entitas baru dan entitas khusus merupakan respon atas lingkungan operasi usaha saat ini yang
diliiputi oleh banyak risiko usaha, isu globalisasi, dan aturan perpajakan yang kompleks.
Secara keseluruhan, lingkungan usaha saat ini menjadi satu hal yang paling menarik dan
menantang dalam sejarah yang ditandai dengan perubahan yang cepat dan kompleksitas yang
tinggi. Para regulator yang terlibat dalam lingkungan dunia usaha, seperti Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), Dewan Standar Akuntansi (DSAK) seperti halnya juga Securities
Exchange Commision (SEC), Financial Accounting Standards Board (FASB) dan Public
Accounting Oversight Board (PCAOB) di Amerika Serikat, harus bergerak cepat dalam
merespons perubahan untuk memastikan kontinuitas kegunaan pelaporan akuntansi dalam
merefleksikan realitas ekonomi.
Sejumlah isu akuntansi dan pelaporan muncul ketika dua atau lebih perusahaan saling
bergabung dalam kepemilikan atau ketika suatau perusahaan menciptakan struktur organisasi
yang kompleks dengan melibatkan berbagai bentuk entitas operasi atau pendanaan baru.
Penggabungan usaha dan struktur organisasi yang kompleks merupakan bagian penting dari
gambaran bisnis global. Banyak perusahaan menambah komponen organisasinya dengan

menciptakan perusahaan atau persekutuan baru yang akan menjalankan sebagian operasinya.
Dalam kasus lain, perusahaan melakukan penggabungan usaha untuk mengakuisisi
perusahaan lain untuk mencapai tujuan perusahaan.

Akuisisi antar perusahaan dan investasi
Ketika suatu perusahaan membentuk perusahaan lain atau persekutuan melalui transfer aset,
nilai buku aset yang ditransfer akan ditransfer ke entitas baru dan tidak ada keuntungan atau
kerugian yang diakui. Perusahaan yang membentuk dan entitas baru akan menggabungkan
laporan keuangannya untuk pelaporan keuangan bertujuan umum yang menampilkan seakanakan mereka adalah satu entitas selama perusahaan yang membentuk tersebut mempunyai
kendali atas entitas baru.
Penggabungan usaha terjadi ketika perusahaan-perusahaan yang sebelumnya terpisah
bergabung bersama dalam pengendalian bersama. Ada tiga jenis penggabungan usaha
formal :
(a) merger dimana salah satu perusahaan yang bergabung kehilangan identitas legalnya dan
perusahaan yang lain terus berdiri dengan aset dan kewajiban dari kedua perusahaan
(b) konsolidasi, dimana kedua perusahaan yang bergabung, bergabung bersama untuk
membentuk perusahaan baru, dan
(c) akuisisi saham, dimana kedua perusahaan mempertahankan keberadaannya masingmasing, dimana satu perusahaan memegang saham biasa dari perusahaan lain.
Prosedur yang digunakan untuk mencatat penggabungan usaha sama dengan prosedur yang
digunakan untuk mencatat pembelian aset atau kelompok aset. Perusahaan pembeli mencatat

aset dan kewajiban yang diakuisisi pada nilai wajarnya. Selisih harga beli di atas nilai wajar
dari aset neto yang diakuisisi dicatat sebagai aset tak berwujud (good will). Setelah diakui,
good will diamortisasi selama masa manfaatnya dan harus diuji untuk penurunan nilai paling
tidak satu tahun sekali. Jika good will mengalami penurunan nilai, good will diturunkan
nilainya dan diakui kerugian karena penurunan nilai. Untuk pelaporan keuangan,
penggabungan usaha berlaku pada tanggal penggabungan.
Metode alternatif lain untuk akuntansi penggabungan usaha yang disebut “penyatuan
kepemilikan” telah diterima dan diterapkan selain metode pembelian. Metode ini berdasarkan
ide keberlanjutan kepemilikan dan mengakibatkan nilai buku perusahaan yang bergabung
dibawa dan tidak terjadi perubahan dalam dasar akuntansi jika terjadi perubahan kepemilikan.
Di Amerika Serikat, FASB telah menghapuskan metode penyatuan kepemilikan di tahun
2001”.

A. PERKEMBANGAN STRUKTUR USAHA KOMPLEKS
Kompleksitas lingkungan usaha timbul karena:
a. Perusahaan menjalankan usaha lintas negara
b. Sistem hukum dan resiko yang berbeda-beda
c. Sistem perpajakan yang berbeda
d. Kompleksitas transaksi usaha dan instrumen keu yang sangat beragam.
Struktur organisasi yg kompleks sering dikembangkan utk membantu mencapai tujuan

perusahaan, seperti meningkatkan profitabilitas atau mengurangi resiko. Sebagai contoh,
byk perusahaan membentuk anak perusahaan utk menjalankan aktivitas usaha tertentu.
Anak perusahaan (subsidiary) adalah anak perusahaan yg dikendalikan oleh entitas
lain, yang disebut induk perusahaan (parent company / Holding compony)).

B. PERLUASAN USAHA DAN BENTUK STRUKTUR ORGANISASI
Ketika Perusahaan meluaskan usahanya atau mengubah struktur organisasinya dengan
mengakuisisi perusahaan lain atau melalui divisi internal, struktur baru harus diteliti utk
menentukan prosedur pelaporan akt yg sesuai. Bebarapa pendekatan yg dpt diterapkan,
tergantung pd kondisi yg ada:
a. Merger, Penggabungan usaha, dimana aktiva, kewajiban dari perusahaan yg diakuisisi
digabung dg aktiva & kewajiban perusahaan pengakuisisi tidak menimbulkan
tambahan komponen organisasi.
b. Kepemilikan Kendali (controlling ownership), penggabungan usaha, dimana
perusahaan yg diakuisi tetap sbg entitas legal terpisah dg mayoritas kepemilikan
sahamnya dimiliki oleh perusahaan pengakuisisi menimbulkan hubungan induk-anak
perusahaan.
c. Kepemilikan Minoritas (minority interest) atau kepemilikan nonpengendali,
pembelian kepemilikan kurang dari 50% di perusahaan lain tidak mengakibatkan
timbulnya penggabungan usaha atau situasi pengendalian.

d. Kepemilikan menguntungkan lainnya(other beneficial interest), perusahaan dpt
memiliki kepemilikan pd entitas lain walaupun tanpa ada kepemilikan langsung pada
entitas tersebut. Kepemilikan tersebut mungkin timbul karena adanya perjanjian yang
dibuat oleh entitas tersebut atau melalui perjanjian operasi atau keuangan.
Contoh
Allen Company membentuk anak perusahaan, Blaine Company dan mentransfer aktiva

berikut pada Blaine utk memperoleh 100.000 lbr saham Blaine dengan nilai nominal
Rp.2.000

Jurnal yang dicatat oleh Allen:
Investasi pada Saham Biasa Blaine Co 435.000.000
Akumulasi Penyusutan
110.000.000 *
Kas
70.000.000
Persediaan
50.000.000
Tanah
75.000.000

Bangunan
100.000.000
Peralatan
250.000.000
* 110.000.000 = (Rp.100.000.000 - 80.000.000) + (250.000.000 - 160.000.000)

Jurnal yg dicatat oleh Blaine:
Kas

70.000.000

Persediaan

50.000.000

Tanah

75.000.000

Bangunan


100.000.000

Peralatan

250.000.000

Akumulasi Penyusutan

110.000.000

Saham Biasa, nominal Rp2.000

200.000.000

Tambahan Modal Disetor

235.000.000

Asumsikan Allen menginvestasikan aktiva yg sama spt pada kasus perusahaan terbuka di

atas dan perusahaan yg tidak ada hubungannya Chaney Corp, menginvestasikan kas sbsr
$65.000 utk 10% kepemilikan pd laba rugi Blaine, dimana Allen menjealankan operasi
dan memegang kendali di persekutuan.

Jurnal yg dicatat oleh Blaine:
Kas
135.000
Persediaan
50.000
Tanah
75.000
Bangunan
100.000
Peralatan
250.000
Akumulasi Penyusutan
Modal, Allen Comp
Modal, Chaney Corp

110.000

435.000
65.000

C. PENGGABUNGAN BADAN USAHA (BUSINESS COMBINATION)
1. Business Combinations
A business combination terjadi ketika dua atau lebih entitas usaha yang terpisah
bergabung menjadi satu entitas usaha.

2. Pengembangan Perusahaan :
a.

Pengembangan Interen Perusahaan (Internal Business Expansion)
Hanya melibatkan unit unit yg ada di dalam organisasi perusahaan
Contoh : - mengembangkan atau menambah jenis produk baru
membuka
daerah
pemasaran
baru
mengembangkan
proses

produksi
baru
(perlu dana yg cukup besar dan beresiko tinggi)

b.

Pengembangan Eksteren Perusahaan (External Business Expansion)
Melibatkan unit-unit yang berada di luar organisasi perusahaan
seperti : pesaing - langganan - rekanan - perusahaan sejenis –
maupun yang tidak mempunyai hubungan operasional
 Penggabungan Badan Usaha (Business Combination)
Beberapa unit organisasi perusahaan yang secara ekonomis berdiri
sendiri menyatukan diri menjadi satu kesatuan ekonomi.
Secara hukum dapat saja unit-unit tersebut tetap berdiri sendiri.

3. The Legal Form of Business Combinations/Bentuk penggabungan badan usaha
Business Combination

Merger


Consolidation

Acquisitions

 The Legal Form of Business Combinations

B

A

A

Merger:
Penggabungan badan usaha dimana salah satu perusahaan yang

bergabung akan terus hidup dan mengambil alih semua aktiva dan hutang
perusahaan lain

 The Legal Form of Business Combinations

B

A

C
Konsolidasi
Didirikan sebuah perusahaan baru untuk mengambil alih semua aktiva
dan hutang perusahaan yang telah ada sebelumnya yang bergabung.
 The Legal Form of Business Combinations

A

B

A

B

Hubungan
afiliasi/akuisisi
Masing-masing perusahaan masih tetap hidup dan tetap menjalankan
kegiatan operasional, akan tetapi salah satu akan menguasai perusahaan
yang lain ( Hubungan Induk dan Anak Perusahaan ).
4. Masalah Dalam Penggabungan Badan Usaha :
 Penentuan dan Pembagian Modal saham.
 Akuntansi Penggabungan Badan Usaha.

5. Akuntansi Penggabungan Badan Usaha
 Pooling of Interests (penyatuan kepentingan)
 By Purchase (pembelian)

D. Pooling of Interests
Apabila suatu penggabungan usaha dianggap sebagai suatu pooling of
interest maka badan usaha yang baru dianggap sebagai kelanjutan dari semua badan
usaha yang bergabung, baik dalam bentuk suatu badan usaha yang tunggal maupun
sebagai induk perusahaan dengan satu atau beberapa anak perusahaan
Penggabungan BU merupakan penyatuan pemilikan (modal) dari dua perusahaan atau
lebih,
berarti
ada
kesinambungan
hak
pemilikan
semula.
Yang
perlu
diperhatikan
:
a.
Aktiva, utang dan modal tetap dicatat sebesar nilai bukunya.
b.
Saldo modal saham dari perusahaan pembentuk dijumlahkan
untuk menentukan saldo modal saham dari unit gabungan,
termasuk laba ditahan atau defisit laba.
Jika modal saham
berubah
(bertambah
atau
berkurang)
:
n bertambah, maka pertambahannya diambil dari agio saham,
kalau masih kurang diambil dari laba ditahan
n
berkurang, maka kekurangannya ditambahkan pada agio
saham
c.
Semua biaya yang terjadi dalam penerbitan saham untuk
melaksanakan penggabungan dianggap sebagai beban periode
berjalan.

E. By Purchase
Penggabungan badan usaha dikatakan atas dasar pembelian apabila
penggabungan badan usaha tersebut berakibat para pemilik perusahaan yang
bergabung tidak ikut berpartisipasi secara substansial di dalam perusahaan tunggal
yang
dibentuk.
Selanjutnya apabila suatu kombinasi usaha dianggap suatu “pembelian” maka harta
kekayaan yang diperoleh dalam transaksi penggabungan harus dicatat dalam bukubuku usaha yang memperolehnya atas dasar harga perolehan yang diukur dengan uang
Singkatnya metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha
merupakan suatu transaksi dimana suatu entitas memperoleh aktiva bersih dari
perusahaan-perusahaan lain yang bergabung.

Penggabungan BU dianggap sebagai pembelian perusahaan yang terdiri atas
sekelompok
aktiva
dan
utang.
Ada dasar baru untuk membukukan dan mempertanggungjawabkan aktiva yang
diperoleh.
Yang
perlu
diperhatikan
:
a.
Aktiva, utang dan modal dicatat berdasarkan harga perolehan,
yang
mencerminkan
nilai
wajar
pada
saat
itu.
b.
Bila jumlah yg dibayarkan (nilai pasar modal saham yg
diserahkan)  nilai wajar atas aktiva bersih, maka kelebihannya
diperlakukan sebagai GOODWILL dan harus diamortisasi elama
periode manfaatnya yg tidak boleh lebih dari 40 tahun.
c.
Bila nilai pasar MS yang diserahkan  nilai pasar aktiva bersih,
maka selisihnya dialokasikan kepada seluruh aktiva non kas atau
diperlakukan
sebagai
goodwill
negatif.
d.
Bila nilai pasar MS melebihi nilai nominalnya, kelebihan tersebut
dicatat sebagai Agio saham. Bila sebaliknya maka dicatat sebagai disagio
saham.
e.
Alat tukar untuk mengambil alih perusahaan bisa berupa uang,
aktiva lain atau surat berharga.