Perubahan Sosial dan Budaya Massa (1)

Perubahan Sosial dan Budaya Massa
Halaman sampul
( Tulisan ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi Komunikasi yang
Dibimbing oleh Dyna Herlina M. Sc )

Disusun Oleh :
14419144004

RIZQI QURROTA AYUNI

14419144008

QUR'ANI PUSPA DEWI

14419144011

NUR RAHMAT GUNAWAN

14419144016

IMAM NUR PRASETYA


14419144024

DESY NURJANAH

14419144027

FAKHRI UZAIR

14419144037

YASYFI KUNSUHUVAN ADI

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015

1


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Komunikasi di
Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta.Pada
kesempatan yang berbahagia ini kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, antara lain:
1. Ibu Dyna Herlina M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Sosiologi Komunikasi
yang telah membimbing kami dalam perkuliahan mata kuliah tersebut;
2. Kedua orangtua yang selalu mendoakan dan memberi dukungan kepada kami;
3. Teman-teman yang selalu bekerja sama dan saling berbagi untuk penyelesaikan
makalah ini;
4. Semua pihak yang membantu terselesaikannya penyusunan makalah ini.
Semoga budi baik beliau mendapat kebarokahan dari Tuhan Yang Maha Esa.Dengan
terselesaikannya makalah ini,kami berharap supaya makalah ini nantinya dapat digunakan
sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, 22 Maret 2015

Penyusun


2

DAFTAR ISI
Halaman sampul....................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA MASSA...............................................................................5
A. Perubahan Sosial...........................................................................................................................5
Perubahan Pada Pola Pikir Masyarakat..........................................................................................5
Perubahan Pada Perilaku Masyarakat............................................................................................6
Perubahan Budaya Materi..............................................................................................................7
Tahapan Trasnsisi Sosiologis.........................................................................................................7
B. BUDAYA MASSA........................................................................................................................9
C. BUDAYA POPULER..................................................................................................................12
D. Hubungan Budaya Massa Dengan Budaya Populer....................................................................13
BAB III................................................................................................................................................14

A.

Kesimpulan..............................................................................................................................14

B.

Penutup....................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................16

3

BAB I
PENDAHULUAN
Seiring berjalannya waktu, di dalam kehidupan sehari-sehari ada banyaknya
perubahan yang terjadi di masyarakat. Baik perubahan sosial maupun perubahan kebudayaan.
Budaya tersebut seakan telah mengalami metamorfosa yang awalnya bersifat budaya
tradisional berubah menjadi budaya modern (budaya massa – budaya popular).

Perubahan sosial terjadi ketika ada kesediaan anggota masyarakat untuk

meninggalkan unsur – unsur budaya dan sistem sosial lama dan mulai beralih menggunakan
unsur – unsur budayadan sistem sosial yang baru. Perubahan sosial dipandang sebagai
konsep yang serbamencakup seluruh kehidupan masyarakat baik pada tingkat individual,
kelompok,masyarakat, negara, dan dunia yang mengalami perubahan.
Pada dasarnya, perubahan-perubahan sosial, terjadi karena beberapa alasan: rasa tidak
puas masyarakat terhadap keadaan yang ada; kesadaran akan kekurangan-kekurangan yang
ada dalam lingkungannya; ada usaha masyarakat untuk beradaptasi dengan keadaan baru
yang ditimbulkan oleh perkembangan dalam masyarakat; tingkat kebutuhan yang makin
bertambah; dan sikap terbuka masyarakat terhadap hal-hal baru.

4

BAB II
PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA MASSA
A. Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta
semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan
masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan polapola kehidupan, budaya, dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau
menggunakan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial yang baru.
Seiring berjalannya waktu, di dalam kehidupan sehari-sehari ada banyaknya

perubahan yang terjadi di masyarakat. Baik perubahan sosial maupun perubahan kebudayaan.
Budaya tersebut seakan telah mengalami metamorfosa yang awalnya bersifat budaya
tradisional berubah menjadi budaya modern (budaya massa – budaya popular).

Pada dasarnya, perubahan-perubahan sosial, terjadi karena beberapa alasan: rasa tidak
puas masyarakat terhadap keadaan yang ada; kesadaran akan kekurangan-kekurangan yang
ada dalam lingkungannya; ada usaha masyarakat untuk beradaptasi dengan keadaan baru
yang ditimbulkan oleh perkembangan dalam masyarakat; tingkat kebutuhan yang makin
bertambah; dan sikap terbuka masyarakat terhadap hal-hal baru.

Perubahan Pada Pola Pikir Masyarakat
Perubahan pola pikir dan sikap masyarakat menyangkut persoalan pola pikir dan
sikap masyarakat terhadap berbagai persoalan sosial dan budaya di sekitarnya yang berakibat
terhadap pemetaraan pola-pola pikir baru yang dianut oleh masyarakat sebagai sebuah sikap
yang modern. Contohnya, sikap terhadap pekerjaan bahwa konsep dan pola pikir lama
tentang pekerjaan adalah sektor formal(pegawai negeri). Jadi ada formal dan informal.
Namun, saat ini terjadi perubahan konsep dimana pekerjaan itu tidak hanya disektor formal
saja, melainkan disektor mana saja yang menghasilkan pendapatan maksimal.

5


Dalam perubahan pola pikir, budaya massa memiliki peran yang sangat penting.
Masyarakat dewasa ini cenderung lebih pragmatis dan instan dengan mengesampingkan
ideali-idealis yang ada atau ambigu dalam pilihan-pilihan hidup mereka. Suap , merupakan
imbas dari perubahan pola pikir masyarakat dimana mereka ingin serba cepat, tanpa melalui
proses-proses yang ada. Bahkan kini hampir semua birokrasi yang ada, terdapat celah untuk
suap-menyuap. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa pragmatis dan instan juga membawa
dampak positif bagi masyarakat seperti halnya dengan penggunaan telekomunikasi yang
memang pada jaman ini dibutuhkan informasi yang serba cepat.

Perubahan Pada Perilaku Masyarakat
Perubahan perilaku masyarakat menyangkut persoalan perubahan sistem-sistem
sosial, dimana masyarakat meninggalkan sistem sosial lama dan menjalankan sistem sosial
baru, seperti perubahan perilaku pengukuran kinerja suatu lembaga atau instansi. Pada sistem
lama, ukuran-ukuran inerja hanya dilihat dari dari aspek output tanpa harus mengukur sampai
dimana output dan proses itu dicapai. Namun, pada sistem sosial yang baru sebuah lembaga
atau instansi diukur sampai pada tingkat kinerja output dan proses itu, yaitu dengan
menggunakan standar sertifikasi seperti BAN-PT dan ISO.
Sikap hedonis merupakan dampak lain dari budaya massa dan budaya popular. Gaya
hidup hedonis adalah suatu pola hidup yang mencari kesenangan seperti, banyak

menghabiskan waktu diluar rumah, lebih banyak bermain, senang membeli barang-barang
yang berharga mahal. Perilaku hedonisme saat ini sudah sangat melekat pada sebagian
masyarakat Indonesia terutama masyarakat yang tinggal dikota-kota besar. Dimana perilaku
hidup seperti ini bersifat negatif karena hanya mementingkan kenikmatan, kesenangan dan
kepuasaan yang semuanya bersifat duniawi.
Media massa memiliki andil besar dalam perilaku hedonis . Saat ini kemajuan
teknologi informasi telah menawarkan berbagai macam gaya hidup kepada masyarakat
terutama kepada generasi muda/remaja. Para remaja berlomba-lomba untuk mengikuti tren
gaya hidup untuk mencapai kepuasaan pribadi yang kadang-kadang menjerumus kepada halhal yang bersifat negatif. Realita budaya yang dibentuk oleh media massa lewat K-Pop, Girl
Band, film serial, membuat khalayak Indonesia meniru gaya berpakaian pemuda pemudi dari
6

Negeri Ginseng itu. Pada akhirnya, budaya massa yang tercermin adalah, budaya masyarakat
yang hanya menjadi pengikut tren internasional.

Perubahan Budaya Materi
Perubahan budaya materi menyangkut perubahan artefak budaya yang digunakan oleh
masyarakat, seperti model pakaian, karya fotografi, karya film, teknologi dan sebagainya
yang terus berubah dari waktu ke waktu menyesuaikan kebutuhan masyarakat.
Derasnya perkembangan teknologi menciptakan budaya massa yang konsumtif.

Produsen dan vendor berlomba-lomba membuat perangkat yang memudahkan mobilitas
masyarakat. Dalam kurun enam bulan, khalayak sudah diperkenalkan dengan jenis perangkat
baru, dengan inovasi dari perangkat sebelumnya. Seperti halnya restoran cepat saji, lewat
media massa-lah produsen teknologi membentuk konsep megenai sebuah perangkat yang
indentik dengan calon pembelinya. Hal tersebut juga terjadi pada budaya materi lain seperti
fotografi, model pakaian, film, music dan sebagainya yang meluncur deras melalui media
massa.

Tahapan Trasnsisi Sosiologis
Dimulai dengan fase primitive dimana manusia hidup secara terisolir dan berpindahpindah menyesuaikan dengan alam dan sumber makanan yang tersedia. Pada fase ini manusia
hidup dalam kelompok-kelompok kecil (band) dan terpisah dengan kelompok manusia
lainnya.
Fase berikutnya adalah fase agrokultural. Pada fase ini manusia sudah bercocok
tanam karena alam mulai tidak mampu memberikan dukungan terhadap manusia, selain itu
juga karena jumlah populasi manusia yang mulai banyak. Mereka hidup secara berpindahpindah pada skala waktu yang lebih lama.
Fase tradisional dijalani oleh masyarakat dengan hidup secara menetap disuatu tempat
yang dianggap strategis untuk penyediaan berbagai kebutuhan hidup masyarakat, seperti di
pinggir sungai, di pantai dan sebagainya. Pada fase ini kita mulai mengenal kata’desa’ dimana
beberapa kelompok kecil masyarakat memilih menetap dan saling berinteraksi satu dengan
lainnya.


7

Pada fase transisi , kehidupan desa sudah sangat maju, isolasi kehidupan hampir tidak
ditemukan lagi dalam skala luas, transportasi sudah mulai lancar, penggunaan media
informasi hampir merata. Secara geografis , masyarakat ini berada di pinggiran kota dengan
pola hidup yang masih tradisional, termasuk pola pikir dan sistem sosial lama masih silih
berganti digunakan dan mengalami penyesuaian pada hal-hal baru dan inovatif. Pada fase ini
perilaku masyarakat sudah terlihat individualis.
Fase modern ditandai dengan kehidupan masyarakat sudah kosmopolitan dengan
kehidupan individual yang sangat menonjol., profesionalisme di segala bidang dan
penghargaan terhadap profesi menjadi kunci hubungan-hubungan sosial di masyarakat.
Sekularisme menjadi sangat dominan serta sistem kehidupan yang sudah mekanik , kaku, dan
hubungan-hubungannya

didasarkan

pada

kepentingan


masing-masing

masyarakat.

Pendidikan masyarakat modern relatif lebih tinggi dari masyarakat transisi. Secara
demografis, masyarakat sosial tinggal di daerah kota.
Fase postmodern adalah sebuah fase perkembangan masyarakat yang pertama dikenal
di Amerika Serikat pada akhir tahun 1980-an. Di Indonesia ciri masyarakat muncul sejak
tahun 1990-an. Masyarakat postmodern adalah masyarakat modern dengan kelebihankelebihan tertentu dimana kelebihan-kelebihan itu menciptakan pola sikap dan perilaku serta
pandangan mereka terhadap diri dan lingkungan sosial yang berbeda dari masyarakat modern
atau masyarakat sebelum itu.
Berikut ini adalah sifat-sifat yang meonjol dari masyarakat postmodern :
a. Memiliki pola hidup nomaden. kehidupan mereka yang terus bergerak dari satu tempat
ketempat yang lain menyebabkan orang sulit menemukan mereka secara ajeg termasuk
dapat mendeteksi dimana tempat tinggal menetapnya. Hal ini disebabkan karena
kesibukkan mereka dengan berbagai usaha dan bisnis, akhirnya mereka bisa saja memiliki
rumah dimana-mana di dunia ini.

8

b. Secara sosiologis mereka berada pada titik nadir. antara struktur dan agen, yaitu pada
kondisi terntentu manusia postmodern patuh pada strukturnya, namun pada sisi lain ia
mengekspresikan dirinya sebagai agen yang mereproduksi struktur atau paling tidak agen
yang melepaskan. Berdasarkan hal tersebut, maka berdasarkan pengamatan orang luar
sesungguhnya pribadi postmodern ialah pribadi yang ambivalensia atau mereka yang
ambigu dalam pilihan-pilihan hidup mereka. Namun sesungguhnya pada pribadi-pribadi
postmodern hal tersebut adalah pilihan-pilihan hidup yang demokratis dan ekspresi dari
kebebasan pribadi orang-orang kosmopolitan.

c. Manusia postmodern lebih suka menghargai privasi, dan kegemaran mereka melebihi apa
yang mereka anggap berharga dalam hidup mereka, dengan demikian kegemaran spesifik
mereka menjadi aneh-aneh dan unik-unik.

d. Kehidupan pribadi yang bebas menyebabkan orang-orang postmodern menjadi sangat
sekuler, memiliki pemahaman nilai-nilai sosial yang subjektif dan liberal sehingga
cenderung terlihat sangat mobile pada seluruh komunitas masyarakat dan agama serta
berbagai pandangan politik sekalipun

B. BUDAYA MASSA
Menurut Dennis McQuail (1994; 31), kata massa berdasarkan sejarah mempunyai dua makna,
yaitu positif dan negatif. Makna negatifnya adalah berkaitan dengan kerumunan (mob), atau orang
banyak yang tidak teratur, bebal, tidak memiliki budaya, kecakapan dan rasionalitas. Makna positif,
yaitu massa memiliki arti kekuatan dan solidaritas di kalangan kelas pekerja biasa saat mencapai
tujuan kolektif. Sedangkan menurut Burhan Bungin, massa merupakan kumpulan orang banyak yang
mengabaikan keberadaan individualitas/kesadaran diri, tidak terorganisir, komposisi dan batas
wilayah senantiasa berubah, heterogen, serta dapat dikooptasi untuk melakukan satu tindakan
(Bungin, 2006).
Menurut Blumer (1939) dalam McQuail (2002:41, secara umum pengertian massa ditandai dengan:

1. Kurang memiliki kesadaran diri,
2. Kurang memiliki identitas diri,
3. Tidak mampu bergerak secara serentak dan terorganisir untuk mencapai suatu tujuan
tertentu,
9

4. Massa ditandai oleh kompisisi yang selalu berubah dan berada dalam batas wilayah
yang selalu berubah pula,
5. Massa tidak bertindak dengan dirinya sendiri, tetapi dikooptaso untuk melakukan
suatu tindakan, dan
6. Meski anggotanya heterogen, dan dari semua lapisan sosial, massa selalu bersikap
sama dan berbuat sesuai dengan persepsi orang yang akan mengkooptasi mereka.
Budaya massa merupakan sebuah budaya yang lahir sebagai imbas perkembangan
teknologi informasi. Dengan adanya teknologi yang semakin berkembang, ideologi budaya
disalurkan melalui media massa dan perangkat pendukung lainnya. Dalam penyampaiannya ,
media massa berupaya menyesuaikan dengan khalayaknya yang heterogen dan berbagai
sosio-ekonomi, cultural dan lainnya, pada akhirnya media massa dapat membentuk
sedemikian rupa, sehingga mampu diterima oleh banyak orang. Di sisi lain, media juga sering
kali menyajikan berita , film, dan informasi lain dari berbagai negara sebagai upaya media
memberikan pilihan yang memuaskanbagi klayaknya.
Ciri-ciri dari budaya massa (Burhan Bungin,2009: 77-78) :
1. Nontradisional, yaitu umumnya komunikasi massa berkaitan erat dengan budaya
popular, acara-acara infotainment atau hiburan.
2. Budaya massa juga bersifat merakyat, tersebar di basis massa sehingga tidak merucut
di tingkat elite, namun apabila ada elite yang terlibat dalam proses ini maka itu bagian
dari basis massa itu sendiri.
3. Budaya massa juga memproduksi seperti infotainment yang merupakan produk
pemberitaan yang diperuntukan kepada massa secara meluas. Semua orang dapat
memanfaatkannya sebagai hiburan umum.
4. Budaya massa sangat berhubungan dengan budaya popular sebagai sumber budaya
massa. Budaya tradisional dapat menjadi budaya popular apabila menjadi budaya
massa.

10

5. Budaya massa yang diproduksi oleh media massa membutuhkan biaya cukup besar
karena dana yang besar harus menghasilkan keuntungan untuk kontinuitas budaya
massa itu sendiri. Oleh karena itu, budaya massa diproduksi secara komersial agar
tidak saja menjadi jaminan keberlangsungan sebuah kegiatan budaya massa namun
juga menghasilkan keuntungan bagi modal yang diinvestasikan pada kegiatan
tersebut.

6. Budaya massa juga diproduksi secara eksklusif menggunakan simbo-simbol kelas
sehingga terkesan diperuntukan kepada masyarakat modern yang homogen,
terbatas, dan tertutup. Syarat utama dari eksklusifitas budaya massa ini adalah
keterbukaan dan ketersediaan terlibat dalam perubahan budaya secara massal.
Media massa adalah institusi yang menghubungkan seluruh unsur masyarakat satu
dengan lainnya dengan memulai produk media massa yang dihasilkan. Secara spesifik
institusi media massa adalah:
1. Sebagai saluran produksi dan distribusi konten simbolis,
2. Sebagai institusi publik yang bekerja sesuai aturan yang ada,
3. Keikutsertaan baik sebagai pengirim atau penerima adalah sukarela,
4. Menggunakan standar profesional dan birokrasi, dan
5. Media sebagai perpaduan antara kebebasan dan kekuasaan.
Kehidupan masyarakat kota pada umumnya satu sama lain tidak saling mengenal dan
nteraksi-interaksi mereka didasari oleh kepentingan dan kebutuhan, sehingga media massa
telah menjadi salah satu kebutuhan dalam berinteraksi di dalam masyarakat perkotaan satu
dengan yang lainya.
Dalam media massa membutuhkan persyaratan tertentu bagi penggunanya seperti:
1. Orang harus bisa membaca, sebelum mengkonsumsi surat kabar atau majalah,

11

2. Orang harus memiliki pesawat radio atau televisi, bila akan mengikuti siarannya, atau
punya uang untuk beli karcis bila akan menonton film, dan
3. Kebiasaan memanfaatkan media ( media habit).
Dalam penyampaian berbagai produk tayangan, media massa berupaya menyesuaikan
dengan khalayaknya yang heterogen. Produk media pun pada akhirnya dibentuk sedemikian
rupa sehingga mampu diterima oleh banyak orang. Di sisi lain media juga sering kali
menyajikan berita, film, dan informasi lain dari berbagai negara sebagai upaya memberikan
pilihan.

C. BUDAYA POPULER
Menurut William kata ”pop” diambil dari kata ”populer”. Terhadap istilah ini
Williams memberikan empat makna yakni:
1. Banyak disukai orang;
2. Jenis kerja rendahan;
3. Karya yang dilakukan untuk menyenangkan orang; dan
4. Budaya yang memang dibuat oleh orang untuk dirinya sendiri.
Kemudian untuk mendefinisikan budaya pop kita perlu mengkombinasikan dua istilah
yaitu ”budaya” dan ”populer”. Kebudayaan pop terutama adalah kebudayaan yang diproduksi
secara komersial dan tidak ada alasan untuk berpikir bahwa tampaknya ia akan berubah di
masa yang akan datang.
Sedangkan menurut Ray B. Brownie budaya populer adalah budaya yang ada di dunia
ini, disekeliling mita yang meliputi sikap kita, perilaku, tindakan, makanan, pakaian,
bangunan, jalan perjalanan, hiburan, olah raga, politik, aktivitas serta bentuk dan cara
mengontrolnya. Misalnya HP, jaringan sosial dan lain-lain.
Ciri-ciri budaya populer diantaranya sebagai berikut:

12

1. Tren, sebuah budaya yang menjadi trend dan diikuti atau disukai banyak orang
berpotensi menjadi budaya populer;
2. Keseragaman bentuk, sebuah ciptaan manusia yang menjadi tren akhirnya diikuti oleh
banyak penjiplak. Karya tersebut dapat menjadi pionir bagi karya-karya lain yang
berciri sama;
3. Adaptabilitas, sebuah budaya populer mudah dinikmati dan diadopsi oleh khalayak,
hal ini mengarah pada tren;
4. Durabilitas, sebuah budaya populer akan dilihat berdasarkan durabilitas menghadapi
waktu, pionir budaya populer yang dapat mempertahankan dirinya bila pesaing yang
kemudian muncul tidak dapat menyaingi keunikan dirinya, akan bertahan-seperti
merek Coca-cola yang sudah ada berpuluh-puluh tahun; dan
5. Profitabilitas, dari sisi ekonomi, budaya populer berpotensi menghasilkan keuntungan
yang besar bagi industri yang mendukungnya.

D. Hubungan Budaya Massa Dengan Budaya Populer
Pada umumnya budaya massa dipengaruhi oleh budaya popular. Kebudayaan popular
banyak berkaitan dengan masalah keseharian yang dapat dinikmati oleh semua orang atau
kalangan orang tertentu. Seperti fashion, model rumah, perawatan tubuh dan sebagainnya.
Dalam konteks masyarakat Indonesia, hampir semua hal yang mendukung
keberlangsungan hidup manusia mengalami perkembangan dan inovasi. Dari waktu ke
waktu, selalu ada hal yang diminati oleh masyarakat. Media massa membidik kaum muda
dan kalangan menengah kebawah. Alasannya, kaum muda dan kelas sosial menengah
kebawah memiliki animo tinggi terhadap perkembangan yang terjadi di sekitarnya. Mereka
cukup aktif dalam memberikan respon, bahkan menciptakan inovasi kembali. Saat ini
masyarakat kalangan manapun bisa hadir langsung di studio televisi, memberi komentar
langsung lewat sosial media, dan lain-lain. Namun, dibalik itu semua, massa sebenarnya
pasif, karena media telah membentuk imajinasi yang dapat menyetir pikiran khalayaknya.
Budaya juga memiliki nilai yang membedakan satu budaya dengan budaya lainnya.
Budaya yang memiliki nilai tinggi dapat dibedakan dengan budaya yang memiliki nilai
13

dibawahnya. Namun dalam budaya popular ‘perangkat media massa’ seperti film, tv, buku
televisi dan jurnalistik akan menuntun perkembangan budaya pada ‘erosi nilai budaya’.
Budaya popular yang berkembang menjadi budaya massa menyebabkan perubahan
sosial pada pola pikir masyarakat, perubahan perilaku masyarakat dan perubahan budaya
materi.

BAB III
A. Kesimpulan
Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta
semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial. Dimana semua tingkat kehidupan
masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan polapola kehidupan, budaya, dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau
menggunakan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial yang baru.
Seiring berjalannya waktu, di dalam kehidupan sehari-sehari ada banyaknya
perubahan yang terjadi di masyarakat. Baik perubahan sosial maupun perubahan kebudayaan.
Budaya tersebut seakan telah mengalami metamorfosa yang awalnya bersifat budaya
tradisional berubah menjadi budaya modern (budaya massa – budaya popular).
Dalam kaitannya dengan perubahan sosial, budaya massa memiliki peranan yang
sangat besar. Budaya massa merupakan hasil dari budaya populer dan konstruksi industri.
Proses dari produksi itu sendiri kebanyakan manipulatif dan berorientasi pada profit. Budaya
massa identik dengan penurunan nilai budaya, yang tadinya heterogen, menjadi homogen.
Kritik bermunculan lantaran tidak setuju dengan pernyataan bahwa budaya massa selalu
muncul dari budaya populer yang bertujuan komersial.

14

Budaya massa baik yang bertujuan komersial maupun tidak, akan selalu menimbulkan
pengaruh kepada khalayak. Pengaruh yang ditimbulkan bisa serempak, maupun bertahap.
Misalnya, pengaruh tayangan hiburan di malam hari, membuat masyarakat meniru candaan
yang kurang pantas, yang dilontarkan oleh pembawa acara. Bisa juga, masyarakat cenderung
menjadi konsumeris, hedonis, menyukai hal praktis dan mengabaikan sebuah proses
pembelajaran.

B. Penutup
Demikian makalah ini kami buat, apabila ada salah dalam penulisan dan isi mohon
dimaafkan. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan-perbaikan ke depan
yang lebih baik lagi. Tak ada gading yang tak retak, tak ada sesuatu yang sempurna karena
sempurna hanya milik Tuhan Yang Maha Esa.

15

DAFTAR PUSTAKA


Burhan, Bungin. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media. 2007.



http://kurniatri-s-fib11.web.unair.ac.id/artikel_detail-60258 Essai%20Pengantar
%20Kajian%20Budaya%20Urban%20-BUDAYA%20MASSA%20DAN
%20BUDAYA
%20POPULER.htmlhttps://nesyachacha.wordpress.com/2014/05/18/sosiologikomunikasi_makalah-budaya-massa-dan-budaya-populer/



http://sosbud.kompasiana.com/2014/12/10/implikasi-sosial-akibat-perubahan-dalammasyarakat-696299.html



https://wiraariyo.wordpress.com/2012/11/14/budaya-hedonisme/

16