TUGAS IDE IDE POL docx

TUGAS IDE-IDE POLITIK

MUHAMMAD REZA FAUZAN
151120082

Sebagaimana yang telah diungkapkan tentang definisi ideologi dan ideologi yang dianut oleh
manusia, dapat kita tarik suatu kesimpulan bahwa ideologi adalah suatu tema yang merupakan pokok
perhatian manusia, merupakan dasar semua prilaku manusia dan menentukan bentuk pilihan manusia,
merupakan tujuan segala usaha dan upaya manusia, dan merupakan penjelas kedudukan manusia di alam
eksistensi ini, minimal kehidupannya di alam materi, serta merupakan tolok ukur bagi nilai-nilai dan
keutamaan kehidupan.
Di sini perlu diperhatikan poin penting bahwa tolok ukur mengenal ideologi manusia ialah melihat
apa yang menjadi titik tekan dan perhatian mendasar dari kehidupannya dan dasar motivasi segala prilaku
dan tindakannya. Yakni manusia ini dengan motivasi, dasar, dan tujuan apa ia melakukan perbuatan
tersebut, jadi apa saja tujuan dan motivasi segala tindakan dan prilaku manusia tidak lain adalah ideologi
dan tujuan hidup manusia. Manusia tidak perlu menyatakan secara lahiriah mengenai ideologi dan tujuan
hidup yang dianutnya karena ideologi bukan realitas yang terucap tetapi sebuah realitas yang mendasari
seluruh perbuatan, tindakan, dan prilaku manusia.
Oleh karena itu, suatu ideologi bisa mengemban masalah-masalah tersebut di atas apabila
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Ideologi tidak hanya harus mempunyai seluruh sifat positif, bahkan mesti jauh dari segala

kekurangan dan kelemahan. Apabila kita mengamati setiap ideologi manusia, maka kita akan
jumpai beberapa dimensinya yang bermanfaat dan memiliki sisi positif, tetapi aspek-aspek
lainnya yang negatif dan mempunyai kekurangan niscaya jauh dari nilai-nilai hakiki. Sebagai
contoh, kekayaan yang berfungsi memenuhi kebutuhan-kebutuhan materi manusia merupakan hal
yang bermanfaat dan positif, namun dari dimensi bahwa dia menyebabkan terjadinya eksploitasi
alam maka mustahil dia ditempatkan sebagai suatu ideologi. Atau cintai diri dan egoisme yang
walaupun memuaskan dan berkhidmat pada kebutuhan-kebutuhan ruhani dan jasmani manusia,
namun dari aspek bahwa egoisme ini mengerahkan segala potensi manusia untuk berkonsentrasi
pada satu dimensi saja yang lantas berujung pada keterasingan manusia dari alam spiritual
malakuti dan hilangnya sifat-sifat kemanusiaan, jadi dengan realitas ini egoisme tak bisa
dijadikan sebagai suatu ideologi bagi manusia.

2. Ideologi mesti menjelaskan kedudukan manusia di alam eksistensi dan menjawab persoalanpersoalan hakiki manusia, seperti masalah asal-muasal manusia, tujuan keberadaan manusia di
alam ini, dan akhir perjalanan hidup manusia pasca kematian. Manusia senantiasa ingin
memahami secara hakiki kedudukannya di alam eksistensi, apa yang mesti dilakukan di dunia ini,
dan apa tujuan hakiki kehidupan manusia. Dan karena tak satupun ideologi yang ada dapat
menjawab secara sempurna persoalan-persoalan manusia tersebut dan hanya filsafat penciptaan
yang mampu memberikan solusi riil dan hakiki atas semua persoalan kemanusiaan tersebut,
dengan demikian filsafat penciptaan ialah ideologi yang paling sempurna yang bisa dianut
manusia.


3. Ideologi harus terkait dengan semua aspek kehidupan manusia dan menentukan bentuk hubungan
individu-individu dalam masyarakat dan mengarahkan menusia ke arah pembangunan diri,
masyarakat, dan bangsanya.

Disamping itu, ideologi dapat memberdayakan potensi-potensi yang berbeda dari setiap individu
untuk kepentingan kesempurnaan masyarakat manusia dan menegaskan bahwa setiap individuindividu manusia berhubungan satu sama lain sedemikian sehingga diumpamakan sebagai
bagian-bagian dari tubuh yang satu. Ia mengajarkan pada manusia untuk merasakan langsung
penderitaan-penderitaan orang lain dan memotivasi manusia menolong dan membantu
sesamanya. Tidak diragukan lagi bahwa sifat dan karakteristik seperti ini hanya dimiliki oleh
filsafat penciptaan, karena tidak satupun dari ideologi yang ada memiliki pengaruh universal
dalam kehidupan manusia. Sebagai contoh, bangsa yang menganut nasionalisme sebagai
ideologinya, walaupun memiliki pengaruh bagi yang manusia lainnya, namun aspek-aspek
manfaat dari ideologi ini hanya meliputi minoritas manusia yang hidup dan tinggal dalam
komunitas masyarakat tersebut.

4. Ideologi harus memiliki dimensi logis, argumentatif, rasionalitas, dan bersifat tetap dan stabil.
Dan begitu banyak realitas yang dijadikan manusia sebagai ideologi, seperti kekayaan,
kesejahteraan (welfare), suku, bangsa dan lain sebagainya, yang mungkin secara lahiriah bersifat
logis, namun apabila hal-hal ini dianalisa dalam koridor hubungan manusia dan masyarakat atau

kemashlahatan semua individu manusia maka nampak ketaklogisan dan ketidakstabilan ideologiideologi tersebut; karena bagaimana mungkin, dengan asumsi bahwa nasionalisme ditempatkan
sebagai ideologi bagi semua manusia dengan keberadaan ideologi-ideologi lain seperti kekayaan
atau hedonisme yang juga dianut oleh sebagian manusia, dapat diyakini bahwa tidak akan terjadi
benturan di antara individu-individu manusia.

5. Cita-cita dan tujuan ideologi ialah bisa dicapai oleh semua individu manusia. Dengan ungkapan
lain, puncak kesempurnaan yang dicanangkan oleh ideologi tersebut bisa diraih secara bertahap
oleh setiap individu manusia berdasarkan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Begitu
banyak ideologi yang dianut oleh manusia mustahil dicapai oleh seluruh manusia, dengan ini
menyebabkan manusia yang tidak dapat menggapainya menjadi sangat terpukul dan mengalami
gangguan kejiwaan. Misalnya manusia yang menjadikan kekayaan sebagai ideologinya dan
menempatkan uang sebagai satu-satunya nilai dan tolok ukur, apabila manusia ini tidak berhasil
meraih tujuan dan cita-cita ideologinya, maka pasti dia akan mengalami depresi kejiwaan.

6. Ideologi mesti bersifat abadi dan kekal, karena kalau manusia memilih suatu ideologi yang tidak
kekal, maka dapat dipastikan bahwa kehidupan manusia akan mengalami kemunduran dan
kehancuran. Sebagai contoh, kalau seseorang menjadikan kekayaan sebagai ideologinya, maka
dengan ketiadaan ideologi itu akan menyebabkan manusia menjadi terpuruk, jiwanya menjadi
tidak stabil, dan kehidupannya menjadi sia-sia.


Karakteristik yang dimaksud di sini adalah ciri khas yang dimiliki oleh Pancasila sebagai ideologi
negara, yang membedakannya dengan ideologi-ideologi yang lain. Karakteristik ini berhubungan engan
sikap positif bangsa Indonesia yang memiliki Pancasila. Adapun karakteristik tersebut adalah:
Pertama adalah Tuhan Yang Maha Esa. Ini berarti pengakuan bangsa Indonesia akan eksistensi
Tuhan sebagai pencipta dunia dengan segala isinya. Tuhan sebagai kausaprima. Oleh karena itu sebagai
umat yang berTuhan, adalah dengan sendirinya harus taat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kedua ialah penghargaan kepada sesama umat manusia apapun suku bangsa dan bahasanya.
Sebagai umat manusia kita adalah sama dihadapan Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sesuai dengan
Kemanusiaan yang Adil dan beradab. Adil dan beradab berarti bahwa adil adalah perlakuan yang sama
terhadap sesama manusia, dan beradab berarti perlakuan yang sama itu sesuai dengan derajat
kemanusiaan. Atas dasar perlakuan ini maka kita menghargai akan hak-hak asasi manusia seimbang
dengan kewajiban-kewajibannya. Dengan demikian harmoni antara hak dan kewajiban adalah penjelmaan
dari kemanusaiaan yang adil dan beradab. Adil dalam hal ini adalah seimbang antara hak dan kewajiban.
Dapat dikatakan hak timbul karena adanya kewajiban.
Ketiga, bangsa Indonesia menjunjung tinggi persatuan bangsa. Di dalam persatuan itulah dapat
dibina kerja sama yang harmonis. Dalam hubungan ini, maka persatuan Indonesia kita tempatkan di atas
kepentingan sendiri. Pengorbanan untuk kepentingan bangsa, lebih ditempatkan daripada pengorbanan
untuk kepentingan pribadi. Ini idak berarti kehidupan pribadi itu diingkari. Sebagai umat yang takwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, maka kehidupan pribadi adalah utama. Namun demikian tidak berarti
bahwa demi kepentingan pribadi itu kepentingan bangsa dikorbankan.

Keempat adalah bahwa kehidupan kita dalam kemasyarakatan dan bernegara berdasarkan atas
sistem demokrasi. Demokrasi yang dianut adalah demokrasi Pancasila. Hal ini sesuai dengan sila ke
empat yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh nikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
Kelima adalah Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan dalam kemakmuran adalah
cita-cita bangsa kita sejak masa lampau.Sistem pemerintahan yang kita anut bertujuan untuk tercapainya
masyarakat yang adil dan makmur. itulah sebabnya disarankan agar seluruh masyarakat kita bekerja keras
dan menghargai prestasi kerja sebagai suatu sikap hidup yang diutamakan. Demikian secara pokok
karakteristik dari Pancasila. Karakteristik yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang lain, karena
Pancasila itu merupakan suatu kesatuan,keutuhan yang saling berkaitan.