Materalitas Resiko Audit dan Stratergi A
Materalitas, Resiko Audit dan Stratergi Audit Pendahuluan
Materialitas
Materialitas adalah Besarnya suatu penghapusan atau salah saji informasi keuangan
yang, dengan memperhitungkan situasinya, menyebabkan pertimbangan yang dilakukan oleh
orang yang mengandalkan pada informasi tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh
penghapusan atau salah saji tersebut.
Dalam perencanaan suatu audit, auditor harus menetapkan materialitas pada dua tingkat
berikut ini:
1. Tingkat laporan keuangan, karena pendapat auditor atas kewajaran mencakup laporan
keuangan sebagai keseluruhan.
2. Tingkat saldo akun, karena auditor memverifikasi saldo akun dalam mencapai
kesimpulan menyeluruh atas kewajaran laporan keuangan.
Faktor yang harus dipertimbangkan dalam melakukan pertimbangan awal tentang
materialitas pada setiap tingkat dijelaskan laporan keaungan.
1. Materialitas pada tingkat laporan keuangan
2. Materialitas pada tingkat saldo akun
Hubungan Antara Materialitas dengan Bukti Audit
Materialitas merupakan satu di antara berbagai faktor yang mempengaruhi pertimbangan
auditor tentang kecukupan bukti audit. Dalam membuat generalisasi hubungan antara
materialisasi dengan bukti audit, perbedaan istilah materialitas dan saldo akun material harus
tetap diperhatikan. Semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti untuk
memperoleh keyakinan memadai bahwa saldo sediaan yang tercatat tidak disajikan salah
lebih dari Rp200.000. semakin besar atau semakin signifikan suatu saldo akun, semakin
banyak jumlah bukti yang diperlukan. Sebagai contoh, lebih banyak bukti diperlukan untuk
sediaan yang berjumlah 30% dari total aktiva dibandingkan bila sediaan hanya berjumlah
10% dari total aktiva.
Risiko Audit
Risiko audit adalah risiko bagi auditor untuk membuat kesalahan dalam memberikan
pendapat atas laporan keuangan, karena gagal mengungkap salah saji material.
Risiko Audit pada Tingkat Laporan Keuangan dan Tingkat Saldo Akun:
1) Risiko Audit Keseluruhan
Pada tahap perencanaan auditnya, auditor pertama kali harus menentukan risiko audit
keseluruhan yang direncanakan, yang merupakan besarnya risiko yang dapat ditanggung oleh
auditor dalam menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar, padahal
kenyataannya, laporan keuangan tersebut berisi salah saji material.
2) Risiko Audit Individual
Karena audit mencakup pemeriksaan terhadap akun-akun secara individual, risiko audit
keseluruhan harus dialokasikan kepaada akun-akun yang berkaitan. Risiko audit individual
perlu ditentukan untuk setiap akun karena akun tertentu seringkali sangat penting karena
besar saldonya atau frekuensi transaksi perubahan.
Strategi Audit Pendahuluan.
Tujuan utama auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan audit adalah untuk mengurangi
risiko audit hingga tingkat rendah yang sesuai untuk mendukung suatu pendapat apakah
laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam segala hal yang material.Hal ini dicapai
dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bukti berkenaan dengan asersi-asersi yang terdapat
dalam laporan keuangan manajemen.
Komponen audit pendahuluan.Dalam mengembangkan strategi audit pendahuluan untuk
asersi-asersi,auditor memspesifikasikan empat komponen sebagai berikut:
1. Tingkat risiko bawaan yang dinilai
2. Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk dinilai dengan
mempertimbangkan:
a. Luas pemahaman mengenai pengendalian intern yang diperoleh
b. Pengujian pengendalian yang dilaksanakan dalam mengukur risiko
pengendalian.
3. Tingkat prosedur analitis yang direncanakan untuk dinilai dengan
mempertimbangkan:
a. Luas pemahaman tentang bisnis dan industri yang diperoleh
b. Prosedur analitis yang akan dilaksanakan yang menyediakan bukti mengenai
penyajian wajar dari suatu asersi
4. Tingkat pengujian rincian yang direncanakan,apabila dikombinasikan dengan
prosedur lain,mengurangi risiko audit hingga tingkat rendah yang sesuai.
Tantangan dalam merencanakan strategi audit adalah bahwa model risiko bukan model
yang memiliki dua dimensi.Pilihan auditor tidak hanya bergantung pada pengendalian intern
atau untuk melakukan pengujian secara substantif.Komponen model risiko audit yang penting
lainnya melibatkan prosedur analitis.
Materialitas
Materialitas adalah Besarnya suatu penghapusan atau salah saji informasi keuangan
yang, dengan memperhitungkan situasinya, menyebabkan pertimbangan yang dilakukan oleh
orang yang mengandalkan pada informasi tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh
penghapusan atau salah saji tersebut.
Dalam perencanaan suatu audit, auditor harus menetapkan materialitas pada dua tingkat
berikut ini:
1. Tingkat laporan keuangan, karena pendapat auditor atas kewajaran mencakup laporan
keuangan sebagai keseluruhan.
2. Tingkat saldo akun, karena auditor memverifikasi saldo akun dalam mencapai
kesimpulan menyeluruh atas kewajaran laporan keuangan.
Faktor yang harus dipertimbangkan dalam melakukan pertimbangan awal tentang
materialitas pada setiap tingkat dijelaskan laporan keaungan.
1. Materialitas pada tingkat laporan keuangan
2. Materialitas pada tingkat saldo akun
Hubungan Antara Materialitas dengan Bukti Audit
Materialitas merupakan satu di antara berbagai faktor yang mempengaruhi pertimbangan
auditor tentang kecukupan bukti audit. Dalam membuat generalisasi hubungan antara
materialisasi dengan bukti audit, perbedaan istilah materialitas dan saldo akun material harus
tetap diperhatikan. Semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti untuk
memperoleh keyakinan memadai bahwa saldo sediaan yang tercatat tidak disajikan salah
lebih dari Rp200.000. semakin besar atau semakin signifikan suatu saldo akun, semakin
banyak jumlah bukti yang diperlukan. Sebagai contoh, lebih banyak bukti diperlukan untuk
sediaan yang berjumlah 30% dari total aktiva dibandingkan bila sediaan hanya berjumlah
10% dari total aktiva.
Risiko Audit
Risiko audit adalah risiko bagi auditor untuk membuat kesalahan dalam memberikan
pendapat atas laporan keuangan, karena gagal mengungkap salah saji material.
Risiko Audit pada Tingkat Laporan Keuangan dan Tingkat Saldo Akun:
1) Risiko Audit Keseluruhan
Pada tahap perencanaan auditnya, auditor pertama kali harus menentukan risiko audit
keseluruhan yang direncanakan, yang merupakan besarnya risiko yang dapat ditanggung oleh
auditor dalam menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar, padahal
kenyataannya, laporan keuangan tersebut berisi salah saji material.
2) Risiko Audit Individual
Karena audit mencakup pemeriksaan terhadap akun-akun secara individual, risiko audit
keseluruhan harus dialokasikan kepaada akun-akun yang berkaitan. Risiko audit individual
perlu ditentukan untuk setiap akun karena akun tertentu seringkali sangat penting karena
besar saldonya atau frekuensi transaksi perubahan.
Strategi Audit Pendahuluan.
Tujuan utama auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan audit adalah untuk mengurangi
risiko audit hingga tingkat rendah yang sesuai untuk mendukung suatu pendapat apakah
laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam segala hal yang material.Hal ini dicapai
dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bukti berkenaan dengan asersi-asersi yang terdapat
dalam laporan keuangan manajemen.
Komponen audit pendahuluan.Dalam mengembangkan strategi audit pendahuluan untuk
asersi-asersi,auditor memspesifikasikan empat komponen sebagai berikut:
1. Tingkat risiko bawaan yang dinilai
2. Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk dinilai dengan
mempertimbangkan:
a. Luas pemahaman mengenai pengendalian intern yang diperoleh
b. Pengujian pengendalian yang dilaksanakan dalam mengukur risiko
pengendalian.
3. Tingkat prosedur analitis yang direncanakan untuk dinilai dengan
mempertimbangkan:
a. Luas pemahaman tentang bisnis dan industri yang diperoleh
b. Prosedur analitis yang akan dilaksanakan yang menyediakan bukti mengenai
penyajian wajar dari suatu asersi
4. Tingkat pengujian rincian yang direncanakan,apabila dikombinasikan dengan
prosedur lain,mengurangi risiko audit hingga tingkat rendah yang sesuai.
Tantangan dalam merencanakan strategi audit adalah bahwa model risiko bukan model
yang memiliki dua dimensi.Pilihan auditor tidak hanya bergantung pada pengendalian intern
atau untuk melakukan pengujian secara substantif.Komponen model risiko audit yang penting
lainnya melibatkan prosedur analitis.