AYU INDRIYANI.docx (41Kb)

  

GIZI BAYI DAN BALITA

AYU INDRIYANI

  

2DE01

(31716237)

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN UNIVERSITAS

GUNADRAMA

DEPOK

  

2017

A. Prinsip Gizi Bagi Balita

  Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat. Pada masa ini otak balita ibu telah siap menghadapi berbagai stimuli seperti belajar berjalan dan berbicara lebih lancar.

  Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifatirreversible (tidak dapat pulih).

  Ada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut.

  Setelah anak berumur satu tahun menunya harus bervariasi untuk mencegah kebosanan dan diberi susu, serealia (seperti bubur beras, roti), daging, sup, sayuran dan buah-buahan. Makanan padat yang diberikan tidak perlu di blender lagi melainkan yang kasar supaya anak yang sudah mempunyai gigi dapat belajar mengunyah. Kecukupan gizi : Kkal, Protein 23 gram, 4-6 tahun → BB 18 kg, TB 108 cm, Energi 1720 Kkal, Protein 32 gram. Anak dibawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang menunjukan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita justru merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi. Bila mengalami gizi buruk balita maka perkembangan otaknya pun kurang dan itu akan berpengaruh kepada kehidupannya di usia sekolah dan pra sekolah.

  Melaksanakan pemberian makanan yang sebaik-baiknya kepada bayi dan balita yang bertujuan sebagai berikut :

1. Memberikan nutrien yang cukup untuk kebutuhan, memelihara kesehatan

  dan memulihkannya jika sakit, melaksanakan berbagai jenis aktivitas,

2. Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan menentukan makanan yang diperlukan.

  Adapun Prinsip Gizi Seimbang bagi balita :

1) Air

  Bayi yang menyusu pada ibunya masukkan air rata-rata:

  Kebutuhan (ml/kg BB/hari) I 175-200

II 150-175

  IV 120-140 2) Energi

  Menurut FAO/WHO 1971

  Umur Kebutuhan Energi (Kal/kg BB/hari) 3 bulan 120 3-5 bulan 115 6-8 bulan 110 9-11 bulan 105 Diatas 1 tahun 112 1-3 tahun 101 4-6 tahun

  91 3) Protein Umur Kebutuhan Protein (g/kg BB/hari) 6-11 bulan 3,5-2,0 1-3 tahun 2,5-2,0 4-6 Tahun 3,0

4) Lemak

  Pada masa bayi dan balita lemak masih dianggap tidak perlu dalam jumlah banyak kecuali asam lemak essensial (asam lenoleat dan arakidonat). Lemak yang mengandung asam lemak essensial bila kurang dari 0,1 % akan mengakibatkan gangguan seperti kulit bersisik, rambut mudah rontok dan hambatan pertumbuhan. Maka dianjurkan sekurang- kurangnya 1% kalori yang berasal dari asam lenoleat.

  5) Zat besi

  Biasanya anak atau bayi cenderung kekurangan/ belum terpenuhi zat besinya, oleh karenanya ada baiknya anda memberikan bayi atau anak anda dengan makanan yang mempunyai kandungan zat besi yang tinggi. Adapun makanan yang mengandung zat besi adalah makanan yang kaya akan kandungan vitamin C, vitamin C ini sendiri akan berfungsi untuk menyerap zat besi dalam tubuh.

  6) Karbohidrat

  Rekuiremen karbohidrat belum diketahui dengan pasti. Bayi yang menyusu pada ibunya mendapat 40 % kalori dari laktosa. Pada usia yang tua kalori dan hidrat arang bertambah jika bayi telah diberikan makanan lain terutama yang mengandung banyak tepung misalnya bubur susu dan nasi tim.

  7) Vitamin dan mineral Ca Fe Vit Vit Vit Vit Vit Vit A B1 B12 B6 C D 6-11 0,6 8 gr 1200 0,4 0,5 6 mg 25 400 bln gr mg mg mg mg unit 1-3 0,5 8 gr 1500 0,5 0,7 8 mg 30 th gr mg mg mg mg 4-6 0,5 10 gr 1800 0,6 0,9 9 mg 40 th gr mg mg mg mg

1. Gizi Seimbang Bagi Balita

  Seorang anak yang sehat akan tumbuh dan berkembang dengan normal. Secara fisik, anak sehat dapat dilihat dari naiknya berat badan dan tinggi badan yang teratur dan proporsional. Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam tubuh. Sehat tampak aktif, gesit dan gembira serta mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam tubuh. Meskipun kekurangan gizi bukan merupakan hal baik bagi balita, bukan berarti apabila seorang balita diberikan asupan gizi secara berlebih (misalnya memberikan berbagai pil vitamin) akan membuat tubuhnya menjadi kebal terhadap berbagai penyakit. Tubuh balita justru akan mengalami kehilangan kemampuan untuk ’membentengi’ tubuh, sehingga mempermudah masuknya penyakit.

  Sejak masa kanak-kanak, otak manusia sudah mempunyai dendrit yang berfungsi untuk mengantarkan rangsangan. Lebih banyak dendrit yang terbentuk dalam otak berarti lebih banyak sinapsis yang berkempuan dalam belajar. Jika pada puncak pembentukan dendrit gizi yang tersedia tidak cukup maka jumlah sinapsis yang terbentuk akan berkurang sehingga mengakibatkan fungsi mentalnya berkurang seperti: daya ingat dan kapasitas belajar kurang. Pada anak usia dua sampai tiga tahun mulai mendapatkan masukan gizi-gizi yang khusus, seperti seng dan vitamin A.

2. Tujuan Gizi Bagi Balita

  b. Memberikan pada ibu dan calon ibu untuk berhati-hati dalam pemilihan makanan untuk sang buah hati.

  c. Memberitahukan pada masyarakat bahwa gizi merupakan suatu

  kebutuhan yang mendesak bagi tubuh sehingga perlu dipenuhi agar tubuh menjadi sehat.

  d. Menjelaskan berbagai faktor fisiologis yang mempengaruhi keadaan gizi anak balita.

  e. Menyebutkan kebutuhan berbagai zat gizi terhadap perkembangan berbagai organ tubuh anak balita.

  f. Menjelaskan faktor di masyarakat yang dapat mempengaruhi keadaan gizi anak balita.

  g. Menjelaskan pengaruh faktor sosioekonomi orangtua pada keadaan gizi

h. Menjelaskan pengaruh faktor pendidikan orangtua pada keadaan gizi anak balita.

i. Menyebutkan masalah perkembangan tubuh pada anak balita.

B. Cara Mengelola Makanan Bagi Balita

  Pemberian makanan pada balita, sebagaimana halnya kelompok usia lain yang lebih tua, harus memenuhi kebutuhan balita itu, yang meliputi kebutuhan kalori serta kebutuhan zat-zat gizi utama yang meliputi 5 komponen dasar, yakni hidrat arang, protein, lemak, mineral dan vitamin (termasuk air dalam jumlah yang cukup). Kesemua zat gizi ini memiliki fungsi masing-masing, serta harus terdapat secara bersamaan pada suatu waktu.

  Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan makanan yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai makanan keluarga.

  Pemberntukan pola makanan perlu diterapkan sesuai pola makanan makan yang sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau dan mampu menerapkan makan yang seimbang atau sehat dalam keluarga karena anak akan meniru perilaku makan dari orang tua dan orang-orang disekelilingnya dalam keluarga.

  Makanan selingan tidak kalah pentingnya dengan apa yang diberikan pada jam diantara makanan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukup menerima porsi makan karena anak susah makan. Namun pemberian yang berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan mengganggu nafsu makannya.

  Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi lengkap yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem- arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam Fungsi makanan selingan adalah :

  1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan makanan selingan.

  2. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi, siang, dan malam).

  3. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktifitas anak pada usia balita.

  Ciri-ciri gizi buruk : a. Kurus, rambut kemerahan.

  b. Perut kadang-kadang buncit.

  c. Wajah konfase (cekung) untuk monkey fase (keriput).

  d. Cengeng.

  e. Kurang respons.

C. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan

  1. Pengaruh ibu : Kurangnya pengetahuan ibu dan keterampilan yang

  mempengaruhi gizi di bidang memasak, konsumsi anak, keragaman bahan makanan. mempengaruhi gizi, misalnya anggapan terhadap anak kecil yang suka makan ikan bisa menyebabkan cacingan.

  3. Pantangan : Pantangan terhadap makanan tertentu yang telah menjadi

  kebiasaan yang mempengaruhi gizi, misal pantangan terhadap anak yang suka makan daging yang biasanya yang terjadi di daerah pedesaan.

  4. Kesukaan yang berlebihan : Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu

  jenis makanan tertentu yang mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan. Misal kesukaan yang berlebihan terhadap coklat.

  5. Jarak kelahiran yang terlalu cepat : Jarak antara dua kelahiran yang terlalu rapat yaitu kurang dari 1 tahun.

  6. Sosial ekonomi : Tingkat penghasilan keluarga yang mempengaruhi

  status gizi kurang pada balita yang dihubungkan dengan jumlah anggota keluarga.

  7. Penyakit pada anak : Penyakit yang diderita pada anak yang menyebabkan terganggunya status gizi balita.

D. Pengaruh Status Gizi Terhadap Balita

  Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam tubuh. Kurangnya gizi yang diserap oleh tubuh mengakibatkan mudah tersrang penyakit, karena gizi memberi pengaruh yang besar terhadap kekebalan tubuh.

  Beberapa penyakit yang timbul akibat kurangnya gizi antar lain diare, disentri, gondok, busung lapar. Defisiensi Kurang Kalori Protein (KKP), Defisiensi Vit. A, Defisiensi Yodium, Anemia, Marasmus, Kwashiorkor dan beberapa penyakit lainnya.

  Gizi bukan hanya mempengaruhi kesehatan tubuh, tetapi dapat juga mempengaruhi kecerdasan. Apabila gizi yang diperlukan oleh otak tidak terpenuhi, otak akan mengalami pengaruh sehingga tidak dapat berkembang

  atus Gizi Dapat Dilihat Dari Segi :

  a) Tingkat Pendidikan Orang Tua

  Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih memahami makanan dan memiliki makanan yang baik untuk anak balita.

  b) Sosial Budaya

  Ada sebagian masyarakat yang mempunyai adat istiadat tertentu terutama tentang pemberian makanan yang boleh dan tidak boleh. Misalnya, tidak boleh makan telur jika ada luka, karena akan menyebabkan terjadinya pembusukan pada luka dan lain sebagainya. Seharusnya telur merupakan sumber gizi yang tnggi kadar protein dan baik untuk penyembuhan luka. c) Serat Makanan

  Serat baik untuk kesehatan pencernaan. Anak-anak yang diberi makanan yang berserat akan baik untuk untuk kesehatan dan pertumbuhannya.

  d) Kemudahan Cerna

  Nutrient dalam bahan makanan yang lazim tersedia biasanya mudah dicerna. Persentase nutrien yang dapat diasimilasi dalam sebagian besar bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari cukup tinggi, misalnya untuk karbohidrat 97% dan lemak 95%. Walaupun demikian beberapa faktor dapat dipengaruhi proses kemudahan cerna tersebut, diantaranya cara menyimpan, mengolah dan memasak bahan makanan, serta terdapatnya bahan senyawa lain secara bersamaan.

  e) Rasa Kenyang

  Selain terhadap kepuasan dan terpenuhnya rasa kenyang, pemberian makanan harus dapat pula memenuhi persyaratan segi kesehatan. Beberapa jenis makanan mempunyai nilai rasa kenyang yang tinggi, makanan yang berlemak. Sedangkan roti, kentang, daging tanpa lemak, ikan, sayur buah mempunyai nilai rendah.

  f) Sumber Makanan Tersedianya makanan sangat mempengaruhi status gizi seseorang.

  Semakin sulit atau jauh mendapat makanan yang mengandung gizi akan semakin sulit juga bagi seseorang untuk mendapatkan makanan yang mengandung cukup gizi atau gizi yang baik.

E. Menu Seimbang Bagi Balita

  a. Karbohidrat Seperti nasi, roti, sereal, kentang atau mie.

  b. Buah dan Sayur

  Seperti pisang, pepaya, jeruk, tomat, dan wortel. Jenis sayuran beragam c. Susu dan Produk Olahan Susu Susu pertumbuhan, produk olahan susu seperti susu dan yoghurt.

  Pastikan balita ibu mendapatkan asupan kalsium yang cukup dan konsumsi susunya.

  d. Protein Seperti ikan, susu, daging, telur, dan kacang-kacangan.

  e. Lemak dan Gula

  Seperti yang terdapat dalam minyak, santan, dan mentega, roti, dan kue juga mengandung Omega 3 dan 6 yang penting untuk perkembangan otak.

  

PENUTUP

  A. Kesimpulan

  Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat. Pada masa ini otak balita ibu telah siap menghadapi berbagai stimuli seperti belajar berjalan dan berbicara dengan lancar. Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan keseimbangan pada usia dini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut.

  Balita masih sangat rawan terhadap berbagai macam penyakit. Hal ini terjadi karena sistem kekebalan tubuhnya belum benar-benar terbentuk. Oleh karena itu anak harus diberikan asupan gizi yang cukup. Gizi tersebut akan membantu membentuk sistem kekebalan tubuh yang kuat, sehingga anak tidak mudah sakit. Untuk menyediakan gizi yang cukup bagi balita, hanya diperlukan menu sehat seimbang yang dikenal dengan nama 4 sehat 5 sempurna yang terdiri atas nasi, lauk pauk, sayuran, buah-buahan dan susu.

  B. Saran 1. Bagi para ibu agar tetap menjaga kebutuhan gizi seimbang bagi balitanya.

2. Bagi tenaga kesehatan, agar melakukan penyuluhan kepada ibu-ibu pedesaan akan perhitungannya pemenuhan gizi seimbang pada balita.

  Sebagai tenanga kesahatan kita harus bisa memberikan pengetahuan tentang gizi yang baik dan seimbang kepada para orang tua supaya orang tua bisa memberikan gizi yang cukup bagi anak-anaknnya, sehingga balita dengan gizi buruk akan semakin berkurang dan kualitas kesehatan masyarakat pun akan semakin meningkat.

  DAFTAR PUSTAKA Djaelani, Ahmad Sediotama. 2002. Ilmu 9121. Jakarta.

  Dian Rakyat Laksamana, Hendra T. 2005. Kamus Kedokteran. Jakarta : Djambatan. Emawati F . , Yuniar R , Susilawati , Herman . 2000 . Kebutuhan Ibu Hamil Akan Tablet

  Besi Untuk Pencegahan Anemia . Penelitian Gizi dan Makanan . Jilid 23 : 92 Libuae P . Perbaikan Gizi Anak Sekolah Sebagai Investasi SDM . dalam Kompas 9 September 2002 .

  Santosa, Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta. Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.