URGENSI BERZAKAT MELALUI AMIL DALAM PANDANGAN ILMU EKONOMI ISLAM Widi Nopiardo

URGENSI BERZAKAT MELALUI AMIL DALAM PANDANGAN ILMU EKONOMI ISLAM

Widi Nopiardo

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Batusangkar Jl. Jenderal Sudirman No. 137, Lima Kaum Batusangkar e-mail: [email protected]

Abstract: Zakat (Divine Tax) is the only worship in Islam where the person responsible for collecting the Zakat

mentioned in the Quran. This person is called amil (collector). Therefore, the legal basis for the amil is obviously stated in the Quran and the Sunnah. Even, the prophet pbuh and the companions have shown how to pay zakat through the amil. There must be no doubts paying zakat through amil. However, some phenomena show that the zakat that is paid directly by the tax payer (muzaki) to those who deserve to have it (mustahik). Those phenomena leave a very serious question: whether the receivers are truly mustahik. This is quite reasonable since most of the muzaki distribute their own zakat to their own relatives while many others in their neighborhood deserve to receive more than the others due to their economic conditions.

Kata kunci: urgensi, zakat, amil

PENDAHULUAN

jangka sangat pendek, harapan untuk mewujudkan mustahik menjadi muzaki

T akan sulit tercapai. Adapun tujuan jangka

idak bisa dipungkiri bahwa selama

ini pemahaman yang berkembang di tengah masyarakat adalah bahwa ibadah panjang yang ingin dicapai di mana tidak

terlepas dari kajian ilmu ekonomi Islam, zakat itu lebih utama dan lebih baik

yaitu memenuhi kebutuhan hidup dan apabila muzaki atau wajib zakat,

meningkatkan daya tahan perekonomian menyalurkan langsung zakatnya kepada

mustahik, bahkan mentransformasi mereka dari para mustahik, tanpa melalui perantara

mustahik menjadi muzaki. amil. Dengan pemahaman seperti ini,

Pentingnya berzakat melalui amil maka praktek mendistribusikan zakat

dalam hal ini seperti BAZNAS dan LAZ berupa uang kepada para mustahik yang

agaknya sejalan dengan visi zakat untuk mengantri, masih dapat kita saksikan.

kesejahteraan umat, di mana zakat merupakan Kendati menyalurkan zakat langsung ke

instrumen keuangan dalam ilmu ekonomi mustahik tidak dilarang, namun misi

Islam.

zakat untuk mengentaskan kemiskinan Untuk mengkaji urgensi berzakat dipastikan akan sulit terwujud. Juga

melalui amil dalam pandangan ilmu dari sisi kemanusiaan, praktek tersebut

ekonomi Islam akan dijelaskan tentang kurang manusiawi dan cenderung

konsep zakat, konsep amil, dan urgensi merendahkan harkat dan martabat mustahik.

berzakat melalui amil dalam pandangan Dengan pola seperti ini, maka dampak

ilmu ekonomi Islam.

dari penyaluran zakat hanya akan bersifat

86 ║ Jurnal Ilmiah Syari‘ah, Volume 15, Nomor 1, Januari-Juni 2016

METODE PENELITIAN

Ada pendapat beberapa ulama mengenai Jenis penelitian ini adalah penelitian

pengertian zakat, yaitu (Wahbah Al Zuhayly, normatif menggunakan analisis kualitatif

1995: 83-84):

yakni dengan menjelaskan data-data yang

1. Menurut mazhab Maliki, definisi zakat

ada dengan kata-kata atau pernyataan bukan adalah “mengeluarkan sebagian yang

dengan angka-angka. Dan menggunakan khusus dari harta yang khusus pula yang telah mencapai nisab (batas kuantitas

pendekatan konsep (conceptual approach) yang mewajibkan zakat) kepada orang-

tentang urgensi berzakat melalui amil orang yang berhak menerimanya

melalui penelitian perpustakaan ataupun (m u stahi q )ny a. De ng an cat at an,

studi dokumen disebabkan penelitian ini kepemilikan itu penuh dan mencapai

lebih banyak dilakukan terhadap data haul (setahun), bukan barang tambang

yang bersifat sekunder Adapun jenis data dalam penelitian dan bukan pertanian.” ini adalah data sekunder, yaitu data dari

2. Menurut mazhab Hanafi, zakat adalah

buku-buku, media internet, dokumen “menjadikan sebagian harta yang

BAZNAS, dan penelitian terdahulu yang khusus dari harta yang khusus sebagai mengkaji tentang zakat melalui amil.

milik orang yang khusus, yang Sedangkan teknik pengumpulan

ditentukan oleh syari’at karena Allah Swt

data, yaitu dengan menelaah buku-buku,

media internet, dokumen BAZNAS, dan Menurut mazhab Syafi’i, zakat adalah sebuah ungkapan untuk keluarnya harta

penelitian terdahulu. atau tubuh sesuai dengan cara khusus.

Teknik analisis data, yaitu dengan

menggunakan data kualitatif dengan Menurut mazhab Hambali, zakat adalah hak yang wajib (dikeluarkan) dari harta

metode analisis dan kajian normatif berdasarkan sumber-sumber tertulis yang

yang khusus untuk kelompok yang khusus pula . ada.

Menurut istilah ekonomi, zakat merupakan tindakan pemindahan kekayaan

PEMBAHASAN

dari golongan kaya kepada golongan

Konsep Zakat

tidak punya (Adiwarman Karim, 2001: 32). Salah satu ajaran penting yang

Definisi Zakat

terdapat dalam agama Islam adalah urgensi Secara etimologis, zakat berasal dari

zakat kaitannya dengan pengentasan kata dasar bahasa Arab zaka yang berarti

kemiskinan. Sebagai sebuah dinamika berkah, tumbuh, bersih, baik, dan bertambah.

keagamaan, zakat merupakan bentuk Sedangkan secara terminologis di dalam

kesaksian manusia (syahadah al-insan) fikih, zakat adalah sebutan atau nama

pada rukun Islam yang keempat di bagi sejumlah harta tertentu yang

hadapan Allah yang muaranya tertuju diwajibkan Allah Swt supaya diserahkan

pada dimensi kemanusiaan. kepada orang-orang yang berhak (mustahiq) oleh

Landasan Kewajiban Zakat

orang-orang yang wajib mengeluarkan zakat (muzaki) (Ambary, dkk., 1999: 224).

Zakat telah diwajibkan di Madinah pada bulan Syawal tahun kedua hijrah

Urgensi Berzakat Melalui Amil dalam Pandangan Ilmu Ekonomi Islam ║ 87

setelah kepada umat Islam diwajibkan Makanlah dari buahnya (yang bermacam- berpuasa Ramadhan.

macam itu) bila dia berbuah, dan Zakat merupakan salah satu rukun

tunaikanlah haknya di hari memetik Islam yang selalu disejajarkan dengan

hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir shalat. Inilah yang menunjukkan betapa

miskin); dan janganlah kamu berlebih- pentingnya zakat sebagai salah satu rukun

lebihan. Sesungguhnya Allah tidak Islam (Abdul Hamid Mahmud, 2006: 1).

menyukai orang yang berlebih-lebihan Dasar-dasar atau landasan kewajiban

(Q.S. al- An’am [6]: 141). mengeluarkan zakat disebutkan dalam:

4. Surat at-Taubah: 5

Landasan dalam Alquran

1. Surat al-Baqarah: 43

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang

ruku' (Q.S. al-Baqarah [2]: 43). Apabila sudah habis bulan-bulan haram itu

2. Surat at-Taubah: 103 maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan

ْمِهْيَلَع ِ لَصَو اَِبِ مِهيِ كَزُ تَو ْمُهُرِ هَطُت ًةَقَدَص ْمِِلِ َوْمَأ ْنِم ْذُخ intailah di tempat pengintaian. Jika mereka

bertaubat dan mendirikan shalat dan Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,

menunaikan zakat, maka berilah kebebasan dengan zakat itu kamu membersihkan dan

kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah mensucikan mereka dan mendoalah untuk

Maha Pengampun lagi Maha Penyayang mereka. Sesungguhnya doa kamu itu

(Q.S. at-Taubah [9]: 5) (Al-Fauzan, 2006: (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.

dan Allah Maha mendengar lagi Maha

Landasan dalam Sunnah

Mengetahui (Q.S. at-Taubah [9]: 103).

1. Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari

3. Surat al-An’am: 141 dan Muslim dari Abdullah bin Umar

ٱ Rasulullah bersabda: َلْخَّنل ٱ َو ٍت َشوُرْعَم َرْ يَغَو ٍت َشوُرْعَّم ٍت َّنَج َأَشنَأ ىِذَّل َوُهَو ٍهِب

Islam dibangun di atas lima (landasan); Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun persaksian tidak ada Ilah selain Allah dan yang berjunjung dan yang tidak sesungguhnya Muhammad utusan Allah, berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji yang bermacam-macam buahnya, zaitun

dan puasa Ramadhan (H.R. Bukhari dan delima yang serupa (bentuk dan

Nomor 7)

warnanya) dan tidak sama (rasanya).

88 ║ Jurnal Ilmiah Syari‘ah, Volume 15, Nomor 1, Januari-Juni 2016

sebagai pertolongan, namun jika pemberian dan Muslim dari Syaiban bin Farrukh

2. Hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad

itu untuk membayar agamamu, maka

tinggalkanlah. ٌدْيَلُخ اَنَ ثَّدَح ِبَهْشَْلْا وُبَأ اَنَ ثَّدَح َخوُّرَفُ نْ ب ُناَبْيَش اَنَ ثَّدَح و (H.R. Ahmad Nomor

20511 dan Muslim Nomor 1657)

ْنِم ٍرَفَ ن ِفِ ُتْنُك َلاَق ٍسْيَ ق ِنْب ِفَنْحَْلْا ْنَع ُّيِرَصَعْلا ِفِ ٍ يَكِب َنيِزِناَكْلا ْرِ شَب ُلوُقَ ي َوُهَو ٍ رَذ وُبَأ َّرَمَف ٍشْيَرُ ق dalam buku Al Ausath dan As Saghir

3. Hadis yang diriwayatkan oleh Thabrani

dari Ali

Allah Ta’ala mewajibkan zakat pada harta orang-orang kaya dari kaum muslimin

sejumlah yang dapat melapangi orang- ) ملسم دحما و هاور ( ُهْعَدَف

orang miskin di antara mereka. Fakir miskin itu tiadalah akan menderita

Dan Telah menceritakan kepada kami menghadapi kelaparan dan kesulitan

[Syaiban bin Farrukh] telah menceritakan sandang kecuali karena perbuatan golongan

kepada kami [Abul Asyhab] telah kaya, ingatlah Allah akan mengadili mereka

menceritakan kepada kami [Khulaid Al ‘Ashari] dari [Al Ahnaf bin Qais] ia nanti secara tegas dan menyiksa mereka

dengan pedih (H.R. Thabrani) (Sabiq, berkata; Saya pernah berada dalam sebuah

rombongan orang-orang Quraisy, lalu

[Abu Dzar] lewat sambil mengatakan, “Berilah kabar gembira kepada orang-orang Konsep Amil

yang menumpuk harta (dan tidak

Pengertian Amil

membayar zakatnya), bahwa mereka akan Beberapa pengertian amil sebagai disiksa dengan seterika di punggung

berikut:

mereka yang keluar dari lambung dari

1. tengkuk mereka.” Setelah itu, ia Menurut Imam Syafi’i amilun adalah orang-orang yang diangkat untuk

menyingkir dan duduk. Kemudian saya bertanya, “Siapa ini?” orang-orang pun memungut zakat dari pemilik -

menjawab, “Ini adalah Abu Dzar.” Maka pemiliknya (Asnaini, 2008: 54.). Dari pengertian tersebut maka amil ialah

aku pun mendekatinya dan bertanya , “Apa orang-orang yang bertugas mengumpulkan

ucapanmu yang baru saja aku dengar

t adi?” Abu Dzar menjawab, “Tidaklah aku

zakat.

mengatakan sesuatu tadi, kecuali aku telah Menurut Yusuf Qardhawi ‘amilun

mendengarnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi adalah semua orang yang bekerja dalam wasallam.” Kemudian aku tanyakan,

perlengkapan administrasi urusan zakat, “Bagaimana

baik urusan pengumpulan, penyimpanan, pemberian ini?” Abu Dzar menjawab,

pendapatmu

tentang

pencatatan, perhitungan maupun yang “Ambillah karena pemberian itu sekarang

mencatat keluar masuk zakat dan

Urgensi Berzakat Melalui Amil dalam Pandangan Ilmu Ekonomi Islam ║ 89

membagi pada para mustahiknya berkaitan dengan pelaksanaan zakat (Yusuf Qardhawi, terj., Salman Harun,

(Ahmad Azhar Basyir, 1997: 76.). Didin Hafidhuddin dan Hasanuddin, 2002: 545).

3. Mengenai petugas pemungutan zakat,

Hasbi memilih pendapat Abu Hanifah

dan Malik yang menyatakan bahwa Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, amilin adalah petugas yang diberi upah

dengan zakat itu kamu membersihkan dan yang diambil dari harta pungutan zakat

mensucikan mereka dan mendoalah untuk itu menurut kadar jerih payah mereka

mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (Nouruzzaman Shiddiqi, t.th.: 209).

(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.

4. Amil zakat ialah semua pihak yang dan Allah Maha mendengar lagi Maha bertindak mengerjakan yang berkaitan

Mengetahui (Q.S. at-Taubah [9]: 103). dengan pengumpulan, penyimpanan,

2. Q.S. at-Taubah [9]: 60 penjagaan, pencatatan, dan penyaluran

atau distribusi harta zakat. (Hikmat

Kurnia dan A. Hidayat, 2008: 142)

Jadi, amil zakat adalah orang-orang

yang terlibat atau ikut aktif dalam

kegiatan pelaksanaan zakat yang dimulai Sesungguhnya sedekah-sedekah (zakat) itu dari sejak mengumpulkan zakat dari hanyalah untuk orang-orang fakir, dan muzaki sampai mendistribusikannya orang-orang miskin, dan amil-amil yang

kepada mustahik. mengurusnya, dan orang-orang muallaf

Dasar Hukum Amil dalam Alquran dan

yang dijinakkan hatinya, dan untuk

Sunnah

hamba-hamba yang hendak memerdekakan dirinya, dan orang-orang yang berhutang,

Kedudukan amil sendiri juga sudah dilegalkan agama, dan bahkan merupakan

dan untuk (dibelanjakan pada) jalan Allah, kewajiban bagi pemerintah. Dan ia sendiri

dan orang -orang musafir (yang sudah punya landasan hukum yang jelas,

keputusan) dalam perjalanan. (Ketetapan beberapa di antaranya:

hukum yang demikian itu ialah) sebagai satu ketetapan (yang datangnya) dari

Dasar Hukum Amil dalam Alquran

Allah. Dan (ingatlah) Allah Maha Mengetahui,

1. Q.S. at-Taubah [9]: 130 lagi Maha Bijaksana. (Q.S. at-Taubah [9]: Amil zakat sebagai pengelola, tapi

ber hak mener ima zak at , dapat M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-

disimpulkan bahwa sejak pertama kali Mishbah menerangkan bahwa amil zakat

zakat diwajibkan, Alquran telah adalah pengelola-pengelolanya yakni yang

mengisyaratkan yang terdapat dalam surat at-Taubah ayat 103 tentang

mengumpulkan zakat, mencari, dan keharusan adanya pengelola zakat

menetapkan siapa yang wajar menerima yang berwenang untuk menentukan

lalu membagikannya. Jadi yang jelas amil kebijaksanaan-kebijaksanaan yang

zakat adalah yang melakukan pengelolaan terhadap zakat, baik mengumpulkan,

90 ║ Jurnal Ilmiah Syari‘ah, Volume 15, Nomor 1, Januari-Juni 2016

menentukan siapa yang berhak, mencari mereka yang berhak, maupun membagi

dan mengantarkannya kepada mereka (M.

Quraish Shihab, 2002: 629). Lebih lanjut M. Quraish Shihab

menguraikan bahwa kata اهيلع (‘alaiha)

dalam kalimat اهيلعانيلماعلاو (wal ‘amilina alaiha) Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam berkata, memberi kesan bahwa para pengelola itu

kepada Mu'adz bin Jabal Radhiyalahu'anhu melakukan kegiatan mereka dengan

ketika Beliau mengutusnya ke negeri sungguh-sungguh dan mengakibatkan

Yaman: "Sesungguhnya kamu akan keletihan. Ini karena kata ىلع (‘ala)

mendatangi kaum Ahlul Kitab, jika kamu mengandung makna penguasaan dan

sudah mendatangi mereka maka ajaklah kemantapan atas sesuatu. Penggunaan

mereka untuk bersaksi tidak ada Ilah yang rangkaian kedua kata itu untuk menunjuk

berhak disembah kecuali Allah dan bahwa para pengelola, memberi kesan bahwa

Muhammad adalah utusan Allah. Jika mereka berhak memperoleh bagian dari

mereka telah mentaati kamu tentang hal zakat karena dua hal. Pertama, karena

itu, maka beritahukanlah mereka bahwa upaya mereka yang berat, dan kedua

Allah mewajibkan bagi mereka shalat lima karena upaya tersebut mencakup kepentingan

waktu pada setiap hari dan malamnya. Jika sedekah (M. Quraish Shihab, 2002: 629).

mereka telah mentaati kamu tentang hal itu Allah berfirman: al-amiluna ‘alaiha

maka beritahukanlah mereka bahwa Allah (pengurus-pengurus zakat), Allah tidak

mewajibkan bagi mereka zakat yang

berfirman al-amiluna fiha (pengurus-

diambil dari kalangan orang mampu

pengurus dalam hal zakat). Firman ini

dari mereka dan dibagikan kepada

mengisyaratkan bahwa mereka memiliki kalangan yang faqir dari mereka. Jika semacam kewenangan untuk memungut

mereka mentaati kamu dalam hal itu maka janganlah kamu mengambil harta-harta

zakat dari orang-orang yang berhak terhormat mereka dan takutlah terhadap

meng eluar k an

zak at

sek alig us

doanya orang yang terzalimi karena antara mendistribusikan kepada orang yang dia dan Allah tidak ada hijab (pembatas berhak menerimanya (Muhammad bin yang menghalangi) nya". (HR Bukhari shalih al-Utsaimin, 2011: 298-299). dari Ibnu Abbas) dan Muslim juga

Dasar Hukum Amil dalam Sunnah

meriwayatkan dari Ibnu Abbas

1. Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari Hadis di atas merupakan perintah dan Muslim dari Ibnu Abbas

Nabi Muhammad Saw kepada Mu’adz

َيِح ٍلَبَج ِنْب ِذاَعُمِل َمَّلَسَو ِهْيَلَع َُّللَّا ىَّلَص َِّللَّا ُلوُسَر َلاَق bin Jabal waktu diutus ke Yaman untuk

mengambil zakat dari orang-orang kaya

ْمُهَ تْئ ِج اَذِإَف ٍباَتِك َلْهَأ اًمْوَ ق ِتِْأَتَس َكَّنِإ ِنَمَيْلا َلَِإ ُهَثَعَ ب dan akan dibagikan kepada orang-orang اًدَّمَُمُ َّنَأَو َُّللَّا َّلَِإ َهَلِإ َلَ ْنَأ اوُدَهْشَي fakir di antara mereka (Masjfuk Zuhdi, ْنَأ َلَِإ ْمُهُعْداَف

1997: 258.) Yang dijadikan dalil dari hadits

ْدَق ََّللَّا َّنَأ ْمُهِْبِْخَأَف َكِلَذِب َكَل اوُعاَطَأ ْمُه ْنِإَف َِّللَّا ُلوُسَر tersebut adalah kalimat “tu’khodzu min

aghniyaa ihim ” dan “fa turaddu ‘ala fuqara

ihim ْمُه ْنِإَف ٍةَلْ يَلَو ٍمْوَ ي ِ لُك ِفِ ٍتاَوَلَص َسَْخَ ْمِهْيَلَع َضَرَ ف ”. Walaupun bentuk kalimatnya

Urgensi Berzakat Melalui Amil dalam Pandangan Ilmu Ekonomi Islam ║ 91

merupakan kalam khabar (kalimat berita biasa), dan juga mabni majhul, tapi

maknanya sangat jelas menandaskan

bahwa zakat itu harus dipungut oleh pemimpin. Dan kemudian harus dibagikan

kepada orang-orang yang fakir di antara

menceritakan kepada kami mereka (Abdul Bari Shoim, 1978: 82)

Telah

[Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan

2. Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari kepada kami [Laits] dari [Bukair] dari dan Muslim dari Abi Humaid Al-

[Busr bin Sa'id] dari [Ibnu As Sa'idi Al Saa’idy

Maliki] bahwa ia berkata; [Umar bin Al Khaththab] pernah menugaskanku sebagai amil zakat. Setelah tugas itu selesai ku

ِدْسَْلْا ْنِم ًلَُجَر َمَّلَسَو ِهْيَلَع َُّللَّا ىَّلَص َِّللَّا ُلوُسَر َلَمْعَ تْسا َءاَج اَّمَلَ ف ِةَّيِبْتُّللا َنْبا ىَعْدُي ٍمْيَلُس ِنَِب ِتاَقَدَص ىَلَع laksanakan, dan hasil zakat yang ku

kumpulkan telah ku serahkan kepadanya,

ُه maka Umar menyuruhku mengambil َبَساَح

bagian amil untukku. Lalu jawabku, "Aku Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam

bekerja karena Allah, karena itu upahku memperkerjakan seorang laki-laki untuk

pun kuserahkan kepada Allah." Umar mengurus zakat Bani Sulaim yang dikenal

berkata, "Ambillah apa yang diberikan dengan sebutan Ibnu Al Latbiyah. Ketika

kepadamu itu, sesungguhnya aku pernah orang itu kembali, Beliau memberinya

pula bertugas pada masa Rasulullah (upah dari bagian zakat) (HR Bukhari

Shallallahu 'Alaihi Wasallam sebagai amil dari Abi Humaid Al- Saa’idy) Muslim

zakat. Aku menolak pemberian itu seraya juga meriwayatkan dari Abi Humaid

menjawab seperti jawabanmu pula. Maka Al- Saa’idy.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pun bersabda: 'Apabila kamu diberi orang

3. Hadis yang diriwayatkan oleh Muslim suatu pemberian tanpa kamu minta, dari seorang Tabi’in yang bernama

makanlah atau sedekahkanlah.'" Dan telah Ibnu Al- Sa’di

menceritakan kepadaku [Harun bin Sa'id

ِنْب ِر Al Aili] telah menceritakan kepada kami ْسُب ْنَع ٍْيَْكُب ْنَع ٌثْيَل اَنَ ثَّدَح ٍديِعَس ُنْب ُةَبْيَ تُ ق اَنَ ثَّدَح

[Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku

ُرَمُع ِنَِلَمْعَ تْسا َلاَق ُهَّنَأ ِ يِكِلاَمْلا ِ يِدِعاَّسلا ِنْبا ْنَع ٍديِعَس [Amru bin Harits] dari [Bukair bin Al

اَهْ نِم ُتْغَرَ ف اَّمَلَ ف ِةَقَدَّصلا ىَلَع ُهْنَع َُّللَّا َيِضَر ِباَّطَْلْا ُنْب يِرْجَأَو Khaththab] pernah menugaskanku sebagai َِِّللَّ ُتْلِمَع اََّنَِّإ ُتْلُقَ ف ٍةَلاَمُعِب ِلِ َرَمَأ ِهْيَلِإ اَهُ تْ يَّدَأَو

Asyajj] dari [Busyr bin Sa'id] dari [Ibnu Sa'di] bahwa ia berkata; [Umar bin

amil zakat. Yakni sebagaimana Hadis Laits.

ِدْهَع ىَلَع ُتْلِمَع ِ نِّإَف َتيِطْعُأ اَم ْذُخ َلاَقَ ف َِّللَّا ىَلَع (H.R. Muslim dari seorang Tabi’in

yang bernama Ibnu Al- Sa’di)

4. Hadis riwayat Imam Ahmad

92 ║ Jurnal Ilmiah Syari‘ah, Volume 15, Nomor 1, Januari-Juni 2016

Amil zakat memiliki tugas:

a. Penarikan/pengumpulan zakat yang

meliputi pendataan wajib zakat,

)دحما هاور( penentuan objek wajib zakat, besaran

nisab zakat, besaran tarif zakat, dan Riwayat dari Anas. Ra ia berkata: Datang

syarat-syarat tertentu pada masing- seseorang dari Bani Tamim kepada

masing objek wajib zakat; Rasululllah Saw, seraya berkata: Apakah

b. Pemeliharaan zakat yang meliputi

cukup bagiku ya Rasulullah jika aku inventarisasi harta, pemeliharaan, serta tunaikan zakat kepada utusanmu sehingga

pengamanan harta zakat; dan aku sudah terbebas dari kewajiban zakat

c. Pendistribusian zakat yang meliputi Allah dan Rasulullah?. Rasulullah Saw

penyaluran harta zakat agar sampai bersabda: Ya, apabila kamu tunaikan zakat

kepada mustahik zakat secara baik kamu kepada utusanku maka kamu sudah

dan benar, dan termasuk pelaporan. terbebas dari kewajiban zakat tersebut,

4. Pada dasarnya, biaya operasional kamu berhak mendapatkan pahalanya, dan

pengelolaan zakat disediakan oleh dosanya akan kembali kepada orang-orang

Pemerintah (ulil amr). yang menukar zakat tersebut. (H.R. Imam

5. Dalam hal biaya operasional tidak Ahmad)

dibiayai oleh Pemerintah, atau disediakan Pemerintah tetapi tidak mencukupi,

Fatwa MUI tentang Amil

maka biaya operasional pengelolaan Fatwa MUI Nomor 8 Tahun 2011

zakat yang menjadi tugas amil diambil tentang Amil Zakat, yaitu: (MUI, Fatwa

dari dana zakat yang merupakan MUI Nomor 8 Tahun 2011 tentang Amil

bagian amil atau dari bagian Fi Zakat, http://mui.or.id diakses pada 14

Sabilillah dalam batas kewajaran, atau Desember 2015)

diambil dari dana di luar zakat.

1. Amil zakat adalah:

6. Kegiatan untuk membangun kesadaran

a. Seseorang atau sekelompok orang berzakat – seperti iklan – dapat dibiayai yang diangkat oleh Pemerintah untuk

dari dana zakat yang menjadi bagian mengelola pelaksanaan ibadah zakat;

amil atau Fi Sabilillah dalam batas atau

kewajaran, proporsional dan sesuai

b. Seseorang atau sekelompok orang dengan kaidah syariat Islam. yang dibentuk oleh masyarakat dan

7. Amil zakat yang telah memperoleh gaji

disahkan oleh Pemerintah untuk dari negara atau lembaga swasta dalam mengelola pelaksanaan ibadah zakat. tugasnya sebagai amil tidak berhak

2. Amil zakat harus memenuhi syarat menerima bagian dari dana zakat yang sebagai berikut :

menjadi bagian amil. Sementara amil

a. Beragama Islam; zakat yang tidak memperoleh gaji dari

b. Mukallaf (berakal dan baligh); negara atau lembaga swasta berhak

c. Amanah; menerima bagian dari dana zakat yang

d. Memiliki ilmu pengetahuan tentang menjadi bagian amil sebagai imbalan hukum-hukum zakat dan hal lain

atas dasar prinsip kewajaran. yang terkait dengan tugas amil zakat. 8. Amil tidak boleh menerima hadiah dari muzaki dalam kaitan tugasnya sebagai amil.

Urgensi Berzakat Melalui Amil dalam Pandangan Ilmu Ekonomi Islam ║ 93

9. Amil tidak boleh memberi hadiah waktu dan profesional dalam kepada muzaki yang berasal dari harta

mengelola dana zakat. Tidak bisa zakat. seorang amil bekerja secara asal-asalan, apalagi muncul hanya setahun sekali

Karakteristik Amil

pada saat Ramadhan. Karena itu, Amil yang seperti apa yang

menurut ekonom Monzer Kahf, sebagai diharapkan bisa membawa misi suci

kepala negara, Rasulullah Saw. telah pembangunan zakat ini? Paling tidak ada

menugaskan 25 orang sahabat sebagai empat karakteristik yang harus dimiliki

petugas amil yang bekerja dengan amil. (Irfan Syauqi Beikh, Koran Media

penuh dedikasi.

Indonesia, 24 September 2012)

4. Amil bekerja dalam sebuah sistem yang

1. Keberadaan amil harus memiliki payung terintegrasi dan terkoordinasi dengan hukum. Sebagaimana makna tersirat

baik. Dalam hal ini UU No 23/2011 dari pengertian amil dalam fatwa MUI

tentang Pengelolaan Zakat memberikan nomor 8 Tahun 2011 tentang Amil

ruang bagi proses integrasi ini, di mana Zakat, amil harus memiliki legalitas

seluruh institusi zakat formal, baik LAZ dan kewenangan yang dijamin oleh

maupun BAZNAS daerah, berada di undang-undang atau hukum positif.

bawah koordinasi BAZNAS Pusat. Keberadaan UU No 23 tahun 2011 ini

Integrasi dan sinergi ini sangat merupakan dasar hukum bagi terbentuknya

dibutuhkan mengingat tantangan yang institusi amil yang memiliki posisi yuridis

dihadapi ke depannya semakin kompleks. yang kuat. Pemerintah Indonesia telah

Pendapat Ulama tentang Berzakat

membentuk Badan Amil Zakat Nasional

Melalui Amil

atau disingkat BAZNAS. Di samping BAZNAS juga terdapat LAZ untuk

Pendapat Ulama Mazhab tentang membantu pengelolaan zakat.

zakat yang melalui badan amil zakat:

1. Menurut Mazhab Syafi’i tugasnya. Institusi amil harus transparan,

2. Amil harus amanah dalam melaksanakan

Menurut Mazhab ini yang dijadikan akuntabel, dan dapat mempertanggungjawabkan

pilihan dalam mazhab Syafi’i, zakat kegiatannya secara terbuka kepada

boleh disalurkan melalui amil zakat publik. Program-programnya harus

yang dibentuk pemerintah (imam), jelas dan terarah, baik dari sisi

apalagi jika pemerintahan tersebut adil penghimpunan, pendistribusian, maupun

kepada rakyatnya.

pendayagunaan. Demikian pula halnya

2. Menurut Mazhab Hambali deng an aspek pelapo r an dan

Menurut Mazhab ini yang paling baik pertanggungjawaban.

menyalurkan zakat dilakukan sendiri

3. Amil harus bekerja secara profesional. oleh muzaki, namun jika tetap ingin Amil harus bekerja full time mengurus

melalui badan amil zakat tetap boleh zakat dalam artian tidak bekerja

dan sah. (Ahmad Rofiq, 2004: t.h.) sampingan dalam mengurus zakat.

3. Menurut Hanabillah, Orang-orang yang bekerja pada

Menurut Mazhab ini disunatkan para lembaga pengelola zakat, haruslah

muzaki menyerahkan zakatnya sendiri, mereka yang memiliki dedikasi dan

dengan demikian yakin betul ia, bahwa komitmen untuk bekerja secara penuh

zakatnya sampai kepada mustahiknya,

94 ║ Jurnal Ilmiah Syari‘ah, Volume 15, Nomor 1, Januari-Juni 2016

tetapi sekiranya yang menyerahkannya muzaki menyalurkan zakatnya secara kepada pemerintah, diperbolehkan juga

langsung kepada mustahik tanpa ( jaiz). melalui amil, kecuali infak dan sedekah

4. Menurut Malikiyah yang memang bebas untuk disalurkan Menurut Mazhab ini ada mempunyai

secara langsung. Praktek ini kemudian ketentuan lain, yaitu apabila imam itu

berlanjut di masa khualafur rasyidin adil (ingat, amil adalah aparat dari

(Badan Amil Zakat Nasional Kota pada imam sama dengan pemerintah),

Pematang siantar, Urgensi Zakat Via diserahkan kepada imam dan sekiranya

Amil , https: //id-id.facebook.com/ permalink. tidak adil, dapat diserahkan sendiri

php diakses pada 29 Nopember 2015). kepada mustahiknya (Fattah Santoso

Membayar zakat ke amil zakat dkk, 2004: 124).

jauh lebih utama daripada membayar langsung ke mustahik, meskipun itu sah-sah saja. Selain keutamaan-keutamaan di

URGENSI BERZAKAT MELALUI AMIL

atas, zakat memang harus dibayarkan

DALAM PANDANGAN ILMU EKONOMI

lewat amil zakat. Sebab, hal itu biasa

ISLAM

dilakukan dan dicontohkan oleh Rasulullah Paling tidak ada enam urgensi

Saw dan para sahabat sesudahnya. Di berzakat melalui amil dalam pandangan

samping itu, dalam QS At-Taubah: 60 ilmu ekonomi Islam, yaitu:

Allah Swt juga memasukkan amil atau

1. Sesuai dengan petunjuk Alquran dan petugas zakat sebagai salah satu Sunnah.

mustahik zakat. Ini berarti, memang Berzakat melalui amil sesuai

zakat itu harus ada yang mengurusnya dengan Alquran dan Sunnah sebagaimana

(Majalah Zakat Edisi Mei 2013, telah disebutkan sebelumnya pada

http://pusat.baznas.go.id/, diakses pada pembahasan dasar hukum amil dalam

01 Juni 2016).

Alquran dan Sunnah. Menyalurkan

2. Untuk mengoptimalkan tingkat kedisiplinan zakat kepada amil bagian dari

pembayar zakat.

penerapan ekonomi Islam. Dengan berzakat melalui amil Demi kemaslahatan umat maka maka muzaki terbiasa untuk teratur mengikuti praktek berzakat zaman dalam membayarkan zakat. Kedisiplinan Nabi dan sahabat merupakan suatu membayar zakat akan bisa ditingkatkan keharusan. Selama ini, yang berkembang di dengan keistiqamahan membayar zakat tengah masyarakat adalah pemahaman melalui amil. Amil bisa mengingatkan bahwa ibadah zakat itu lebih afdhal muzaki jika terlupa membayar zakat. dan lebih baik apabila muzaki, atau Salah satu prinsip ilmu ekonomi wajib zakat, menyalurkan langsung Islam bahwa seorang Muslim yang zakatnya kepada para mustahik, tanpa kekayaannya melebihi ukuran tertentu melalui perantara amil. (nisab) diwajibkan membayar zakat. Jika merujuk kepada apa yang Zakat merupakan alat distribusi sebagian telah dipraktekkan oleh Rasulullah kekayaan orang kaya, yang ditujukan Saw, maka kita akan menemukan fakta untuk orang miskin dan mereka yang sebaliknya. Yaitu, tidak pernah ada membutuhkan. Dalam diri manusia terdapat contohnya di zaman Nabi, seorang

Urgensi Berzakat Melalui Amil dalam Pandangan Ilmu Ekonomi Islam ║ 95

sifat lupa, maka untuk meminimalisir sifat k emaslahat an dal am ber zak at . lupa membayar zakat bantuan amil

Pendistribusian zakat yang secara sangat diharapkan.

langsung cenderung tidak terorganisir Pengelolaan zakat oleh lembaga

sehingga bisa menelan korban jiwa pengelola zakat, apalagi yang memiliki

dalam proses pendistribusiannya. kekuatan hukum formal, akan memiliki

Ada banyak pelajaran yang dapat beberapa keuntungan, salah satunya

diambil dari tragedi meninggalnya untuk menjamin kepastian dan disiplin

penerima zakat akibat berdesakan pembayar zakat (Hafidhuddin, 2006:

menerima zakat yang disalurkan 79).

langsung oleh muzaki.

a.

3. Sudah saatnya kembali menyalurkan Untuk menjaga perasaan rendah diri

zakat melalui amil yang amanah. para mustahik terhadap muzaki.

b. Sudah saatnya lembaga-lembaga Jika muzaki menyerahkan langsung

amil zakat yang ada di Indonesia dana zakatnya, mustahik seringkali merasa

bersatu dan memperkuat kerja sama rendah diri. Sehingga, lembaga pengelola

dan meningkatkan profesionalisme, zakat (BAZNAS atau LAZ) diharapkan

sehingga kepercayaan masyarakat menjadi perantara antara mustahik

meningkat. Kepercayaan tidak bisa dan muzaki. Mustahik atau penerima

dipaksakan, melainkan harus melalui bantuan, juga merupakan salah satu

sebuah proses pembuktian nyata. rantai dalam kehidupan sosial. Meski

c. MUI hendaknya mengeluarkan fatwa peran mustahik adalah sebagai yang

tentang berzakat melalui lembaga membutuhkan, namun bukan berarti

amil zakat.

pihak yang pantas untuk direndahkan.

d. penguatan aspek konsistensi Lembaga pengelola zakat bisa menjadi

Perlunya pemerintah pusat maupun daerah

mediator antara muzaki dengan terkait regulasi zakat utamanya

mustahik, yang salah satunya untuk dalam penerapan UU No. 23 Tahun

menjaga perasaan dan harkat mustahik. 2011 tentang pengelolaan zakat dan

Praktek membagi-bagikan uang peraturan terkait lainnya.

kepada ribuan mustahik yang mengantri, cenderung tidak menimbulkan kemaslahatan.

4. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas serta Terkadang ada korban berjatuhan

sasaran dalam pendayagunaan zakat. bahkan sampai meninggal dunia demi

Dalam Undang-undang pasal 3 mendapatkan uang puluhan ribu rupiah.

digariskan, pengelolaan zakat bertujuan: Dari sisi kemanusiaan, praktik tersebut

a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kurang manusiawi dan cenderung

pelayanan dalam pengelolaan zakat. merendahkan harkat dan martabat

b. Meningkatkan manfaat zakat untuk mustahik.

mewujudkan kesejahteraan masyarakat Dalam ilmu ekonomi Islam dituntut

dan penanggulangan kemiskinan. kegiatan ekonomi dalam kerangka

Untuk menyahuti tujuan ini berbagai kemaslahatan agar manusia bisa

program pendayagunaan zakat telah memperoleh falah. Praktik pendistribusian

diluncurkan lembaga pengelola zakat, zakat yang terorganisir oleh amil

salah satunya yang menyita perhatian adalah salah satu wujud penerapan

adalah program zakat produktif.

96 ║ Jurnal Ilmiah Syari‘ah, Volume 15, Nomor 1, Januari-Juni 2016

Dengan demikian

Dengan berzakat melalui amil zakat tidak berorientasi jangka pendek

pendistribusian

maka dana zakat yang disalurkan tetapi berorientasi jangka panjang,

kepada mustahik dapat lebih berdaya sehingga mustahik berubah menjadi

guna. Dengan berzakat melalui amil, muzaki sebagai cerminan kesejahteraan.

amil akan memperoleh dana zakat Dalam ekonomi Islam, berbagai

yang banyak. Dengan begitu, apabila jenis sumber daya dipandang sebagai

amil ing in membuat pr o gr am pemberian atau titipan Allah kepada

menyejahterakan suatu desa yang manusia. Manusia harus memanfaatkannya

mayoritasnya masyarakat miskin, program- seefisien dan seoptimal mungkin dalam

program zakat tersebut dengan mudah aktifitasnya guna memenuhi kesejahteraan

dilaksanakan.

bersama di dunia, yaitu untuk diri Nominal bantuan zakat yang dapat sendiri dan untuk orang lain. Dengan

diberikan pun akan secara otomatis pendayagunaan zakat secara optimal

lebih besar dibandingkan dengan berarti kaum muslimin berusaha

muzaki langsung mendistribusikan memanfaatkan titipan Allah Swt secara

zakatnya kepada mustahik yang banyak. efisien dan produktif. Setidaknya kita

Misalnya pada awalnya muzaki akan bisa menilik ke belakang tentang upaya

berzakat dengan nominal Rp 50.000,- yang dilakukan oleh Khalifah Umar ibn

per orang. Tetapi, kemudian dikurangi Khattab.

menjadi Rp 25.000,- setelah melihat U mar meng at ak an member i

fakta jumlah yang datang lebih banyak hendaklah mencukupi, memberi orang

dari yang direncanakan. miskin zakat tidak sekedar menutup

Kondisi tersebut menimbulkan kelaparan mereka dengan beberapa

sejumlah pertanyaan, apabila ternyata suap makanan atau melepaskan

yang datang jauh lebih besar dari itu, kesusahan mereka dengan beberapa

maka akan dikurangi menjadi berapa dirham. Seorang laki-laki datang

lagi? Dan apa yang bisa diperbuat oleh mengadukan kesusahan kepada Umar,

penerima zakat dengan uang yang kemudian Umar memberi 3 ekor unta.

hanya Rp. 25.000,- atau kurang dari itu? Pemberian itu bukan hanya sekedar

Apakah mereka semua termasuk dalam untuk menghilangkan kesusahan, sebab

ashnaf ? Ini merupakan pertanyaan unta adalah harta yang paling berguna

sebagai dasar evaluasi zakat tanpa bagi mereka pada masa itu. Umar

melalui amil.

berkata kepada para pegawainya yang Padahal jika melalui amil, maka bekerja membagikan zakat “berikanlah

program penyaluran zakat menjadi lebih sedekah itu kepada mereka walaupun

efektif karena amil akan mendapat dana salah seorang dari mereka baru dapat

yang cukup dari muzaki. Jika muzaki tercukupi dengan seratus ekor unta.

membayar zakat melalui amil zakat Atha berkata apabila seseorang

maka dana zakat yang dihimpun dapat memberikan zakat harta kepada keluarga

lebih besar.

kaum muslimin sampai mereka menjadi Dengan dana yang besar program kaya, maka hal itu lebih aku senangi ”.

untuk menyejahterakan mustahik dengan (Abu Ubaid al-Qasim, 1986: 560-561)

sk ema zak at pro duk t if dapat direalisasikan. Di Indonesia terdapat

Urgensi Berzakat Melalui Amil dalam Pandangan Ilmu Ekonomi Islam ║ 97

pengelola zakat seperti BAZNAS dan Kabupaten Tanah Datar. Melalui LAZ. Sebagai contoh dapat dilihat dari

program zakat produktif yang dinamai program yang dilakukan oleh BAZNAS

Tanah Datar Makmur .

Tabel 1. Pengumpulan dan Pendistribusian Zakat Produktif BAZNAS Kabupaten Tanah Datar Tahun 2013 s.d. 2015

No. Tahun

Total Pengumpulan

Total Pendistribusian

Zakat (Rp.)

Zakat Produktif (Rp.)

1.254.584.000,- Sumber: Dokumen BAZNAS Tanah Datar

Dari data yang disajikan pada jaminan bagi si fakir akan haknya, tabel 1 diperoleh keterangan bahwa

untuk memelihara kehormatan mereka, pada tahun 2013 pendistribusian zakat

lebih memungkinkan distribusi zakat produktif sebesar Rp. 2.795.398.000,-

y ang lebih t epat dan t idak adalah 33,21 % dari total pengumpulan.

terkonsentrasi pada sebagian orang Pada tahun 2014 pendistribusian zakat

saja. Di samping itu, ada beberapa sasaran produktif sebesar Rp. 2.522.051.000,-

zak a t y ang ber hubung an deng an adalah 28,81 % dari total pengumpulan.

kemaslahatan bersama kaum Muslimin Sedang k an pada

seperti dalam mengorganisasikan jihad fi pendistribusian zakat produktif sebesar

t ahun 2015

sabilillah dan mempersiapkan para da'i Rp. 1.254.584.000,- adalah 13,67 % dari

untuk menyampaikan risalah Islam, total pengumpulan. Dengan dana yang

sehingga baik pengumpulannya maupun besar tersebut maka BAZNAS Tanah

pendistribusiannya tidak bisa dilakukan Datar dapat membantu mustahik

secara perorangan (Al-Qaradhawi dalam dengan nominal yang agak besar

Baga, 1997: 23).

rentang Rp. 500.000,- s.d. Rp. 2.000.000,- Sistem ekonomi Islam sangat sehingga bisa menyejahterakan.

menekankan adanya suatu distribusi kekayaan dan pendapatan yang merata

5. Untuk memperlihatkan syiar Islam sebagaimana yang tercantum dalam

dalam hal pengelolaan potensi ekonomi

firman Allah Swt.,

umat. Islam adalah agama yang sangat

memper hat ik an masalah so sial

kemasyarakatan, dengan zakat yang " …supaya harta itu tidak hanya beredar di dilakukan secara berjamaah melalui

antara orang-orang kaya dari kalangan amil merupakan pelaksanaan syiar

kamu…" (Q.S. al-Hasyr [59]: 7) Islam. Dengan zakat melalui amil kita

Dengan berzakat melalui amil berharap masalah-masalah perekonomian

kecenderungan konsentrasi kekayaan dan kesenjangan sosial di tengah

pada sekelompok elite masyarakat masyarakat dapat teratasi.

dapat dihindari atau diminimalisir, Adapun rahasia di balik ditugaskannya

sehingga dapat bermuara pada zakat para amil antara lain agar terciptanya

98 ║ Jurnal Ilmiah Syari‘ah, Volume 15, Nomor 1, Januari-Juni 2016

yang mensejahterakan sekaligus mengenai calon mustahik sehingga sangat mensyiarkan Islam yang rahmatan lil

mungkin terjadi orang yang akhirnya ‘alamin.

memperoleh zakat tersebut ternyata

6. Untuk menghasilkan data muzaki dan tidak termasuk dalam ashnaf zakat mustahik yang akurat.

seperti yang telah diperintahkan dalam Data akurat diperlukan untuk

Alquran. Untuk konteks Indonesia ini menghindari kemungkinan terjadinya

penting mengingat tidak sedikit orang tumpang tindih (overlapping) dan kesalahan

yang pekerjaannya hanya mengirimkan distribusi zakat kepada yang tidak

proposal dana pada calon donator, berhak sehingga lebih menjamin

padahal orang tersebut tidaklah miskin. terciptanya pemerataan atau keadilan

Amil dituntut mempunyai database sebagaimana yang diserukan dalam

yang lengkap dan akurat. Database ilmu ekonomi Islam.

tersebut meliputi informasi tentang Jika banyak muzaki yang

muzaki dan juga mustahik. Sehingga mendistribusikannya zakatnya secara

pihak-pihak yang terkait mudah langsung namun ke mustahik yang

mengambil keputusan dengan data sama sementara mustahik lainnya tidak

yang ada.

mendapat dana zakat, ini tentu Adanya database ini sangat penting menimbulkan polemik berupa kesenjangan.

mengingat dengan inilah perjalanan Dalam ilmu ekonomi Islam diajarkan

mustahik menuju tingkat yang lebih keadilan, untuk mewujudkan keadilan

baik yaitu muzaki dapat ditelusuri dalam pendistribusian zakat diperlukan

deng an baik . I ni jug a dapat pendataan yang akurat oleh amil,

menstimulasi amil untuk membuat sehingga tidak akan terjadi overlapping.

program ekonomi pemberdayaan mustahik Dengan profesionalitas amil maka

sehingga statusnya diharapkan berubah pendistribusian zakat oleh amil dapat

menjadi muzaki.

lebih merata dan mensukseskan misi zakat sebagai penggerak ekonomi

PENUTUP

umat. Amil yang bergerak berdasarkan

Kesimpulan

SOP dapat menyeleksi calon mustahik sehingga menghindari pendistribusian

Dasar hukum berzakat melalui amil zakat kepada yang tidak berhak.

pun terdapat dalam Alquran seperti Q.S. Karena salah satu pekerjaan

at-Taubah [9]: 60 dan 130 dan beberapa utama amil mendistribusikan zakat,

Hadis Nabi. Untuk memperkuat institusi maka dengan ketersediaan waktu dan

Amil, MUI juga telah mengeluarkan fatwa dengan dukungan infrastruktur yang

Nomor 8 Tahun 2011 tentang Amil Zakat. memadai, amil akan dapat menyeleksi

Berzakat melalui amil juga didukung calon mustahik dengan tepat dan lebih

berdasarkan pendapat ulama mazhab. baik. Ini penting karena muzaki yang

Selama ini, yang berkembang di ingin menyalurkan langsung pada

tengah masyarakat adalah pemahaman mustahik pada umumnya tidak

bahwa ibadah zakat itu lebih afdhal dan mempunyai informasi yang cukup

lebih baik apabila muzaki, atau wajib

Urgensi Berzakat Melalui Amil dalam Pandangan Ilmu Ekonomi Islam ║ 99

zakat, menyalurkan langsung zakatnya Beikh, Irfan Syauqi, Koran Media Indonesia, 24 kepada para mustahik, tanpa melalui

September 2012

perantara amil. Padahal berzakat melalui Dokumen BAZNAS Tanah Datar.

amil bukanlah sesuatu yang baru karena telah dipraktekkan di zaman Rasulullah

Hafidhuddin, Didin . 2002. Zakat dalam dan Khalifah al-Rasyidin.

Perekonomian Modern . Jakarta: Gema Insani .

Saran

-------------------------------, 2006. “Dunia Para muzaki agar lebih memahami

Perzakatan di Indonesia,” dalam urgensi berzakat melalui amil. Para

Kuntarno Noor Aflah (ed), Zakat & pengelola zakat atau amil untuk terus

Peran Negara, Jakarta: Forum Zakat. bekerja secara profesional mengharap

Kurnia, Hikmat dan Hidayat, A.. 2008. Panduan ridha Allah.

Pintar Zakat Harta Berkah, Pahala Bertambah Plus Cara Tepat & Mudah Menghitung Zakat . Jakarta: Qultum

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Media.

al-Utsaimin, Muhammad bin shalih. 2011. Majalah Zakat Edisi Mei 2013,

Fiqih Zakat Kontemporer , Surakarta: http://pusat.baznas.go.id/, diakses

Al-Qowam.

pada 01 Juni 2016)

Al-Zuhayly, Wahbah. 1995. Zakat Kajian Qardhawi, Yusuf. 2002. Fiqh Zakat, edisi

Berbagai Mazhab , diterjemahkan oleh Indonesia Hukum Zakat , diterjemahkan Agus Efendi dan Bahruddin Fannany,

oleh Salman Harun, Didin Hafidhuddin Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

dan Hasanuddin, Jakarta: PT. Pustaka Ambary, Hasan Muarif, dkk. 1999.

Litera Antar Nusa dan Badan Amil Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT Ichtiar

Zakat dan Infak/ Shodaqoh DKI Baru Van Hueve, jilid 5.

Jakarta.

Asnaini, 2008. Zakat Dalam Prespektif Rofiq, Ahmad, 2004. Fiqh kontekstual. Dari Hukum Islam , Yogyakarta: Pustaka

normatif ke pemaknaan sosia l, semarang, Pelajar.

Pustaka pelajar.

Badan Amil Zakat Nasional Kota Salam, Abi Ubaid al-Qasim. 1982. Al- Pematang siantar, Urgensi Zakat Via

amwal , Dar al-Khatab al-Ilmiyah, Amil , https://id-id.facebook.com/

Beirut.

permalink.php diakses pada 29 Santoso, Fattah dkk, 2004. Studi Islam 3, Nopember 2015

Surakarta: Lembaga Studi Islam. Baga, Lukman Mohammad, 1997. Sari Penting

Shiddiqi, Nouruzzaman t.th. Fiqh Indonesia Kitab Fiqh Zakat Yusuf Al-Qardhawy,

: Penggagas dan Gagasannya , Yogyakarta: Bogor, tp.

Pusat Pelajar.

Basyir, Ahmad Azhar. 1997. Hukum Zakat, Shihab, M. Quraish. 2002 Tafsir Al-

Yogyakarta: Majelis Pustaka Pimpinan Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Pusat Muhammadiyah.

Al- Qur’an, Jakarta: Lentera Hati.

100 ║ Jurnal Ilmiah Syari‘ah, Volume 15, Nomor 1, Januari-Juni 2016

Shoim, Abdul Bari. 1978. Zakat Kita, Kendal: PT. Toko Gunung Agung, Cet. Ke- Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kendal.

10, 1997

Zuhdi, Masjfuk. 1997. Masail Fiqhiyah: Kapita Selekta Hukum Islam , Jakarta: