01 Perangkat PEDOMAN Guru Pembelajar.rar

  

GURU PEMBELAJAR

PETUNJUK TEKNIS

Program Peningkatan Kompetensi Guru

Pembelajar

  

Moda Tatap Muka

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

  2016

  

SAMBUTAN

Dalam rangka mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa dan visi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) 2025 untuk

‘menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif (Insan Kamil/Insan

Paripurna)’, tema pembangunan pendidikan nasional 2015-2019 difokuskan

pada daya saing regional pendidikan dan kebudayaan.

Rencana Strategis (Renstra) Kemdikbud 2015-2019, menjabarkan bahwa

sejalan dengan fokus tersebut, visi Kemdikbud 2019 adalah ‘Terbentuknya

Insan serta Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan yang Berkarakter dengan

Berlandaskan Gotong Royong”. Untuk mencapai visi tersebut, misi Kemdikbud

2015-2019 dikemas dalam: Mewujudkan Pelaku Pendidikan dan Kebudayaan

yang Kuat (M1); Mewujudkan Akses yang Meluas, Merata, dan Berkeadilan

(M2); Mewujudkan Pembelajaran yang Bermutu (M3); Mewujudkan Pelestarian

Kebudayaan dan Pengembangan Bahasa (M4); dan Mewujudkan Penguatan

Tata Kelola serta Peningkatan Efektivitas Birokrasi dan Pelibatan Publik (M5).

Guru dan Tenaga Kependidikan sebagai tenaga profesional mempunyai fungsi,

peran, dan kedudukan yang sangat penting dalam pencapaian visi Kemdikbud

2015-2019. Oleh karena itu, profesi guru dan tenaga kependidikan harus terus

dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat. Konsekuensi dari jabatan

guru dan tenaga kependidikan sebagai profesi, diperlukan sistem pembinaan

dan pengembangan keprofesian berkelanjutan guna mendukung peran guru dan

tenaga kependidikan sebagai insan pembelajar. Salah satu upaya pemerintah,

khususnya Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) untuk

mendukung guru dan tenaga kependidikan sebagai Insan Pembelajar adalah

mengembangkan sistem ‘Guru Pembelajar’, ‘Kepala Sekolah Pembelajar’ dan

‘Pengawas Sekolah Pembelajar’.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang mendukung

keterlaksanaan Program Peningkatan Kompetensi Guru PembelajarModa Tatap

Muka ini.

  Jakarta, Mei 2016 Direktur Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan Sumarna Surapranata, Ph.D.

  NIP 195908011985031001

KATA PENGANTAR

  

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya Petunjuk

Teknis (Juknis) pelaksanaan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar

Moda Tatap Muka oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

  

Juknis ini disusun sebagai pedoman bagi Ditjen GTK, Unit Pelaksana Teknis

(UPT), Dinas Pendidikan Propinsi dan Kabupaten/Kota, dan sekolah. Juknis ini

juga disiapkan untuk memberikan informasi kepada individu yang ditugaskan

membantu terlaksananya program ini, mencakup narasumber nasional,

instruktur nasional, dan penyelenggara program. Semua instansi dan individu

yang terlibat dalam Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajarmoda

tatap muka ini diharapkan mampu melaksanakan tugas dan perannya dengan

baik sebagaimana tertuang dalam juknis. Kami sangat berharap dan

menghargai partisipasi semua pihak terkait dalam upaya peningkatan kualitas

guru di Indonesia, yang akan bermuara pada peningkatan kualitas proses

pembelajaran di dalam kelas.

Ditjen GTK mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berkontribusi dalam penyusunan juknis ini, termasuk UPT di bawah Ditjen GTK

yang telah mengirimkan tenaga widyaiswara/PTP untuk ikut menyumbangkan

tenaga, waktu, dan pemikirannya.

  

Semoga juknis ini bermanfaat demi terselenggaranya Program Peningkatan

Kompetensi Guru PembelajarModa Tatap Muka. Terima kasih.

  Jakarta, Mei 2016 a.n. Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Sekretaris,

E. Nurzaman A.M.

  NIP. 195805081985111001

  

DAFTAR ISI

SAMBUTAN............................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR.................................................................................................iii

DAFTAR ISI............................................................................................................ iv

  

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1

A. Latar Belakang............................................................................................. 1

B. Dasar Hukum................................................................................................2

C. Tujuan.......................................................................................................... 3

D. Sasaran........................................................................................................ 3

E. Pengertian.................................................................................................... 4

BAB II PESERTA, INSTRUKTUR, DAN PENYELENGGARA..........................................5

A. Peserta......................................................................................................... 5

  1. Penetapan Peserta..................................................................................5

  2. Persyaratan Peserta................................................................................5

  

B. Instruktur Nasional.......................................................................................5

  1. Penetapan Instruktur Nasional................................................................5

  2. Persyaratan Instruktur Nasional..............................................................6

  

C. Penyelenggara.............................................................................................. 6

  

D. Mekanisme Penyelenggaraan Moda Tatap Muka..........................................7

  

BAB III STRUKTUR PROGRAM, METODE, DAN JADWAL...........................................9

A. Struktur Program.......................................................................................... 9

  1. Moda Tatap Muka Pola 60 JP....................................................................9

  2. Moda Tatap Muka Pola 100 JP..................................................................9

  

B. Pendekatan dan Metode.............................................................................10

  

C. Jadwal Pelaksanaan....................................................................................10

  1. Tatap Muka Penuh.................................................................................10

  2. Tatap Muka in-on-in...............................................................................12

  3. Tatap Muka dalam Kegiatan Kolektif Guru............................................14

BABIV PENILAIAN, PELAPORAN DAN SERTIFIKAT..................................................15

A. Penilaian..................................................................................................... 15

  

B. Pelaporan................................................................................................... 20

  

C. Sertifkat..................................................................................................... 20

BABV PENUTUP.................................................................................................... 22

  

Lampiran 1 Format Penilaian Sikap.....................................................................23

Lampiran 2 Format Penilaian Keterampilan.........................................................24

Lampiran 3 Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Mapel/Non Kejuruan...............25

Lampiran 4 Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Kejuruan.................................26

Lampiran 5 Format Penilaian Fasilitator..............................................................27

Lampiran 6 Format Penilaian Penyelenggaraan Program....................................28

  

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru sebagai pendidik pada jenjang satuan pendidikan dasar dan

  menengah memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan peserta didik sehingga menjadi determinan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Sedemikian pentingnya peranan guru dalam pendidikan diwujudkan dalam Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang mengamanatkan adanya pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagai aktualisasi dari profesi pendidik. Untuk merealisasikan amanah Undang-Undang sebagaimana dimaksud, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan program Guru Pembelajar bagi semua guru, baik yang sudah bersertifikat maupun belum bersertifikat. Untuk melaksanakan program Guru Pembelajar tersebut, telah dilakukan pemetaan kompetensi melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) di seluruh Indonesia sehingga dapat diketahui kondisi objektif guru saat ini dan kebutuhan peningkatan kompetensinya. Data guru peserta UKG tahun 2015 tercantum dalam tabel berikut.

  

Tabel 1. 1 Data Guru Peserta UKG tahun 2015

Satuan Jumlah Peserta No Pendidikan UKG

  1 TK 252.631

  2 SD 1.389.859

  3 SLB 21.287

  4 SMP 561.164

  5 SMA 254.166

  6 SMK 220.409

  Total 2.699.516

  Sumber Data : UKG 2015 Ditjen GTK Hasil UKG pada tahun 2015 menunjukkan nilai rata-rata nasional yang dicapai adalah 56,69, meningkat dibandingkan nilai rata-rata nasional dari tahun sebelumnya yaitu 47 dan sudah melampui target capaian nilai rata-rata nasional tahun 2015 yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Pendidkan dan Kebudayaan yaitu 55. Walaupun demikian hal tersebut tetap menjadi cambuk bagi pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, untuk berusaha lebih keras lagi agar dapat mengejar target yang ditetapkan pada tahun 2016 yaitu 65. Untuk itu Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan mengembangkan program peningkatan kompetensi guru berdasarkan hasil UKG 2015 yang disebut dengan program Guru Pembelajar. Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar adalah upaya peningkatan kompetensi guru yang melibatkan Pemerintah serta partisipasi publik yang meliputi pemerintah daerah, asosiasi profesi, perguruan tinggi, dunia usaha dan dunia industri, organisasi kemasyarakatan, serta orangtua siswa. Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar sebagaimana dimaksud dilaksanakan dengan menggunakan tiga moda pembelajaran, yakni tatap muka, pembelajaran dalam jaringan (daring), dan pembelajaran kombinasi antara tatap muka dengan pembelajaran dalam jaringan (daring kombinasi). Petunjuk teknis (juknis) ini disusun agar Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar khususnya Moda Tatap Muka dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, dan sesuai dengan prosedur.

  B.Dasar Hukum

  1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

  2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

  3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

  4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

  5. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 14 Tahun 2010 dan Nomor 03/V/PB/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya.

  6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

  7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.

  8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 32 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus.

  9. Peraturan Menteri Pendayaagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

  10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan.

  11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

  12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2012 tentang Uji Kompetensi Guru.

  13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.

  14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 tentangOrganisasidan Tata KerjaKementeriandanPendidikandanKebudayaan.

  15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2015 tentangOrganisasidan Tata Kerja Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

  16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

  17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015-2019.

  C. Tujuan

  Juknis ini disusun untuk digunakan sebagai acuan kerja bagi semua institusi yang akan melaksanakan Program Peningkatan Kompetensi Guru PembelajarModa Tatap Muka baik untuk guru kelas, guru mata pelajaran/paket keahlian dan guru bimbingan konseling untuk semua jenjang pendidikan.

  D.Sasaran

  Juknis ini disusun untuk digunakan oleh institusi pembina dan/atau pelaksanaProgram Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Tatap Muka, yaitu:

  1. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

  2. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

  3. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan dan Perikanan, Teknologi dan Komunikasi

  4. Dinas Pendidikan Propinsi dan Kabupaten/Kota

  5. Institusi pengembangan kompetensi guru lainnya baik di pusat maupun di daerah.

  E. Pengertian

  Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka merupakan bagian dari sistem pembelajaran, dimana terjadi interaksi secara langsung antara fasilitator dengan peserta. Interaksi pembelajaran yang terjadi dalam moda tatap muka meliputi pemberian input materi, tanya jawab, diskusi, latihan, praktik, dan/atau penilaian.

  Yang termasuk moda tatap muka adalah tatap muka penuh dalam satu blok waktu tertentu, tatap muka tidak penuh (in-on-in), dan tatap muka dalam kegiatan kolektif guru yaitu Pusat Kegiatan Gugus (PKG) untuk guru TK, Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk guru SD, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) untuk guru SMP/SMA/SMK, dan Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK).

BAB II PESERTA, INSTRUKTUR, DAN PENYELENGGARA A. Peserta Peserta Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka ini adalah guru di lingkungan Kementerian Pendidikan

  dan Kebudayaan yang memenuhi persyaratan dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang berdasarkan hasil uji kompetensi guru tahun 2015.

  1. Penetapan Peserta

  Peserta Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka ditetapkan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yaitu PPPPTK dan LPPPTK KPTK sesuai dengan jenis mata pelajaran atau paket keahlian yang diampu. Penetapan peserta Moda Tatap Muka didasarkan pada pertimbangan terhadap nilai yang dicapai guru peserta UKG tahun 2015, yang meliputi: a. Jumlah modul yang harus dipelajari sebanyak 8-10 modul.

  Artinya nilai rata-rata UKG yang belum memenuhi KCM sebanyak 8-10 modul.

  b. Semua guru yang bertugas di daerah 3T.

  c. Guru yang karena pertimbangan geografis dan/atau pertimbangan lain yang disepakati oleh otoritas terkait tidak memungkinkan untuk mengikuti Moda Daring.

  2. Persyaratan Peserta

  a. Telah ditetapkan sebagai peserta oleh penyelenggara Program Peningkatan Kompetensi Guru PembelajarModa Tatap Muka.

  b. Mendapat penugasan dari kepala sekolah.

  c. Membawa kelengkapan administrasi yang ditetapkan panitia.

B. Instruktur Nasional

1. Penetapan Instruktur Nasional

  Instruktur Nasional adalah guru yang memenuhi persyaratan sebagai instruktur nasional dan lulus dalam Pelatihan Instruktur Nasional Guru Pembelajar yang ditetapkan oleh UPT penyelenggara. Instruktur Nasional bertugas memfasilitasi terselenggaranya Program Peningkatan Kompetensi Guru

  Pembelajar Moda Tatap Muka. Dalam pelaksanaannya, widyaiswara dapat bertugas sebagai Instruktur Nasional.

  Kriteria guru sebagai Instruktur Nasional: a. Memiliki skor hasil UKG 71-100.

  b. Jumlah modul yang harus dipelajari 0-2.

  c. Lulus Pelatihan Instruktur Nasional.

2. Persyaratan Instruktur Nasional

  a. Telah ditetapkan sebagai Instruktur Nasional oleh UPT penyelenggara Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar.

  b. Mendapat penugasan dari kepala sekolah.

  c. Membawa kelengkapan administrasi yang ditetapkan panitia.

  d. Bersedia untuk bertugas secara penuh sebagai Instruktur Nasional sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

F. Penyelenggara

  1. PPPPTK Bidang Bangunan dan Listrik Medan

  2. PPPPTK Bidang Mesin dan Teknologi Industri Cimahi Bandung

  

Tabel 2. 1 Daftar Penyelenggara Program Peningkatan Kompetensi Guru

Pembelajar

No Nama Penyelenggara

  4. PPPPTK Bidang Seni dan Budaya Yogyakarta

  5. PPPPTK Bidang Pertanian Cianjur

  6. PPPPTK Bidang Bisnis dan Pariwisata Jakarta

  7. PPPPTK Ilmu Pengetahuan Alam Bandung

  8. PPPPTK Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa Bandung

  9. PPPPTK Pendidikan Jasmani dan Bimbingan Konseling Bogor

  10. PPPPTK Bahasa Jakarta

  11. PPPPTK Matematika Yogyakarta

  12. PPPPTK PKn IPS Malang

  Penyelenggara Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka adalah PPPPTK dan LPPPTKKPTK sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Tugas penyelenggara adalah mengelola program, pelaksanaan, evaluasi, pelaporan, serta sarana dan prasarana pendukungprogram. Daftar penyelenggara program disajikan pada tabel2.1 berikut ini.

  3. PPPPTK Bidang Otomotif dan Elektronika Malang

  13. LPPPTK Kelautan dan Perikanan dan Teknologi Informasi Telekomunikasi Makassar

  G.Mekanisme Penyelenggaraan Moda Tatap Muka

  Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan berkoordinasi dengan PPPPTK/LPPPTK. Mekanisme pelaksanaannya dijelaskan sebagai berikut:

  Disdik Web…..

A,B,E

  C, E Kelas, Peserta, Nilai, dll

P4TK

  Data Kelas TM

  G SimDi klat

  F Operator TM H

  Pesert a

Gambar 2. 1 Mekanisme Pelaksanaan Moda Tatap Muka

  1. Kelas dibuat oleh Disdik secara online

  a. Admin: membuat kelas, melengkapi atribut kelas (mapel, KK), mengeset pengelola (instruktur, operator, penjab kelas) b. Publikasi (kelas)

  2. Pengelolaan Peserta oleh Disdik Kab/Kota (Pengecekan ulang peserta oleh Operator Disdik)

  3. Penetapan Peserta Moda Tatap Muka dan IN oleh Operator P4TK sesuai tanggung jawab kelas

  4. Disdik melaporkan kesiapan kegiatan Tatap Muka ke P4TK terkait (manual).

  5. P4TK menyetujui dilaksanakannya kegiatan sesuai permintaan Disdik.

  6. Pencetakan dan distribusi Surat Tugas, undangan ke peserta oleh Disdik melalui SimDiklat Online. Undangan otomatis muncul di akun peserta secara daring.

  7. Download Kelas + Peserta (Simdiklat TM) oleh operator kelas P4TK

  a. Daftar kelas siap unduh  Tandai kelas yg akan di unduh  Proses unduh

  b. Setting Atribut kelas  Pejabat, panitia, tempat, tanggal

  8. Proses kegiatan Moda Tatap Muka

  a. Registrasi Peserta melalui SimDiklat TM  Peserta Tetap  Penggantian Peserta

  b. Dokumen Kegiatan  Presensi  Penilaian  Tes Akhir

  c. Laporan Tambahan:  Laporan Keuangan  Laporan Kegiatan

  9. Upload hasil kegiatan Dokumen yang diupload: kelas, peserta, presensi, nilai

BAB III STRUKTUR PROGRAM, METODE, DAN JADWAL A. Struktur Program Struktur Program Peningkatan Kompetensi Guru PembelajarModa Tatap Muka dirancang berdasarkan hasil UKG tahun 2015 dan

  1 Tes Akhir

  74 C. Penunjang

  2. Materi Profesional

  20

  1. Materi Pedagogik

  2 B Pokok

  2. Guru Pembelajar

  2

  Kebijakan Pengembangan dan Pembinaan Profesi Guru

  2. Moda Tatap Muka Pola 100 JP No Materi JP A Umum 1.

  60

  2 Total

  disusun dalam rangka meningkatkan kompetensi guru secara bertahap dan berkesinambungan. Pola Moda Tatap Muka bagi guru mata pelajaran, guru kelas SD, dan guru BKadalah 60 Jam Pelajaran (JP) @ 45 menit untuk dua kelompok kompetensi sedangkan bagi guru kejuruan produktif adalah100 JP @ 45 menit untuk satu kelompok kompetensi. Struktur Program Peningkatan Kompetensi Guru PembelajarModa Tatap Muka dirancang sebagai berikut:

  1. Moda Tatap Muka Pola 60 JP No Materi JP A Umum 1.

  4. MateriProfesional 2

  9

  3. Materi Pedagogik 2

  18

  2. Materi Profesional 1

  9

  1. Materi Pedagogik 1

  2 B Pokok

  2. Guru Pembelajar

  2

  Kebijakan Pengembangan dan Pembinaan Karir Guru

  18 C. Penunjang

  No Materi JP

  1 Tes Akhir

  2 Total

  100

  Penetapan materi pedagogik dan profesional disesuaikan dengan kelompok kompetensi yang diambil berdasarkan hasil UKG yang telah ditetapkan oleh masing-masing penyelenggara kegiatan (PPPPTK dan LPPPTK KPTK).

  Sebagai satu kesatuan dalam kurikulum sebagaimana struktur program yang disajikan pada tabel di atas, peserta akan mendapatkan:

  

N Bahan Keterangan

o.

  1. ModulPeningkatan Kompetensi Guru Hardcopy Pembelajar

  2. Bahan Tayang Softcopy

  3. Lembar Kerja Hardcopy

H. Pendekatan dan Metode

  Program Peningkatan Kompetensi Guru PembelajarModa Tatap Muka menggunakan pendekatan pembelajaran bagi orang dewasa atau andragogi yang menempatkan peserta sebagai insan pembelajar dengan segenap potensi, pengalaman, dan pengetahuannya. Berdasarkan pendekatan ini maka metode pembelajaran yang diterapkan hendaknya mampu menggali berbagai potensi, pengalaman, dan pengetahuan peserta sehingga capaian kompetensi yang diharapkan dapat terwujud. Metode pembelajaran yang dimaksud diantaranya berupa diskusi, tanya jawab, latihan, praktik, serta pemberian input materi sesuai dengan kebutuhan peserta.

I. Jadwal Pelaksanaan

  Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka dengan pola 60 JP diselenggarakan selama 6 hari jika peserta menginap atau 7 hari jika peserta tidak menginap. Sementara itu, moda tatap muka dengan pola 100 JP diselenggarakan selama 10 hari jika peserta menginap atau 11 hari jika peserta tidak menginap. Pengaturan jadwal kegiatan disesuaikan dengan alternatif moda tatap muka yang dipilih, yaitu: (1) tatap muka penuh, (2) tatap muka in-on-

  in, atau (3) tatap muka dalam kegiatan kolektif guru, sepanjang memenuhi ketuntasan materi selama 60 JP atau 100 JP.

1. Tatap Muka Penuh

  5

  2 B2 B2 B2 C1

  2 B2 B

  

2

B

  2 B2 B2 B2 B2 2. 08.15-09.00 B1 B1 B

  2 B2 B

  

2

B

  B1 B1 B

  11 1. 07.30-08.15 Re g.

  10

  9

  8

  7

  6

  

4

  a. Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka bagi guru SD/BK/Mapel non kejuruan dilakukan dengan pola 60 JP untuk mempelajari dua kelompok kompetensi dan dapat diselenggarakan selama 6 atau 7 hari. Dalam kondisi daya dukung yang tidak memungkinkan terselenggaranya kegiatan tatap muka secara penuh baik karena kondisi geografis maupun pendanaan, maka dimungkinkan dilakukan kegiatan tatap muka kurang dari 60 JP dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Tatap muka selama 3 hari, peserta menyelesaikan satu kelompok kompetensi. 2) Tatap muka selama 4 hari, peserta menyelesaikan satu kelompok kompetensi ditambah materi pengayaan. 3) Tatap muka selama 5 hari, peserta menyelesaikan dua kelompok kompetensi dengan tambahan penugasan setara dengan 10 JP. Contoh jadwal untuk pola 60 JP sebagai berikut:

  3

  2

  1

  No Waktu Hari ke …

  b. Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka bagi guru kejuruan dilakukan dengan pola 100 JP untuk mempelajari satu kelompok kompetensi dan dapat diselenggarakan selama 10 atau 11 hari. Contoh jadwal untuk pola 100 JP sebagai berikut:

  PU PA: Pembukaan, PU: Penutupan

C1*) Tes Akhir dapat dilakukan di luar jam pelatihan sesuai jadwal yang

telah ditetapkan di TUK

  7 1. 07.30-08.15 Reg. B1 B2 B2 B3 B4 B4 2. 08.15-09.00 B1 B2 B2 B3 B4 B4 3. 09.00-09.45 B1 B2 B2 B3 B4 B4 09.45-10.00 PA 4. 10.00-10.45 A1 B1 B2 B2 B3 B4 B4 5. 10.45-11.30 A1 B1 B2 B2 B3 B4 B4 6. 11.30-12.15 A2 B1 B2 B2 B3 B4 B4 12.15-13.15 7. 13.15-14.00 A2 B1 B2 B2 B3 B4 B4 8. 14.00-14.45 B1 B2 B2 B3 B4 B4 C1* 9. 14.45-15.30 B1 B2 B2 B3 B4 B4 C1* 1 15.30-16.15

  6

  5

  4

  3

  

2

  1

  N o Waktu Hari ke …

  • 3. 09.00-09.45 B1 B1 B B B2 B B2 B2 B2 C1

  2

  2 2 * 09.45-10.00 PA 4. 10.00-10.45 A1 B1 B1 B

  Opsi ini sangat efektif apabila terdapat jumlah kelas yang banyak dalam lokasi yang sama atau berdekatan. Misalnya terdapat 5 kelas dalam lokasi yang sama atau berdekatan:

  Dalam opsi ini, tatap muka dilakukan pada periode in-1 selama 2 hari (yaitu TM1 dn TM2) dan pada periode in-2 selama 1 hari (yaitu TM3). Apabila secara keseluruhan pembelajaran dilakukan selama 6 hari, periode onketika peserta melaksanakan belajar secara mandiri berlangsung selama 3 hari (atau M1,M2, dan M3).

  on, misalnya untuk pola 60 JP, dapat dilakukan dengan opsi: (1) 20 JP -30 JP-10 JP atau 2-3-1, dan (2) 10 JP-40 JP-10 JP atau 1-4-1.

  Tatap muka in-on-indapat dilakukan dengan berbagai variasi in dan

  2 B2 B2 B2 PA: Pembukaan, PU: Penutupan

C1*) Tes Akhir dapat dilakukan di luar jam pelatihan sesuai jadwal yang telah

ditetapkan di TUK

  2 B2 B

  2 B

  16.00-16.45 B1 B1 B2 B

  2 B2 B2 B2 15.30-16.00 10 .

  2 B2 B

  2 B

  2 B2 B2 B2 9. 14.45-15.30 B1 B1 B2 B

  2 B2 B

  2 B

  2 B2 B2 B2 8. 14.00-14.45 B1 B1 B2 B

  2 B2 B

  2 B

  2 B2 B2 B2 12.15-13.15 7. 13.15-14.00 A2 B1 B2 B

  2 B2 B

  2 B

  2 B2 B2 B2 6. 11.30-12.15 A2 B1 B1 B

  2 B2 B

  2 B

  2 B2 B2 B2 PU 5. 10.45-11.30 A1 B1 B1 B

  2 B2 B

  2 B

2. Tatap Muka in-on-in

a. Tatap Muka 2-3-1

  TM- TM- TM- Kelas -1 (40)

  M-1 M-2 M-3

  1

  2

  3 TM- TM- TM- Kelas -2 (40)

  M-1 M-2 M-3

  1

  2

  

3

TM- TM- TM- Kelas -3 (40)

  M-1 M-2 M-3

  1

  2

  3 TM- TM- TM- Kelas -4 (40)

  

M-1 M-2 M-3

  1

  2

  3 TM- TM- TM- Kelas -5 (40)

  M-1 M-2 M-3

  1

  2

  3 Dalamkondisi seperti di atas, diperlukan dua tim pelaksana yang

  meliputi tim pengajar, tim teknis, dan panitia kelas untuk menangani 5 kelas.

  1. Tim pengajar TM1 mengajar kelas-1 pada hari ke -1, kelas-2 pada hari ke-2, dan seterusnya sampai hari ke-5 pada kelas-5.

  2. Pada hari ke-6 tim TM1 berubah menjadi TM3 untuk kembali

  mengajar pada kelas-1, ke kelas-2 hari berikutnya sampai hari ke-10 pada kelas-5.

  3. Tim pengajar TM2 mengajar kelas-1 pada hari ke-1, kelas-2 pada hari ke-2, dan seterusnya sampai hari ke-5 pada kelas-5.

  Apabila jumlah total hari belajar adalah 7 hari, maka jumlah hari periode on menjadi 4, atau M1-M2-M3-M4.

  

TM-

TM- TM- Kelas -1 (40)

  M-1 M-2 M-3 M-4

  

3

  1

  2 TM- TM- TM-

M-1 M-2 M-3 M-4 Kelas -2 (40)

  1

  2

  3 TM- TM- TM- M-1 M-2 M-3 M-4 Kelas -3 (4

  1

  2

  3 TM- TM- TM-

M-1 M-2 M-3

M-4

  Kelas -4 (40)

  3

  1

  2 TM- TM- TM- M-1 M-2 M-3 M-4

  3 Kelas -5 (40)

  1

  2 Dalamkondisi seperti di atas, tetap hanya diperlukan dua tim

  pelaksana yang meliputi tim pengajar, tim teknis, dan panitia kelas untuk menangani 5 kelas, yaitu dengan cara:

  1. Tim pengajar TM1 mengajar kelas-1 pada hari ke -1, kelas-2 pada hari ke-2, dan seterusnya sampai hari ke-5 pada kelas-5.

  2. Tim pengajar TM2 mengajar kelas-1 pada hari ke-1, kelas-2 pada hari ke-2, dan seterusnya sampai hari ke-5 pada kelas-5.

  3. Pada hari ke-6 tim TM2 berubah menjadi TM3 untuk kembali

  mengajar pada kelas-1, ke kelas-2 hari berikutnya sampai hari ke-10 pada kelas-5.

b. Tatap Muka 1-4-1

  Dalam opsi ini, tatap muka dilakukan pada periode in-1 selama 1 hari (yaitu TM1) dan pada periode in-2 selama 1 hari (yaitu TM2). Apabila secara keseluruhan pembelajaran dilakukan selama 6 hari, periode on ketika peserta melaksanakan belajar secara mandiri berlangsung selama 4 hari (atau M1,M2, M3, dan M4). Opsi ini sangat efektif apabila terdapat jumlah kelas yang banyak dalam lokasi yang sama atau berdekatan. Misalnya terdapat 5 kelas dalam lokasi yang sama atau berdekatan:

TM- TM-

  M-1 M-2 M-3 M-4 Kelas -1 (40)

  1

  2 TM- TM- M-1 M-2 M-3 M-4 Kelas -2 (40)

  1

  2 TM- TM- M-1 M-2 M-3 M-4

  1

  2 Kelas -3 (40)

TM- TM-

M-1 M-2 M-3 M-4

  Kelas -4 (40)

  1

  2 TM- TM- M-1 M-2 M-3 M-4 Kelas -5 (40)

  1

  2 Dalamkondisi seperti di atas, hanya diperlukan 1 tim pelaksana

  yang meliputi tim pengajar, tim teknis, dan panitia kelas untuk menangani 5 kelas, yaitu dengan cara:

  1. Tim pengajar TM1 mengajar kelas-1 pada hari ke -1, kelas-2 pada hari ke-2, dan seterusnya sampai hari ke-5 pada kelas-5.

  2. Pada hari ke-6 tim TM1 berubah menjadi TM2 untuk kembali

  mengajar pada kelas-1, ke kelas-2 hari berikutnya sampai hari ke-10 pada kelas-5.

  Catatan untuk pemilihan alternatif moda tatap muka:

  1. Pemilihan opsi 2-3-1 dapat menggantikan moda daring

  kombinasi, yaitu untuk guru yang membutuhkan 6-7 modul Guru Pembelajar.

  2. Pemilihan opsi 1-4-1 dapat menggantikan moda daring,

3. Tatap Muka dalam Kegiatan Kolektif Guru

  Tatap muka dalam kegiatankolektif guru (KKG/MGMP/MGBK) yaitu peserta berinteraksi dengan fasilitator untuk mempelajari modul yang telah ditentukan secara terjadwal, terstruktur, dan dilaksanakan di dalam beberapa blok waktu tertentu sebagaimana program yang disusun dalam pertemuan kegiatan kolektif guru di Pusat Belajar (PB).

  Penyelenggaraan peningkatan kompetensi guru pembelajarmelalui kegiatan kolektif guru dan mendapatkan dana bantuan langsung dari Direktorat teknis terkait diatur dalam juknis tersendiri.

  

BABIV

PENILAIAN, PELAPORAN DAN SERTIFIKAT

A. Penilaian

  Penilaianpada Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka dilakukan secara komprehensif, meliputi penilaian terhadap peserta, penilaian terhadap fasilitator, dan penilaian terhadap penyelenggaraan program.

1. Penilaian peserta

  a. Tujuan Penilaian

  Penilaian terhadap peserta bertujuan untuk mengukur kompetensi peserta melalui ketercapaian indikator kompetensi dan keberhasilan tujuan program.Penilaian dilaksanakan untuk mengukur tingkat penguasaan kompetensi sesuai dengan kelompok kompetensi yang dipelajari.

  b. Aspek Penilaian

  Aspek yang dinilai mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penilaian dilakukan melalui tes untuk aspek pengetahuan mencakup kompetensi profesional dan pedagogik, sedangkan untuk aspek sikap dan keterampilan menggunakan instrumen nontes melalui pengamatan selama kegiatan berlangsung dengan menggunakan format-format penilaian yang telah disediakan.

  c. Jenis Instrumen dan Lingkup Penilaian Peserta 1) Tes

  Tes akhir dilakukan untuk mengukur pengetahuan peserta secara menyeluruh setelah mengikuti proses pembelajaran. Penilaian menggunakan metode penilaian acuan patokan (PAP).Tes mencakup kompetensi profesional dan pedagogik pada aspek pengetahuan berdasarkan indikator pencapaian kompetensi dari setiap materisebagaimana yang tercantum dalam struktur program.

  Tes akhir dilakukan segera setelah peserta menyelesaikan kegiatan pembelajaran. Tes akhir dilakukan oleh peserta secara modular (sesuai kelompok kompetensi yang dipelajari) di Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang telah ditentukan oleh P4TK sesuai dengan mekanisme UKG.

  Penetapan TUK dapat dilakukan dengan memverifikasi TUK tahun 2015 yang sekaligus menjadi Pusat Belajar Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar.

  a) Bentuk Tes dan Jumlah soal Tes yang dikembangkan dalam bentuk pilihan ganda.

  Jumlah soal untuk menguji penguasaan materi profesional dan pedagogik dalam satu kelompok kompetensi sejumlah 30 soal dengan proporsi 10 soalkompetensi pedagogik dan 20 soal kompetensi profesional.

  b) Tempat dan Kondisi Pelaksanaan Tes Tes dilaksanakan di TUK yang telah ditetapkandalam situasi yang terbebas dari hal-hal yang mengancam reliabilitas, antara lain: (1) jarak tempat duduk; (2) penerangan lampu; (3) ketenangan suasana; (4) kesehatan peserta; (5) kerahasiaan perangkat tes; (6) ketersediaan lembar jawaban; (7) kejelasan petunjuk pengerjaan; (8) kecukupan alokasi waktu; (9) pengawasan dari penguji/panitia; dan (10) hal-hal lain yang dapat mengganggu pelaksanaan tes. Pelaksanaan tes diupayakan dalam kelompok belajar di kelas kegiatan peningkatan kompetensi guru pembelajar.

  c) Alokasi Waktu Tes memerlukan alokasi waktu selama 1 jam pelajaran atau 45 menit untuk satu kelompok kompetensi.

2) Non Test

  Non test dilakukan untuk menilai proses selama kegiatan berlangsung. Penilaian proses dilakukan di setiap materi pokok. Penilaian proses menggunakan instrumen dilengkapi dengan kriteria penilaian. Lingkup penilaian proses sebagai berikut.

  a) Penilaian Aspek Keterampilan Penilaian dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan peserta dalam mendemonstrasikan pemahaman dan penerapan pengetahuan yang diperoleh serta keterampilan yang mendukung kompetensi dan indikator.

  Aspek keterampilan menggunakan pendekatan penilaian autentik mencakup bentuk tes dan non test. Sehubungan dengan kompetensi yang diukur pada aspek keterampilan bersifat kontinyu, maka diperlukan cara untuk memudahkan penilaian kepada peserta.

  Kriteria penilaian disusun secara berjenjang dan kategorik, yakni: (1)kategori kurang sekali manakala indikator keterampilan dicapai hanya melalui proses mengamati, mencontoh, dan meniru;

  (2)kategori kurang manakala indikator keterampilan selain indikator di [1] juga dicapai melalui proses berdiskusi, berdialog, dan bertanya jawab;

  (3)kategori cukup manakala indikator keterampilan selain indikator di [1] dan [2] juga dicapai melalui proses bereksperimen, ujicoba, dan pembuktian;

  (4)kategori baik manakala indikator keterampilan selain indikator di [1], [2], dan [3] juga dicapai melalui proses kegiatan perbaikan dan koordinasi dengan beragam sumber; dan

  (5)kategori baik sekali manakala indikator keterampilan selain indikator di [1], [2], [3] dan [4] juga dicapai melalui proses kegiatan menyusun, membuat, dan menghasilkan produk secara natural. Sedangkan produk yang dinilai merupakan jenis tagihan yang dipersyaratkan esensial di setiap materi pokok.

  Penilaian aspek keterampilan dilakukan pada saat pembelajaran melalui penugasan individu dan/atau kelompok oleh narasumber/fasilitator. Komponen yang dinilai dapat berupa hasil Lembar Kerja dan/atau hasil praktik sesuai dengan kebutuhan. Kriteria penilaian ditetapkan sebagai berikut.

  Tabel 4. 1 Kriteria Penilaian, Angka dan Sebutannya Angka Sebut Kriteria

  90–100 Baik Sekali

  Indikator keterampilan dicapai melalui proses kegiatan menyusun, membuat, dan menghasilkan produk secara natural

  80–89 Baik Indikator keterampilan dicapai melalui proses kegiatan perbaikan dan koordinasi dengan beragam sumber

  70–79 Cukup Indikator keterampilan dicapai melalui proses bereksperimen, ujicoba, dan pembuktian

  60–69 Kurang Indikator keterampilan dicapai melalui proses berdiskusi, berdialog, dan bertanya jawab

  ≤59 Kurang Indikator keterampilan dicapai Sekali hanya melalui proses mengamati, mencontoh, dan meniru b) Penilaian Aspek Sikap

  Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sikap peserta dalam berbagai aspek antara lain: sikap pada saat menerima materi; sikap pada saat melaksanakan tugas individu dan kelompok; sikap terhadap fasilitator; sikap terhadap teman sejawat; dan sikap pada saat mengemukakan pendapat, bertanya, dan menjawab. Secara sederhana, aspek sikap yang dinilai hanya mengukur kerjasama, disiplin, tanggungjawab, dan keaktifan. Pengukuran terhadap aspek sikap ini dapat dilakukan melalui pengamatan sikap.

  Penilaian aspek sikap dilakukan mulai awal sampai akhir kegiatan secara terus menerus yang dilakukan oleh fasilitator pada setiap materi. Namun, untuk nilai akhir aspek sikap ditentukan di hari terakhir atau menjelang kegiatan berakhir yang merupakan kesimpulan fasilitator terhadap sikap peserta selama kegiatan dari awal sampai akhir berlangsung. Skor penilaian aspek sikap menggunakan skala 0-100 dengan kriteria nilai sebagai berikut.

  Tabel 4. 2 Nilai Sikap dan Sebutannya Nilai Sebutan

  90–100 Baik Sekali 80–89 Baik 70–79 Cukup 60–69 Kurang

  ≤59 Kurang Sekali

d. Nilai Akhir

  Nilai akhir (NA) peserta moda tatap mukadiperoleh dari tiga komponen yaitu penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penentuan nilai akhir peserta menggunakan formulasi sebagai berikut.

  1) Formulasi penentuan nilai akhir peserta moda tatap muka

  bagi guru kelas, guru mapel, dan guru BK ditetapkan sebagai berikut.

  NA =[{(NS x40%)+(NK x60%)}x40%]+[TAx 60%]

  NA =NilaiAkhir NS =Nilai Sikap (rerata dari nilai semua aspek sikap yang dinilai) NK= Nilai Keterampilan (rerata nilai keterampilan semua materi pokok) TA = Nilai Tes Akhir (Tes Pengetahuan)

  2) Formulasi penentuan nilai akhir peserta moda tatap muka

  bagi guru kejuruan

  NA =[{(NS x40%)+(NK x60%)}x60%]+[TAx 40%]