MAKALAH EKONOMI PEMBANGUNAN (1). docx

MAKALAH EKONOMI PEMBANGUNAN
SYARAT-SYARAT UMUM PEMBANGUNAN
EKONOMI DI NEGARA –NEGARA SEDANG
BERKEMBANG

Kelompok 4

Ro’yatul isnaeni (A1A015115)
Maini (A1A015073)
Heni pertiwi (A1A0150)
Lilik handayani (A1A015069)
 Linda Budianti (A1A015071)





EKONOMI PEMBANGUNAN 1
IESP-A

BAB I

PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG
Perkembangan ekonomi memang menjadi pokok pembicaraan yang menarik,

karena berbicara masalah ekonomi berarti membicarakan suatu Negara bahkan
kehidupan kita sehari-hari tidak bisa terlepas dari kegiatan ekonomi. Maka dari itu
Negara-negara di dunia berlomba-lomba untuk meningkatkan perekonomian di
negaranya, tidak terkecuali Negara kita Indonesia. Dalam peningkatan
perekonomian sudah pasti tidak akan terlepas dari suatu syarat-syarat umum yang
harus dipenuhi guna perekonomian dapat berkembang dengan baik. Dalam
mencapai syarat-syarat yang dibutuhkan guna menaikkan atau mengembangkan
suatu perekonomian itu tidaklah semudah membalik telapak tangan, karena syaratsyarat ini sangatlah kompleks dan berkaitan satu dengan yang lain. Maka dari itu
perlu adanya pemahaman tentang syarat-syarat perkembangan perekonomian agar
perekonomian di suatu Negara khususnya Negara kita Indonesia dapat berkembang
dengan baik, namun dalam kenyataannya masih banyak warga Negara kita bahkan
pelaku kegiatan ekonomi itu sendiri yanmg belum mengetahui tentang syarat-syarat
umum perkembangan perekonomian yang akhirnya mengakibatkan perekonomian
kita belum mengalami perkembangan yang berarti.

B.

TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan kami menulis makalah dan mengangkat Tema mengenai “SYARAT-

SYARAT UMUM PERKEMBANGAN EKONOMI” ini adalah guna memenuhi tugas
mata kuliah Ekonomi Pembangunan.
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk memperluas wawasan kami dan
pembaca tentang bagaimana pembahasan Syarat-syarat umum perkembangan
ekonomi.

C.

RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini antara lain:
1. Apa yang dimaksud Indegenousforces?
2. Apa saja faktor faktor pokok pembangunan ekonomi di Negara-negara
berkembang ?
3. Apa saja faktor-faktor umum pembangunan ekonomi di Negara-negara

berkembang ?

BAB II
PEMBAHASAN
SYARAT-SYARAT POKOK PEMBANGUNAN EKONOMI
A.

INDEGENOUSFORCES (KEKUATAN DARI DALAM)
Maksud kekuatan dari dalam adalah kekuatan yang ada dalam masyarakat

sendiri untuk berkembang. Kekuatan ini sangat penting untuk terjadinya
perkembangan. Selain kekuatan dari dalam ada juga kekuatan dari luar yang dapat
mendorong dan memberikan fasilitas-fasilitas untuk berkembang. Tetapi kekuatan
dari luar hanya merupakan pelengkap dan tidak dapat menggantikan kekuatankekuatan yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri. Lagipula bantuan luar
negeri yang berupa investasi asing akan cenderung memanfaatkan modalnya
kearah sumber-sumber alam untuk pasar dunia, dan belum tentu hal ini
menguntungkan rakyat setempat. Jadi bantuan luar negeri belum tentu dapat
menjamin terus berkembangnya perekonomian dan untuk menghindari hal-hal yang
merugikan, prakarsa dan pengaturan lembaga-lembaga masyarakat untuk
perkembangan harus tumbuh dari dalam masyarakat sendiri.

B.

MOBlLITAS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI

Ketidaksempuranaan pasar ( market imperfection ) membatasi mobilitas faktor-faktor
produksi dari penggunaan yang kurang produktif menuju penggunaan yang lebih
produktif. Untuk itu market imperfection harus ditiadakan, sehingga faktor produksi
dapat digunakan sepenuhnya. Caranya:
1. Mengganti bentuk – bentuk tekhnologi social dan ekonomi, memberikan
kesempatan untuk menaikkan produktifitas pada tingkat teknik yang sama.
2. Tingkat tekhnologi harus ditingkatkan serta kemungkinan-krmungkinan
penjualannya, keadaan monopoli harus dikurangi dan pasar capital diperluas.

3. Fasilitas-fasilitas kredit agar dapat dipermudah bagi petani-petani dan
pedagang-pedagang kecil.
4. Harus ada pengarahan dalam penggunaan sumber-sumber secara efisien.
Dengan dihilangkannya ketidaksempurnaan pasar maka perekonomian
menjadi luas dan efisien. Alokasi sumber-sumber ekonomi makin efisien, serta
mendorong ekspor impor makin cepat dan luas. Dengan demikian lingkaran
kemiskinan yang tidak berujung-pangkal dapat lebih mudah di tembus.


C.

AKUMULASI KAPITAL
Akumulasi kapital adalah salah satu faktor penting untuk pertumbuhan

ekonomi. akumulasi dapat berupa kenaikan volum tabungan yang diarahkan untuk
tujuan-tujuan produktif. Selain membentuk lembaga-lembaga keuangan dan
perluasan moneter dalam akumulasi capital juga dengan cara memperkirakan
struktur pasar yang kuat agar dapat mempengaruhi mobilitas, alokasi kapital dan
dapat menyalurkan tabungan ke investasi yang produktif.
Jadi dengan kata lain bahwa yang diperlukan untuk perkembangan ekonomi adalah
juga pembentukan capital riil ( tidak dalam bentuk uang ) yang berupa gedung,
pabrik, jalan, pelabuhan dan yang lainnya.
Untuk mengukur banyaknya capital yang dibutuhkan bagi perkembangan ekonomi
perlu memperhatikan hal sebagai berikut:
1. Perkiraan tambahan penduduk.
2. Target kenaikan pendapatan riil per kapital.
3. Angka rasio pertambahan antara investasi dan output ( ICOR ).
Intinya jika ingin menaikan pendapatan per kapita maka juga harus menaikan

akumulasi kapital. Maka dari itu investasi harus di tingkatkan.

Berikut ini merupakan cara-cara untuk menaikan tingkat investasi:
1. Tingkat tabungan ditingkatkan dengan membatasi konsumsi,
2. Pemerintah menjual obligasi negara,
3. Pembatasan impor barang-barang konsumsi,
4. Dengan inflasi,
5. Memindahkan pengangguran tersembunyi dari sektor pertanian ke sektor
industri dan jasa,
6. Dengan mengadakan pinjaman dari luar negeri untuk menambah kapital di
dalam negeri,
7. Memperluas sektor perdagangan ke luar negeri.

D.

KRITERIA DAN ARAH INVESTASI

Kriteria-kriteria yang harus diperhatikkan dalam mengalokasikkan kapital antara lain:
1. Investasi harus ditempatkan sedimikian rupa ,sehingga memaksimalkan
perbandingan antara output dengan capital ( COR Terendah ),

2. Proyek-proyek yang dipilih harus memberikan perbandingan yang maksimal
dari pada penggunaan tenaga kerja terhadap investasinya ( produktivitas
tenaga kerja yang tinggi ),
3. Investasi hendaknya mengurangi kesulitan-kesulitan dalam neraca
pembayaran sehingga akan memaksimalkan perbandingan antara ekspor dan
investasi.

Penggunaan syarat-syarat ini teryata tidak mudah. Oleh karena itu kriteria
“Produktivitas social marginal” ditafsirkan sesuai dengan perubahan-perubahan
faktor tersebut yang biasanya akan menimbulkan perbedaan pendapat.
Untuk itu,maka beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain:
1. Pendapatan perkapita
Tipe investasi produksi,misalnya terdapat proyek-proyek disektor pertanian
dimana dibutuhkan tenaga kerja yang banyak .Investasi ini akan menaikkan
pendapatan disektor tersebut ,tetapi jika kenaikkan jumlah penduduk dan
pendapatan sama tingginya maka pendapatan perkapita akan kembali ketingkat
semula.
2. Pendapatan nasional
Kenaikkan pendapatan nasional belum tentu menguntungkan masyarakat
seluruhnya, karena mungkin pendapatan tersebut hanya diterima atau hanya

dapat dinikmati oleh beberapa golongan saja .Untuk itu agar pendapatan
nasional dapat meningkat maka tidak hanya memperhatikan pendapatan
perkapita saja,tetapi juga harus memperhatikan distribusi pendapatanya .
3. Faktor waktu
Pertimbangan-pertimbangan mengenai waktu juga sangat menentukan
keberhasilan investasi .Karena mungkin untuk waktu 5 tahun kedepan investasi
yang paling menguntungkan adalah produksi tekstil namun mungkin 10 tahun
kedepan belum tentu investai industri tekstil ini menguntungkan .
4. Kepentingan masyarakat

Pertimbangan-pertimbangan mengenai kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang
paling mendesak itu menjadi salah satu factor penentu keberhailan dalam
investasi .
5. Unsur pasar
Investasi tidak hanya ditekankan pada produksi saja,teapi juga mengenai pasar
produksi tersebut .Meskipun investasi efisien,tetapi apabila pasar atau unsur,
pasar kurang diperhatikan maka investor akan mengalami kegagalan.
6. Titik pertumbuhan
Investasi sebaiknya pada diarahkan pada titik pertumbuh”growing point”. Biasanya
“growing point” banyak membutuhkan capital dan mempunyai pasar yang luas

karena ada keuntungan eksternal .
Awalnya titik pertumbuhan ini dikemukakan oleh W. W. Rostow dengan istilah
dengan sector pertumbuhan primer. W. W. Rostow menyarankan supaya sektor
yang sedang berkembang dibagi menjadi 3 golongan yaitu:
a. Sektor Primer Yang Menyebebkan Pertumbuhan.
b. Sektor pelengkap.
c. Sektor pertumbuhan sebagai akibat lanjutan yaitu perkembangan yang didorong
oleh pertambahan jumlah penduduk dan pendapatan.
7. Pertumbuhan seimbang
Menurut Baldwin dan Merier menyatakan bahwa investasi pada titik pertumbuhan
juga harus memperhatikan 2 pertimbangan yaitu :
a. Kriteria neraca pembayaran dan criteria produktivitas.

Hal ini disebabkan karena adanya anggapan bahwa negara berkembang sering
mengalami kesulitan dalan neraca pembayaran .Sehingga investasi itu seharusnya
mengarah pada perbaikkan neraca pembayaran dan peningkatan produktivitas.
b. Pertumbuhan seimbang.
Arah investasi seharunya kesemua sector karena sector-sektor tersebut saling
bergantung dan saling melengkapi.
8. Teknik produksi

Jika pasar telah cukup luas maka teknik produksi yang digunakan dapat bersifat
padat modal dan padat karya. Dari kedua kemungkinan tersebut dapat menimbulkan
beberapa pendapat. Namun, dari beberapa pendapat tersebut ada salah satu yang
berpendapat bahwa kedua kemungkinan tersebut dapat digunakan dan pokoknya
dapat menghasilkan suatu output tersebut dengan biaya serendah-rendahnya. Jadi
dimana tenaga kerja banyak tersedia dan lebih murah dari pada mnggunakkan alatalat capital maka sebaikknya menggunakan teknik produksi dengan padat modal
dan sebaliknya dapat menggunakan teknik produksi padat karya .
Apabila kedua investasi ( padat karya dan padat modal ) akan menaikkan produksi
nasional dalam jumlah yang sama maka :
a. Dari sudut distribusi pendapatan
Proyek yang memakai metode padat karya lebih baik karena dapat menaikkan
tingkat pendapatan sebagian besar orang yang berpenghasilan rendah.
b. Dari sudut pendapatan perkapita
Proyek padat modal disektor pertanian akan lebih baik karena dapat meningkatkan
pendapatan perkapita .

Jadi kriteria-kriteria ini sangat tergantung pada tujuan-tujuan sosial dan ekonomi
yang luas.
E.


PENYERAPAN KAPITAL DAN STABILITAS

Batas kemampuan penyerapan kapital (capital absorptial capacity). Kapasitas ini
ditentukan oleh dua hal yaitu satu pihak ditentukan oleh adanya atau tersedianya
faktor-faktor produksi komplementer yang bekerja sama dengan kapital,dan di lain
pihak oleh syarat-syarat yang diperlukan untuk menghindari inflasi dan untuk
mempertahankan keseimbangan Neraca Pembayaran Internasional.
Keterbatasan kapasitas untuk untuk menyerap kapital di negara sedang
berkembang disebabkan oleh:
1.

Kurangnya teknologi

2.

Kurangnya tenaga ahli

3.

Kurangnya mobilitas faktor produksi
Apabila akumulasi kapital bertambah dengan cepat, maka tindakan yang diperlukan
ialah mencoba menaikan tersedianya faktor-faktor produk lain yang berkerjasama
dengan kapital. Penyerapan kapital juga dipengaruhi oleh masa perkembangan
perekonomian. Variasinya sebagai berikut:
1. Kalau akumulasi kapital melebihi kemampuan penyerapan, seperti yang terjadi di
negara sedang berkembang, setiap tambahan investasi bahkan cenderung
menimbulkan inflasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa sangat berbahaya untuk
membiaya investasi dengan cara inflasi, karena:
a. Tabungan sukarela tak banyak tercipta,
b. Pinjaman jangka panjang kurang tersedia,

c. Menyebabkan investasi yang salah arah,
d. Efisiensi produksi berkurang,
e. Menyebabkan adanya alokasi yang salah terhadap factor-faktor produksi.
2. Kalau akumulasi kapital lebih kecil daripada kemampuan negara untuk menyerap
kapital, maka akan timbul kesulitan-kesuliatan terutama dibidang neraca
pembayaran karena Negara-negara tersebut sangat membutuhkan devisa untuk
impor barang-barang yang diperlukan.
F.

NILAI DAN LEMBAGA-LEMBAGA YANG ADA

Perkembangan ekonomi dapat melaju cepat bila diciptakan kebutuhan-kebutuhan
baru, motif-motif baru, cara/metode-metode produksi baru, demikian pula harus ada
perubahan lembaga-lembaga yang ada dalam masyarakat. Harus disadari bahwa
manusia dapat menguasai alam. Alam harus dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan manusia yang lebih baik dan tujuan ini haruslah merupakan bagian dari
kebudayaan manusia.
Dalam mengubah adat istiadat atau cara hidup lama haruslah berhati-hati sebab
setiap ada perubahan harus selekasnya dikompensasi dengan hasil yang lebih baik.
Mula-mula cara dan kebiasaan makanan yang harus diubah, kemudian bagaimana
cara mengubahnya, misalnya dengan pendidikan dan demonstrasi-demonstrasi
visual dan hal ini harus dilakukan dengan hati-hati, sebab kemakmuran ekonomi itu
hanyalah sebagian saja dari kemakmuran sosial.
Untuk menggunakan mesin-mesin yang kompleks, dibutuhkan orang yang kreatif,
dan berpengetahuan umum. Jadi cara hidup yang lama harus ditinggalkan dan
diganti dengan yang baru dan disesuaikan kebutuhan. Anak-anak pada usia muda
dididik hingga dapat membuka pikiran dan kemudian diharapkan dapat menemukan

hal-hal baru yang dapat menaikkan produktivitas, sehingga mereka menjadi inovator
dan wiraswasta.
Wiraswasta yang dibutuhkan untuk pertumbuhan ekonomi harus mempunyai sifstsifst berikut:
1.

Memiliki kemampuan untuk mengenal kesempatan-kesempatan dalam pasar

2.

Memiliki kemampuan mengambil tindakan-tindakan alternatif,misalnya apabila
cara yang sayu gagal, maka harus dapat cepat menggunakan cara yang lain.

3.

Memiliki kemampuan untuk mengkombinasikan elemen-elemen secara
rasional dalam keputusan-keputusannya.
Jadi, wiraswasta harus dapat berdiri sendiri atau percaya pada diri sendiri dalam
mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada dan bertanggung jawab terhadap tindakantindakannya. Di negara sedang berkembang perlu diciptakan dorongan-dorongan
untuk menggairahkan motif-motif wiraswasta ini. Persoalannya bukan sejauh mana
perubahan ekonomi itu dapat dilakukan, tetapi sejauh mana perubahan-perubahan
kebudayaan itu dapat diterima oleh penduduk dan berapa kecepatannya sehingga
perkembangan ekonomi dapat dilaksanakan.

PERSYARATAN UMUM PEMBANGUNAN EKONOMIN
Bagi Negara maupun untuk pembangunan ekonomi diperlukan persyaratan umum,
sebagai berikut :
a) Akumulasi modal, termasuk akumulasi baru dalam bentuk tanah, peralatan
fisik dan sumber daya manusia.
b) Perkembangan penduduk yang dibarengi dengan pertumbuhan tenagankerja
dan keahliannya.

c) Kemajuan teknologi (Todari 1981:140)
Akumulasi modal akan berhasil apabila beberapa bagian atau proporsi pendapatan
yang ada ditabung dan diinvestasikan untuk memeperbesar produk (output) dan
pendapatan dikemudian hari. Untuk membangun dan pertumbuhan seyogyanya
mengalihkan sumber-umber dari arus konsumsi dan kemudian mengalihkannya
untuk investasi dalam bentuk (Capital for mation) seperti pabrik-pabrik baru, mesinmesin/peralatan, dan barang-barang yang akan menambah modal fisik suatu
Negara yang memungkinkan untuk mencapai tingkat produksi yang lebih besar.
Investasi-investasi sector produktif ditambah investasi di bidang infastruktur, social
ekonomi seperti jalan-jalan, jembatan dan pelabuhan, air dan sanitasi, serta tenaga
listrik akan memudahkan mengintegrasikan semua kegiatan ekonomi. Investasi
dalam bentuk saluran irigasi akan bermamfaat dalam memperbaiki kualitas tanah
dan produktifitas tanah pertanian.

Investasi di bidang pengembangan sumber daya manusia, misalnya dalam bentuk
pengembangan pendidikan, sekolah kejuruan, latihan dan kursus keterampilan
akan membawa pertumbuhan dalam meningkatkan kemampuan sumber dya
manusia, sehingga menjadi tenaga ahli yang trampi yang dapat memperlancar
kegiatan produktif. Disamping itu program-program yang spesifik seperti
pengawasan terhadap penyakit, perbaikan kesehatan dan meningkatkan gizi harus
diutamakan agar karena dapat bekerja lebih produktif.

Perkembangan penduduk yang dilengkapi dengan pertambahan angkatan kerja
dan keahlianyya dianggap positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi.
Banyaknya angkatan kerja berarti besarnya jumlah penduduk produktif, sedangkan
jumlah penduduk secara potensial memperluas pasar di dalam negeri. Pada
prinsipnya, kemampuan Negara itu untuk bisa menyerap dan memperkerjakan

secara produktif pertambahan tenaga kerja yang tumbuh itu, kalautidak demikian,
maka justru akan menjadi beban karena adanya pertambahan besarnya jumlah
angkatan kerja yang menganggur.

Kemajuan tekhnologi oleh para ahli ekonomi dianggap sumber paling penting bagi
kemajuan ekonomi. Ada 3 pokok dalam kemajuan teknologi, yaitu bersifat netral,
capital saving(menghemat modal) dan labor saving (menghemat tenaga kerja).

Kemajuan teknologi netral terjadi apabila dapat dicapai tingkat produksi yang lebih
tinggi dengan kualitas serta kombinasi faktor-faktor produksi (input) yang sama.
Sebaliknya teknologi menghemat tenaga kerja atau teknologi menghemat modal
adalah bila meningkatkan produksi yang dicapai dengan masukan tenaga kerja
atau odal yang sama. Penggunaan computer, alat tenun, traktor dapat dikatakan
teknologi penghemat tenaga kerja. Teknologi penghemat modal di Indonesia berupa
proyek padat karya (public employment project atau public service employment
job ).

BAB III
PENUTUP
A.

KESIMPULAN

1. Kekuatan dari dalam adalah kekuatan yang ada dalam masyarakat sendiri untuk
berkembang.
2. Kriteria-kriteria yang harus diperhatikkan dalam mengalokasikkan capital antara
lain:
a. Investasi harus ditempatkan sedimikian rupa .
b. Investasi hendaknya mengurangi kesulitan-kesulitan dalam neraca
pembayaran
c. Proyek-proyek yang dipilih harus memberikan perbandingan yang maksimal
dari pada penggunaan tenaga kerja terhadap investasinya
3. Faktor-fakor yang harus diperhatikan dalam menentukan kriterian dalam
pengalokasian investasi antara lain:
1.

Pendapatan perkapita,

2.

Pendapatan nasional,

3.

Faktor waktu,

4.

Kepentingan masyarakat,

5.

Unsur pasar,

6.

Titik pertumbuhan,

7.

Pertumbuhan seimbang, dan

8.

Teknik produksi.

B.
1.

SARAN
Karena bantuan luar negeri belum tentu dapat menjamin terus

berkembangnya perekonomian, maka untuk menghindari hal-hal yang merugikan,
prakarsa dan pengaturan lembaga-lembaga masyarakat untuk perkembangan
harus tumbuh dari dalam masyarakat sendiri.
2.

Untuk menentukan kriteria dan arah investasi hendaknya disesuaikan dengan
kondisi pada saat itu,karena kriteria ini sangat tergantung pada tujuan-tujuan.

DAFTAR PUSTAKA
Irawan dan Suparmoko.2002.Ekonomika Pembangunan.Yogyakarta:BPTE
Yogyakarta
Martono, trisno.2008.Ekonomi Pembangunan.Surakarta:UNS Press
About these ads