PROSEDUR SERTIFIKASI HALAL BAGI PRODUK I
Oleh : Nina Maharani, S.E., M.Si
LPPM UNISBA
2017
KENAPA HARUS HALAL?
Jumlah penduduk dunia saat ini mencapai lebih dari 7 milliar jiwa dimana
populasi umat Islam menjadi yang terbesar dibanding populasi umat lain.
Populasi umat islam saat ini diperkirakan lebih dari 2,08 miliar jiwa.
Perkembangan populasi Islam yang terbanyak terjadi di Benua Asia, lalu
diikuti Benua Afrika, Eropa, dan Amerika. Diperkirakan pada tahun 2030
populasi umat Islam mencapai 2,2 miliar atau 27 persen dari total populasi
dunia.
Asia Tenggara dan Timur Tengah mewakili lebih dari 500 juta konsumen
muslim dan Indonesia dengan julah penduduk 235 juta atau sekitar 87%
(±200 juta) beragama Islam. Dengan demikian Indonesia sangat berpotensi
menjadi pasar terbesar produk halal dunia.
ATURAN LABELISASI HALAL
UU Pangan No.7/1996
Pasal 3 Poin e.
Label pangan minimal mencantumkan:
nama produk, daftar bahan baku, berat
bersih, alamat produsen, pernyataan
halal, tanggal kadaluarsa
Pasal 34
Setiap pengusaha yang mencantumkan
informasi dalam kemasan produknya
bertanggung jawab terhadap kebenaran
informasi tersebut
PP No.69/1999; Pasal 10
Setiap orang yang memproduksi atau
memasukkan pangan yang dikemas
dalam
wilayah
Indonesia
untuk
diperdagangkan dan menyatakan bahwa
pangan tersebut halal bagi umat Islam,
bertanggung jawab atas kebenaran
pernyataan
tersebut
dan
wajib
mencatumkan keterangan tulisan halal
pada label.
ATURAN LABELISASI HALAL
UU No.8/1999 tentang Perlindungan Konsumen
Pasal 8 (1)
Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan
barang dan/atau jasa yang : tidak mengikuti ketentuan berproduksi
secara halal, sebagaimana pernyataan halal yang dicantumkan
dalam label.
BANGKAI
BABI
Menyembelih hewan
tidak membaca
‘Bismillahi
Allahuakbar’
DARAH
KHAMR
SERTIFIKASI HALAL
1. Sertifikat halal adalah fatwa
3. Pemegang sertifikat halal MUI
tertulis MUI yang menyatakan
bertanggung jawab untuk
kehalalan suatu produk sesuai
memelihara kehalalan produk
dengan syari’at Islam.
yang diproduksinya, dan
Sertifikat halal merupakan
sertifikat ini tidak dapat
syarat untuk mencantumkan
dipindahtangankan.
label halal
4. Sertifikat yang sudah berakhir
2. Yang dimaksud dengan produk
masa berlakunya termasuk
halal adalah produk yang
fotocopynya tidak boleh
memenuhi syarat kehalalan
digunakan atau dipasang untuk
sesuai dengan syari’at Islam.
maksud-maksud tertentu
ALUR PROSES SERTIFIKASI HALAL
PENGAJUAN
SERTIFIKASI
KANTOR MUI
MENDAPATKAN
LABEL/ TIDAK
SIDANG KOMISI
FATWA
SURAT
TUGAS
TIM AUDITOR
RAPAT AUDITOR
TEMPAT
PRODUKSI
PENGKAJIAN OLEH
TIM AUDITOR
KRITERIA adalah Pernyataan yang menjadi syarat kunci
bahwa perusahaan memenuhi kehalalan produk
KRITERIA SISTEM
JAMINAN HALAL
MELIPUTI :
1. Kebijakan halal
2. Tim manajemen halal
3. Pelatihan dan edukasi
4. Bahan
5. Produk
6. Fasilitas produksi
7. Prosedur tertulis dan aktivitas kritis
8. Penanganan produk untuk yang tidak
memenuhi kriteria
9. Mampu telusur (traceability)
10. Internal audit
11. Kaji ulang manajemen (Management
review)
I. KEBIJAKAN HALAL
Pimpinan perusahaan harus membuat
kebijakan halal tertulis dan disosialisasikan
kepada semua pihak yang berkepentingan
II. TIM MANAJEMEN HALAL
Tim manajemen halal memiliki otoritas membangun,
mengatur, dan mengevaluasi sistem jaminan halal
untuk menjaga konsistensi kehalalan produk.
III. PELATIHAN & EDUKASI
Terdapat prosedur untuk melatih semua personil yang
terlibat dalam produksi halal secara terjadwal.
Pelaksanaan training menjamin kompetensi personil
termasuk karyawan baru
IV. BAHAN
Tidak mengandung bahan-bahan yang
diharamkan.
V. PRODUK
Merk/nama produk tidak berasosiasi
dengan produk haram atau peribadatan
agama/kepercayaan lain.
Khusus restoran: semua menu disertifikasi
dan pengunjung restoran tidak
mengkonsumsi makanan dari luar yang
tidak memiliki status halal yang jelas
VI. FASILITAS PRODUKSI
Semua nama dan alamat pabrik/fasilitas yang digunakan harus terdaftar, baik
dimiliki oleh perusahaan itu sendiri ataupun menyewa dari perusahaan lain
Lini dan peralatan produksi tidak boleh digunakan
bergantian untuk memproduksi produk halal dengan
produk yang mengandung bahan haram
Lini dan peralatan produksi yang pernah digunakan
untuk produksi produk yang mengandung bahan
haram, jika akan digunakan, harus dibersihkan dengan
dicuci sebanyak 7 kali yang salah satunya
menggunakan tanah
VII. PROSEDUR TERTULIS UNTUK AKTIVITAS
KRITIS
Aktivitas kritis, adalah :
Proses produksi yang terkait yang dapat
berpengaruh terhadap status kehalalan produk
Terdapat prosedur tertulis yang terkait dengan
penerapan aktivitas kritis
Prosedur dikomunikasikan kepada seluruh pihak
yang terlibat pada aktivitas kritis dan
dievaluasi sedikitnya sekali setahun
VIII. PENANGAN PRODUK YANG TIDAK
SESUAI DENGAN KRITERIA
1
Terdapat prosedur tertulis untuk
menangani produk yang telah
dibuat dari bahan dan fasilitas
yang tidak memenuhi kriteria
2Produk yang tidak memenuhi kriteria
tidak dijual kepada konsumen yang
membutuhkan produk halal
3
Produk yang telah dijual ditarik
kembali
Bukti penanganan produk untuk
produk yang tidak memenuhi
kriteria dipelihara
4
X. AUDIT INTERNAL
1. Terdapat prosedur audit internal
2. Dilaksanakan minimal 6 bulan sekali
3. Dilakukan koreksi apabila ada
ketidaksesuaian
4. Hasil audit internal dilaporkan ke
LPPOM MUI
XI. KAJI ULANG MANAJEMEN
1. Pimpinan perusahaan melakukan kaji ulang
terhadap efektivitas SJH sedikitnya setahun
sekali
2. Hasil evaluasi disampaikan pada semua pihak
yang bertanggung jawab untuk tindak lanjut
TATA CARA PEMERIKSAAN (AUDIT)
DI LOKASI PRODUSEN
1. Surat tugas resmi akan dikirim oleh
LPPOM MUI ke perusahaan yang akan
diperiksa, yang memuat jadwal audit
pemeriksaan dan persyaratan administrasi
lainnya.
2. LPPOM MUI menerbitkan surat perintah
pemeriksaan yang berisi :
a. Nama ketua tim dan anggota tim
b. Penetapan hari dan tanggal
pemeriksaan
TATA CARA PEMERIKSAAN (AUDIT)
DI LOKASI PRODUSEN
3.
Mengadakan pemeriksaan (auditing) ke perusahaan
yang mengajukan permohonan sertifikat halal sesuai
dengan waktu dan tim auditor yang telah ditentukan
sebelumnya
4.
Pemeriksaan (audit) produk halal mencakup:
a. Manajemen produsen dalam menjamin kehalalan
produk yang mencakup sistem manajemen secara
umum, sistem jaminan halal, sistem administrasi,
dokumen pendukung kehalalan (terkait
administrasi, produk, bahan)
b. Observasi lapangan
c. Pengambilan contoh yang dianggap perlu
DOKUMEN ADMINISTRASI
1.
2.
3.
4.
5.
Dokumen pembelian bahan : PO, DO
Daftar isi gudang
Kartu stok
Bon pengeluaran bahan dari gudang
(Material issue voucher)
DOKUMEN PENDUKUNG
KEHALALAN BAHAN BAKU
1. Spesifikasi
2. Sertifikat Halal
INFORMASI
TENTANG PRODUK
1. Jenis dan nama seluruh produk
yang diproduksi
2. Jenis dan nama produk yang
disertifikasi
3. Sistem pengkodean produk
4. Daftar bahan yang digunakan
dalam produksi halal
5. Sistem pengkodean barang
6. Formula untuk semua produk
yang disertifikasi
TATA CARA
PENGAJUAN SERTIFIKAT HALAL
Mengisi formulir yang telah disediakan dengan melampirkan :
1. Spesifikasi dan sertifikat halal bahan baku, bahan tambahan, dan bahan
penolong serta bagan alir proses
2. Sertifikat halal atau surat keterangan halal dari MUI
Daerah (produk lokal) atau srtifikasi halal dari
lembaga islam yang telah diakui MUI (produk impor)
untuk bahan yang berasal dari hewan dan
turunannya
3. Sistem jaminan halal yang diuraikan dalam panduan
halal beserta prosedur baku pelaksanaannya
PROSEDUR PERPANJANGAN
SERTIFIKAT HALAL
1. Produsen yang bermaksud mempepanjag sertifikat yang
dipegangnya harus mengisi formulir pendaftaran yang telah
tersedia
2. Pengisian formulir disesuaikan dengan perkembangan terakhir
produk
3. Perubahan bahan baku, bahan tambahan, dan penolong
serta jenis pengelompokkan produk harus diinformasikan
kepada LPPOM MUI
4. Produsen berkewajiban melengkapi dokumen terbaru tentang
spesifikasi, sertifikat halal, dan bahan alir proses
SISTEM PENGAWASAN
1. Perusahaan waib menandatangani perjanjian
untuk bersedia menerima tim sidak LPPOM MUI
2. Perusahaan wajib membuat Manual Sistem
Jaminan Halal guna menjamin kehalalan produk
yang dihasilkan
3. Perusahaan berkewajiban mengangkat seorang
auditor halal internal yang bertanggung jawab
dalam mengkoordinasikan pelaksanaan sistem
jaminan halal. Setiap 6 bulan dilakukan audit
internal untuk mengevaluasi pelaksanaan sistem
jaminan halal.
CONTOH SERTIFIKAT HALAL
DAN LOGO HALAL
(LLPOM MUI PUSAT)
TERIMA KASIH
LPPM UNISBA
2017
KENAPA HARUS HALAL?
Jumlah penduduk dunia saat ini mencapai lebih dari 7 milliar jiwa dimana
populasi umat Islam menjadi yang terbesar dibanding populasi umat lain.
Populasi umat islam saat ini diperkirakan lebih dari 2,08 miliar jiwa.
Perkembangan populasi Islam yang terbanyak terjadi di Benua Asia, lalu
diikuti Benua Afrika, Eropa, dan Amerika. Diperkirakan pada tahun 2030
populasi umat Islam mencapai 2,2 miliar atau 27 persen dari total populasi
dunia.
Asia Tenggara dan Timur Tengah mewakili lebih dari 500 juta konsumen
muslim dan Indonesia dengan julah penduduk 235 juta atau sekitar 87%
(±200 juta) beragama Islam. Dengan demikian Indonesia sangat berpotensi
menjadi pasar terbesar produk halal dunia.
ATURAN LABELISASI HALAL
UU Pangan No.7/1996
Pasal 3 Poin e.
Label pangan minimal mencantumkan:
nama produk, daftar bahan baku, berat
bersih, alamat produsen, pernyataan
halal, tanggal kadaluarsa
Pasal 34
Setiap pengusaha yang mencantumkan
informasi dalam kemasan produknya
bertanggung jawab terhadap kebenaran
informasi tersebut
PP No.69/1999; Pasal 10
Setiap orang yang memproduksi atau
memasukkan pangan yang dikemas
dalam
wilayah
Indonesia
untuk
diperdagangkan dan menyatakan bahwa
pangan tersebut halal bagi umat Islam,
bertanggung jawab atas kebenaran
pernyataan
tersebut
dan
wajib
mencatumkan keterangan tulisan halal
pada label.
ATURAN LABELISASI HALAL
UU No.8/1999 tentang Perlindungan Konsumen
Pasal 8 (1)
Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan
barang dan/atau jasa yang : tidak mengikuti ketentuan berproduksi
secara halal, sebagaimana pernyataan halal yang dicantumkan
dalam label.
BANGKAI
BABI
Menyembelih hewan
tidak membaca
‘Bismillahi
Allahuakbar’
DARAH
KHAMR
SERTIFIKASI HALAL
1. Sertifikat halal adalah fatwa
3. Pemegang sertifikat halal MUI
tertulis MUI yang menyatakan
bertanggung jawab untuk
kehalalan suatu produk sesuai
memelihara kehalalan produk
dengan syari’at Islam.
yang diproduksinya, dan
Sertifikat halal merupakan
sertifikat ini tidak dapat
syarat untuk mencantumkan
dipindahtangankan.
label halal
4. Sertifikat yang sudah berakhir
2. Yang dimaksud dengan produk
masa berlakunya termasuk
halal adalah produk yang
fotocopynya tidak boleh
memenuhi syarat kehalalan
digunakan atau dipasang untuk
sesuai dengan syari’at Islam.
maksud-maksud tertentu
ALUR PROSES SERTIFIKASI HALAL
PENGAJUAN
SERTIFIKASI
KANTOR MUI
MENDAPATKAN
LABEL/ TIDAK
SIDANG KOMISI
FATWA
SURAT
TUGAS
TIM AUDITOR
RAPAT AUDITOR
TEMPAT
PRODUKSI
PENGKAJIAN OLEH
TIM AUDITOR
KRITERIA adalah Pernyataan yang menjadi syarat kunci
bahwa perusahaan memenuhi kehalalan produk
KRITERIA SISTEM
JAMINAN HALAL
MELIPUTI :
1. Kebijakan halal
2. Tim manajemen halal
3. Pelatihan dan edukasi
4. Bahan
5. Produk
6. Fasilitas produksi
7. Prosedur tertulis dan aktivitas kritis
8. Penanganan produk untuk yang tidak
memenuhi kriteria
9. Mampu telusur (traceability)
10. Internal audit
11. Kaji ulang manajemen (Management
review)
I. KEBIJAKAN HALAL
Pimpinan perusahaan harus membuat
kebijakan halal tertulis dan disosialisasikan
kepada semua pihak yang berkepentingan
II. TIM MANAJEMEN HALAL
Tim manajemen halal memiliki otoritas membangun,
mengatur, dan mengevaluasi sistem jaminan halal
untuk menjaga konsistensi kehalalan produk.
III. PELATIHAN & EDUKASI
Terdapat prosedur untuk melatih semua personil yang
terlibat dalam produksi halal secara terjadwal.
Pelaksanaan training menjamin kompetensi personil
termasuk karyawan baru
IV. BAHAN
Tidak mengandung bahan-bahan yang
diharamkan.
V. PRODUK
Merk/nama produk tidak berasosiasi
dengan produk haram atau peribadatan
agama/kepercayaan lain.
Khusus restoran: semua menu disertifikasi
dan pengunjung restoran tidak
mengkonsumsi makanan dari luar yang
tidak memiliki status halal yang jelas
VI. FASILITAS PRODUKSI
Semua nama dan alamat pabrik/fasilitas yang digunakan harus terdaftar, baik
dimiliki oleh perusahaan itu sendiri ataupun menyewa dari perusahaan lain
Lini dan peralatan produksi tidak boleh digunakan
bergantian untuk memproduksi produk halal dengan
produk yang mengandung bahan haram
Lini dan peralatan produksi yang pernah digunakan
untuk produksi produk yang mengandung bahan
haram, jika akan digunakan, harus dibersihkan dengan
dicuci sebanyak 7 kali yang salah satunya
menggunakan tanah
VII. PROSEDUR TERTULIS UNTUK AKTIVITAS
KRITIS
Aktivitas kritis, adalah :
Proses produksi yang terkait yang dapat
berpengaruh terhadap status kehalalan produk
Terdapat prosedur tertulis yang terkait dengan
penerapan aktivitas kritis
Prosedur dikomunikasikan kepada seluruh pihak
yang terlibat pada aktivitas kritis dan
dievaluasi sedikitnya sekali setahun
VIII. PENANGAN PRODUK YANG TIDAK
SESUAI DENGAN KRITERIA
1
Terdapat prosedur tertulis untuk
menangani produk yang telah
dibuat dari bahan dan fasilitas
yang tidak memenuhi kriteria
2Produk yang tidak memenuhi kriteria
tidak dijual kepada konsumen yang
membutuhkan produk halal
3
Produk yang telah dijual ditarik
kembali
Bukti penanganan produk untuk
produk yang tidak memenuhi
kriteria dipelihara
4
X. AUDIT INTERNAL
1. Terdapat prosedur audit internal
2. Dilaksanakan minimal 6 bulan sekali
3. Dilakukan koreksi apabila ada
ketidaksesuaian
4. Hasil audit internal dilaporkan ke
LPPOM MUI
XI. KAJI ULANG MANAJEMEN
1. Pimpinan perusahaan melakukan kaji ulang
terhadap efektivitas SJH sedikitnya setahun
sekali
2. Hasil evaluasi disampaikan pada semua pihak
yang bertanggung jawab untuk tindak lanjut
TATA CARA PEMERIKSAAN (AUDIT)
DI LOKASI PRODUSEN
1. Surat tugas resmi akan dikirim oleh
LPPOM MUI ke perusahaan yang akan
diperiksa, yang memuat jadwal audit
pemeriksaan dan persyaratan administrasi
lainnya.
2. LPPOM MUI menerbitkan surat perintah
pemeriksaan yang berisi :
a. Nama ketua tim dan anggota tim
b. Penetapan hari dan tanggal
pemeriksaan
TATA CARA PEMERIKSAAN (AUDIT)
DI LOKASI PRODUSEN
3.
Mengadakan pemeriksaan (auditing) ke perusahaan
yang mengajukan permohonan sertifikat halal sesuai
dengan waktu dan tim auditor yang telah ditentukan
sebelumnya
4.
Pemeriksaan (audit) produk halal mencakup:
a. Manajemen produsen dalam menjamin kehalalan
produk yang mencakup sistem manajemen secara
umum, sistem jaminan halal, sistem administrasi,
dokumen pendukung kehalalan (terkait
administrasi, produk, bahan)
b. Observasi lapangan
c. Pengambilan contoh yang dianggap perlu
DOKUMEN ADMINISTRASI
1.
2.
3.
4.
5.
Dokumen pembelian bahan : PO, DO
Daftar isi gudang
Kartu stok
Bon pengeluaran bahan dari gudang
(Material issue voucher)
DOKUMEN PENDUKUNG
KEHALALAN BAHAN BAKU
1. Spesifikasi
2. Sertifikat Halal
INFORMASI
TENTANG PRODUK
1. Jenis dan nama seluruh produk
yang diproduksi
2. Jenis dan nama produk yang
disertifikasi
3. Sistem pengkodean produk
4. Daftar bahan yang digunakan
dalam produksi halal
5. Sistem pengkodean barang
6. Formula untuk semua produk
yang disertifikasi
TATA CARA
PENGAJUAN SERTIFIKAT HALAL
Mengisi formulir yang telah disediakan dengan melampirkan :
1. Spesifikasi dan sertifikat halal bahan baku, bahan tambahan, dan bahan
penolong serta bagan alir proses
2. Sertifikat halal atau surat keterangan halal dari MUI
Daerah (produk lokal) atau srtifikasi halal dari
lembaga islam yang telah diakui MUI (produk impor)
untuk bahan yang berasal dari hewan dan
turunannya
3. Sistem jaminan halal yang diuraikan dalam panduan
halal beserta prosedur baku pelaksanaannya
PROSEDUR PERPANJANGAN
SERTIFIKAT HALAL
1. Produsen yang bermaksud mempepanjag sertifikat yang
dipegangnya harus mengisi formulir pendaftaran yang telah
tersedia
2. Pengisian formulir disesuaikan dengan perkembangan terakhir
produk
3. Perubahan bahan baku, bahan tambahan, dan penolong
serta jenis pengelompokkan produk harus diinformasikan
kepada LPPOM MUI
4. Produsen berkewajiban melengkapi dokumen terbaru tentang
spesifikasi, sertifikat halal, dan bahan alir proses
SISTEM PENGAWASAN
1. Perusahaan waib menandatangani perjanjian
untuk bersedia menerima tim sidak LPPOM MUI
2. Perusahaan wajib membuat Manual Sistem
Jaminan Halal guna menjamin kehalalan produk
yang dihasilkan
3. Perusahaan berkewajiban mengangkat seorang
auditor halal internal yang bertanggung jawab
dalam mengkoordinasikan pelaksanaan sistem
jaminan halal. Setiap 6 bulan dilakukan audit
internal untuk mengevaluasi pelaksanaan sistem
jaminan halal.
CONTOH SERTIFIKAT HALAL
DAN LOGO HALAL
(LLPOM MUI PUSAT)
TERIMA KASIH