Pengertian Barang Publik dan Barang Priv

Pengertian Barang Publik dan Barang Privat
1. Barang Publik
Secara umum barang publik biasa dipahami sebagai sesuatu yang dapat
dinikmati atau dibutuhkan oleh semua orang. Suatu barang publik merupakan
barang-barang yang tidak dapat dibatasi siapa penggunanya dan sebisa mungkin
bahkan seseorang tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mendapatkannya. Contoh
barang publik ini diantaranya udara, cahaya matahari, papan marka jalan, lampu
lalu lintas, pertahanan nasional, pemerintahan dan sebagainya. Akan sulit untuk
menentukan siapa saja yang boleh menggunakan papan marka jalan misalnya,
karena keberadaannya memang untuk konsumsi semua orang.
Barang publik (public goods) adalah barang yang apabila dikonsumsi oleh
individu tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang
tersebut. Selanjutnya, barang publik sempurna (pure public goods) didefinisikan
sebagai barang yang harus disediakan dalam jumlah dan kualitas yang sama
terhadap seluruh anggota masyarakat. Satu terminologi lain yang agak mirip
adalah barang kolektif. Bedanya, barang publik adalah untuk masyarakat secara
umum (keseluruhan), sementara barang kolektif dimiliki oleh satu bagian dari
masyarakat (satu komunitas yang lebih kecil) dan hanya berhak digunakan secara
umum oleh komunitas tersebut.
2. Barang Privat
Barang privat mudahnya adalah barang-barang yang memiliki sifat

berkebalikan dengan barang publik. Barang privat secara tipikal adalah barang
yang diperoleh melalui mekanisme pasar, dimana titik temu antara produsen dan
konsumen adalah mekanisme harga. Oleh karena itu, kepemilikan barang privat
biasanya dapat teridentifikasi dengan baik.
Sebagian besar barang yang kita konsumsi adalah barang privat, yaitu
barang yang hanya dapat digunakan oleh satu konsumen pada satu waktu.
Misalnya, ketika seseorang sedang memakan kue miliknya, orang lain tidak dapat
melakukan hal serupa. Eksklusivitas kepemilikan menjadi faktor pembeda utama
barang privat dengan barang publik.

Sifat-sifat utama barang privat tentunya berkebalikan sama sekali dengan
barang publik. Sifat-sifat barang privat tersebut adalah :
1) Rivalrous consumption, dimana konsumsi oleh satu konsumen akan mengurangi
atau menghilangkan kesempatan pihak lain untuk melakukan hal serupa. Terjadi
rivalitas antar calon konsumen dalam mengkonsumsi barang ini.
2)

Excludable consumption, dimana konsumsi suatu barang dapat dibatasi hanya
pada mereka yang memenuhi persyaratan tertentu (biasanya harga), dan mereka
yang tidak membayar atau tidak memenuhi syarat dapat dikecualikan dari akses

untuk mendapatkan barang tersebut (excludable). Contohnya, pakaian di toko
hanya dapat dinikmati oleh mereka yang membeli atau membayar, sementara
mereka yang tidak membayar tidak dapat menikmati pakaian tersebut.

3)

Scarcity/depletability/finite, yaitu kelangkaan atau keterbatasan dalam jumlah.
Kelangkaan dan ketersediaan dalam jumlah yang diskrit atau terbatas inilah yang
menimbulkan kedua sifat sebelumnya.
Barang privat biasanya memang diadakan untuk mencari profit atau laba.
Karena sifat-sifatnya tadi, barang privat dapat menjaga efisiensi pasar dalam
pengadaannya. Efisiensi inilah yang menarik minat sektor swasta dan
menimbulkan pemahaman bahwa barang privat adalah barang yang diproduksi
oleh sektor swasta. Meskipun begitu, pemerintah pun sebenarnya dapat berlaku
sebagai sektor swasta dan menjadi bagian dari pasar dalam penyediaan barang
privat untuk tujuan-tujuan tertentu.

Macam Barang Publik
Barang publik memiliki dua sifat atau dua aspek yang terkait dengan
penggunaannya, yaitu :

1)

Non-rivalry. Non-rivalry dalam penggunaan barang publik berarti bahwa
penggunaan satu konsumen terhadap suatu barang tidak akan mengurangi
kesempatan konsumen lain untuk juga mengkonsumsi barang tersebut. Setiap
orang dapat mengambil manfaat dari barang tersebut tanpa mempengaruhi
menfaat yang diperoleh orang lain. Sebagai contoh, dalam kondisi normal, apabila
kita menikmati udara bersih dan sinar matahari, orang-orang di sekitar kita pun
tetap dapat mengambil manfaat yang sama, atau apabila kita sedang mendengar

adzan dari sebuah mesjid misalnya, tidak akan mengurangi kesempatan orang lain
untuk ikut mendengarnya.
2)

Non-excludable. Sifat non-excludable barang publik ini berarti bahwa apabila
suatu barang publik tersedia, tidak ada yang dapat menghalangi siapapun untuk
memperoleh manfaat dari barang tersebut atau dengan kata lain, setiap orang
memiliki akses ke barang tersebut. Dalam konteks pasar, maka baik mereka yang
membayar maupun tidak membayar dapat menikmati barang tersebut. Sebagai
contoh, masyarakat membayar pajak yang kemudian diantaranya digunakan untuk

membiayai penyelenggaraan jasa kepolisian misalnya, akan tetapi yang kemudian
dapat menggunakan jasa kepolisian tersebut tidak hanya terbatas pada yang
membayar pajak saja. Mereka yang tidak membayar pun dapat mengambil
menfaat atas jasa tersebut. Singkatnya, tidak ada yang dapat dikecualikan
(excludable) dalam mengambil manfaat atas barang publik.
Sebuah barang publik disebut sebagai pure public goods atau barang publik
sempurna/murni apabila memiliki dua sifat ini secara absolut.

B. Pengertian Free Riders dalam penyediaan barang publik
Free riders adalah permasalah yang muncul dalam penyediaan barang public
terkait dengan kedua sifatnya, yaitu Non-rivalry dan Non-excludable. Free riders
ini adalah mereka yang ikut menikmati barang publik tanpa mengeluarkan
kontribusi tertentu, sementara sebenarnya ada pihak lain yang berkontribusi untuk
mengadakan barang publik tersebut. Contohnya adalah mereka yang tidak
membayar pajak tadi, tapi ikut menikmati jasa-jasa atau barang-barang yang
diadakan atas biaya pajak. Contoh lain, sebuah jalan desa dibangun dengan kerja
bakti. Free rider adalah mereka yang tidak ikut kerja bakti, tetapi kemudian ikut
menggunakan jalan desa tersebut
C. Mengapa sektor Bisnis gagal dalam menyediakan barang publik
Dilihat dari sifatnya yang non-excludable, bahwa apabila suatu barang publik

tersedia, tidak ada yang dapat menghalangi siapapun untuk memperoleh manfaat
dari barang tersebut atau dengan kata lain, setiap orang memiliki akses ke barang
tersebut,sektor swasta tentu akan menyerahkan pada pihak lain untuk mengadakan
barang publik karena terlalu tidak efisien bagi mereka. Hal ini kemudian

menimbulkan penafsiran bahwa konteks publiks goods adalah barang yang harus
disediakan

oleh

pemerintah.

Hal

ini

tidak

selamanya


benar.

Karena

penggunaannya yang untuk publik, maka pada hakikatnya, publiklah yang juga
harus menyediakannya.
Sektor swasta biasanya kemudian mengembankan cara-caranya sendiri untuk
mengatasi efek eksternalitas dan free rider yang dapat menimbulkan inefisiensi
tersebut. Contohnya, siaran televisi sebenarnya dapat digolongkan sebagai public
goods bagi seluruh pemilik televisi. Akan tetapi, sektor swasta misalnya kemudian
mengembangkan sistem periklanan atau sistem TV-kabel yang mengacak
transmisi siaran sehingga hanya dapat ditangkap dengan dekoder tertentu agar
hanya mereka yang membeli dekoder itu yang dapat menikmati siarannya. Contoh
lain adalah sistem jalan toll, sehingga hanya mereka yang membayar yang dapat
menggunakan jalan tersebut.

PENGERTIAN/ DEFINISI PASAR
A. Pengertian secara sempit
Pasar adalah suatu tempat pertemuan penjual dan pembeli untuk melakukan
transasksi jual beli dan jasa.

B. Pengertian secara luas
Pasar adalah tempat bertemunya penjual yang mempunyai kemampuan untuk
menjual barang/jasa dan pembeli yang melakukan uang untuk membli barang
dengan harga tertentu.
Syarat-syarat terjadinya pasar adalah :
a. Ada tempat untuk berniaga
b. Ada barang dan jasa yang akan diperdagangkan.
c. Terdapat penjual barang tertentu
d. Adanya pembeli barang
e. Adanya hubungan dalam transaksi jual beli.
Pengertian pasar secara khusus
1. Sebagai sarana distribusi
Dengan adanya pasar, produsen dapat berhubungan baik secara langsung maupun
tidak langsung untuk menawarkan hasil produksinya pada konsumen.
2. Sebagai pembentuk harga
Di pasar terjadi tawar menawar antara penjual dan pembeli sehingga terbentuklah
harga.
3. Sebagai sarana promosi
Dengan berbagai macam cara para produsen memperkenalkan hasil produksi
kepada konsumen sehingga para konsumen berniat membeli barang tersebut.

Dasarnya adalah unsur-unsur yang terdapat pada suatu pasar. Jika dalam suatu
pasar jumlah perusahaan banyak, produk homogen keluar masuk sangat mudah
maka pasar tersebut adalah pasar persaingan sempurna. Jika salah satu ciri pasar
tidak terpenuhi maka pasar tersebut adalah persaingan tidak sempurna atau pasar
monopoli.
1. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA (Perfect Competition)
Pasar persaingan sempurna Merupakan struktur pasar atau industri, dimana
terdapat bentuk interaksi antara penjual (penawaran) dan pembeli (permintaan);
setiap penjual maupun pembeli tidak mempengaruhi dalam penentuan harga
barang yang diperjualbelikan di pasar. Harga pasar yang diperjualbelikan
ditentukan oleh mekanisme pasar ( kekuatan interaksi antara permintaan dengan
penawaran ). Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen
sangat banyak sekali dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan
jumlah konsumen yang banyak. Contoh produknya adalah seperti beras, gandum,
batubara, kentang, dan lain-lain.
Ciri-ciri dari pasar persaingan sempurna adalah:
•Jumlah perusahaan dalam pasar sangat banyak.
•Produk/barang yang diperdagangkan serba sama (homogen.

•Konsumen memahami sepenuhnya keadaan pasar.

•Tidak ada hambatan untuk keluar/masuk bagi setiap penjual.
•Pemerintah tidak campur tangan dalam proses pembentukan harga.
•Penjual atau produsen hanya berperan sebagai price taker (pengambil harga).
•Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata.
•Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and
supply.
•Sensitif terhadap perubahan harga.
2. Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Pasar persaingan tidak sempurna terdapat empat model umum yaitu pasar
monopoli, pasar persaingan oligopoli, monopolistik dan monopsoni. Disini saya
hanya membahas pada pasar persaingan tidak sempurna yaitu pasar monopoli,
pasar persaingan oligopoli dan monopolistik.
A.PASAR MONOPOLI
Pasar monopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran di
mana hanya ada satu penjual/produsen didalam pasar yang berhadapan dengan
banyak pembeli atau konsumen dan perusahaan ini menghasilkan barang yang
tidak mempunyai barang pengganti yang sangat dekat (close substitution) dan di
suatu perusahaan tersebut terdapat hambatan bagi perusahaan-perusahaan baru
untuk memasuki pasar. Beberapa hambatan masuk berupa waralaba pemerintah,
paten, skala ekonomi dan keunggulan biaya lain, kepemilikan atas faktor produksi

yang langka. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik negara
(pln), perusahaan kereta api (perumka), dan lain sebagainya.
Ciri-ciri dari pasar monopoli adalah:
• Pasar monopoli adalah industri satu perusahaan.
• Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip.
• Hambatan untuk masuk ke dalam industri yang sangat tangguh.
• Dapat mempengaruhi penentuan harga.
• Promosi iklan kurang diperlukan.
Ada beberapa penyebab terjadinya pasar monopoli, di antara penyebabnya adalah
sebagai berikut:
o Ditetapkannya Undang-undang (Monopoli Undang-undang). Atas pertimbangan
pemerintah, maka pemerintah dapat memberikan hak pada suatu perusahaan
seperti PT. Pos dan Giro, PT. PLN.
o Hasil pembinaan mutu dan spesifikasi yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain,
sehingga lama kelamaan timbul kepercayaan masyarakat untuk selalu
menggunakan produk tersebut.
o Hasil cipta atau karya seseorang yang diberikan kepada suatu perusahaan untuk
diproduksi, yang kita kenal dengan istilah hak paten atau hak cipta.

o Sumber daya alam. Perbedaan sumber daya alam menyebabkan suatu produk

hanya dikuasai oleh satu daerah tertentu seperti timah dari pulau Bangka.
o Modal yang besar, berarti mendukung suatu perusahaan untuk lebih
mengembangkan dan penguasaan terhadap suatu bidang usaha.
B.PASAR OLIGOPOLI
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh
beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri yang
termasuk oligopoli adalah industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika
Serikat, dan sebagainya. Contoh dari produk oligopoli: semen, air mineral.
Ciri-ciri dari pasar oligopoli adalah:
•Terdapat beberapa penjual/produsen yang menguasai pasar.
•Barang yang diperjual-belikan dapat homogen dan dapat pula berbeda corak
differentiated product), seperti air minuman aqua.
•Terdapat hambatan masuk yang cukup kuat bagi perusahaan di luar pasar untuk
masuk ke dalam pasar.
•Satu di antaranya para oligopolis merupakan price leader yaitu penjual yang
memiliki/pangsa pasar yang terbesar. Penjual ini memiliki kekuatan yang besar
untuk menetapkan harga dan para penjual lainnya harus mengikuti harga tersebut.
C.PASAR MONOPOLISTIK
Persaingan monopolistik merupakan industri yang memiliki banyak produsen di
mana perusahaan pesaing bebas memasuki industri dan perusahaan-perusahaan
mendiferensiasikan produk mereka. Diferensiasi produk dimaksudkan untuk
memenuhi keinginan konsumen, membangun reputasi atas produk yang
dihasilkan dan memberikan pelayanan yang baik. Selain kelebihan berupa adanya
keanekaragaman produk, efisiensi dan informasi tentang produk, diferensiasi
produk juga mempunyai kelemahan yaitu adanya pemborosan, harga produk yang
lebih mahal, kesalahan informasi dan kejenuhan masyarakat terhadap tayangan
iklan.
Contoh: produk sabun yang memiliki keunggulan misalnya untuk
kecantikan,kesehatan dan lain-lain.
Ciri-ciri dari pasar monopolistik adalah:
•Terdapat banyak penjual/produsen yang berkecimpung di pasar.
•Barang yang diperjual-belikan merupakan differentiated produk.
•Para penjual memiliki kekuatan monopoli atas barang produknya sendiri.
•Untuk memenangkan persaingan setiap penjual aktif melakukan promosi/iklan.
•Keluar masuk pasar barang/produk relatif lebih mudah.

BAB IV

STRUKTUR PASAR
1.1 Pengertian Pasar
Pasar adalah suatu tempat atau proses interaksi antara
permintaan (pembeli) dan penawaran (penjual) dari suatu barang/jasa tertentu,
sehingga akhirnya dapat menetapkan harga keseimbangan (harga pasar) dan
jumlah
yang diperdagangkan. Jadi setiap proses yang mempertemukan antara pembeli
dan
penjual, maka akan membentuk harga yang disepakati antara pembeli dan penjual.
Secara sederhana pasar dapat dikelompokkan
menjadi:
1. Menurut segi fisiknya, pasar dapat dibedakan menjadi beberapa macam, di
antaranya:
* pasar tradisional
* pasar raya
* pasar abstrak
* pasar konkrit
* toko swalayan
* toko serba ada, dll
2. Berdasarkan jenis barang yang dijual, pasar dibedakan menjadi beberapa
macam di antaranya:
* pasar ikan
* pasar sayuran
* pasar buah-buahan
* pasar barang elektronik
* pasar barang perhiasan
* pasar bahan bangunan
* bursa efek dan saham, dll
1.2 Pengertian struktur Pasar
Struktur pasar adalah karakteristik organisasi pasar yang mempengaruhi sifat
kompetisi dan harga di dalam pasar(BAIN,1952)
1.3 Unsur-Unsur Struktur Pasar,terdiri dari:
* konsentrasi
* differensiasi produk
* ukuran perusahaan
* hambatan masuk
* integrasi vertikal
* diversifikasi
1.4 Bentuk-bentuk Struktur PasarBentuk-Bentuk Struktur Pasar Konsumen –
Persaingan Sempurna, Monopolistik, Oligopoli dan Monopoli

1.4.1 Pasar Persaingan Sempurna
Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak
sekali dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah
konsumen yang banyak. Contoh produknya adalah seperti beras, gandum,
batubara, kentang, dan lain-lain.
Sifat-sifat pasar persaingan sempurna :
* Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain, sehingga para
pembeli tidak dapat membedakan produk yang dihasilkan antara produsen A dan
produsen B.
* Penjual bersifat pengambil harga (price taker),yaitu penjual tidak dapat
menentukan atau merubah harga dikarenakan harga pasar ditentukan oleh
interaksi antara produsen dengan pembeli.
* Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and
supply)
* Posisi tawar konsumen kuat
* Jumlah penjual dan pembeli banyak
* Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata
* Sensitif terhadap perubahan harga
* Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar,yaitu apabila seorang penjual
mengalami kerugian dapat langsung meninggalkan pasar dan begitu sebaliknya.
* Pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna tentang keadaan di pasar
Artinya bahwa pembeli mengetahui tingkat harga yang berlaku dan
perubahanperubahan
ke atas harga tersebut.
Pasar persaingan sempurna memiliki bebarapa kebaikan dibandingkan pasar-pasar
yang lainnya antara lain :
1. Persaingan sempurna memaksimumkan efisiensi
2. Kebebasan bertindak dan memilih
Beberapa kelemahan / keburukan persaingan sempurna yaitu :
* Persaingan sempurna tidak mendorong inovasi
* Persaingan sempurna adakalanya menimbulkan biaya sosial
* Membatasi pilihan konsumen
* Biaya produksi dalam persaingan sempurna mungkin lebih tinggi
* Distribusi pendapatan tidak selalu merata
1.4.2. Pasar Monopolistik
Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual
banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk
tersebut berbeda-beda antara produsen yang satu dengan yang lain. Contoh
produknya adalah seperti makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan
sebagainya.
Sifat-sifat pasar monopolistik :

* Adanya differensiasi produk(produk yang dijual mungkin sama namun memiliki
perbedaansatu sama lain)
* Mirip dengan pasar persaingan sempurna
* Brand yang menjadi ciri khas produk berbeda-beda
* Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga
* Relatif mudah keluar masuk pasar
* Promosi penjualan harus aktif. Pada pasar ini harga bukan merupakan
pendongkrak jumlah konsumen, melainkan kemampuan perusahaan menciptakan
citra baik dimata konsumen, sehingga dapat menimbulkan fanatisme terhadap
produk.
Pasar Monopolistik memiliki KEBAIKAN sebagai berikut :
1. Banyaknya produsen di pasar memberikan keuntungan bagi konsumen untuk
dapat memilih produk yang terbaik baginya.
2. Kebebasan keluar masuk bagi produsen, mendorong produsen untuk selalu
melakukan inovasi dalam menghasilkan produknya.
3. Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam menentukan
produk yang akan dibelinya, dan dapat membuat konsumen loyal terhadap produk
yang dipilihnya.
Pasar Monopolistik juga memiliki KELEMAHAN sebagai berikut :
1. Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik dari segi
harga, kualitas maupun pelayanan. Sehingga produsen yang tidak memiliki modal
dan pengalaman yang cukup akan cepat keluar dari pasar.
2. Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam pasar
monopolistik, karena pemain pasar di dalamnya memiliki skala ekonomis yang
cukup tinggi.
3. Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi, sehingga akan
meningkatkan biaya produksi yang akan berimbas pada harga produk yang harus
dibayar oleh konsumen
1.4.3. Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh
beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri yang
termasuk oligopoli adalah industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika
Serikat, dan sebagainya.
Sifat-sifat pasar oligopoli :
- Harga produk yang dijual relatif sama
- Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses
- Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar
- Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain
Macam-macam pasar oligopoli :
* Pasar oligopoli murni (pure oligopoly). Ini merupakan praktek oligopoli dimana

barang yang diperdagangkan merupakan barang yang bersifat identik.contohnya :
praktek pasar oligopoli dalam produk sabun mandi.
* Pasar oligopoli dengan pembedaan (differentiated oligopoly)
Pasar ini merupakan suatu bentuk praktek oligopoli dimana barang yang
diperdagangkan dapat dibedakan.contohnya : praktek pasar oligopoli dalam
produk mobil.
pasar oligopoli memiliki KELEBIHAN sebagai berikut :
1. Adanya efisiensi dalam menjalankan kegiatan produksi
2. Persaingan di antara perusahaan akan memberikan keuntungan bagi konsumen
dalam hal harga dan kualitas barang.
Pasar oligopoli juga memiliki KELEMAHAN, yaitu :
1. Dibutuhkan investasi dan modal yang besar untuk memasuki pasar, karena
adanya skala ekonomis yang telah diciptakan perusahaan sehingga sulit bagi
pesaing baru untuk masuk ke dalam pasar.
2. Apabila terdapat perusahaan yang memiliki hak paten atas sebuah produk, maka
tidak memungkinkan bagi perusahaan lain untuk memproduksi barang sejenis.
3. Perusahaan yang telah memiliki pelanggan setia akan menyulitkan perusahaan
lain untuk menyainginya
1.4.4. Pasar Monopoli
Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu
produsen atau penjual. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik
negara (pln), perusahaan kereta api (perumka), dan lain sebagainya.
Sifat-sifat pasar monopoli :
- Hanya terdapat satu penjual atau produsen
- Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh perusahaan
monopoli
- Umumnya monopoli dijalankan oleh pemerintah untuk kepentingan hajat hidup
orang banyak
- Sangat sulit untuk masuk ke pasar karena peraturan undang-undang maupun
butuh sumber daya yang sulit didapat
- Hanya ada satu jenis produk tanpa adanya alternatif pilihan
- Tidak butuh strategi dan promosi untuk sukses
Terjadinya Pasar Monopoli
* Modalnya besar
* Memiliki keahlian tertentu
* Adanya pasar yg terbatas
Kebaikannya:
1. Memiliki keuntungan lebih
2. Dpt menurunkan biaya produksi

3. Lebih efisien
4. Harganya lebih bersiang
Keburukannya:
1. Mencaiptakan ketidakadilan
2. Adanya unsur eksploitas faktor2 terhadap produksi
3. Boros dlm sumber daya ekonomi
Tambahan :
- Monopsoni adalah kebalikan dari monopoli, yaitu di mana hanya terdapat satu
pembeli saja yang membeli produk yang dihasilkan.
- Monopoli adalah sesuatu yang dilarang di Republik Indonesia yang diperkuat
dengan undang-undang anti monopoli.

Pengertian

Eksternalitas

Eksternalitas merupakan efek samping suatu tindakan pelaku
ekonomi

terhadap

pengaruh-pengaruh

pelaku

ekonomi

sampingan

lain

terjadi

yang

apabila

merupakan
perusahaan-

perusahaan atau orang-orang membebankan biaya atau manfaat
atas

orang

Eksternalitas

lain

diluar

muncul

tempat

ketika

berlangsungnya

seseorang

atau

pasar.

perusahaan

mengambil tindakan yang mempunyai efek bagi seseorang
ataupun perusahaan, efek tersebut tidak dibayar oleh individu
atau perusahaan yang bertindak. Disebut eksternal karena
mekanisme pasar tidak dapat memasukkan semua biaya, yaitu
biaya sosial, biaya sebenarnya dari barang tersebut dalam
penentuan harga barang (true cost). Eksternalitas dibagi menjadi
dua tipe yaitu eksternalitas positif dan eksternalitas negatif.
Eksternalitas positif terjadi apabila pengaruh sampingan sifatnya
membangun. Salah satu contohnya yaitu pembangunan jaringan
jalan raya. Sedangkan eksternalitas negatif akan terjadi apabila
pengaruh sampingannya bersifat menganggu dapat berupa
gangguan kecil hingga ancaman besar. Contohnya antara lain,
polusi udara dan air, kerusakan karena pertambangan terbuka,
limbah-limbah

berbahaya,

obat-obatan

dan

makanan

yang

membahayakan dan bahan-bahan radio aktif.
B.

Jenis-Jenis Eksternalitas
Jenis-jenis ekternalitas yang dapat terjadi dalam interaksi
ekonomi (Pearee dan Nash, 1991; Bohm, 1991):

1. Dampak Suatu Produsen Terhadap Produsen Lain
Suatu kegiatan produksi dikatakan mempunyai dampak
eksternal terhadap produsen lain jika kegiatannya itu
mengakibatkan terjadinya perubahan atau penggeseran
fungsi produksi dari produsen lain. Dampak atau efek yang
termasuk dalam kategori ini meliputi biaya pemurnian atau
pembersihan air yang dipakai (eater intake clen-up costs)
oleh produsen hilir (downstream producers) yang
menghadapi pencemaran air (water polution) yang
diakibatkan oleh produsen hulu (upstream producers). Hal
ini terjadi ketika produsen hilir membutuhkan air bersih
untuk proses produksinya. Dampak kategori ini bisa
dipahami lebih jauh dengan contoh lain berikut ini. Suatu
proses produksi (misalnya perusahaan pulp) menghasilkan
limbah-residu-produk sisa yang beracun dan masuk ke
aliran sungai, danau, atau semacamnya, sehingga produksi
ikan terganggu dan akhirnya merugikan produsen lain
yakni para penangkap ikan (nelayan). Dalam hal ini,
kegiatan produksi pulp tersebut mempunyai dampak
negatif terhadap produksi lain (ikan) atau nelayan, dan
inilah yang dimaksud dengan efek suatu kegiatan produksi
terhadap produksi komoditi lain.
2.

Dampak

Produsen

Terhadap

Konsumen

Suatu produsen dikatakan mempunyai ekternal efek
terhadap konsumen, jika aktivitasnya merubah atau
menggeser fungsi utilitas rumahtangga (konsumen).
Dampak atau efek samping yang sangat populer dari
kategori kedua yang populer adalah pencemaran atau
polusi. Kategori ini meliputi polusi suara (noise),
berkurangnya fasilitas daya tarik alam (amenity) karena
pertambangan, bahaya radiasi dari stasiun pembangkit
(polusi udara) serta polusi air, yang semuanya
mempengaruhi kenyamanan konsumen atau masyarakat
luas. Dalam hal ini, suatu agen ekonomi (perusahaanprodusen) yang menghasilkan limbah (wasteproducts) ke
udara atau ke aliran sungai mempengaruhi pihak dan agen
lain yang memanfaatkan sumber daya alam tersebut
dalam berbagai bentuk. Sebagai contoh, kepuasan
konsumen terhadap pemanfaatan daerah-daerah rekreasi
akan berkurang dengan adanya polusi udara.

3.

Dampak

Konsumen

Terhadap

Konsumen

Lain

Dampak konsumen terhadap konsumen yang lain terjadi
jika
aktivitas
seseorang
atau
kelompok
tertentu
mempengaruhi atau menggangu fungsi utilitas konsumen
yang lain. Konsumen seorang individu bisa dipengaruhi
tidak hanya oleh efek samping dari kegiatan produksi
tetapi juga oleh konsumsi oleh individu yang lain. Dampak
atau efek dari kegiatan suatu seorang konsumen yang lain
dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Misalnya, bisingnya
suara alat pemotong rumput tetangga, kebisingan bunyi
radio atau musik dari tetangga, asap rokok seseorang
terhadap orang sekitarnya dan sebagainya.
4. Dampak Konsumen Terhadap Produsen
Dampak konsumen terhadap produsen terjadi jika aktivitas
konsumen mengganggu fungsi produksi suatu produsen
atau

kelompok

produsen

tertentu.

Dampak

jenis

ini

misalnya terjadi ketika limbah rumahtangga terbuang ke
aliran sungai dan mencemarinya sehingga menganggu
perusahaan tertentu yang memanfaatkan air baik oleh ikan
(nelayan)

atau

perusahaan

yang

memanfaatkan

air

bersih.Lebih jauh Baumol dan Oates (1975).
C. Faktor-Faktor Penyebab Ekternalitas
1. Keberadaan
Barang
Publik
Karena sifat barang publik yang tidak ekslusif dan
merupakan konsumsi umum. Keadaan seperti akhirnya
cendrung mengakibatkan berkurangnya insentif atau
rangsangan untuk memberikan kontribusi terhadap
penyediaan dan pengelolaan barang publik. Kalaupun ada
kontribusi, maka sumbangan itu tidaklah cukup besar
untuk membiayai penyediaan barang publik yang efisien,
karena masyarakat cendrung memberikan nilai yang lebih
rendah dari yang seharusnya (undervalued).
2. Sumber
Daya
Bersama
Keberadaan sumber daya bersama (common resources)
atau akses terbuka terhadap sumber daya tertentu ini

tidak jauh berbeda dengan keberadaan barang publik di
atas.
Sumber-sumber daya milik bersama, sama halnya dengan
barang-barang publik, tidak ekskludabel. Sumber-sumber
daya
ini
terbuka
bagi
siapa
saja
yang
ingin
memanfaatkannya, dan cuma-cuma. Namun tidak seperti
barang publik, sumber daya milik bersama memiliki sifat
bersaingan.
Pemanfaatannya oleh
seseorang, akan
mengurangi peluang bagi orang lain untuk melakukan hal
yang sama. Jadi, keberadaan sumber daya milik bersama
ini, pemerintah juga perlu mempertimbangkan seberapa
banyak pemanfaatannya yang efisien. Contoh klasik
tentang bagaimana eksternalitas terjadi pada kasus
sumberdaya
bersama
ini
adalah
seperti
yang
diperkenalkan oleh Hardin (1968) yang terkenal dengan
istilah tragedi barang umum (the tragedy of the commons).
3. Ketidaksempurnaan
Pasar
Masalah lingkungan bisa juga terjadi ketika salah satu
partisipan didalam suatu tukar manukar hak-hak
kepemilikan (property rights) mampu mempengaruhi hasil
yang terjadi (outcome). Hal ini bisa terjadi pada pasar
yang tidak sempurna (imperfect market) seperti pada
kasus monopoli (penjual tunggal).
4. Kegagalan
Pemerintah
Sumber ketidakefisienan dan atau eksternalitas tidak saja
diakibatkan oleh kegagalan pasar tetapi juga karena
kegagalan pemerintah (government failure). Kegagalan
pemerintah banyak diakibatkan tarikan kepentingan
pemerintah sendiri atau kelompok tertentu (interest
groups) yang tidak mendorong efisiensi.
Kelompok
tertentu ini memanfaatkan pemerintah untuk mencari
keuntungan (rent seeking) melalui proses politik, melalui
kebijaksanaan dan sebagainya.

D.

Eksternalitas

Negatif

Dan

Positif

Maupun Konsumsi
1.

Eksternalitas Negatif Dari Produksi

Dalam

Produksi

Pengertian eksternalitas negatif lebih kurang adalah efek
samping yang negatif dari suatu tindakan dari pelaku
ekonomi (katakanlah suatu perusahaan) yang di derita oleh
pihak yang tidak terlibat dalam tindakan ekonomi tersebut
(bystander). Misalnya pada umumnya pabrik akan
mengeluarkan asap. Yang secara umum dapat dikatakan
bahwa setiap tindakan ekonomi berpotensi membawa efek
samping, yang permasalahannya hanya pada tingkat
gangguannya saja. Dengan demikian, pelarangan secara
total akan menghentikan kegiatan ekonomi pada sektor
usaha ini. dengan adanya efek negatif ini.
2. Eksternalitas
Positif
dari
Produksi
Yang dimaksud dengan eksternalitas positif adalah dampak
yang menguntungkan dari suatu tindakan yang dilakukan
oleh suatu pihak terhadap orang lain tanpa adanya
kompensasi dari pihak yang diuntungkan. meskipun
banyak pasar dimana biaya social melebihi biaya pribadi,
ada pula pasar-pasar yang justru sebaliknya, yakni biaya
pribadi para produsen lebih besar dari biaya sosialnya.di
pasar inilah, eksternalitasnya bersifat positif, dalam arti
menguntungan pihak lain (selain produsen dan konsumen).
Contoh yang dapat di kemukakan disini adalah pasar robot
industry (robot yang khusus di rancang untuk melakukan
kegiatan atau fungsi tertentu di pabrik-pabrik).Robot
adalah ujung tombak dari kemajuan tekhnologi yang
mutakhir. Sebuah perusahaan yang mampu membuat
robot, akan berkesempatan besar menemukan rancanganrancangan rekayasa baru yang serba lebih baik.
Rancangan ini tidak hanya akan menguntungkan
perusahaan yang bersangkutan, namun juga masyarakat
secara keseluruhan karena pada akhrnya rancangan itu
akan menjadi pengetahuan umum yang bermanfaat.
3. Eksternalitas
Dalam
Konsumsi
Sejauh ini, eksternalitas yang telah kita bahas hanya
eksternalitas yang berkaitan dengan kegiatan produksi.
Selain itu masih ada eksternalitas yang terkandung dalam
kegiatan konsumsi. Konsumsi minuman beralkohol,
misalnya, mengandung eksternalitas negatif jika si
peminum lantas mengemudikan mobil dalam keadaan
mabuk atau setengah mabuk, sehingga membahayakan
pemakai jalan lainnya. Eksternalitas dalam konsumsi ini
juga ada yang bersifat positif. Contohnya adalah konsumsi
pendidikan. Semakin banyak orang yang terdidik,

masyarakat atau pemerintahnya akan diuntungkan.
Pemerintah akan lebih mudah merekrut tenaga-tenaga
cakap, sehingga pemerintah lebih mampu menjalankan
fungsinya dalam melayani masyarakat.

E.

Solusi Swasta Terhadap Eksternalitas
Kita telah menyimak bahwa keberadaan eksternalitas itu
dapat mengakibatkan alokasi sumber daya yang dilakukan oleh
pasar menjadi tidak efisien. Namun sejauh ini kita baru mengulas
secara

sekilas

tentang

cara-cara

mengatasi

eksternalitas

tersebut. Dalam prakteknya, bukan hanya pemerintah saja yang
perlu dan dapat mengatasi eksternalitas itu, melainkan juga
pihak-pihak nonpemerintah, baik itu pribadi/kelompok maupun
perusahaan/ organisasi kemasyarakatan. Untuk mudahnya, kita
sebut saja pihak-pihak nonpemerintah tersebut sebagai pihak
“pribadi” atau “swasta”. Pada dasarnya, tujuan yang hendak
dicapai oleh pemerintah maupun pihak swasta (perorangan dan
kelompok), berkenaan dengan penanggulangan eksternalitas itu
sama saja, yakni untuk mendorong alokasi sumber daya agar
mendekati kondisi yang optimum secara sosial. Pada bagian
pembahasan berikut kita akan menelaah solusi-solusi atau
upaya-upaya yang dilakukan oleh pribadi atau swasta (private
solutions) dalam mengatasi persoalan eksternalitas.
1.

Jenis-jenis Solusi Swasta
Inefisiensi pasar akibat eksternalitas tidak perlu selalu harus
atau bisa diatasi dengan penegakan atau peningkatan standar
moral,

atau

ancaman

penerapan

sanksi

sosial.

Misalnya,

mengapa orang-orang secara sadar tidak mau membuang
sampah sembarangan? Peraturan resmi yang mengatur tentang
sampah memang ada, namun di banyak tempat, peraturan

semacam itu tidak dijalankan secara sungguh-sungguh. Kita
tidak mau membuang sampah disembarang tempat juga bukan
karena takut dengan peraturan-peraturan semacam itu, namun
karena kita mengetahui atau menyadari bahwa tidaklah baik dan
tidak patut sejak kita masih kanak-kanak, bahwa kita boleh
melakukan sesuatu moral inilah yang kemudian membatasi
perilaku

dan

tindakan

kita,

agar

sedapat

mungkin

tidak

merugikan orang lain. Dalam bahasa ekonomi, ajaran agama itu
meminta kita untuk melakukan internalisasi eksternalitas.
Contoh lain solusi swasta, adalah derma atau amal yang
seringkali

sengaja

diorganisasikan

untuk

mengatasi

suatu

eksternalitas. Contohnya adalah Sierra Club, sebuah organisasi
sosial swasta yang sengaja dibentuk untuk turut melestarikan
lingkungan hidup. Organisasi ini mengandalkan pemasukannya
dari donasi pihak-pihak yang bersimpati atau iuran anggota. Hal
ini sebagai contoh untuk eksternalitas negatif. Sedangkan untuk
eksternalitas positif, kita mengetahui banyak perguruan tinggi
yang membentuk yayasan yang menghimpun sumbangan dari
para alumni, perusahaan, atau pihak-pihak lain, untuk kemudian
disalurkan sebagai beasiswa.
Pasar swasta terkadang juga mampu mengatasi masalah
eksternalitas,

dengan

berkepentingan

untuk

membiarkan
mengatasinya.

pihak-pihak
Motif

utama

yang
mereka

memang untuk memenuhi kepentingannya sendiri, namun dalam
melakukan suatu tindakan , mereka juga sekaligus mengatasi
eksternalitas. Sebagai contoh, kita lihat saja apa yang akan
dilakukan oleh seorang petani apel dan seorang peternak lebah
yang hidup berdekatan. Pada saat lebah-lebah itu mencari madu
dari satu bunga apel ke bunga lainnya, mereka membantu
penyerbukan dan mempercepat pohon-pohon apel itu berbuah.

Ini menguntungkan si petani apel. Sedangkan si peternak juga
untung karena ia tidak perlu memberi makan lebah-lebahnya.
Namun jika kerja sama terselubung yang saling menguntungakan
itu tidak dipehitungkan, maka kedua belah pihak bisa merugi.
Jika pohon apel yang ditanam si petani terlalu sedikit, maka
lebah-lebah itu akan kekurangan makanan. Sebaliknya, jika lebah
yang

dipelihara

penyerbukan

si

peternak

tidak

terlalul

lancar.

sedikit,

Eksternalitas

maka

proses

ini

dapat

diinternalisasikan dengan cara penggabungan kedua usaha. Si
petani membeli seluruh atau sebagian usaha peternakan lebah,
atau sebaliknya si peternak membeli seluruh atau sebagian
pohon apel. Jika kedua usaha itu disatukan, maka pengelolanya
akan lebih mudah menentukan berapa banyak pohon apel yang
harus ditanam, dan berapa ekor lebah yang harus dipelihara,
demi membuahkan hasil yang maksimal. Dalam kenyataannya,
niat untuk mengupayakan internalisasi eksternalisasi seperti
itulah, yang merupakan penyebab mengapa banyak perusahaan
yang menekuni lebih dari satu bidang/ jenis usaha sekaligus.
Cara lain di pasar swasta dalam mengatasi eksternalitas adalah,
penyusunan kontrak atau perjanjian di antara pihak-pihak yang
menaruh kepentingan.
2.

Teorema Coase
Ada sebuah pemikiran yang disebut teorema Coase (Coase
therem) mengambil nama perumusnya, yakni ekonom Ronald
Coase-yang menyatakan bahwa solusi swasta bisa sangat efektif
seandainya memenuhi satu syarat. Syarat itu adalah pihak-pihak
yang

berkepentingan

merundingkan

dapat

langkah-langkah

melakukan

negosiasi

penanggulangan

atau

masalah

eksternalitas yang ada diantara mereka, tanpa menimbulkan

biaya khusus yang memberatkan alokasi sumber daya yang
sudah ada. Menurut teorema Coase, hanya jika syarat itu
terpenuhi, maka pihak swasta itu akan mampu mengatasi
masalah eksternalitas dan meningkatkan efisiensi alokasi sumber
daya.
3.

Penyebab Gagalnya Solusi Swasta
Logika teorema Coase memang meyakinkan, namun tidak
selamanya

sesuai

prakteknya,

kita

dengan
tahu

kenyataan
bahwa

yang

ada.

pelaku-pelaku

Dalam
ekonomi

swasta/pribadi seringkali gagal memperoleh pemecahan yang
efisien, atas suatu masalah yang bersumber dari eksternalitas.
Teorema Coase ternyata hanya berlaku, jika pihak-pihak yang
berkepentingan tidak dihadapkan pada kendala untuk mencapai
dan

melaksanakan

kesepakatan.

Itu

berarti,

peluang

kesepakatan memang selalu terbuka, namun hal itu tidak selalu
bisa diwujudkan.
F.
1.

Kebijakan Publik Untuk Mengatasi Eksternalitas
Regulasi
Mengatasi

suatu

eksternalitas

dengan

melarang

atau

mewajibkan perilaku tertentu dari pihak-pihak tertentu yang
disebut regulasi atau pendekatan komando dan kontrol untuk
melenyapkan eksternalitas. Seperti pemerintah dapat menindak
pihak-pihak tertentu yang mencemari lingkungan dengan limbah
produksinya.
2.

Pajak Pigovian Dan Subsidi
Pajak Pigovian adalah pajak yang khusus diterapkan untuk
mengoreksi dampak dari suatu eksternalitas negatif. Disebut

pajak pigou karena ditemukan oleh ekonom yang bernama Arthur
Pigou (1877-1959). Bentuk dari pajak tersebut adalah ketika ada
dua pabrik yaitu pabrik baja dan pabrik kertas yang masingmasing membuang limbah 500 ton per tahun, maka hanya dua
pilihan yang mereka lakukan. Pertama, Badan Perlindungan
Lingkungan Hidup (EPA, Environmental Protection Agency) akan
mewajibkan semau pabrik untuk mengurangi limbahnya hingga
300 ton per tahun atau yang kedua, mereka akan dikenai pajak
sebesar $50,000 untuk setiap ton limbah yang dibuang oleh
setiap pabrik.
Memberi

subsidi

untuk

memunculkan eksternalitas positif.

kegiatan-kegiatan

yang